Anda di halaman 1dari 5

Budidaya Lele Organik dan Seluk Beluknya

Hai sobat ternak, agak lama kami tidak memposting artikel karena kesibukan yang padat, kali ini akan
kami lanjutkan pembahasan mengenai ternak lele. Pada postingan mengenai ikan lele yang terdahulu
telah dijelaskan tentang usaha & budidaya lele praktis untuk pemula. Nah, postingan ini menyambung
artikel diatas, tepatnya tentang budidaya lele organik yang kini tengah ramai ditekuni oleh para
peternak lele di Indonesia. Ramainya budidaya lele dan tingginya permintaan pasar yang memang
membuat banyak pihak tergiur akan keuntungannya, Namun, jangan sampai lupa, tingginya
permintaan ini juga diimbangi dengan tingginya harga pakan lele yang juga terus melambung. Jika kita
tidak kreatif dan terus menggunakan cara lama, sampai kapan kita akan bertahan dan tergerus oleh
semakin mahalnya pakan. Dengan adanya teknik baru lele organik, hal ini dapat ditekan dan produksi
kita tidak akan berkurang. Bahkan lebih praktis dan kualitas produksi dapat meningkat. Sekarang kami
berikan penjelasannya.

Budidaya Lele Organik, Menguntungkan dan Ramah Lingkungan

Apa Itu Budidaya Lele Organik


Lele organik merupakan ikan lele yang dibudidayakan dengan menggunakan teknik budidaya lele
yang ramah lingkungan. Yaitu dengan memanfaatkan setting mikroorganisme positif pada kolam dan
siklus yang sama dengan habitat hidup ikan lele yang asli. Cara ini dikembangkan untuk meringankan
beban para peternak ikan lele sangkuriang yang merasa keberatan dengan mahalnya harga pakan untuk
pembenihan dan pembesaran lele. Karena semua pakan langsung tersedia oleh alam, tinggal kita olah
agar dapat menjadi makanan yang bergizi bagi ikan lele. Jika selama ini banyak peternak yang
menggunakan zat kimia dan terkesan mempercepat pertumbuhan ikan lele, maka cara ini dibuat untuk
membuat kita sadar akan kesehatan dan baiknya kualitas lele yang dibudidaya dengan cara yang ramah
lingkungan.

Keuntungan Budidaya Lele Organik


Banyak sekali keuntungan yang kita dapatkan jika kita menggunakan cara budidaya lele organik
dibandingkan dengan ternak lele metode lama yang membutuhkan banyak sekali penanganan.
Beberapa poin yang kita dapat jika kita menggunakan metode lele organik adalah simpel dan hemat
biaya. Adapun beberapa hal tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Menghemat pakan dari awal tebar sampai masa panen.
2. Dapat menekan dan menghemat biaya peneliharaan.
3. Prosentase kematian dapat ditekan sekecil mungkin.
4. Tidak banyak memerlukan penggantian air, bahkan tidak sama sekali.

5. Lebih menyehatkan dan ramah lingkungan karena tidak menggunakan zat kimia sama sekali.
6. Tidak bau karena mikroorganisme yang ada di kolam lele.
7. Tekstur daging lele jauh lebih bagus dan gurih saat dimasak.

Prinsip Kerja Sistem Budidaya Lele Organik


Pada prinsipnya, penggunaan sistem lele organik adalah dengan mengandalkan mikroorganisme alami
yang bertugas sebagai pengurai kotoran dan amoniak yang ada di kolam lele sehingga media
pemeliharaan selalu sehat dan lele tidak mudah terserang penyakit. Selain itu, sistem air tertutup yang
digunakan dapat memunculkan pakan alami bagi lele. Kita hanya perlu membuat ramuan alami yang
biasanya disebut sebagai kompos oleh para pembudidaya lele. Dan dengan pemberian probiotik, akan
terjadi simbiosis mutualisme antara pakan alami dan mikroorganisme yang menguraikan kotoran pada
kolam lele. Pakan alami yang dimaksud adalah mikroorganisme kecil yang disebut flok dan plankton.
Indikator keberhasilan sistem terlihat pada air kolam. Jika berhasil maka air akan berubah warna
menjadi sedikit merah kecoklatan dan tidak bau.

Teknik Budidaya Lele Organik Kotoran Sapi


Sebenarnya ada berbagai macam jenis dan cara yang dilakukan para peternak dalam mengembangkan
lele organik. Mulai dari kotoran, lumut, probiotik, kapur gamping, kapur pertanian dan sebagainya.
Namun, diantaranya yang paling populer adalah dengan media kotoran sapi. Produksi dan bobot lele
meningkat dan kolam lele juga tidak berbau. Penggunaan kotoran sapi sebagai pakan organik bukan
berarti kotoran sapi akan langsung kita berikan pada ikan lele, karena kotoran tersebut akan kita proses
menjadi semacam kompos yang berguna sebagai pakan sekaligus media berkembangnya
mikroorganisme kompleks pada kolam. Mari kita mulai step-by-step dari awal sampai akhir mengenai
budidaya lele organik kotoran sapi.

Membuat Pakan Lele Organik & Persiapan Media


Yang pertama kita perlu persiapkan adalah media / kolam lele. Kita tidak perlu membuat kolam ikan
lele dari tanah, karena nantinya kita menggunakan kompos dengan kotoran ternak yang berfungsi
sebagai tempat berkembang biak mikroorganisme. Kita bisa menggunakan kolam semen maupun
kolam terpal lele. Ukuran bisa kita sesuaikan dengan kondisi lahan yang kita miliki. Biasanya ukuran 2
x 4 meter dengan tinggi air antara 80cm sampai 1 meter sudah cukup. Lebih besar lebih baik karena
padat tebar dan waktu fermentasi kompos dapat lebih kita hemat.

Contoh Kompos Yang Akan Ditebar pada Kolam Lele


Bahan yang perlu kita siapkan untuk membuat kompos sebagai pakan lele organik diantaranya adalah
kotoran sapi sebanyak 1 kwintal / 100kg, probiotik, tetes tebu 2 kilogram, tepung ikan secukupnya dan
pupuk urea dua sendok. Kita campurkan dahulu semua bahan - bahan tersebut baru setelahnya kita
masukkan ke dalam kotoran sapi. Sebenarnya kita juga bisa menggunakan kotoran unggas maupun
domba, nanti akan kami bahas pada artikel selanjutnya. Saat ini kami bahas mendetail mengenai lele
organik menggunakan kotoran sapi. Kotoran sapi / lembu tidak boleh terlalu kering dan terlalu basah,

pastikan kondisinya hanya lembab dan mudah saat diaduk dengan campuran - campuran tadi. Setelah
semuanya kita aduk sampai merata, maka inilah yang kita namakan sebagai kompos. Barulah kita
mulai memasukkan kompos tersebut ke dalam kolam kosong yang akan kita gunakan sebagai media.
Masukkan sampai rata menutupi semua media dengan ketinggian kompos 5cm sampai 15cm.
Kemudian kita tambahkan air sampai ketinggian 30cm. Lalu kolam kita tutup dengan plastik tebal atau
juga bisa menggunakan terpal. Kita tunggu kompos agar berfermentasi terlebih dahulu selama 15 - 20
hari. Namun sebelumnya, pastikan tidak ada campuran zat kimia pada media. Bau nantinya akan
hilang bersamaan dengan fermentasi kompos.
Setelah melewati 15 hari biasanya kita sudah bisa membuka terpal dan bau sudah tidak ada lagi.
Sedangkan di dalam media sudah tumbuh berbagai macam mikroorganisme dan larva kecil yang
menandakan bahwa fermentasi dan pemupukan sudah berhasil. Terbentuknya mikroorganisme tersebut
adalah yang dinamakan sebagai budidaya lele secara organik.

Menerbar Benih Lele Pada Kolam Organik


Setelah media organik berhasil, kita bisa mulai menebarkan benih ikan lele yang sudah kita kondisikan
sebelumnya. Ukuran benih dan padat tebar juga sangat berpengaruh dengan siklus mikroorganisme
kolam. Jadi kita harus benar - benar memikirkan dengan matang, kapan pakan alami habis dan
pengaruhnya terhadap kebersihan kolam. Biasanya ukuran yang banyak digunakan oleh petani adalah
lele berukuran 5 sampai 8cm. Tapi ingat, lele harus satu ukuran atau minimal selisih umur dan
ukurannya tidak banyak berbeda satu sama lainnya. Selain itu kita juga wajib memberikan pakan
buatan sebagai tambahan nutrisi.
Beternak lele organik bukan berarti hanya menggantungkan pakan utama lele pada plankton maupun
flok yang tumbuh dalam kolam, tetapi pakan tambahan juga mutlak diperlukan. Disini kami
menyarankan memakai pelet ikan lele alami yang banyak dijual di toko ikan hias. Karena kotoran yang
dihasilkan akan dapat terurai dengan cepat sehingga menunjang kebersihan kolam media pembesaran.
Padat tebar benih lele yang baik untuk kolam lele organis adalah maksimal 350 ekor per meter kubik.
Semakin sedikit semakin baik, tetapi tekanan produksi kadang membuat petani lebih menonjolkan
pakan agar lele cepat masuk ukuran siap jual daripada mengikuti aturan padat tebar lele di kolam.
Benih baiknya mulai dimasukkan pada saat kondisi udara tidak panas, antara jam 19.00 sampai jam
8.00 pagi dengan ketinggian air kurang 30 cm pada tahap awal tebar, kemudian setiap sepuluh hari air
kita tambah sampai 40cm, begitu pula seterusnya sampai ketinggian air maksimal satu meter sampai
masa panen. Tujuannya selain menambah ruang gerak bagi ikan lele yang tentunya semakin bertambah
besar, menambahkan tinggi air dapat memicu pertumbuhan plankton dan pakan alami lele.
Pengaruhnya pada air adalah menstabilkan kembali pH air yang sampai masa panen tidak perlu kita
kuras.

Teknik Pemberian Pakan Untuk Budidaya Lele Organik


Tidak dapat dipungkiri pakan lele organik merupakan faktor utama yang wajib kita cermati. Karena
sedikit saja kita salah perhitungan dan lalai, maka akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan lele dan
imbasnya kontinuitas produksi kita akan terganggu. Seperti yang sudah saya singgung di atas,
makanan utama dan pokok untuk benih ikan lele organik adalah plankton dan flok dalam kolam,
namun pakan buatan seperti pelet juga wajib kita berikan secara terus - menerus. Hanya saja tidak
sebanyak pemberian pada lele yang menggunakan sistem air terbuka dan kolam semen biasa. Sehingga
dapat menekan biaya yang kita keluarkan untuk membeli pakan.
Teknik pemberian pelet / konsentrat baiknya adalah dua kali sehari pada pagi hari jam 6 pagi dan jam 6
sore. Kenapa kita buat jarak 12 jam saat memberikan pelet pada lele, karena dengan begitu kita bisa
memantau kesehatan dan nafsu makan ikan lele. Jika kemarin lele menghabiskan satu kilogram pakan,
maka bisa dipastikan lele yang sehat besok dapat menghabiskan satu setengah kilogram pakan. Selain
itu, kita juga harus mengistirahatkan pencernaan ikan yang siklus buang kotorannya adalah 12 jam.
Dengan memperhatikan siklus pemberian pakan, maka kita nanti juga dapat mengontrol pertumbuhan
pakan lele organik / alami yang dihasilkan dari kotoran lele yang terurai. Pemberian pakan juga jangan
berlebihan pastikan lele sudah cukup kenyang dan tidak banyak pelet / konsentrat yang tersisa di
kolam, karena dapat mempengaruhi pH air pada media yang sudah kita buat.

Pemeliharaan Kebersihan Air Pada Kolam Lele Organik


Ternak lele organik memang lebih ringan dan tidak begitu repot karena dapat menghemat waktu dan
tenaga kita tanpa perlu menguras dan mengganti air pada kolam. Tetapi itu bukan berarti bahwa kita
lepas tangan dengan kestabilan air yang menjadi media lele organik tersebut. Kestabilan pH air sangat
- sangat penting, mengingat bahwa pertumbuhan mikroorganisme pada kolam dapat habis seketika jika
kondisi air atau pH-nya sangat buruk (terlalu rendah atau terlalu tinggi). Apalagi lele yang tumbuh
semakin besar juga akan menghasilkan kotoran yang lebih banyak, jika kita tidak tanggap dan hanya
membiarkan hal tersebut, maka kondisi ekosistem dalam air media akan menjadi rusak dan pakan
organis tersebut akan bermetamorfosis menjadi racun.

Parameter Air Lele Organik Tetap Wajib Diperhatikan


Biasanya air kolam mulai tercemar setelah lele masuk usia satu bulan. Ciri utama media ikan lele yang
sudah menurun yaitu air menjadi berwarna merah gelap pekat karena plakton menurun dan air sudah
sangat kotor akibat produksi kotoran lele. pH air menjadi rendah. Bau kolam yang tadinya tidak ada
mulai muncul kembali dan lama - kelamaan akan sangat menyengat dan meracuni lele. Tandanya lele
akan lemas dan tidak nafsu makan.
Cara yang harus kita lakukan untuk mencegah terjadinya hal tersebut adalah dengan
mengencerkannya. Kita tambahkan air dan probiotik yang berfungsi sebagai pengurai pada kolam.
Selain itu penguraian juga perlu waktu, jadi jauh - jauh hari jika sudah ada gejala tersebut, cepat - cepat
kita lakukan penanganan. Air yang baik adalah air sumur atau air yang sudah kita endapkan. Jika air
sudah keruh terlalu parah, mau tidak mau kita buang air yang lama dengan selang bersamaan dengan
kita masukkan air yang baru, sehingga ikan lele tidak stress dan kaget dengan pergantian air. Namun
jika hanya keruh dan bau biasa, kita hanya perlu menambahkan air baru saja.

Proses Panen Ikan Lele Organik


Ada teknik khusus jika kita akan memanen ikan lele hasil dari budidaya lele organik. Karena cara
perawatannya berbeda, maka proses pemanenan juga berbeda. Jika pada budidaya lele biasa /
konvensional ikan lele baru dipanen saat memasuki 3 bulan pembesaran, maka dengan budidaya lele
organik masa panen dapat dipersingkat menjadi 45 hari atau 60 hari. Memang jelas pertumbuhannya
lebih cepat karena pakan alami dan pakan utamanya selalu tersedia. Selain itu kita juga tetap
memberikannya pelet walaupun tidak sebanyak pada budidaya lele konvensional.
Perbedaan utama adalah pada usia ikan lele, karena ikan lele organis cenderung masih muda pada saat
dipanen karena pertumbuhannya sangat cepat (2 bulan), sedangkan pada budidaya lele biasa ikan lele

cenderung sudah tua (3 bulan), sehingga penanganannya juga berbeda. Ikan lele muda lebih mudah
terkena stress. Kita perlu berhati - hati dalam memindahkannya pada media yang baru. Jangan sampai
lele stress berat dan pucat sehingga akan mati pada saat proses pengiriman.

Cara yang kita gunakan yaitu dengan penyesuaian air. Pastikan pada media baru yang akan kita
gunakan untuk pengiriman, prosentase air baru dan air kolam organik adalah satu banding satu (50%
air kolam - 50% air baru). Air baru yang kita gunakan sebaiknya air sumur atau air yang bebas dari zat
kimia (endapan). Dengan menggunkan prosentase tersebut, lele tidak akan stress karena perbedaan
parameter air. Sehingga aman saat proses pengiriman dan saat akan dijual di pasar nanti.

Panen Lele Organik Membutuhkan Penanganan Lebih


Demikian tadi artikel yang dapat kami bagikan tentang lele organik. Secara garis besar budidaya lele
organik kotoran sapi memang terlihat sangat menguntungkan. Kami tidak mencantumkan analisis
usaha dan biaya yang dihabiskan. Karena tidak jauh berbeda dengan cara budidaya lele biasanya.
Hanya beberapa poin yang dapat kita hemat dan proses pembesaran lele menjadi lebih singkat. Namun,
bukan berarti tidak ada kelemahan pada cara organik ini, tetap ada kendala dan kesulitan yang akan
kita hadapi. Karena kondisi lingkungan yang berbeda belum tentu keberhasilan yang kita dapat akan
sama. Contohnya ketersediaan air alami dan intensitas cahaya matahari yang menyinari kolam. Oleh
karena itu kita sesuaikan dengan kemampuan kita dan jika bisa kita mungkin akan menemukan cara
yang berbeda sehingga kelemahan dan kendala yang kita hadapi dapat kita minimalisir. Banyak banyaklah belajar dan bertanya pada pakar maupun peternak lele yang sudah berpengalaman
sebelumnya. Tidak ada salahnya kita mengikuti seminar yang biasanya diadakan oleh dinas setempat.
Karena bisnis ikan lele ini tidak akan ada habisnya, masih banyak peternak yang kesulitan memenuhi
permintaan pasar ikan lele yang membludak bagaikan bahan pokok ini. hehehe.... Salam Ternak, Salam
Sukses :)

Anda mungkin juga menyukai