Anda di halaman 1dari 21

Manajemen Mutu Terpadu

“Tokoh-Tokoh Mutu”

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Novianty Djafri., S.Pd.I , M.Pd.I

Disusun Oleh :

Nama : Devira Rohmawatus Sya’adah


NIM : 190131601222
Offering : PERMATA MP

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang telah memberikan kita berbagai macam
nikmat, sehingga aktivitas yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan,
baik kehidupan dalam dunia ini lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak,
sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah
dan penuh manfaat.

Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada dosen serta
teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan dalam bentuk moril
maupun material sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah
ditentukan. Sangat disadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata
kesempurnaan, untuk itu kritikan dan saran yang sifatnya membangun sangat
kami harapkan.

Akhir kata mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini dan
hanya kepada Allah kita berlindung dan memohon ampun.

Gorontalo, 24 September 2021

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang 1
2. Rumusan Masalah 2
3. Tujuan 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Mutu Menurut W. Edwards Deming 4
B. Konsep Dasar Mutu Menurut Joseph M. Juran 5
C. Konsep Dasar Mutu Menurut Philip B. Crosby 6
D. Perbedaan Pandangan Menurut Tiga Ahli Tentang Mutu 6
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan 9
2. Saran 9
DAFTAR RUJUKAN 10

2
DAFTAR TABEL

Tabel 2.4 7

3
4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mutu merupakan suatu kegiatan memenuhi persyaratan pelanggan
baik dalam bentuk layanan produk maupun jasa secara optimal. Sedangkan
manajemen mutu pendidikan merupakan suatu kegiatan pemenuhan tujuan
sesuai dengan standar yang telah direncanakan, diorganisasikan,
dilaksanakan, dan di pantau secara seksama secara efektif dn efisien
dengan tujuan pemenuhan kepuasan pelanggan pendidikan. Dalam
menjalankan hal tersebut maka perlu diadakan kontrol mutu,
disediakannya penjaminan mutu, dan juga mutu terpadu. Sebuah produk
dari pendidikan berupa jasa, prestasi, dan keluaran yang baik.
Pemikir mutu atau pencetus mutu Pendidikan yaitu Dr W. Edwards
Deming, Joseph M. Juran, Philip B. Crosby, dan K. Ishikawa. Selain
ke-empat ahli tersebut juga masih banyak pencetus lainnya, namun
beberapa teori yang berkembang di Indonesia dari ke-4 ahli tersebut
terutama bapak Dr. W. Edwards Deming. Dr. W. Edwards Deming diakui
sebagai “Bapak Mutu”. Dr. Deming memperoleh gelar Ph.D dalam
matematika dan fisika dari Universitas Yale. Awalnya dia berkenalan
dengan konsep dasar manajemen tradisional pada akhir tahun 1920-an,
saat milik Western Electric yang terkenal, Hawthorne di Chicago.
Pengalaman ini membawanya pada pertanyaan, “ Bagaimana cara
terbaik untuk perusahaan dalam memotivasi karyawan?” Deming
menemukan sistem motivasi tradisional yang digunakan pada masa itu
tidak cocok lagi dan secara ekonomis tidak produktif. Dalam sistem
tersebut, pemberian insentif dikaitkan dengan jenis pekerjaan dengan
harapan bisa memperbesar output pekerja, yang dilanjut dengan inspeksi
atas proses kerja termasuk mencatat butir-butir kesalahan pekerjaan

1
karyawan.Pada tahun 1930-an, Deming bekerja sama dengan ahli statistik
Bell Telephone

2
3

Laboratories, Walter A. Shewhart, mengembangkan tehnik kontrol statistik


yang dapat diterapkan dalam proses manajemen.
Deming mengakui bahwa proses manajemen yang terkontrol
secara statistik membantu manajer secara sistematis menentukan saat yang
tepat untuk campur tangan, sekaligus menentukan waktu yang tepat
membiarkan proses berjalan. Selama perang dunia II Deming
berkesempatan menunjukkan kepada pemerintah bagaimana metode
kontrol mutu secara statistik Shewhart dapat diajarkan kepada para pekerja
dan menjalankannya dalam praktik di pabrik-pabrik perlengkapan perang
yang sedang sibuk.Pada akhir perang dunia II deming meninggalkan
pekerjaanya di pemerintahan dan mendirikan perusahaan konsultan. Pada
tahun 1947 mengirimnya ke Jepang untuk mempersiapkan sensus nasional
di negeri tersebut. Sementara itu, para manajer Amerika mulai melupakan
ajaran kontrol mutu yang diberikan pada jaman perang dan mereka
kembali pada gaya dan praktik manajemen tradisional sebelum perang.
Bersamaan dengan itu,
Deming yang terlibat dalam metode kontrol mutu mendapatkan
sambutan hangat di Jepang. Orang jepang mengaitkan keberhasilan
ekonomi mereka dengan metodologi mutu Dr. Deming.Filosofi Dr.
Deming cenderung menempatkan mutu dalam artian yang manusiawi.
Ketika pekerja sebuah perusahaan berkomitmen pada pekerjaan untuk
dilaksanakan dengan baik dan memiliki proses manajerial yang kuat untuk
bertindak, maka mutupun akan mengalir dengan sendirinya.
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari penjeasan latar belakang diatas maka penyusun
makalah dapat merumuskan permasalahan yang akan dibahas pada
makalah ini, yaitu:
1. Bagimana Konsep Dasar Mutu Menurut W. Edwards Deming?
2. Bagaimana Konsep Dasar Mutu Menurut Joseph M. Juran?
4

3. Bagaimana Konsep Dasar Mutu Menurut Philip B. Crosby?


4. Bagaimana Perbedaan Pandangan Tiga Tokoh Mutu Tentang Mutu?
C. Tujuan
Dari penjabaran latar belakang dan pembagian rumusan masalah
penyusun menulis makalah ini dengan tujuan untuk mengetahui dan
memahami:
1. Bagimana Konsep Dasar Mutu Menurut W. Edwards Deming
2. Bagaimana Konsep Dasar Mutu Menurut Joseph M. Juran
3. Bagaimana Konsep Dasar Mutu Menurut Philip B. Crosby
4. Bagaimana Perbedaan Pandangan Tiga Tokoh Mutu Tentang Mutu
5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Mutu Menurut W. Edwards Deming


Dalam Firdaus, dkk (2021) dijelaskan bahwasanya pengertian dari
mutu menurut W. Edwards Deming merupakan suatu bentuk pemecahan
masalah guna memperoleh kegiatan penyempurnaan secara berkelanjutan.
Sedangkan menurut Mulyadi dalam Hidayatulloh dijelaskan bahwasanya
pandangan mutu oleh W. Edwards Deming yaitu suatu bentuk kesesuaian
dengan kebutuhan pasar atau dengan kata lain sesuai dengan kebutuhan
atau keperluan dari konsumen sehingga bisa menghasilkan kepuasan dari
konsumen tersebut.
Dalam Tamrin (2014) dijelaskan bahwasanya terdapat 14 prinsip
yang harus dilakukan untuk mencapai suatu mutu produk menurut
Deming, antara lain: (1) menumbuhkan tekad dan menciptakan rencana
jangka Panjang, (2) mengadopsi filosofi yang baru, (3) menghentikan
ketergantungan, (4) menghentikan hubungan kerja yang berdasarkan atas
daasar harga, (5) melakukan perbaikan secara terus-menerus, (6)
melakukan pelatihan sambal bekerja, (7) mengadakan kepemimpinan yang
membantu, (8) menghiangkan sumber penghalang komunikasi, (9)
menghilangkan sumber ketakutan, (10) menghilangkan keharusan dan
slogan terhadap staf, (11) menghilangkan pempas hak pimpinan, (12)
mengadakan program Pendidikan dan pelatihan, (13) melibatkan semua
anggota dalam proses transformasi dan (14) menciptakan struktur dalam
memperbaiki mutu produk atau jasa yang diusahakan.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwasanya konsep mutu
menurut W. Edwards Deming yaitu suatu bentuk langkah-langkah
pemecahan masalah yang mengutamakan kkebutuhan atau keinginan

6
7

konsumen dengan memperhatikan prinsip-prinsipnya dalam pemecahan


masalah.
8

B. Konsep Dasar Mutu Menurut Joseph M. Juran


Dalam Firdaus, dkk (2021) dijelaskan bahwasanya pengertian mutu
menurut Joseph M. Juran merupakan sebuah bentuk kesesuaian dengan
penggunaan. Contohnya sebuah sepeda yang dirancang untuk ke gunung,
balap, dan sebagainya. Pendekatan Joseph M. Juran ini merupakan sebuah
bentuk pendekatan yang berorientasikan kepada pemenuhan harapan
pelanggan. Dalam Ahmad (2020) dijelaskan bahwasanya pandangan
mengenai mutu oleh Josph M. Juran yaitu meraih mutu merupakan sebuah
bentuk usaha yang tidak mengenal akhir. Perbaikan mutu merupakan
sebuah proses yang berkesinambungan didalam mutu juga memerlukan
sebuah kepemimpinan dari anggota dewan institusi dan administrator.
Dalam Hidayatulloh dijelaskan bahwasanya Joseph M. Juran
berpendapat bahwasanya mutu merupakan sebuah kecocokan terhadap
penggunaan produk (fitness for use) dengan tujuan memenuhi suatu
kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Joseph jug menjelaskan bahwasanya
kecocokan dari penggunaan sebuah produk tersebut didasarkan atas lima
ciri utama yaitu (1) teknologi yaitu kekuatan, (2) psikologis yaitu rasa atau
status, (3) waktu yaitu kehandalan, (4) kontraktual yaitu ada jaminan, dan
(5) etika yaitu sopan santun.
Dalam Ahmad (2020) dijelaskan bahwasanya pandangan mengenai
manajemen mutu oleh Joseph M. Juran yaitu sebagai sebuah bentuk
tindakan yang berhubungan dengan kualitas tertentu dengan karakteristik:
1) Mutu merupakan bagian dari agenda manajemen atas
2) Sasaran kualitas masuk dalam rencana bisnis
3) Jangkauan sasaran diturunkan dari benchmarking. Fokus pada
pelanggan dan pada kesesuaian kompetisi
4) Sasaran disebarkan ke tingkat yang mengambil tindakan
5) Pelatihan dilaksanakan pada semua tingkat
6) Pengukuran ditetpkan seluruhnya
9

7) Manajer bertugas meninjau kembali kemajuan secara teratur


dibandingkan dengan sasaran
8) Penghargaan diberikan untuk penampilan terbaik
9) Reward system diperbaiki
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwasanya mutu
menurut Joseph M. Juran merupakan suatu bentuk kesesuaian pelaksanaan
produk atau jasa dengan penggunaan. Kesesuian tersebut dapat diukur (1)
teknologi, (2) psikologis, (3) waktu, (4) kontraktual, dan (5) etika.

C. Konsep Dasar Mutu Menurut Philip B. Crosby


Dalam Firdaus, dkk (2021) dijelaskan bahwasanya pengertian mutu
menurut Philip B. Crosby merupakan suatu bentuk kesesuaian terhadap
sebuah persyaratan atau kebijakan yang berlaku. Philip juga menekankan
bahwasanya dalam suatu proses organisasi sangat penting untuk
melibatkan banyak orang atau anggota tim/organisasi tersebut.
Dalam Hidayatulloh dijelaskan bahwasanya Philip B. Crosby
bahwasanya mutu merupakan conformance to requirement yaitu
kesesuaian dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Dimana suatu
produk atau jasa yang memiliki mutu ialah produk atau jasa yang sesuai
dengan kriteria mutu yang telah ditentukan baik dari segi bahan baku,
proses produksi, sampai dengan produk jadi.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwasanya pandangan
Philip B. Crosby terhadap mutu merupan suatu bentuk kesesuaian suatu
produk atau jasa terhadap kriiteria yang telah ditentukan baik dari bahan,
proses, dan hasil.

D. Perbedaan Pandangan Tiga Tokoh Mutu Tentang Mutu


10

Baik dari W. Edwards Deming, Joseph M. Juran, dan Philip B.


Crosby walaupun mereka memiliki persamaan dalam pandangan mengenai
mutu yaitu kepuasan pelanggan mereka juga memiliki perbedaan, yaitu:

Tabel 2.4 Perbedaan Pandangan Tentang Mutu Menurut Para Ahli

No Aspek W Edwards Deming Joseph Juran Philip


Crosby
1 Definisi Satu tingkat yang dapat Kemampuan Sesuai
diprediksi dari untuk digunakan persyarat
keseragaman dan (fitness for use). an.
ketergantungan pada
biaya yang rendah
sesuai pasar.
2 Tanggung 94% atas masalah Kurang dari 20% 100%
jawab mutu. karena masalah
manajemen mutu menjadi
senior tanggung jawab
pekerja
3 Standar Banyak skala sehingga Menghindari Kerusaka
pres-tasi/moti digunakan statistik kampanye untuk n nol
vasi untuk mengukur mutu melakukan (Zero
di semua bidang. pekerjaan secara Defect)
Kerusakan nol sangat sempurna
penting
4 Pendekatan Mengurangi Manusiawi Pencegah
umum ke-anekaragaman an bukan
dengan perbaikan pengawas
berkesinambungan dan an
menghentikan
pengawasan massal
5 Cara 14 butir 10 butir 14 butir
memperbaiki
mutu
11

6 Kontrol proses Harus digunakan Disarankan karena Menolak


statistik (SPC) SPC dapat
mengakibatkan
Total Driven
Approach
7 Basis Terus-menerus Pendekatan Proses
perbaikan mengurangi ke-lompok, bukan
penyimpangan proyek-proyek, program,
menetapkan tujuan
tujuan perbaikan
.
8 Kerja sama tim Partisipasi karyawan Pendekatan tim Tim
dalam membuat dan Gugus perbaikan
keputusan Kendali Mutu mutu dan
(GKM atau QCC). Dewan
Mutu
9 Biaya mutu Tidak ada optimal Mutu tidak gratis Mutu
perbaikan terus (Quality is not gratis.
menerus free), terdapat
batas optimal.
Pembelian dan Pengawasan terlalu Masalah Menyatak
barang yang lambat.Menggunakan pembelian an
diterima standar mutu yang merupakan hal persyarat
dapat diterima yang rumit an
sehingga pemasok
diperlukan survei adalah
resmi perluasan
10 Penilaian Tidak kritik atas Ya tetapi -
pemasok banyaknya sistem membantu
memperbaiki
pemasok
11 Hanya satu Ya Tidak dapat -
sumber di-abaikan untuk
penyedia meningkatkan
daya saing
12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konsep mutu menurut W. Edwards Deming yaitu suatu bentuk
langkah-langkah pemecahan masalah yang mengutamakan kkebutuhan
atau keinginan konsumen dengan memperhatikan prinsip-prinsipnya
dalam pemecahan masalah. Mutu menurut Joseph M. Juran merupakan
suatu bentuk kesesuaian pelaksanaan produk atau jasa dengan
penggunaan. Kesesuian tersebut dapat diukur (1) teknologi, (2)
psikologis, (3) waktu, (4) kontraktual, dan (5) etika. pandangan Philip
B. Crosby terhadap mutu merupan suatu bentuk kesesuaian suatu
produk atau jasa terhadap kriiteria yang telah ditentukan baik dari
bahan, proses, dan hasil.
Dari ketiga tokoh ini dapat kita ambil kesimpulan bahwasanya
mutu itu suatu kebutuhan konsumen terhadap kepuasan pelanggan
sepenuhnya terhadap suatu barang yang di butuhkan atau mutu
merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan kepuasan
pelanggan terhadap sebuah produk.

B. Saran
Kepada penyusun makalah selanjutnya yang menyusun makalah
yang sama dengan tema ini yaitu onsep dasar mutu terpadu diharapkan
untuk mencari referensi yang lebih komplit, akurat, dan kredibel untuk
melengkapi kekurangan dalam makalah ini. Dan untuk pihak lembaga
pendidikan semoga makalah ini dapat sedikit membantu dalam
peningkatan mutu pendidikan di sekolah dan dapat menadi referensi
bagi perujuk lainnya.

13
DAFTAR RUJUKAN

Ahmad. (2020). Manajemen Mutu Terpadu. Makassar. Nas Media


Pustaka. (Online).
(https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=hKoJEAAAQBA
J&oi=fnd&pg=PA1&dq=MUTU+MENURUT+W+EDWARDS+D
EMING,+JOSEPH+JURAN+DAN+PHILIPCROSBY&ots=rOq86
We6k9&sig=Lv6Msm9AFMZJXJ5cvd-H5W7PGqc&redir_esc=y#
v=onepage&q=MUTU%20MENURUT%20W%20EDWARDS%2
0DEMING%2C%20JOSEPH%20JURAN%20DAN%20PHILIPC
ROSBY&f=false). (Diakses pada 24 September 2021).
Firdaus, E., Purba, R.A., Kato, I., Purba, S., Aswan, N., Karwanto. &
Chamidah. D. (2021). Manajemen Mutu Terpadu. Yayasan Kita
Menulis. (Online).
(https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=NWI1EAAAQB
AJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=konsep+dasar+mutu+menurut+para+ahl
i&ots=Tlzk3mIWgH&sig=U-_kJqs984KcuJPf1eu6dsmd1_Y&redi
r_esc=y#v=onepage&q=konsep%20dasar%20mutu%20menurut%2
0para%20ahli&f=false). (Diakses pada 24 September 2021).
Hidayatullh, H. Mutu Menurut W Edwards Deming, Joseph Juran dan
Philip Crosby. (Onlline).
(https://www.academia.edu/19741131/MUTU_MENURUT_W_ED
WARDS_DEMING). (Diakses pada 24 September 2021).
Tamrin. (2014). Pemikir Mutu: Juran, Deming, Crosby, Ishikawa, dan
Feigenbaun. Makalah yang dipublikasi. (Online).
(http://tamrinhayat.blogspot.com/2014/09/v-behaviorurldefaultvml
o.html). (Diakses pada 24 September 2021).

14
15

Anda mungkin juga menyukai