Anda di halaman 1dari 3

TUGAS WACANA

Nama : Burhanuddin Maulana Azis


NIM : 40040620650027
Dosen Pengampu : Drs. Ary Setyadi, M.S.
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK LISTRIK INDUSTRI


DEPARTEMEN TEKNLOGI INDUSTRI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
Media sosial sebagai “Alat Pengeras Suara” saat ini.

Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi baik di universitas,


institute, atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi
dapat disebut sebagai mahasiswa. Tetapi pada dasarnya makna mahasiswa tidak
sesempit itu. Terdaftar sebagai mahasiswa di perguruan tinggi hanyalah syarat
administratif menjadi mahasiswa, tetapi menjadi mahasiswa mengandung
pengertian yang lebih luas dari sekedar masalah administratif itu sendiri.
Kemahasiswaan, berasal dari sub kata mahasiswa. Sedangkan mahasiswa terbagi
lagi menjadi dua suku kata yaitu maha dan siswa.

Maha artinya “ter” dan siswa artinya “pelajar”. Jadi secara pengertian,
mahasiswa artinya terpelajar. Maksudnya bahwa seorang mahasiswa tidak hanya
mempelajari bidang yang ia pelajari tapi juga dapat mengaplikasikan ilmunya
dengan baik dan inovatif.

Beban moral yang dipikul pun begitu besar. Tuntutan sebagai Agent of Change
untuk membuat bangsa, negara, dan dunia ini menjadi lebih baik diemban oleh para
mahasiswa. Memiliki pemikiran kritis dan terbuka haruslah dimiliki setiap
mahasiswa di seluruh penjuru dunia ini.Hal-hal tersebut juga perlu didukung
dengan baiknya moralitas dan tingkat intelektual yang mumpuni.

Namun, ketika pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia apa kabar gerakan


mahasiswa? Apakah hanya sibuk dengan tugas? Atau menonton film atau drama
berepisode-episode setiap malamnya? Atau hanya bersenang-senang dengan hewan
peliharaan? Atau bahkan ada niatan untuk menikah muda?

Tidak ada persiapan dalam menghadapi situasi seperti ini, kerena boleh dikata
hal seperti ini “dadakan” dan di luar dari dugaan. Maka berpindah haluanlah
kegiatan mahasiswa, dari yang masuk mata kuliah pagi dibarengi dengan telat,
namun sekarang hanya menggunakan aplikasi berbasis online sambil rebahan. Dari
yang kajian di waktu senja sekarang hanya link-link group kajian online yang
bertebaran. Dari rapat-rapat yang tiada hentinya sekarang menjadi para penjual
handal dengan segala caption tawarannya.
Menindak lanjuti apa yang telah terjadi sampai saat ini,kembali muncul pertanyaan
“Apa sebenarnya peran mahasiswa dimasa pandemi seperti ini?”. Melalui judul
wacana ini penulis mencoba untuk memberikan contoh dan mengutarakan apa saja
yang sebenarnya bisa mahasiswa lakukan untuk tetap ambil peran dimasa pandemi
seperti ini.

Mahasiswa dapat memanfaatkan media sosial untuk membuat gerakan bersama


mahasiswa satu Universitas atau seluruh Indonesia. Mengacu pada Undang-
Undang (UU) Pers Nomor 49 Tahun 1999, Kode Etik Jurnalistik, Kode Perilaku,
dan UU Nomor 14 tahun 2009 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Berita yang
disampaikan harus memiliki isi yang sebenar-benarnya dan dengan porsi yang
tepat. Berkaitan dengan pandemi ini,peran media sangat besar. Kita selaku
Mahasiswa harus bisa memanfaatkan hal tersebut,terutama mengedukasi
masyarakat dalam rangka memberikan pemahaman terkait virus Severe Acute
Respiratory Syndrome Corona Virus 2 (SARS COV-2). Mahasiswa dapat mengajak
masyarakat melalui media online untuk mematuhi protokol kesehatan seperti
memakai masker sesuai standar kesehatan.Ganti masker setiap 4 jam/sebelum 4 jam
tetapi sudah lembab atau basah dan menjaga jarak fisik minimal satu meter serta
dapat menggalang donasi yang ditujukan kepada yang membutuhka n ditengah
pandemi.

Keadaan pandemi seperti saat ini memang bukan keinginan k ita dan bahkan
tidak ada yang bisa memperkirakan secara pasti kapan masa pandemi ini akan
berakhir. Hal yang dapat kita pelajari dari kejadian ini adalah pentingnya menjaga
kesehatan dan menjaga kebersihan diri dimana pun kita berada. Mahasiswa
memiliki peran penting pada saat pandemi seperti ini,tinggal bagaimana cara
menjalankan peran tersebut.

Anda mungkin juga menyukai