Anda di halaman 1dari 25

1

BAB I
LATAR BELAKANG

A. Latar Belakang
PT Kereta Api Indonesia (KAI) merupakan perusahan yang
bergerak di bidang pelayanan jasa angkutan darat khususnya di bidang
pelayanan jasa penumpang. Fenomena mengenai keluhan masyarakat
dalam pelayanan publik yang secara langsung maupun tidak langsung,
seperti prosedur yang berbelit-belit, keamanan yang kurang dan sikap
petugas ataupun pegawai yang kurang responsif. Hal tersebut akan
berdampak negatif bagi perusahaan. Salah satu faktor penting yang
digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan adalah kinerja
perusahaan. Maka pengukuran kinerja menjadi sesuatu yang amat penting.
Beberapa metode pengukuran kinerja seperti Balanced Scorecard, rasio
keuangan, dan EVA (Economic Value Added). Dari beberapa metode
pengukuran kinerja diatas, peneliti memilih pengukuran kinerja dengan
pendekatan Balanced Scorecard untuk mengukur kinerja Stasiun Kereta Api
Kota Blitar karena metode ini mencakup berbagai aktivitas penciptaan
nilai yang dihasilkan oleh partisipan perusahaan yang memiliki
kemampuan dan motivasi tinggi.
Selain mengukur kinerja keuangan, Balanced Scorecard mengukur
kinerja non keuangan seperti pelanggan, proses bisnis internal, dan
pertumbuhan dan pembelajaran pegawai yang mana ketiga perspektif ini
sebagai pendukung untuk perusahaan lebih meningkatkan pendapatannya.
Sistem dalam organisasi seharusnyadidesain agar dapat menghasilkan
informasi dalam bentuk ukuran-ukuran keuangan dan non-keuangan untuk
menilai kinerja. Beberapa ukuran nonkeuangan penting misalnya : tingginya
mutu, tingginya kepuasan konsumen, tingginya level inovasi, baiknya model-
model bisnis. Ukuran-ukuran nonfinasial tersebut umumnya mempunyai
dampak pada kinerja keuangan (Supriyono, 2000:146). Balanced
Scorecard merupakan contemporary management tool yang digunakan
2

untuk mendongkrak kemampuan organisasi dalam meningkatkan kinerja


keuangan. Organisasi pada dasarnya adalah institusi pencipta kekayaan.
Penggunaan Balanced Scorecard dalam pengelolaan
Menjanjikan peningkatan signifikat kemampuan organisasi dalam menciptakan
kekayaan. Balanced Scorecard digunakan untuk menyeimbangkan usaha dan
perhatian eksekutif ke kinerja keuangan dan non keuangan, serta kinerja
jangka pendek dan kinerja jangka panjang. Balanced Scorecard juga
mengukur kinerja eksekutif di masa depan, dengan ukuran komprehensif
yang mencakup empat perspektif: keuangan, customers, proses bisnis/intern,
dan pembelajaran & pertumbuhan. Ukuran Balanced Scorecard yang
cukup komprehensif untuk memotivasi eksekutif dalam mewujudkan
kinerja keempat perspektif tersebut, agar keberhasilan keuangan yang
diwujudkan sahperuaan bersifat jangka panjang (Mulyadi, 2001:2-3).
Pesan yang disampaikan kepada para eksekutif dengan penggunaan
Balanced Scorecard dalam pengukuran kinerja eksekutif adalah: ”Kinerja
keuangan yang berjangka panjang tidak dapat dihasilkan melalui usaha-
usaha yang semu (artificial). Jika eksekutif bermaksud meningkatkan
kinerja keuangan dalam jangka panjang, wujudkanlah melalui usaha-usaha
nyata dengan menghasilkan value bagi customer, meningkatkan produktivitas
dan cost effectiveness proses bisnis/intern, dan meningkatkan kapabilitas dan
komitmen personel.” Oleh karena itu Balanced Scorecard memperluas ukuran
kinerja eksekutif ke perspektif customer, proses bisnis intern, dan pembelajaran
dan pertumbuhan, karena ketiga perspektif itulah usaha-usaha sesungguhnya
(bukan usaha semu) menjanjikan dihasilkannya kinerja keuangan yang
berjangka panjang (Mulyadi, 2001:5).
Keunggulan Balanced Scorecard yaitu menjadikan sistem manajemen
strategik kontemporer memiliki karakteristik yang berbeda secara
signifikan dengan karakteristik sistem manajemen strategi tradisional.
Dimana strategik tradisional hanya berfokus pada ukuran kinerja
keuangan, sedangkan sistem manajemen strategik kontemporer mencakup
3

perspektif yang luas, seperti: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal,


serta pembelajaran dan pertumbuhan (Mulyadi, 2001:18).
Singkatnya, mengandalkan pada ukuran keuangan saja adalah tidak
mencukupi untuk memastikan bahwa strategi yang akan dilaksanakan dengan
sukses. Solusinya adalah untuk mengukur dan mengevaluasi manajer unit
bisnis menggunakan berbagai ukuran, baik non keuangan maupun keuangan.
Ukuran-ukuran non keuangan yang mendukung implementasi strategi disebut
sebagai faktor kunci keberhasilan atau indikator kunci kerja (Antony &
Govindarajan, 2009:172).
PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) merupakan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) Indonesia menyelenggarakan jasa transportasi kereta api. PT
KAI harus mampu memberikan pertanggungjawaban baik secara keuangan
maupun non keuangan kepada pemerintah pusat dan masyarakat sebagai
pengguna jasa. Dari penjelasan tersebut perlu adanya pengukuran kinerja yang
mencakup semua aspek. Metode Balanced Scorecard tepat untuk melakukan
pengukuran kinerja baik dari aspek keuangan maupun non keuangan. Stasiun
Kereta Api Kota Blitar beroperasi di Daerah Operasional (DAOP 8) Surabaya
dan merupakan stasiun terbesar di Blitar Raya karena melayani keberangkatan
maupun kedatangan kereta api kelas ekonomi, bisnis, dan eksekutif. Stasiun
Kota Blitar sebaiknya memberikan kualitas pelayananan jasa transportasi
dalam kondisi yang baik, dimana dapat memuaskan para pengguna jasa di
stasiun tersebut. Manajemen Stasiun Kota Blitar haruslah memfokuskan
kualitas pelayanannya melalui perbaikan kinerja secara terus menerus.
Stasiun kereta api Kota Blitar perlu melakukan evaluasi kinerja dan
akuntabilitas dari perusahaan yang merupakan langkah awal yang dibutuhkan
untuk mencapai visi, misi, dan tujuan PT. KAI.
Manajemen PT KAI dalam pengambilan keputusan strategis,
memerlukan alat bantu untuk memonitor dan mengevaluasi kinerja yang
dihasilkan yang bertujuan meningkatkan kinerja perusahaan. Balanced
Scorecard merupakan sistem ukuran kinerja dengan menggunakan empat
perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif
4

bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Balanced


Scorecard memelihara keseimbangan antara ukuran- ukuran strategis yang
berbeda dalam suatu usaha mencapai keselarasan cita-cita, sehingga
mendorong karyawan untuk bertindak sesuai dengan kepentingan terbaik
organisasi. Ini merupakan alat yang membantu fokus perusahaan,
memperbaiki komunikasi, menetapkan tujuan organisasi, dan menyediakan
umpan balik atas strategi (Antony & Govindarajan, 2009:173).
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambil judul
penelitian “Analisis Balanced Scorecard untuk mengukur kinerja PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) (Studi Kasus pada Stasiun Kereta Api Kota
Blitar)”.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana kinerja di Stasiun Kereta Api Kota Blitar berdasarkan
pendekatan Balanced Scorecard yang meliputi perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan, perspektif bisnis internal, perspektif pelanggan, dan perspektif
keuangan ?

C. Batasan Masalah
Untuk menganalisis kinerja menggunakan Balanced Scorecard ini,
penulisan memfokuskan penelitian pada tahun 2011-2013 pada Stasiun
Kereta Api yang bersangkutan agar didalam pemecahan masalah yang ada
tidak terlalu meluas sehingga lebih terarah.

D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
menganalisis kinerja di Stasiun Kereta Api Kota Blitar berdasarkan
pendekatan Balanced Scorecard yang meliputi perspektif pembelajaran dan
5

pertumbuhan, perspektif bisnis internal, perspektif pelanggan, dan perspektif


keuangan.

E. Manfaat Penelitian
1. Untuk mengetahui pertumbuhan pendapatan / penjualan ditinjau dari
laporan keuangan Stasiun Kota Blitar pada tahun 2011-2013.
2. Untuk mengetahui peningkatan kepercayaan dan kepuasan
customers serta kecepatan pelayanannya di Stasiun Kota Blitar.
3. Untuk mengetahui inovasi yang dilakukan oleh Stasiun Kota Blitar
pada tahun 2011-2013 agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan
customers.
4. Untuk mengetahui kapabilitas komitmen pegawai / karyawan yang ada
di Stasiun Kota Blitar.
6

BAB II
PEMBAHASAN
A. Layanan
PT Kereta Api Indonesia memberikan layanan kereta api penumpang dan
barang. Hampir semua jalur yang beroperasi memiliki layanan angkutan kereta api
penumpang yang dijalankan secara teratur.

1. Kereta penumpang
Kapasitas angkut penumpang yang disediakan PT Kereta Api
Indonesia di Jawa dan Sumatera adalah sebanyak 106.638 tempat duduk
per hari dengan rasio kelas eksekutif (30%), bisnis (22%), dan ekonomi
(59%). Bila tempat duduk dikaitkan dengan jarak tempuh, maka total
kapasitas melambung menjadi sebanyak 41.528.450 tempat duduk
per kilometer per hari dengan rasio kelas eksekutif (39%), kelas
bisnis(25%), dan kelas ekonomi (58%).

a. Kelas Eksekutif
Kelas Eksekutif adalah kelas layanan tertinggi PT Kereta Api
Indonesia, yaitu dengan kereta penumpang berkapasitas 50 orang per
kereta. Layanan yang disediakan adalah tempat duduk yang bisa diatur,
pendingin udara, hiburan audio visual dan layanan makanan.
Awalnya, kelas eksekutif dibedakan menjadi dua, yaitu
kelas Argo dan kelas Satwa. Perbedaan antara dua kelas ini terletak pada
nama kereta, jenis armada yang digunakan, dan tingkat kenyamanan pada
masing-masing layanan. Namun, saat ini layanan kelas Argo dan Satwa
telah disamakan sehingga hanya terdapat kelas Eksekutif saja.

Kereta api kelas eksekutif adalah:

 Argo Bromo Anggrek yang melayani rute Gambir-Surabaya Pasar Turi.


 Argo Muria yang melayani rute Gambir-Semarang Tawang.
 Argo Lawu yang melayani rute Gambir-Yogyakarta-Solo Balapan.
7

Kereta api Argo Wilis. Kereta ini merupakan kereta dengan prioritas
tertinggi di jalur selatan.
 Argo Wilis yang melayani rute Bandung-Surabaya Gubeng.
 Argo Jati yang melayani rute Gambir-Cirebon.
Interior KA Argo Bromo Anggrek.
 Argo Dwipangga yang melayani rute Gambir - Yogyakarta - Solo
Balapan.
 Argo Sindoro yang melayani rute Gambir-Semarang Tawang.
 Argo Parahyangan yang melayani rute Gambir-Bandung (tidak setiap
rangkaian).
 Sembrani yang melayani rute Surabaya Pasar Turi-Gambir.
 Gajayana yang melayani rute Malang-Gambir.
 Bangunkarta yang melayani rute Gambir-Semarang Tawang-Surabaya
Gubeng.
 Taksaka yang melayani rute Yogyakarta-Gambir.
 Bima yang melayani rute Malang-Gambir.
 Turangga yang melayani rute Surabaya Gubeng-Bandung.
 Purwojaya yang melayani rute Cilacap-Gambir.

b. Kelas Campuran
Kelas campuran adalah kelas layanan kedua tertinggi, dengan
kereta penumpang kelas eksekutif (50 penumpang), bisnis AC (64
Penumpang) dan ekonomi AC (80-106 Penumpang). Layanan kelas
campuran antara lain :
 Argo Parahyangan (Eksekutif-Ekonomi) yang melayani
rute Bandung-Gambir (tidak semua rangkaian).
 Pangandaran (Eksekutif-Ekonomi) yang melayani rute Gambir-
Bandung-Banjar.
 Cirebon Ekspres (Eksekutif-Ekonomi) yang melayani
rute Cirebon-Gambir.
8

 Tegal Bahari (Eksekutif-Ekonomi) yang melayani rute Tegal-


Gambir.
 Ranggajati (Eksekutif-Bisnis) yang melayani rute Cirebon-
Surabaya Gubeng-Jember.
 Sancaka (Eksekutif-Ekonomi) yang melayani rute Surabaya
Gubeng–Yogyakarta.
 Mutiara Timur (Eksekutif-Bisnis) yang melayani rute Surabaya
Gubeng–Banyuwangi. Pernah ada layanan terusan
hingga Denpasar, Bali menggunakan bus dari Banyuwangi, namun
sedang dibekukan.
 Lodaya (Eksekutif-Ekonomi) yang melayani rute Bandung-
Yogyakarta-Solo Balapan.
 Malabar (Eksekutif-Bisnis-Ekonomi) yang malayani rute Bandung-
Stasiun Yogyakarta-Stasiun Malang.
 Gumarang (Eksekutif-bisnis) yang melayani rute Pasar Senen–
Surabaya Pasar Turi.
 Mutiara Selatan (Eksekutif-Bisnis) yang melayani rute Malang-
Surabaya-Bandung.
 Sawunggalih Utama (Eksekutif-Ekonomi) yang melayani
rute Pasar Senen–Karanganyar–Kutoarjo.
 Harina (Eksekutif-Ekonomi) yang melayani rute Bandung-
Surabaya Pasar Turi lewat Stasiun Cikampek.
 Malioboro Ekspres (Eksekutif-Ekonomi) yang melayani
rute Malang–Yogyakarta.
 Ciremai Ekspres (Eksekutif-Bisnis) yang melayani Bandung-
Cirebon-Semarang Tawang.
 Pangrango (Eksekutif-Ekonomi) relasi Bogor-Sukabumi.
 Senja Utama Solo (Eksekutif-Ekonomi) dari Pasar Senen ke
Stasiun Yogyakarta, dan Solo Balapan.
 Wijayakusuma (Eksekutif-Ekonomi) yang melayani rute Cilacap-
Banyuwangi
9

 Sidomukti (Eksekutif-Ekonomi) yang melayani rute Yogyakarta-


Solo Balapan.
 Kamandaka (Eksekutif-Ekonomi) yang melayani rute Purwokerto-
Semarang Tawang.
 Sribilah (Eksekutif-Bisnis) yang melayani Medan-Rantauprapat.
 Sindang Marga (Eksekutif-Bisnis) yang melayani Kertapati
(Palembang)-Lubuklinggau.

c. Kelas Ekonomi
Dalam rangka pemerataan pelayanan kepada semua lapisan
masyarakat, selain mengoperasikan sejumlah kereta api komersial
yang berfungsi sebagai subsidi silang pada pelayanan kereta api kelas
ekonomi, PT Kereta Api Indonesia juga mengoperasikan sejumlah
rangkaian kereta api kelas ekonomi unggulan, yaitu :
 Matarmaja yang melayani rute Malang-Pasar Senen.
 Pasundan yang melayani rute Bandung-Surabaya Gubeng.
 Brantas yang melayani rute Pasar Senen–Blitar.
 Logawa yang melayani rute Purwokerto-Jember.
 Sri Tanjung yang melayani rute Banyuwangi–Lempuyangan.
 Tawang Jaya yang melayani rute Pasar Senen-Semarang Poncol.
 Tawang Alun yang melayani rute Malang Kotalama-Banyuwangi.
 Bengawan yang melayani rute Pasar Senen-Purwosari.
 Progo yang melayani rute Pasar Senen–Lempuyangan.
 Serayu yang melayani rute Pasar Senen-Kroya-Purwokerto.
 Kutojaya Utara yang melayani rute Pasar Senen-Karanganyar-
Kutoarjo, (Ekonomi AC Premium non-PSO).
 Kutojaya Selatan yang melayani rute Kiaracondong-Kutoarjo.
 Kertajaya yang melayani rute Pasar Senen-Surabaya Pasar Turi.
 Kahuripan yang melayani rute Kiaracondong-Blitar.
 Gaya Baru Malam yang melayani rute Pasar Senen-Surabaya
Gubeng.
10

 Putri Deli yang melayani rute Medan-Tanjungbalai.


 Siantar Ekspres yang melayani rute Medan-Siantar.
 Serelo yang melayani Kertapati (Palembang)-Lubuklinggau.
 Rajabasa yang melayani Kertapati (Palembang)-
Tanjungkarang (Bandar Lampung).
 Menoreh yang melayani rute Pasar Senen–Semarang
Tawang, (Ekonomi AC Plus non-PSO).
 Bogowonto yang melayani rute Pasar Senen-
Lempuyangan, (Ekonomi AC Plus non-PSO).
 Gajah Wong yang melayani rute Pasar Senen–
Lempuyangan, (Ekonomi AC Plus non-PSO).
 Singasari yang melayani rute Pasar Senen-Purwokerto-
Karanganyar-Yogyakarta-Blitar, (Ekonomi AC Plus non-PSO).
 Majapahit yang melayani rute Pasar Senen - Malang, (Ekonomi AC
Plus non-PSO).
 Jayabaya yang melayani rute Pasar Senen - Malang, (Ekonomi AC
Plus non-PSO).
 Jaka Tingkir yang melayani rute Purwosari-Yogyakarta-Pasar
Senen, (Ekonomi AC Plus non-PSO).
 Joglokerto Ekspres yang melayani rute Purwokerto-Yogyakarta-
Solo Balapan, (Ekonomi AC Plus non-PSO).
 Jayakarta yang melayani rute Pasar Senen-Surabaya
Gubeng, (Ekonomi AC Premium non-PSO).
 Tegal Ekspres yang melayani Pasar Senen–Tegal.
 Kalijaga yang melayani rute Solo Balapan-Semarang Poncol.
 Kaligung yang melayani rute Brebes - Tegal – Semarang
Poncol (Ekonomi AC Plus non-PSO).
 Kuala Stabas yang melayani rute Tanjungkarang -
Baturaja, (Ekonomi AC Premium non-PSO).
11

d. Kereta api lokal


Tarif kereta api kelas ekonomi ditetapkan oleh pemerintah
sehingga secara keseluruhan biaya operasi tidak dapat ditutup dengan
tarif yang dikenakan kepada masyarakat. Sampai saat ini, PT Kereta
Api Indonesia melakukan subsidi silang dari pendapatan rangkaian
kereta api kelas Argo dan kelas satu pada kelas ekonomi. Beberapa
kereta yang dioperasikan adalah:
 Kereta Api Siliwangi yang melayai rute Sukabumi-Cianjur
 KRD Kertosono yang melayani rute Surabaya Pasar Turi-
Cepu dan Surabaya Kota-Kertosono.
 Penataran yang melayani rute Surabaya Kota-Blitar via Malang.
 Probowangi yang melayani rute Probolinggo-Banyuwangi.
 Rapih Dhoho yang melayani rute Surabaya Kota-Blitar via Kediri.
 Patas Purwakarta yang melayani rute Purwakarta-Tanjung Priok.
 Lokal Merak yang melayani rute Merak-Rangkasbitung.
 Pandanwangi yang melayani rute Jember-Banyuwangi.
 Kereta api Patas Bandung Raya dan kereta api lokal Cibatu relasi
Purwakarta-Padalarang-Cicalengka-Cibatu.
 KRD Surabaya Lamongan yang melayani rute Surabaya-
Lamongan, Surabaya-Sidoarjo, dan Surabaya-Mojokerto.
 KRD Perintis Jenggala yang melayani rute Mojokerto-Tulangan-
Sidoarjo
 KA Lokal Cibatu yang melayani rute Cibatu - Purwakarta
 Sibinuang yang melayani rute Padang-Pariaman

e. Komuter
Komuter adalah kereta api yang beroperasi dalam jarak dekat,
menghubungkan kota besar dengan kota-kota kecil di sekitarnya atau
dua kota yang berdekatan. Penumpang kereta ini kebanyakan adalah
para penglaju bermobilitas tinggi yang pergi-pulang dalam sehari,
misalnya ke tempat kerja atau sekolah. Tidak mengherankan apabila
12

frekuensi perjalanan komuter termasuk tinggi dan jumlah


penumpangnya juga paling banyak dibanding kereta jenis lainnya.
Di Indonesia, jaringan komuter masih menjadi satu dengan kereta
api jarak jauh, bahkan kebanyakan rangkaian kereta apinya juga
diambil dari bekas kereta api jarak jauh. Walaupun demikian,
pemerintah saat ini sedang mempersiapkan pembangunan jaringan
kereta api komuter yang lebih canggih, seperti monorel, kereta bawah
tanah, maupun Mass Rapid Transit (MRT) yang rencananya akan
dibangun di Jakarta dan Surabaya.
Komuter umumnya dilayani oleh rangkaian kereta api ekonomi,
tetapi beberapa sudah ada yang dilayani oleh kereta kelas bisnis
bahkan kelas eksekutif, seperti kereta api Solo Ekspres jurusan Solo-
Kutoarjo. Jalur-jalur kereta komuter yang ada di Indonesia antara lain:
 KRL Jabodetabek/Commuter Line, merupakan jalur komuter
tertua di Indonesia yang melingkupi daerah Jakarta Raya,
melayani para penglaju dari Jakarta ke Bogor, Depok,
Tangerang, Serpong, Lebak, dan Bekasi (kota/kabupaten), yang
dioperasikan oleh PT Kereta Commuter Indonesia.
 Kereta api Prambanan Ekspres relasi Kutoarjo-Yogyakarta-
Solo yang menggunakan Kereta rel diesel elektrik hasil
modifikasi dari KRL BN-Holec PT INKA Madiun dan Kereta
Rel Diesel Indonesia.
 Kereta api Solo Ekspres relasi Kutoarjo-Yogyakarta-Solo.
 Kereta api Kedung Sepur relasi Semarang-Ngrombo.
Sebelumnya KRD ini hampir dialokasikan untuk Airport
Railink Services dan kemudian dialokasikan untuk
layanan kereta api Sri Wedari.
 Kereta api Blora Jaya Ekspres relasi Semarang-Bojonegoro.
 Kereta api Seminung relasi Tanjung Karang-Kota Bumi.
 Kereta api Way Umpu relasi Tanjung Karang-Kota Bumi.
 Kereta api Sri Lelawangsa relasi Medan-Binjai
13

f. Kereta api bandara


PT Kereta Api Indonesia menyediakan layanan kereta bandara
yang menghubungkan stasiun-stasiun sekitar hingga ke bandara baik
yang dioperasikan sendiri maupun yang dioperasikan oleh PT Railink.
Moda transportasi ini sangat berguna karena mengurangi jumlah
kepadatan kendaraan menuju bandara. Untuk saat ini sudah tersedia
rute menuju ke Stasiun Bandara Kualanamu, Bandar Udara
Internasional Minangkabau dan Bandar Udara Internasional Soekarno-
Hatta. Nantinya akan terdapat rute menuju Bandar Udara Internasional
Adi Soemarmo.

g. Kereta wisata
PT Kereta Api Indonesia juga menyediakan layanan kereta wisata
yang tarifnya disesuaikan dengan harga tiket tertinggi pada kereta yang
dirangkaikan dengan kereta wisata tersebut. Gerbong kereta wisata
diberinama Nusantara, Bali, Toraja, Sumatera, Jawa, Imperial, dan Pri
ority. Selain itu, di Ambarawa tersedia pula kereta wisata
dengan lokomotif uap bergigi. Di Solo, kereta wisata Punokawan
jurusan Purwosari–Wonogiri menelusuri jalan Slamet Riyadi di Kota
Solo. Adapun di Sumatera Selatan, tersedia kereta wisata yang diberi
nama Kereta Sultan, sedangkan di Sumatera Barat tersedia pula kereta
wisata yang bertujuan ke Lembah Anai dan Pantai Pariaman.

2. Kereta barang
Khusus di Pulau Jawa, pemasaran angkutan barang semula kurang
diminati pasar karena dalam perjalanan kalah prioritas dengan kereta
penumpang. Akan tetapi, sejalan dengan perkembangan terakhir yang
sudah melalui tahapan modernisasi sarana angkutan barang, telah
dimungkinkan hadirnya kereta barang dengan kecepatan yang tidak jauh
14

berbeda dengan kereta penumpang sehingga perjalanannya jauh lebih


lancar.
Layanan kereta barang yang dilayani saat ini sudah ada beberapa
macam seperti kereta pengangkut peti kemas, kereta pengangkut batu bara,
kereta pengangkut semen, dan sebagainya. Untuk mengoptimalkan
layanan kereta berbasis barang pada saat ini PT Kereta Api Indonesia
membuat anak perusahaan yang bernama PT Kereta Api Logistik (Kalog)
yang fungsi utamanya adalah untuk melayani dan mengoperasionalkan
layanan barang berbasis kereta api.

a. Kereta barang peti kemas


Kereta barang peti kemas melayani beberapa rute, antara lain:
 Stasiun Jakarta Gudang-Stasiun Kalimas
 Stasiun Jakarta Gudang-Stasiun Benteng
 Stasiun Jakarta Gudang-Stasiun Semarang Poncol
 Stasiun Tanjung Priok-Stasiun Kalimas
 Stasiun Tanjung Priok-Stasiun Gedebage
 Stasiun Tanjung Priok-Stasiun Lemah Abang
 Stasiun Krenceng-Stasiun Cibungur-Stasiun Kalimas
 Stasiun Krenceng-Stasiun Benteng
 Stasiun Klari-Stasiun Kalimas
 Stasiun Lemah Abang-Stasiun Benteng
Barang yang diangkut kebanyakan berupa peti kemas yang jenis
komoditas angkutannya tidak terbatas.

b. Kereta barang semen


Kereta api barang ini mengangkut semen dan mempunyai beberapa
rute, diantaranya :
 Stasiun Nambo-Stasiun Cisaat
 Stasiun Nambo-Stasiun Kalimas
15

 Stasiun Nambo-Stasiun Banyuwangi Baru


 Stasiun Nambo-Stasiun Brambanan
 Stasiun Karangtalun-Stasiun Lempuyangan
 Stasiun Karangtalun-Stasiun Solo Balapan
 Stasiun Karangtalun-Stasiun Brumbung
 Stasiun Karangtalun-Stasiun Cirebon Prujakan
 Stasiun Arjawinangun-Stasiun Brambanan
 Stasiun Arjawinangun-Stasiun Purwokerto
 Stasiun Klari-Stasiun Kretek
 Stasiun Kertapati-Stasiun Tigagajah
 Stasiun Tigagajah-Stasiun Lubuk Linggau
 Stasiun Bukit Putus-Stasiun Indarung
Rute kereta api Nambo-Banyuwangi Baru adalah rute kereta api
terjauh yang pernah dioperasikan oleh PT KAI, dengan panjang rute
mencapai 1060 km dan waktu tempuh mencapai 23 jam.

c. Kereta barang bahan bakar minyak


Kereta api ketel adalah kereta api angkutan barang yang
mengangkut bahan-bahan cair seperti bahan bakar minyak (BBM) dan
bahan bakar khusus (BBK). Salah satu kerja sama PT Kereta Api
Indonesia dalam angkutan BBM dan BBK dengan PT Pertamina. Rute
kereta barang ini di antaranya :
 Stasiun Maos-Stasiun Tegal
 Stasiun Cilacap-Stasiun Rewulu
 Stasiun Rewulu-Stasiun Madiun
 Stasiun Benteng-Stasiun Malang Kotalama
 Stasiun Benteng-Stasiun Madiun
 Stasiun Bangil-Stasiun Malang Kotalama
 Stasiun Labuan-Stasiun Kisaran
 Stasiun Labuan-Stasiun Siantar
16

 Stasiun Kertapati-Stasiun Lubuklinggau


 Stasiun Kertapati-Stasiun Lahat
 Stasiun Kertapati-Stasiun Tigagajah

d. Kereta barang pupuk


Kereta api pupuk mengangkut pupuk milik Pusri dengan
rute Stasiun Cilacap-Stasiun Prupuk dan Stasiun Cilacap-Stasiun Ceper.

e. Kereta barang cepat


Kereta barang cepat yang diberi nama Over Night
Service (ONS)[24] beroperasi di koridor Stasiun Jakarta Gudang-Stasiun
Surabaya Pasar Turi. Satu rangkaian kereta ONS terdiri dari 10-
14 kereta bagasi.

B. Penerapan Manajemen Resiko Dalam Perusahaan KAI


1. Identifikasi Risiko Operasional dan Penyebab Risiko PT KAI

Identifikasi Risiko Operasional PT KAI


No
Level-1 Level-2 Level-3
1 Kepuasan Sarana dan Keterbatasan suplai suku cadang
Pelanggan Prasarana Keterbatasan kapasitas Depo/Balai
Yasa
Gangguan dan kerusakan pada rel,
peralatan persinyalan dan listrik aliran
atas
Rendahnya jumlah armada yang dapat
dioperasionalkan
Terbatasnya sarana perkeretaapian
yang didominasi di Pulau Jawa
Meledaknya pengguna jasa
17

Identifikasi Risiko Operasional PT KAI


No
Level-1 Level-2 Level-3
transportasi pada musim-musim
tertentu
Minimnya jumlah stasiun yang dapat
dioptimalkan
Keterlambatan jadwal keberangkatan
dan kedatangan
Pendapatan Tidak diminatinya jasa-jasa penunjang
Layanan perkeretaapian PT KAI
Perseroan tidak dapat mengambil
keuntungan dengan menaikkan tarif
Menurunnya pendapatan perseroan
Katastropik Kebakaran dan kecelakaan kereta api
Bencana alam
SDM Terbatasnya tenaga ahli dan tenaga
kerja dengan skill tertentu
Pelanggaran aturan dan kode etik
dalam perusahaan
2 Strategi Kompetisi Kondisi pasar jasa transportasi
Pelayanan cenderung berubah
Program Kerja Program kerja yang dijadwalkan tidak
dapat diimplementasikan
Sosial Minimnya sosialisasi dan konsultasi
dengan pemangku kepentingan
Kemitraan Risiko investasi dengan mitra dalam
negeri dan luar negeri
Terbatasnya mitra pengguna angkutan
kereta api barang
Risiko komoditi pengadaan
18

Identifikasi Risiko Operasional PT KAI


No
Level-1 Level-2 Level-3
Proyek Penyimpangan waktu start pelaksanaan
proyek
Penyimpangan waktu delivery
pelaksanaan proyek
Penyimpangan biaya realisasi proyek
3 Kinerja Kurs Mata Impor sebagian besar sarana dan suku
Keuangan Uang Asing cadang kereta api
Perseroan Likuiditas Cash flow tidak seimbang
Risiko kesulitan pendanaan
Suku Bunga Pinjaman jangka pendek dan jangka
panjang dengan bunga mengambang

Berikut adalah penyebab dari risiko-risiko yang telah diidentifikasi:

Risiko Operasional PT
No Penyebab
KAI
1 Keterbatasan suplai suku Sebagian besar sarana dan suku cadang
cadang transportasi kereta api harus diimpor
2 Keterbatasan kapasitas PT KAI memiliki 6 Balai Yasa (2 di
Depo/Balai Yasa Sumatera dan 4 di Jawa), dengan waktu
pengerjaan/perawatan yang cukup lama
(satu rangkaian kereta api kurang lebih 30
hari)
3 Gangguan dan kerusakan  Kekeliruan pada perencanaan.
pada rel, peralatan  Kekeliruan saat
persinyalan dan listrik pembangunan/pelaksanaan konstruksi.
aliran atas  Material yang digunakan kurang baik.
 Kesalahan pada saat pemakaian jalan rel
19

Risiko Operasional PT
No Penyebab
KAI
(over load, kecepatan yang tidak
merata/mendadak).
 Kondisi alam setempat dan kondisi
cuaca.
 Akibat bencana alam.
 Pemadaman listrik.
 Rusaknya pantograf/panel listrik kereta
api.
4 Rendahnya jumlah armada  Rendahnya rasio availability, yaitu rasio
yang dapat antara jumlah armada
dioperasionalkan Siap Operasi dengan jumlah armada Siap
Guna (SO/SG).
• Kegiatan perawatan armada yang kurang
efektif, baik dalam hal pemanfaatan suku
cadang, utilitas SDM, penjadwalan
perawatan sehingga mempengaruhi
kinerja pelayanan publik.
5 Terbatasnya sarana  Distribusi pembangunan infrastruktur
perkeretaapian yang kereta api yang tidak merata di seluruh
didominasi di Pulau Jawa Indonesia.
 Kondisi alam di luar Pulau Jawa yang
tidak sesuai untuk moda kereta apa.
 Keterbatasan anggaran untuk belanja
modal infrastruktur kereta api.
6 Meledaknya pengguna  Tingginya animo masyarakat terhadap
jasa transportasi pada penggunaan jasa transportasi kereta api
musim-musim tertentu  Mobilitas penduduk antardaerah
perkotaan yang sangat masif
20

Risiko Operasional PT
No Penyebab
KAI
7 Minimnya jumlah stasiun  Kondisi infrastruktur di beberapa stasiun
yang dapat dioptimalkan masih belum maksimal
 Minimnya gerai usaha/bisnis yang
tersedia di stasiun
8 Keterlambatan jadwal  Persilangan dan penyusulan
keberangkatan dan  Bongkar muat barang
kedatangan  Perawatan jalan rel
 Adanya pekerjaan Satker yang
mengganggu jalan KA
9 Tidak diminatinya jasa-
Kurangnya pemasaran jasa-jasa penunjang
jasa penunjang
perkeretaapian
perkeretaapian PT KAI
10 Perseroan tidak dapat Pada 2013 terdapat perubahan peraturan
mengambil keuntungan mengenai tariff angkutan kereta api kelas
dengan menaikkan tarif ekonomi. Tarif angkutan Kereta Api kelas
ekonomi ditetapkan oleh Pemerintah.
11 Menurunnya pendapatan  Kenaikan biaya perawatan sarana dan
perseroan prasarana perkeretaapian
 Pertumbuhan volume angkutan
penumpang selama lima tahun terakhir
cenderung stagnan
12 Kebakaran dan kecelakaan  Perusahaan tidak mengasuransikan aset
kereta api tetap terhadap risiko kecelakaan,
kebakaran dan jenis resiko kerugian
lainnya
 Kendala teknis berupa gangguan
komunikasi dan sistem persinyalan
 Minimnya budaya keselamatan
21

Risiko Operasional PT
No Penyebab
KAI
pengguna jalan
 Kerusakan prasarana kereta api
 Kurangnya pengendalian perawatan dan
keselamatan kereta api
13 Bencana alam Kondisi alam yang rentan terhadap
bencana gempa bumi, tanah longsor,
banjir, dan dekat dengan gunung merapi
14 Terbatasnya tenaga ahli Minimnya jumlah pegawai yang
dan tenaga kerja dengan memenuhi kualifikasi untuk posisi-posisi
skill tertentu dengan keahlian khusus dan sangat sulit
dicari di pasar tenaga kerja
15 Pelanggaran aturan dan Kurangnya pengawasan dan pengendalian
kode etik dalam terhadap nilai-nilai perusahaan dan budaya
perusahaan bersih di seluruh jajaran perusahaan
16 Kondisi pasar jasa  Deregulasi industri penerbangan,
transportasi cenderung perusahaan penerbangan telah
berubah mengembangkan model bisnis
penerbangan dengan tarif murah
 Tumbuhnya jasa pengganti moda
transportasi darat lainnya, yaitu bus,
travel, dan persewaan mobil jarak jauh
17 Program kerja yang Adanya kendala internal dari sisi
dijadwalkan tidak dapat manajemen dan pemerintah, dan kendala
diimplementasikan eksternal berupa gangguan teknis, sarana,
dan prasarana
18 Minimnya sosialisasi dan
Minimnya sarana dan prasarana penunjang
konsultasi dengan
penyampaian informasi
pemangku kepentingan
22

Risiko Operasional PT
No Penyebab
KAI
19 Risiko investasi dengan  Adanya pasal-pasal perjanjian kerja
mitra dalam negeri dan sama yang membebani perusahaan
luar negeri  Ketidakmampuan mitra untuk
mengembalikan investasi perusahaan
yang telah jatuh tempo
20 Terbatasnya mitra Pesaing kereta angkutan barang adalah
pengguna angkutan kereta truk. Kelebihan jasa substitusi ini adalah
api barang lebih fleksibel menjangkau rute-rute yang
tidak terjangkau oleh jalur kereta api
21 Risiko komoditi Keterlambatan pelaksanaan pengadaan
pengadaan dan risiko kenaikan harga
22 Penyimpangan waktu start  Kesulitan perizinan, penyiapan lokasi,
pelaksanaan proyek dan pembebasan lahan
 Keterlambatan penyiapan desain,
AMDAL, persetujuan teknis, dan
persetujuan sumber dana
23 Penyimpangan waktu  Kurang efektifnya pemantauan dan
delivery pelaksanaan evaluasi kemajuan proyek
proyek  Tahapan proyek selesai di luar jadwal
yang telah dipersiapkan
24 Penyimpangan biaya Kenaikan harga dan lingkup proyek yang
realisasi proyek tidak di-cover dalam kontrak
25 Impor sebagian besar
Supply sarana dan suku cadang tidak dapat
sarana dan suku cadang
dipenuhi oleh dalam negeri
kereta api
26 Cash flow tidak seimbang  Tidak terdapat sumber dana alternatif
untuk modal kerja/modal investasi
terutama dalam sarana dan prasarana
23

Risiko Operasional PT
No Penyebab
KAI
 Kurangnya pemanfaatan dana pada
instrumen jangka pendek di pasar uang
atau pasar modal dengan keuntungan
tertentu
27 Risiko kesulitan Komposisi pendanaan perjanjian kerja
pendanaan sama operasi yang kurang layak
28 Pinjaman jangka pendek
dan jangka panjang Persyaratan pinjaman dengan bunga
dengan bunga mengambang dari pemberi pinjaman
mengambang
24

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Industri perkeretaapian Indonesia adalah industri strategis nasional yang
kompleks mencakupindustri perakitan kereta api, industri penyediaan dan
pengaturan jasa kereta api, yang meliputiproses perencanaan, pengelolaan,
sampai dengan pemeliharaan industri kereta api nasional.
Industriperkeretaapian berperan besar dalam mendukung pengembangan
ekonomi nasional. PT KAI berperan penting sebagai penyedia jasa utama dan
penunjang bisnis perkeretaapian, sebagaioperator, dan regulator.Rencana
pengadaan lokomotif sebagai program pemerintah yang termuat dalam
Rencana Strategis Kementerian Perhubungan tahun 2010-2014 dan poses
tender lokomotif yang dilakukansecara terbuka dan dapat diikuti oleh peserta
luar negeri menjadi ancaman dan peluang untuk bisnis perkereta apian PT
KAI yang telah berubah dari perusahaan pelayanan publik menjadi
perusahaan jasa yang memungkinkan untuk meningkatkanlaba melalui jasa
perkeretaapian maupun non perkeretaapian yang juga menjadi ancaman
danpeluang untuk operasional PT KAI dalam melayani masyarakat dan
mempertahankan kinerja secaraprofesional.Kebijakan manajemen risiko
dalam industri perkereta apian merupakan bagian integral dari proses bisnis
perusahaan dan pengambilan keputusan oleh manajemen, serta tumbuh
menjadibudaya bagi seluruh personil perusahaan sesuai Keputusan Menteri
Negara BUMN Republik Indonesia No. KEP-117/M-MBU/2002 tentang
Penerapan.

B. Saran
Semoga PT KAI bisa memberikan pelayanan yang terbaiknya untuk
mengurangi resiko dalam setiap kefiatannya kepada masyarakat dan juga
menambah wawasan bagi pembaca.
25

DAFTAR PUSTAKA

Lupiyoadi, Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Kedua.

Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Basu Swastha dan T. Hani Handoko. (2000). “Manajemen Pemasaran :

AnalisisPerilaku Konsumen”. Yogyakarta : BPFE.

Philip Kotler & Kevin Lane Keller, 2009, Manajemen pemasaran, Edisi 13 Jilid

2. Jakarta

Rujukan dari Internet berupa Profil PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

Cara pemesanan tiket online,jadwal tiket kereta api.(https://tiket.kereta-api.co.id/)

Diakses november 2014.

Profil PT. Kereta Api Indonesia (Persero). (http://kereta-api.co.id/) Di akses

november 2014.

Anda mungkin juga menyukai