Anda di halaman 1dari 23

FILOSOFI MUTU PENDIDIKAN

Oleh:
ISNAINI

PRODI (S2) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY GENTENG
BANYUWANGI
TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat, hidayat dan karunia-NYA saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Filosofi Mutu Pendidikan”.
Makalah ini berisi tentang pengertian mutu pendidikan, penyebab
rendahnya mutu pendidikan, dan upaya ataupun cara meningkatkan mutu
pendidikan. Pada kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Bapak Dr. H. Ahmad Aziz Fanani, M.Pd.I sebagai Dosen Pengampu yang telah
bersedia memeberikan waktunya, perhatian, serta bimbingannya dalam
penyelesaian makalah ini, Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya hingga makalah ini dapat
diselesaikan, saya menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, karena
terbatasnya ilmu yang dimiliki, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun untuk lebih menyempurnakan makalah saya di masa
yang akan datang. Akhirnya, saya berharap semoga makalah ini dapat
memberikan sumbangsih serta manfaat bagi kita semua.

Banyuwangi, Nopember 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAULUAN..................................................................................................................4
1. Latar Belakang Masalah...........................................................................................4
2. Rumusan Masalah....................................................................................................6
3. Tujuan......................................................................................................................6
BAB II..................................................................................................................................7
PEMBAHASAN..................................................................................................................7
1. Mutu Dalam Pendidikan..........................................................................................7
2. Permasalahan Mutu Pendidikan.............................................................................10
3. Prinsip Mutu Pendidikan........................................................................................15
4. Elemen Pendukung Mutu Pendidikan....................................................................16
BAB III..............................................................................................................................22
KESIMPULAN..................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................23

3
BAB I

PENDAULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah unsur utama dalam meningkatkan kualitas suatu

bangsa. Pendidikan juga merupakan kunci kualitas bagi sumber daya

manusia di setiap negara. Kualitas sumber daya ini juga menjadi tolok

ukur kemajuan sebuah negara. Hal-hal tersebut saling berkesinambungan

demi peningkatan SDM di setiap Negara. Bagi warga negara mendapatkan

pendidikan merupakan kebutuhan pokok setiap, Pemerintah Indonesia

sendiri mewajibkan bersekolah minimal selama 12 tahun.

Salah satu kebijakan dalam meningkatkan kualitas sumber daya

manusia Indonesia adalah melalui peningkatan mutu pendidikan.

Pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan akan membuat warga

negara Indonesia memiliki keterampilan khusus (Life Skills) sehingga

memiliki kemampuan untuk mengenal dan mengatasi masalah pribadi

ataupun lingkungannya secara bijak, mendorong tegaknya masyarakat

madani dan modern yang dijiwai nilai-nilai agama dan ideologi negara.

Kualitas Pendidikan di Indonesia masih banyak yang perlu

disempurnakan, hal itu melihat dari U.S. News & World Report yang baru-

baru ini telah merangkum sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara atau

ASEAN yang memiliki sistem pendidikan terbaik tahun 2021 dan dari

4
hasil tersebut di dapat bahwa Singapura merupakan negara di Asia

Tenggara dengan kualitas pendidikan terbaik, sedangkan Indonesia


(Abdurahman, 2022)
mempati peringkat ke 4 di bawah negara Thailand

Pendidikan masih menjadi perhatian utama di Indonesia. Hal ini

karena pada beberapa daerah masih saja mengalami berbagai kendala

dan keterbelakangan dalam menempuh pendidikan. Selain itu,

pandemi Covid 19 juga sempat membuat segala sistem pembelajaran

berubah 180 derajat. Pandemi mendorong setiap negara harus

melakukan transformasi belajar dengan menggunakan teknologi

digital yang ada. Adanya transformasi tersebut menambah tantangan

baru bagi dunia Pendidikan maupun masyarakatnya yang harus bisa

beradaptasi dengan situasi yang ada. Oleh karena itu, pendidikan

sendiri menjadi salah satu bahasan isu dalam pertemuan G20.

G20 merupakan forum kerjasama internasional yang beranggotakan

19 negara utama dan Uni Eropa. Tahun 2022 Indonesia memegang

presidensi G20. Selama masa presidensi, Indonesia berperan dalam

menetapkan agenda prioritas dan memimpin serangkaian pertemuan G20.

Terdapat empat isu pendidikan yang diangkat dalam pertemuan G20

yakni Pendidikan universal yang berkualitas, teknologi digital dalam

pendidikan, solidaritas dan kemitraan, serta dunia kerja pasca-Covid-19.


(Sevima, 2022)

Dari empat isu yang di angkat tersebut kualitas Pendidikan masih

menjadi pembahasan utama di dunia Pendidikan, namun demikian

5
pemerintah beserta berbagai kalangan telah dan terus menerus berupaya

mewujudkan peningkatan mutu pendidikan, antara lain melalui

pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan

sarana prasarana pendidikan dan lain sebagainya.

2. Rumusan Masalah

1) Apa pengertian mutu dalam pendidikan?

2) Apa Permasalahan mutu pendidikan?

3) Bagaimana prinsip mutu dalam pendidikan?

4) Apa elemen pendukung mutu dalam pendidikan?

3. Tujuan

1) Untuk mengetahui pengertian dari mutu Pendidikan

2) Untuk mengetahui permasalahan mutu Pendidikan

3) Untuk mengetahui prinsip mutu Pendidikan

4) Untuk mengetahui apa saja elemen pendukung mutu Pendidikan

6
BAB II
PEMBAHASAN

1. Mutu Dalam Pendidikan

Ada beberapa pengertian mutu pendidikan. Mutu juga seringkali

ditafsirkan dengan beragam arti dan makna, defenisi mutu memiliki

konotasi yang bermacam-macam tergantung orang yang memakainya.

Mutu berasal dari bahasa latin yakni “Qualis” yang berarti what kind of
(e-jurnal, 2016)
(tergantung kata apa yang mengikutinya)

Ada sepuluh pengertian mutu menurut para ahli yaitu :

1) Philip B. Crosby

Pengertian mutu menurut Crosby adalah kesesuaian pada

persyaratan. Misalnya, jam yang tahan air, sepatu tahan

lama. Menurutnya penting pula menyertakan banyak orang

dalam sistem organisasi.

2) Armand V. Feigenbaum (1987:7)

Pengertian mutu adalah semua gabungan dari karakteristik

produk dari pemasaran rekayasa, pembikinan dan juga

pembeliharaan yang membuat produk dapat digunakan dan

memenuhi harapan konsumen.

3) Goetsch D.L dan Davis D.L (2002:3)

Mendefinisikan mutu sebagai suatu keadaan dinamik yang

diasosiasikan dengan produk, proses dan juga orang serta

7
lingkungan yang mencapai atau melewati harapan.

4) Supriono (2002:377)

Mengungkapkan bahwa mutu merupakan tingkatan dari

baik buruknya suatu hal.

5) W. Edward Deming

Pengertian mutu menurut Deming adalah suatu pemecahan

masalah agar mencapai penyempurnaan secara terus

menerus.

6) Joseph M. Juran (1993)

Arti mutu merupakan kecocokan penggunaan produk untuk

memenuhi kebutuhan dan juga kepuasan konsumen

7) K. Ishikawa

Mengartikan mutu sebagai sebagai kepuasan pelanggan.

8) Edward Sallis

Pengertian mutu menurut Edward Sallis adalah sesuatu

yang berhubungan dengan gairah dan harga diri.

9) American Society for Quality Control

Menyatakan bahwa mutu merupakan jumlah sifat dari

produk yang berhubungan dengan kemampuan untuk


(Mingseli, 2022)
memberikan kebutuhan berupa kepuasan.

10) Kamus Besar Bahasa Indoenesia

Mutu dalam kamus besar Bahasa Indonesia dapat di artikan

sebagai kualitas, tingkat, derajat, kadar ukuran tentang baik

8
buruknya suatu benda, (KBBI, 2022)

Dari beberapa konsep mutu yang diutarakan oleh para ahli, maka

dapat diambil kesimpulan bahwa mutu merupakan suatu ukuran yang

berhubungan dengan kepuasan pelanggan terhadap sebuah produk.

Pendidikan berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

tentang sistem pendidikan nasional (Sisdiknas), yaitu “Pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlikan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara”. “Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha

mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang

tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan”.

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan pokok dalam

kehidupan seseorang, artinya bahwa Pendidikan adalah suatu proses

kehidupan dalam mengembangkan potensi yang ada di setiap individu

untuk dapat melangsungkan kehidupan, Sehingga mendapatkan

Pendidikan adalah hak wajib bagi setiap warga negara.

Mutu pendidikan merupakan sebuah filsafat dan budaya organisasi

yang menekankan kepada upaya penciptaan mutu yang konstan melalui

setiap aspek dalam kegiatan organisasi. Sehingga pendidikan yang

bermutu bukan sekedar mempersiapkan peserta didik menjadi manusia

9
yang besar, bermakna, dan bermanfaat dizamanya, tetapi juga dapat

membekali peserta didik untuk taat kepada perintah Allah SWT dan
(Khoirudin, 2022)
menjauhi larangan Nya.

Sehingga dapat di simpulkan bahwa Mutu pendidikan adalah taraf

keunggulan dalam pengelolaan pendidikan secara efektif dan efisien

untuk menciptakan keunggulan akademis dan ekstra kurikuler pada

peserta didik yang dinyatakan lulus untuk satu jenjang pendidikan atau
(Nihlah, 2021)
menyelesaikan pembelajaran tertentu.

2. Permasalahan Mutu Pendidikan

Mutu pendidikan dapat juga disebut dengan kualitas pendidikan, mutu

merupakan masalah pokok yang menjamin perkembangan sekolah dalam

meraih keberhasilan ditengah-tengah persaingan dunia pendidikan yang

semakin maju.

Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam

mutu Pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan itu

dapat kita lihat dengan membandingkannya dengan negara lain.

Menurut survei PISA dalam tiga tahun terakhir tentang kualitas

Pendidikan di Indonesia menunjukkan bahwa Indonesia di urutan ke 74

alias peringkat keenam dari bawah. Kemampuan membaca siswa

Indonesia di skor 371 berada di posisi 74, kemampuan Matematika

mendapat 379 berada di posisi 73, dan kemampuan sains dengan skor
(Kusuma, 2019)
396 berada di posisi 71.

10
Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan

sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh

karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia

Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di

negara-negara lain.

Penyebab rendahnya mutu pendidikan adalah akumulasi dari

penyebab rendahnya mutu pendidikan di sekolah antara lain adalah

masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut

masih menjadi masalah pendidikan pada umumnya. Banyak hal yang

menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, diantaranya adalah:

a. Rendahnya kualitas sarana fisik

Kualitas sarana fisik pendidikan di Indonesia masih jauh dari kata

sempurna. Masih banyak terdapat sekolah-sekolah dan perguruan

tinggi yang memiliki gedung rusak, buku perpustakaan tidak

lengkap, laboratorium yang tidak memadai, bahkan ada yang tidak

memiliki gedung laboratorium sama sekali.

Rendahnya kualitas fisik pendidikan tentu berpengaruh pada proses

pembelajaran. Dalam hal ini pemerintah terlihat kurang peduli,

penanganan pendidikan di Indonesia masih menjadi nomor

kesekian.

b. Rendahnya kualitas guru

Salah satu masalah dalam dunia pendidikan adalah Rendahnya

Kualitas Guru. Banyak guru yang belum profesional dalam

11
menjalankan tugasnya. Bahkan ada sebagian guru yang tidak layak

untuk mengajar. Meskipun guru bukan satu-satunya faktor penentu

keberhasilan pendidikan, namun guru memiliki andil yang sangat

besar pada kualitas pendidikan.

Beberapa penyebab rendahnya kualitas guru diantaranya adalah

ketidaksesuaian ilmu dengan bidang yang diajar, rendahnya

kualifikasi yang dimiliki guru, program Peningkatan Keprofesian

Berkelanjutan (PKB) guru masih rendah, dan rekrutmen guru tidak

efektif.

c. Rendahnya kesejahteraan guru

Kesejahteraan guru memiliki pengaruh yang besar terhadap

rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Rendahnya gaji yang

diterima oleh seorang guru membuat guru harus mencari cara agar

kebutuhannya tercukupi, misalnya menjadi guru les, mengajar di

tempat lain, atau memiliki aktivitas lain yang tidak ada

hubungannya dengan tugas mengajar. Hal ini tentu membuat guru

menjadi tidak fokus dalam mengajar, parahnya mereka hanya

mengajar asal-asalan.

d. Kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan

Kesempatan memperoleh pendidikan masih terbatas pada tingkat

Sekolah Dasar. Data Balitbang Departemen Pendidikan Nasional

dan Direktorat Jenderal Binbaga Departemen Agama tahun 2000

menunjukan Angka Partisipasi Murni (APM) untuk anak usia SD

12
pada tahun 1999 mencapai 94,4% (28,3 juta siswa). Pencapaian

APM ini termasuk kategori tinggi. Angka Partisipasi Murni

Pendidikan di SLTP masih rendah yaitu 54, 8% (9,4 juta siswa).

Sementara itu layanan pendidikan usia dini masih sangat terbatas.

Kegagalan pembinaan dalam usia dini nantinya tentu akan

menghambat pengembangan sumber daya manusia secara

keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi

pemerataan pendidikan yang tepat untuk mengatasi masalah

ketidakmerataan tersebut.

e. Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan

Rendahnya relevansi pendidikan dapat dilihat dari banyaknya

lulusan yang menganggur. Data BAPPENAS (1996) yang

dikumpulkan sejak tahun 1990 menunjukan angka pengangguran

terbuka yang dihadapi oleh lulusan SMU sebesar 25,47%,

Diploma/S0 sebesar 27,5% dan PT sebesar 36,6%, sedangkan pada

periode yang sama pertumbuhan kesempatan kerja cukup tinggi

untuk masing-masing tingkat pendidikan yaitu 13,4%, 14,21%, dan

15,07%.

Menurut data Balitbang Depdiknas 1999, setiap tahunnya sekitar 3

juta anak putus sekolah dan tidak memiliki keterampilan hidup

sehingga menimbulkan masalah ketenagakerjaan

tersendiri.Adanya ketidakserasian antara hasil pendidikan dan

kebutuhan dunia kerja ini disebabkan kurikulum yang materinya

13
kurangfunsional terhadap keterampilan yang dibutuhkan ketika

peserta didik memasuki dunia kerja.

f. Mahalnya biaya pendidikan

Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga

Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki

pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Orang miskin tidak boleh

sekolah. Untuk masuk TK dan SDN saja saat ini dibutuhkan biaya

Rp 500.000, sampai Rp 1.000.000. Bahkan ada yang memungut di

atas Rp 1 juta.

Masuk SLTP/SLTA bisa mencapai Rp 1 juta sampai Rp 5 juta.

Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, atau

tepatnya, tidak harus murah atau gratis. Tetapi persoalannya siapa

yang seharusnya membayarnya? Pemerintahlah sebenarnya yang

berkewajiban untuk menjamin setiap warganya memperoleh

pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk


(Ariyani, 2022)
mendapatkan pendidikan bermutu.

Mewujudkan mutu pendidikan yang bagus dan memuaskan bukanlah

pekerjaan yang mudah, proses tersebut membutuhkan tahapan perencanaan

yang matang dan tindakan yang berkelanjutan. Lembaga Pendidikan dikatakan

bermutu apabila mampu memberi layanan sesuai atau bahkan melebihi

harapan guru, karyawan, peserta didik, dan pihak-pihak lain yang terkait,

seperti orang tua, penyandang dana, pemerintah atau dunia kerja sebagai

pengguna lulusan.

14
3. Prinsip Mutu Pendidikan

Prinsip berasal dari kata principle yang berarti dasar, aturan pokok,

atau asas. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa prinsip

adalah asas, kebenaaran yang jadi pokok dasar orang berfikir, bertindak dan

sebagainya. Prinsip dapat dikatakan sebagai pertanyaan dasar atau kebenaran

umum atau pun individual yang dijadikan pedoman berfikir dan bertindak.

Prinsip merupakan pengagan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Prinsip

membimbing manusia untuk tegas dalam berfikir dan bertindak. Prinsip itu

terkadang pahit, tetapi sangat sangat penting untuk mencapai kesuksesan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Indonesia Nomor 28 tahun 2016 pasal 2 Sistem Penjamin Mutu Pendidikan

Dasar dan Menengah mempunyai fungsi dan tujuan :

1. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah berfungsi

untuk mengendalikan penyelenggaraan pendidikan oleh satuan

Pendidikan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah sehingga

terwujud pendidikan yang bermutu.

2. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah berfungsi

untuk mengendalikan penyelenggaraan pendidikan oleh satuan

Pendidikan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah sehingga

terwujud pendidikan yang bermutu.

Jadi pada prinsipnya mutu Pendidikan adalah kegiatan sistematik

dan terpadu oleh satuan atau program pendidikan, penyelenggara satuan

atau program pendidikan, untuk menaikkan tingkat kecerdasan

kehidupan bangsa melalui pendidikan.

15
4. Elemen Pendukung Mutu Pendidikan

1. Membentuk Tim Penjamin Mutu


Kualitas dan jaminan kualitas telah dianggap penting untuk
mengangkat ekonomi keluar dari resesi. Komponen organisasi
pendidikan makin menyadari pentingnya kualitas dengan perubahan
tatanan dunia telah menciptakan tantangan baru bagi mereka. Dalam
kualitas, permintaan dan jaminan kualitas bertujuan untuk menarik dan
memuaskan pelanggan. Organisasi pendidikan harus memiliki sistem
jaminan kualitas sebagai bagian dari manajemen mereka.
Sekolah yang terjamin mutunya, harus selalu melakukan
peningkatan mutu berkelanjutan. Di satu sisi, harus bergerak ke depan
dan bersikap dinamis dengan cara terus berupaya mengembangkan
mutu dirinya. Di sisi lain, instrumen pengembangan mutu dari lembaga
penjaminan harus terus dilengkapi dan disempurnakan sesuai tuntutan
dan perkembangan zaman secara konsisten hingga mencapai tingkat
dan kualitas kinerja yang optimal.
Agar dapat menjalankan wewenangnya untuk merencanakan,
melaksanakan, mengendalikan, dan mengembangkan SPMI (Sistem
Penjamin Mutu Internal), sekolah membentuk Tim Penjaminan Mutu
tingkat Sekolah. Tim ini terdiri dari perwakilan pimpinan satuan
pendidikan; perwakilan guru; perwakilan tenaga kependidikan; dan
perwakilan komite sekolah.
Adapun tugas dan wewenang Tim Pejamin Mutu tingkat sekolah
adalah :
a. mengoordinasikan pelaksanaan penjaminan mutu di tingkat satuan
pendidikan;
b. melakukan pembinaan, pembimbingan, pendampingan, dan
supervisi terhadap pelaku pendidikan di satuan pendidikan dalam
pengembangan dan penjaminan mutu pendidikan;

16
c. melaksanakan pemetaan mutu pendidikan berdasarkan data mutu
pendidikan di satuan pendidikan;
d. melakukan monitoring dan evaluasi proses pelaksanaan pemenuhan
mutu yang telah dilakukan; dan
e. memberikan rekomendasi strategi peningkatan mutu berdasarkan
hasil monitoring dan evaluasi kepada kepala satuan pendidikan.
(Khoiriyah, 2020)

2. Menerapkan TQM (Total Quality Managemen)


Mutu tidak terjadi begitu saja, harus direncanakan dan menjadi
bagian penting dari strategi institusi secara sistematis (strategis dan
sistematis), Organisasi pendidikan berusaha merancang output mereka
dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan dan merencanakan serta
mengendalikan semua proses dan kegiatan dengan standar kualitas
tinggi. Pencegahan kegagalan telah dilakukan di semua fungsi dan
tahapan proses manajemen pendidikan. Cara ini disebut Total Quality
Management (TQM) yang telah merevolusi organisasi pendidikan dan
melibatkan setiap anggota staf dalam perbaikan mutu berkelanjutan.
(Prasojo, 2016)

Penerapan TQM dapat berhasil jika didukung oleh elemen-elemen


yang sinergis dan mengacu pada peningkatan mutu. Elemen-elemen
pendukung TQM dimaksud adalah sebagai berikut ;
1. Kepemimpinan
Kepemimpinan menurut Sondang P.Siagian (1985;6) merupakan
inti dari manajemen, karena merupakan motor penggerak dari
semua sumber-sumber dan alat-alat yang tersedia bagi suatu
organisasi. Dalam perspektif TQM, kepemimpinan didasarkan
pada filosofi bahwa perbaikan metode dan proses kerja secara
berkesinambungan akan dapat memperbaiki kualitas, biaya dan
produktivitas, dan pada gilirannya juga dapat meningkatkan
daya saing. Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang
anggotanya dapat merasakan bahwa kebutuhan mereka

17
terpenuhi, baik kebutuhan bekerja, motivasi, financial dan
kebutuhan lainnya yang pantas didapatkannya.
2. Pendidikan dan Pelatihan
Mutu didasarkan pada keterampilan setiap karyawan yang
pengertiannya tentang apa yang dibutuhkan oleh pelanggan ini
mencakup mendidik dan melatih semua karyawan, memberikan
informasi yang mereka butuhkan untuk menjamin perbaikan
mutu dan memecahkan persoalan. Pelatihan inti ini memastikan
bahwa suatu bahasa dan suatu set alat yang sama akan
diperbaiki di seluruh perusahaan. Pelatihan tambahan pada
bench marking, statistik, dan teknik lainnya juga digunakan
dalam rangka mencapai kepuasan pelanggan yang paripurna.
3. Struktur Pendukung
Sekolah sebagai lembaga pendidikan tidak bisa berdiri sendiri,
sekolah harus mampu membangun network yang dapat
meningkatkan kualitas dan daya saing. Peranan stakeholder
seperti komite sekolah, orangtua murid, masyarakat serta
lembaga lainnya yang terkait birokrasi dengan sekolah
hendaknya merupakan kesatuan yang solid dan memiliki visi
dan misi yang sama untuk perbaikan dan peningkatan mutu
pendidikan di sekolah. Peranan struktur pendukung sangat
penting dan sekolah harus melibatkan partisipasi mereka dalam
setiap pengambilan keputusan di sekolah sehingga
tanggungjawab penyelenggaraan pendidikan dan rasa
kepemilikan sekolah menjadi milik bersama.
4. Komunikasi
Peranan komunikasi dalam suatu penciptaan mutu sangat
penting untuk menghasilkan komitmen yang sungguh-sungguh
dalam melakukan perubahan, perbaikan dan usaha peningkatan
mutu. Komunikasi diantara setiap elemen dalam TQM harus
terjalin dengan harmonis dan lancar, setiap unsur atau elemen

18
memiliki peran, fungsi, wewenang yang jelas dan tidak tumpang
tindih sehingga mempermudah arus komunikasi yang dibangun
diantara mereka.
5. Ganjaran dan Pengakuan
Tim individu yang berhasil menerapkan proses mutu harus
diakui dan mungkin diberi ganjaran sehingga karyawan lainnya
sebagai anggota organisasi akan mengetahui apa yang
diharapkan. Gagal mengenali seseorang mencapai sukses
dengan menggunakan proses menejemen mutu terpadu akan
memberikan kesan bahwa ini bukan arah menuju pekerjaan yang
sukses dan menungkinkan promosi atau sukses individu secara
menyeluruh. Jadi, pada dasarnya karyawan yang berhasil
mencapai mutu tertentu harus diakui dan diberi ganjaran agar
dapat menjadi panutan/contoh bagi karyawan lainnya.
6. Pengukuran
Penggunaan data hasil pengukuran menjadi sangat penting di
dalam menetapkan proses manajemen mutu. Penjelasan,
pendapat harus diganti dengan data dan setiap orang harus diberi
tahu bahwa yang penting bukan yang dipikirkan, melainkan
yang diketahuinya berdasarkan data. Di dalam menentukan
penggunaan data, kepuasan pelanggan eksternal harus diukur
untuk menentukan seberapa jauh pengetahuan pelanggan bahwa
kebutuhan mereka benar-benar dipenuhi. (Hendrawati, 2010)
Selain konsep penerapan TQM ada beberapa hal yang bisa
dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan, tersebut diantaranya:
1. Perubahan kurikulum belajar
Kurikulum merupakan dasar atau jadwal pendidikan yang
akan diajarkan oleh guru kepada peserta didiknya. Perubahan
kulikulum ini bisa meningkatkan pendidikan namun dengan
perubahan kurikulum ini kadang menimbulkan kontroversi
bagi semua orang. Perubahan kurikulum ini harus

19
dipertimbangkan dengan matang agar peserta didik dan
pendidik bisa melaksanakannya dengan baik.
2. Peningkatan mutu guru
Peningkatan mutu guru bisa dilakukan dengan penyeleksian
guru pendidik sebelum mereka mengajar pada suatu sekolah.
Dengan adanya seleksi yang tepat ini diharapkan guru benar-
benar merupakan tenaga pilihan yang bisa membimbing
muridnya dengan baik. Dan Insan Pendidikan Patut
Mendapatkan Penghargaan Karena itu Berikanlah
Penghargaan, “Manajemen Sumber Daya Manusia”
mengatakan, penghargaan diberikan untuk menarik dan
mempertahankan SDM karena diperlukan untuk mencapai
saran-saran organisasi. Staf (guru) akan termotivasi jika
diberikan penghargaan ekstrinsik (gaji, tunjangan, bonus dan
komisi) maupun penghargaan instrinsik (pujian, tantangan,
pengakuan, tanggung jawab, kesempatan dan pengembangan
karir). Manusia mempunyai sejumlah kebutuhan yang
memiliki lima tingkatan (hierarchy of needs) yakni, mulai
dari kebutuhan fisiologis (pangan, sandang dan papan),
kebutuhan rasa aman ( terhindar dari rasa takut akan
gangguan keamanan), kebutuhan sosial (bermasyarakat),
kebutuhan yang mencerminkan harga diri, dan kebutuhan
mengaktualisasikan diri di tengah masyarakat.
Pendidik dan pengajar sebagai manusia yang diharapkan
sebagai ujung tombak meningkatkan mutu berhasrat
mengangkat harkat dan martabatnya. Jasanya yang besar
dalam dunia pendidikan pantas untuk mendapatkan
penghargaan intrinsik dan ekstrinsik agar tidak
termarjinalkan dalam kehidupan masyarakat.
3. Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Pada intinya bantuan ini dirancang pemerintah untuk

20
membantu sekolah yang tidak mampu agar bisa menyediakan
sarana dan prasarana pendidikan yng layak dan dibutuhkan
siswa didiknya. Namun kadang program ini disalahgunakan
oleh pihak yang tidak bertanggung jawab sehingga
penyampaiannya masih belum optimal.
4. Bantuan Khusus Murid (BKM)
Program pemerintah ini khusus untuk membantu biaya bagi
murid yang tidak mampu agar bisa mengenyam pendidikan
sama seperti anak lainnya.
5. Sarana dan prasarana pendidikan yang maju dan layak
Bila mutu pendidikan di negara kita ingin maju maka sarana
dan prasarana dari pendidikan tersebut harus ditingkatkan
lebih baik lagi. Bila sarana pendidikan bagus dan modern
maka siswa bisa melaksanakan pendidikan dengan nyaman.
Kenyamanan mereka itulah yang menjadi kunci kesuksesan
dalam proses belajar. Dengan diberlakukannya kurikulum
2004 (KBK), kini guru lebih dituntut untuk
mengkontekstualkan pembelajarannya dengan dunia nyata,
atau minimal siswa mendapat gambaran miniatur tentang
dunia nyata. Harapan itu tidak mungkin tercapai tanpa
bantuan alat-alat pembelajaran (sarana dan prasarana
pendidikan).
6. Pemerataan pendidikan
Pendidikan tidak hanya untuk mereka yang berada di kota
namun didaerah terpencil juga harus mendapatkan
pendidikan yang layak. Inilah yang menjadi tugas pemerintah
untuk pemerataan pendidikan di semua wilayah.
(Persada, 2015)

21
BAB III
KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa di Indonesia pada saat sekarang ini,


mutu atau kualitas pendidikan masih tergolong rendah dibandingkan
dengan negara tetangga lainnya. Seharusnya pendidikan tersebut
berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
sosial, budaya dan ekonomi. Untuk menanggulangi itu semua perluadanya
kegiatan pengembangan keprofesionalan seorang guru dalam mendidik
siwa agar tujuan pembelajaran yang sebenarnya dapat tercapai, serta dapat
meningkatkan mutu pendidikan. Dalam meningkatkan mutu Pendidikan
bisa upayakan dengan melakukan pembinaan, pengawasan dan bimbingan
terhadap pencapaian standar mutu yang telah ditetapkan demi sebuah
proses yang ideal. Semoga orang yang membaca makalah ini bisa
memberikan motivasi dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia.

22
DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, H. (2022). 5 Negara ASEAN dengan Sistem Pendidikan Terbaik. Berita 99.Co
Indonesia.
Ariyani, R. (2022). Ini Penyebab Rendahnya Mutu Pendidikan Di Indonesia. Rikaariyani.Com.
e-jurnal. (2016). Pengertian Mutu Pendidikan.
Https://Www.e-Jurnal.Com/2014/02/Pengertian-Mutu-Pendidikan.Html.
Hendrawati, S. (2010). Menguntai Makna_ TOTAL QUALITY MANAGEMENT (4).
Http://Srihendrawati.Blogspot.Com/2010/12/Total-Quality-Management-4.Html.
KBBI. (2022). Arti kata mutu - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.
Https://Kbbi.Web.Id/Mutu.
Khoiriyah, I. (2020). Sistem Penjamin Mutu Sekolah.
Https://Www.Gurusiana.Id/Read/Iswatunkhoiriyah/Article/Day-43-Sistem-Penjaminan-
Mutu-Internal-Di-Sekolah-4528461.
Khoirudin, U. (2022). Filosofi Mutu Pendidikan. Ar-Risalah.
Kusuma, P. (2019). Survei PISA_ Pendidikan Indonesia Enam Terbawah. LIPUTAN UTAMA
DW.
Mingseli. (2022). 10 Pengertian Mutu Menurut Para Ahli.
Https://Www.Mingseli.Id/2021/01/Pengertian-Mutu-Menurut-Para-Ahli.Html.
Nihlah, K. (2021). Mutu Pendidikan Indonesia Ditinjau dari Filsafat Pendidikan Halaman 1 -
Kompasiana.com. Kompasiana.Com.
Persada, S. (2015). PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI INDONESIA. View Of Islam.
Prasojo, L. (2016). MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN (1st ed.). UNY Press.
Sevima, S. M. (2022). 4 Isu Utama Bidang Pendidikan dalam Presidensi G20. Sevima.Co.Id.

23

Anda mungkin juga menyukai