Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Geografi Pariwisata

ANALISIS PERBEDAAN OBYEK WISATA PANTAI TIRTAMAYA


DENGAN PULAU BIAWAK KABUPATEN INDRAMAYU
MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT

Sofia Muawalina Nurfaeda1*


1
Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial , Universitas Negeri Malang

E-mail : sofia.muawalina.207216@students.um.ac.id

Abstract
The district has several tourist attractions, be it food, culture, language. and others. The
tourism in Indramayu, namely nature tourism, we need to develop again with the
development of tourism, we can prosper the people of Indramayu. In addition, in the
development of nature tourism in Indramayu, we can see the difference in developing the
tourism potential which is located on Tirtamaya Beach and Biawak Island. While the purpose
of this paper is to find out the differences between Tirtamaya Beach and 'Biawak Island
tourism objects, especially in terms of weaknesses, strengths, opportunities, and threats that
exist in the region. The method used in this paper is to use descriptive qualitative, and SWOT
analysis methods. The results of the analysis that come from these two attractions are that
these two attractions have their uniqueness and their tourist attraction so that they are
lacking. threats are handled differently.
Keywords: Biawak Island, Tirtamaya Beach, SWOT, Tourist Attractions.

Abstrak
Kabupaten memiliki beberapa daya tarik wisata, baik itu berupa makanan, budaya, bahasa,
dan lainnya. Wisata yang ada di Indramayu ini yaitu wisata alam ini perlu kita kembangkan
lagi dengan adanya pengembangan wisata kita dapat mensejahterakan masyarakat Indramayu.
Selain itu, dalam perkembangan wisata alam di Indramayu kita dapat melihat perbedaan
dalam mengembangkan potensi wisata tersebut yang terletak di Pantai Tirtamaya dan Pulau
Biawak. Sedangkan tujuan dari penulisan ini yaitu untuk mengetahui perbedaan obyek wisata
Pantai tirtamaya dan Pulau Biawak trutama dalam kelemahan, kelebihan, peluang, serta
ancaman yang ada pada wilayah tersebut. Metode yang digunakan dalam penulisan ini yaitu
dengan menggunakan deskriptif kualitatif, serta metode analisis SWOT. Hasil dari analisis
yang berasal dari dua objek wisata ini yaitu kedua objek wisata ini memiliki keunikan
masing-masing dan daya tarik wisata sendiri sehingga kekurangan, ancamannya pun
ditangani dengan berbeda.
Kata Kunci : Pulau Biawak, Pantai Tirtamaya, SWOT, Obyek Wisata.
Jurnal Geografi Pariwisata

1. PENDAHULUAN
Kabupaten Indramayu memiliki sumber daya yang melimpah terutama padi dan
tambak garam yang merupakan sektor terbesar se-Jawa Barat. Tetapi tidak hanya itu,
Indramayu juga memiliki minyak bumi yang besar maka tidak heran apabila daerah di
Indramayu dikenal dengan PT Pertamaninanya, karena PT tersebut merupakan PT terbesar
se-Asia Tenggara. Selain itu, sektor pariwisata yang terdapat di Indramayu tidak kalah
dengan hal-hal yang disebutkan tadi, sektor pariwisata yang ada di Indramayu banyak sekali
yang sedang dikembagkan, salah satu sector pariwisata yang terdapat di Kabupaten
Indramayu yang perlu dikembangkan yaitu Pantai Tirtamaya, disamping itu dalam
perkembangan obyek wisata pantai tirtamaya akan kita lihat perbandingannya dengan
perkembangan objek wisata Pulau Biawak, dalam analisis perbedaan obyek wisata
digunakannya metode analisis SWOT.

Kemudian istilah pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta, yang terdiri dari “Pari”
yang memiliki arti berulang-ulang dan “Wisata” artinya perjalanan atau bepergian, dapat
disebut juga sebagai perjalanan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan mengunjungi
satu tempat ke tempat lain. Sedangkan pariwisata menurut Undang-undang No.9 tahun 1990
mengenai kepariwisataan ini bahwa objek dan daya tarik wisata yaitu suatu sasaran wisata
yang terdiri dari beberapa objek seperti objek wisata ciptaan Tuhan, hasil karya manusia,
sementara menurut Direktoral Pemerintah dibagi menjadi tiga macam, diantaranya obyek
wisata alam, sosial budaya, dan minat khusus objek wisata.

Kabupaten Indramayu berada di Provinsi Jawa Barat dengan batas wilayah sebagai
berikut :

 Sebelah Utara : Berbatasan dengan Laut Jawa.


 Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Majalengka, Sumedang, Cirebon.
 Sebelah Timur : Berbatasan dengan Laut Jawa, Cirebon.
 Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kabupaten Subang

Kabupaten Indramayu secara geografis yaitu terletak antara 2070 52'-1080 36' Bujur
Timur dan 60 15' dan 60 40' Lintang Selatan, topografi yang ada di daerah Indramayu
sebagian besar dataran atau daerah landai, rata-rata kemiringan tanahnya 0-2%. Luas daerah
Indramayu adalah 204.011 Ha, dan terdapat 31 wilayah kecamatan yang terdiri dari 315 desa,
dan 8 kelurahan.
Jurnal Geografi Pariwisata

A. Pantai Tirtamaya

Pantai Tirtamaya terletak di Desa Juntinyuat, Kecamatan Juntinyuat,


Kabupaten Indramayu,Provinsi Jawa Barat, Pantai ini kira-kira jaraknya kurang
lebih 20 km dari Kabupaten Jawa Barat, Indramayu. Luan pantai Tirtamaya ini
sekitar 50 meter, dan para wisatawan dapat berjalan di pinggiran pantai tersebut
sambil menikmati deburan ombak, selian berjalan kita juga dapat bersepeda santai di
tepian pantai tersebut. Rute jalan yang mudah dilalui menurut Aditya Chandra yaitu,
dimulai dari bundaran mangga lalu ke Jl.Soekarno Hatta, berikutnya ke arah timur
menuju Jl.Raya Mulya Asri, selanjutnya menuju Jl. Raya Cirebon-Indramayu. Lalu
belok ke Jl. Raya Juntinyuat dan nanti di tempat tersebut akan menemukan petunjuk
bahwa lokasi yang anda akan tuju sudah dekan sampai tujuan. Selain itu, Pantai
Tirtamaya ini dikenal dengan banyak orang, karena tempat swafoto, fasilitas yang
disediakan juga lengkap, dan lainnya. Sayangnya, di Pantai ini kebersihannya kurang
dan perlu ditingkatkan.

B. Pulau Biawak

Pulau Biawak berada di sebelah utara Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa


Barat, di dalam pulau ini terdapat pulau lainnya, yaitu Pulau Gosong dan Pulau
Candikian, Pulau Biawak Secara Geografis terletak antara 6°56’022 LS dan
108°22’015’’BT. Untuk sampai ke pulau ini memerlukan waktu 4 jam sampai 6 jam
jarak tempuhnya sekitar 26 mil atau kurang lebih 50 km dari daratan Indramayu,
ditempuhnya perjalanan ini menggunakan transportasi kapal nelayan atau dua kapal
penyeberangan yang merupakan transportasi bantuan dari pemerintah Provinsi Jawa
Jurnal Geografi Pariwisata

Barat. Gelombang laut yang ada Pulau Biawak ini dipengaruhi oleh gelombang
musiman, yaitu musim barat dan timur, serta musim peralihan dengan ketinggian
mencapai 0,5 sampai 0,8 meter, hal ini dikarenakan Iklim Kabupaten Indramayu
termasuk kedalam iklim tipe D (iklim sedang) dengan curah hujan rata-rata tahunan
1.28 mm.tahun. Di Pulau Biawak ini banyak sekali ekosistem lautnya dan juga
panorama pulau yang memukau mata sering kali menarik wisatawan untuk datang ke
Pulau Biawak. Namun, untuk datang ke Pulau Biawak memerlukan biaya yang
sangat besar.

2. METODE
Analisis SWOT menurut Stephen (1999) dalam Murdhani (2014), yaitu suatu
identifikasi dari berbagai faktor secara sistematis yang bertujuan untuk merumuskan
strategi yang akan diharapkan, selain itu dengan hal ini kita diharapkan dapat
memecahkan suatu masalah analisis yang didasarkan pada logika, yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strength), dan peluang (opportunities), namun secara bersama
dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats).

SWOT merupakan metode untuk mengembangkan kondisi dan mengevaluasi suatu


masalah,, proyek, atau konsep bisnis. SWOT terbagi dua faktor, internal dan eksternal, dalam
faktor eksternal ini diantaranya yaitu; strengths, weaakness, opportunities, dan threats. Empat
faktor ini akan dijelaskan sebagai berikut

a. Strength (Kekuatan)

Merupakan kondisi kekuatan yang di dalamnya terdapat organisasi, proyek


atau konsep bisnis yang ada, kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat
dalam tubuh organisasi, proyek konsep bisnis itu sendiri, yaitu kekuatan apa saja yang
dimiliki pariwisata, dengan mengetahui kekuatan, pariwisata dapat di kembangkan
menjadi lebih tangguh sehingga mampu bertahan dalam pasar dan mampu bersaing
untuk perkembangan selanjutnya yang menyangkut pariwisata.

b. Weakness (Kelemahan)

Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat di dalam organisasi, proyek atau


konsep bisnis yang ada, kelemahan yang dianalisis, merupakan faktor yang terdapat
dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri, yaitu segala faktor yang
tidak menguntungkan atau merugikan bagi pengembangan objek wisata.

c. Opportunities ( Peluang)

Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi, kondisi yang
terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis, itu sendiri
misalnya kompetitor, kebijakan yang akan diambil nantinya dan memberikan dampak
positif pada suatu intuisi, individu, masyarakat, atau perusahaan yang bersangkutan.

d. Threat ( Ancaman)

Ancaman yang didapatkan biasanya dari luar, dan dapat menimpa suatu instuisi
individu, masyarakat atau sebuah perusahaan yang akan terkena ancamannya, dapat
melemahkan, menurunkan, dan memberikan dampak negatif yang merugikan.
Jurnal Geografi Pariwisata

Selain itu, pendekatan analisis SWOT ini dapat kita lihat melalui kotak yang
dikembangkan oleh Kerns dan di dalamnya terdapat delapan kotak. Dua kotak paling atas
yaitu faktor eksternal (peluang dan ancaman), dan dua kotak sebelah kiri adalah faktor
internal (kekuatan dan tantangan). Lalu empat kotak lainnya merupakan kota pembahasan
strategi yang muncul sebagai hasil titik pertemuan antara factor-faktor internal dan eksternal.
Berikut merupakan gambaran dari pendekatan analisis SWOT.

Matriks ini kemungkinan menghasilkan empat strategi alternative yang dapat


digunakan. Dalam pemilihan strategi ini sebelumnya dipertimbangkan dahulu efektifitas dan
efisiensi kegiatannya, agar tujuan dalam pengembangan wilayah tersebut ditetapkan.
Sementara itu kemungkinan alternative strateginya, yaitu :

 Strategi SO, dibuatnya strategi ini berdasarkan jalan pikiran perusahaan, salah
satunya yaitu menggunakan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
 Strategi ST, Adanya strategi ini yaitu untuk menghindari ancaman maka hal
ini digunakannya kekuatan yang dimiliki perusahaan.
 Strategi WO, pada strategi ini diterapkannya manfaat peluang yang ada,
dengan cara mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan.
 Strategi WT, sedangkan pada strategi ini percampuran dari dua tujuan
WO,dan ST yang dimana meminimalkan kelemahan serta menghindari
ancaman.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 PERBEDAAN SWOT PANTAI TIRTAMAYA DENGAN PULAU BIAWAK

1.1.1 SWOT Pantai Tirtamaya

 Strength (Kekuatan)

Kekuatan yang dimiliki oleh Pantai Tirtamaya yaitu masih terdapatnya


berbagai kerang di pesisir pantai yang dapat kita temukan dan kita ambil, selain itu
Jurnal Geografi Pariwisata

adanya ikan-ikan yang masih hidup di pantai. Harga tiket masuk Pantai Tirtamaya ini
juga sangat terjangkau dan destinasi ini cocok untuk liburan keluarga.

 Weakness (Kelemahan)

Kebersihan Pantai Tirtamaya ini kurang terjaga, warna laut juga kurang enak
dipandang dikarenakan warnanya terlihat coklat hal ini diakibatkan adanya kiriman
sampah dari berbagai daerah, fasilitas yang ada di Pantai Tirtamaya juga beberapa
ada yang rusak salah satunya yaitu spot foto.

 Opportunities (Peluang)

Apabila kita lihat dari kekuatan Pantai Tirtamaya kita bisa mengembangkan
Pantai tirtamaya lebih ramai, seperti ususlannya Bupati Nina yang bermimpi
dirubahnya Pantai Tirtamaya seperti Ancol. Selain itu, dibuatnya lapangan
pekerjaan, karena di pinggiran pantai ini banyak sekali orang yang berdagang maka
dengan hal ini dapat dibuatnya peluang usaha secara tidak langsung bagi masyarakat
sekitar pantai.

 Threat (Ancaman)

Ancaman yang ada di Pantai Tirtamaya ini kurang terjaganya kondisi alam,
hal ini menunjukkan bahwa keamanan yang ada di Pantai tirtamaya ini lemah dan
kurangnya pengolahan sekitar pantai yang perlu dikembangkan. Pengunjung yang
datang ke Pantai Tirtamaya ini hanya masyarakat lokal, maka dengan hal tersebut,
promosi Pantai Tirtamaya ini harus ditingkatkan.

1.1.2 SWOT Pulau Biawak

 Strength (Kekuatan)

Kekuatan dari pulau biawak ini yaitu terdapatnya hewan endemik “biawak”
yang dapat hidup di perairan, selain itu ekosistem laut yang ada di Pulau Biawak ini
masih terjaga, kita juga dapat melihat terumbu karang yang indah, hutan bakau asri,
dan adanya mercusuar peninggalan belanda, katanya apabila kita sudah diatas
mercusuar itu keindahan pulau biawak ini terlihat semua diatas sana, hal ini membuat
para wisatawan tertarik untuk mengunjungi pulau biawak.

 Weakness (Kelemahan)

Pulau Biawak ini sulit diangkau, transportasi yang ada juga belum memadai,
masih minimnya fasilitas yang ada di Pulau Biawak, sarana prasarana masih
berantakan, kurangnya kesadaran kebersihan lingkungan dari para pengunjung dan
kurangngnya pengelolaan kawasan Pulau Biawak.

 Opportunities (Peluang)

Peluang untuk mengembangkan pariwisata Pulau Biawak ini diadakannya


edukasi mengenai hewan endemik atau hutan bakau. Selain itu, ditambahkannya
sarana transportasi untuk ke pulau ini. Lalu dibuatnya home industry.
Jurnal Geografi Pariwisata

 Threat (Ancaman)

Produk pariwisata yang ada di Pulau Biawak ini hampir semuanya merupakan
potensi alam, dan diharapkan dikelola dengan baik, karena rusaknya tumbuhan ini
dapat kita lihat dari terumbu karang dan ekosistem laut dalam yang dicuri oleh orang-
orang yang tidak bertanggung jawab. Selain itu, pemerintah ini belum mampu
mendatangkan investor untuk mengembangkan pulau biawak.

Dilihat dari kedua perbedaan tersebut, salah satu masalah yang sama yang dihadapi
yaitu kurangnya kebersihan tempat pariwisata, yang dimana kurang adanya kesadaran untuk
membuang sampah pada tempatnya dan merawat tempat pariwisata.

1.2 Kondisi Ekonomi Pada Objek Wisata Pantai Tirtamaya dan Pulau Biawak

Masyarakat pantai Tirtamaya atau biasa disebut dengan masyarakat pesisir


yang rata-rata pekerjaannya yaitu nelayan. Adapun masyarakat pesisir ini selain
bekerja sebagai nelayan mereka biasanya memanfaatkan sumber daya yang terdapat
di wilayah tersebut, antara lain :

a.) Tambak

Tambak biasanya berada di daerah pasang-surut dan bentuknya seperti


kolam, biasanya tambak ini digunakan sebagai tempat pembudidayaan hewan
air yang biasanya hidup di air payau misalnya ikan, dan udang (Mujiman,
1989:15). Saat terjadinya pasang air laut, air tersebut masuk ke dalam tambak,
dengan adanya hal tersebut maka dilakukannyalah pengelolaan air yang ada di
dalam tambak dengan memanfaatkan pasang surut air tersebut. Air ini
dimasukkan ke dalam tambak saat terjadinya air pasang, selain itu adanya
pembuangan yang dilakukan pada saat air surut. Apabila kalian berwisata ke
daerah Indramayu terutama ke daerah pesisir, kalian nantinya akan bertemu
dengan lahan yang pinggirannya dibuat menjadi pantai konversi yaitu lahan
tambak, maka masyarakat pesisir ini biasanya mempunyai pekerjaan sebagai
petani tambak. Data tambak yang dapat kita lihat yang bersumber dari Dinas
Perikanan dan kelautan Indramayu tahun 2010 Kabupaten Indramayu ini
mengatakan bahwa luas tambak yang ada di Indramayu yaitu seluas 22.625
ha, hasil produksi ikan dari tambak mencapai 82.149,79ton
(Rp.1.539.713.259) yang dimana berasal dari 18.343 orang pembudidaya
tambak.

b.) Memanfaatkan potensi ikan

Potensi ikan yang ada di daerah Kabupaten Indramayu ini dapat kita
lihat dari hasil produksinya yang dari tahun ke tahun terus mengalami
peningkatan, hal ini juga membuat potensi perikanan yang ada di Kabupaten
termasuk ke dalam potensi perikanan terbesar di Jawa Barat, dapat kita lihat
melalui data pada tahun 2007 produksi sektor perikanan yang menghasilkan
perikanan 125.702,65 ton, meningkat menjadi 147.436,64 ton, lalu pada tahun
2008 produksi naik menjadi 17,29 persen. Hasil ini pastinya tidak hanya
berasal dari laut saja, tetapi dari tambak, kolam, perairan umum dan budidaya
laut . Jenis ikan yang biasanya didapatkan oleh masyarakat pesisir di
Jurnal Geografi Pariwisata

Kabupaten Indramayu yaitu Bandeng, Lele, Krapu, Mujair, Layang, dan


tongkol. Selain itu, ikan-ikan ini biasanya perjual belikan di tempat-tempat
TPI ( Tempat Pelelangan Ikan), tempat ini tersebar di beberapa kecamatan,
didirikannya tempat ini agar masyarakat Kabupaten Indramayu mudah untuk
bertransaksi ikan dan udang. Masyarakat pesisir Indramayu mencari ikan
biasanya menggunakan alat berupa ; Gill Net, Rawai, Payang, pancing,
Rampus. Hasil perikanan ini juga di distribusikan ke Kota Bandung Bandung,
Bogor, Jakarta, dan kota-kota lainya.

c.) Pertanian Garam

Dikarenakan Indramayu memiliki iklim yang panas maka masyarakat


daerah pesisir Kabupaten Indramayu memanfaatkan air pasang dari laut untuk
membuat garam, usaha ini biasanya dilakukan musiman, yaitu dilakukan pada
musim kemarau, lalu ada musim penghujan petani garam ini beralih profesi
sebagai petani tambak atau pedagang.
Sementara itu, masyarakat yang berada di Pulau Biawak ini lebih
mengembangkan kepada pengembangan ekowisatanya, terutama terumbu
karang yang terdapat di Pulau Biawak, Selain itu potensi terumbu karang yang
ada di Indramayu pada tahun 2012 dengan luas ±1.225 ha 45,4% berada dalam
kondisi baik sedangkan sisanya 27,3% berada dalam kondisi cukup baik dan
27,4% dan berada pada tingkat risiko tinggi, dengan indeks risiko sebesar 2,96
hingga 3,84(Taofiqurohman,2013), dimana daerah yang paling berisiko
terhadap habitat terumbu karang di pulau Biawak adalah bagian selatan. Maka
dengan hal tersebut dibuatlah pembentukan KKLD yang merupakan salah satu
alternatif kebijakan untuk menanggulangi hal tersebut Di Dalam prinsip
pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir disebutkan secara eksplisit, bahwa
konservasi untuk pemanfaatan yang berkelanjutan adalah tujuan utama dari
pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir.
Dapat dikatakan masyarakat pantai Tirtamaya dan Pulau Biawak ini
perekonomiannya bukan berasal dari wisata saja, melainkan dari banyak hal
seperti hal yang telah disebutkan diatas.

1.3 Kondisi Sosial Obyek wisata pantai tirtamaya dan Pulau Biawak Indramayu

Berdasarkan sensus penduduk tahun 2014 Desa Juntikedokan ini jumlahnya


sebesar 9.450 jiwa yang terbagi menjadi 2.362KK. Sedangkan, jumlah penduduk
laki-laki dengan perempuan hampir berimbang dengan jumlah berturut-turut 4.790
jiwa dan 4.660 jiwa. Di desa Juntikedokan terdapat sarana prasarana pendidikan
diantaranya yaitu terdapat empat sekolah dasar negeri, satu madrasah ibtidaiyah, satu
madrasah tsanawiyah, dan empat madrasah diniyah takmiliyah awaliyah. Sementara
itu, tenaga kerja wanita yang ada di wilayah ini lebih memprihatinkan, dikarenakan
dari tahun ke tahun menunjukkan adanya peningkatan secara kuantitas yang pergi ke
luar negeri. Selain itu, apabila kalian berwisata di daerah Indramayu maka kalian
akan melihat dimana orang tersebut berbicara dengan sangat lantang, Bahasa yang
digunakan di daerah ini yaitu jawa dan sunda. Selain itu, pertanian tambak yang ada
di daerah pesisir ini belum terlihat adanya perubahan, sementara itu masalah lain
dalam hal pembagian keuntungan ini yang mendapatkannya yaitu pihak kelompok
sedangkan petani garam yang aling bekerja keras ini belum mendapatkan
kesempatan dalam mengambl keuntungan, hal tersebut dikatakan dalam jurnal yang
Jurnal Geografi Pariwisata

berjudul “KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT INDRAMAYU


(TINJAUAN HISTORIS TAHUN 1970-2007)”. Maka ketidakberdaayn petani ini
perlu dibantu oleh pemerintah di daerah tersebut.

1.3 Pengembangan Objek Wisata Pulau Biawak dan Pantai Tirtamaya

Pengembangan objek wisata ini lebih menekankan pada strategi pengelolaan


kawasan pengembangan di Pulau Biawak dan lebih menitikberatkan pada
pemanfaatan dan pengelolaan terumbu karang sebagai kawasan wisata bahari dan hal
tersebut di dalamnya merupakan kategori kawasan selam (Darmansyah, 2010),
diadakannya upaya pengelolaan tersebut yaitu diperuntukkan sebagai pencegahan
dari kerusakan ekosistem terumbu karang, dalam pengelolaan Pulau Biawak ini
sistem informasinya ditingkatkan teruntuk sarana prasarana hal ini diperuntukkan
sebagai terwujudnya pengelolaan terumbu karang yang berkelanjutan. Sedangkan,
pengelolaan berkelanjutan selain terumbu karang ini terdapat aspek yang harus
dipenuhi antara lain, aspek ekologi, ekonomi, dan sosial dan aspek tersebut harus
berjalan dengan seimbang. Peran yang sangat dibutuhkan dalam pengelolaan
pengembangan objek wisata yaitu dari para stakeholder, masyarakat, sedangkan
pelaku utama dari sektor perikanan yaitu nelayan, LSM pecinta lingkungan,
POKMASWAS, pelaku wisata, pengunjung dan instansi. Selain diadakannya
pengelolaan, pengembangan objek wisata ini dapat dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi terkait pengelolaan terhadap suatu kawasan konservasi laut hal
itu diperuntukkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan strategi pengelolaan yang
diterapkan dan sudah sampai sejauh mana perubahan yang terjadi di dalam objek
wisata tersebut. Evaluasi ini hasilnya dapat dilihat melalui keefektifan pengelolaan
terumbu karang dan dapat digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan strategi
kebijakan pengelolaan terumbu karang yang berkelanjutan. Dalam pengembangan
objek wisata yang dilakukannya pengelolaan kawasan ini pastinya terdapat kawasan
lindung yang berada pada pasal 13 peraturan daerah Kabupaten Indramayu
“TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH
DAN PENATAAN FUNGSI PULAU BIAWAK, GOSONG DAN PULAU
CANDIKIAN” yang didalamnya meliputi zona inti, dan yang telah disebutkan
dalam pasal 12 yang dimana mencakupi zona-zona sebagai berikut :

a. Zona suaka margasatwa dan cagar budaya diantaranya yaitu ; daratan Pulau
Biawak, Pulau Gosong, Pulau Candikian dan flora fauna yang berada di
dalamnya.
b. Pada zona lindung terumbu karang ini meliputi perairan Pulau Biawak, Pulau
Gosong, Pulau Candikian sampai pada radius ± 2 mil dari garis pantai.
c. Zona lindung di kawasan hutan mangrove meliputi sebelah utara sampai
sebelah Tenggara dan sebelah Barat daya Pulau Biawak yang terdapat
disepanjang pantai Pulau Biawak selebar 500 meter ke arah darat.
d. Zona lindung pada perairan pantai pantai dapat ditetapkan sampai sejauh ± 2
mil dari garis pantai ke arah laut.
Kemudian, pengembangan objek wisata pada Pantai Tirtamaya ini
dilakukannya penambahan rumah makan, dan dijajalkannya tempat souvenir serta
direncanakannya saluran irigasi. Sedangkan dalam pengembangan objek wisata
Pantai Tirtamaya yang sedang ditata ulang prasarana dan sarana, aksesibilitas,
produk unggulan dan pemasarannya hal ini dilakukan perencanaan terlebih dahulu
dalam penataan bangunan sekaligus sarana pendukung yang dimana bertujuan untuk
Jurnal Geografi Pariwisata

menghasilkan ruang yang mudah diakses oleh pengunjung dan juga menjadikan
kawasan strategis. Dalam perencanaan tata kelola wilayah bangunan ini
diperlukannya angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar
bangunan gedung dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai
sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan,diperlukannya
hal tersebut agar kita tahu mana daerah resapan air yang seharusnya tidak kita
pergunakan sebagai tempat bangunan nantinya, selain itu kebutuhan udara terbuka
nantinya dapat terpenuhi dan ciri khas arsitekturnya dapat dijaga, Maka rencana tata
ruang ini harus memenuhi standar Koefisiensi Dasar Bangungunan yang telah
ditetapkan.
Sementara itu, demi keberlangsungan pengembnagan objek wisata Pantai
Tirtamaya dan Pulau Biawak ini maka pemerintah dan masyarakat harus
memperhatikan peraturan terkait “Pengawasan dan Pengendalian”, pada bagian
pertama terkait pengawasan pasal 31 dalam forum pengelola dan dinas atau instansi
mengenai turut melakukannya pengawasan dalam rangka pencegahan terhadap
kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini. Pada bagian
kedua terkait pengendalian dalam pasal 32 forum pengelola yang turut
mengkoordinasikan upaya pengendalian tersebut terhadap berbagai kegiatan yang
ada di dalam kawasan pengelolaan melalui sistem perizinan, dan pada pasal 33
mengenai tata cara permohonan dan penerbitan izin untuk berbagai kegiatan di
dalam wilayah pengelolaan akan diatur lebih lanjut dengan Ketetapan Bupati.

1.4 Dampak Pengembangan Objek Wisata Terhadap Pembangunan Wilayah

Dampak dalam pengembangan objek Wisata Pantai Tirtamaya dan Pulau


Biawak ini berpengaruh terhadap kehidupan sosial masyarakat, lingkungan, alih
fungsi bangunan, dan perbaikan berbagai infrastruktur (Anggraini, 2014). Dampak
dari adanya kebijakan pengembangan terhadap kehidupan sosial masyarakat yaitu,
terjadinya keramaian di objek wisata Pantai Tirtamaya dan Pulau Biawak, dengan
adanya hal tersebut maka pastinya infrastruktur dan fasilitas ini nantinya akan
dibangun di tempat tersebut, lalu, terdapatnya kesenjangan sosial yang dimana
masyarakat yang berada di wilayah tersebut nantinya akan muncul rasa bersaing
dikarenakan nantinya akan terjadi penurunan penghasilan pendapatan yang
disebabkan oleh relokasi tempat usaha. Pada pengembangan wilayah ekonomi di
objek wisata dampak yang diperoleh yaitu terdapatnya usaha mandiri antara lain;
warung makan, permainan cano, penyewaan pelampung, dan sebagainya. Dengan
adanya pengembangan objek wisata ini pastinya akan berdampak pada perilaku yang
berada di masyarakat pada wilayah tersebut, seperti halnya dalam perkembangan
pendidikan yang berada di wilayah ini dan juga kesadaran kesehatan masyarakat dan
juga pengunjung contohnya yaitu disediakannya toilet.

4. KESIMPULAN

Maka dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Indramayu tidak hanya kaya akan
pertanian, pertambakan, dan pertambamgan, tetapi Indramayu juga memiliki potensi
wisata yang besar. Potensi wisata tersebut yaitu Pantai Tirtamaya, dan Pulau
Biawak, tetapi pada dua obyek wisata terseutdapat kita lihat perbedaannya
ancamannya dan kita juga dapat melakukan staretegi ST, SO, WA, WT. Salah satu
solusi pengembangan yang dapat kita lakukan yaitu meningkatkan publikasi tentang
pulau biawak dan pantai tirtamaya baik dalam jejaring sosial ataupun yang lainnya.
Jurnal Geografi Pariwisata

Adapun masyarakat daerah pesisir ini bermata pencaharian tambak dan nelayan,
disamping itu mereka juga memanfaatkan daerah disekitarnya salah satunya yaitu
dibuatnya tambak, sedangkan di Pulau Biawak ekonomi yang terus dilakukan
pengembangan yaitu terumbu karangnya. Adapun keadaan sosial yang ada di daerah
pesisir ini, masih terdapatnya masalah salah satunya yaitu mengenai pembagian hasil
garam, yang dimana ketidakberdayaan petani tersebut harus ditangai pemerintah
yang berada di daerah tersebut. Sementara itu dapat kita simpulkan juga dampak
yang terjadi dalam pembangunan objek wisata di pembangunan wilayah ini tidak
hanya membawa dampak negatif tapi kita juga dapat melihat bahwa banyak sekali
dampak positif yang terjadi dari kegiatan pariwisata yang diperoleh tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Administrator. “Kehidupan Sosial-Ekonomi Masyarakat Indramayu (Tinjauan Historis Tahun


1970-2007).” Departemen Pendidikan Sejarah, 21 Mar. 2017,
sejarah.upi.edu/artikel/dosen/kehidupan-sosial-ekonomi-masyarakat-indramayu-
tinjauan-historis-tahun-1970-2007/. Accessed 16 Oct. 2021.
ASNIA, ALIFA. “ANALISIS SWOT POTENSI WISATA PANTAI DI KABUPATEN
INDRAMAYU.” ANALISIS SWOT POTENSI WISATA PANTAI DI
KABUPATEN INDRAMAYU, 23 Jan. 2021,
alifaasnia9.blogspot.com/2021/01/analisis-swot-potensi-wisata-pantai.html?m=1.
Center, Cuplik Media. “Bupati Nina Segera Sulap Pantai Tirtamaya Mirip Ancol.”
Cuplik.com, 27 Sept. 2021, www.cuplik.com/read/17943/Bupati-Nina-Segera-Sulap-
Pantai-Tirtamaya-Mirip-Ancol.

Hidayatulloh, M. H., Viantikasari, H., Bambang, A. N., & Amirudin. (2020). Potensi
dan kendala pengembangan obyek wisata pantai . Jurnal Pembangunan Wilayah dan
perencanaan Partisipatif, 100.

Juhannis. (n.d.). DAMPAK PERKEMBANGAN PARIWISATA TERHADAP


KONDISI . 12.

Junias, I. D. (2020). Dampak Kebijakan Pembangunan Pariwisata Pantai Terhadap


Apsek . Jurnal Sains Sosio Humaniora , 2020.

Juwendi , R., & Firmanto, A. (2016). Analisis Lanjutan Pengembangan Objek Wisata Pantai
Tirtamaya Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu. Jurnal Konstruksi, 301.
LPPSLH. Analisis SWOT -. 24 Sept. 2014, www.lppslh.or.id/artikel/analisis-swot/.
MUNTASIB, E. H., MEILANI, R., SUNKAR, A., MUTHIAH, J., & RAHAYUNINGSIH,
T. (2019). MODAL SOSIAL MASYARAKAT JAWA BARAT DALAM
PENGEMBANGAN EKOWISATA. BOGOR: PT PENERBIT IPB PRESS.
Nurlaela, Ira, and Lia Warlina. “PENGEMBANGAN EKOWISATA DI PULAU BIAWAK
KABUPATEN INDRAMAYU.” Majalah Ilmiah UNIKOM, vol. 16, no. 2, 28 Nov.
2018, pp. 207–218, ojs.unikom.ac.id/index.php/jurnal-unikom/article/view/1363,
10.34010/miu.v16i2.1363.
10 Gambar Pantai Tirtamaya Indramayu 2021 Harga Tiket Masuk Letak Lokasi Jam Buka
Fasilitas Penginapan Wisata | JejakPiknik.com. jejakpiknik.com/pantai-tirtamaya/.
Jurnal Geografi Pariwisata

PANTAI TIRTAMAYA – SINONIAYU. sinoniayu.indramayukab.go.id/perusahaan/pantai-


tirtamaya/.
“Pantai Tirtamaya, Familiarnya Panorama Yang Tak Pernah Padam.” Tempat.me,
www.tempatwisata.pro/wisata/Pantai-Tirtamaya.
Sodikin, Sodikin. “KARAKTERISTIK DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PESISIR
DAN LAUT DI KAWASAN PANTAI KABUPATEN INDRAMAYU.” Jurnal
Geografi Gea, vol. 11, no. 2, 7 Mar. 2016, 10.17509/gea.v11i2.1630.

10-Article Text-32-2-10-20190826.pdf

Anda mungkin juga menyukai