Anda di halaman 1dari 2

Stefani Nadia Maharani

32/ XI IPS

Kelompok Formal dan Informal

Apa itu kelompok formal dan kelompok informal?


Berdasarkan pencapaian tujuannya, Max Weber mengelompokkan kelompok social menjadi
kelompok formal dan kelompok informal.
a. Kelompok Formal atau Asosiasi atau Organisasi Formal
merupakan kelompok yang memiliki struktur organisasi dan aturan yang diciptakan dengan
sengaja untuk mengatur hubungan dan aktivitas para anggotanya agar tercapainya tujuan
kelompok secara efektif dan efisien. Aturan tersebut misalnya tata cara perekrutan anggota
baru, hak dan kewajiban anggota, SOP, dan sebagainya.

Kelompok formal dibentuk dengan sengaja dan melibatkan banyak orang sebagai anggota.
Tujuan dan aturan kelompok yang telah ditetapkan wajib bagi seluruh anggota untuk
berupaya mematuhi dan mewujudkan.

Robert M.Z. Lawang mengemukakan ciri-ciri asosiasi sebagai berikut :


o Bersifat persistent (tetap atau terus menerus)
o Memiliki identitas kolektif yang tegas
o Memiliki daftar anggota yang rinci
o Memiliki program kegiatan yang terus menerus
o Memiliki prosedur keanggotaan.

Contoh kelompok formal di masyarakat yakni perusahaan resmi seperti BUMN, sekolahan,
universitas, juga organisasi atau birokrasi pemerintahan.

b. Kelompok Informal
merupakan kelompok yang tidak memiliki struktur organisasi tertentu, terbentuk secara
spontan dan sementara karena pertemuan-pertemuan yang berulang, yang fungsinya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan social yang bersifat pribadi dan batiniah seperti berkawan
atau persahabatan, kasih-sayang, perhatian, tetapi juga dapat berfungsi untuk pembinaan
dan pendidikan atau sosialisasi. Anggota kelompok saling mengenal secara pribadi dengan
alamiah, spontan, dan dasar-dasar ikatan yang tidak terumuskan secara kaku melainkan
fleksibel.

Contoh kelompok informal di masyarakat yakni kelompok arisan, persatuan ibu rumah
tangga, komunitas pecinta burung, dll.
Bagaimana saya memposisikan diri sebagai anggota kelompok formal dan atau kelompok
informal?
Saya merupakan siswa di salah satu sekolah yang berarti saya anggota dari unit sekolahan.
Sekolah memiliki struktur kepengurusan, aturan yang harus dipatuhi, dan tujuan yang ingin
dicapai. Untuk dapat masuk pun saya perlu memenuhi ketentuan dan lolos beberapa seleksi. Saya
mengikuti kegiatan yang ada di sekolah (belajar) setiap hari Senin hingga Jumat secara terus
menerus dalam kurun waktu tertentu. Maka dari itu, sekolah dapat disebut sebagai salah satu
contoh kelompok formal.

Meskipun sekolah merupakan kelompok formal, saya dapat memposisikan diri sebagai
salah satu anggota kelompok informal ketika saya berada di sekolah. Suatu pagi di halaman
sekolah banyak teman-teman yang berkumpul dan berbincang. Mereka dari banyak kelas dan
secara fleksibel bergabung untuk membicarakan beberapa hal random dengan sesekali becanda.
Tentu saya mereka tidak memiliki struktur organisasi, aturan, tujuan, dan ketentuan lain. Mereka
berkumpul secara spontan. Boleh jadi besok akan berkumpul lagi, boleh jadi tidak. Dengan begitu,
kelompok tersebut dapat disebut sebagai kelompok informal. Jadi, dapat disimpulkan bahwa di
dalam kelompok formal dapat dan memiliki kemungkinan terdapat kelompok informal.

Apa saja manfaat bergabung dengan kelompok tersebut?


Kelompok formal :
o Aktivitas lebih tertata
o Meningkatkan kerja sama
o Tercapainya tujuan tertentu
o Dapat menyelesaikan suatu masalah
o Memunculkan ide-ide
o Melakukan perubahan social

Kelompok informal :
o Terwujudnya perilaku saling membantu (helping behavior)
o Terpenuhinya kebutuhan batiniah pertemanan dan persahabatan
o Sosialisasi lebih mudah
o Penyaluran atau pertukaran informasi lancar dan cepat

Anda mungkin juga menyukai