Etika Psikoanalisis S. Freud Sebagai Landasan Kesalehan Sosial
Etika Psikoanalisis S. Freud Sebagai Landasan Kesalehan Sosial
2, Desember 2016
Ishak Hariyanto
Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Mataram.
Email: ishakharianto@yahoo.co.id
Abstract
Ethics is the important role in human life, just imagine aworld
without ethics and morals, then the consequences will be a
world where no one has a conscience and no one willever feel
guilty or sorry for what they did or did not do. According to
Freud, he said that human is deterministic because isdetermined
by unconsciousirrational power, the unconscious motivation,
biological encouragement, and instinctive encouragement.
Human has always beenthe pursuit of perfection to get happiness
and to avoid unhappiness.The purpose of this research was to
describe about the psychoanalysis ethics of Sigmund Freud and
to apply it in social life in order to create the social piety. During
Freud psychoanalysisas ifits just in medicine, counseling and
religion. But what about the psychoanalysis ethics of Sigmund
Freud are manifesting in the structure of human personality
likeId (Das Es), Ego (Das Ich), Super ego (Das Ueber Ich)were
compared in the context of social piety, so it would create the
dialogue between individual piety and social piety, to establish
the whole system of unity and run circularly.
Keywords:Etichs, Psychoanalysis of Sigmund Freud, Social piety.
Ishak Hariyanto | 97
Al-Tazkiah, Volume 5, No. 2, Desember 2016
maka tidak akan ada yang mampu Dalam konteks kesalehan sosial, saat
menahan kendala serta perilaku yang ini banyaknya demoralisasi yang terjadi,
ada pada manusia. Hal ini juga akan
menjadi sebuah dunia di mana tidak seperti: pemerkosaan, pembunuhan,
akan ada konsepsi mengenai kebajikan, korupsi merajalela, lalu dimankah
kebaikan, kejujuran dan kasih sayang. letak moralitas yang menjadi dasar
Semuanya tidak akan bisa dianggap
secara moral lebih baik daripada ketidak
aturan hidup. Kehidupan ini akan rusak
jujuran dan kedengkian. Dan tidak apabila tidak ada hal yang baik yang
akan ada perbedaan antara keadilan tertanam dalam diri kita, maka dalam
dan ketidakadilan. Tidak ada yang akan hal ini Freud mengajarkan kita untuk
percaya bahwa seseorang memiliki hak
moral atau kewajiban. Tidak ada yang melakukan hal yang baik dan menjaga
akan pernah mengklaim atau percaya libido (kenikmatan tanpa ada batasan)
bahwa orang-orang memiliki hak moral kita dari hal-hal yang bersifat amoral.
untuk hidup atau hak untuk kebebasan
berekspresi dan bahkan kita memiliki
Dalam konsep moralitas memang
kewajiban moral untuk menahan diri berbeda-beda dalam setiap masyarakat
dari menyakiti orang lain. dan merupakan kesepahaman yang
Selain itu, dunia tanpa moralitas pas untuk kebiasaan-kebiasaan yang
tidak akan ada konsep benar atau salah, di setujui bersama.5Akan tetapidalam
baik atau buruk. Dunia tanpa moral hal ini penulis sangat tertarik untuk
maka manusia tidak akan bermoral mengkaji konsep etika psikoanalisis
serta kebaikan dunia akan diganti yang dibangun oleh Sigmund Freud dan
menjadi kekejaman, perbudakan. menghubungkan dengan kesalehan
Tidak akan ada rasa keadilan karena sosial.
tidak adanya moralitas. Orang yang
tidak bermoral tidak akan bisa dituduh B. Biografi Singkat Kehidupan
melakukan kejahatan, tidak ada Sigmund Freud
yang memiliki tugas amoral untuk Hanya sebagian pemikir yang
mengurangi bahaya serius yang mampu memicu suatu perdebatan
diberlakukan kepada orang terhadap yang sengit seperti yang dilakukan
resiko keinginan mereka. Keyakinan oleh Sigmund Freud seorang psikolog
moral tidak akan mempengaruhi dari Vienna Austria yang telah
hukum,jika perkosaan tidak bermoral menggemparkan dunia kedokteran
dan tidak diyakini bermoral maka besar dan masyarakat umum dengan
kemungkinan bahwa tidak ada hukum analisa baru tentang kepribadian
yang melarang itu akan dibentuk.4 manusia. Berbicara masalah biografi,
4
Ibid., 2-3. 5
James Rachels, The Elements of Moral..., 42.
Ishak Hariyanto | 99
Al-Tazkiah, Volume 5, No. 2, Desember 2016
Daftar Pustaka