Anda di halaman 1dari 3

Nama : Dicky Herbert Ambarita

NPM : 19150101
Grup :C
Mata Kuliah : Literasi Sosial dan Kemanusiaan

Persoalan Sosial ataupun Persoalan Ekonomi di Lingkungan Sekitar

Dunia semakin lama semakinlah berbeda dimana akibat dari pesatnya perkembangan globalisasi di
Dunia, terlebih di Indonesia. Seperti yang kita lihat saat ini akibatnya dari canggihnya teknologi
dapat merubah suasana yang dulunya indah kini menjadi buruk. Salah satu contohnya adalah
Pandemi dari Virus Covid 19 yang sudah meranjak ke seluruh penjuru Dunia, hingga
mempengaruhi kesehatan, ekonomi, bahkan sosial. Tidak hanya itu juga, kita juga tahu seiring
perkembangan zaman dapat mempengaruhi iklim bahkan zat – zat kimia yang merusak keindahan
dari Alam. Namun hal tersebut banyak yang tidak menyadari, bahwa yang merusak lingkungan
sekitarnya adalah diri sendiri. Sudah banyak program pemerintah yang mengurangi akibat dari
globalisasi, covid 19, bahkan bencana lainnya. Tetapi, akibat minimnya kesadaran akan sesama
manusia membuat program tersebut tidak berjalan semaksimal mungkin. Mudah – mudahan
kedepannya umat Manusia jauh lebih sadar dari sebelumnya, agar tidak menyalahkan sesama
melainkan merefleksikan diri sendiri. Adapun tujuan saya membuat tugas ini untuk memenuhi tugas
dari mata kuliah Literasi Sosial dan Kemanusiaan. Berikut beberapa persoalan sosial/ ekonomi yang
ada di Daerah Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia.

1. Harga Cengkeh yang menurun.


Harga cengkeh saat ini mencapai Rp 90.000/Kg, yang dimana sebelumnya bisa mencapai
Rp 96.000/Kg ataupun Rp 100.000/Kg. Hal ini diakibatkan kurangnya produksi cengkeh
dalam pembuatan sebuah produk salah satunya pembuatan Rokok. Proses pengambilan
cengkeh perlu persiapan pengaman serta alat, yaitu tali, sebatang kayu yang diujungnya
kawat/tali, sarung tangan, karung/goni, ember kecil dan sepatu bot. Pada saat memetik
cengkeh nantinya perlu diperhatikan memetiknya masih ikut beberapa ranting kecil yang
melekat terhadap buah cengkeh. Namun jika ingin langsung memisahkan dari ranting yang
melekat terhadap cengkeh boleh dilakukan namun akan membutuhkan waktu lama serta
menyita waktu untuk proses panen cengkeh nantinya, dan untuk memetik buah cengkeh
yang jauh dari jangkauan dapat menggunakan sebatang kayu yang diujungnya kawat/tali.
Untuk mengetahui kapan memanen cengkeh biasanya bisa kita perhatikan dari pohon
cengkeh yang sudah berbunga atau ada seperti buah cengkeh yang sudah mekar. Setelah
memanen dan dibawa ke rumah, kita akan memisahkan terlebih dahulu buah cengkeh dari
ranting yang masih melekat. Setelah semua cengkeh sudah bersih dari ranting yang melekat
tadi, akan dilakukan proses penjemuran dibawah terik matahari kurang lebih 3 – 5 hari
hingga cengkeh berubah warna menjadu coklat kehitaman. Setelah itu cengkeh sudah dapat
dijual kepada Tokke Cengkeh. Solusi yang sudah dilakukan adalah dengan cara
meningkatkan hasil panen dan dengan cara negosiasi dengan tokke cengkeh untuk
menaikkan harga per Kg cengkeh serta memperhatikan musim panen ataupun musim
kenaikan harga cengkeh bukan berarti disitu naik harga baru panen, melainkan sudah panen
dulu dan memperhatikan kapan waktu yang tepat melakukan penjualan dan pintar dalam
mencari tokke yang memilik harga tinggi cengkeh per Kg.

2. Kualitas Air Danau Toba yang semakin menurun.


Kualitas Air Danau Toba kini sudah semakin menurun dan hingga dapat dikatakan tidak
layak konsumsi bagi tubuh manusia. Padahal pada zaman dahulu Air Danau Toba dapat
dikomsumsi langsung tanpa perlu disaring ataupun dimasak, oleh sebab itu Alam Danau
Toba dulu sangatlah Asri dan Indah. Hal tersebut diakibatkan pesatnya perkembangan
globalisasi seperti pabrik produksi kacang kedelai, keramba jaring apung/ pekarangan ikan,
kerbau yang berkeliaran, pekarangan ayam, serta pembuangan sampah sembarangan yang
masih berlanjut hingga kini. Memang Danau Toba terlihat indah dari beberapa sisi, namun
setelah diteliti lebih dalam ternyata Danau Toba sudah banyak terkontaminasi dari zat – zat
kimia dari perkembangan globalisasi tadi. Salah satunya pabrik kacang kedelai yang
membuang limbah pabriknya langsung ke Danau Toba. Oleh sebab itu Danau Toba kini
maksimal dapat digunakan untuk mandi bahkan mencuci piring ataupun pakaian
dikarenakan seperti penjelasan sebelumnya bahwa air Danau Toba sudah tidak layak
konsumsi bagi Tubuh Manusia. Adapun yang ingin menkomsumsi Air Danau Toba haruslah
dimasak terlebih dahulu agar mengurangi jumlah bakteri yang terkandung dalam air. Solusi
yang sudah dilakukan menyediakan tong sampah, memperingatkan pengguna pabrik kacang
keledai agar tidak langsung membuang limbah ke Danau Toba, memperingatkan pemelihara
kerbau agar lebih terjaga sehingga tidak masuk ke Danau Toba, memperingatkan pemilik
pekarangan ayam di pinggir Danau Toba supaya tidak membuang kotoran ayam ke Danau
Toba, serta mengurangi para pengguna keramba jaring apung terlebih dalam hal memberi
pakan ikan yang sangat terkontaminasi langsung terhadap zat kimia pakan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai