Anda di halaman 1dari 5

Menjadi Entrepreneur Sukses dengan Growth Mindset

Semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi entrepreneur. Dengan memulai
usaha sendiri, kita bisa mendapatkan kebebasan finansial, menjadi orang yang sukses serta
dihormati di masyarakat. Meski banyak orang yang memiliki ide bisnis yang cemerlang, tidak
semua dari mereka berhasil merealisasikannya dan menjadi seorang entrepreneur. Ketika ditanya
mengapa mereka tidak berani berwirausaha, kekurangan modal, pengetahuan dan koneksi
menjadi faktor utama mereka tidak bisa berwirausaha.
Terlepas dari faktor-faktor diatas, ada banyak sosok inspiratif seperti Jack Ma yang memulai
usahanya dalam kondisi yang serba terbatas. Lantas mengapa tidak semua orang pada akhirnya
menjadi entrepreneur? Bagaimana dengan karyawan yang sudah bekerja lama di perusahaan,
memiliki tabungan yang cukup mapan, pengetahuan yang mendalam dan koneksi yang banyak,
namun tetap belum berani meninggalkan zona nyamannya untuk mencoba peruntungannya
sendiri sebagai entrepreneur?
Donny Susilo yang telah menjadi konsultan perencanaan usaha dan peneliti di bidang
kewirausahaan selama kurang lebih 7 tahun membeberkan rahasia dibalik fenomena tersebut.
Setelah sekian lama berkecimpung membantu wirausahawan di Indonesia, ditemukan fakta
bahwa perbedaan terbesar antara orang yang sukses dan tidak sukses terletak pada
mindset. Mindset adalah pemikiran yang membentuk pandangan kita terhadap sesuatu, pemikiran
bisa menjadi senjata terkuat kita namun juga terkadang merupakan musuh terkuat kita untuk bisa
sukses.
Pemikiran yang pesimis akan memberikan kita beribu alasan untuk tidak melakukan sesuatu, hal
ini disebut dengan fixed mindset. Sebenarnya fixed mindset tidaklah buruk, dia bertindak sebagai
sebuah alert system, yang tujuan aslinya adalah untuk membuat kita aman dari perubahan yang
tidak pasti. Oleh karena itu orang yang pesimis akan lebih cenderung mencari faktor kegagalan
dibandingkan solusinya. Sedangkan sebaliknya, kita butuh mindset yang selalu mencari solusi
dibandingkan faktor kegagalan, hal ini disebut dengan growth mindset.
Jadi bagaimana membangun growth mindset agar berani berwirausaha? Solusi terbaiknya adalah
memahami apa yang diinginkannya agar kemudian dapat melakukan kompromi
dengannya. Mindset akan berubah ketika ada tekanan motivasi-motivasi yang lebih kuat dari
dalam diri kita, salah satu cara memunculkan motivasi dari dalam adalah melakukan apa yang
menjadi kesukaan kita, atau yang biasa disebut dengan passion. Namun, pada kenyatannya,
menemukan passion adalah hal yang gampang-gampang susah, apa hal yang paling ingin kita
lakukan? Apa yang paling kita senangi? Sering kali kita salah dalam mengenali passion kita
sendiri.
Sebenarnya ada 2 cara dalam mengindentifikasi passion, cara pertama adalah dengan
memperhatikan hal apa yang paling sering kita lakukan atau yang biasa disebut dengan hobi,
namun hal ini tidak selalu berhasil karena tidak semua passion mampu kita jadikan hobi,
contohnya orang yang tidak mempunyai mobil mewah, bisa jadi dia memiliki passion di dunia
otomotif, dan orang yang tidak pernah keliling dunia, bisa jadi dia memiliki passion di
bidang travelling, bisa jadi dia menyukainya namun mereka tidak mampu untuk melakukannya
karena keterbatasan fisik dan finansial.
Oleh karena itu, ada cara kedua yang dapat digunkaan untuk mengindentifikasi passion, yaitu
dengan mengamati apa yang paling sering kita kritik dan komentari, orang yang selalu
memberikan komentar mengenai cara mengajar gurunya di sekolah, kemungkinan besar
memiliki passion dalam mengajar, sedangkan orang yang suka membahas busana yang dipakai
orang-orang sekelilingnya, bisa jadi memiliki passion di bidang fashion dan beauty. Ketika kita
melakukan apa yang kita suka, ini akan membuat pemikiran kita semakin optimis karena kita
semakin percaya pada diri kita sendiri. Kita akan mencari alasan untuk melakukannya
dibandingkan tidak melakukannya, hal itu juga karena growth mindset kita mendukung efisiensi
waktu yang kita bisa dapatkan dengan melakukan apa yang disukai dan mencari uang dalam
waktu yang bersamaan.
Selain itu, kita harus mengenali apakah diri kita termasuk jenis orang yang suka dengan resiko
atau tidak. Orang yang suka dengan resiko, biasanya akan langsung menyewa kantor, merekrut
karyawan dan mendaftarkan usahanya, namun orang yang tidak suka dengan resiko, biasanya
mereka memulai usahanya secara kecil-kecilan, orang-orang jenis inilah yang sering tidak
mendapatkan dukungan dari keluarganya terutama jika dia berpendidikan tinggi karena memulai
usaha secara kecil-kecil dianggap menurunkan harga diri dan tidak sesuai dengan levelnya.
Pada kenyatannya, mereka melakukan itu untuk melihat respon pasar sebelum nantinya
mengeluarkan modal yang lebih besar lagi, orang-orang semacam ini jika tidak diberi
kesempatan untuk memulai dengan skala yang kecil, mereka biasanya tidak akan pernah berani
berwirausaha. Mindset yang mereka miliki menetapkan batas-batas toleransi sendiri yang
menjadi pengaman akan mereka tidak jatuh terlalu dalam pada situasi yang tidak pasti, oleh
karena itu mereka akan melakukannya setahap demi setahap.
Seringkali kita berusaha mengubah pemikiran kita dengan mengikuti seminar motivasi, namun
tidak selalu cara ini berhasil. Hal tersebut terjadi karena motivator memberikan dorongan dari
luar, menceritakan mengenai dirinya sendiri dan orang lain namun membantu kita untuk
mengenali diri kita sendiri dari dalam, tentu mereka tidak bisa melakukannya karena mereka
tidak punya kesempatan untuk berbicara secara pribadi dengan kita. Oleh karena itu, cobalah
untuk memulai dari mengenal diri sendiri karena pemikiran adalah aset terbesar dalam mencapai
kesuksesan berwirausaha. “Perbedaan terbesar orang sukses dan gagal adalah pada mindset,
mereka memiliki tangan yang sama, kaki yang sama, kebebasan yang sama untuk berusaha dan
apalagi di dukung oleh dunia digital, mereka memiliki kesempatan yang sama untuk belajar”.

Sumber: https://swa.co.id/swa/my-article/menjadi-entrepreneur-sukses-dengan-growth-
mindset
Pertanyaan
Berdasarkan bacaan di atas, maka analisalah:
Skor
1. Menurut Anda, apa yang menyebabkan seseorang tidak berani untuk 35
berwirausaha? Berikan contoh kasusnya.
2. Berikan analisa Anda tentang siapa sebenarnya entrepreneur itu dan berikan 15
contoh kasusnya.
3. Berikan analisa Anda mengenai karakteristik entrepreneur abad ke-21. 20
4. Bagaimana untuk menjadi seorang entrepreneur sukses dengan growth mindset? 30
Berikan Analisa Anda.

Nama : Laurina Martha Hariyanti


NIM : 031050063

Jawaban :

1. Beberapa faktor yang membuat seseorang tidak berani berwirausaha yaitu :


 Belum pengalaman
Faktor seperti ini biasanya penyebab keraguan yang paling umum. Merasa belum
berpengalaman, sehingga jadi takut untuk memulai. Bahkan yang sudah memulai bisnis
berkali-kali bisa merasa takut gagal, apalagi yang pertama kali mencoba.
 Melihat pengalaman buruk orang lain
Pengalaman buruk orang lain bisa membuat kita takut untuk melakukan sesuatu. Hal
seperti itu wajar, memeng kita perlu juga melihat pengalaman buruk orang lain supaya
tahu risiko apa yang bisa terjadi dalam berbisnis. Namun, seharusnya pengalaman buruk
itu bisa dijadikan pelajaran, bukan justu pematah semangat. Coba pelajari apa yang
membuat usaha orang lain gagal dan pastikan kita tidak melakukan hal yang sama dalam
usaha kita
 Merasa belum mampu
Perasaan inkompeten juga bisa membuat takut untuk memulai usaha. Kalau belum bisa,
perlu menunda dulu keinginan untuk berwirausaha. Mintalah oendapat pada seseorang
yang mungkin ada percaya.
 Takut tidak bisa membagi waktu
Banyak orang memulai bisnis yang pertama kali saat masih memiliki pekerjaan tetap. Hal
itu memang bagus dilakukan setidaknya bisa tetap punya penghasilan kalau usaha yang
dilakukan gagal. Namun, itu bisa membuat keraguan karena takut tidak bisa membagi
waktu antara pekerjaan tetap dan usaha. Biasanya yanh menjadi kendala kebanyakan
orang adalah masalah modal, banyak anak muda yang terlamabat membangun bisnis
karena alasan tidak memiliki modal yang cukup. Jika sudah bisa mengatur waktu yang
baik, mulailah melakukan usaha secara kecil-kecilan. Saat itulah kita bisa mulai
memikirkan untuk melepaskan pekerjaan tetapmu dan fokus hanya pada usaha.
 Takut menghadapi ketidakpastian
Ketidakpastian tidak harus jadi penghalang, usaha memang selalu punya kemungkinan
rugi, bahkan gagal. Namun, ingat bahwa kemungkinan itu bisa bisa ditekan sekecil
mungkin dengan peraiapan yang baik.
 Merasa sudah terlambat
Ketika sudah merasa cukup umur, mungkin ragu karena merasa terlamabat memulai
usaha. Keraguan seperti itu wajar, bisa diatasi. Ingat bahwa tidak adabatas umur untuk
memulai usaha, tidak seperti melamar pekerjaan diperusahaan.
 Kurang motivasi
Dalam memulai berbisnis, semua keraguan dan ketakutan bisa dilawan dengan diri kita
mempunyai motivasi yang kuat. Keinginan terpendam yang sangat didambakan bisa jadi
motivasi tersebut. Misal membelikan Sapi untuk orang tua. Dengan motivasi kuat, pasti
tidak akan ragu lagi memulai usaha.
2. Entrepreneur diangap sebagai pelaku iusaha yang selalu memperbarui diri dalam
perekononmian. Entrepreneur didefinisikan sebagai pihak yang menanggung risiko dalam
penciptaan usaha baru, sehingga orang yang optimis, pekerja keras yang berpendirian teguh,
yang memperoleh kekuasaan besar karena mampu mencari nafkah secara mandiri. Memulai
usaha bukan hanya memperlukan gagasan, tapi juga memerlukan orang yang istimewa, yakni
seorang Entrepreneur yang menggunakan rencana dan pertimbangan yang tepat, didorong oleh
rasa tanggung jawab yang besar dandaya tahan yang teguh, Entrepreneur merupakan seseorang
yang optimis sehingga menganggap cangkir yang hanya terisi setengahnya sebagai cangkir
setengah kosong. Mereka sangat menghargai integritas dan sangat semangat berusaha mencapai
keberhasilan. Memanfaatkan kesalahan sebagai bahan untuk belajar, sehingga dengan penuh rasa
percaya diri para Entrepreneur kebanyakan menyakini bahwa mereka sendirian mampu
meningkatkan hasil usaha yang mereka jalankan.
3. Berikut sepuluh karakteristik Entrepreneur yang sering muncul adalah Karakteristik
Entrepreneur Abad-21 yang terdiri dari :
1. Mampu mengenali dan memanfaatkan peluang
2. Memiliki aneka ragam kemampuan
3. Kreatif
4. Memiliki impian masa depan
5. Berpikiran bebas
6. Pekerja keras
7. Optimis
8. Penemu seauatu yang baru ( innovator )
9. Berani mengambil risiko
10. Memiliki jiwa pemimpin
4. Solusi terbaiknya adalah memahami apa yang diinginkan agar kemudian dapat melakukan
kompromi dengannya.
Mindset berubah ketika ada tekanan motivasi yang lebih kuat dari dalam diri kita, salah satu cara
memunculkan motivasi diri dalam adalah melakukan apa yang menjadi kesukaan kita, atau di
sebut dengan passion.
Ada 2 cara dalam mengidentifikasi passion, yang pertama yaitu memperhatikan hal yang paling
sering kita lakukan yang kedua ayang dapat digunakan untuk mengidentifikasi passion, yaitu
dengan mangamati apa yang paling sering kita kritik dan komentari. Kita akan melakukan
dibanding tidak melakukannya, hal itu juga karena growth mindset kita mendukung efesiensi
waktu yang kita dapatkan dengan melakukan apa yang disukai dan mencari uang bersamaan.
Mindset yang mereka miliki menetapkan batas toleransi sendiri yang menjadi pengaman mereka
tidak jatuh terlalu dalam pada situasi yang tidak pasti, oleh karena itumerka melakukan tahap
demi tahap.

Sumber : BMP EKMA4370/Kewirausahaan

Anda mungkin juga menyukai