Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen

Volume 12, No 2, Agustus 2019, Hal. 89-99


ISSN 1979-0600 (print) 2580-9539 (online)

BALANCED SCORECARD UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN


(BARAYA TRAVEL BANDUNG)

Delly Sukmanawan
del_inside@yahoo.com
Azhar Affandi
Universitas Pasundan

diterima: 2/2/2019; direvisi: 4/7/2019; diterbitkan: 31/8/2019

Abstract
Uncertainty in an increasingly competitive business environment, especially in the raising and
emergence of several new companies in travel transportation services, should encourage a
company to be able to have better performance to compete. Companies are faced with various
threats and opportunities that emerge in the business environment, thus exposed to the uniformity
of the company’s performance measurement tools as an instrument of the company’s performance
evaluation. Measurement of company performance applied by Baraya Travel Bandung still use
traditional performance measurement, incomprehensive and not optimal yet. Baraya Travel
Bandung needs a performance measurement tool that can provide an overview of the overall
achievement of the company’s business. The design of performance measurement tool that became
the purpose of this research is Balanced Scorecard. The design of performance measuring tools
using the Balanced Scorecard begins with translating the company’s vision, mission and strategic
objectives that are linked into four perspectives in the Balanced Scorecard.

Keywords: balanced scorecard; four perspectives; optimum performance measurement

Abstrak
Ketidakpastian dalam lingkungan bisnis yang semakin kompetitif dengan munculnya beberapa
perusahaan baru pada bidang jasa transportasi travel membuat perusahaan harus mampu memiliki
kinerja yang lebih baik untuk dapat bersaing. Perusahaan dihadapkan pada berbagai ancaman
dan peluang yang muncul di lingkungan bisnis, sehingga dihadapkan pada keselerasan alat ukur
kinerja sebagai instrumen dari evaluasi kinerja perusahaan. Pengukuran kinerja perusahaan yang
diterapkan oleh Baraya Travel Bandung masih menggunakan pengukuran kinerja tradisional,
belum komperhensif, serta belum dapat dikatakan optimal. Braya Travel Bandung membutuhkan
alat ukur kinerja yang mampu memberikan gambaran terhadap keseluruhan pencapaian bisnis
perusahaan. Sehingga rancangan alat ukur kinerja yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah
Balanced Scorecard. Perancangan alat ukur kinerja dengan menggunakan Balanced Scorecard
diawali dengan menterjemahkan visi, misi dan sasaran-sasaran strategis perusahaan yang
dihubungkan kedalam empat perspektif yang ada dalam Balanced Scorecard.

Kata Kunci: balanced scorecard; empat perspektif; pengukuran kinerja optimal


90 Jurnal Riset Bisnis dan Manejemen Delly Sukmanawan
Vol. 12, No. 2, Agustus 2019 Azhar Affandi

PENDAHULUAN (Strength – Threats), dimana perusahaan berada


pada posisi memiliki kekuatan namun menghadapi
Pembenahan dan pembangunan pada sektor ancaman yang membuat perusahaan harus selalu
transportasi publik gencar dilakukan oleh pemerintah memiliki kinerja yang lebih baik agar dapat mengatasi
serta diikuti pula dengan pembangunan infrastruktur berbagai ancaman yang datang. Dalam melakukan
penunjang transportasi publik seperti perluasan jalan pengukuran kinerja perusahaan, Baraya Travel masih
tol yang menghubungkan antar kota. Pembangunan menggunakan pengukuran kinerja tradisional dengan
dan perbaikan infrastruktur pada sektor transportasi hanya mengukur aspek kondisi outlets, kerapihan
publik berimbas pada para pelaku bisnis yang dan kebersihan karyawan, armada serta pelayanan.
bergerak di bidang transportasi. Mudahnya akses yang Baraya Travel belum memiliki pengukuran kinerja
menghubungkan antar kota dan meningkatnya minat yang komperhensif, koheren dan seimbang yang dapat
masyarakat terhadap transportasi publik dipandang mengukur kinerja perusahaan berdasarkan visi dan
sebagai peluang bagi para pelaku bisnis dalam bidang misi perusahaan.
transportasi, di sisi lain pembangunan pada sektor Visi Baraya Travel adalah menjadikan perusahaan
transportasi publik berdampak pada persaingan bisnis transportasi yang terbaik di kelas jasa angkutan travel,
transportasi yang semakin kompetitif. Transportasi darat cargo, dan tours & travel. Misi Baraya Travel adalah
hingga saat ini merupakan transportasi yang sangat memberikan pelayanan yang terbaik untuk semua
diminati oleh sebagian besar pengguna alat transportasi. pelanggan, mengedepankan pelayanan jasa transportasi
Pembangunan Tol Cipularang yang menghubungkan travel dan kargo, dan memberikan pelayanan yang
berbagai daerah yang ada di sekitar Bandung, membuat terbaik kepada pelanggan dan turis dalam serta luar
akses darat dari Bandung ke Jakarta ataupun sebaliknya negeri, memberikan harga yang terbaik untuk jasa
menjadi semakin mudah dan cepat. Perkembangan transportasi, kargo dan pelayanan wisata dalam dan
perusahaan jasa travel Bandung-Jakarta sampai saat luar negeri serta memberikan solusi perjalanan wisata
ini masih berkembang dengan pesat dengan banyaknya terbaik untuk pelanggan.
perusahaan travel baru yang hadir. Chief Business Balanced Scorecard (BSC) memiliki empat
Development PT Cipaganti Citra Graha, Wahyudi perspektif yang meliputi keuangan, pelanggan, proses
Parulin yang mengatakan bahwa pertumbuhan bisnis bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan
travel mencapai 10% hingga 20% setiap tahunnya (www. (Kaplan, 2010). Kairu, et. al. (2013) menyatakan BSC
pikiran-rakyat.com/ekonomi/2013/05/02/233418/ dapat memberikan manajer perusahaan dan organisasi
pertumbuhan-bisnis-travel-capai-20-persen-tahun manfaat untuk menilai kinerjanya secara akurat dan
diakses pada 9 Juni 2017 Pukul 14.56). menempatkannya pada posisi persaingan yang lebih
Berdasarkan rekomendasi yang diajukan oleh baik. BSC merupakan konsep pengendalian strategik
perusahaan travel pada Dinas Perhubungan Kota yang mengukur kinerja keuangan dan non-keuangan
Bandung hingga Agustus 2017, terdapat 18 perusahaan serta mempertimbangkan faktor internal dan eksternal
travel yang ada di Bandung. Berdasarkan observasi yang mempengaruhi strategi bisnis (Zizlavsky, 2014).
peneliti, terdapat 2 travel baru yang memiliki trayek BSC sebagai alat manajemen stratejik memungkinkan
Bandung – Jakarta, yaitu MyTrans dan Sahabat Shuttle. untuk menjelaskan dan menterjemahkan misi dan
Hingga tahun 2017 ini pemerintah sedang membangun strategi organisasi, memungkinkan proses komunikasi,
konstruksi kereta cepat tujuan Bandung – Jakarta, kesesuaian strategi dan pembelajaran organisasi
hal ini membuat transportasi darat tujuan Bandung – (Quesado, et. al. 2017). BSC dapat digunakan untuk
Jakarta semakin beragam. Berbagai moda transportasi memperoleh nilai, mengendalikan kompetensi
darat Bandung – Jakarta yang bermunculan, membuat inti, memberikan kepuasan bagi pelanggan dan
persaingan bisnis di bidang travel semakin kompetitif menawarkan bonus bagi pemegang saham (Divandari
dan ancaman datang terhadap moda transportasi lainnya, and Yousefi, 2011). BSC dapat mendorong kinerja
untuk kelangsungan hidup jangka panjang perusahaan karyawan, dengan menyelaraskan tujuan individu
harus terus melakukan evaluasi kinerja guna menunjang dengan perusahaan (Alao, 2013). Namun demikian
kelangsungan bisnisnya dimasa depan. BSC dianggap asing bagi perusahaan yang belum
Baraya Travel merupakan salah satu travel populer menerapkannya secara menyeluruh (Malgwi, A. A
yang memiliki trayek Bandung – Jakarta. Berdasarkan & Dahiru, H., 2014).
hasil observasi dan wawancara kepada sepuluh Organisasi di India telah menggunakan seluruh
responden yang merupakan pelanggan Baraya Travel, dimensi BSC sebagai alat pengukur kinerja dan
peneliti memperoleh temuan berupa 60% pelanggan menggunakannya untuk menciptakan perubahan dan
mengatakan bahwa perlu perbaikan dan peningkatan meningkatkan kinerja (Farooq and Hussain, 2011).
pada pelayanan dan armada yang dipergunakan, 30% Di Australia Barat, kebijakan penerapan BSC secara
mengatakan cukup puas dan 10% mengatakan tidak hukum diwajibkan oleh pemerintah, berdampak
puas. Berdasarkan hasil analisis SWOT yang dilakukan pada struktur organisasi, operasi dan kinerja secara
oleh peneliti, Baraya Travel berada pada posisi ST menyeluruh (Ridwan, et. al. 2013). Manajemen kinerja
Balanced Scorecard untuk menilai ...
91

strategi dan konsep keberlanjutan perusahaan secara Analisis data dilakukan, yaitu: (1) Analisis sebelum
bertahap menjadi pusat perhatian bagi perusahaan di pengumpulan data di lapangan. Peneliti melakukan
Slowakia (Rastivlav & Petra, 2016). Manajer keuangan penelaahan terhadap penelitian terdahulu yang
perusahaan yang terdaftar di Palestine Exchange berhubungan dengan penerapan BSC di perusahaan
menggunakan perspektif keuangan dan pelanggan dalam jasa, melakukan studi literatur mengenai pengukuran
penilaian kinerja (Saad & Daraghma, 2016). Di lain kinerja dan hambatan dalam melakukan pengukuran
pihak Awadallah and Allam (2015) mengemukakan kinerja. (2) Analisis saat berada di lokasi penelitian
bahwa perspektif BSC tidak mempertimbangkan dilakukan dengan pengembangan pertanyaan yang tidak
perspektif yang kelima, yaitu kepuasan, kontribusi, terstruktur apabila dirasa jawaban yang diberikan oleh
strategi, proses dan kemampuan stakeholder menjadi informan kurang memenuhi kebutuhan data.
prisma kinerja (the performance prism). Gambar 2 menunjukkan model perancangan
Evaluasi kinerja secara komperhensif dan tepat penelitian untuk mengukur kinerja perusahaan di Baraya
dapat membantu perusahaan untuk mengetahui capaian Travel Bandung.
kinerja atas aktivitas bisnis serta menunjang kinerja di
masa datang dalam pengelolaan sumber daya secara HASIL
optimal. Baraya Travel memiliki visi dan misi yang
menggambarkan cita-cita dan tujuan sebagai tolok Pengukuran kinerja yang digunakan Baraya
ukur pencapaian kinerja serta merupakan awal dari Travel Bandung saat ini adalah menggunakan
perancangan sistem pengukuran kinerja berbasis laporan mingguan, melalui penilaian terhadap aspek
BSC (Fill, et. al., 2015 ; Brillianty & Bendatu, 2013; pelayanan karyawan, ketersediaan peralatan kerja
Maslihatin, 2016). BSC memiliki tema strategis serta yang mendukung, kondisi objektif outlet, serta lebih
tema dan kelompok pengukuran yang berbeda dan menitikberatkan pada tingkat penjualan atau sales target.
sasaran strategis perusahaan dikaitkan dengan tema dan Pengukuran kinerja belum menggambarkan visi dan
kelompok pengukuran dalam perspektif BSC (Senvar, misi sebagai tujuan dan cita-cita perusahaan karena
et. al., 2014 ; Lin, et. al.,2014). Lead Indicator dan Lag dalam melakukan pengukuran kinerjanya. Baraya Travel
Indicator merupakan indikator yang saling berkaitan Bandung tidak menterjemahkan visi dan misi kedalam
serta dapat digunakan sebagai indikator kunci dalam sasaran strategis dan tujuan yang ingin dicapai. Aspek
melakukan penilaian kinerja perusahaan, hal tersebut dalam pengukuran kinerja perusahaan lebih menilai
senada dengan (Reefke & Trocchi, 2013 ; Brillianty terhadap kondisi objektif outlets dan capaian terhadap
& Bendatu, 2013 ; Maslihatin, 2016). target penjualan yang telah ditetapkan. Pengukuran
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kinerja outlet dilakukan oleh seorang Supervisor dibantu
model pengukuran kinerja yang digunakan, menganalisis dengan Leader. Capaian kinerja kemudian dilaporkan
capaian kinerja perusahaan, memahami hambatan Supervisor sebagai pemegang cabang Baraya Travel
pengukuran kinerja serta merancang model pengukuran Bandung kepada Baraya Travel Jakarta. Gambar
kinerja berbasis BSC sebagai usulan bagi Baraya Travel 3 merupakan mekanisme penilaian kinerja dengan
Bandung. Bagan kerangka pemikiran ditunjukkan pada melakukan pengisian data monitoring operator dan
Gambar 1. outlets yang diterapkan di Baraya Travel Bandung.
Sistem pengukuran kinerja yang digunakan oleh
METODE Baraya Travel Bandung adalah dengan menggunakan
laporan mingguan (weekly report) dan indikator dari
Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif Standard Point Outlets, Standard Point Operator, dan
dengan pendekatan studi kasus, di mana peneliti Key Performance Indicator Outlets. Pengukuran kinerja
berusaha merancang penilaian kinerja pada Baraya Baraya Travel Bandung lebih menekankan kepada
Travel Bandung dengan menggunakan pendekatan capaian target penjualan, sehingga kinerja Baraya Travel
BSC. Data yang digunakan diperoleh dari sumber data Bandung dikatakan baik apabila dapat mencapai target
primer dan sekunder. Peneliti melakukan wawancara penjualan atau melebihi target penjualan. Indikator
dengan beberapa narasumber seperti supervisor Baraya pengukuran dalam Standard Point Outlets meliputi
Travel Bandung yang merupakan pimpinan dari Baraya beberapa aspek penilaian terhadap kondisi objektif
Travel cabang Bandung. outlet serta ketersediaan aspek penunjang pelayanan
Observasi dilakukan dengan mengamati objek di outlet Baraya Travel Bandung. Berbeda dengan
penelitian berdasarkan beberapa outlet Baraya Travel Standard Point Outlets, indikator pengukuran pada
yang berada di Bandung, sehingga pengamatan dilakukan Standard Point Operator meliputi aspek penilaian
secara menyeluruh. Data yang dapat dikumpulkan terhadap karyawan Baraya Travel Bandung dilihat
dengan dokumentasi adalah data berupa format sistem dalam bentuk penampilan fisik serta bentuk pelayanan
pengukuran kinerja yang digunakan oleh Baraya Travel yang diberikan kepada konsumen. Sedangkan indikator
Bandung, serta objek dan kondisi outlet Baraya Travel dalam Key Performance Indicator Outlets mengukur
Bandung. capaian target penjualan, kedisiplinan karyawan,
92 Jurnal Riset Bisnis dan Manejemen Delly Sukmanawan
Vol. 12, No. 2, Agustus 2019 Azhar Affandi

kebersihan dan perawatan outlet serta peralatan promosi Tabel 3 menunjukkan proyeksi target penjualan
pendukung lainnya. dan kuantitas penjualan hingga Agustus 2017, tren
Siklus hidup bisnis dalam perspektif finansial perbandingan target penjualan dan kuantitas penjualan
Menurut Kaplan dan Norton (2000:42) terbagi menjadi mengalami fluktuasi, kuantitas penjualan terbesar terjadi
tiga tahap yaitu bertumbuh (growth), bertahan (sustain) pada bulan Juni dikarenakan terdapat hari besar yaitu
dan menuai (harvest). Melalui rancangan jangka hari raya Idul Fitri sehingga penjualan travel meningkat
panjang Baraya Travel Bandung yang mengacu pada tajam sedangkan kuantitas penjualan terendah berada
Baraya Travel pusat, kondisi bisnis perusahaan ini pada bulan Februari, tren target penjualan mengalami
dapat dikategorikan berada pada tahap bertumbuh peningkatan rata-rata diatas 5%, menurut Supervisor
(growth). Hal ini disebabkan Baraya Travel Bandung Baraya Travel Bandung, pencapaian target penjualan
dalam menjalankan bisnisnya terus memberikan pada tahun 2017 baru mencapai pada angka 80% .
pengembangan produk baru, khususnya dalam pelayanan Kepuasan pelanggan merupakan suatu keadaan
jasa transportasi dan pengiriman paket. Diterapkannya dimana kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan
strategi pertumbuhan oleh perusahaan dan dipilihnya dapat terpenuhi melalui produk atau pelayanan yang
pertumbuhan profitabilitas melalui tingkat pendapatan diberikan. Pendapatan yang diterima oleh perusahaan
penjualan dan tingkat efektivitas penggunaan aset salah satunya adalah dari pelanggan itu sendiri sebagai
yang dimiliki perusahaan menjadi sasaran strategis pengguna jasa perusahaan, sehingga pentingnya
perusahaan berkaitan dengan perspektif keuangan. perusahaan dalam memberikan perhatian penuh
Penjualan Baraya Travel Bandung hingga saat ini pada kepuasan pelangan. Kepuasan pelanggan dapat
masih terus tumbuh, pada tahun 2017, namun baru berdampak pada loyalitas pelanggan, sehingga mampu
mencapai angka 80% dari total target penjualan. memberikan kontribusi terhadap kinerja keuangan
Pendapatan penjualan Baraya Travel Bandung perusahaan. Salah satu indikator kepuasan pelanggan
mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya (Tabel 1). adalah adanya pembelian atau pemakaian jasa secara
Tabel 1 merupakan capaian dari pendapatan berulang serta merekomendasikan perusahaan kepada
penjualan Baraya Travel Bandung selama tiga tahun. orang lain.
Pada tahun 2016 terjadi peningkatan yang tinggi karenan Gambar 4 merupakan hasil survei yang dilakukan
terjadi kerusakan jembatan Cisomang di tol Purbaleunyi melalui wawancara mendalam terhadap tujuh informan
sehingga tidak dapat dilalui oleh bus dan penumpang yang tersebar di beberapa outlets Baraya Travel
bus beralih ke travel. Bandung, lima orang diantaranya telah menggunakan
ROA (Return On Assets) dapat dihitung melalui Baraya Travel Bandung selama lebih dari 3 tahun.
laba bersih sebelum pajak dibagi dengan total aset yang Mereka mengaku cukup puas selama menggunakan
dimiliki perusahaan. Tabel 2 merupakan nilai ROA Baraya Travel Bandung, walaupun sesekali mereka
Baraya Travel Bandung tahun 2014 sampai dengan 2016 mengalami kekecewaan dalam hal keterlambatan jadwal
Berkaitan kondisi bisnis perusahaan yang keberangkatan dan kondisi armada.
dikategorikan tumbuh (growth), maka dengan Proses bisnis internal yang dilakukan Baraya
perspektif pelanggan perusahaan memiliki potensi untuk Travel Bandung meliputi proses inovasi dengan
berkembang dan menciptakan profitabilitas pelanggan melakukan pengembangan produk yang sesuai dengan
melalui pencapaian penjualan yang diharapkan oleh kebutuhan masyarakat, hingga saat ini Baraya Travel
perusahaan, serta mampu memberikan kepuasan bagi membuka layanan travel, pengiriman paket dan cargo,
pelanggan melalui pelayanan yang terbaik. Hingga serta perjalanan wisata. Baraya Travel hingga saat
saat ini, Baraya Travel Bandung memiliki lebih dari ini memandang perkembangan teknologi sebagai
12.000 member dan belum termasuk pelanggan yang peluang bagi perusahaan dalam memberikan pelayanan
tidak terdaftar sebagai member. yang prima sehingga perusahaan mampu untuk terus
Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam mengembangkan proses pelayanan yang diberikan
perspektif pelanggan yaitu profitabilitas pelanggan perusahaan bagi pelanggan, salah satunya adalah
melalui pencapaian berdasarkan penjualan yang melalui pengembangan aplikasi Baraya Travel yang
diharapkan perusahaan serta kepuasan pelanggan yang memungkinkan pelanggan melakukan booking tiket
mengukur sejauh mana pelanggan merasa terpuaskan serta mampu mengakses informasi tentang Baraya
atas pelayanan yang diberikan Baraya Travel Bandung. Travel melalui aplikasi yang dapat diunduh oleh
Penentuan target penjualan mengacu kepada smartphone. Sistem pembelian dan booking tiket dapat
keputusan direktur dan manajer, sehingga target penjualan dilakukan pula melalui website dan hotline yang tersedia
Baraya Travel Bandung mengikuti target penjualan yang sehingga perusahaan berusaha memberikan pelayanan
telah ditetapkan oleh kantor pusat. Target penjualan yang memudahkan pelanggan. Sasaran strategis yang
Baraya Travel Bandung ditetapkan setiap tahunnya serta termasuk dalam perspektif proses bisnis internal adalah
mengalami kenaikan pada setiap tahunnya. Berdasarkan inovasi proses dan pengembangan produk sebagai upaya
hasil wawancara dengan manajer, rata-rata kenaikan yang hingga saat ini terus dilakukan oleh perusahaan,
target penjualan berada pada kisaran 5% hingga 7%. serta kualitas pelayanan yang diberikan perusahaan
Balanced Scorecard untuk menilai ...
93

guna memenuhi segala kebutuhan transportasi bagi dapat melaksanakan fungsi kerja dengan bik dalam
pelanggan. menciptakan profitabilitas perusahaan. Tujuan dari
Pengembangan produk yang dilakukan oleh Baraya sasaran strategis yang ditetapkan meliputi kompetensi
Travel Bandung adalah melalui beberapa pelayanan rata-rata yang dimiliki karyawan sehingga berperan
jasa lainnya yang memiliki bidang bisnis yang sama untuk menunjang hasil kerja yang diharapkan bagi
yaitu di bidang jasa transportasi. Pelayanan jasa yang perusahaan serta produktivitas karyawan yang
dimiliki hingga saat ini adalah pelayanan transportasi merupakan bagian dari kapabilitas pekerja sebagai
travel Bandung – Jakarta, jasa pengiriman paket bagian dari ukuran inti perspektif pembelajaran dan
khusus untuk wilayah Bandung – Jakarta sedangkan pertumbuhan.
untuk jasa pengiriman paket diluar wilayah Bandung Berdasarkan hasil wawancara dengan supervisor
– Jakarta, Baraya Travel memiliki jasa pengiriman Baraya Travel Bandung dan manajer Baraya Travel,
melalui cargo yang dapat menjangkau seluruh wilayah hingga saat ini Baraya Travel Bandung memiliki
di Indonesia dan layanan jasa yang terbaru adalah karyawan yang berpendidikan SMA sebesar 80% dan
layanan perjalan wisata Baraya Tours & Travel dengan sisanya berpendidikan Diploma 10% dan Sarjana 10%.
sistem penyewaan bus untuk tujuan wisata tertentu atau Karyawan dengan berpendidikan SMA mengisi posisi
penyewaan bus untuk antar jemput karyawan. Menurut jabatan sebagai operator tiket yang memiliki kemampuan
Supervisor Baraya Travel Bandung layanan jasa travel dalam mengoperasikan komputer, microsoft word dan
dan pengiriman paket serta layanan Baraya Tours and microsoft excel serta memiliki sopan santun yang baik
Travel hingga saat ini masih terus tumbuh. dalam melayani konsumen. Sedangkan untuk jenjang
Baraya Travel Bandung memberikan perhatian penuh pendidikan SMP diisi sebagai supir Baraya Travel
pada kualitas pelayanan dengan terus berupaya dalam Bandung dengan memiliki keahlian dalam mengemudikan
meningkatkan kualitas pelayanan berupa peningkatan armada elf dan ditunjukan melalui kepemilikan SIM B1
fasilitas outlet, kebersihan outlet, perawatan armada umum. Berikut ini merupakan diagram kompetensi
secara berkala, serta memberikan kemudahan bagi karyawan dilihat dari aspek pendidikan.
konsumen dalam melakukan transaksi atau booking Gambar 6 menunjukkan persentase kompetensi
ticket. Keseriusan Baraya Travel Bandung dalam upaya rata-rata karyawan Baraya Travel Bandung, karyawan
peningkatan pelayanan didukung pula oleh layanan Baraya Travel Bandung didominasi oleh lulusan SMA
keluhan konsumen yang dimiliki oleh Baraya Travel sebesar 80% yaitu berjumlah 168 orang, sedangkan
melalui SMS ke no hotline yang tersedia di outlet dan lulusan Diploma dan Sarjana masing-masing sebesar
di dalam armada. Hingga saat ini, Baraya Travel sedang 10% yaitu berjumlah 21 orang, lulusan SMA menempati
melakukan pemasangan GPS (Global Positioning jabatan sebagai operator tiket dan supir sedangkan
System) terhadap seluruh armadanya, sehingga sistem untuk lulusan Diploma dan Sarjana menempati posisi
dapat mendeteksi kecepatan laju armada yang dibatasi sebagai Leader, Supervisor, dan Manajer.
kecepatannya. Berikut ini merupakan survei yang Produktivitas memiliki tujuan untuk
dilakukan oleh peneliti melalui wawancara mendalam menghubungkan output yang dihasilkan karyawan
dengan pelanggan Baraya Travel Bandung yang tersebar dengan jumlah karyawan yang digunakan untuk
di beberapa outlet. menghasilkan output tersebut. Produktivitas mengarah
Gambar 5 menunjukkan hasil survei kualitas kepada pencapaian kerja yang maksimal dan berkaitan
pelayanan Baraya Travel Bandung melalui wawancara dengan kualitas, kuantitas dan waktu, serta produktivitas
mendalam dengan pelanggan Baraya Travel Bandung mengarah pada efisiensi yang berkaitan dengan ipaya
di beberapa outlet Baraya Travel Bandung, hasil survei membandingkan input dengan realisasi penggunaannya
menunjukan 2 informan pria dan 1 informan wanita atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.
menyatakan puas dengan pelayanan yang diberikan serta Ukuran yang digunakan yaitu rasio produktivitas
1 informan pria dan 3 informan wanita menyatakan karyawan dengan membandingkan volume layanan
cukup puas namun terdapat beberapa keluhan yang Baraya Travel dengan jumlah karyawan. Berdasarkan
dirasakan yaitu keterlambatan jadwal, terkadang hasil wawancara mendalam dengan manajer Baraya
AC kurang berfungsi dengan baik, serta perawatan Travel, jumlah karyawan Baraya Travel Bandung pada
armada harus lebih ditingkatkan kembali agar mampu tahun 2014 berjumlah 158 orang, terjadi peningkatan
memberikan pelayanan yang prima dari segi armada jumlah karyawan pada tahun 2015 menjadi 179 dan
yang digunakan. pada tahun 2016 terjadi peningkatan kembali menjadi
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan 210 orang, kenaikan jumlah karyawan didasarkan pada
merupakan pondasi bagi terciptanya hubungan kebutuhan pengemudi armada.
sebab akibat dari perspektif lainnya dalam Balanced Tabel 4 menunjukkan rasio produktivitas karyawan
Scorecard, sehingga sumberdaya manusia merupakan Baraya Travel Bandung melalui perbandingan volume
faktor yang sangat penting bagi perusahaan untuk layanan sebagai output dan jumlah karyawan sebagai
tumbuh dan berkembang. Dengan demikian Baraya input, berdasarkan tabel diatas, produktivitas karyawan
Travel Bandung membutuhkan karyawan yang Baraya Travel Bandung mengalami fluktuasi, hal tersebut
94 Jurnal Riset Bisnis dan Manejemen Delly Sukmanawan
Vol. 12, No. 2, Agustus 2019 Azhar Affandi

disebabkan karena kurang optimalnya perbandingan diketahui tujuan-tujuan strategis yang diharapkan
antara penambahan karyawan dengan tingkat kenaikan oleh Baraya Travel Bandung. Pembobotan keempat
volume layanan. Pengukuran kinerja Baraya Travel perspektif dilakukan berdasarkan perspektif BSC, hal
Bandung lebih menekankan pada pencapaian target tersebut dilakukan untuk mengetahui bahwa perusahaan
penjualan dan keuntungan saja, hal tersebut karena lebih menitikberatkan pada salah satu perspektif BSC.
perusahaan berorientasi pada keuntungan. Tabel 5 merupakan pembobotan terhadap empat
Hambatan yang sering muncul dalam melakukan perspektif BSC yang didasarkan pada hasil wawancara
pengukuran kinerja adalah indikator capaian hasil yang mendalam dengan eksekutif perusahaan, dapat diketahui
digunakan yaitu hanya dengan capaian target penjualan, bahwa perusahaan menitikberatkan pada pencapaian
sedangkan capaian target penjualan merupakan berdasarkan perspektif finansial yang berkaitan dengan
data historis dan data masa lalu yang tidak mampu pendapatan perusahaan, dan diikuti oleh perspektif
menggambarkan kondisi di masa yang akan datang, pelanggan dalam memberikan kualitas pelayanan
sehingga Baraya Travel Bandung masih berorientasi yang baik dan kepuasan bagi pelanggan, perspektif
jangka pendek. proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan
Hasil yang didasarkan pada orientasi jangka pendek pertumbuhan.
memungkinkan perusahaan untuk sulit berkembang Sasaran strategis dalam setiap perspektif BSC
karena hanya menggunakan data masa lalu sebagai merupakan perwujudan strategi yang berhubungan
acuan kinerjanya, sehingga akan berimplikasi terhadap satu sama lain. Hubungan sebab akibat yang terlihat
operasional perusahaan yang sulit untuk berkembang pada setiap sasaran strategis menunjukkan koherensi
karena masih minimnya ukuran-ukuran hasil yang setiap tindakan. Koherensi berarti bahwa suatu
menggambarkan orientasi dalam jangka panjang pencapaian sasaran strategis tertentu akan berdampak
perusahaan, hal tersebut senada dengan Niven dalam pada pencapaian sasaran strategi lainnya.
Kartika dan Ardianto (2013). Hambatan lainnya adalah Ukuran kinerja yang digunakan yaitu dengan
mengenai subjektifitas penilaian yang dilakukan oleh menggunakan key performance indicator (KPI)sebagai
leader karena penilaian berdasarkan pengamatan setiap indikator kunci kinerja yang terbagi kedalam lagging
leader sehingga memungkinkan terjadinya bias dalam indicators sebagai indikator hasil (outcome) dan dapat
penilaiannya serta klasifikasi penilaiannya hanya mengukur hasil dari aktivitas yang sudah dilakukan
berdasarkan pada nilai mutu dan poin tertentu. Baraya Travel Bandung dalam mencapai tujuannya,
indikator kunci kinerja lainnya dari KPI yaitu leading
PEMBAHASAN indicators yang merupakanindikator penggerak (driver)
dan merupakan kinerja yang diharapkan oleh Baraya
Tahapan pertama yang dilakukan dalam melakukan Travel Bandung untuk mencapai hasil akhir yang
perancangan sistem pengukuran kinerja berbasis diharapkan.
Balanced Scorecard adalah dengan menentukan Terdapat dua tujuan strategis berdasarkan perspektif
arsitektur pengukuran melalui visi, misi perusahaan finansial yaitu kemampuan perusahaan dalam
serta strategi korporasi perusahaan. Visi, misi dan memperoleh laba melalui hasil penjualan, sehingga
strategi korporasi tersebut dijadikan sebagai arsitektur yang menjadi lag indicators adalah pendapatan
pengukuran kinerja perusahaan karena pada dasarnya penjualan perusahaan dan tujuan strategis yang kedua
sistem pengukuran kinerja berbasis Balanced Scorecard adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh
berawal dari visi, misi dan strategi korporasi perusahaan laba melalui aset yang dimiliki sebagai lag indicators.
yang menjadi dasar dan tujuan-tujuan yang ingin dicapai Sedangkan berdasarkan perspektif pelanggan, terdapat
oleh perusahaan. dua lag indicators yang didasarkan pada tujuan
Berdasarkan misi dapat ditentukan strategi strategis perusahaan yaitu pencapaian dari target
korporasi serta tujuan strategis yang ingin dicapai penjualan dengan persentase capaian penjualan sebagai
oleh perusahaan, meliputi: (1) Meningkatkan lag indicators dan kepuasan pelanggan yang tinggi
pendapatan melalui penjualan dan penggunaan asset, dengan tingkat kepuasan pelanggan yang menjadi lag
(2) Meningkatkan kualitas pelayanan melalui berbagai indicators. Melalui perspektif proses bisnis internal,
inovasi pelayanan dengan penguasaan teknologi, (3) Baraya Travel memiliki tujuan strategis diantaranya
Memastikan pelanggan merasa puas dengan memberikan memiliki kualitas pelayanan yang baik dan tingkat
kenyamanan dan keamanan, (4) Memperluas lini kualitas pelayanan sebagai lag indicators. Tujuan
usaha dengan mengembangkan produk dalam bidang strategis lainnya berdasarkan perspektif proses bisnis
jasa transportasi, (5) Memberikan jenjang karir bagi internal adalah dengan meningkatkan sistem kerja
karyawan yang memiliki kompetensi dalam upaya dan pelayanan yang lebih efektif melalui pemanfaatan
mempersiapkan sumberdaya manusia yang unggul teknologi dengan lag indicators tingkat persentase
Penetapan tujuan diturunkan melalui penjabaran sistem kerja dan pelayanan berbasis teknologi, serta
visi, misi dan strategi Baraya Travel Bandung ke tujuan strategis lainnya yaitu pengembangan produk baru
dalam perspektif BSC dan strategi korporasi sehingga yang bergerak di bidang jasa transportasi dengan jumlah
Balanced Scorecard untuk menilai ...
95

produk baru yang dihasilkan sebagai lag indicators. persentase capaian penjualan dan tingkat kepuasan
Melalui perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, pelanggan.
tujuan strategis perusahaan meliputi kompetensi yang Sasaran strategis Baraya Travel Bandung
dimiliki karyawan dengan tingkat kompetensi karyawan berdasarkan perspektif proses bisnis internal mengarah
sebagai lag indicators dan produktivitas karyawan kepada peningkatan sistem kerja yang lebih baik
dengan tingkat produktivitas karyawan sebagai lag melalui pemanfaatan teknologi yang dipandang sebagai
indicators. inovasi proses. Berdasarkan ukuran kinerja melalui
Berdasarkan perspektif finansial beserta lag KPI, terdapat tiga indikator hasil yang menjadi sasaran
indicators yang telah dirumuskan, terdapat beberapa bagi Baraya Travel Bandung berdasarkan perspektif
indikator hasil yaitu pendapatan penjualan yang dapat proses bisnis internal, yaitu tingkat kualitas pelayanan,
diukur melalui tingkat penjualan, sehingga tingkat persentase inovasi sistem kerja dan pelayanan berbasis
penjualan dianggap sebagai indikator penggerak dari teknologi dan pengembangan produk baru di bidang
pendapatan penjualan, sedangkan indikator penggerak jasa transportasi.
bagi pengembalian aset adalah tingkat pengembalian Berdasarkan ukuran kinerja dari sasaran-sasarn
aset itu sendiri. Berdasarkan perspektif pelanggan, strategis Baraya Travel Bandung pada perspektif
terdapat dua indikator hasil yaitu persentase capaian pembelajaran dan pertumbuhan, terdapat dua indikator
penjualan dengan tingkat capaian penjualan sebagai hasil (lag indicators) yang dapat dijadikan sebagai tolak
indikator penggerak dan tingkat kepuasan pelanggan ukur pencapaian sasaran strategis perusahaan. Baraya
dengan rancangan survei wawancara sebagai indikator Travel Bandung menekankan perhatian kepada tingkat
penggerak yang artinya untuk mengetahui tingkat kompetensi yang dimiliki karyawan serta produktivitas
kepuasan pelanggan salah satunya dapat dilakukan karyawan.
melalui survei. Sedangkan untuk perspektif proses
bisnis internal, terdapat tiga indikator hasil yaitu tingkat KESIMPULAN
kualitas pelayanan yang dapat diketahui melalui indikator
penggerak yaitu survei pada pelanggan, indikator hasil Model pengukuran kinerja yang digunakan Baraya
yang kedua adalah persentase sistem kerja dan pelayanan Travel Bandung masih menerapkan sistem yang
berbasis teknologi dengan sistem kerja baru, proses menitikberatkan pada pencapaian target penjualan,
pelayanan baru dan penguasaan teknologi sebagai kondisi outlet,dan pelaksanaan SOP karyawan.
indikator penggeraknya (lead indicators), indikator hasil Pengukuran melalui laporan mingguan tentang kondisi
yang ketiga adalah jumlah produk baru yang dihasilkan outlet meliputi penilaian terhadap standard point
dengan perancangan produk baru sebagai indikator operator, standard point outlets dan key performance
penggeraknya. Berdasarkan perspektif pembelajaran indicators outlet. Implementasi pengukuran kinerja
dan pertumbuhan, terdapat dua indikator hasil yaitu Baraya Travel Bandung kurang optimal, karena fokus
tingkat kompetensi karyawan dengan mengukur pada pelayanan dan target penjualan.
kompetensi rata-rata karyawan sebagai indikator Capaian target penjualan Baraya Travel Bandung
penggeraknya, serta indikator hasil untuk mengetahui masih terus tumbuh hingga Agustus 2017 rata-rata 5%
tingkat produktivitas karyawan dengan mengetahui hingga 7%. Pencapaian target penjualan pada tahun
jumlah karyawan dan pendapatan perusahaan sebagai 2017 masih dalam angka 80% dari target penjualan yang
indikator penggeraknya. telah ditetapkan. Upaya dalam peningkatan pelayanan
Penetapan target merupakan tahap yang dilakukan pada tahun 2014 yang telah menggunakan sistem online
untuk menentukan capaian yang diharapkan oleh Baraya dan melalui komputerisasi, hingga tahun 2017, Baraya
Travel Bandung.Peneliti tidak mendapatkan akses untuk Travel telah mengembangkan aplikasi yang mampu
merumuskan capaian yang diharapkan bersama dengan memberikan berbagai kemudahan bagi pelanggan.
para pengambil keputusan, sehingga penelitian ini Hambatan yang dirasakan adalah seringnya
dibatasi hingga formulasi yang didasarkan pada KPI. terjadi kendala informasi dan komunikasi serta
Berdasarkan ukuran dari sasaran strategis Baraya penanggulangan dari berbagai tindakan perbaikan
Travel Bandung melalui KPI, didapatkan bahwa lag yang diajukan kepada Baraya Travel pusat. Tolok ukur
indicators berdasarkan perspektif finansial adalah penilaian kinerja perusahaan yang hanya menggunakan
pendapatan penjualan (sales revenue) dan tingkat aspek keuangan merupakan salah satu hambatan bagi
pengembalian aset perusahaan.Baraya Travel Bandung penilaian kinerja perusahaan, karena perusahaan akan
senantiasa memberi perhatian tinggi pada upaya untuk sulit untuk berkembang dan memiliki eksistensi dalam
memuaskan pelanggannya melalui berbagai peningkatan jangka panjang. Ketidakjelasan alat ukur kinerja dan
pelayanan dan peningkatan kualitas jasa. Sasaran- ketidakterukuran penilaian kinerja merupakan salah
sasaran strategis Baraya Travel Bandung berdasarkan satu hambatan dalam melakukan pengukuran kinerja
perspektif pelanggan mengarah kepuasan pelanggan dan di Baraya Travel Bandung. Alat ukur kinerja belum
capaian target penjualan. Berdasarkan ukuran kinerja mengukur keseluruhan aktivitas bisnis dari empat
KPI, lag indicators untuk perspektif pelanggan meliputi fungsional manajemen.
96 Jurnal Riset Bisnis dan Manejemen Delly Sukmanawan
Vol. 12, No. 2, Agustus 2019 Azhar Affandi

Langkah perancangan alat ukur kinerja berbasis BSC Kaplan, Robert S. 2010. Conceptual Foundations of
di Baraya Travel Bandung diawali dengan penentuan The Balanced Scorecard. Working Paper. 10-074.
arsitektur pengukuran melalui visi, misi, sasaran Harvard Business School. Harvard University.
dan tujuan strategis.Kemudian dilakukan penetapan Kairu, Wafula., Okaka, Odera & Akrele. 2013. Effects
tujuan dengan melakukan pembobotan terhadap empat of Balanced Scorecard on Performance of Firms in
perspektif BSC. Penetapan ukuran kinerja dilakukan the Service Sector. European Journal of Business
dengan menggunakan KPI meliputi lag indicators and Management. Vol. 5 No. 9.
dan lead indicators. Penetapan target dibatasi hingga Kartika, T. and Ardianto, J., 2013. Perancangan Metode
formulasi dari KPI. Rancangan BSC memungkinkan Balanced Scorecard Pada PT Samchem Prasandha.
perumusan KPI yaitu pendapatan penjualan, ROA, JMA, 18(2), pp.62-89..
persentase capaian penjualan, survei kepuasan Malgwi, A. A & Dahiru, H. 2014. Balanced Scorecard
pelanggan, survei kualitas pelayanan, persentase sistem Financial Measurement of Organizational
kerja dan pelayanan berbasis teknologi, total jumlah Performance: A Review. IOSR Journal of Economics
produk baru pada periode tertentu, survei kompetensi and Finance (IOSR-JEF). Vol. 4 Issue 6. July- Aug.
rata-rata karyawan dan tingkat produktivitas karyawan PP 01 -10.
melalui perbandingan volume layanan dan jumlah Maslihatin, Tatik. 2016. Balanced Scorecard :
karyawan. Performance Measurement for E-Government.
Journal of Theoretical and Applied Information
DAFTAR PUSTAKA Technology. Vol. 90, No.2, pp. 116-123.
Quesado, P.R., Aibar Guzmán, B. and Lima Rodrigues,
Alao, E., 2013. Strategic Decision Making, Balanced L., 2018. Advantages and contributions in the
Scorecard Profitability: Issues and Challenges. balanced scorecard implementation. Intangible
International Journal of Accounting Research, capital, 14(1), pp.186-201.
42(826), pp.1-12. Rajnoha, R. and Lesníková, P., 2016. Strategic
Awadallah, E.A. and Allam, A., 2015. A critique of the performance management system and corporate
balanced scorecard as a performance measurement sustainability concept-specific parametres in Slovak
tool. International Journal of Business and Social Enterprises. Journal of Competitiveness, 8(3).
Science, 6(7), pp.91-99. Ridwan, R., Harun, H., An, Y. and Fahmid, I.M., 2013.
Brillianty, S.F. and Bendatu, L.Y., 2013. Perancangan The impact of the balanced scorecard on corporate
Alat Ukur Penilaian Kinerja di PT X dengan performance: The case of an Australian public
Menggunakan Balanced Scorecard. Jurnal Titra, sector enterprise. International Business Research,
1(2), pp.149-156. 6(10), p.103.
Divandri, A. and Yousefi, H., 2011. Balanced Scorecard: Saad, R. and Daraghma, Z., 2016. Using of the
A Tool for Measuring Competitive Advantage Balanced Scorecard for Performance Evaluation:
of Ports with Focus on Container Terminals. Empirical Evidence from the Listed Corporations
International Journal of Trade, Economics and in the Palestine Exchange (PEX). International
Finance, 2(6), p.472. Journal of Business and Management, 11(3),
Farooq, A. and Hussain, Z., 2011. Balanced scorecard pp.215-222.
perspective on change and performance: a study Senvar, M.O., Vayvay, O., Kurt, E. and Hloch, S., 2014.
of selected Indian companies. Procedia-Social and Prioritization of balanced scorecard measurement
Behavioral Sciences, 24, pp.754-768. indicators as a process management approach
Fill, M., Buša, M. and Puškáš, E., 2015. Measurement of via fuzzy AHP: case study in automotive industry.
Business Performance Using The Method Balanced Tehnički vjesnik, 21(1), pp.155-162.
Scorecard. The International Journal of Transport Zhijun, L.I.N., Zengbiao, Y.U. and Zhang, L., 2014.
& Logistics. Vol. 15, No. 34-36, pp. 1-8. Performance outcomes of balanced scorecard
Huatuco, L.D.H., Montoya-Torres, J.R., Shaw, N., application in hospital administration in China.
Calinescu, A., Reefke, H. and Trocchi, M., 2013. China Economic Review, 30, pp.1-15.
Balanced scorecard for sustainable supply chains: Zizlavsky, O., 2014. The balanced scorecard: Innovative
design and development guidelines. International performance measurement and management control
Journal of Productivity and Performance system. Journal of technology management &
Management. innovation, 9(3), pp.210-222.
Balanced Scorecard untuk menilai ...
97

Visi, Misi dan Tujuan Baraya Travel Input

Menerjemahkan Visi, Misi, Tujuan dan Strategi


kedalam Sasaran Strategi di Empat Perspektif
Balanced Scorecard

Perspektif Finansial Perspektif Pelanggan Perspektif Proses Perspektif


Bisnis Internal Pembelajaran &
Pertumbuhan
Tema Strategis: Tema Pengukuran: Tema Pengukuran:
- Bauran dan - Pangsa Pasar - Proses Inovasi Tema Strategis:
Pertumbuhan - Retensi Pelanggan - Proses Operasi - Kepuasan Pekerja
pendapatan - Akuisisi Pelanggan - Proses Layanan - Retensi Pekerja
- Penghematan - Kepuasan Purna Jual - Produktivitas
Biaya/Peningkatan Pelanggan Pekerja Proses
Produktivitas - Profitabilitas
- Pemanfaatan Pelanggan
Aktiva/strategi
investasi

Sasaran Strategis Sasaran Strategis Sasaran Strategis Sasaran Strategis


Baraya Travel Baraya Travel Baraya Travel Baraya Travel
Bandung Bandung Bandung Bandung

Cause and Effect Relationship


antar sasaran strategis

Key Performance
Indicator

Output

Key Performance Key Performance


Outcome Driver
(Log Indicator) (Lead Indicator)

Rancangan Balanced Scorecard Outcome

Gambar 1. Kerangka Pemikiran


98 Jurnal Riset Bisnis dan Manejemen Delly Sukmanawan
Vol. 12, No. 2, Agustus 2019 Azhar Affandi

Kepuasan Pelanggan Baraya Travel Bandung


Penentuan Arsitektur
Pengukuran
3
2
1
Visi dan Misi Strategi
0
Perusahaan Korporasi Cukup Puas namun
Puas
Perlu Peningkatan
Penetapan Tujuan Pria Wanita
Sumber : Diolah oleh peneliti dari hasil wawancara mendalam

Penjabaran Visi, Misi Gambar 5. Hasil Survei Kualitas Pelayanan Baraya Travel Bandung
dan Strategi Korporasi
Kompetensi Rata-Rata Karyawan
kedalam Tujuan-
Tujuan Strategi

Cause and effect relationship antar


tujuan-tujuan strategis

Penentuan Arsitektur Gambar 6. Kompetensi Rata-Rata Karyawan Baraya Travel Bandung


Pengukuran
Tabel 1. Sales Revenue Baraya Travel Bandung
Tahun Total Penjualan Sales Revenue
2014 107.854 Rp. 8.763.556.000
Logging Indicators Leading Indicators
2015 119.465 Rp. 9.718.706.000
2016 139.529 Rp. 11.486.858.000
Formulasi Dari KPI untuk Sumber : Diolah oleh peneliti dari hasil wawancara dan dokumentasi
Penilaian Kinerja
Tabel 3. Proyeksi Target Penjualan dan Kuantitas Penjualan
Gambar 2. Model Perancangan Penelitian Hingga Agustus 2017
No. Bulan Target Penjualan Kuantitas Penjualan
Kunjungan ke Penilaian Hasil Penilaian 1. Januari 9.500 10.268
Outlet secara Berdasarkan Didiskusikan 2. Februari 11.295 9.853
Berkala Kejadian setiap Weekly 3. Maret 11.400 10.457
(1 minggu/2 Langsung dan Meeting 4. April 11.700 10.967
minggu) Secara Objektif Manager
5. Mei 12.000 11.192
Sumber : Hasil wawancara mendalam dengan Supervisor 6. Juni 12.840 13.698
Gambar 3. Mekanisme Penilaian Kinerja Baraya Travel Bandung 7. Juli 13.482 10.344
8. Agustus 14.157 12.587
Kepuasan Pelanggan Baraya Travel Bandung Total 89.366
Sumber : Data diolah oleh peneliti
Jumlah Informan

3
2 Tabel 5. Pembobotan Empat Perspektif Balanced Scorecard
1 Pria
No Perspektif Balanced Scorecard Pembobotan
0 Wanita
1 Finansial 0,4
Puas Cukup Puas namun
Perlu Peningkatan 2 Pelanggan 0,3
3 Proses Bisnis Internal 0,2
Klasifikasi
4 Pembelajaran & Pertumbuhan 0,1
Sumber : Diolah oleh peneliti dari hasil wawancara mendalam
Total Pembobotan 1,00
Gambar 4. Hasil Survei Kepuasan Pelanggan Baraya Travel Bandung Sumber : Diolah oleh peneliti dari hasil wawancara mendalam
Balanced Scorecard untuk menilai ...
99

Tabel 2. ROA Baraya Travel Bandung


Return On Assets (ROA) 2014 2015 2016
Rp. 473.832.193 Rp.563.576.435 Rp. 747.232.765
Laba Sebelum Pajak = = =
= Rp. 28.349.854.000 Rp.29.624.721.000 Rp. 29.956.256.000
Total Pajak
= 0,016 = 0,019 = 0,024
Sumber : Diolah oleh peneliti dari hasil wawancara dan dokumentasi

Tabel 4. Rasio Produktivitas Karyawan Baraya Travel Bandung


Rasio Produktivitas Karyawan 2014 2015 2016
Rp. 8.763.556.000 Rp. 9.718.706.000 Rp. 11.486.858.000
Volume Layanan (output) = = =
= 158 orang 179 orang 210 orang
Jumlah Karyawan (input)
= Rp. 55.465.544,3/orang = Rp. 54.294.446,9/orang = Rp. 54.699.323,8/orang
Sumber : Diolah oleh peneliti dari hasil wawancara dan dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai