Ahmad Reza Ramdani-Fkik
Ahmad Reza Ramdani-Fkik
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)
OLEH :
NIM : 109101000031
HIDAYATULLAHJAKARTA
1434 H/2013 M
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
Skripsi, 27 Agustus 2013
ABSTRAK
ii
JAKARTA STATE ISLAMIC UNIVERSITY
FACULTY OF HEALTH AND MEDICINE
STUDY PROGRAM OF PUBLIC HEALTH
Undergraduated Thesis, 27th August 2013
ABSTRACT
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
IDENTITAS PERSONAL
Agama : Islam
Golongan Darah :O
No. Hp : 081381828531
E-mail : rearamdani03@yahoo.co.id
PENDIDIKAN FORMAL
vi
2002 – 2005 : English Course, PEC (Practice English Conversation)
Pamulang.
PENGALAMAN ORGANISASI
Selatan.
2010 – 2012 : Staff Departemen Seni dan Olah Raga Badan Eksekutif
Banten.
KATA PENGANTAR
vii
Bismillahirrahmanirrahiim
viii
6. Sahabat-sahabat di K3 yang saya kagumi, Pikih, Ubay,Dio, Novan, Fadil,Vj, Nia,
Denisa, Diana, Heni,dan seluruh mahasiswa kesmas angkatan 2009 UIN Jakarta.
Terimakasih atas semangat yang sudah kalian berikan.
7. Temmy Meil Siska, yang telah meluangkan waktu untuk memberikan semangat
serta membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih banyak nda.
8. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa hormat.
Akhir kata dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati, penulis berharap
semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat terutama bagi perkembangan ilmu dan
pengetahuan di bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), kalangan akademisi
serta pihak-pihak terkait yang membutuhkan informasi khususnya mengenai analisis
tingkat risiko keselamatan kerja.
Penulis
DAFTAR ISI
ix
LEMBAR PERNYATAAN i
ABSTRAK ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN iv
LEMBAR PENGESAHAN v
DAFTAR ISI ix
BAB I PENDAHULUAN
x
1.6.2. Bagi Perusahaan 9
2.3. Bahaya 22
2.4. Risiko 27
xi
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH
4.2.1. LokasiPenelitian 59
4.3. Informan 60
4.6. ValiditasData 65
BAB V HASIL
xii
5.1.2. Visi dan Misi Perusahaan 72
Project 73
5.3 Profil P2K3 PT. Thiess Contractors Indonesia Sangatta Mine Project 76
5.3 Area Proyek Kerja PT. Thiess Contractors Indonesia Sangatta Mine Project 79
Mine Project 80
5.4.1. Drilling 81
5.4.2. Blasting 83
5.4.3. Loading 86
5.4.4. Hauling 90
5.4.5. Dumping 92
5.5 Identifikasi Risiko Keselamatan Kerja Pada Proses Penambangan Batubara diPT.
xiii
5.6 AnalisisRisiko Keselamatan Kerja Pada Proses Penambangan Batubara diPT. Thiess
5.7 TingkatRisiko Keselamatan Kerja Pada Proses Penambangan Batubara diPT. Thiess
BAB VIPEMBAHASAN
6.2 Pembahasan Hasil Identifikasi Risiko Keselamatan Kerja Pada Proses Penambangan
6.2.1. Hasil Identifikasi Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Drilling 216
6.2.2. Hasil Identifikasi Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Blasting 220
6.2.3. Hasil Identifikasi Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Loading 223
xiv
6.2.4. Hasil Identifikasi Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Hauling 227
6.2.5. Hasil Identifikasi Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Dumping 228
6.3 Pembahasan Hasil Analisis Risiko Keselamatan Kerja Pada Proses Penambangan
6.3.1. Hasil Analisis Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Drilling 231
6.3.2. Hasil Analisis Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Blasting 257
6.3.3. Hasil Analisis Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Loading 275
6.3.4. Hasil Analisis Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Hauling 299
6.3.5. Hasil Analisis Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Dumping 307
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Waktu Kerja di PT. Thiess Contractors Indonesia SangattaMine Project 75
Tabel 5.2 Hasil Identifikasi Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Drilling 101
Tabel 5.3 Hasil Identifikasi Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Blasting 112
Tabel 5.4 Hasil Identifikasi Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Loading 122
Tabel 5.5 Hasil Identifikasi Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Hauling 130
Tabel 5.6 Hasil Identifikasi Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Dumping 137
Tabel 5.7 Hasil Analisis Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Drilling 154
Tabel 5.8 Hasil Analisis Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Blasting 168
Tabel 5.9 Hasil Analisis Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Loading 181
xvi
Tabel 5.10 Hasil Analisis Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Hauling 188
Tabel 5.11 Hasil Analisis Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Dumping 198
Tabel 5.12 Hasil Tingkat Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Drilling 202
Tabel 5.13 Hasil Tingkat Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Blasting 205
Tabel 5.14 Hasil Tingkat Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Loading 208
Tabel 5.15 Hasil Tingkat Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Hauling 211
Tabel 5.16 Hasil Tingkat Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Dumping 213
DAFTAR GAMBAR
xvii
Gambar 1.1 Grafik Jumlah Kasus Kecelakaan Kerja di PT. Thiess Contractors
Project 78
Gambar 5.4 Area Proyek Penambangan Batubara di PT. Thiess Contarctors Indonesia
Gambar 5.8 Proses Loading dengan Teknik Top Loading dan Double Loading 89
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
Lampiran 1Struktur Organisasi di PT. Thiess Contractors Indonesia Sangatta Mine
Project
xix
BAB I
PENDAHULUAN
peralatan yang digunakan, semakin besar pula potensi bahaya yang mungkin terjadi
dan semakin besar pula kecelakaan kerja yang ditimbulkan apabila tidak dilakukan
peringatan Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dunia pada 28 April 2010, tercatat
setiap tahunnya lebih dari 2 juta orang yang meninggal akibat kecelakaan dan
penyakit akibat kerja. Sekitar 160 juta orang menderita penyakit akibat kerja dan
terjadi sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja pertahun di seluruh dunia.
meningkat. Menurut The Bureau of Labor Statistics, bahwa telah terjadi kenaikan
angka kematian akibat kecelakaan kerja sebesar 3% dari perbandingan antara tahun
2009 dan 2010. Sektor konstruksi paling banyak terjadi kecelakaan kerja yang
774 kasus.
1
2
kecelakaan kerja di Indonesia pun masih tergolong tinggi, tahun 2008 terjadi
sebanyak 59.164 kasus kecelakaan kerja dengan korban meninggal sebanyak 20.188
orang dan terdapat 62.960 kasus di tahun 2009 meningkat dari tahun 2008 dengan
jumlah korban meninggal sebanyak 19.979 orang. Jumlah kecelakaan kerja tersebut
meningkat kembali pada tahun 2010 sebanyak 66.488 kasus dengan korban
meningkat sangat tinggi menjadi 108.606 kasus dengan korban meninggal sebanyak
kerugian material dan fisik (Anizar, 2010). Menurut Suma’mur (1996), kecelakaan
tidak terjadi kebetulaan, melainkan ada sebabnya. Banyak faktor yang menjadi
penyebab kecelakaan kerja di dalam industri, diantaranya peralatan, bahan, cara kerja,
lingkungan dan manusia (Sahab, 1997). Oleh sebab itu, sebab-sebab kecelakaan harus
diteliti dan ditemukan, agar untuk selanjutnya dengan usaha-usaha koreksi yang
ditujukan kepada sebab itu, kecelakaan dapat dicegah dan tidak berulang kembali.
Hal yang paling mendasar dalam pencegahan kecelakaan kerja adalah dengan
besarnya suatu risiko dan peringkat risiko. Sehingga dapat dilakukan pemilihan risiko
3
yang memiliki dampak besar terhadap perusahaan dan risiko yang ringan atau dapat
dalam bidang konstruksi dan pertambangan. Sangatta Mine Project merupakan salah
satu proyek tambang PT. Thiess Contractors Indonesia terbesar yang berlokasi di kota
Sangatta, kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Sangatta Mine Project
Mining, Plant, Safety, Warehouse, dan Supply Chain. Setiap departemen tersebut
Departemen Mining memiliki kegiatan Mining Operation yaitu, mulai dari kegiatan
pembukaan lahan (Land Clearing), pembersihan tanah pucuk (Top Soil), kegiatan
Indonesia, Sangatta Mine Project mempunyai tingkat kekritisan risiko serta potensial
bahaya yang paling tinggi, karena dalam proses produksinya banyak menggunakan
alat-alat berat bergerak seperti, DumpTruck, Dozer, dan Excavator dan mesin-mesin
besar seperti, mesin Drilling untuk pengeboran dengan area kerja yang berbahaya
pada setiap tahapan kerjanya. Seperti pada tahap peledakan (blasting), dimana area
blasting merupakan area yang sangat berbahaya bagi pekerja, karena terdapat lubang-
lubang peledakan yang memiliki kedalaman 12-15 meter yang dapat menyebabkan
pekerja terperosok kedalam lubang tersebut. Selain itu, terdapat bahan peledak yang
Area kerja penambangan batubara juga sangat berbahaya dengan adanya interaksi
antara unit kendaraan besar dengan pekerja yang ada di lokasi kerja, interaksi antar
unit kendaraan besar, potensi terjadinya longsor di area kerja, serta masih banyak lagi
Oleh karena itu, perusahaan telah melakukan identifikasi risiko pada proses
kegiatan penambangan batubara terakhir dilakukan pada tahun 2005 dan sampai pada
tahun 2013 belum ada perbaikan pada hasil identifikasi risiko tersebut, sehingga hasil
identifikasi risiko sudah tidak sesuai dengan kondisi lapangan sekarang. Pada hasil
identifikasi risiko tersebut juga belum mengidentifikasi setiap langkah kerja dari
Ini mengakibatkan hampir setiap tahunnya masih saja terjadi kecelakaan kerja
yang menimbulkan kerugian yang besar bahkan hingga menimbulkan korban jiwa.
observasi terkait data laporan kecelakaan pada tahun 2012, proses kegiatan
yang paling banyak terjadi kecelakaan. Jumlah kasus kecelakaan pada setiap
Gambar 1.1
Grafik jumlah kasus kecelakaan kerja berdasarkan kegiatan operasi dari setiap
departemen di PT. Thiess Contractors Indonesia Sangatta Main Project
Tahun 2012
berjumlah 159 kasus kecelakaan yang terdiri dari 122 kasus kecelaakaan ringan dan
kasus kecelakaan nearhit atau hampir celaka, 16 kasus kecelakaan signifikan, 9 kasus
menjadi salah satu kegiatan yang paling banyak terjadi kecelakaan karena, kegiatan
penambangan batubara merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap hari selama
24 jam. Selain itu, pada bagian ini banyak menggunakan mesin dan peralatan serta
alat kendaraan yang besar dan memiliki potensi bahaya yang cukup signifikan untuk
banyak mendapat perhatian akan keselamatan, karena pada kegiatan ini selalu
yang serius. Namun, hampir pada setiap tahunnya masih saja terjadi kecelakaan kerja
yang serius pada proses kegiatan ini. Kecelakaan tersebut mengakibatkan pada
bekerja. Sehingga perlu adanya upaya untuk memberikan perlindungan yang lebih
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan analisis tingkat risiko
risiko lebih tinggi apabila dibandingkan dengan kegiatan lain yang beroperasi di PT.
Thiess Contractors Indonesia Sangatta Mine Project. Dari data kecelakaan pada
7
Contractors Indonesia Sangtta Mine Project tahun 2012 telah terjadi 159 kasus
kecelakaan yang terdiri dari 122 kasus kecelaakaan ringan dan kasus kecelakaan
hilangnya waktu kerja. Untuk itu perlu dilakukan identifikasi terhadap risiko-risiko
bagian Mining Operation yang kemudian dianalisis untuk diketahuinya tingkat risiko
keselamatan kerja pada setiap tahapan proses kegiatan tersebut, sehingga dapat
dilakukan upaya pengendalian yang tepat agar kecelakaan tidak terulang kembali.
2013.
9
penambangan batubara.
tersebut.
PT. Thiess Contractors Indonesia Sangatta Mine Project, Kalimantan Timur tahun
10
2013. Penelitian ini dilakukan selama bulan Juni – Agustus 2013. Sasaran dari
Operation, mulai dari kegiatan, Drilling, Blasting, Loading, Hauling dan Dumping
batubara. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh tingkat risiko keselamatan kerja
Contractors Indonesia Sangatta Mine Project, Kalimantan Timur tahun 2013. Untuk
1999/1991).
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
safety, pengawas lapangan, dan para pekerja atau operator yang berinteraksi langsung
penambangan batubara, lembar Job Safety and Environment Analysis (JSEA), lembar
Standard Operational Procedure (SOP), dan tabel Risk Assesment yang telah
dilakukan pada tahapan proses penambangan batubara. Penelitian ini dilakukan oleh
TINJAUAN PUSTAKA
Keselamatan kerja juga diartikan sebagai suatu usaha guna melaksanakan suatu
pekerjaan tanpa timbulnya kecelakaan, dengan kata lain membuat suasana kerja bebas
dari segala macam bahaya dengan tercapai hasil yang menguntungkan (Pasiak, 1999
kesehatan yang setinggi-tinginya, baik fisik atau mental maupun sosial dengan usaha-
usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit atau gangguan kesehatan yang
Labour Organization (ILO) (1996) yaitu, sebagai suatu disiplin ilmu yang luas
peningkatan derajat fisik, mental dan sosial pekerja pada setiap jenis pekerjaan,
11
12
adalah upaya perlindungan yang ditunjukan agar pekerja dan orang lain yang berada
disekitar tempat kerja selalu berada dalam keadaan selamat dan sehat, serta agar
setiap sumber produksi digunakan secara aman dan efisien. Secara keilmuan, K3
terjadinya kecelakaan atau penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan
kerja.
dan pemikiran dalam menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani dan rohani
manusia pada umumnya dan pekerja pada khususnya serta hasil karya budaya dalam
rangka menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila.Di dalam undang-
produktivitas nasional.
b. Bahwa setiap orang lain yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula
keselamatannya.
c. Setiap sumber produksi perlu dipelihara, sehingga dapat dipakai secara aman dan
efisien
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu usaha untuk mengurangi dan
13
mencegah kecelakaan, penyakit, cacat dan kematian akibat kerja dan menciptakan
yang tidak diinginkan yang terjadi dan menyebabkan kerugian pada manusia dan
harta benda. Ada tiga jenis tingkat kecelakaan berdasarkan efek yang ditimbulkan
(Frank Bird Jr dan George L Germain, “Practical Loss Control Leadership”, Institute
menimbulkan kerugian.
3. Near Miss : adalah kejadian hampir celaka dengan kata lain kejadian ini
Menurut Suma’mur (1996), kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan
tidak diharapkan. Tak terduga, oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat
unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan dan tidak diharapkan oleh
paling ringan sampai kepada yang paling berat. Sedangkan Kecelakaan menurut
Sulaksmono (1997) dalam Anizar (2009) adalah “suatu kejadian tak diduga dan tidak
14
dikehendaki yang mengacaukan proses suatu aktivitas yang telah diatur”. Menurut
UU No 1 Tahun 1970, kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki
dan tidak diduga semula yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu
aktifitas dan dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda.
Kecelakaan terjadi tanpa disangka-sangka dan dalam sekejap mata, dan setiap
kejadian menurut Benneth dan Silalahi (1995), terdapat empat faktor yang bergerak
dalam satu kesatuan berantai yaitu, lingkungan, bahaya, peralatan, dan manusia.
hubungan kerja pada perusahaan. Hubungan kerja di sini dapat berarti, bahwa
pekerjaan. Maka dalam hal ini, terdapat dua permasalahan penting, yaitu:
juga meliputi kecelakaan-kecelakaan tenaga kerja yang terjadi pada saat perjalanan
rekreasi atau cuti, dan lain-lain adalah di luar makna kecelakaan akibat kerja,
3. Kecelakaan di rumah
tersebut belum mendatangkan kecelakaan. Jika kecelakaan telah terjadi, maka bahaya
aturan dan kondisi kerja yang tidak aman. Namun demikian kecelakaan itu sendiri
dapat dicegah, karena kecelakaan itu tidak terjadi dengan sendirinya. Kecelakaan
biasanya timbul sebagai hasil gabungan dari beberapa faktor, tiga yang paling utama
adalah faktor pekerjaan, lingkungan kerja, dan pekerja itu sendiri (International
Menurut Anizar (2009), secara umum penyebab kecelakaan ada dua, yaitu
a. Unsafe Action
Unsafe actionatau tindakan yang tidak aman dapat disebabkan oleh berbagai hal
berikut:
Cacat fisik
Cacat sementara
16
2) Kurang pendidikan
Kurang pengalaman
Kurang terampil
b. Unsafe Condition
Unsafe condition atau kondisi yang tidak aman dapat disebabkan oleh berbagai hal
berikut:
4) Terpapar bising
5) Terpapar radiasi
a. Terjatuh
kecelakaan diatas.
a. Mesin
18
5) Mesin pertanian
6) Mesin pertambangan
c. Peralatan lain
1) Bejana bertekanan
3) Instalasi pendingin
listrik(tangan)
7) Tangga
8) Perancah (steger)
1) Bahan peledak
3) Benda-benda melayan
4) Radiasi
e. Lingkungan kerja
1) Di luar bangunan
2) Di dalam bangunan
3) Di bawah tanah
1) Hewan
2) Penyebab lain
ataudatatidak memadai.
a. Patah tulang.
e. Amputasi.
f. Luka-luka lain.
g. Luka di permukaan.
i. Luka bakar.
k. Akibat cuaca.
l. Mati lemas.
n. Pengaruh radiasi.
a. Kepala.
b. Leher.
c. Badan.
d. Anggota atas.
e. Anggota bawah.
f. Banyak tempat.
g. Kelainan umum.
Setiap kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian yang besar, baik itu
kerugian material dan fisik. Kerugian yang disebabkan oleh kecelakaan kerja antara
Tunjangan kecelakaan
Kompensasi kecelakaan
2.3 Bahaya
kesakitan pada manusia, kerusakan peralatan dan lingkungan atau kombinasi dari
semua itu (Frank Bird-Loss Control Management dalam Ramli, 2010). Sedangkan
menurut Ramli (2010), bahaya adalah segala sesuatu termasuk situasi atau tindakan
yang berpotensi menimbulkan kecelakaan atau cidera pada manusia, kerusakan atau
gangguan lainnya.
suatu barang atau kondisi tertentu yang mempunyai potensi menimbulkan efek
: 1999 memaparkan bahwa bahaya adalah sumber atau situasi yang memiliki
(Mulya, 2008) :
manusia yang terlibat dalam proses, peralatan, dan teknologi. Dampak bahaya
a. Mechanical Hazard, bahaya yang terdapat pada benda atau proses yang
c. Chemical Hazard, bahaya bahan kimia baik dalam bentuk gas, cair,
dan padat yang mempunyai sifat mudah terbakar, mudah meledak, dan
korosif.
b. Chemical Hazard, berupa bahan kimia baik dalam bentuk gas, cair,
dan padat yang mempunyai sifat toksik, beracun, iritan, dan patologik
Menurut Sahab (1997), kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat terjadi
karena adanya sumber-sumber bahaya dan risiko yang ada di lingkungan kerja.
yang digunakan bisa berupa konstruksi bangunan yang kurang kokoh dan
tidak memenuhi persyaratan yang ada. Selain itu desain ruang dan tempat
kerja serta ventilasi yang baik merupakan beberapa hal yang harus
diperhatikan.
b. Bahan Baku
bahaya dan risiko yang sesuai dengan sifat bahan baku, antara lain :
1) Mudah terbakar.
2) Mudah meledak.
3) Menimbulkan alergi.
4) Bahan iritan.
5) Karsinogen.
6) Bersifat racun.
7) Radioaktif.
25
c. Proses Kerja
yang digunakan. Proses yang ada pada industri ada yang sederhana,
tetapi ada juga yang prosesnya rumit. Ada proses yang berbahaya dan ada
digunakan suhu dan tekanan tinggi yang memperbesar risiko bahayanya. Dari
proses ini terkadang timbul asap, debu, panas, bising, dan bahaya mekanis
seperti terjepit, terpotong, atau tertimpa bahan. Hal ini dapat berakibat
d. Cara Kerja
Bahaya dari cara kerja yang dilakukan oleh pekerja yang dapat
yang salah maka dapat menyebabkan cidera dan yang paling sering
adalah cidera pada tulang punggung atau Low Back Pain (LBP).
e. Lingkungan Kerja
sekitar kita dan berasal dari benda bergerak atau bersifat mekanis
selain manusia seperti bakteri, virus, dan jamur. Bahaya ini lebih
ergonomi ini karena beban kerja yang terlalu berat, peralatan kerja yang
terlalu rendah, meja yang terlalu tinggi, dan lain-lain. Bahaya ini akan
2.4 Risiko
adalah kemungkinan atau peluang terjadinya sesuatu yang dapat menimbulkan suatu
dampak dari suatu sasaran. Risiko tersebut diukur berdasarkan adanya kemungkinan
pengertian risiko K3 menurut OHSAS 18001 dalam Ramli (2010), adalah kombinasi
dari kemungkinan terjadinya kejadian berbahaya atau paparan dengan keparahan dari
cidera atau gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kejadian atau paparan tersebut.
1. Risiko Keselamatan
konsekuensi tinggi, bersifat akut, dan jika terjadi kontak akan langsung
terlihat efeknya. Penyebab risiko keselamatan lebih dapat diketahui serta lebih
kerja.
28
2. Risiko Kesehatan
antara populasi, komunitas. Fokus risiko lingkungan dan ekologi lebih kepada
dampak yang ditimbulkan terhadap habitat dan ekosistem yang jauh dari
sumber risiko.
4. Risiko Finansial
aspek keuangan.
terhadap kinerja organisasi dan produksi, semua hal pada risiko terhadap
manajemen risiko adalah budaya, proses, dan struktur yang mengacu langsung
pada pengetahuan efektif terhadap kesempatan potensial dan efek yang merugikan.
manajemen risiko merupakan suatu kumpulan dari berbagai tahapan kegiatan yang
bertujuan untuk mengelola risiko-risiko keselamatan dan kesehatan kerja dalam suatu
aktifitas kegiatan.
yaitu :
yangtelah dilaksanakan.
Menentukan Konteks
Identifikasi Bahaya
Analisa Risiko
Evaluasi Risiko
Pengendalian Risiko
1. Penetapan Konteks
digunakan pada saat resiko akan dievaluasi harus disusun dan struktur analisis
didefinisikan.
2. Identifikasi Risiko
keparahannya jika terjadi. Ada beberapa metode efektif yang dapat digunakan dalam
melakukan identifikasi bahaya. Salah satunya yaitu, Job Safety Anlysis (JSA).
32
Menurut Rijanto (2011), JSA adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
meninjau metode atau cara kerja dan menentukan bahaya yang sebelumnya mungkin
telah diabaikan pada peletakan pabrik atau bangunan dan pada rancangan mesin-
mesin, alat-alat kerja, material, lingkungan tempat kerja, dan proses. Menurut
pengawasan utama yang harus dilakukan pada jenis – jenis pekerjaan sebagai
berikut :
kecelakaan tinggi.
tidak tertulis.
Menentukan apa saja pengamanan yang tersedia atau yang perlu dilakukan
3. Analisis Risiko
risiko adalah suatu kegiatan sistematik dengan menggunakan informasi yang ada
analisis risiko adalah untuk membedakan antara risiko kecil dengan risiko besar
a. Analisis Kualitatif
kata atau skala deskriptif untuk menjelaskan tingkat risiko dari suatu
prioritas tingkat risiko yang lebih dahulu harus diselesaikan (AS / NZS
4360 : 1999). Metode ini menggunakan bentuk matriks risiko dengan dua
Risk Management AS/NZS (1999) yang dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan
Tabel 2.2.
b. Analisis Kuantitatif
dalam angka. Oleh karena itu, hasil perhitungan kuantitatif akan memberikan
data yang lebih akurat mengenai suatu risiko. Namun demikian, perhitungan
Selain itu, analisis risiko secara kuantitatif memerlukan waktu yang lebih
lama, tenaga kerja yang lebih banyak dengan keahlian yang lebih tinggi.
37
yang lebih rinci dibandingkan dengan analisis kualitatif, karena risiko dibagi
menjadi beberapa kategori. Pada prinsipnya metode ini hampir sama dengan
parameter yang ada pada analisis semi kuantitatif dinyatakan dengan nilai
terjadinya risiko.
pertimbangan, yaitu:
a) Kemungkinan (Likelihood)
b) Paparan (Exposure)
kesempatan yang terjadi ketika sumber risiko ada yang akan diikuti oleh
Infrequent, Rare, dan Very Rare (AS / NZS 4360 : 1999). Dibawah ini
c) Konsekuensi (Consequences)
efek yang ditimbulkan oleh sumber risiko pada setiap tahapan pekerjaan.
semi kuantitatif.
lingkungan.
keselamatan kerja yang terdapat pada setiap tahapan pekerjaan. Tingkat risiko
4360 : 1999).
analisis tersebut :
42
4. Evaluasi Risiko
keseimbangan antara manfaat potensial dan hasil yang tidak menguntungkan untuk
ditetapkan mengenai batasan risiko mana yang bisa diterima, risiko mana yang
5. Pengendalian Resiko
e. Penegakan hukum.
mengatasi bahaya yang timbul, dibutuhkan suatu skala prioritas yang dapat
a. Eliminasi adalah langkah ideal yang dapat dilakukan dan harus menjadi pilihan
b. Substitusi, prinsip dari sistem pengendalian ini adalah mengganti sumber risiko
dengan sarana atau peralatan lain yang tingkat risikonya lebih rendah atau tidak
ada.
atau proses kerja untuk mengurangi tingkat risiko. Ciri khusus dari tahap ini adalah
yang lebih aman dengan melakukan pengaturan ulang lokasi kerja, memodifikasi
menggunakan prosedur, standar operasi kerja, atau panduan sebagai langkah untuk
lingkungan kerja seperti, rotasi kerja, shift kerja, serta pengembangan standar kerja.
e. Alat Pelindung Diri (APD) adalah pilihan terakhir yang dapat dilakukan
untuk mencegah paparan bahaya pada pekerja. Penggunaan APD ini disarankan
demikian perlindungan keamanan dan kesehatan personel akan lebih efektif. Alat
6) Pelindung telinga : tutup telinga atau sumbat telinga seperti, ear plug, ear
7) Pelindung tubuh : pakaian kerja dari berbagai bahan sesuai dengan kondisi
lingkungan kerja.
dicapai, kemudian dibandingkan dengan hasil yang diharapkan atau target yang
Standard 4360 : 2004, pemantauan dan tinjauan ulang perlu dilakukan untuk
memonitor efektifitas seluruh tahapan proses manajemen risiko. Hal ini penting
risiko.
46
Komunikasi dan konsultasi yang baik dapat menjamin pihak yang terlibat dan
a. Drilling
pengeboran pada lapisan batubara pada titik pengeboran yang telah ditentukan.
Proses drilling ini biasanya juga digunakan untuk membantu proses Blasting
b. Blasting
peledakan pada lapisan batubara yang memiliki struktur lapisan batubara yang
c. Loading
peledakan yang telah dilakukan. Proses pemuatan material dilakukan oleh unit
d. Hauling
e. Dumping
dalam Truck (loading) dan proses hauling yaitu, perjalanan dari lokasi pemuatan
batu bara (loading point) menuju tempat penyimpanan batubara (Stock Pile)
sebelum batu bara tersebut di proses lebih lanjut. Dumping yaitu, proses
Kerangka konsep ini berdasarkan kepada teori tahapan manajemen risiko yang
adanya modifikasi sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk
di bagian Mining Operation PT. Thiess Contractors Indonesia Sangatta Mine Project
4360 : 1999. Setelah menetapkan nilai dari kemungkinan, paparan dan konsekuensi,
kemudian dilakukan perkalian dari ketiga variabel tersebut untuk mendapatkan nilai
risiko. Dari nilai risiko tersebut, kemudian dibandingkan dengan tabel kategori
tingkat risiko dan didapat tingkatan risiko dari setiap tahapan kegiatan penambangan
48
49
1. Identifikasi Risiko
2. Identifikasi Risiko
Job Safety Analysis (JSA)
(Risiko, Penyebab, dan
JobUpaya
Safety Pengendalian)
Analysis (JSA)pada tahapan
proses
(Risiko, kegiatan
Penyebab, penambangan
dan batubara. pada tahapan
Upaya Pengendalian)
proses kegiatan penambangan batubara.
2. Analisis Risiko
Kemungkinan (Likelihood)
Paparan (Exposure)
Konsekuensi(Concequency)
3. Nilai Risiko
4. Tingkat Risiko
5. Pengendalian Risiko
50
1. Identifikasi Risiko
4360 : 1999).
kamera.
Operation.
2. Analisis Risiko
dapat terjadi dan besarnya tingkat kerugian yang dihasilkan, yang bertujuan
untuk memisahkan risiko yang dapat diterima dan risiko yang memerlukan
51
a. Kemungkinan (Likelihood)
faktor Likelihood).
Tabel 3.1
b. Paparan (Exposure)
risiko yang terdapat di tempat kerja dengan pekerja pada proses kegiatan
kesempatan yang terjadi ketika sumber risiko ada yang akan diikuti oleh
Exposure).
Tabel 3.2.
53
Tabel 3.2
c. Konsekuensi (Consequences)
yang merugikan yang ditimbulkan oleh risiko pada setiap tahapan kegiatan
Consequences)
Tabel 3.3
Tabel 3.3
3. Nilai Risiko
Konsekuensi.
4. Tingkat Risiko
diterima, risiko mana yang harus dikurangi atau dikendalikan dengan cara
Risiko)
Tabel 3.4
5. Pengendalian Risiko
METODE PENELITIAN
melakukan identifikasi risiko untuk mengetahui potensi risiko pada setiap tahapan
bagian Mining Operation di PT. Thiess Contractors Indonesia Sangatta Mine Project
tahun 2013.
4360 : 1999, karena PT. Thiess Contractors Indonesia sendiri merupakan perusahaan
yang berasal dari Australia, sehingga PT. Thiess Contractors Indonesia juga mengacu
diharapkan hasil penelitian ini bisa diterima dan dijadikan masukan oleh perusahaan
Metode analisis risiko semi kuantitatif digunakan oleh penulis, karena metode
analisis semi kuantitatif dapat memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai
risiko-risiko yang ada pada kegiatan proses penambangan batubara. Selain itu,
metode analisis risiko semi kuantitatif juga memiliki beberapa kelebihan dibanding
58
59
dengan metode analisis risiko lain. Berdasarkan teori yang diungkapkan oleh Cross
(1998), kelebihan metode analisis risiko semi kuantitatif yaitu, hasil analisis risiko
yang didapat lebih akurat daripada analisis kualitatif, lebih mudah dan cepat daripada
analisis kuantitatif, dan pertimbangan variabel paparan yang dijadikan faktor tingkat
risiko. Karena semakin sering terjadi interaksi antara risiko yang ada ditempat kerja
dengan pekerja, maka semakin tinggi tingkat kemungkinan untuk terjadinya risiko
tersebut. Sedangkan menurut Ramli (2010), mengatakan bahwa metode analisis semi
kuantitatif lebih baik dan lebih akurat dalam menggambarkan tingkat risiko dibanding
Operationdi PT. Thiess Contractors Indonesia Sangatta Mine Project yang berlokasi
Penelitian dilakukan pada bulan Juni - Agustus 2013. Pada bulan tersebut PT.
4.3 Informan
Informan yang digunakan oleh peneliti merupakan perwakilan dari setiap tahapan
perwakilan yang dijadikan sebagai informan. Kriteria informan dalam penelitian ini
antara lain :
karena, mereka adalah orang yang paling mengetahui dari proses kerja
penambangan batubara serta bahaya dan risiko apa saja yang terdapat pada
setiap tahapan pekerjaan yang dilakukan serta mengetahui bahaya apa saja
informan dalam penelitian ini karena, mereka adalah orang yang paling
kerja yang dilakukan, sehingga mereka juga mengetahui bahaya dan risiko
kadang risiko dari suatu bahaya timbulsecara tidak tetap dan kondisi yang
2011).
1. Petugas K3 1 orang
2. Pekerja/operator 3 orang
Project.
yaitu, observasi dan wawancara mendalam. Secara rinci dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.2 Teknik Pengumpulan Data
Pedoman
Wawancara
wawancara/ Transkrip
a. Tahapan dan rincian pekerjaan mendalam
recorder &
1. Identifikasi Risiko b. Risiko yang ada dan penyebabnya &
& Form check
c. Pengendalian yang telah dilakukan Observasi
Lembar list/ foto
lapangan
observasi/ kamera
a. Kemungkinan
Pedoman
Bagaimana kemungkinan terjadinya suatu Wawancara
wawancara/ Transkrip
risiko yang ada pada setiap tahapan kegiatan mendalam
recorder &
2. Analisis risiko penambangan batubara. &
& Form check
b. Paparan Observasi
Lembar list/ foto
Seberapa sering interkasi antara pekerja lapangan
observasi/ kamera
dengan risiko yang ada pada setiap tahapan
63
64
c. Konsekuensi
penambangan batubara.
Pedoman
Wawancara
wawancara/ Transkrip
Upaya pengendalian apa saja yang telah mendalam
recorder &
3. Pengendalian Risiko dilakukan pada setiap tahapan kegiatan &
& Form check
penambangan batubara Observasi
Lembar list/ foto
lapangan
observasi/ kamera
4.5.2 Data Sekunder
penambangan batubara.
penambangan batubara.
dilakukan secara langsung dan jumlahnya sedikit, maka untuk menjaga validitas
informan yang dipilih berbeda-beda sesuai dengan tahapan proses kerja yang
65
66
ada di tempat penelitian namun memiliki kriteria yang sama. Adapun rincian
1. Drilling
2. Blasting
3. Loading
4. Hauling
5. Dumping
dan kaitan antara sumber data primer, sekunder dan hasil observasi yang
1. Drilling
2. Blasting
3. Loading
4. Hauling
5. Dumping
luar peneliti yang turut memeriksa hasil penelitian. Dalam penelitian ini,
penulis.
1. Peneliti mencatat semua data secara obyektif dan apa adanya sesuai
kepada informan.
68
waktu diperlukan.
data.
(consequences) pada setiap bahaya yang ada menggunakan metode analisis semi
mendalam kepada informan serta membandingkan dengan teori atau literatur yang
ada. Peneliti juga melakukan diskusi dengan petugas K3 yang ada diperusahaan
dalam menentukan nilai pada setiap variabel, sehingga didapatkan nilai yang tepat
untuk masing-masing variabel pada setiap bahaya dan risiko yang ada. Selanjutnya
69
yang diperoleh dalam bentuk skor dengan standar yang ada berdasarkan analisis semi
kuantitatif, sehingga dapat ditentukan tingkat risiko dari masing-masing risiko yang
ada. Dari tingkat risiko yang didapat, maka dapat ditentukan prioritas risiko yang
harus segera ditangani serta dapat melihat apakah risiko tersebut masih bisa diterima
atau tidak dan apakah perlu penanganan lain untuk mengurangi risiko tersebut sampai
Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk narasi dan dilengkapi dengan
matriks hasil wawancara mendalam. Penyajian data akan didukung dengan hasil
observasi lapangan.
70
BAB V
HASIL
beroperasi di industri pertambangan dan konstruksi selama lebih dari 75 tahun. Thiess
Salah satunya yaitu, lokasi pertambangan yang berada di kota Sangatta, Provinsi
Kalimantan Timur.
Sangatta merupakan ibukota dari Kutai Timur yang merupakan salah satu
km2, (10,8% wilayah Kutai Timur) dengan jumlah penduduk sebesar 63.782 jiwa
yang sangat besar.Mulai dari pertambangan minyak, gas bumi, dan batubara yang
cukup besar dengan sumber daya lebih dari 2 milyar ton batubara.Potensi
pertambangan tersebut yang membuat salah satu perusahaan tambang tertarik untuk
penuh seluruh daerah potensi tambang yang ada di Sangatta.PT. KPC didirikan pada
71
tahun 1982 dan dimiliki bersama-sama oleh Rio Tinto (CRA) Pty Ltd dan British
Petroleum (BP).
Pada tahun 1989, Thiess mulai beroperasi di KPC project dengan terlibat
yang masih tersisa dari dinding-dinding lokasi tambang).Pada tahun 1999, Thiess
mendapat kontrak untuk menambang dan mengangkut batubara dari Porodisa dan
Timur dari Pit Hatari menuju ke tempat penghancuran (Crusher). Kemudian pada
tahun 2003, Thiess berhasil memenangkan kontrak Life Of Mine(LOM) dengan KPC.
Dimana Thiess akan terus menjadi kontraktor tetap dari KPC selama KPC melakukan
operasi tambangnya. Kontrak ini didasarkan pada operasi di kedua Pit yaitu, Pit J dan
Pit Melawan.
Pada tahun 2007, KPC mengambil alih Pit J, dan Thiess mengelola Pit
mendapat kepercayaan untuk mengelola Pit Mustahil.Pada Juli tahun 2010, Thiess
telah menyelesaikan pekerjaannya di Pit Belut dan pada bulan itu juga Thiess
mendapat kepercayaan untuk mengelola Pit Peri. Kemudian pada oktober tahun 2010,
Thiess telah menyelesaikan pekerjaannya di Pit Beruang dan pada bulan april 2011,
Thiess telah menyelesaikan Pit Khayal. Pada tahun 2013 ini, Thiess masih mengelola
operasional kita melalui solusi rekayasa yang inovatif serta keahlian dan
Sangatta”.
Project
Contractors Indonesia Sangatta Mine Project dapat dilihat secara terperinci pada
Gambar 5.2.
Project
74
ManagerRonald
Beeslaar
Dep.
ProjectManagerNur
Priyo Utomo
Admin & Project Services Mining Plant Head HR Warehouse Safety SuptAsep
FinancialSupt ManagerTrihatm ManagerJoe ManagerPaul DepartementSurya SuptArdiansyah Muhammad
Hotmonang Fidelis o Coleman Luxford Saputra A.Maya Ramdan
menjadi 3crew shift, yaitu Crew A, Crew B, dan Crew C. Dimanasetiap Crew terbagi
menjadi, 3 shift pagi, 3 shift malam, setelah shift malam pekerja libur selama 3 hari,
dimana waktu kerjanya 12 (dua belas) jam per shift kerja. Shift kerja di PT. Thiess
Contractors Indonesia Sangatta Mine Project secara lengkap seperti terlihat pada
Tabel 5.1 :
Tabel 5.1
Waktu kerja diPT. Thiess Contractors Indonesia Sangatta Mine Project
5.2.1 Profil P2K3 PT. Thiess Contractors Indonesia Sangatta Mine Project
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Thiess Contractors Indonesia yang
mempunyai tugas untuk menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja dan melakukan
pengawasan dan pengontrolan jalannya keselamatan dan kesehatan kerja pada semua
kerja yang menjadi anggota, juga merupakan penghargaan kepada tenaga kerja yang
telah memperhatikan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik dalam
Security.Saat ini P2K3 di PT. Thiess Contractors Indonesia Sangatta Mine Project
diketuai oleh Nur Priyo Utomo yang saat ini menjabat sebagai Deputy Project
Manager.
04/Men/1987 yang menyatakan bahwa, “Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu,
ditetapkan oleh menteri bukan oleh pihak perusahaan, hal ini sesuai dengan pasal 3
Permenaker No. 04/Men/1987 yang meyatakan bahwa “P2K3 ditetapkan oleh menteri
atau pejabat yang ditunjuknya atas usul dari pengusaha atau pengurus yang
susunannya terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris, dan anggota.Sedangkan untuk
sekretaris P2K3 adalah ahli keselamatan kerja yang ditunjuk oleh perusahaan.P2K3
diPT. Thiess Contractors Indonesia Sangatta Mine Project memiliki sekretaris yang
saat ini di pegang oleh ahli keselamatan kerja yaitu, Sukma Unggul Alamin yang
Mine Project juga memiliki Advisor yaitu Asep Muhammad Ramdan yang
Project. Susunan pengurus P2K3 diPT. Thiess Contractors Indonesia Sangatta Mine
Ketua
Nur Priyo Utomo
Wakil Ketua
Syahruddin Senu
Sekretaris Sukma
Unggul Alamin
AdvisorAsep Muhammad
Ramdan
Anggota Mining: Anggota Plant: Anggota Project Anggota HRD: Anggota Admin: Anggota Safety
James Awui Judhy Ariestanto Service: M Hamin Tohari Ari Perdana Departement:
Salaman Agomin Maurys Irwan Ferry Budimanto Wartono
Doddy Ardus Yusuf Akhmadi Sindu Bayu Aji
Eko Indra G Wayan Sudiarta Sugito
Darwis Mardiono Moh.Fran Suhadak
Arisandy Zainuddin Latiful Iman
Aris Dwi Mujiarto Teguh Santoso
Hepnie Armansyah Anton Suwignyo Budi Santoso
Haeruddin
Project
berhubunganantara satu proses dengan proses lainnya. Proses penambangan ini saling
berurutandan tersusun secara sistematis sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Mulai dari proses surveyyaitu, proses yang dilakukan untuk menentukan wilayah
PT. Thiess Contractors Indonesia Sangatta Mine Project, hanya memiliki area proyek
diawali dengan tahap persiapan penambangan yaitu, tahap pembukaan lahan dan
tahap manajemen tanah. Setelah itu tahappenambangan, yang dimulai dari tahap
manajemen batuan tertutup dan tahap penambangan batubara. Area proyek kerja
5.3.
80
penambangan batubara terbuka dengan tipe Open Pit Mining yaitu, penambangan
batubara dengan cara membuang lapisan batuan penutup, sehingga lapisan batubara
tersingkap dan selanjutnya siap untuk diambil. Proses penambangan batubara di PT.
Thiess Contractors Indonesia di wilayah kerja Sangatta Mine Project terdiri dari lima
tahapan proses kerja yang saling berhubungan untuk setiap prosesnya yaitu, drilling,
5.4.1 Drilling
batubara pada titik pengeboran yang telah ditentukan. Proses drilling ini biasanya
berkompeten dalam mengoperasikan unit Drill.Seorang operator unit Drill juga harus
1. Tahap Persiapan
a. MelakukanPrestart Check
pemeriksaan terhadap unit Drill yang akan digunakan. Tahap ini bertujuan untuk
memastikan bahwa unit Drill yang akan digunakan berada dalam kondisi yang
baik dan tidak ada kerusakan. Tahap ini dilakukan setiap awal shift atau 2 kali
dalam sehari.
82
ini bertujuan untuk membersihkan lokasi pengeboran dari material lumpur dan
batuan agar mempermudah proses pengeboran dan mencegah unit Drill terbalik
akibat lokasi pengeboran yang berbatu dan tidak rata. Tahap ini dilakukan 1 kali
dalam sehari.
unit Dozer. Tahapan ini bertujuan untuk meratakan lokasi pengeboran agar
mempermudah proses pengeboran dan mencegah unit Drill terbalik akibat lokasi
pengeboran yang tidak rata. Tahap ini dilakukan 1 kali dalam sehari.
pengeboran yang telah ditentukan, atau dengan kata lain tahap memasang titik-titik
untuk memberikan tanda atau pola pada tempat yang akan dilakukan pengeboran
yang telah ditentukan, atau dengan kata lain tahap ini dilakukan secara terus-
Tahap ini dilakukan setelah unit Drill melakukan pengeboran pada satu
lubang dan selanjutnya unit Drill harus berpindah ke titik pengeboran berikutnya
dalam satu lokasi pengeboran, atau dengan kata lain tahap ini dilakukan secara
5.4.2 Blasting
masih berada dalam lapisan tanah. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara,
84
proses blasting dilakukan jika tebal lapisan batubara lebih dari 3 meter.
ditentukan. Seperti, jarak antar lubang yaitu 9 meter, kedalaman dari lubang yaitu 12-
15meter, diameter satu lubang yaitu 200mm, dan jumlah lubang dalam satu lokasi
peledakan yaitu sebanyak 500 lubang atau disesuaikan dengan luas dari lokasi
menggunakan bendera merah yang mengitari area peledakan. Tahap ini bertujuan
Truck MMU (Mobile Manufacturing Unit) yaitu, Truck yang digunakan sebagai
pembawa bahan peledak. Setiap lubang yang telah dibuat diisi dengan bahan
mesin peledak (blasting machine). Tahap ini dilakukan sebanyak jumlah lubang
85
peledakan yang telah ditentukan atau dengan kata lain tahap ini dilakukan secara
Tahap ini dilakukan dengan meletakan bendera radius jarak aman pada
tempat yang telah ditentukan sebagai jarak aman untuk pekerja dan unit
mencegah pekerja dan unit kendaraan terkena lemparan material saat proses
unit kendaraan kecil.Tahap ini bertujuan untuk memastikan bahwa lokasi blasting
telah bebas dari pekerja dan unit kendaraan, sehingga siap untuk dilakukan
2. Pelaksanaan peledakan
blastinghanya dilakukan satu kali dalam sehari. Pada tahap peledakan dilakukan
oleh seorang blaster yaituorang yang ditunjuk sebagai juru ledak serta bertugas
seorang shotfire atau orang yang ditunjuk untuk memeriksa daerah peledakan
peledakan telah aman dan tidak terdapat rangkaian lubang yang gagal meledak
5.4.3 Loading
peledakan yang dilakukan oleh unit Excavator dan di muat ke dalam unit
DumpTruck. Unit Excavator yang ada di Sangatta Mine Project ada 2 jenis yaitu,
unit Excavator dengan berat lebih dari 200 ton dan unit Excavator dengan berat
87
kurang dari 200 ton. Unit Excavator dengan berat lebih dari 200 ton yaitu, tipe
Hitachi EX5500 dengan berat 518 ton yang memiliki kapasitas bucket 29M3.
Sedangkan unit Excavator dengan berat kurang dari 200 ton yaitu, tipe Komatsu
PC1800 dengan berat 180 ton yang memiliki kapasitas bucket 12M3. Namun, unit
Excavator yang biasa digunakan dalam proses loading batubara di Sangatta Mine
Projectyaitu, unit Excavator dengan berat kurang dari 200 ton seperti, tipe Komatsu
PC1200, 2600, dan 3600. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, proses loading
diantaranya :
1. Teknik Normal
pada dataran yang lebih tinggi dari unit DumpTruck yang akan dimuat.
Teknik ini yang paling sering digunakan, karena teknik ini dirasa paling aman
meningkatkan produktifitas.
88
loading kedalam unit DumpTruck berada sejajar dengan unit DumpTruck atau
dengan kata lain unit Excavator dan unit DumpTruck berada pada satu alas.
Teknik ini cukup berisiko, karena dengan keadaan unit Excavator sejajar
material kedalam dua unit DumpTruck yang berada disisi kiri dan kanan dari
terhadap unit Excavator yang akan digunakan. Tahap ini dilakukan setiap
awal shift atau 2 kali dalam sehari. Tahap ini bertujuan untuk memastikan
90
bahwa unit Excavator yang akan digunakan berada dalam kondisi yang baik
sehari. Tahap ini bertujuan untuk menyiapkan unit Excavator pada posisi yang
5.4.4 Hauling
proses pengangkutan tanah pucuk (top soil). Jenis DumpTruck ini memiliki dua tipe
yaitu, tipe Cat785C dengan berat unit 249 ton yang memiliki kapasitas angkut sebesar
148 ton dan tipe Cat789C dengan berat unit317ton yang memiliki kapasitas angkut
buckDumpTrcuk yang memiliki volume muatan lebih besar namun kapasitas angkut
tetap sama dengan jenis DumpTruck tipe Cat785C yang digunakan untuk
DumpTruck ini dioperasikan oleh seorang operator yang telah diberikan pelatihan
untuk mengendarai unit yang akan mereka gunakan. Sehingga operator tersebut
sesuai dengan jenis unit yang akan digunakan serta harus mematuhi semua peraturan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, proses hauling hanya terdiri dari
satu tahapan saja yaitu, tahap pengangkutan batubara oleh unit DumpTruck. Tahap ini
bertujuan untuk membawa muatan batubara dari area loading menuju ketempat
penyimpanan batubara (stock pile). Pada tahap hauling ini lebih banyak kegiatan
yang berhubungan dengan aktifitas lalu lintas tambang. Tahap hauling ini dilakukan
5.4.5 Dumping
dalam unit DumpTruck (Loading) dan proses Hauling yaitu, perjalanan dari lokasi
pemuatan batubara (Loading Point) menuju tempat penyimpanan batu bara (Stock
Pile) sebelum batubara tersebut di proses lebih lanjut. Dumping yaitu, proses
penurunan muatan batubara dari unit DumpTruck ke Stock Pile. Berdasarkan hasil
observasi dan wawancara, proses dumping terdiri dari beberapa tahapan kerja, yaitu :
Tahap awal dari proses dumping yaitu, unit DumpTruck memasuki lokasi
dumping yang telah ditentukan. Tahap ini dilakukan secara terus-menerus setiap
hari, karena proses pengangkutan batubara dilakukan selama 24 jam setiap hari.
memutar di lokasi dumping dan bergerak mundur mendekati lokasi yang menjadi
93
area dumping. Tahapan ini bertujuan untuk mempermudah unit DumpTruck saat
menurunkan muatan batubara di area dumping yang telah disediakan. Tahapan ini
muatan batubara ketempat yang telah ditentukan. Tahapan ini dilakukan secara
untuk keluar dari lokasi dumping. Tahapan ini dilakukan secara terus-menerus
setiap hari, karena proses pengangkutan batubara dilakukan selama 24 jam setiap
hari.
membagi prosestersebut menjadi lima tahapan sesuai dengan tahapan pada proses
lapangandan pekerjapada bagian drilling, risiko keselamatan kerja yang terdapat pada
tahapan ini yaitu, terbentur body unit Drill, terkilir, tergelincir, dan terjepit pintu
kabin. Risiko keselamatan kerja terbentur body unit terjadi saat operator memeriksa
bagian bawah unit. Risiko ini terjadi karena bagian bawah unit tersebut cukup rendah
bila dibandingkan dengan tinggi operator, sehingga jika operator tidak hati-hati ketika
mengangkat kepala, maka akan membentur bagian bawah unit. Upaya pengendalian
yang telah ada yaitu, perusahaan telah melakukan safety briefingsebelum bekerja,
serta menyediakan APD lengkap seperti, safety helm, safety shoes, googles,
tanah yang berbatu dan terdapat banyakgundukan - gundukan tanah yang mudah
bergerak, sehingga jika operator kurang hati-hati saat berjalan atau ketika memijakan
yaitu dengan, melakukan perataan tanah di lokasi pengeboran dengan unit Dozer,
Risiko tergelincir terjadi saat operator menaiki tangga unit untuk memeriksa
bagian atas kabin unit.Risiko ini terjadi akibat tangga unit yang licin setelah hujan
atau akibat terkena tumpahan material cair seperti, lumpur dan oli. Upaya
pengendalian yang telah ada yaitu, perusahaan telah memasang handrail pada tangga,
memasang warning sign tentang “gunakan Tiga Titik Tumpu” saat menaiki tangga
Risiko terjepit pintu kabin unit terjadi saatoperator menutup pintu kabin
unit.Risiko ini terjadi akibat operator kurang hati-hati dan terburu-buru saat menutup
pintu kabin unit dan operator meletakan jari tangan pada titik jepit pintu kabin yang
Procedure (SOP) mengenai proses prestart check, serta menyediakan APD lengkap
seperti, safety helm, safety shoes, googles, dan seragam lengan panjang.
lapangan dan pekerja pada bagian drilling, risiko keselamatan kerja yang terdapat
pada tahapan ini yaitu, unit Excavator terbalik dan unit Excavator terbakar. Risiko
unit Excavator terbalik terjadi akibat unit Excavator dioperasikan pada area yang
tanahnya tidak stabil atau tidak rata. Upaya pengendalian yang telah dilakukan
pelatihan bagi operator unit Excavator, melakukan safety briefing sebelum bekerja,
Excavator.
Risiko unit Excavator terbakar terjadi akibat unit Excavator yang dioperasikan
berada pada kondisi yang tidak aman seperti, overheat atau masalah mekanikal
lainnya. Upaya pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan,
membuat program prestart check sebelum mengoperasikan unit Excavator yang akan
lapangandan pekerjapada bagian drilling, risiko keselamatan kerja yang terdapat pada
tahapan ini yaitu, tabrakan antar unit, tertabrak unit Dozer, unit Dozer terbalik, dan
unit Dozer terbakar.Risiko tabrakan antar unit terjadi akibatoperator unit Dozer tidak
mematuhi jarak aman saat berinteraksi dan mendekati unit bergerak lain yang ada di
dengan,membuat tanggul pengaman antara unit Drill dan unit Dozer, membuat
peraturan jarak aman antar unit saat berinteraksi, memberikan pelatihan bagi para
signdi lokasidrilling.
pekerja dengan operator unit Dozer yang berada di lokasi kerja serta pekerja tidak
mematuhi peraturan mendekati unit berat bergerak. Upaya pengendalian yang telah
yang tidak berkepentingan untuk masuk ke area drilling, melakukan safety briefing
warning signdi lokasidrilling, serta menyediakan APD lengkap bagi para pekerja
seperti, safety helm, safety shoes, googles, dan seragam lengan panjang.
Risiko unit Dozer terbalik terjadi akibat unit Dozer dioperasikan pada area
yang tanahnya tidak stabil atau tidak rata. Upaya pengendalian yang telah dilakukan
98
Risiko unit Dozer terbakar terjadi akibat unit Dozer yang dioperasikan berada
pada kondisi yang tidak aman seperti, overheat atau masalah mekanikal lainnya.
Upaya pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan, membuat
program prestart check sebelum mengoperasikan unit Dozer yang akan digunakan,
menyediakan APD lengkap seperti, safety helm, safety shoes, googles, seragam
lengan panjang.
99
Risiko terjatuh dari ketinggian terjadi akibat area pengeboran berada didekat
tebing dan pekerja kurang hati-hati saat berjalan didekat tebing. Upaya pengendalian
yang telah dilakukan perusahaan yaitu dengan, membuat tanggul pengaman didekat
lapangandan pekerja pada bagian drilling, risiko keselamatan kerja yang terdapat
pada tahapan ini yaitu, unit Drill terbalik, unit Drill terbakar, dan unit Dill tergelincir.
Risiko unit Drill terbalik terjadi akibat operator unit Drill salah mengoperasikan kaki-
kaki (Jack) dari unit Drill ketika berada di lokasi yang tidak rata atau miring.Upaya
Procedure (SOP) mengenai cara pencegahan unit Drill terbalik seperti, menjaga
kemiringan tanah tidak boleh lebih dari 10 derajat dan menurunkan kaki-kaki unit
Risiko unit Drill terbakar terjadi akibatunit Drill yang dioperasikan berada
pada kondisi yang tidak aman seperti, overheat atau terdapat masalah mekanikal
lainnya. Upaya pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan,
100
membuat program prestart check sebelum mengoperasikan unit Drill yang akan
Risiko unit Drill tergelincir terjadi akibat unit Drill dioperasikan ketika hujan
ketika turun hujan maka semua proses pengeboran harus segera dihentikan,
lapangandan pekerja pada bagian drilling, risiko keselamatan kerja yang terdapat
pada tahapan ini yaitu, pipa drill bengkok. Risiko pipa drill bengkok terjadi akibat
operator unit Drill tidak menaikan pipa drill dengan full ketika akan berpindah dari
titik pengeboran satu ke titik pengeboran berikutnya. Upaya pengendalian yang telah
dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan, memberikan pelatihan kepada operator unit
Tabel 5.2
Hasil Identifikasi RisikoKeselamatan KerjaPada TahapDrilling
PT. Thiess Contractors Indonesia Sangatta Mine ProjectTahun 2013
Operator kurang hati-hati Terjepit pintu kabin - melakukan safety briefing sebelum
dan terburu-buru saat bekerja
menutup pintu kabin unit - menyediakan Standar Operation
dan operator meletakan Procedure (SOP) mengenai proses
jari tangan pada titik jepit prestart check
pintu kabin - menyediakan APD lengkap (safety
helm, safety shoes, seragam lengan
panjang).
2. Membuang lumpur/material Unit Excavator Unit Excavator - melakukan perataan tanah di lokasi
batuan dengan unit dioperasikan di area yang terbalik pengeboran
Excavator tanahnya tidak stabil - memberikan pelatihan bagi operator
unit Excavator
- melakukan safety briefing sebelum
bekerja
- menyediakan Standar Operation
Procedure (SOP) mengenai
pengoperasian unit Excavator
Unit Excavator yang Unit Excavator - membuat program prestart check
dioperasikan berada pada terbakar sebelum mengoperasikan unit
kondisi yang tidak aman Excavator yang akan digunakan
seperti, overheat atau - memberikan pelatihan bagi operator
masalah mekanikal lainnya unit Excavator
- melakukan safety briefingsebelum
bekerja
- menyediakan Standar Operation
Procedure(SOP) mengenai
pengoperasian unit Excavator
103
3. Menyiapkan lokasi Operator unit Dozer Tabrakan antar unit - membuat tanggul pengaman antara unit
pengeboran dengan unit kurang hati-hati saat Drill dan unit Dozer
Dozer berinteraksi dengan unit - memberikan pelatihan bagi para
Drill serta tidak mematuhi operator unit
jarak aman saat mendekati - melakukan safety briefing sebelum
unit Drill bekerja
- menyediakan Standar Operation
Procedure (SOP)
- memasang warning signdi
lokasidrilling
Pekerja kurang Tertabrak unit - melakukan pengawasan di areadrilling
komunikasi dengan Dozer - melarang pekerja yang tidak
operator unit Dozer yang berkepentingan untuk masuk ke area
berada di lokasi kerja serta drilling
pekerja tidak - melakukan safety briefing sebelum
mematuhiperaturan bekerja
mendekati unit berat - menyediakan Standar Operation
bergerak. Procedure (SOP)
- memasang warning signdi
lokasidrilling
Unit Dozer dioperasikan di Unit Dozer terbalik - memberikan pelatihan bagi operator
area yang tanahnya tidak Dozer
stabil - melakukan safety briefing sebelum
bekerja
- menyediakan Standar Operation
Procedure (SOP) mengenai
pengoperasian unit Dozer
Unit Dozer yang Unit Dozer - membuat program prestart check
dioperasikan berada pada terbakar sebelum mengoperasikan unit
kondisi yang tidak aman Excavator yang akan digunakan
seperti, overheat atau - memberikan pelatihan bagi operator
masalah mekanikal lainnya unit Dozer
- melakukan safety briefingsebelum
104
bekerja
- menyediakan Standar Operation
Procedure(SOP) mengenai
pengoperasian unit Dozer
4. Memasang titik-titik Area kerjadi lokasi Terjatuh - melakukan safety briefing sebelum
pengeboran pengeboran memiliki bekerja
struktur tanah yang - menyediakan Standar Operation
berbatu dan pekerja kurang Procedure (SOP)
hati-hati saat berjalan - menyediakan APD (safety helm, safety
shoes, seragam lengan panjang).
Area pengeboran berada Terjatuh dari - membuat tanggul pengaman didekat
dekat dengan tebing dan ketinggian tebing
pekerja kurang kurang - melakukan safety briefing sebelum
hati-hati saat berjalan bekerja
didekat tebing - menyediakan Standar Operation
Procedure (SOP) mengenai proses
drilling
- serta menyediakan APD lengkap
seperti, safety helm, safety shoes,
googles, dan seragam lengan panjang
5. Melakukan pengeboran Struktur tanah di lokasi Unit Drill terbalik - melakukan perataan tanah di lokasi
pengeboran miring dan pengeboran
operator unit Drill salah - memberikan pelatihan kepada operator
mengoperasikan kaki-kaki unit Drill
(Jack) dari unit Drill - membuat program prestart check
ketika berada di lokasi sebelum mengoperasikan unit Drill
yang miring - melakukan safety briefing sebelum
bekerja
- menyediakan Standar Operation
Procedure (SOP) mengenai cara
pencegahan unit Drill terbalik
- menjaga kemiringan tanah tidak boleh
lebih dari 10 derajat
105
Unit Drill yang Unit Drill terbakar - membuat program prestart check
dioperasikan berada pada sebelum mengoperasikan unit Drill
kondisi yang tidak aman yang akan digunakan
seperti, overheat atau - memberikan pelatihan bagi operator
terdapat masalah unit Drill
mekanikal lainnya atau - melakukan safety briefingsebelum
akibat adanya pengaruh bekerja
panas dari debu batubara - menyediakan Standar Operation
Procedure(SOP) mengenai
pengoperasian unit Drill
Unit Drill dioperasikan Unit - membuat kebijakan ketika turun hujan
ketika hujan yang Drilltergelincir maka semua proses pengeboran harus
menyebabkan area kerja di segera dihentikan
lokasi pengeboran menjadi - memberikan pelatihan bagi operator
licin unit Drill
- melakukan safety briefingsebelum
bekerja
- menyediakan Standar Operation
Procedure(SOP) mengenai
pengoperasian unit Drill
6. Memindahkan unit Drill ke Operator unit Drill tidak Pipa drill bengkok - memberikan pelatihan kepada operator
titik pengeboran berikutnya menaikan pipa drill unit Drill
dengan full ketika akan - melakukan safety briefing sebelum
berpindah dari titik bekerja
pengeboran satu ke titik - menyediakan Standar Operation
pengeboran berikutnya Procedure (SOP) mengenai cara
pencegahan pipa drill bengkok
106
lapangandan pekerja pada bagian blasting, risiko keselamatan kerja yang terdapat
pada tahapan ini yaitu, terperosok kelubang, terjatuh dari ketinggian, dan tertabrak
terdapat banyak lubang-lubang peledakan dan pekerja kurang hati-hati saat berjalan
didekat lubang peledakan. Upaya pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan
Risiko terjatuh dari ketinggian terjadi akibat area peledakan yang berada dekat
tebing dan pekerja kurang kurang hati-hati saat berjalan didekat tebing. Upaya
mengenai proses blasting,serta menyediakan APD lengkap seperti, safety helm, safety
Risiko tertabrak Truck MMU terjadi karena adanya interaksi antara pekerja
dengan Truck MMU didalam area blasting dan pekerja kurang hati-hati saat
APD lengkap seperti, safety helm, safety shoes, googles, dan seragam lengan panjang.
lapangandan pekerja pada bagian blasting, risiko keselamatan kerja yang terdapat
pada tahapan ini yaitu, Truck MMU terbalik dan pekerja terperosok kelubang. Risiko
Truck MMU terbalik terjadi karena Truck dioperasikan pada area tanah yang tidak
stabil dan berpotensi longsor. Upaya pengendalian yang telah dilakukan oleh
perusahaan yaitu, melakukan perataan tanah oleh unit Dozer, melakukan safety
peledakan terdapat banyak lubang-lubang peledakan dan pekerja kurang hati-hati saat
berjalan didekat lubang peledakan. Upaya pengendalian yang telah dilakukan oleh
5.5.2.3 Memasang Bendera Radius Jarak Aman dan Tanda Penutup Jalan
lapangandan pekerja pada bagian blasting, risiko keselamatan kerja yang terdapat
pada tahapanini yaitu, kecelakaan unit dan unitterbalik. Risiko kecelakaan unit
108
kendaraan kecil di jalan tambang terjadi akibat unit kendaraan tidak mematuhi
peratutan lalu lintas tambang (Pit Traffic Rules) seperti, serta tidak mematuhi rambu-
rambu lalu lintas. Risiko ini juga terjadi akibat faktor fatigue/kelelahan dari
pengemudi unit kendaraan kecil. Upaya pengendalian yang telah dilakukan oleh
perusahaan yaitu dengan, membuat kebijakan dan peraturan mengenai peraturan lalu
lintas tambang (Pit Traffic Rules). Seperti,mengatur jarak aman antar kendaraan saat
beriringan dan membuat prosedur menyalip (Overtake) antar unit. Perusahaan juga
Risiko unit kendaraan terbalik terjadi akibat jalan tambang yang dilalui licin
karena hujan atau akibat tumpahan material cair seperti, oli dan lumpur, yang
menyebabkan unit kendaraan lepas kendali dan menabrak sisi jalan hingga terbalik.
Upaya pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan, membuat
tanggul pengaman pada sisi jalan, membuat kebijakan apabila jalan licin akibat hujan
maka proses blasting dihentikan, melakukan safety briefing sebelum bekerja, dan
lapangandan pekerja pada bagian blasting, risiko keselamatan kerja yang terdapat
pada tahapanini yaitu, kecelakaan unit kendaraan dan unit kendaraan terbalik. Risiko
kecelakaan unit kendaraan kecil di jalan tambang terjadi akibat unit tidak mematuhi
109
peraturan lalu lintas tambang (Pit Traffic Rules) seperti, serta tidak mematuhi rambu-
rambu lalu lintas. Risiko ini juga terjadi akibat faktor fatigue/kelelahan dari
pengemudi unit kendaraan kecil. Upaya pengendalian yang telah dilakukan oleh
perusahaan yaitu dengan, membuat kebijakan dan peraturan mengenai peraturan lalu
lintas tambang (Pit Traffic Rules). Seperti,mengatur jarak aman antar kendaraan saat
beriringan dan membuat prosedur menyalip (Overtake) antar unit. Perusahaan juga
Risiko unit kendaraan kecil terbalik terjadi akibat jalan tambang yang dilalui
licin karena hujan atau akibat tumpahan material cair seperti, oli dan lumpur, yang
menyebabkan unit kendaraan lepas kendali dan menabrak sisi jalan hingga terbalik.
Upaya pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan, membuat
tanggul pengaman pada sisi jalan, membuat kebijakan apabila jalan licin akibat hujan
maka proses blasting dihentikan, melakukan safety briefing sebelum bekerja, dan
lapangandan pekerja pada bagian blasting, risiko keselamatan kerja yang terdapat
pada tahapan ini yaitu, terkena lemparan material dan terkena ledakan. Risiko terkena
lemparan material terjadi karena operator unit dan pekerja berada pada jarak yang
pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan, membuat peraturan
jarak aman untuk unit kendaraan sejauh 300 meter dari lokasi peledakan dan untuk
pekerja sejauh 500 meter dari lokasi peledakan, serta menyediakan APD lengkap
seperti, safety helm, safety shoes, googles, dan seragam lengan panjang.
Risiko terkena ledakan terjadi akibat masih terdapat orang di dalam area
papan blasting dan Radio perusahaan, mengevakuasi orang diluar radius 500 meter,
lapangandan pekerja pada bagian blasting, risiko keselamatan kerja yang terdapat
menjadi tidak rata, sehingga jika pekerja kurang hati-hati saat berjalan dapat
lengkap seperti, safety helm, safety shoes, googles, dan seragam lengan panjang.
Risiko terkena ledakan misfire terjadi akibat pekerja kurang hati-hati ketika
peledakan yang gagal meledak (Misfire) dan dapat meledak secara tiba-tiba. Upaya
Tabel 5.3
Hasil Identifikasi RisikoKeselamatan KerjaPada TahapBlasting
PT. Thiess Contractors Indonesia Sangatta Mine ProjectTahun 2013
2. Pengisian bahan peledak Truck dioperasikan pada Truck MMU - melakukan perataan tanah oleh unit
area tanah yang tidak terbalik Dozer
stabil dan berpotensi - melakukan safety briefing sebelum
longsor bekerja
- menyediakan Standar Operation
Procedure (SOP) mengenai proses
blasting.
Dalam area peledakan Terperosok ke - melakukan safety briefing sebelum
terdapat banyak lubang- lubang bekerja
lubang peledakan dan - menyediakan Standar Operation
pekerja kurang hati-hati Procedure (SOP)
saat berjalan didekat - menyediakan APD lengkap (safety
lubang peledakan helm, safety shoes, seragam lengan
panjang).
3. Memasang bendera radius Pengemudi unit tidak Kecelakaan unit - membuat kebijakan dan peraturan
jarak aman dan tanda mematuhi peraturan lalu kendaraan mengenai peraturan lalu lintas tambang
penutup jalan lintas tambang (Pit Traffic (Pit Traffic Rules)
Rules) seperti, melebihi - mengatur jarak aman antar kendaraan
batas kecepatan yang saat beriringan
(Overspeed), menyalip - membuat prosedur menyalip (Overtake)
(Overtake) tidak sesuai antar unit
prosedur, serta tidak - membuat rambu-rambu di sepanjang
mematuhi rambu-rambu jalan tambang (rambu-rambu lalu lintas
lalu lintas dan pengemudi dan rambu-rambu pengingat tentang
unit mengalami fatigue)
fatigue/kelelahan
Jalan tambang licin karena Unit kendaraan - membuat tanggul pengaman (safety
hujan atau akibat terbalik berm) pada sisi jalan
tumpahan material cair - membuat kebijakan apabila jalan licin
seperti oli dan lumpur, maka proses blasting dihentikan
yang menyebabkan unit - melakukan safety briefing sebelum
kendaraan lepas kendali bekerja
dan menabrak sisi jalan - menyediakan Standar Operation
114
4. Pembersihan daerah Pengemudi unit tidak Kecelakaan unit - membuat kebijakan dan peraturan
blasting mematuhi peratutran lalu kendaraan mengenai peraturan lalu lintas tambang
lintas tambang (Pit Traffic (Pit Traffic Rules)
Rules) seperti, melebihi - mengatur jarak aman antar kendaraan
batas kecepatan yang saat beriringan
(Overspeed), menyalip - membuat prosedur menyalip (Overtake)
(Overtake) tidak sesuai antar unit
prosedur, serta tidak - membuat rambu-rambu di sepanjang
mematuhi rambu-rambu jalan tambang (rambu-rambu lalu lintas
lalu lintas dan pengemudi dan rambu-rambu pengingat tentang
unit mengalami fatigue fatigue)
atau kelelahan
Jalan tambang licin karena Unit kendaraan - membuat tanggul pengaman (safety
hujan atau akibat terbalik berm) pada sisi jalan
tumpahan material cair - membuat kebijakan apabila jalan licin
seperti oli dan lumpur, maka proses blasting dihentikan
yang menyebabkan unit - melakukan safety briefing sebelum
kendaraan lepas kendali bekerja
dan menabrak sisi jalan - menyediakan Standar Operation
hingga terbalik Procedure (SOP) mengenai proses
hauling
5. Pelaksanaan Peledakan oleh Unit kendaraan dan Terkena lemparan - membuat peraturan jarak aman untuk
juru ledak pekerja berada pada jarak material unit sejauh 300 meter dari lokasi
yang terlalu dekat dengan peledakan
area blastingsaat proses - peraturan jarak aman untuk pekerja
peledakan berlangsung sejauh 500 meter dari lokasi peledakan
- menyediakan APD lengkap (safety
helm, safety shoes, googles, seragam
lengan panjang)
115
lapangandan operator unit, risiko keselamatan kerja yang terdapat pada tahapan ini
yaitu,terbentur body unit, terkilir, tergelincir, dan terjepit pintu kabin. Risiko
keselamatan kerja terbentur body unit terjadi saat operator memeriksa bagian bawah
unit Excavator. Risiko ini terjadi karena bagian bawah unit tersebut cukup rendah bila
dibandingkan dengan tinggi operator, sehingga jika operator tidak hati-hati ketika
mengangkat kepala, maka akan membentur bagian bawah unit tersebut. Upaya
check, serta menyediakan APD lengkap seperti, safety helm, safety shoes, googles,
keseluruhan.Risiko ini terjadi akibat area kerja pada proses loadingmemiliki struktur
tanah yang berbatu dan terdapat banyaktanah gundukan yang bisa bergerak, sehingga
jika operator kurang hati-hati saat berjalan dan kurang hati-hati ketika memijakan
kaki pada batu atau tanah gundukan yang bisa bergerak, dapat menyebabkan operator
Risiko tergelincir terjadi saat operator menaiki tangga unit untuk memeriksa
bagian kabin unit.Risiko ini terjadi akibat tangga unit yang licin setelah hujan atau
akibat terkena tumpahan material cair seperti, lumpur dan oli. Upaya pengendalian
yang telah ada yaitu, perusahaan telah memasang handrail pada tangga unit,
Procedure (SOP) mengenai proses prestart check, memasang warning sign tentang
“gunakan three point contact” serta menyediakan APD lengkap seperti, safety helm,
Risiko terjepit pintu kabin unit terjadi saatoperator menutup pintu kabin unit
dan operator kurang hati-hati dan terburu-buru saat menutup pintu kabin unit.Risiko
ini juga dapat terjadi karena operator meletakan jari tangan pada titik jepit pintu kabin
yang menyebabkan jari atau tangan operator terjepit. Upaya pengendalian yang telah
Standar Operation Procedure (SOP), serta menyediakan APD lengkap seperti, safety
helm, safety shoes, googles, sarung tangan, dan seragam lengan panjang.
lapangandan operator unit, risiko keselamatan kerja yang terdapat pada tahapan ini
yaitu, unit Excavator amblas, unit Excavator terbalik, dan tabrakan dengan unit
118
Dozer. Risiko unit Exavator amblas terjadi akibatarea loading memiliki material
tanah yang lembek. Upaya pengendalian yang yang telah dilakukan oleh perusahaan
loading, mengganti material area loading yang lembek dengan material yang lebih
keras, memberikan pelatihan bagi para operator unit, melakukan safety briefing
Risiko unit Excavator terbalik terjadi akibat unit Excavator diposisikan pada
tanah yang miring atau tidak rata. Upaya pengendalian yang telah dilakukan oleh
memberikan pelatihan bagi para operator unit, melakukan safety briefing sebelum
Risiko tabrakan dengan unit Dozer terjadi karena adanya interaksi antara unit
Excavator dan unit Dozer yang sedang membersihkan dan meratakan area loading.
Risiko ini juga terjadi akibat kondisi area loadingyang terlalu sempit dan memiliki
penerangan yang kurang ketika malam hari. Upaya pengendalian yang telah
tower, membuat peraturan jarak aman bagi setiap unit, memberikan pelatihan bagi
para operator unit, melakukan safety briefing sebelum bekerja serta menyediakan
Standar Operation Procedure (SOP) mengenai cara pencegahan tabrakan antar unit.
119
lapangandan operator unit, risiko keselamatan kerja yang terdapat pada tahapan ini
yaitu, unit DumpTruck amblas, unit DumpTruck menabrak unit Excavator, dan unit
DumpTruck menabrak unit kendaraan kecil. Risiko unit DumpTruck amblas terjadi
karena area loading memiliki material tanah yang lembek. Upaya pengendalian yang
yang telah dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan, melakukan pengawasan area
loading sebelum melakukan kegiatan loading, mengganti material area loading yang
lembek dengan material yang lebih keras, memberikan pelatihan bagi para operator
yang kurang memadai ketika proses loading dilakukan pada malam hari dan akibat
area loading yang berdebu, sehingga operator unit DumpTruck mengalami kesulitan
dalam melihat jarak yang aman untuk mendekati unit Excavator. Upaya pengendalian
yang telah dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan, membuat tanggul pembatas
(safety berm) antara unit Excavator dan unit DumpTruck, membuat Rambu STOP di
menjaga komunikasi dua arah ketika berinteraksi dengan unit lain, menjaga jarak
aman ketika mendekati unit lain, melakukan safety briefing sebelum bekerja serta
karena unit kendaraan kecil parkir secara sembarangan di area loading. Upaya
tempat parkir khusus bagi unit kendaraan kecil didekat Lighting Tower, memberikan
pelatihan bagi para pengemudi kendaraan kecil mengenai peraturan lalu lintas
tambang bagi kendaraan kecil dan pelatihan mengenai prosedur parkir serta prosedur
mendekati alat berat di lokasi tambang, serta mewajibkan setiap pengemudi untuk
melakukan komunikasi dua arah dengan para operator unit kendaraan besar.
lapangandan operator unit, risiko keselamatan kerja yang terdapat pada tahapan ini
yaitu, unit Excavator terbalik, tertimpa material muatan, dan benturan antara bucket
Excavator dengan body DumpTruck. Risiko unit Excavator terbalik terjadi akibat area
loading yang tidak rata/miring dan juga licin yang disebabkan karena hujan atau
akibat tumpahan material cair seperti lumpur dan oli. Upaya pengendalian yang telah
loading dan memastikan bahwa area loading (loadingpoint) rata dan tidak licin serta
membuat kebijakan ketika hujan turun, maka semua proses loading harus dihentikan
Risiko tertimpa material muatan terjadi akibat unit kendaraan lain berada
terlalu dekat dengan area loading dan tidak menjaga jarak aman dengan unit
121
dimana setiap operator unit dilarang berada pada area blindspotdari unit Excavator,
teknik Top Loading saat melakukan proses loading dan akibat penerangan yang
kurang memadai saat proses loading dilakukan pada malam hari. Upaya pengendalian
yang telah dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan, memberikan pelatihan mengenai
kerja bugar (Fit For Work)kepada semua operator unit, membuat program Fatigue
proses loadingdilakukan pada malam hari, membuat tiang pembatas antara unit
Tabel 5.4
Hasil Identifikasi RisikoKeselamatan KerjaPada TahapLoading
PT. Thiess Contractors Indonesia Sangatta Mine ProjectTahun 2013
Operator kurang hati-hati Terjepit pintu kabin - melakukan safety briefing sebelum
dan terburu-buru saat bekerja
menutup pintu kabin unit - menyediakan Standar Operation
dan meletakan jari tangan Procedure (SOP) mengenai proses
pada titik jepit pintu kabin prestart check
- menyediakan APD lengkap (safety
helm, safety shoes, sarung tangan,
seragam lengan panjang).
2. Memposisikan unit Area loading memiliki unit Excavator - melakukan pengawasan area loading
Excavator di area loading material tanah yang amblas sebelum melakukan kegiatan loading
lembek - mengganti material area loading yang
lembek dengan material yang lebih
keras
- memberikan pelatihan bagi para
operator unit
- melakukan safety briefing sebelum
bekerja
- menyediakan Standar Operation
Procedure (SOP) mengenai cara
pengendalian unit amblas
Unit Excavator diposisikan Unit Excavator - melakukan perataan tanah
pada tanah yang miring terbalik menggunakan unit Dozer
atau tidak rata - memberikan pelatihan bagi para
operator unit
- melakukan safety briefing sebelum
bekerja
- menyediakan Standar Operation
Procedure (SOP) mengenai cara
pencegahan unit terbalik.
Interaksi antara unit Tabrakan dengan - membuat penerangan melalui lighting
Excavator dan unit Dozer unit Dozer tower
serta akibat kondisi area - membuat peraturan jarak aman bagi
loadingyang terlalu sempit setiap unit
124
Unit kendaraan kecil unit DumpTruck - menyediakan tempat parkir khusus bagi
parkir secara sembarangan menabrak unit unit kendaraan kecil didekat Lighting
di area loading kendaraan kecil Tower
- memberikan pelatihan bagi para
pengemudi kendaraan kecil mengenai
peraturan lalu lintas tambang bagi
kendaraan kecil
- memberikan pelatihan mengenai
prosedur parkir serta prosedur
mendekati alat berat di lokasi tambang
- mewajibkan setiap pengemudi untuk
melakukan komunikasi dua arah
dengan para operator unit kendaraan
besar
4. Excavator melakukan Area loading yang tidak unit Excavator - melakukan pengawasan terhadap lokasi
loading batubara rata/miring dan licin terbalik loading
karena hujan atau akibat - memastikan bahwa area loading
tumpahan material cair (Loading Point) rata dan tidak licin
seperti lumpur dan oli. - membuat kebijakan ketika hujan turun,
maka semua proses loading juga harus
dihentikan
Unit lain berada terlalu tertimpa material - membuat kebijakan melaranag unit
dekat dengan area loading muatan berada pada area blindspotdari unit
dan tidak menjaga jarak Excavator
aman dengan unit - memberikan penerangan ketika
Excavator yang sedang kegiatan dilakukan pada malam hari
melakukan loading - melakukan safety briefingsebelum
bekerja
- menyediakan Standar Operation
126
lapangandan operator unit, risiko keselamatan kerja yang terdapat pada tahapan ini
yaitu,unit DumpTruck menabrak unit lain, tabrakan antar unit, menabrak tanggul, unit
menabrak unit lain di jalan tambang terjadi akibat adanya interaksi dengan unit
DumpTruck lain atau alat bergerak lain dijalan tambang. Selain itu, risiko ini juga
terjadi akibat unit DumpTruck dioperasikan dengan tidak aman seperti, melebihi
serta tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Risiko ini juga terjadi akibat faktor
membuat sistem kunci kecepatan pada unit DumpTruck agar tidak melebihi batas
peraturan lalu lintas tambang (Pit Traffic Rules). Seperti,mengatur jarak aman antar
kendaraan saat beriringan dan membuat prosedur menyalip (Overtake) antar unit.
digunakan untuk proses hauling. Seperti, rambu-rambu lalu lintas dan rambu-rambu
Risiko tabrakan antar unit terjadi akibat jalan tambang yang dilalui terlalu
sempit dan interaksi antar unit kendaraaan dijalan tambang sangat padat. Risiko ini
128
juga terjadi akibat unit DumpTruck melewati persimpangan jalan dan tidak
dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan, membuat jalan tambang dengan perhitungan
lebar 3,5 x lebar Truck terbesar yang melewati jalan tambang, membuat rambu-rambu
lalu lintas dipersimpangan jalan, memberikan pelatihan bagi para operator unit,
dilaluibergelombangdan licin karena hujan atau akibat tumpahan material cair seperti,
oli dan lumpur. Upaya pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan yaitu
tambang licin akibat hujan atau penyiraman yang terlalu basah, maka proses hauling
dihentikan dan operator unit DumpTruck segera menghentikan unitnya serta melapor
melewati jalan yang kemiringannya melebihi 10%. Upaya pengendalian yang telah
dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan, membuat tanggul pengaman pada sisi jalan
untuk mencegah unit DumpTruck terbalik, melakukan perataan jalan tambang dengan
dioperasikan berada pada kondisi yang tidak aman seperti, overheat atau masalah
mekanikal lainnya. Upaya pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan yaitu
dengan, membuat program prestart check sebelum mengoperasikan unit yang akan
Tabel 5.5
Hasil Identifikasi RisikoKeselamatan KerjaPada TahapHauling
PT. Thiess Contractors Indonesia Sangatta Mine ProjectTahun 2013
Jalan tambang yang dilalui Unit DumpTruck - melakukan perataan jalan tambang
bergelombang dan licin menabrak tanggul dengan unit grader
karena hujan atau akibat - melakukan penyiraman dijalan tambang
tumpahan material cair secara terputus-putus
seperti, oli dan lumpur - membuat kebijakan apabila jalan
tambang licin akibat hujan atau
penyiraman yang terlalu basah, maka
proses hauling dihentikan
- melakukan safety briefingsebelum
bekerja
- menyediakan Standar Operation
Procedure(SOP) mengenai proses
hauling.
Unit DumpTruck Unit DumpTruck - membuat tanggul pengaman pada sisi
dioperasikan melewati terbalik jalan untuk mencegah unit DumpTruck
jalan yang kemiringannya terbalik
melebihi 10% - melakukan perataan jalan tambang
dengan unit grader
- melakukan safety briefingsebelum
bekerja
- menyediakan Standar Operation
Procedure(SOP) mengenai proses
hauling.
Unit DumpTruck yang Unit DumpTruck - membuat program prestart check
dioperasikan berada pada terbakar sebelum mengoperasikan unit yang
kondisi yang tidak aman akan digunakan
seperti, overheat atau - memberikan pelatihan bagi para
masalah mekanikal lainnya operator unit
- melakukan safety briefingsebelum
bekerja
- menyediakan Standar Operation
Procedure(SOP) mengenai proses
hauling
132
lapangandan operator unit, risiko keselamatan kerja yang terdapat pada tahapan ini
yaitu,unit DumpTruck tergelincir dan tabrakan dengan unit lain. Risiko unit
DumpTruck tergelincir terjadi akibat kondisi jalan masuk menuju area dumping licin
setelah hujan atau karena tumpahan material cair seperti, oli dan lumpur. Upaya
pengawasan untuk memastikan kondisi jalan dalam keadaan baik dan tidak terdapat
tumpahan material, menghentikan proses dumping jika ditemukan jalan yang licin
akibat hujan atau tumpahan material cair, memberikan pelatihan bagi para operator
Risiko tabrakan dengan unit lain terjadi akibat jalan masuk area dumping yang
dilalui terlalu sempit dan penerangan yang kurang memadai ketika malam hari.
Upaya pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan, membuat
jalan tambang dengan perhitungan lebar 3,5 x lebar Truck terbesar yang melewati
lapangandan operator unit, risiko keselamatan kerja yang terdapat pada tahapan ini
yaitu,unit DumpTruck menabrak tanggul, unit DumpTruck menabrak unit lain, unit
DumpTruck menabrak unit kendaraan kecil, dan unit DumpTruck terbalik. Risiko
unit DumpTruck menabrak tanggul terjadi akibat area dumping yang terlalu sempit
dan tidak mencukupi ketika unit DumpTruck akan melakukan manuver. Risiko ini
juga terjadi akibat operator unit DumpTruck tidak hati-hati dan terburu-buru saat
melakukan manuver di area dumping. Upaya pengendalian yang telah dilakukan oleh
Risiko unit DumpTruck menabrak unit lain terjadi akibat interaksi yang padat
Upaya pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan, membuat
peraturan jarak aman antar unit, memberikan pelatihan bagi operator unit, melakukan
Risiko ini terjadi akibat unit kendaraan kecil yang memarkir kendaraannya
perusahaan yaitu dengan, membuat tempat parkir khusus untuk unit kendaraan
134
kendaraan kecil mengenai peraturan lalu lintas tambang bagi kendaraan kecil dan
pelatihan mengenai prosedur parkir serta prosedur mendekati alat berat di lokasi
tambang, serta mewajibkan setiap pengemudi untuk melakukan komunikasi dua arah
telah dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan, melakukan perataan tanah dengan unit
Dozer, membuat tanggul pengaman(safety berm) sesuai standar untuk mencegah unit
lapangandan operator unit, risiko keselamatan kerja yang terdapat pada tahapan ini
sehingga tidak kuatmenahan beban dari unit DumpTruck ketika akan melakukan
terkait kondisi area dumping terutama setelah hujan yang menyebabkan area
135
berm)di area dumping rapuh dan tinggi tanggul pengaman dumping tidak sesuai,
Upaya pengendalian yang telah dilakukan perusahaan yaitu dengan, membuat tanggul
pembatas (safety berm) yang aman dan sesuai standar, melakukan pengawasan terkait
lapangandan operator unit, risiko keselamatan kerja yang terdapat pada tahapan ini
yaitu, unit DumpTruck tergelincir dan tabrakan dengan unit lain. Risiko unit
DumpTruck tergelincir terjadi akibat kondisi jalan keluar dari area dumping licin
setelah hujan atau karena tumpahan material cair seperti, oli dan lumpur. Upaya
pengawasan untuk memastikan kondisi jalan dalam keadaan baik dan tidak terdapat
tumpahan material, menghentikan proses dumping jika ditemukan jalan yang licin
akibat hujan atau tumpahan material cair, memberikan pelatihan bagi para operator
136
Risiko tabrakan dengan unit lain terjadi akibat jalan keluar dari area dumping
yang dilalui terlalu sempit dan penerangan yang kurang memadai ketika malam hari.
Upaya pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan, membuat
jalan tambang dengan perhitungan lebar 3,5 x lebar Truck terbesar yang melewati
pelatihan bagi operator unit, melakukan safety briefing sebelum bekerja, serta
Tabel 5.6
Hasil Identifikasi RisikoKeselamatan KerjaPada TahapDumping
PT. Thiess Contractors Indonesia Sangatta Mine ProjectTahun 2013
4. Unit DumpTruck keluar dari Kondisi jalan keluar dari Unit DumpTruck - melakukan pengawasan di areadumping
lokasi dumping area dumping licin setelah tergelincir - menghentikan proses dumping jika
hujan atau karena ditemukan jalan yang licin akibat hujan
tumpahan material cair atau tumpahan material cair
seperti, oli dan lumpur - memberikan pelatihan bagi para
operator unit DumpTruck
- melakukan safety briefingsebelum
bekerja
- menyediakan Standar Operation
Procedure(SOP) mengenai proses
dumping
Jalan keluar area dumping Tabrakan dengan - membuat jalan tambang dengan
terlalu sempit dan unit lain perhitungan lebar 3,5 x lebar Truck
penerangan yang kurang terbesar yang melewati jalan tambang
memadai ketika malam - membuat penerangan melalui lighting
hari tower (LT)
- memberikan pelatihan bagi operator
unit, melakukan safety briefing sebelum
bekerja
- menyediakan Standar Operation
Procedure (SOP) mengenai proses
dumping
141
Pada tahap persiapan awal pengeboran, operator unit Drill melakukan prestart
check atau pemeriksaan pada unit Drill yang akan digunakan. Pada tahap ini terdapat
risiko keselamatan kerja terbentur body unit Drill, terkilir, tergelincir, dan terjepit
pintu kabin.
Risiko ini terjadi ketika operator memeriksa bagian bawah unit Drill, dimana
bagian bawah unit Drill cukup rendah bila dibandingkan dengan tinggi operator,
sehingga jika operator tidak hati-hati ketika mengangkat kepala, maka dapat
membentur bagian bawah unit Drill. Risiko ini memiliki nilai kemungkinan 0,5
(conceivable), karena risiko ini mungkin dapat terjadi, namun tidak pernah terjadi
bekerja serta menyediakan SOP mengenai tahap prestart check. Nilai paparannya
6 (frequently), karena kegiatan prestart check hanya dilakukan satu kali setiap
142
akibat terburuk apabila terbentur body unit Drill hanya menyebabkan cidera
ringan atau memar pada bagian kepala. Hal ini disebabkan karena, perusahaan
telah menyediakan APD seperti safety helm bagi para operator unit saat
2. Terkilir
Pada tahap melakukan prestart check pada unit Drill yang akan digunakan,
operator juga memiliki risiko terkilir. Risiko ini terjadi karena area pengeboran
memiliki struktur tanah yang berbatu dan banyak terdapat tanah gundukan yang
mudah bergerak, sehingga jika operator kurang hati-hati saat berjalan atau saat
terkilir. Risiko ini memiliki nilai kemungkinan 0,5 (conceivable), karena risiko ini
mungkin dapat terjadi, namun tidak pernah terjadi meskipun dengan paparan
safety briefing sebelum bekerja serta menyediakan SOP mengenai tahap prestart
dilakukan satu kali setiap hari yaitu, diawal shift. Sedangkan nilai konsekuensinya
cidera ringan atau memar pada bagian kaki. Hal ini disebabkan karena, operator
selalu menggunakan alat pelindung diri seperti safety shoes saat melakukan
3. Tergelincir
operator menaiki tangga untuk memeriksa bagian atas kabin dari unit Drill. Risiko
ini terjadi karena tangga unit licin setelah hujan atau akibat terkena material cair
seperti, lumpur dan oli. Risiko ini memiliki nilai kemungkinan 0,5 (conceivable),
karena risiko ini mungkin dapat terjadi, namun tidak pernah terjadi meskipun
memasang warning sign pada tangga unit, melakukan safety briefing sebelum
bekerja serta menyediakan SOP mengenai tahap prestart check. Nilai paparannya
6 (frequently), karena kegiatan prestart check hanya dilakukan satu kali setiap
akibat terburuk apabila tergelincir dari tangga unit Drill yaitu dapat menyebabkan
cidera serius pada operator. Hal ini disebabkan karena, perusahaan belum
ditimbulkan dari risiko tersebut. Maka, nilai risiko yang diperoleh yaitu 45.
Risiko terjepit pintu kabin unit terjadi akibat operator kurang hati-hati saat
menutup pintu kabin unit dan operator meletakan jari tangan pada titik jepit pintu
kabin unit. Risiko ini memiliki nilai kemungkinan 0,5 (conceivable), karena risiko
ini mungkin dapat terjadi, namun tidak pernah terjadi meskipun dengan paparan
mengenai tahap prestart check serta melakukan safety briefing sebelum bekerja.
satu setiap hari yaitu, diawal shift. Sedangkan nilai konsekuensinya 15 (serious),
karena akibat terburuk apabila terjepit pintu kabin yaitu dapat menyebabkan
cidera serius pada bagian tangan atau jari dari operator. Hal ini disebabkan
untuk mengurangi tingkat konsekuensi dari risiko terjepit pintu kabin. Maka, nilai
Excavator terdapat risiko keselamatan kerja unit Excavator terbalik dan unit
Excavator terbakar.
Risiko unit Excavator terbalik terjadi akibat unit Excavator dioperasikan pada
area yang tanahnya tidak stabil atau tidak rata. Risiko ini memiliki nilai
kemungkinan 3 (unusualy), karena risiko ini mungkin saja dapat terjadi namun
jarang. Hal ini disebabkan karena, perusahaan telah melakukan beberapa upaya
ini dilakukan satu kali setiap hari yaitu, sebelum kegiatan pengeboran dilakukan.
145
ditimbulkan dari risiko unit Excavator terbalik yaitu, kerusakan pada unit, cidera
serius pada operator dan terhentinya proses produksi sementara waktu. Maka,
Risiko unit Excavator terbakar terjadi akibat unit Excavator yang dioperasikan
berada pada kondisi yang tidak aman seperti, overheat atau masalah mekanikal
lainnya. Risiko ini memiliki nilai kemungkinan 3 (unusualy), karena risiko ini
mungkin saja dapat terjadi namun jarang. Hal ini disebabkan karena, perusahaan
satu kali setiap hari. Sedangkan nilai konsekuensinya 25 (very serious), karena
akibat terburuk dari risiko ini yaitu, menyebabkan kerusakan yang parah pada unit
Excavator dan mengakibatkan cacat atau penyakit yang permanen pada operator.
Namun, risiko ini tidak sampai menyebabkan kematian karena, perusahaan telah
APAR yang ada diunit secara otomatis ketika terjadi kebakaran pada unit. Maka,
Pada tahap menyiapkan lokasi drill dengan unit Dozer terdapat risiko
keselamatan kerja tabrakan antar unit, risiko tertabrak unit Dozer, unit Dozer terbalik
Risiko tabrakan antar unit terjadi akibat operator unit Dozer tidak mematuhi
jarak aman saat berinteraksi atau ketika mendekati unit bergerak lain yang ada di
risiko ini mungkin saja terjadi namun jarang. Hal ini disebabkan karena,
pengaman antara unit Drill dan unit Dozer, membuat peraturan jarak aman antar
unit saat berinteraksi, memberikan pelatihan bagi operator unit Dozer, melakukan
dilakukan satu kali setiap hari yaitu, sebelum kegiatan pengeboran dilakukan.
ditimbulkan dari risiko tabrakan antar unit Dozer dan unit Drill yaitu, kerusakan
yang cukup besar pada unit dan tidak menyebabkan cidera pada operator unit.
Hal ini disebabkan karena, unit-unit yang beroperasi di lokasi pengeboran hanya
menyebabkan konsekuensi yang fatal. Maka, nilai risiko yang diperoleh yaitu
270.
147
pekerja dengan operator unit Dozer yang berada di lokasi pengeboran dan pekerja
tidak mematuhi peraturan mendekati unit berat bergerak yang ada di lokasi kerja.
Risiko ini memiliki nilai kemungkinan 1 (remotely possible), karena risiko ini
karena akibat terburuk yang ditimbulkan dari risiko tertabrak unit Dozer yaitu,
dapat menyebabkan kematian pada pekerja. Hal ini disebabkan karena, memang
tidak ada upaya pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat
konsekuensi yang ditimbulkan dari risiko tertabrak unit Dozer tersebut. Maka,
Risiko unit Dozer terbalik terjadi akibat unit Dozer dioperasikan pada area
yang tanahnya tidak stabil atau tidak rata. Risiko ini memiliki nilai kemungkinan
3 (unusualy), karena risiko ini mungkin saja terjadi namun jarang. Hal ini
Nilai paparannya 6 (frequently), karena pekerjaan ini hanya dilakukan satu kali
yang ditimbulkan dari risiko unit Dozer terbalik yaitu, kerusakan yang cukup
besar pada unit, cidera pada operator dan terhentinya proses produksi sementara
waktu. Hal ini disebabkan karena, belum terdapat upaya pengendalian yang
dari risiko tersebut. Maka, nilai risiko yang diperoleh yaitu 270.
Risiko unit Dozer terbakar terjadi akibat unit Dozer yang dioperasikan berada
pada kondisi yang tidak aman seperti, overheat atau masalah mekanikal lainnya.
Risiko ini memiliki nilai kemungkinan 3 (unusualy), karena risiko ini mungkin
saja terjadi namun jarang. Hal ini disebabkan karena, perusahaan telah melakukan
Nilai paparannya 6 (frequently), karena pekerjaan ini hanya dilakukan satu kali
terburuk dari risiko ini yaitu, menyebabkan kerusakan yang parah pada unit Dozer
dan mengakibatkan cacat atau penyakit yang permanen pada operator. Namun,
APAR yang ada diunit secara otomatis ketika terjadi kebakaran pada unit. Maka,
Risiko ini terjadi karena area kerja di lokasi pengeboran memiliki struktur
tanah yang berbatu dan tidak rata, sehingga jika pekerja kurang hati-hati saat
namun jarang. Hal ini disebabkan karena perusahaan telah melakukan beberapa
dilakukan sebanyak jumlah lubang pengeboran yang telah ditentukan atau dengan
kata lain pekerjaan ini dilakukan secara terus-menerus setiap hari. Sedangkan
yaitu, cidera ringan atau memar pada bagian tubuh. Hal ini disebabkan karena,
perusahaan telah menyediakan APD secara lengkap bagi para operator unit saat
memasang titik-titik pengeboran. Maka, nilai risiko yang diperoleh yaitu 30.
150
didekat tebing, sehingga jika pekerja kurang hati-hati saat berjalan didekat tebing
dapat menyebabkan pekerja terjatuh dari ketinggian. Risiko ini memiliki nilai
kemungkinan 0,5 (conceivable), karena risiko ini mungkin dapat terjadi, namun
tidak pernah terjadi meskipun dengan paparan bertahun-tahun. Hal ini disebabkan
karena pekerjaan ini dilakukan sebanyak jumlah lubang pengeboran yang telah
ditentukan atau dengan kata lain pekerjaan ini dilakukan secara terus-menerus
dari risiko tersebut yaitu, dapat mengakibatkan kematian pada pekerja. Hal ini
Pada tahap melakukan pengeboran terdapat risiko keselamatan kerja unit Drill
Risiko unit Drill terbalik terjadi akibat operator unit Drill salah
mengoperasikan kaki-kaki (Jack) dari unit Drill ketika berada di lokasi yang tidak
rata atau miring. Risiko ini memiliki nilai kemungkinan 0,5 (conceivable), karena
mungin saja dapat terjadi, namun tidak pernah terjadi meskipun dengan paparan
sebelum bekerja, serta menyediakan SOP mengenai cara pencegahan unit Drill
atau dengan kata lain pekerjaan ini dilakukan secara terus-menerus setiap hari.
unit Drill terbalik yaitu, kerusakan yang cukup besar pada unit, cidera pada
operator dan terhentinya proses produksi sementara waktu. Maka, nilai risiko
Risiko unit Drill terbakar terjadi akibat unit Drill yang dioperasikan berada
pada kondisi yang tidak aman seperti, overheat atau terdapat masalah mekanikal
lainnya. Risiko ini memiliki nilai kemungkinan 3 (unusualy), karena risiko ini
mungkin saja terjadi namun jarang. Hal ini disebabkan karena, perusahaan telah
check, memberikan pelatihan bagi operator unit Drill, melakukan safety briefing
dilakukan sebanyak jumlah lubang pengeboran yang telah ditentukan atau dengan
kata lain tahap ini dilakukan secara terus-menerus setiap hari. Sedangkan nilai
konsekuensinya 25 (very serious), karena akibat terburuk dari risiko ini yaitu,
mengakibatkan kerusakan yang parah pada unit Drill dan cacat atau penyakit yang
permanen pada operator. Namun, risiko ini tidak sampai menyebabkan kematian,
untuk mengaktifkan APAR yang ada diunit secara otomatis ketika terjadi
kebakaran pada unit. Maka, nilai risiko yang diperoleh yaitu 750.
Risiko unit Drill tergelincir terjadi akibat unit Drill dioperasikan ketika hujan
yang menyebabkan area kerja di lokasi pengeboran menjadi licin. Risiko ini
memiliki nilai kemungkinan 3 (unusualy), karena risiko ini mungkin saja terjadi
namun jarang. Hal ini disebabkan karena, perusahaan telah membuat kebijakan
ketika turun hujan maka semua proses pengeboran harus segera dihentikan.
Perusahaan juga memberikan pelatihan bagi operator unit Drill, melakukan safety
dilakukan sebanyak jumlah lubang pengeboran yang telah ditentukan atau dengan
kata lain tahap ini dilakukan secara terus-menerus setiap hari. Sedangkan nilai
153
mengakibatkan kerusakan kecil pada unit Drill dan cidera pada operator yang
membutuhkan penanganan medis. Maka, nilai risiko yang diperoleh yaitu 150.
Risiko pipa drill bengkok terjadi akibat operator unit Drill tidak menaikan
pipa drill dengan full ketika akan berpindah dari titik pengeboran satu ke titik
karena mungkin dapat terjadi namun jarang. Hal ini disebabkan karena,
kepada operator unit Drill, melakukan safety briefing sebelum bekerja, serta
lubang pengeboran yang telah ditentukan atau dengan kata lain tahap ini
(important), karena akibat terburuk dari risiko pipa drill bengkok yaitu, kerusakan
pada pipa dan terhentinya proses kerja sementara waktu. Maka, nilai risiko yang
Tabel 5.7
Hasil Analisis Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Drilling
PT. Thiess Contractors Indonesia Sangatta Mine Project Tahun 2013
No. Rincian Pekerjaan Risiko Kemungkinan (L) Paparan (E) Konsekuensi (C) Nilai Risiko
1. Persiapan awal (Prestart Terbentur body 0,5 6 1
Check) unit 3
(conceivable) (frequently) (noticeable)
Terkilir 0,5 6 1
3
(conceivable) (frequently) (noticeable)
Tergelincir 0,5 6 15
45
(conceivable) (frequently) (serious)
Terjepit pintu 0,5 6 15
kabin 45
(conceivable) (frequently) (serious)
2. Memindahkan Unit Excavator
3 6 15
lumpur/material batuan terbalik 270
(unusualy) (frequently) (serious)
dengan unit Excavator
Unit Excavator 3 6 25
terbakar 450
(unusualy) (frequently) (very serious)
3. Menyiapkan lokasi drill Tabrakan antar 3 6 15
dengan unit Dozer unit 270
(unusualy) (frequently) (serious)
Tertabrak unit
Dozer 1 6 50
300
(remotely possible) (frequently) (disaster)
Unit Dozer
terbalik 3 6 15
270
(unusualy) (frequently) (serious)
155
Unit Dozer
terbakar 3 6 25
450
(unusualy) (frequently) (very serious)
4. Memasang titik-titik Terjatuh di
3 10 1
pengeboran area 30
(unusualy) (continously) (noticeable)
pengeboran
Terjatuh dari
0,5 10 50
ketinggian 250
(conceivable) (continously) (disaster)
5. Melakukan pengeboran Unit Drill
0,5 10 15
terbalik 75
(conceivable) (continously) (serious)
Unit Drill
3 10 25
terbakar 750
(unusualy) (continously) (very serious)
Unit Drill
3 10 5
tergelincir 150
(unusualy) (continously) (important)
6. Memindahkan unit Drill Pipa drill
3 10 5
ke titik pengeboran bengkok 150
(unusualy) (continously) (important)
berikutnya
156
blasting untuk mencegah pekerja yang tidak berkepentingan masuk ke dalam area
blasting. Pada tahap ini terdapat risiko keselamatan kerja terperosok kelubang,
1. Terperosok kelubang
saja dapat terjadi namun jarang. Hal ini disebabkan karena, perusahaan telah
(frequently), karena pekerjaan ini hanya dilakukan satu kali dalam sehari yaitu,
ini disebabkan karena, perusahaan telah menyediakan APD secara lengkap bagi
para pekerja saat memasang sign/barikade di area blasting. Maka, nilai risiko
didekat tebing, sehingga jika pekerja kurang hati-hati saat berjalan didekat
tebing dapat menyebabkan pekerja terjatuh dari ketinggian. Risiko ini memiliki
nilai kemungkinan 0,5 (conceivable), karena risiko ini mungkin dapat terjadi,
namun tidak pernah terjadi meskipun dengan paparan bertahun-tahun. Hal ini
ini hanya dilakukan satu kali dalam sehari yaitu sebelum proses peledakan.
tersebut yaitu, dapat mengakibatkan kematian pada pekerja. Hal ini disebabkan
Risiko tertabrak Truck MMU terjadi karena adanya interaksi antara pekerja
dengan Truck MMU didalam area blasting. Risiko ini memiliki nilai
(frequently), karena pekerjaan ini hanya dilakukan satu kali dalam sehari.
tertabrak Truck MMU yaitu, dapat mengakibatkan cidera yang serius pada
MMU terdapat risiko keselamatan kerja Truck MMU terbalik dan pekerja terperosok
kelubang peledakan.
Risiko ini terjadi akibat Truck MMU dioperasikan pada area tanah yang
tidak stabil dan berpotensi longsor. Risiko ini memiliki nilai kemungkinan 3
(unusualy), karena risiko tersebut mungkin saja dapat terjadi namun jarang. Hal
sebanyak jumlah lubang peledakan yang telah dibuat atau dengan kata lain tahap
kerusakan pada unit Truck dan cidera pada operator unit Truck. Hal ini
2. Terperosok kelubang
terperosok kelubang mungkin saja terjadi namun jarang. Hal ini disebabkan
sebanyak jumlah lubang peledakan yang telah dibuat atau dengan kata lain tahap
perusahaan telah menyediakan APD secara lengkap bagi para pekerja saat
melakukan pengisian bahan peledak. Maka, nilai risiko yang diperoleh yaitu
150.
160
5.6.2.3 Memasang bendera radius jarak aman dan tanda penutup jalan
Pada tahap memasang bendera radius jarak aman dan tanda penutup jalan
terdapat risiko keselamatan kerja kecelakaan unit kendaraan dan unit kendaraan
terbalik.
mematuhi peraturan lalu lintas tambang (Pit Traffic Rules) dan pengemudi unit
namun jarang. Hal ini disebabkan karena, perusahaan telah melakukan upaya
lintas tambang (Pit Traffic Rules) seperti, mengatur jarak aman antar kendaraan
pekerjaan ini hanya dilakukan satu kali dalam sehari yaitu, sebelum proses
terburuk dari risiko kecelakaan unit kendaraan yaitu, mengakibatkan cidera yang
membutuhkan penanganan medis dan kerusakan pada unit kendaraan. Hal ini
Risiko unit kendaraan terbalik terjadi akibat jalan tambang yang dilalui licin
karena hujan atau akibat tumpahan material cair seperti oli dan lumpur, yang
menyebabkan unit kendaraan lepas kendali dan keluar jalur hingga terbalik.
kendaraan terbalik mungkin saja terjadi pada saat jalan yang dilalui licin.
upaya pengendalian seperti, membuat kebijakan apabila jalan licin akibat hujan
maka semua kegiatan harus dihentikan. Perusahaan juga telah membuat tanggul
pengaman pada sisi jalan untuk mencegah unit kendaraan keluar jalur,
karena akibat terburuk dari risiko unit terbalik yaitu, mengakibatkan cidera pada
patroli pada daerah sekitar area blasting menggunakan unit kendaraan kecil terdapat
risiko keselamatan kerja kecelakaan unit kendaraan dan unit kendaraan terbalik.
mematuhi peraturan lalu lintas tambang (Pit Traffic Rules) dan pengemudi unit
namun jarang. Hal ini disebabkan karena, perusahaan telah melakukan upaya
lintas tambang (Pit Traffic Rules) seperti, mengatur jarak aman antar kendaraan
pekerjaan ini hanya dilakukan satu kali dalam sehari yaitu, sebelum proses
terburuk dari risiko kecelakaan unit kendaraan yaitu, mengakibatkan cidera yang
Risiko unit kendaraan terbalik terjadi akibat jalan tambang yang dilalui licin
karena hujan atau akibat tumpahan material cair seperti oli dan lumpur, yang
menyebabkan unit kendaraan lepas kendali dan keluar jalur hingga terbalik.
Risiko ini memiliki nilai kemungkinan 3 (unusual), karena risiko unit kendaraan
terbalik mungkin saja terjadi pada saat jalan yang dilalui licin namun kejadian
tersebut jarang terjadi. Hal ini disebabkan karena, perusahaan telah melakukan
upaya pengendalian seperti, membuat kebijakan apabila jalan licin akibat hujan
maka semua kegiatan harus dihentikan. Perusahaan juga telah membuat tanggul
pengaman pada sisi jalan untuk mencegah unit kendaraan keluar jalur,
karena akibat terburuk dari risiko unit terbalik yaitu, mengakibatkan cidera pada
Risiko terkena lemparan material terjadi karena operator unit atau pekerja
berada pada jarak yang terlalu dekat dengan area blasting saat proses peledakan
terkena lemparan material mungkin saja dapat terjadi namun jarang. Hal ini
seperti, membuat peraturan jarak aman untuk unit kendaraan sejauh 300 meter
dari lokasi peledakan dan untuk pekerja sejauh 500 meter dari lokasi peledakan.
terburuk dari risiko terkena lemparan material yaitu, kerusakan pada unit atau
ini disebabkan karena, perusahaan telah menyediakan APD secara lengkap bagi
para pekerja saat proses peledakan berlangsung. Maka, nilai risiko yang
2. Terkena ledakan
Risiko terkena ledakan terjadi akibat masih terdapat pekerja yang berada
dalam area blasting saat proses peledakan berlangsung. Risiko ini memiliki nilai
karena akibat terburuk dari risiko terkena ledakan yaitu, dapat menyebabkan
kematian pada pekerja. Hal ini disebabkan karena, belum terdapat upaya
konsekuensi yang ditimbulkan dari risiko tersebut. Maka, nilai risiko yang
peledakan yang dilakukan oleh shotfire. Pada tahap ini shotfire memiliki risiko
1. Terjatuh
akan menjadi berbatu dan memiliki struktur tanah yang tidak rata, sehingga jika
mungkin saja dapat terjadi namun jarang. Hal ini disebabkan karena, perusahaan
(frequently), karena pekerjaan ini hanya dilakukan satu kali setiap hari yaitu,
karena akibat terburuk dari risiko terjatuh yaitu, hanya mengakibatkan cidera
ringan atau memar pada bagian tubuh. Hal ini disebabkan karena, perusahaan
telah menyediakan APD lengkap bagi pekerja yang akan memeriksa daerah
terdapat rangkaian lubang yang gagal meledak dan dapat meledak secara tiba-
tiba serta dapat mengenai shotfire. Risiko ini memiliki nilai kemungkinan 1
dilakukan satu kali setiap hari yaitu, setelah proses peledakan. Sedangkan nilai
misfire yaitu, dapat menyebabkan kematian pada pekerja. Hal ini disebabkan
Tabel 5.8
Hasil Analisis Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Blasting
PT. Thiess Contractors Indonesia Sangatta Mine Project Tahun 2013
No. Rincian Pekerjaan Risiko Kemungkinan (L) Paparan (E) Konsekuensi (C) Nilai Risiko
1. Memasang sign/barikade Terperosok
di area blasting kelubang 3 6 5
90
(unusualy) (frequently) (important)
Terjatuh dari
0,5 6 50
ketinggian 150
(conceivable) (frequently) (disaster)
Tertabrak
1 6 15
Truck MMU 90
(remotely possible) (frequently) (serious)
2. Pengisian bahan peledak Truck MMU 3 10 5
terbalik 150
(unusualy) (continously) (important)
Terperosok 3 10 5
kelubang 150
(unusualy) (continously) (important)
3. Memasang bendera Kecelakaan
3 6 5
radius jarak aman dan unit kendaraan 90
(unusualy) (frequently) (important)
tanda penutup jalan
Unit kendaraan 3 6 5
terbalik 90
(unusualy) (frequently) (important)
4. Pembersihan daerah Kecelakaan 3 6 5
blasting unit kendaraan 90
(unusualy) (frequently) (important)
Unit kendaraan 3 6 5
terbalik 90
(unusualy) (frequently) (important)
169
Terkena
ledakan 1 6 50
300
(remotely possible) (frequently) (disaster)
6. Pemeriksaan daerah Terjatuh
3 6 1
peledakan oleh Shotfire 18
(unusualy) (frequently) (noticeable)
Terkena
1 6 50
ledakan misfire 300
(remotely possible) (frequently) (disaster)
170
Pada tahap persiapan awal yaitu, operator unit Excavator melakukan prestart
check atau pemeriksaan unit Excavator sebelum melakukan proses loading terdapat
risiko keselamatan kerja terbentur body unit, terkilir, tergelincir, dan terjepit pintu
kabin.
Risiko ini terjadi ketika operator memeriksa bagian bawah unit Excavator,
dimana bagian bawah unit Excavator cukup rendah bila dibandingkan dengan
tinggi operator, sehingga jika operator tidak hati-hati ketika mengangkat kepala,
maka dapat membentur bagian bawah unit Excavator. Risiko ini memiliki nilai
kemungkinan 0,5 (conceivable), karena risiko ini mungkin dapat terjadi, namun
tidak pernah terjadi meskipun dengan paparan bertahun-tahun. Hal ini disebabkan
safety briefing sebelum bekerja serta menyediakan SOP mengenai tahap prestart
dilakukan satu kali setiap hari yaitu diawal shift. Sedangkan nilai konsekuensinya
menyebabkan cidera ringan atau memar pada bagian kepala. Hal ini disebabkan
karena, perusahaan telah menyediakan APD seperti safety helm bagi para operator
unit saat melakukan prestrat check. Maka, nilai risiko yang diperoleh yaitu 3.
171
2. Terkilir
Pada tahap melakukan prestart check pada unit Exacavtor yang akan
digunakan, operator juga memiliki risiko terkilir. Risiko ini terjadi ketika operator
akan memeriksa unit Excavator secara keseluruhan. Risiko ini terjadi karena area
pengeboran memiliki struktur tanah yang berbatu dan banyak terdapat tanah
gundukan yang mudah bergerak, dan jika operator kurang hati-hati saat berjalan
atau saat memijakan kaki pada tanah gundukan tersebut, bisa menyebabkan
operator terkilir. Risiko ini memiliki nilai kemungkinan 0,5 (conceivable), karena
risiko ini mungkin dapat terjadi, namun tidak pernah terjadi meskipun dengan
check hanya dilakukan satu kali setiap hari yaitu, diawal shift. Sedangkan nilai
menyebabkan cidera ringan atau memar pada bagian kaki. Hal ini disebabkan
karena, operator selalu menggunakan alat pelindung diri seperti safety shoes saat
3. Tergelincir
operator menaiki tangga untuk memeriksa bagian atas kabin dari unit Excavator.
Risiko ini terjadi karena tangga unit licin setelah hujan atau akibat terkena
172
material cair seperti, lumpur dan oli. Risiko ini memiliki nilai kemungkinan 0,5
(conceivable), karena risiko ini mungkin dapat terjadi, namun tidak pernah terjadi
unit, memasang warning sign pada tangga unit serta melakukan safety briefing
hanya dilakukan satu kali setiap hari yaitu, diawal shift. Sedangkan nilai
tangga unit Excavator yaitu dapat menyebabkan cidera serius pada operator. Hal
Risiko terjepit pintu kabin unit terjadi akibat operator kurang hati-hati saat
menutup pintu kabin unit dan operator meletakan jari tangan pada titik jepit pintu
kabin unit. Risiko ini memiliki nilai kemungkinan 0,5 (conceivable), karena risiko
ini mungkin dapat terjadi, namun tidak pernah terjadi meskipun dengan paparan
mengenai tahap prestart check serta melakukan safety briefing sebelum bekerja.
satu setiap hari yaitu, diawal shift. Sedangkan nilai konsekuensinya 15 (serious),
karena akibat terburuk apabila terjepit pintu kabin yaitu dapat menyebabkan
173
cidera serius pada bagian tangan atau jari dari operator. Hal ini disebabkan
untuk mengurangi tingkat konsekuensi yang ditimbulkan dari risiko terjepit pintu
keselamatan kerja unit Excavator amblas, unit Excavator terbalik, dan tabrakan
Risiko unit Excavator amblas terjadi karena area loading memiliki material
tanah yang lembek. Risiko ini memiliki nilai kemungkinan 3 (unusualy), karena
risiko unit amblas mungkin dapat terjadi jika pengawas tidak segera mengganti
material tanah yang lembek dengan material yang keras. Namun kejadian tersebut
segera mengganti material area loading yang lembek dengan material yang lebih
keras. Perusahaan juga memberikan pelatihan bagi para operator unit Excavator,
cara pencegahan unit amblas. Nilai paparannya 6 (frequently), karena tahapan ini
(noticeable), karena akibat terburuk apabila unit Excavator amblas yaitu, hanya
174
mengakibatkan kerusakan ringan pada unit Excavator. Maka, nilai risiko yang
Risiko unit Excavator terbalik terjadi akibat unit Excavator diposisikan pada
tanah yang miring atau tidak rata. Risiko ini memiliki nilai kemungkinan 3
(unusualy), karena risiko unit Excavator terbalik mungkin dapat terjadi namun
sebelum bekerja, serta menyediakan SOP mengenai cara pencegahan unit terbalik.
Nilai paparannya 6 (frequently), karena tahapan ini dilakukan satu kali setiap hari.
unit Excavator terbalik yaitu kerusakan yang cukup besar pada unit Excavator dan
cidera pada operator yang membutuhkan penanganan medis. Hal ini disebabkan
Risiko tabrakan dengan unit Dozer terjadi karena adanya interaksi antara unit
Excavator dan unit Dozer yang sedang membersihkan dan meratakan area
loading. Risiko ini juga terjadi akibat kondisi area loading yang terlalu sempit dan
memiliki penerangan yang kurang ketika malam hari. Risiko ini memiliki nilai
175
terjadi, namun jarang. Hal ini disebabkan karena, perusahaan telah melakukan
tower, membuat peraturan jarak aman bagi setiap unit, memberikan pelatihan bagi
para operator unit, melakukan safety briefing sebelum bekerja serta menyediakan
(frequently), karena tahapan ini hanya dilakukan satu kali setiap hari. Sedangkan
nilai konsekuensinya 5 (important), karena akibat terburuk dari risiko ini yaitu
kerusakan yang cukup besar pada unit dan cidera pada operator yang
membutuhkan penanganan medis. Maka, nilai risiko yang diperoleh yaitu 90.
Risiko unit DumpTruck amblas terjadi karena area loading memiliki material
tanah yang lembek. Risiko ini memiliki nilai kemungkinan 3 (unusualy), karena
risiko unit amblas mungkin dapat terjadi jika pengawas tidak segera mengganti
material tanah yang lembek dengan material yang keras. Namun kejadian tersebut
jarang terjadi. Hal ini disebabkan karena, perusahaan telah melakukan upaya
kegiatan loading dan segera mengganti material area loading yang lembek dengan
material yang lebih keras. Perusahaan juga memberikan pelatihan bagi para
operator unit, melakukan safety briefing sebelum bekerja serta menyediakan SOP
amblas yaitu mengakibatkan kerusakan ringan pada unit DumpTruck. Maka, nilai
mundur mendekati unit Excavator untuk melakukan loading. Risiko ini terjadi
akibat penerangan yang kurang memadai ketika malam hari dan area loading
melihat jarak yang aman untuk mendekati unit Excavator. Risiko ini memiliki
nilai kemungkinan 3 (unusualy), karena risiko ini mungkin saja terjadi namun
jarang. Hal ini disebabkan karena, perusahaan telah melakukan beberapa upaya
Excavator dan unit DumpTruck, membuat Rambu STOP antara unit Excavator
berinteraksi dengan unit lain, menjaga jarak aman ketika mendekati unit lain,
akibat terburuk dari risiko ini yaitu, hanya mengakibatkan kerusakan ringan pada
unit DumpTruck dan unit Excavator. Hal ini disebabkan karena, unit DumpTruck
sehingga jika terjadi tabrakan tidak menyebabkan konsekuensi yang fatal. Maka,
karena unit kendaraan kecil parkir secara sembarangan di area loading. Risiko ini
memiliki nilai kemungkinan 1 (remotely possible), karena risiko ini sangat kecil
khusus bagi unit kendaraan kecil didekat lighting tower, memberikan pelatihan
bagi para pengemudi kendaraan kecil mengenai peraturan lalu lintas tambang bagi
kendaraan kecil dan pelatihan mengenai prosedur parkir serta prosedur mendekati
melakukan komunikasi dua arah dengan para operator unit kendaraan besar. Nilai
konsekuensinya 50 (disaster), karena akibat terburuk dari risiko ini yaitu, dapat
178
menyebabkan kematian pada pengemudi unit kendaraan kecil. Hal ini disebabkan
keselamatan kerja unit Excavator terbalik, tertimpa material muatan, dan risiko
Risiko unit Excavator terbalik terjadi akibat area loading memiliki struktur
tanah yang tidak rata/miring dan juga licin yang disebabkan karena hujan atau
akibat tumpahan material cair seperti lumpur dan oli. Risiko ini memiliki nilai
kemungkinan 3 (unusualy), karena risiko ini mungkin saja terjadi namun jarang.
memastikan bahwa area loading (loading point) rata dan tidak licin serta
membuat kebijakan ketika hujan turun, maka semua proses loading harus
ini yaitu kerusakan yang cukup parah pada unit Excavator. Hal ini disebabkan
179
tingkat konsekuensi dari risiko tersebut. Maka, nilai risiko yang diperoleh yaitu
450.
Risiko tertimpa material muatan terjadi akibat unit kendaraan lain berada
terlalu dekat dengan area loading dan tidak menjaga jarak aman dengan unit
area blindspot, dimana setiap operator unit dilarang berada pada area blindspot
dari unit Excavator. Selain itu, perusahaan juga memberikan penerangan dengan
membuat lighting tower ketika kegiatan dilakukan pada malam hari, melakukan
kerusakan ringan pada unit yang tertimpa material muatan batubara. Maka, nilai
fatigue mungkin saja terjadi namun sudah jarang terjadi. Hal ini disebabkan
mencegah risiko tersebut seperti, memberikan pelatihan mengenai kerja bugar (Fit
For Work) kepada semua operator unit, membuat program fatigue check,
proses loading dilakukan pada malam hari, membuat pagar pembatas antara unit
Top Loading, melakukan safety briefing sebelum bekerja, serta menyediakan SOP
konsekuensinya 1 (noticeable), karena akibat terburuk dari risiko ini yaitu, hanya
mengakibatkan kerusakan ringan pada unit dan terhentinya proses kerja sementara
waktu. Hal ini disebabkan karena, kecepatan putaran bucket dari unit Excavator
Tabel 5.9
Hasil Analisis Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Loading
PT. Thiess Contractors Indonesia Sangatta Mine Project Tahun 2013
No. Rincian Pekerjaan Risiko Kemungkinan (L) Paparan (E) Konsekuensi (C) Nilai Risiko
1. Melakukan Prestart Terbentur body 0,5 6 1
Check unit 3
(conceivable) (frequently) (noticeable)
Terkilir 0,5 6 1
3
(conceivable) (frequently) (noticeable)
Tergelincir 0,5 6 15
45
(conceivable) (frequently) (serious)
Terjepit pintu 0,5 6 15
kabin 45
(conceivable) (frequently) (serious)
2. Memposisikan unit Unit Excavator
3 6 1
Excavator di area amblas 18
(unusualy) (frequently) (noticeable)
loading
Unit Excavator 3 6 5
terbalik 150
(unusualy) (frequently) (important)
Tabarakan
3 6 5
dengan unit 150
(unusualy) (frequently) (important)
Dozer
3. Memposisikan unit Unit
3 10 1
DumpTruck di area DumpTruck 30
(unusualy) (continously) (noticeable)
loading amblas
Unit
DumpTruck 3 10 1
30
menabrak unit (unusualy) (continously) (noticeable)
Excavator
182
Unit
DumpTruck
1 10 50
menabrak unit 500
(remotely possible) (continously) (disaster)
kendaraan
kecil
4. Excavator melakukan Unit Excavator
3 10 15
loading batubara terbalik 450
(unusualy) (continously) (serious)
Tertimpa
3 10 1
material 30
(unusualy) (continously) (noticeable)
muatan
Benturan
antara bucket
3 10 1
Excavator 30
(unusualy) (continously) (noticeable)
dengan body
DumpTruck
183
menabrak unit lain, tabrakan antar unit, unit DumpTruck menabrak tanggul, unit
Risiko unit DumpTruck menabrak unit lain terjadi akibat adanya interaksi
dengan unit DumpTruck lain atau alat bergerak lain dijalan tambang dan operator
tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Risiko ini juga terjadi akibat faktor
akibat faktor fatigue dapat terjadi, namun sudah jarang terjadi. Hal ini disebabkan
membuat sistem kunci kecepatan pada unit DumpTruck agar tidak melebihi batas
peraturan lalu lintas tambang (Pit Traffic Rules) seperti, mengatur jarak aman
antar kendaraan saat beriringan dan membuat prosedur menyalip (Overtake) antar
yang digunakan untuk proses hauling. Seperti, rambu-rambu lalu lintas dan
184
terburuk dari risiko ini yaitu, dapat mengakibatkan kematian pada operator dan
kerusakan pada unit yang cukup besar. Hal ini disebabkan karena belum terdapat
konsekuensi dari risiko tersebut. Maka, nilai risiko yang diperoleh yaitu 1500.
Risiko tabrakan antar unit terjadi akibat jalan tambang yang dilalui terlalu
sempit dan interaksi antar unit kendaraaan dijalan tambang sangat padat. Risiko
ini juga terjadi akibat unit DumpTruck melewati persimpangan jalan serta tidak
kemungkinan 3 (unusualy), karena risiko tabrakan antar unit dapat terjadi jika
jarang terjadi. Hal ini disebabkan karena, perusahaan telah melakukan beberapa
upaya pengendalian seperti, membuat jalan tambang dengan perhitungan lebar 3,5
x lebar Truck terbesar yang melewati jalan tambang, membuat rambu-rambu lalu
(disaster), karena akibat terburuk dari risiko ini yaitu dapat mengakibatkan
185
kematian pada operator dan kerusakan unit yang cukup besar. Hal ini disebabkan
mengurangi tingkat konsekuensi dari risiko tersebut. Maka, nilai risiko yang
Risiko ini terjadi akibat jalan tambang yang dilalui oleh unit DumpTruck
bergelombang dan licin setelah hujan atau akibat penyiraman yang terlalu basah
dan tumpahan material cair seperti, oli dan lumpur. Risiko ini memiliki nilai
dapat terjadi jika kondisi jalan licin dan bergelombang. Namun risiko tersebut
sudah jarang terjadi. Hal ini disebabkan karena, perusahaan telah melakukan
hujan atau penyiraman yang terlalu basah, maka proses hauling harus dihentikan
dan operator unit DumpTruck segera menghentikan unitnya serta melapor kepada
pengawas terkait. Perusahaan juga melakukan safety briefing sebelum bekerja dan
karena tahapan ini dilakukan secara terus-menerus setiap hari. Sedangkan nilai
memiliki nilai kemungkinan 3 (unusualy), karena risiko ini mungkin saja terjadi
jika kondisi jalan tidak rata dan miring. Namun risiko tersebut jarang terjadi
tanggul pengaman pada sisi jalan untuk mencegah unit DumpTruck terbalik,
terburuk dari risiko ini yaitu, mengakibatkan kerusakan pada unit DumpTruck dan
dioperasikan berada pada kondisi yang tidak aman seperti, overheat atau masalah
risiko ini mungkin saja terjadi jika unit DumpTruck tidak diperiksa dengan baik
bagi para operator unit, melakukan safety briefing sebelum bekerja, serta
187
nilai konsekuensinya 25 (very serious), karena akibat terburuk dari risiko ini yaitu
kerusakan yang parah pada unit DumpTruck dan mengakibatkan cacat atau
penyakit yang permanen pada operator. Hal ini disebabkan karena belum terdapat
konsekuensi dari risiko tersebut. Maka, nilai risiko yang diperoleh yaitu 750.
188
Tabel 5.10
Hasil Analisis Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Hauling
PT. Thiess Contractors Indonesia Sangatta Mine Project Tahun 2013
No. Rincian Pekerjaan Risiko Kemungkinan (L) Paparan (E) Konsekuensi (C) Nilai Risiko
1. Pengangkutan batubara Unit
menuju stock pile DumpTruck 3 10 50
1500
menabrak unit (unusualy) (continously) (disaster)
lain
Tabrakan antar
3 10 50
unit 1500
(unusualy) (continously) (disaster)
Unit
DumpTruck 3 10 5
150
menabrak (unusualy) (continously) (important)
tanggul
Unit
DumpTruck 3 10 5
150
terbalik (unusualy) (continously) (important)
Unit
DumpTruck 3 10 25
750
terbakar (unusualy) (continously) (very serious)
189
Risiko unit DumpTruck tergelincir terjadi akibat kondisi jalan masuk menuju
area dumping licin setelah hujan atau karena tumpahan material cair seperti, oli
dan lumpur. Risiko ini memiliki nilai kemungkinan 3 (unusualy), karena risiko
tergelincir mungkin saja terjadi namun jarang. Hal ini disebabkan karena,
pengawasan untuk memastikan kondisi jalan dalam keadaan baik dan tidak
yang licin akibat hujan atau tumpahan material cair, memberikan pelatihan bagi
para operator unit DumpTruck, melakukan safety briefing sebelum bekerja, serta
nilai konsekuensinya 1 (noticeable), karena akibat terburuk dari risiko ini yaitu
hanya mengakibatkan kerusakan ringan pada unit DumpTruck. Hal ini disebabkan
mengakibatkan kosekuensi yang serius. Maka, nilai risiko yang diperoleh yaitu
30.
190
Risiko tabrakan dengan unit lain terjadi akibat jalan masuk area dumping yang
dilalui terlalu sempit dan penerangan yang kurang memadai ketika malam hari.
Risiko ini memiliki nilai kemungkinan 3 (unusualy), karena risiko ini mungkin
saja terjadi namun jarang. Hal ini disebabkan karena, perusahaan telah melakukan
perhitungan lebar 3,5 x lebar Truck terbesar yang melewati jalan tambang,
konsekuensinya 15 (serious), karena akibat terburuk dari risiko ini yaitu dapat
menyebabkan kerusakan pada unit dan cidera pada operator. Hal ini disebabkan
mengurangi tingkat konsekuensi dari risiko tersebut. Maka, nilai risiko yang
unit lain, unit DumpTruck menabrak unit kendaraan kecil, dan unit DumpTruck
terbalik.
191
Risiko unit DumpTruck menabrak tanggul terjadi akibat area dumping yang
terlalu sempit dan tidak mencukupi ketika unit DumpTruck akan melakukan
manuver serta akibat operator unit DumpTruck yang terburu-buru saat melakukan
karena risiko mungkin saja terjadi namun jarang. Hal ini disebabkan karena,
pelatihan kepada operator unit mengenai cara manuver yang aman, melakukan
karena akibat terburuk dari risiko ini yaitu, hanya menyebabkan kerusakan ringan
pada unit dan terhentinya proses produksi sementara waktu. Hal ini disebabkan
kecepatan yang rendah, sehingga jika unit DumpTruck menabrak tanggul tidak
mengakibatkan kosekuensi yang serius. Maka, nilai risiko yang diperoleh yaitu
30.
Risiko unit DumpTruck menabrak unit lain terjadi akibat adanya interaksi
yang padat di area dumping dan operator DumpTruck terburu-buru saat manuver
risiko ini mungkin saja dapat terjadi namun jarang. Hal ini disebabkan karena,
aman antar unit, memberikan pelatihan bagi operator unit, melakukan safety
akibat terburuk dari risiko tersebut yaitu, dapat mengakibatkan kerusakan pada
unit dan cidera pada operator. Hal ini disebabkan karena belum terdapat upaya
yang ditimbulkan dari risiko tersebut. Maka, nilai risiko yang diperoleh yaitu 450.
Risiko ini terjadi akibat unit kendaraan kecil yang memarkir kendaraannya
(remotely possible), karena risiko ini sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi.
pengendalian seperti, membuat tempat parkir khusus untuk unit kendaraan kecil
dekat lighting tower, memberikan pelatihan bagi para pengemudi kendaraan kecil
mengenai peraturan lalu lintas tambang bagi kendaraan kecil dan pelatihan
mengenai prosedur parkir serta prosedur mendekati alat berat di lokasi tambang,
nilai konsekuensinya 50 (disaster), karena akibat terburuk dari risiko ini yaitu
dapat menyebabkan kematian pada pengemudi unit kendaraan kecil. Hal ini
Risiko unit DumpTruck terbalik terjadi akibat kondisi jalan disekitar area
dumping tidak memadai seperti, bergelombang atau miring. Risiko ini memiliki
nilai kemungkinan 3 (unusualy), karena risiko ini mungkin saja terjadi jika
operator kurang hati-hati dan terburu-buru saat manuver di area dumping. Namun
risiko tersebut sudah jarang terjadi karena perusahaan telah melakukan beberapa
tanggul pengaman (safety berm) sesuai standar untuk mencegah unit DumpTruck
karena akibat terburuk dari risiko ini yaitu menyebabkan kerusakan pada unit dan
cidera pada operator unit yang membutuhkan penanganan medis. Maka, nilai
mengalami keretakan, sehingga tidak kuat menahan beban dari unit DumpTruck
(unusualy), karena mungkin saja namun jarang. Hal ini disebabkan karena,
kondisi area dumping terutama setelah hujan yang menyebabkan area dumping
nilai konsekuensinya 25 (very serious), karena akibat terburuk dari risiko ini yaitu
menyebabkan kerusakan yang cukup besar pada unit dan cacat pada operator unit.
Hal ini disebabkan karena, belum terdapat upaya pengendalian yang dilakukan
berm) di area dumping rapuh dan tinggi tanggul pengaman dumping tidak sesuai,
195
Risiko ini memiliki nilai kemungkinan 3 (unusualy), karena mungkin saja namun
jarang. Hal ini disebabkan karena, perusahaan telah melakukan beberapa upaya
pengendalian seperti, membuat tanggul pembatas (safety berm) yang aman dan
karena akibat terburuk dari risiko ini yaitu, menyebabkan kerusakan yang cukup
besar pada unit dan cacat pada operator unit. Hal ini disebabkan karena, belum
tingkat konsekuensi yang ditimbulkan dari risiko tersebut. Maka, nilai risiko yang
Pada tahap unit DumpTruck keluar dari area dumping, unit DumpTruck
Risiko unit DumpTruck tergelincir terjadi akibat kondisi jalan keluar dari area
dumping licin setelah hujan atau karena tumpahan material cair seperti, oli dan
196
tergelincir mungkin saja terjadi namun jarang. Hal ini disebabkan karena,
pengawasan untuk memastikan kondisi jalan dalam keadaan baik dan tidak
yang licin akibat hujan atau tumpahan material cair, memberikan pelatihan bagi
para operator unit DumpTruck, melakukan safety briefing sebelum bekerja, serta
nilai konsekuensinya 1 (noticeable), karena akibat terburuk dari risiko ini yaitu
hanya mengakibatkan kerusakan ringan pada unit DumpTruck. Hal ini disebabkan
karena, unit DumpTruck yang akan keluar dari area dumping hanya menggunakan
mengakibatkan kosekuensi yang serius. Maka, nilai risiko yang diperoleh yaitu
30.
Risiko tabrakan dengan unit lain terjadi akibat jalan keluar dari area dumping
terlalu sempit dan penerangan yang kurang memadai ketika malam hari. Risiko
ini memiliki nilai kemungkinan 3 (unusualy), karena risiko ini mungkin saja
terjadi namun jarang. Hal ini disebabkan karena, perusahaan telah melakukan
perhitungan lebar 3,5 x lebar Truck terbesar yang melewati jalan tambang,
197
konsekuensinya 15 (serious), karena akibat terburuk dari risiko ini yaitu dapat
menyebabkan kerusakan pada unit dan cidera pada operator. Hal ini disebabkan
mengurangi tingkat konsekuensi dari risiko tersebut. Maka, nilai risiko yang
Tabel 5.11
Hasil Analisis Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Dumping
PT. Thiess Contractors Indonesia Sangatta Mine Project Tahun 2013
No. Rincian Pekerjaan Risiko Kemungkinan (L) Paparan (E) Konsekuensi (C) Nilai Risiko
1. Unit DumpTruck Unit
3 10 1
memasuki area dumping DumpTruck 30
(unusualy) (continously) (noticeable)
Tergelincir
Tabrakan
3 10 15
dengan unit 450
(unusualy) (continously) (serious)
lain
2. Unit DumpTruck Unit
manuver di area DumpTruck 3 10 1
dumping menabrak 30
(unusualy) (continously) (noticeable)
tanggul
Unit
DumpTruck 3 10 15
450
menabrak unit (unusualy) (continously) (serious)
lain
Unit
DumpTruck 1 10 50
500
menabrak unit (remotely possible) (continously) (disaster)
kecil
Unit
3 10 15
DumpTruck 450
(unusualy) (continously) (serious)
terbalik
3. Unit DumpTruck Unit
3 10 25
melakukan dumping DumpTruck 750
(unusualy) (continously) (very serious)
terperosok
199
Unit
3 10 25
DumpTruck 750
(unusualy) (continously) (very serious)
terbalik
4. Unit DumpTruck keluar Unit
3 10 1
dari area dumping DumpTruck 30
(unusualy) (continously) (noticeable)
Tergelincir
Tabrakan
3 10 15
dengan unit 450
(unusualy) (continously) (serious)
lain
200
Tingkat risiko dari setiap risiko yang ada, ditentukan dengan membandingkan
nilai risiko dari masing-masing risiko yang diperoleh dari hasil perkalian antara
ketiga variabel yaitu, nilai kemungkinan, paparan dan konsekuensi dengan kategori
tingkat risiko menggunakan metode analisis semi kuantitatif yang telah ditetapkan
Berdasarkan hasil analisis risiko pada tahap drilling, risiko terbentur body unit
dan terkilir pada saat melakukan prestart check memiliki nilai risiko kurang dari 20,
sehingga termasuk pada kategori tingkat risiko acceptable, yaitu intensitas yang
menimbulkan risiko dikurangi seminimal mungkin. Risiko tergelincir dari tangga unit
dan terjepit pintu kabin unit pada saat melakukan prestart check, risiko terjatuh di
area pengeboran saat memasang titik-titik pengeboran memiliki nilai risiko antara 20
sampai 70, sehingga termasuk pada kategori tingkat risiko priority 3, yang artinya
Risiko unit Drill terbalik dan unit Drill tergelincir saat melakukan pengeboran
serta pipa drill bengkok ketika memindahkan unit Drill kelubang pengeboran
berikutnya, memiliki nilai risiko antara 70 sampai 180, sehingga termasuk pada
secara teknis. Sedangkan risiko unit Excavator terbalik saat memindahkan lumpur
201
atau material batuan, risiko unit Dozer terbalik, tabrakan antar unit dan tertabrak unit
Dozer saat menyiapkan area pengeboran dengan unit Dozer, serta risiko terjatuh dari
ketinggian saat memasang titik-titik pengeboran memiliki nilai risiko antara 180
sampai 350, sehingga termasuk pada kategori tingkat risiko priority 1, yang artinya
Risiko yang paling tinggi yaitu, risiko unit Excavator terbakar, unit Dozer
terbakar, dan unit Drill terbakar yang memiliki nilai risiko lebih dari 350, yang
artinya aktifitas dihentikan sampai risiko bisa dikurangi hingga mencapai batas yang
diperbolehkan atau diterima. Hasil tingkat risiko pada tahap drilling secara lebih rinci
Tabel 5.12
Hasil Tingkat Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Drilling
PT. Thiess Contractors Indonesia Sangatta Mine Project Tahun 2013
Unit Dozer
terbalik 270 Priority 1 Perlu pengendalian sesegera mungkin
Terjatuh dari
ketinggian 250 Priority 1 Perlu pengendalian sesegera mungkin
Berdasarkan hasil analisis risiko pada tahap blasting, risiko terjatuh pada saat
melakukan pemeriksaan daerah peledakan oleh shotfire memiliki nilai risiko kurang
dari 20, sehingga termasuk pada kategori tingkat risiko acceptable, yaitu intensitas
MMU saat memasang sign/barikade di area blasting, risiko Truck MMU terbalik dan
terperosok kelubang saat pengisian bahan peledak kedalam lubang peledakan, serta
risiko kecelakaan dan unit kendaraan terbalik saat memasang bendera radius jarak
aman dan saat melakukan patroli daerah peledakan, serta risiko tertimpa lemparan
material saat proses peledakan berlangsung memiliki nilai risiko antara 70 sampai
180, sehingga termasuk pada kategori tingkat risiko substansial, yaitu mengharuskan
Risiko yang paling tinggi yaitu, risiko terkena ledakan saat proses peledakan
berlangsung, serta risiko terkena ledakan misfire saat melakukan pemeriksaan daerah
peledakan yang memiliki nilai risiko antara 180 sampai 350, sehingga termasuk pada
kategori tingkat risiko priority 1, yaitu perlu adanya pengendalian sesegera mungkin.
Hasil tingkat risiko pada tahap blasting secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel
5.13.
205
Tabel 5.13
Hasil Tingkat Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Blasting
PT. Thiess Contractors Indonesia Sangatta Mine Project Tahun 2013
Terkena
Perlu adanya pengendalian sesegera
ledakan 300 Priority 1
mungkin
6. Pemeriksaan daerah Terjatuh
Intensitas yang menimbulkan risiko
peledakan oleh Shotfire 18 Acceptable
dikurangi seminimal mungkin
Terkena
Perlu adanya pengendalian sesegera
ledakan misfire 300 Priority 1
mungkin
207
Berdasarkan hasil analisis risiko pada tahap loading, risiko terbentur body unit
dan terkilir pada saat melakukan prestart check dan risiko unit Excavator amblas
pada saat memposisikan unit Excavator di area loading memiliki nilai risiko kurang
dari 20, sehingga termasuk pada kategori tingkat risiko acceptable, yaitu intensitas
dari tangga unit dan terjepit pintu kabin pada saat melakukan prestart check, risiko
unit DumpTruck amblas dan unit DumpTruck menabrak unit Excavator pada saat
muatan dan benturan pada saat unit Excavator melakukan laoding memiliki nilai
risiko antara 20 sampai 70, sehingga termasuk pada kategori tingkat risiko priority 3,
Risiko unit Excavator terbalik dan tabrakan dengan unit Dozer pada saat
memposisikan unit Excavator di area loading memiliki nilai risiko antara 70 sampai
180, sehingga termasuk pada kategori tingkat risiko substansial, yaitu mengharuskan
adanya perbaikan secara teknis. Sedangkan risiko yang paling tinggi yaitu, risiko unit
DumpTruck menabrak unit kendaraan kecil pada saat memposisikan unit DumpTruck
di area loading dan risiko unit Excavator terbalik saat melakukan loading batubara
yang memiliki nilai risiko lebih dari 350, yang artinya aktifitas dihentikan sampai
risiko bisa dikurangi hingga mencapai batas yang diperbolehkan atau diterima. Hasil
tingkat risiko pada tahap blasting secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 5.14.
208
Tabel 5.14
Hasil Tingkat Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Loading
PT. Thiess Contractors Indonesia Sangatta Mine Project Tahun 2013
Unit
DumpTruck Aktifitas dihentikan sampai risiko bisa
menabrak unit 500 Very High dikurangi hingga mencapai batas yang
kendaraan diperbolehkan atau diterima
kecil
4. Unit Excavator Unit Excavator Aktifitas dihentikan sampai risiko bisa
melakukan loading terbalik 450 Very High dikurangi hingga mencapai batas yang
diperbolehkan atau diterima
Tertimpa
Perlu diawasi dan diperhatikan secara
material 30 Priority 3
berkesinambungan
muatan
Benturan
antara bucket
Perlu diawasi dan diperhatikan secara
Excavator 30 Priority 3
berkesinambungan
dengan body
DumpTruck
210
Berdasarkan hasil analisis risiko pada tahap hauling, risiko unit DumpTruck
menabrak tanggul dan unit DumpTruck terbalik memiliki nilai risiko antara 70
sampai 180, sehingga termasuk pada kategori tingkat risiko substansial, yaitu
mengharuskan adanya perbaikan secara teknis. Sedangkan risiko tertinggi yaitu, unit
DumpTruck menabrk unit lain, tabrakan antar unit dan risiko unit DumpTruck
terbakar yang memiliki nilai risiko lebih dari 350, sehingga termasuk pada kategori
tingkat risiko very high, yang artinya aktifitas dihentikan sampai risiko bisa dikurangi
hingga mencapai batas yang diperbolehkan atau diterima. Hasil tingkat risiko pada
tahap blasting secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 5.15.
211
Tabel 5.15
Hasil Tingkat Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Hauling
PT. Thiess Contractors Indonesia Sangatta Mine Project Tahun 2013
Berdasarkan hasil analisis risiko pada tahap dumping, risiko unit DumpTruck
tergelincir saat memasuki area dumping dan pada saat keluar dari area dumping, serta
risiko unit DumpTruck menabrak tanggul saat manuver di area dumping, memiliki
nilai risiko kurang 20 sampai 70, sehingga termasuk pada kategori tingkat risiko
Sedangkan risiko tertinggi yaitu, risiko tabrakan dengan unit lain saat unit
DumpTruck memasuki area dumping, keluar dari area dumping, dan saat manuver di
area dumping, risiko unit DumpTruck menabrak unit kendaraan kecil dan terbalik
saat manuver di area dumping, serta risiko unit DumpTruck terperosok dan terbalik
saat melakukan dumping yang memiliki nilai risiko lebih dari 350, sehingga termasuk
pada kategori tingkat risiko very high, yaitu aktifitas dihentikan sampai risiko bisa
dikurangi hingga mencapai batas yang diperbolehkan atau diterima. Hasil tingkat
risiko pada tahap blasting secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 5.16.
213
Tabel 5.16
Hasil Tingkat Risiko Keselamatan Kerja Pada Tahap Dumping
PT. Thiess Contractors Indonesia Sangatta Mine Project Tahun 2013
Unit
Aktifitas dihentikan sampai risiko bisa
DumpTruck
450 Very High dikurangi hingga mencapai batas yang
menabrak unit
diperbolehkan atau diterima
lain
Unit
Aktifitas dihentikan sampai risiko bisa
DumpTruck
500 Very High dikurangi hingga mencapai batas yang
menabrak unit
diperbolehkan atau diterima
kecil
Unit Aktifitas dihentikan sampai risiko bisa
DumpTruck 450 Very High dikurangi hingga mencapai batas yang
terbalik diperbolehkan atau diterima
3. Unit DumpTruck Unit Aktifitas dihentikan sampai risiko bisa
melakukan dumping DumpTruck 750 Very High dikurangi hingga mencapai batas yang
terperosok diperbolehkan atau diterima
214
PEMBAHASAN
yang dilakukan hanya berdasarkan subjektifitas peneliti. Hal ini disebabkan karena
observasi dilakukan. Wawancara yang dilakukan hanya menggunakan telepon, hal ini
Contractors Indonesia Sangatta Mine Project hanya terbatas pada risiko keselamatan
observasi lapangan dan wawancara kepada petugas K3, pengawas lapangan dan
pekerja pada proses penambangan batubara. Dari hasil identifikasi di dapatkan bahwa
hauling, dan dumping. Dari risiko yang telah di identifikasi, risiko keselamatan kerja
215
216
Pada tahap persiapan awal proses drilling, operator unit Drill melakukan
prestart check pada unit Drill yang akan digunakan untuk memastikan bahwa unit
kegiatan rutin yang harus selalu dilakukan oleh operator unit sebelum
memeriksa dan memastikan bahwa unit yang akan digunakan berada dalam kondisi
Ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Rijanto (2011), bahwa terdapat
aturan dasar yang berlaku untuk alat berat bergerak yaitu, setiap operator harus
kerusakan atau suatu sistem atau bagian yang tidak berfungsi. Pemeliharaan yang
Pada saat melakukan prestart check, operator unit Drill berisiko terbentur
body unit Drill ketika memeriksa bagian bawah unit. Hal ini disebabkan karena
bagian bawah unit Drill cukup rendah bila dibandingkan dengan tinggi operator,
sehingga jika operator tidak hati-hati ketika mengangkat kepala, maka akan
membentur bagian bawah unit. Operator unit Drill juga berisiko terkilir ketika
berjalan untuk memeriksa unit Drill secara keseluruhan akibat area kerja pengeboran
217
yang berbatu dan terdapat banyak gundukan-gundukan tanah yang mudah bergerak,
sehingga jika operator kurang hati-hati dan terburu-buru saat berjalan atau ketika
memijakan kaki pada batu atau gundukan tanah yang mudah bergerak, dapat
Selain itu, operator juga berisiko tergelincir saat menaiki tangga unit Drill
untuk memeriksa bagian atas kabin unit akibat tangga unit Drill yang licin setelah
hujan atau akibat terkena tumpahan material cair seperti, lumpur dan oli. Risiko lain
yang terdapat pada tahap ini yaitu, terjepit pintu kabin unit yang terjadi saat operator
menutup pintu kabin unit akibat operator kurang hati-hati dan terburu-buru saat
menutup pintu kabin unit. Risiko ini juga dapat terjadi karena operator meletakan jari
tangan pada titik jepit pintu kabin yang menyebabkan tangan terjepit.
Pada saat memindahkan lumpur atau material batuan untuk persiapan lokasi
pengeboran menggunakan unit Excavator terdapat risiko unit Excavator terbalik yang
terjadi akibat unit Excavator dioperasikan pada area yang tanahnya tidak stabil.
Selain itu, terdapat risiko unit Excavator terbakar akibat unit Excavator yang
dioperasikan berada pada kondisi yang tidak aman seperti, overheat atau masalah
mekanikal lainnya. Risiko ini bisa terjadi akibat tidak dilakukan pemeriksaan
terhadap unit Excavator yang akan digunakan, sehingga tidak terdeteksi adanya
masalah atau kerusakan pada unit Excavator yang dapat menyebabkan unit Excavator
terbakar.
Hal ini disebabkan karena, kegiatan tersebut dilakukan setiap hari, sehingga
terjadinya kerusakan pada unit Exacavator juga semakin besar. Oleh sebab itu, jika
unit Excavator tidak diperiksa dengan baik setiap hari pada saat sebelum
Pada saat menyiapkan lokasi pengeboran dengan unit Dozer, terdapat risiko
tabrakan antar unit akibat operator unit Dozer tidak mematuhi jarak aman saat
berinteraksi dan mendekati unit bergerak lain yang ada di lokasi pengeboran.
Menurut menurut Lucas dan Wilson (1989) dalam Wiwin (2010), tidak konsentrasi
dan lalai dalam bekerja merupakan gejala dari stress kerja yang tergolong dalam
lupa, pikiran kacau, daya ingat menurun, melamun, produktifitas atau prestasi kerja
menurun, dan mutu kerja rendah. Oleh karena itu, tidak adanya konsentrasi kerja
dapat memicu terjadinya risiko yang berakibat pada kejadian kecelakaan kerja di
Selain itu, pekerja juga berisiko tertabrak unit Dozer akibat kurangnya
komunikasi antara pekerja dengan operator unit Dozer yang berada di lokasi kerja
dan pekerja tidak mematuhi peraturan untuk mendekati unit berat bergerak. Pada
tahap ini juga terdapat risiko unit Dozer terbalik akibat unit Dozer dioperasikan pada
area yang tanahnya tidak stabil dan risiko unit Dozer terbakar akibat unit Dozer yang
dioperasikan berada pada kondisi yang tidak aman seperti, overheat atau masalah
mekanikal lainnya.
219
area pengeboran akibat area di lokasi pengeboran memiliki struktur tanah yang
berbatu, sehingga jika pekerja kurang hati-hati atau terburu-buru ketika berjalan dapat
menyebabkan pekerja terjatuh. Selain itu, pekerja juga berisiko terjatuh dari
ketinggian akibat area pengeboran yang berlokasi didekat tebing. Risiko ini juga bisa
Pada saat melakukan pengeboran, unit Drill berisiko terbalik akibat area kerja
di lokasi pengeboran memiliki struktur tanah yang berbatu serta memiliki kemiringan
tanah yang dapat mengakibatkan unit Drill terbalik. Selain itu, kesalahan operator
unit Drill saat mengoperasikan kaki-kaki (Jack) dari unit Drill ketika berada di lokasi
yang miring juga menjadi penyebab unit Drill terbalik. Pada tahap ini juga terdapat
risiko unit Drill terbakar akibat unit Drill yang dioperasikan berada pada kondisi yang
tidak aman seperti, overheat atau terdapat masalah mekanikal lainnya. Selain itu,
terdapat risiko unit Drill tergelincir yang terjadi akibat unit Drill dioperasikan pada
saat hujan yang dapat menyebabkan area kerja di lokasi pengeboran menjadi licin.
risiko pipa drill bengkok akibat operator unit Drill tidak menaikan pipa drill dengan
full ketika akan berpindah dari titik pengeboran satu ke titik pengeboran berikutnya.
Sehingga ketika unit drill berpindah, pipa tersebut masih berada dalam lubang
blasting. Pada tahap ini pekerja berisiko terperosok ke lubang akibat didalam area
terperosok. Selain itu, pekerja juga berisiko terjatuh dari ketinggian akibat area
peledakan berada didekat tebing. Risiko ini juga dapat terjadi jika pekerja kurang
hati-hati saat berjalan didekat tebing. Pada tahap ini pekerja juga berisiko tertabrak
Truck MMU akibat adanya interaksi antara pekerja dengan Truck MMU didalam area
blasting dan pekerja kurang hati-hati saat berienteraksi dengan Truck MMU.
akibat Truck dioperasikan pada area tanah yang tidak stabil dan berpotensi longsor.
Selain itu, terdapat risiko pekerja terperosok ke lubang peledakan akibat di area
peledakan terdapat banyak lubang-lubang peledakan dan pekerja kurang hati-hati saat
aman dan tanda penutup jalan sejauh 300 meter untuk unit dan 500 meter untuk
orang. Pekerjaan ini dilakukan menggunakan unit kendaraan kecil untuk menuju jarak
aman yang telah ditentukan. Pada tahap ini, terdapat risiko kecelakaan unit kendaraan
kecil di jalan tambang akibat unit kendaraan tidak mematuhi peraturan lalu lintas
221
tambang (Pit Traffic Rules) seperti, melebihi batas kecepatan (overspeed), menyalip
(overtake) tidak sesuai prosedur serta tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas dijalan
tambang. Risiko ini juga terjadi akibat faktor fatigue atau kelelahan dari pengemudi
unit kendaraan kecil.Fatigue atau kelelahan merupakan rasa letih yang terjadi baik
karena kurang tidur, terlalu banyak pekerjaan, atau masalah emosional lainnya yang
(ILO, 1989).
Pada tahap ini juga terdapat risiko unit kendaraan terbalik yang terjadi akibat
jalan tambang yang dilalui licin karena hujan atau akibat tumpahan material cair
seperti, oli dan lumpur, yang menyebabkan unit kendaraan lepas kendali dan
Tahap ini bertujuan untuk memastikan bahwa daerah sekitar lokasi peledakan telah
bebas dari unit dan pekerja, sehingga siap untuk dilakukan peledakan. Pada tahap ini
terdapat risiko yang sama dengan tahap memasang bendera radius jarak aman dan
tanda penutup jalan yaitu, risiko kecelakaan unit kendaraan kecil dan risiko unit
kendaraan terbalik. Risiko kecelakaan unit kendaraan kecil di jalan tambang terjadi
akibat unit kendaraan tidak mematuhi peraturan lalu lintas tambang (Pit Traffic
sesuai prosedur serta tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas dijalan tambang.
Risiko ini juga terjadi akibat faktor fatigue atau kelelahan dari pengemudi unit
kendaraan kecil. Fatigue atau kelelahan merupakan rasa letih yang terjadi baik karena
222
kurang tidur, terlalu banyak pekerjaan, atau masalah emosional lainnya yang
(ILO, 1989). Risiko unit kendaraan terbalik terjadi akibat jalan tambang yang dilalui
licin karena hujan atau akibat tumpahan material cair seperti, oli dan lumpur, yang
menyebabkan unit kendaraan lepas kendali dan menabrak sisi jalan hingga terbalik.
dari hasil peledakan yang terjadi akibat operator unit dan pekerja berada pada jarak
yang terlalu dekat dengan area peledakan saat proses peledakan berlangsung. Selain
itu, terdapat risiko terkena ledakan akibat masih terdapat orang di dalam area
pekerja yang bertugas memeriksa daerah peledakan (shotfire) berisiko terjatuh akibat
area blasting setelah proses peledakan berlangsung akan menjadi berbatu dan
memiliki struktur tanah yang tidak rata, sehingga jika pekerja kurang hati-hati saat
berjalan dapat mengakibatkan pekerja terjatuh. Selain itu, pekerja juga berisiko
terjatuh dari ketinggian akibat area peledakan berada didekat tebing dan pekerja
Pada tahap ini juga terdapat risiko terkena ledakan misfire yang terjadi akibat
terdapat rangkaian lubang peledakan yang gagal meledak (misfire) dan dapat meledak
pekerja pada bagian blasting, misfire dapat terjadi akibat penyambungan kabel pada
223
rangkaian lubang peledakan tidak tersambung atau terisolasi dengan baik, sehingga
Pada tahap persiapan awal proses loading, operator unit Excavator melakukan
prestart check pada unit Excavator yang akan digunakan. Kegiatan prestart check
tersebutmerupakan kegiatan rutin yang harus selalu dilakukan oleh operator unit
sebelum mengoperasikan unit yang akan digunakan. Prestart check bertujuan untuk
memeriksa dan memastikan bahwa unit yang akan digunakan berada dalam kondisi
Ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Rijanto (2011), bahwa terdapat
aturan dasar yang berlaku untuk alat berat bergerak yaitu, setiap operator harus
kerusakan atau suatu sistem atau bagian yang tidak berfungsi. Pemeliharaan yang
Pada tahap ini, operator unit berisiko terbentur ketika memeriksa bagian
bawah unit, karena bagian bawah unit Excavator cukup rendah bila dibandingkan
dengan tinggi operator, sehingga jika operator tidak hati-hati ketika mengangkat
kepala, maka akan membentur bagian bawah unit. Operator juga berisiko terkilir
ketika berjalan untuk memeriksa unit Excavator secara keseluruhan akibat area kerja
di lokasi loading yang berbatu dan terdapat banyak tanah gundukan yang bisa
bergerak, sehingga jika operator kurang hati-hati dan terburu-buru saat berjalan atau
224
ketika memijakan kaki pada batu atau tanah gundukan yang bisa bergerak, dapat
Selain itu, operator juga berisiko tergelincir saat menaiki tangga unit
Excavator untuk memeriksa bagian atas kabin unit akibat tangga unit Excavator yang
licin setelah hujan atau akibat terkena tumpahan material cair seperti, lumpur dan oli.
Risiko lain yaitu, terjepit pintu kabin unit yang terjadi saat operator menutup pintu
kabin unit akibat operator kurang hati-hati dan terburu-buru saat menutup pintu kabin
unit. Risiko ini juga dapat terjadi karena operator meletakan jari tangan pada titik
berisiko amblas akibat area loading memiliki material tanah yang lembek. Selain itu,
terdapat risiko unit Excavator terbalik akibat unit Excavator diposisikan pada tanah
yang miring atau tidak rata serta risiko tabrakan dengan unit Dozer yang terjadi akibat
adanya interaksi antara unit Excavator dan unit Dozer yang sedang membersihkan
dan meratakan area loading. Risiko ini juga terjadi akibat kondisi area loading yang
terlalu sempit dan memiliki penerangan yang kurang ketika malam hari.
juga berisiko amblas akibat area loading memiliki material tanah yang lembek. Pada
tahap tersebut juga terdapat risiko unit DumpTruck menabrak unit Excavator yang
loading. Risiko ini terjadi akibat penerangan yang kurang memadai ketika malam hari
225
dan area loading yang berdebu, sehingga operator unit DumpTruck mengalami
kesulitan dalam melihat jarak yang aman untuk mendekati unit Excavator.
Risiko lain yaitu, tabrakan dengan unit Dozer yang terjadi karena adanya
interaksi antara unit DumpTruck dan unit Dozer yang sedang membersihkan dan
meratakan area loading. Risiko ini juga terjadi akibat kondisi area loading yang
terlalu sempit dan memiliki penerangan yang kurang ketika malam hari. Selain itu,
terdapat risiko unit DumpTruck menabrak unit kendaraan kecil akibat pengemudi unit
unit kendaraan kecil yang memarkir kendaraannya secara sembarangan dan bukan
pada tempat yang telah disediakan. Ini tentu sangat membahayakan nyawa dari
pengemudi itu sendiri dan juga unit yang diparkirnya. Berdasarkan wawancara
biasanya dilakukan karena pengemudi merasa tempat parkir yang telah disediakan
terlalu jauh dengan lokasi tujuan pengemudi atau dengan alasan hanya sebentar,
sehingga pengemudi melakukan shortcut atau melakukan tindakan yang salah untuk
semestinya.
act) yaitu, sebesar 78% dan kondisi berbahaya (unsafe condition) sebesar 20% serta
226
faktor lainnya sebesar 2%. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa prilaku manusia
Tenaga Kerja).
Pada saat unit Excavator melakukan loading muatan batubara ke dalam unit
DumpTruck, terdapat risiko unit Excavator terbalik akibat area loading yang tidak
rata/miring dan juga licin yang disebabkan karena hujan atau akibat tumpahan
material cair seperti lumpur dan oli. Pada tahap ini juga terdapat risiko tertimpa
material muatan akibat unit kendaraan lain berada terlalu dekat dengan area loading
dan tidak menjaga jarak aman dengan unit Excavator yang sedang melakukan
loading.
Selain itu, terdapat risiko benturan antara bucket Excavator dengan body
DumpTruck yang biasanya terjadi akibat faktor fatigue atau kelelahan dari operator
dan dumping.Hal ini disebabkan karena pekerjaan loading, hauling, dan dumping
tersebut dilakukan selama 24 jam setiap hari, sehingga tingkat kelelahan dari operator
Fatigue atau kelelahan merupakan rasa letih yang terus meningkat dan
mengganggu pekerjaan, baik karena kurang tidur, beban kerja yang terlalu banyak,
atau suatu masalah emosiaonal lainnya. Fatigue biasanya terjadi pada waktu shift
227
malam, karena pada pekerja shift malam akan mengalami gangguan pada pola tidur
Risiko benturan antara bucket Excavator dengan body DumpTruck juga terjadi
akibat penggunaan teknik top loading saat melakukan proses loading. Dimana unit
operator unit Excavator harus mengangkat bucket lebih tinggi agar dapat mencapai
buck dari unit DumpTruck. Penggunaan teknik loadingtersebut sangat berisiko untuk
terjadi benturan. Risiko benturan ini juga dapat diakibatkan oleh penerangan yang
Pada tahap hauling ini, unit DumpTruck yang telah melakukan loading
penyimpanan (stock pile). Tahap perjalanan dari tempat loading menuju ke tempat
penyimpanan inilah yang disebut dengan tahap hauling. Pada tahap ini, unit
DumpTruck berisiko menabrak unit lain di jalan tambang akibat adanya interaksi
yang padat dengan unit DumpTruck lain atau alat bergerak lain dijalan tambang.
Risiko ini juga terjadi akibat unit DumpTruck dioperasikan dengan tidak aman
sesuai prosedur, serta tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Risiko ini juga terjadi
Risiko lain yaitu, tabrakan antar unit yang terjadi akibat jalan tambang yang
dilalui terlalu sempit dan interaksi antar unit kendaraaan dijalan tambang sangat
padat. Risiko ini juga terjadi akibat unit DumpTruck melewati persimpangan jalan
dan tidak tersedianya rambu-rambu dipersimpanga jalan. Selain itu, terdapat risiko
unit DumpTruck menabrak tanggul terjadi akibat jalan tambang yang dilalui
bergelombang atau tidak rata dan licin setelah hujan atau akibat tumpahan material
cair seperti, oli dan lumpur. Pada tahap ini juga terdapat risiko unit DumpTruck
melebihi 10% serta risiko unit DumpTruck terbakar akibat unit DumpTruck yang
dioperasikan berada pada kondisi yang tidak aman seperti, overheat atau masalah
mekanikal lainnya.
Pada tahap awal dari proses dumping, unit DumpTruck mulai memasuki area
yang ditentukan sebagai area dumping. Pada tahap ini, unit DumpTruck berisiko
tergelincir akibat kondisi jalan masuk menuju area dumping licin setelah hujan atau
akibat tumpahan material cair seperti, oli dan lumpur. Selain itu, terdapat risiko
tabrakan dengan unit lain akibat jalan masuk area dumping yang dilalui terlalu sempit
dan penerangan yang kurang memadai ketika malam hari, sehingga mengurangi jarak
DumpTruck memutar di lokasi dumping dan bergerak mundur mendekati lokasi yang
menjadi area dumping. Ini bertujuan untuk mempermudah unit DumpTruck saat
menurunkan muatan batubara di areadumping yang telah disediakan. Pada tahap ini
unit DumpTruck berisiko menabrak tanggul pengaman disisi area dumping akibat
area dumping yang terlalu sempit dan tidak mencukupi ketika unit DumpTruck akan
melakukan manuver. Risiko ini juga terjadi akibat operator unit DumpTruck tidak
Pada saat melakukan manuver, unit DumpTruck juga berisiko menabrak unit
lain yang terjadi akibat adanya interaksi yang padat antar unit di areadumping. risiko
ini juga terjadi akibat operator DumpTruck tidak hati-hati dan terburu-buru saat
manuverdi areadumping. Selain itu, unit DumpTruck juga berisiko menabrak unit
kendaraan kecil akibat unit kendaraan kecil yang memarkir kendaraannya secara
sembarangan di areadumping.
unit kendaraan kecil yang memarkir kendaraannya secara sembarangan dan bukan
pada tempat yang telah disediakan. Ini tentu sangat membahayakan nyawa dari
pengemudi itu sendiri dan juga unit yang diparkirnya. Berdasarkan wawancara
biasanya dilakukan karena pengemudi merasa tempat parkir yang telah disediakan
terlalu jauh dengan lokasi tujuan pengemudi atau dengan alasan hanya sebentar,
sehingga pengemudi melakukan shortcut atau melakukan tindakan yang salah untuk
230
semestinya.
act) yaitu, sebesar 78% dan kondisi berbahaya (unsafe condition) sebesar 20% serta
faktor lainnya sebesar 2%. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa prilaku manusia
Tenaga Kerja).
Risiko lain yang ada pada saat unit DumpTruck manuveryaitu, unit
DumpTruck terbalik akibat kondisi jalan disekitar area dumping tidak memadai
seperti, bergelombang atau miring dan operator unit DumpTruck terburu-buru saat
tidak kuat menahan beban dari unit DumpTruck ketika akan melakukan dumping.
Keretakan dari area dumping biasanya terjadi akibat hujan yang membuat tanah
menjadi lembek dan berpotensi longsor. Selain itu, unit DumpTruck berisiko terbalik
akibat tanggul pengaman (safety berm) di area dumping rapuh serta tinggi tanggul
pengaman di areadumping tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sebagai
tanggul pengaman yang aman untuk proses dumping, sehingga dapat menyebabkan
yang dibuat dengan tidak mengikuti standar yang telah ditetapkan. Dimana,
berdasarkan wawancara dengan petugas safety, tinggi tanggul pengaman yang aman
dan sesuai standar yaitu, tanggul pengaman harus memiliki tinggi kurang lebih
setengah atau lebih dari tinggi ban unit DumpTruck terbesar yang akan melakukan
dumping.
dumping. Pada tahap ini, unit DumpTruck berisiko tergelincir akibat kondisi jalan
keluar dari area dumping licin setelah hujan atau akibat tumpahan material cair
seperti, oli dan lumpur. Selain itu, terdapat risiko tabrakan dengan unit lain akibat
jalan keluar dari area dumping yang dilalui terlalu sempit dan penerangan yang
6.3 Pembahasan Hasil Analisis Risiko Keselamatan Kerja Pada Setiap Tahapan
Mine Project
Risiko ini terjadi ketika operator memeriksa bagian bawah unit Drill,
dimana bagian bawah unit Drill cukup rendah bila dibandingkan dengan tinggi
operator, sehingga jika operator tidak hati-hati ketika mengangkat kepala, maka
232
dapat membentur bagian bawah unit Drill. Risiko tersebut mungkin saja dapat
dilakukan oleh perusahaan yaitu, melakukan safety briefing sebelum bekerja serta
kewaspadaan operator ketika memerikssa bagian bawah unit Drill. Oleh sebab itu,
dengan melakukan safety briefing sebelum bekerja serta menyediakan SOP dapat
terbentur body unit jarang terjadi. Selain itu, perusahaan juga dapat melakukan
upaya tambahan dengan memasang warning sign pada unit terkait risiko benturan
check.
juli 2013, Terdapat beberapa manfaat dari pembuatan warning sign seperti,
peringatan waspada terhadap beberapa tindakan yang atau perilaku yang tidak
perlindungan diri.
233
Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori frequently, karena
tahap melakukan prestart check hanya dilakukan satu kali setiap hari yaitu, diawal
shift. Tingkat paparan tersebut sudah tidak dapat diturunkan menjadi kategori
yang lebih rendah karena, tahap prestart checkmemang harus dilakukan sebelum
termasuk dalam kategori noticeable, karena pada risiko tersebut hanya terjadi
cidera ringan atau memar pada bagian kepala. Hal ini disebabkan karena,
perusahaan telah menyediakan APD lengkap terutama safety helm bagi para
operator unit saat melakukan prestrat check. Oleh sebab itu, dengan
yangdirancang untuk dapat melindungi kepala dari benturan dengan suatu benda
(ANSI) Z89.1 – 1986 juga mengatakan bahwa safety helm merupakan suatu alat
kerja.
2. Terkilir
Pada tahap melakukan prestart check, operator juga berisiko terkilir akibat
area pengeboran memiliki struktur tanah yang berbatu serta terdapat gundukan
234
tanah yang mudah bergerak, sehingga jika operator kurang hati-hati saat berjalan
atau ketika memijakan kaki pada gundukan tanah yang mudah bergerak, dapat
dalam kategori conceivable yaitu, mungkin saja dapat terjadi namun tidak pernah
mempengaruhi terjadinya risiko terkilir yaitu, area pengeboran yang tidak rata
check.
Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori frequently, karena
tahap melakukan prestart check dilakukan satu kali setiap hari yaitu, dilakukan
pada awal shift. Tingkat paparan tersebut sudah tidak dapat diturunkan menjadi
kategori yang lebih rendah karena, tahap prestart check memang harus dilakukan
risiko ini termasuk dalam kategori noticeable, karena akibat terburuk pada risiko
tersebut hanya menyebabkan cidera ringan atau memar pada bagian kaki. Hal ini
235
shoes bagi para operator unit saat melakukan prestrat check. Oleh sebab itu,
rata, sehingga aman bagi operator dan pekerja lain yang berada di lokasi
mengamati setiap pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan rencana kerja yang
sudah disusun dan mengadakan perbaikan jika terjadi kesalahan atau kejadian
3. Tergelincir
Risiko lain yang terjadi saat operator melakukan prestart check yaitu,
risiko tergelincir yang terjadi saat operator menaiki tangga unit untuk memeriksa
bagian atas kabin unit. Risiko ini terjadi akibat tangga unit yang licin setelah
hujan atau terkena tumpahan material cair seperti, lumpur dan oli. Kemungkinan
risiko ini untuk terjadi termasuk dalam kategori conceivable yaitu, mungkin saja
dapat terjadi namun tidak pernah terjadi meskipun dengan paparan bertahun-
handrail pada tangga unit, memasang warning signpada tangga unit tentang
236
“gunakan Tiga Titik Tumpu” saat menaiki tangga unitserta melakukan safety
mempengaruhi terjadinya risiko tergelincir adalah tangga unit Drill yang licin.
Oleh sebab itu, dengan melakukan pengendalian yang telah dilakukan perusahaan
seperti, memasang handrail pada tangga unit, memasang warning sign pada
tangga unit serta melakukan safety briefing sebelum bekerja, dirasa cukup efektif
pengendalian tersebut tidak menghilangkan bahaya dari tangga unit yang licin dan
lapisan anti slip pada tangga unit untuk menghilangkan bahaya licin yang terdapat
pada tangga unit, sehingga tingkat kemungkinan terjadinya risiko tergelincir dapat
diturunkan.
Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori frequently, karena
tahap melakukan prestart check dilakukan satu kali setiap hari yaitu, dilakukan
pada awal shift. Tingkat paparan tersebut sudah tidak dapat diturunkan menjadi
kategori yang lebih rendah karena, tahap prestart check memang harus dilakukan
risiko ini termasuk dalam kategori serious, karena akibat terburuk apabila
tergelincir dari tangga unit Drill yaitu dapat menyebabkan cidera serius pada
operator. Hal ini disebabkan karena tangga dari unit Drill memiliki ketinggian
237
kurang lebih 2 meter dan berdiri vertikal, sehingga jika operator tersebut
Pada tahap melakukan prestart check, operator unit juga berisiko terjepit
pintu kabin unit yang terjadi ketika operator menutup pintu kabin unit. Risiko ini
terjadi akibat operator meletakan jari tangan pada titik jepit pintu kabin unit yang
mengenai tahap prestart check. Dari pembahasan tersebut, dapat diketahui bahwa
faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya risiko terjepit pintu kabin yaitu,
kurangnya kewaspadaan operator ketika menutup pintu kabin. Oleh sebab itu,
dengan melakukan safety briefing sebelum bekerja serta menyediakan SOP dapat
risiko terjepit pintu kabin unit jarang terjadi. Selain itu, perusahaan juga dapat
melakukan upaya tambahan dengan memasang warning sign pada unit terkait
juli 2013, Terdapat beberapa manfaat dari pembuatan warning sign seperti,
peringatan waspada terhadap beberapa tindakan yang atau perilaku yang tidak
perlindungan diri.
Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori frequently, karena
tahap melakukan prestart check hanya dilakukan satu kali setiap hari yaitu, diawal
shift. Tingkat paparan tersebut sudah tidak dapat diturunkan menjadi kategori
yang lebih rendah karena, tahap prestart check memang harus dilakukan sebelum
termasuk dalam kategori serious, karena akibat terburuk apabila terjepit pintu
kabin yaitu dapat menyebabkan cidera serius pada bagian tangan atau jari dari
operator. Hal ini disebabkan karena, belum terdapat upaya pengendalian yang
safety gloves yang dapat menghalangi jari tangan terjepit secara lanagsung,
Pada tahap ini, terdapat risiko unit Excavator terbalik akibat unit
Excavator dioperasikan pada area yang tanahnya tidak stabil atau tidak rata.
Risiko ini mungkin saja dapat terjadi namun jarang, sehingga kemungkinan risiko
area pengeboran yang tidak stabil atau tidak rata, sehingga dengan melakukan
untuk memastikan bahwa area pengeboran sudah rata, sehingga aman bagi unit
rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan perbaikan jika terjadi
Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori frequently, karena
dilakukan satu kali setiap hari yaitu, sebelum kegiatan pengeboran dilakukan.
Tingkat paparan tersebut sudah tidak dapat diturunkan menjadi kategori yang
harus dilakukan untuk membersihkan lokasi pengeboran dari material lumpur dan
batuan agar mempermudah proses pengeboran dan mencegah unit Drill terbalik
Pada tahap ini juga terdapat risiko unit Excavator terbakar akibat unit
Excavator yang dioperasikan berada pada kondisi yang tidak aman seperti,
termasuk dalam kategori unusualy, yaitu risiko ini mungkin saja dapat terjadi,
namun kejadian tersebut jarang terjadi. Pengendalian yang telah dilakukan oleh
masalah mekanik atau unit Excavator overheat. Oleh sebab itu, dengan
Ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Rijanto (2011), bahwa
terdapat aturan dasar yang berlaku untuk alat berat bergerak yaitu, setiap operator
setiap kerusakan atau suatu sistem atau bagian yang tidak berfungsi. Pemeliharaan
dilakukan satu kali setiap hari yaitu, sebelum kegiatan pengeboran dilakukan.
Tingkat paparan tersebut sudah tidak dapat diturunkan menjadi kategori yang
harus dilakukan untuk membersihkan lokasi pengeboran dari material lumpur dan
batuan agar mempermudah proses pengeboran dan mencegah unit Drill terbalik
veryserious, karena akibat terburuk dari risiko ini yaitu kerusakan yang parah
242
pada unit Excavator dan mengakibatkan cacat atau penyakit yang permanen pada
mengaktifkan APAR yang ada diunit secara otomatis ketika terjadi kebakaran
pada unit.
Pada tahap ini, terdapat risiko tabrakan antar unit yang terjadi akibat
operator unit Dozer tidak mematuhi jarak aman saat berinteraksi dan mendekati
unit bergerak lain yang ada di lokasi pengeboran. Risiko ini memiliki tingkat
terjadi namun jarang. Pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan yaitu
dengan, membuat tanggul pengaman antara unit Drill dan unit Dozer, membuat
peraturan jarak aman antar unit, memberikan pelatihan bagi operator unit Dozer,
terjadinya risiko tabrakan antar unit adalah kelalaian operator akibat tidak
mematuhi jarak aman saat berinteraksi dan mendekati unit bergerak lain yang ada
di lokasi pengeboran. Oleh sebab itu, dengan membuat tanggul pengaman antara
unit Drill dan unit Dozer, memberikan pelatihan bagi operator unit Dozer,
243
pengawasan yang lebih serius agar risiko tersebut tidak meningkat menjadi
masalah yang serius atau bahkan bisa meningkat menjadi kategori yang lebih
serius.
Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori frequently, karena
tahap menyiapkan lokasi pengeboran dengan unit Dozer dilakukan satu kali setiap
sudah tidak dapat diturunkan menjadi kategori yang lebih rendah, karena
mencegah unit Drill terbalik akibat lokasi pengeboran yang tidak rata.
serious, karena akibat terburuk dari risiko ini yaitu, kerusakan yang cukup besar
pada unit dan tidak menyebabkan cidera pada operator unit. Hal ini disebabkan
Pada tahap ini, pekerja yang berada di lokasi pengeboran berisiko tertabrak
unit Dozer akibat kurangnya komunikasi antara pekerja dengan operator unit
244
Dozer yang berada di lokasi kerja. Risiko ini juga dapat terjadi akibat kelalaian
Kemungkinan risiko ini termasuk dalam kategori remotely possible, yaitu sangat
kecil kemungkinannya untuk terjadi. Hal ini disebabkan karena, perusahaan telah
kegiatan agar sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan
operator unit, sehingga tercipta hubungan kerja yang baik dan memungkinkan
tersebut. Menurut Agustina (2009), hubungan tenaga kerja dalam sikap dan
Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori frequently, karena
tahap menyiapkan lokasi pengeboran dengan unit Dozer dilakukan satu kali setiap
hari. Tingkat paparan tersebut sudah tidak dapat diturunkan menjadi kategori
pengeboran dan mencegah unit Drill terbalik akibat lokasi pengeboran yang tidak
rata.
disaster, karena akibat terburuk dari risiko ini dapat menyebabkan kematian pada
pekerja. Hal ini disebabkan karena, memang tidak ada upaya pengendalian yang
risiko tertabrak unit Dozer tersebut. Oleh sebab itu, perlu adanya pengawasan
yang lebih ketat untuk mengurangi potensi terjadinya risiko yang bisa
Risiko unit Dozer terbalik terjadi akibat unit Dozer dioperasikan pada area
yang tanahnya tidak stabil seperti, berbatu dan bergelombang. Risiko ini mungkin
pelatihan bagi operator unit Dozer, melakukan safety briefing sebelum bekerja,
pengeboran memiliki struktur tanah yang stabil, sehingga aman bagi unit Dozer
untuk mengamati setiap pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan rencana kerja
yang sudah disusun dan mengadakan perbaikan jika terjadi kesalahan atau
Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori frequently, karena
tahap menyiapkan lokasi pengeboran dengan unit Dozer hanya dilakukan satu kali
setiap hari. Tingkat paparan tersebut sudah tidak dapat diturunkan menjadi
proses pengeboran dan mencegah unit Drill terbalik akibat lokasi pengeboran
serious, karena akibat terburuk yang ditimbulkan dari risiko unit Dozer terbalik
yaitu, kerusakan yang cukup besar pada unit, cidera pada operator dan terhentinya
proses produksi sementara waktu. Hal ini disebabkan karena, belum terdapat
konsekuensi yang ditimbulkan dari risiko tersebut. Oleh sebab itu, perlu dilakukan
Pada tahap ini juga terdapat risiko unit Dozer terbakar akibat unit Dozer
yang dioperasikan berada pada kondisi yang tidak aman seperti, overheat atau
kategori unusualy, yaitu mungkin saja terjadi namun jarang. Pengendalian yang
Dozer.
mempengaruhi terjadinya risiko unit Dozer terbakar yaitu, akibat adanya masalah
mekanik atau unit Dozer overheat. Oleh sebab itu, dengan melakukan prestart
Ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Rijanto (2011), bahwa
terdapat aturan dasar yang berlaku untuk alat berat bergerak yaitu, setiap operator
setiap kerusakan atau suatu sistem atau bagian yang tidak berfungsi. Pemeliharaan
Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori frequently, karena
satu kali setiap hari yaitu, sebelum kegiatan pengeboran dilakukan. Tingkat
paparan tersebut sudah tidak dapat diturunkan menjadi kategori yang lebih
pengeboran dan mencegah unit Drill terbalik akibat lokasi pengeboran yang tidak
rata.
veryserious, karena akibat terburuk dari risiko ini yaitu kerusakan yang parah
pada unit Dozer dan mengakibatkan cacat atau penyakit yang permanen pada
mengaktifkan APAR yang ada diunit secara otomatis ketika terjadi kebakaran
pada unit.
area pengeboran akibat area kerja di lokasi pengeboran memiliki struktur tanah
yang berbatu dan tidak rata. Kemungkinan risiko ini untuk terjadi termasuk dalam
kategori unusualy yaitu, mungkin dapat terjadi namun jarang. Hal ini disebabkan
249
dikurangi.
telah ditentukan atau dengan kata lain tahap ini dilakukan secara terus-menerus
setiap hari. Tingkat paparan tersebut sudah tidak dapat diturunkan menjadi
melakukan pengeboran.
noticeable, karena konsekuensi dari risiko ini hanya mengakibatkan cidera ringan
atau memar pada bagian tubuh. Hal ini disebabkan karena, perusahaan telah
menyediakan APD secara lengkap bagi para operator unit saat memasangtitik-titik
yang lebih serius atau bahkan dapat meningkat menjadi kategori yang serius.
Pada tahap ini, pekerja juga berisiko terjatuh dari ketinggian yang terjadi
akibat area pengeboran berlokasi dekat dengan tebing, sehingga jika pekerja
kurang hati-hati saat berjalan didekat tebing dapat menyebabkan pekerja terjatuh
dari ketinggian. Risiko ini mungkin dapat terjadi, namun tidak pernah terjadi
yang berada didekat tebing, sehingga dengan membuat tanggul pengaman didekat
lokasi pengeboran yang berada didekat tebing terkait risiko terjatuh dari
juli 2013, terdapat beberapa manfaat dari pembuatan warning sign seperti,
peringatan waspada terhadap beberapa tindakan yang atau perilaku yang tidak
251
perlindungan diri.
lubang pengeboran yang telah ditentukan atau dengan kata lain tahap ini
dilakukan secara terus-menerus setiap hari. Tingkat paparan tersebut sudah tidak
dapat diturunkan menjadi kategori yang lebih rendah, karena pekerjaan memasang
disaster, karena akibat terburuk dari risiko tersebut yaitu, dapat mengakibatkan
e. Melakukan Pengeboran
operator unit Drill salah mengoperasikan kaki-kaki (Jack) dari unit Drill ketika
berada di lokasi yang tidak rata atau miring.Risiko ini mungin saja dapat terjadi,
dilakukan perusahaan sudah sangat baik yaitu dengan, melakukan perataan tanah
cara pencegahan unit Drill terbalik seperti, menjaga kemiringan tanah tidak boleh
lebih dari 10 derajat dan menurunkan kaki-kaki unit Drill (Jack) pada tempat yang
padat.
terjadinya risiko unit Drill terbalik yaitu, kesalahan operator dan lokasi
pengeboran yang tidak rata atau miring, sehingga dengan melakukan upaya
sebelum bekerja, serta menyediakan SOP mengenai cara pencegahan unit Drill
terbalik.
pengeboran yang telah ditentukan atau dengan kata lain tahap ini dilakukan secara
dalam kategori serious, karenaakibat terburuk dari risiko unit Drill terbalik yaitu,
mengakibatkan kerusakan pada unit, cidera pada operator dan terhentinya proses
produksi sementara waktu. Hal ini disebabkan karena, belum terdapat upaya
yang ditimbulkan dari risiko tersebut.Oleh sebab itu, untuk mengurangi terjadinya
struktur tanah yang rata, sehingga aman bagi unit Drill yang akan melakukan
mengamati setiap pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan rencana kerja yang
sudah disusun dan mengadakan perbaikan jika terjadi kesalahan atau kejadian
Pada tahap ini juga terdapat risiko unit Drill terbakar akibat unit Drill yang
dioperasikan berada pada kondisi yang tidak aman seperti, overheat atau masalah
unusualy, yaitu mungkin saja terjadi namun jarang. Pengendalian yang telah
mempengaruhi terjadinya risiko unit Drill terbakar yaitu, akibat adanya masalah
mekanik atau unit Drill overheat. Oleh sebab itu, dengan melakukan prestart
254
Ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Rijanto (2011), bahwa
terdapat aturan dasar yang berlaku untuk alat berat bergerak yaitu, setiap operator
setiap kerusakan atau suatu sistem atau bagian yang tidak berfungsi. Pemeliharaan
pengeboran yang telah ditentukan atau dengan kata lain tahap ini dilakukan secara
terus-menerus setiap hari. Sedangkan tingkat konsekuensi dari risiko ini termasuk
dalam kategori veryserious, karena akibat terburuk dari risiko ini yaitu kerusakan
yang parah pada unit Drill dan mengakibatkan cacat atau penyakit yang permanen
pada operator. Namun, risiko ini tidak sampai menyebabkan kematian karena,
mengaktifkan APAR yang ada diunit secara otomatis ketika terjadi kebakaran
pada unit.
Dari pembahasan diatas, risiko unit terbakar dapat terjadi saat melakukan
batuan menggunakan unit Excavator terdapat risiko unit Excavator terbakar dan
saat menyiapkan lokasi pengeboran dengan unit Dozer terdapat risiko unit Dozer
terbakar. Namun, risiko tersebut memiliki nilai risiko yang berbeda-beda. Hal ini
255
berbeda. Oleh karena itu, risiko unit Drill terbakar memiliki nilai risiko yang
dilakukan sebanyak jumlah lubang pengeboran yang telah ditentukan atau dengan
Pada tahap ini, unit Drill juga berisiko tergelincir akibat unit Drill
unusualy, yaitu mungkin saja dapat terjadi namun jarang. Upaya pengendalian
pengoperasian unit Drill dirasa sudah cukup efektif untuk dapat mengurangi
tingkat kemungkinan terjadinya risiko unit Drill tergelincir, dan jika risiko
tersebut masih terjadi umumnya disebabkan karena kelalaian operator yang tetap
dimana hal tersebut merupakan tipe prilaku yang mengarah pada kecelakaan.
256
Peningkatan disiplin dan komunikasi kerja di rasa cocok untuk mengendalikan hal
pengeboran yang telah ditentukan atau dengan kata lain tahap ini dilakukan secara
dalam kategori important, karena akibat terburuk dari risiko ini yaitu,
mengakibatkan kerusakan kecil pada unit Drill dan cidera pada operator yang
Pada tahap terakhir dari proses pengeboran yaitu, memindahkan unit Drill
ke titik pengeboran berikutnya, terdapat risiko pipa drill bengkok. Risiko ini
terjadi akibat operator unit Drill tidak menaikan pipa drill dengan full ketika akan
Kemungkinan risiko ini untuk terjadi termasuk dalam kategori unusualy, yaitu
pelatihan kepada operator unit Drill, melakukan safety briefing sebelum bekerja,
serta menyediakan SOP mengenai cara pencegahan pipa drill bengkok seperti,
membuka full rod support bracket sebelum menaikkan pipa, menaikkan pipa drill
257
dengan sempurna, serta mengunci unit drill sebelum pindah ketitik berikutnya
risiko pipa drill bengkok, dan jika risiko tersebut masih terjadi umumnya
disebabkan karena kelalaian operator unit Drill yang tidak menaikan pipa drill
dengan full ketika akan berpindah dari titik pengeboran satu ke titik pengeboran
berikutnya.
telah ditentukan atau dengan kata lain tahap ini dilakukan secara terus-menerus
setiap hari.Sedangkan tingkat konsekuensi dari risiko ini termasuk dalam kategori
important, karena akibat terburuk dari risiko pipa drill bengkok yaitu, kerusakan
pada pipa dan terhentinya proses kerja sementara waktu. Oleh sebab itu, perlu
adanya perbaikan secara teknis untuk mengurangi potensi terjadinya risiko pipa
1. Terperosok kelubang
Pada tahap ini, pekerja berisiko terperosok ke lubang yang terjadi akibat
termasuk dalam kategori unusualy yaitu, mungkin dapat terjadi namun jarang.
jika risiko tersebut masih terjadi umumnya disebabkan karena pekerja kurang
pekerjaan tersebut hanya dilakukan satu kali dalam sehari. Tingkat risiko tersebut
kali dalam satu hari. Sedangkan tingkat konsekuensi dari risiko ini termasuk
dalam kategori important, karena akibat terburuk dari risiko terjatuh yaitu, hanya
karena, perusahaan telah menyediakan APD secara lengkap bagi para pekerja saat
lubang. Oleh sebab itu, peningkatan kewaspadaan dari para pekerja dengan
juli 2013, Warning sign itu sendiriadalah sebuah media visual berupa gambar
untuk ditempatkan di area kerja yang memuat pesan-pesan agar setiap karyawan
Pada tahap ini, pekerja juga berisiko terjatuh dari ketinggian yang terjadi
akibat area peledakan berlokasi dekat dengan tebing, sehingga jika pekerja kurang
hati-hati saat berjalan didekat tebing dapat menyebabkan pekerja terjatuh dari
ketinggian. Risiko ini mungkin dapat terjadinamun tidak pernah terjadi meskipun
dan jika risiko tersebut masih terjadi umumnya disebabkan karena pekerja kurang
melakukan pengawasan yang ketat terkait risiko terjatuh dari ketinggian secara
260
menjadi masalah yang lebih serius atau bahkan dapat meningkat menjadi kategori
yang serius.
Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori frequently, karena
pekerjaan tersebut hanya dilakukan satu kali dalam sehari. Tingkat risiko tersebut
tidak dapat diturunkan karena, pekerjaan blasting memang harus dilakukan satu
kali dalam satu hari. Sedangkan tingkat konsekuensi dari risiko ini termasuk
dalam kategori disaster, karena akibat terburuk dari risiko tersebut yaitu, dapat
Pada tahap ini, pekerja juga berisiko tertabrak Truck MMU yang terjadi
karena adanya interaksi antara pekerja dengan Truck MMU didalam area
telah dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan, melakukan safety briefing sebelum
kemungkinan terjadinya risiko tertabrak Truck MMU dapat dikurangi dan jika
risiko tersebut masih terjadi umumnya disebabkan karena pekerja kurang hati-hati
Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori frequently, karena
pekerjaan tersebut hanya dilakukan satu kali dalam sehari. Tingkat risiko tersebut
tidak dapat diturunkan karena, pekerjaan blasting memang harus dilakukan satu
kali dalam satu hari. Sedangkan tingkat konsekuensi dari risiko ini termasuk
dalam kategoriserious, karena akibat terburuk dari risiko tertabrak Truck MMU
yaitu, dapat mengakibatkan cidera yang serius pada pekerja. Hal ini disebabkan
Pada tahap pengisian bahan peledak terdapat risiko Truck MMU terbalik
yang terjadi akibat Truck MMU dioperasikan pada area tanah yang tidak stabil
dan berpotensi longsor. Kemungkinan risiko ini untuk terjadi termasuk dalam
kategori unusualy, yaitu mungkin saja dapat terjadi namun jarang. Perusahaan
mempengaruhi terjadinya risiko Truck MMU terbalik yaitu, area tanah yang tidak
unit Dozer dapat menurunkan tingkat kemungkinan terjadinya risiko tersebut dan
262
karena pekerjaan ini dilakukan sebanyak jumlah lubang peledakan yang telah
dibuat atau dengan kata lain tahap ini dilakukan secara terus-menerus setiap
terburuk dari risiko ini yaitu, menyebabkan kerusakan pada unit Truck dan cidera
pada operator unit Truck. Hal ini disebabkan karena, perusahaan belum
2. Terperosok kelubang
yaitu, mungkin dapat terjadi namun jarang. Perusahaan telah melakukan upaya
risiko pekerja terperosok dapat dikurangi dan jika risiko tersebut masih terjadi
263
juli 2013, Warning sign itu sendiriadalah sebuah media visual berupa gambar
untuk ditempatkan di area kerja yang memuat pesan-pesan agar setiap karyawan
karena pekerjaan ini dilakukan sebanyak jumlah lubang peledakan yang telah
dibuat atau dengan kata lain tahap ini dilakukan secara terus-menerus setiap
konsekuensi dari risiko ini termasuk dalam kategori important, karena akibat
terburuk dari risiko terperosok kelubang yaitu, hanya mengakibatkan cidera yang
menyediakan APD secara lengkap bagi para pekerja saat melakukan pengisian
bahan peledak.
diketahui bahwa risiko tersebut dapat terjadi saat pekerja memasang sign/barikade
dan saat melakukan pengisian bahan peledak kedalam lubang peledakan. Namun,
masing-masing risiko tersebut memiliki nilai risiko yang berbeda-beda. Hal ini
berbeda. Oleh karena itu, risiko pekerja terperosok kelubang saat melakukan
pengisian bahan peledak memiliki nilai risiko yang lebih tinggi. Hal ini
sebanyak jumlah lubang peledakan yang telah dibuat atau dengan kata lain tahap
Pada tahap memasang bendera radius jarak aman dan tanda penutup jalan
terdapat risiko kecelakaan unit kendaraan yang terjadi akibat pengemudi unit
tidak mematuhi peraturan lalu lintas tambang (Pit Traffic Rules) dan pengemudi
terjadinya risiko ini termasuk dalam kategori unusualy yaitu, mungkin dapat
membuat kebijakan dan peraturan mengenai peraturan lalu lintas tambang (Pit
Traffic Rules) seperti, mengatur jarak aman antar kendaraan saat beriringan dan
sudah dapat menurunkan tingkat kemungkinan dari risiko tersebut jika semua
pengemudi mematuhi semua aturan yang telah ditentukan. Namun, ternyata masih
terjadi risiko kecelakaan unit kendaraan akibat pengemudi unit tidak mematuhi
peraturan lalu lintas tambang (Pit Traffic Rules), sehingga perusahaan sebaiknya
bagi para pengemudi unit kendaraan, sehingga memberikan efek jera bagi para
diharapkan tersebut.
tingkah laku agar sesuai dengan tingkah laku yang berlaku secara umum.
besar bagi pembentukan tingkah laku yang diharapkan yaitu, mencegah terjadinya
memperkuat motivasi untuk menghindarkan diri dari tingkah laku yang tidak
diharapkan.
Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori frequently, karena
pekerjaan tersebut hanya dilakukan satu kali dalam sehari. Tingkat risiko tersebut
tidak dapat diturunkan karena, pekerjaan blasting memang dilakukan satu kali
dalam satu hari. Sedangkan tingkat konsekuensi dari risiko ini termasuk dalam
kerusakan pada unit kendaraan. Hal ini disebabkan karena, perusahaan belum
Risiko unit kendaraan terbalik saat memasang bendera radius jarak aman
dan tanda penutup jalan terjadi akibat jalan tambang yang dilalui licin karena
hujan atau akibat tumpahan material cair seperti oli dan lumpur, yang
menyebabkan unit kendaraan lepas kendali dan keluar jalur hingga terbalik.
apabila jalan licin akibat hujan maka semua kegiatan harus dihentikan.
Perusahaan juga telah membuat tanggul pengaman pada sisi jalan untuk
mencegah unit kendaraan keluar jalur, melakukan safety briefing sebelum bekerja,
Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori frequently, karena
pekerjaan tersebut hanya dilakukan satu kali dalam sehari. Tingkat risiko tersebut
tidak dapat diturunkan karena, pekerjaan blasting memang dilakukan satu kali
dalam satu hari. Sedangkan tingkat konsekuensi dari risiko ini termasuk dalam
kerusakan pada unit kendaraan. Hal ini disebabkan karena, perusahaan belum
patroli pada daerah sekitar area blasting menggunakan unit kendaraan kecil
terdapat risiko kecelakaan unit kendaraan yang terjadi akibat pengemudi unit
tidak mematuhi peraturan lalu lintas tambang (Pit Traffic Rules) dan pengemudi
terjadinya risiko ini termasuk dalam kategori unusualy yaitu, mungkin dapat
membuat kebijakan dan peraturan mengenai peraturan lalu lintas tambang (Pit
268
Traffic Rules) seperti, mengatur jarak aman antar kendaraan saat beriringan dan
sudah dapat menurunkan tingkat kemungkinan dari risiko tersebut jika semua
pengemudi mematuhi semua aturan yang telah ditentukan. Namun, ternyata masih
terjadi risiko kecelakaan unit kendaraan akibat pengemudi unit tidak mematuhi
peraturan lalu lintas tambang (Pit Traffic Rules), sehingga perusahaan sebaiknya
bagi para pengemudi unit kendaraan, sehingga memberikan efek jera bagi para
diharapkan tersebut.
tingkah laku agar sesuai dengan tingkah laku yang berlaku secara umum.
besar bagi pembentukan tingkah laku yang diharapkan yaitu, mencegah terjadinya
memperkuat motivasi untuk menghindarkan diri dari tingkah laku yang tidak
diharapkan.
Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori frequently, karena
pekerjaan tersebut hanya dilakukan satu kali dalam sehari. Tingkat risiko tersebut
tidak dapat diturunkan karena, pekerjaan blasting memang dilakukan satu kali
dalam satu hari. Sedangkan tingkat konsekuensi dari risiko ini termasuk dalam
kerusakan pada unit kendaraan. Hal ini disebabkan karena, perusahaan belum
Risiko unit kendaraan terbalik terjadi akibat jalan tambang yang dilalui
licin karena hujan atau akibat tumpahan material cair seperti oli dan lumpur,
yang menyebabkan unit kendaraan lepas kendali dan keluar jalur hingga
kebijakan apabila jalan licin akibat hujan maka semua kegiatan harus dihentikan.
Perusahaan juga telah membuat tanggul pengaman pada sisi jalan untuk
Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori frequently, karena
pekerjaan tersebut hanya dilakukan satu kali dalam sehari. Tingkat risiko tersebut
tidak dapat diturunkan karena, pekerjaan blasting memang dilakukan satu kali
dalam satu hari. Sedangkan tingkat konsekuensi dari risiko ini termasuk dalam
kerusakan pada unit kendaraan. Hal ini disebabkan karena, perusahaan belum
e. Pelaksanaan peledakan
material yang terjadi akibat operator unit atau pekerja berada pada jarak yang
peraturan jarak aman untuk unit kendaraan sejauh 300 meter dari lokasi
peledakan dan untuk pekerja sejauh 500 meter dari lokasi peledakan,
Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori frequently, karena
pekerjaan tersebut hanya dilakukan satu kali dalam sehari. Tingkat risiko
satu kali dalam satu hari. Sedangkan tingkat konsekuensi dari risiko ini termasuk
cidera pada pekerja yang membutuhkan penanganan medis. Hal ini disebabkan
yangdirancang untuk dapat melindungi kepala dari benturan dengan suatu benda
(ANSI) Z89.1 – 1986 juga mengatakan bahwa safety helm merupakan suatu alat
kerja.
2. Terkena ledakan
Risiko terkena ledakan terjadi akibat masih terdapat pekerja yang berada
melalui papan blasting dan radio perusahaan, mengevakuasi orang diluar radius
272
Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori frequently, karena
pekerjaan tersebut hanya dilakukan satu kali dalam sehari. Tingkat risiko tersebut
tidak dapat diturunkan karena, pekerjaan blasting memang dilakukan satu kali
dalam satu hari. Sedangkan tingkat konsekuensi dari risiko ini termasuk dalam
kategoridisaster, karena akibat terburuk dari risiko terkena ledakan yaitu, dapat
menyebabkan kematian pada pekerja. Hal ini disebabkan karena, belum terdapat
lebih serius terkait bahaya pekerja yang masih berada didalam area blasting saat
setiap pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun
dan mengadakan perbaikan jika terjadi kesalahan atau kejadian diluar rencana
kerja.
273
1. Terjatuh
peledakan, shotfire memiliki risiko terjatuh. Risiko ini terjadi karena areablasting
setelah peledakan berlangsung akan menjadi berbatu dan memiliki struktur tanah
yang tidak rata, sehingga jika pekerja kurang hati-hati saat berjalan dapat
peledakan, sehingga risiko terjatuh jarang terjadi dan termasuk dalam kategori
unusualy.
Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori frequently, karena
pekerjaan tersebut hanya dilakukan satu kali dalam sehari. Tingkat risiko tersebut
tidak dapat diturunkan karena, pekerjaan blasting memang dilakukan satu kali
dalam satu hari. Sedangkan tingkat konsekuensi dari risiko ini termasuk dalam
mengakibatkan cidera ringan atau memar pada bagian tubuh. Hal ini disebabkan
karena, perusahaan telah menyediakan APD lengkap bagi pekerja yang akan
rangkaian lubang peledakan yang tidak dilakukan dengan baik, sehingga terdapat
rangkaian lubang yang gagal meledak dan dapat meledak secara tiba-tiba serta
pada rangkaian lubang peledakan dan mengenai cara pencegahan misfire serta
Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori frequently, karena
pekerjaan tersebut hanya dilakukan satu kali dalam sehari. Tingkat risiko tersebut
tidak dapat diturunkan karena, pekerjaan blasting memang dilakukan satu kali
dalam satu hari. Sedangkan tingkat konsekuensi dari risiko ini termasuk dalam
dapat menyebabkan kematian pada pekerja. Hal ini disebabkan karena, belum
lebih serius terkait proses penyambungan kabel dengan benar, sehingga tidak
rangkaian lubang yang gagal meledak dan dapat meledak secara tiba-tiba serta
275
untuk mengamati setiap pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan rencana kerja
yang sudah disusun dan mengadakan perbaikan jika terjadi kesalahan atau
Risiko ini terjadi ketika operator memeriksa bagian bawah unit Excavator,
dimana bagian bawah unit Excavator cukup rendah bila dibandingkan dengan
tinggi operator, sehingga jika operator tidak hati-hati ketika mengangkat kepala,
maka dapat membentur bagian bawah unit Excavator. Risiko tersebut mungkin
saja dapat terjadi, namun tidak pernah terjadi meskipun dengan paparan bertahun-
dilakukan oleh perusahaan yaitu, melakukan safety briefing sebelum bekerja serta
sebab itu, dengan melakukan safety briefing sebelum bekerja serta menyediakan
sehingga risiko terbentur body unit jarang terjadi. Selain itu, perusahaan juga
276
dapat melakukan upaya tambahan dengan memasang warning sign pada unit
juli 2013, Terdapat beberapa manfaat dari pembuatan warning sign seperti,
peringatan waspada terhadap beberapa tindakan yang atau perilaku yang tidak
perlindungan diri.
Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori frequently, karena
tahap melakukan prestart check hanya dilakukan satu kali setiap hari yaitu, diawal
shift. Tingkat paparan tersebut sudah tidak dapat diturunkan menjadi kategori
yang lebih rendah karena, tahap prestart check memang harus dilakukan sebelum
ini termasuk dalam kategori noticeable, karena pada risiko tersebut hanya terjadi
cidera ringan atau memar pada bagian kepala. Hal ini disebabkan karena,
perusahaan telah menyediakan APD lengkap terutama safety helm bagi para
operator unit saat melakukan prestrat check. Oleh sebab itu, dengan
yangdirancang untuk dapat melindungi kepala dari benturan dengan suatu benda
(ANSI) Z89.1 – 1986 juga mengatakan bahwa safety helm merupakan suatu alat
kerja.
2. Terkilir
Pada tahap melakukan prestart check, operator juga berisiko terkilir akibat
area loading memiliki struktur tanah yang berbatu serta terdapat gundukan tanah
yang mudah bergerak, sehingga jika operator kurang hati-hati saat berjalan atau
ketika memijakan kaki pada gundukan tanah yang mudah bergerak, dapat
dalam kategori conceivable yaitu, mungkin saja dapat terjadi namun tidak pernah
mempengaruhi terjadinya risiko terkilir yaitu, area pengeboran yang tidak rata
check.
Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori frequently, karena
tahap melakukan prestart check dilakukan satu kali setiap hari yaitu, dilakukan
pada awal shift. Tingkat paparan tersebut sudah tidak dapat diturunkan menjadi
kategori yang lebih rendah karena, tahap prestart check memang harus dilakukan
risiko ini termasuk dalam kategori noticeable, karena akibat terburuk pada risiko
tersebut hanya menyebabkan cidera ringan atau memar pada bagian kaki. Hal ini
shoes bagi para operator unit saat melakukan prestrat check. Oleh sebab itu,
rata, sehingga aman bagi operator dan pekerja lain yang berada di lokasi
mengamati setiap pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan rencana kerja yang
279
sudah disusun dan mengadakan perbaikan jika terjadi kesalahan atau kejadian
3. Tergelincir
Risiko lain yang terjadi saat operator melakukan prestart check yaitu,
risiko tergelincir yang terjadi saat operator menaiki tangga unit untuk memeriksa
bagian atas kabin unit. Risiko ini terjadi akibat tangga unit yang licin setelah
hujan atau terkena tumpahan material cair seperti, lumpur dan oli. Kemungkinan
risiko ini untuk terjadi termasuk dalam kategori conceivable yaitu, mungkin saja
dapat terjadi namun tidak pernah terjadi meskipun dengan paparan bertahun-
handrail pada tangga unit, memasang warning sign pada tangga unit tentang
“gunakan Tiga Titik Tumpu” saat menaiki tangga unit serta melakukan safety
licin. Oleh sebab itu, dengan melakukan pengendalian yang telah dilakukan
sign pada tangga unit serta melakukan safety briefing sebelum bekerja, dirasa
Namun, pengendalian tersebut tidak menghilangkan bahaya dari tangga unit yang
seperti memasang lapisan anti slip pada tangga unit untuk menghilangkan bahaya
licin yang terdapat pada tangga unit, sehingga tingkat kemungkinan terjadinya
Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori frequently, karena
tahap melakukan prestart check dilakukan satu kali setiap hari yaitu, dilakukan
pada awal shift. Tingkat paparan tersebut sudah tidak dapat diturunkan menjadi
kategori yang lebih rendah karena, tahap prestart check memang harus dilakukan
risiko ini termasuk dalam kategori serious, karena akibat terburuk apabila
pada operator. Hal ini disebabkan karena tangga dari unit DumpTruck memiliki
ketinggian kurang lebih 2 meter dan berdiri vertikal, sehingga jika operator
Pada tahap melakukan prestart check, operator unit juga berisiko terjepit
pintu kabin unit yang terjadi ketika operator menutup pintu kabin unit. Risiko ini
terjadi akibat operator meletakan jari tangan pada titik jepit pintu kabin unit yang
menyebabkan tangan terjepit. Risiko ini mungkin dapat terjadi, namun tidak
mengenai tahap prestart check. Dari pembahasan tersebut, dapat diketahui bahwa
faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya risiko terjepit pintu kabin yaitu,
kurangnya kewaspadaan operator ketika menutup pintu kabin. Oleh sebab itu,
dengan melakukan safety briefing sebelum bekerja serta menyediakan SOP dapat
risiko terjepit pintu kabin unit jarang terjadi. Selain itu, perusahaan juga dapat
melakukan upaya tambahan dengan memasang warning sign pada unit terkait
juli 2013, Terdapat beberapa manfaat dari pembuatan warning sign seperti,
peringatan waspada terhadap beberapa tindakan yang atau perilaku yang tidak
perlindungan diri.
Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori frequently, karena
tahap melakukan prestart check hanya dilakukan satu kali setiap hari yaitu, diawal
shift. Tingkat paparan tersebut sudah tidak dapat diturunkan menjadi kategori
yang lebih rendah karena, tahap prestart check memang harus dilakukan sebelum
282
termasuk dalam kategori serious, karena akibat terburuk apabila terjepit pintu
kabin yaitu dapat menyebabkan cidera serius pada bagian tangan atau jari dari
operator. Hal ini disebabkan karena, belum terdapat upaya pengendalian yang
pintu kabin. Oleh sebab itu, perusahaan sebaiknya menyediakan APD seperti
safety gloves yang dapat menghalangi jari tangan terjepit secara lanagsung,
keselamatan kerja unit Excavator amblas akibat area loading memiliki material
tanah yang lembek.Kemungkinan risiko ini untuk terjadi termasuk dalam kategori
unusualy, yaitu mungkin saja dapat terjadi namun jarang.Pengendalian yang telah
sebelum melakukan kegiatan loading dan segera mengganti material area loading
yang lembek dengan material yang lebih keras. Perusahaan juga memberikan
pelatihan bagi para operator unit Excavator, melakukan safety briefing sebelum
mempengaruhi terjadinya risiko unit amblas yaitu area loading memiliki material
sebelum melakukan kegiatan loading dan segera mengganti material area loading
proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan perbaikan jika terjadi
berada pada area yang memiliki material tanah yang lembek dan dengan
kemampuan operator ketika berada pada area yang memiliki material tanah yang
lembek, sehingga tingkat kemungkinan terjadinya risiko unit amblas dapat lebih
diturunkan.
Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori frequently, karena
tahap tersebut hanya dilakukan satu kali setiap hari. Tingkat paparan tersebut
sudah tidak dapat diturunkan menjadi kategori yang lebih rendah, karena tahap
tersebut harus dilakukan untuk menyiapkan unit Excavator pada posisi yang
unit Excavator.
arealoadingterjadi akibat unit Excavator diposisikan pada tanah yang miring atau
unusualy, yaitu mungkin saja dapat terjadi namun jarang. Pengendalian yang telah
unit Dozer, memberikan pelatihan bagi operator unit Excavator, melakukan safety
briefing sebelum bekerja, serta menyediakan SOP mengenai cara pencegahan unit
terbalik.
memiliki tanah yang tidak rata atau miring, sehingga dengan melakukanperataan
285
bekerja serta menyediakan SOP mengenai cara pencegahan unit amblas dapat
upaya pencegahan ketika berada pada area yang memiliki tanah yang tidak rata
atau miring, tingkat kemungkinan terjadinya risiko unit amblas dapat lebih
diturunkan.
Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori frequently, karena
tahap tersebut hanya dilakukan satu kali setiap hari. Tingkat paparan tersebut
sudah tidak dapat diturunkan menjadi kategori yang lebih rendah, karena tahap
tersebut harus dilakukan untuk menyiapkan unit Excavator pada posisi yang
apabila unit Excavator terbalik yaitu kerusakan yang cukup besar pada unit
Tingkat konsekuensi tersebut sudah tidak dapat diturunkan menjadi kategori yang
lebih rendah, karena belum terdapat upaya pengendalian yang telah dilakukan
tersebut.
Risiko tabrakan dengan unit Dozer terjadi karena adanya interaksi antara
unit Excavator dan unit Dozer yang sedang membersihkan dan meratakan area
loading dan juga akibat kondisi area loading yang terlalu sempit dan memiliki
penerangan yang kurang ketika malam hari, sehingga mengurangi jarang pandang
dari operator unitKemungkinan risiko ini untuk terjadi termasuk dalam kategori
unusualy, yaitu mungkin saja dapat terjadi namun jarang. Pengendalian yang telah
tower, membuat peraturan jarak aman bagi setiap unit, memberikan pelatihan bagi
para operator unit, melakukan safety briefing sebelum bekerja serta menyediakan
interaksi antara unit Excavator dan unit Dozer di arealoading dan juga akibat
kondisi area loading yang terlalu sempit serta memiliki penerangan yang kurang
ketika malam hari, sehingga dengan membuat penerangan melalui lighting tower
dan membuat peraturan jarak aman bagi setiap unit dapat mengurangi
operator ketika saling berinteraksi didalam satu lokasi kerja, sehingga tingkat
Tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori frequently, karena
tahap tersebut hanya dilakukan satu kali setiap hari. Tingkat paparan tersebut
sudah tidak dapat diturunkan menjadi kategori yang lebih rendah, karena tahap
tersebut harus dilakukan untuk menyiapkan unit Excavator pada posisi yang
cukup besar pada unit dan cidera pada operator yang membutuhkan penanganan
kategori yang lebih rendah, karena belum terdapat upaya pengendalian yang telah
unit DumpTruck amblasyang terjadi karena area loading memiliki material tanah
288
unusualy, yaitu mungkin saja dapat terjadi namun jarang. Pengendalian yang telah
sebelum melakukan kegiatan loading dan segera mengganti material area loading
yang lembek dengan material yang lebih keras. Perusahaan juga memberikan
pelatihan bagi para operator unit DumpTruck, melakukan safety briefing sebelum
mempengaruhi terjadinya risiko unit amblas yaitu area loading memiliki material
sebelum melakukan kegiatan loading dan segera mengganti material area loading
proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan perbaikan jika terjadi
berada pada area yang memiliki material tanah yang lembek dan dengan
kemampuan operator ketika berada pada area yang memiliki material tanah yang
289
lembek, sehingga tingkat kemungkinan terjadinya risiko unit amblas dapat lebih
diturunkan.
karena pekerjaan ini dilakukan secara terus-menerus setiap hari. Tingkat paparan
tersebut sudah tidak dapat diturunkan menjadi kategori yang lebih rendah, karena
24 jam setiap hari. Sedangkan tingkat konsekuensi risiko ini termasuk dalam
tersebut dapat terjadi saat memposisikan unit Excavator di arealoading dan saat
tersebut memiliki tingkat risiko yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena,
tingkat paparan pada masing-masing pekerjaan tersebut juga berbeda. Oleh karena
itu, risiko unit DumpTruck amblas memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi
daripada risiko unit Excavator amblas. Hal ini disebabkan karena, pekerjaan
Pada tahap ini juga terdapat risiko unit DumpTruck menabrak unit
Excavator yang terjadi saat unit DumpTruck mundur mendekati unit Excavator
untuk melakukan loading. Risiko ini bisa terjadi akibat penerangan yang kurang
memadai ketika malam hari dan area loading yang berdebu, sehingga operator
unit DumpTruck mengalami kesulitan dalam melihat jarak yang aman untuk
kategori unusualy, yaitu mungkin saja dapat terjadi namun jarang. Pengendalian
yang telah dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan, membuat tanggul pembatas
(safety berm) antara unit Excavator dan unit DumpTruck, membuat Rambu STOP
antara unit Excavator dan unit DumpTruck, membuat penerangan melalui lighting
towerdi arealoading.
operator unit DumpTruck mengalami kesulitan dalam melihat jarak yang aman
untuk mendekati unit Excavator. Oleh sebab itu, dengan membuat tanggul
pembatas (safety berm) antara unit Excavator dan unit DumpTruck dapat
menahan ketika operator unit DumpTruck melebihi jarak aman saat mendekati
diturunkan.
melakukan komunikasi dengan operator unit Excavator untuk menjaga jarak aman
ketika mendekati unit Excavator. Menurut Liliweri (2007), fungsi utama dari
Oleh sebab itu, komunikasi sangat penting dilakukan oleh para operator
unit ketika berinteraksiantar sesama unit berat yang berfungsi untuk mencegah
risiko tabrakan yang mungkin dapat terjadi akibat tidak adanya komunikasi antar
atau bunyi klakson yang dibunyikan oleh operator unit Excavator sebagai tanda
jika unit Truck sudah berada pada jarak aman, sehingga operator unit Truck dapat
dengan segera menghentikan unitnya pada jarak yang aman dan tidak menabrak
unit Excavator.
karena pekerjaan ini dilakukan secara terus-menerus setiap hari. Tingkat paparan
tersebut sudah tidak dapat diturunkan menjadi kategori yang lebih rendah, karena
24 jam setiap hari. Sedangkan tingkat konsekuensi risiko ini termasuk dalam
292
mengakibatkan kerusakan ringan pada unit DumpTruck dan unit Excavator. Hal
ini disebabkan karena, unit DumpTruck yang beroperasi di area loading hanya
karena unit kendaraan kecil parkir secara sembarangan di area loading. Risiko ini
mencegah risiko tersebut yaitu dengan, menyediakan tempat parkir khusus bagi
dan bukan ditempat yang telah disediakan. Ini tentu sangat membahayakan nyawa
parkir yang telah disediakan terlalu jauh dengan lokasi tujuan pengemudi atau
kesalahan manusia (unsfae act) yaitu sebesar 78% dan kondisi berbahaya (unsafe
condition) sebesar 20% serta faktor lainnya sebesar 2%. Hal tersebut dapat
efek jera bagi para pengemudi dan mencegah terjadinya pengulangan tingkah laku
tingkah laku agar sesuai dengan tingkah laku yang berlaku secara umum.
besar bagi pembentukan tingkah laku yang diharapkan yaitu, mencegah terjadinya
memperkuat motivasi untuk menghindarkan diri dari tingkah laku yang tidak
diharapkan.
294
terburuk dari risiko iniyaitu, dapat menyebabkan kematian pada pengemudi unit
kendaraan kecil. Hal ini disebabkan karena, belum terdapat upaya pengendalian
rata/miring dan juga licin yang disebabkan karena hujan atau akibat tumpahan
material cair seperti lumpur dan oli.Kemungkinan risiko ini untuk terjadi
termasuk dalam kategori unusualy, yaitu mungkin saja dapat terjadi namun
menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun
dan mengadakan perbaikan jika terjadi kesalahan atau kejadian diluar rencana
kerja (Handoko, 1995). Oleh sebab itu, upaya pengendalian yang dilakukan,
295
yang tidak rata dan licin akibat hujan dapat dengan segera mengambil keputusan
jika ditemukan kondisi yang tidak aman. Perusahaan juga membuat kebijakan
ketika hujan turun, maka semua proses loading juga harus dihentikan untuk
terburuk dari risiko ini yaitu kerusakan yang cukup parah pada unit Excavator.
Hal ini disebabkan karena belum terdapat upaya pengendalian yang dilakukan
Risiko tertimpa material muatan terjadi akibat unit kendaraan lain berada
terlalu dekat dengan area loading dan tidak menjaga jarak aman dengan unit
areablindspot, dimana setiap operator unit dilarang berada pada area blindspotdari
296
unit Excavator. Karena pada areablindspot, operator unit Excavator tidak dapat
Jarak aman antar alat bergerak yang berada dalam satu lokasi pekerjaan yaitu, 30
towerketika kegiatan dilakukan pada malam hari agar operator unit lebih waspada
dengan keadaan sekitar. Oleh sebab itu, dengan upaya-upaya yang telah dilakukan
terburuk dari risiko iniyaitu, hanya mengakibatkan kerusakan ringan pada unit
yang tertimpa material muatan batubara serta tidak mengakibatkan cidera pada
operator unit.
kelelahan merupakan rasa letih yang terus meningkat dan mengganggu pekerjaan,
baik karena kurang tidur, beban kerja yang terlalu banyak, atau suatu masalah
emosiaonal lainnya. Fatigue biasanya terjadi pada waktu shift malam. Karena
297
pada pekerja shift malam akan mengalami gangguan pada pola tidur mereka yang
melakukan loading. Namun kejadian tersebut sudah jarang terjadi, sehingga risiko
ini termasuk dalam kategori unusualy. Ini disebabkan karena, perusahaan telah
mengenai kerja bugar (Fit For Work)kepada semua operator unit. Pelatihan Fit
For Workini dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada para operator unit
tentang bahaya kelelahan, akibat yang ditimbulkan dari kelalahan, serta upaya
yang dapat dilakukan untuk mencegah kelelahan. Selain itu, juga untuk
memotivasi para operator agar selalu hidup sehat dan menjaga kebugaran fisiknya
saat bekerja.
Ini sesuai dengan teori menurut Carrell dan Kuzmits (1982), dimana
terhadap tingkat kelelahan dari operator unit. Jika operator mengalami kelelahan,
maka operator dipersilakan untuk istirahat sejenak atau disarankan untuk segera
Risiko benturan antara bucket Excavator dengan body DumpTruck ini juga
terjadi akibat penggunaan teknik Top Loading saat melakukan proses loading.
298
Penggunaan teknik ini sangat berisiko dimana unit Excavator yang melakukan
harus mengangkat bucket lebih tinggi. Oleh sebab itu, upaya pengendalian yang
dilakukan untuk mencegah bahaya benturan antara bucket unit Excavator dengan
body unit DumpTruck yaitu dengan, membuat tiang pembatas antara unit
aman.
Sedangkan tingkat paparan pada tahap ini termasuk dalam kategori continously,
karena pekerjaan ini dilakukan secara terus-menerus setiap hari dan untuk tingkat
dari risiko ini yaitu, hanya mengakibatkankerusakan ringan pada unit dan
terhentinya proses kerja sementara waktu. Hal ini disebabkan karena, kecepatan
putaran bucket dari unit Excavator rendah, sehingga jika terjadi benturan tidak
menabrak unit lain. Risiko ini terjadi akibat adanya interaksi dengan unit
DumpTruck lain atau alat bergerak lain dijalan tambang dan operator
tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Kemungkinan risiko ini untuk terjadi
termasuk dalam kategori unusualy, yaitu mungkin saja dapat terjadi namun
sistem kunci kecepatan pada unit DumpTruck agar tidak melebihi batas kecepatan
yang telah ditentukan yaitu, 40 km/jam serta membuat kebijakan dan peraturan
mengenai peraturan lalu lintas tambang (Pit Traffic Rules) seperti, mengatur jarak
aman antar kendaraan saat beriringan dan membuat prosedur menyalip (Overtake)
tambang yang digunakan untuk proses hauling seperti, rambu-rambu lalu lintas
kelalaian dari para operator unit yang mengoperasikan unit DumpTruck secara
tidak aman seperti, melebihi batas kecepatan yang telah ditentukan (Overspeed),
rambu lalu lintas. Oleh sebab itu, dengan melakukan upaya-upaya pengendalian
yang telah dilakukan oleh perusahaan seperti, membuat sistem kunci kecepatan,
membuat kebijakan dan peraturan mengenai peraturan lalu lintas tambang (Pit
Traffic Rules), serta membuat rambu-rambu lalu lintas dijalan tambang secara
unit DumpTruck secara tidak aman dan tidak mengikuti prosedur sehingga,
memberikan efek jera bagi para operator unit dan mencegah terjadinya
tingkah laku agar sesuai dengan tingkah laku yang berlaku secara umum.
besar bagi pembentukan tingkah laku yang diharapkan yaitu, mencegah terjadinya
memperkuat motivasi untuk menghindarkan diri dari tingkah laku yang tidak
diharapkan.
kematian pada operator dan kerusakan pada unit yang cukup besar. Hal ini
Risiko tabrakan antar unit terjadi akibat jalan tambang yang dilalui terlalu
sempit dan interaksi antar unit kendaraaan dijalan tambang sangat padat. Risiko
ini juga terjadi akibat unit DumpTruck melewati persimpangan jalan serta tidak
terjadi termasuk dalam kategori unusualy, yaitu mungkin saja dapat terjadi namun
hauling.
302
mempengaruhi terjadinya risiko tabrakan antar unit terjadi yaitu, jalan tambang
dengan perhitungan lebar 3,5 x lebar Truck terbesar yang melewati jalan tambang,
rambu-rambu lalu lintas yang kotor karena tertutup debu serta rambu-rambu yang
sudah rusak. Selain itu, terdapat juga beberapa rambu yang tertutup oleh rambu
lain, sehingga tidak dapat terbaca dengan baik. Oleh sebab itu, sebaiknya
tambang rusak atau tidak ada, maka operator unit kendaraan besar tidak bisa
melihat atau membaca rambu dengan benar yang dapat mengakibatkan operator
unit melakukan tindakan yang salah dan pada akhirnya dapat meningkatkan
kematian pada operator dan kerusakan pada unit yang cukup besar. Hal ini
akibat jalan tambang yang dilalui oleh unit DumpTruck bergelombang dan licin
setelah hujan atau akibat penyiraman yang terlalu basah dan tumpahan material
cair seperti, oli dan lumpur. Kemungkinan risiko ini untuk terjadi termasuk dalam
kategori unusualy, yaitu mungkin saja dapat terjadi namun jarang. Perusahaan
akibat hujan atau penyiraman yang terlalu basah maka proses haulingharus
tambang yang dilalui licin akibat penyiraman yang terlalu basah, tumpahan
material cair seperti, oli dan lumpur atau akibat hujan, sehingga dengan
jalan tambang licin dapat mengurangi tingkat kemungkinan terjadinya risiko unit
memastikan kondisi jalan dalam keadaan baik dan tidak terdapat tumpahan
material cair seperti, oli dan lumpur. Hal ini disebabkan karena, berdasarkan hasil
observasi masih ditemukan tumpahan material cair seperti, oli dan lumpur dijalan
tambang yang tidak ditangani dengan segera. Ini tentu sangat membahayakan unit
terjadinya risiko unit menabrak tanggul dijalan tambang akibat tumpahan material
Ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Handoko (1995). Menurut
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan
mengadakan perbaikan jika terjadi kesalahan atau kejadian diluar rencana kerja.
kerusakan ringan pada unit dan cidera pada operator yang membutuhkan
risiko ini untuk terjadi termasuk dalam kategori unusualy, yaitu mungkin saja
pengaman pada sisi jalan untuk mencegah unit DumpTruck terbalik, melakukan
yang tidak rata serta memiliki kemiringannya tanah melebihi 10%, sehingga
Sedangkan pembuatan tanggul pengaman (safety berm) pada sisi jalan dapat
mencegah unit DumpTruck terbalik ketika melewati jalan yang tidak rata atau
miring.
kerusakan ringan pada unit dan cidera pada operator yang membutuhkan
Pada tahap ini juga terdapat risiko unit DumpTruck terbakar akibat unit
DumpTruck yang dioperasikan berada pada kondisi yang tidak aman seperti,
termasuk dalam kategori unusualy, yaitu mungkin saja terjadi namun jarang.
masalah mekanik atau akibat unit DumpTruckoverheat. Oleh sebab itu, dengan
tersebut.Ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Rijanto (2011), bahwa
307
terdapat aturan dasar yang berlaku untuk alat berat bergerak yaitu, setiap operator
setiap kerusakan atau suatu sistem atau bagian yang tidak berfungsi. Pemeliharaan
veryserious, karena akibat terburuk dari risiko ini yaitu kerusakan yang parah
pada unit DumpTruck dan mengakibatkan cacat atau penyakit yang permanen
pada operator. Namun, risiko ini tidak sampai menyebabkan kematian karena,
mengaktifkan APAR yang ada diunit DumpTruck secara otomatis ketika terjadi
tergelincirakibat kondisi jalan masuk menuju area dumping licin setelah hujan
atau karena tumpahan material cair seperti, oli dan lumpur.Kemungkinan risiko
ini untuk terjadi termasuk dalam kategori unusualy, yaitu mungkin saja dapat
melakukan pengawasan untuk memastikan kondisi jalan dalam keadaan baik dan
menghentikan proses dumping jika ditemukan jalan yang licin akibat hujan atau
menuju area dumping licin akibat hujan atau karena tumpahan material cair
memastikan kondisi jalan dalam keadaan baik dan tidak terdapat tumpahan
terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah
disusun dan mengadakan perbaikan jika terjadi kesalahan atau kejadian diluar
rencana kerja.
tumpahan material cair yang belum bisa ditangani dengan segeraagar operator
unit DumpTruck bisa lebih waspada. Oleh sebab itu, tingkat kemungkinan
terjadinya risiko unit tergelincir akibat jalan yang licin dapat dikurangi.
309
tingkat konsekuensi dari risiko ini termasuk dalam kategori noticeable, karena
akibat terburuk dari risiko ini yaitu hanya mengakibatkan kerusakan ringan pada
unit DumpTruck. Hal ini disebabkan karena, unit DumpTruck yang akan
Risiko tabrakan dengan unit lain terjadi akibat jalan masuk area dumping
yang dilalui terlalu sempit dan penerangan yang kurang memadai ketika malam
yaitu mungkin saja dapat terjadi namun jarang. Perusahaan telah melakukan
upaya pengendalian dengan membuat jalan tambang dengan perhitungan lebar 3,5
dumping.
mempengaruhi terjadinya risiko tabrakan yaitu jalan masuk area dumping terlalu
sempit dan penerangan yang kurang memadai ketika malam hari, sehingga
dengan membuat jalan tambang dengan perhitungan lebar 3,5 x lebar Truck
310
terbesar yang melewati jalan tambang dan membuat penerangan melalui lighting
tingkat konsekuensi dari risiko ini termasuk dalam kategori serious, karena akibat
terburuk dari risiko ini yaitu dapat menyebabkan kerusakan pada unit dan cidera
pada operator. Hal ini disebabkan karena belum terdapat upaya pengendalian
tersebut.
DumpTruck menabrak tanggul yang terjadi akibat area dumping yang terlalu
sempit dan tidak mencukupi ketika unit DumpTruck akan melakukan manuver
serta akibat operator unit DumpTruck yang terburu-buru saat melakukan manuver
di area dumping. Upaya pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan untuk
membuat peraturan dalam manuver harus searah jarum jam. Hal ini disebabkan
311
karena, kabin operator dari unit DumpTruck berada di sebelah kiri, sehingga
memberikan pelatihan kepada operator unit mengenai cara manuver yang baik
kondisi jalan. Oleh sebab itu, risiko unit DumpTruck menabrak tanggul menjadi
paparan tersebut sudah tidak dapat diturunkan lagi, karena pekerjaan dumping
konsekuensi dari risiko ini termasuk dalam kategori noticeable, karena akibat
terburuk dari risiko iniyaitu, hanya menyebabkan kerusakan ringan pada unit dan
terhentinya proses produksi sementara waktu. Hal ini disebabkan karena, unit
Pada tahap ini juga terdapat risiko unit DumpTruck menabrak unit lain
akibat adanya interaksi yang padat di areadumping. Kemungkinan risiko ini untuk
terjadi termasuk dalam kategori unusualy, yaitu mungkin saja dapat terjadi namun
312
pengendalian seperti, membuat peraturan jarak aman antar unit. Jarak aman antar
unit yang telah ditentukan oleh perusahaan yaitu, sejauh 30 meter. Selain itu,
paparan tersebut sudah tidak dapat diturunkan lagi, karena pekerjaan dumping
terburuk dari risiko tersebutyaitu, dapat mengakibatkan kerusakan pada unit dan
cidera pada operator. Tingkat konsekuensi dari risiko tersebut sudah tidak dapat
Risiko ini terjadi akibat unit kendaraan kecil yang memarkir kendaraannya
dengan, menyediakan tempat parkir khusus bagi unit kendaraan kecil didekat
313
tingkat kemungkinan terjadinya risiko unit kendaraan kecil tertabrak unit lain
dan bukan ditempat yang telah disediakan. Ini tentu sangat membahayakan nyawa
parkir yang telah disediakan terlalu jauh dengan lokasi tujuan pengemudi atau
kesalahan manusia (unsfae act) yaitu sebesar 78% dan kondisi berbahaya (unsafe
condition) sebesar 20% serta faktor lainnya sebesar 2%. Hal tersebut dapat
efek jera bagi para pengemudi dan mencegah terjadinya pengulangan tingkah laku
tingkah laku agar sesuai dengan tingkah laku yang berlaku secara umum.
besar bagi pembentukan tingkah laku yang diharapkan yaitu, mencegah terjadinya
memperkuat motivasi untuk menghindarkan diri dari tingkah laku yang tidak
diharapkan.
terburuk dari risiko iniyaitu, dapat menyebabkan kematian pada pengemudi unit
kendaraan kecil. Hal ini disebabkan karena, belum terdapat upaya pengendalian
Pada saat melakukan manuver, unit DumpTruck juga berisiko terbalik yang
terjadi akibat kondisi jalan disekitar area dumping tidak memadai seperti,
kategori unusualy, yaitu mungkin saja dapat terjadi namun jarang. Pengendalian
yang telah dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan, melakukan perataan tanahdi
mempengaruhi terjadinya risiko unit DumpTruck terbalik yaitu jalan yang tidak
berm) sesuai standar dapat mencegah unit DumpTruck terbalik. Pelatihan bagi
serta menyediakan SOP mengenai proses dumping juga dapat menurunkan tingkat
terburuk dari risiko ini yaitu menyebabkan kerusakan pada unit dan cidera pada
risiko tersebut sudah tidak dapat diturunkan karena belum terdapat upaya
316
lokasi area dumping mengalami keretakan, sehingga tidak kuat menahan beban
untuk terjadi termasuk dalam kategori unusualy, yaitu mungkin saja dapat terjadi
namun jarang. Pengendalian yang telah dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan,
mengalami keretakan, sehingga tidak kuat menahan beban dari unit DumpTruck
ketika akan melakukan dumping. Oleh sebab itu, dengan membuat tanggul
kondisi area dumping terutama setelah hujan yang menyebabkan area dumping
proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan perbaikan jika terjadi
tingkat konsekuensi risiko ini termasuk dalam kategorivery serious, karena akibat
terburuk dari risiko ini yaitu menyebabkan kerusakan yang cukup besar pada unit
dan cacat pada operator unit. Hal ini disebabkan karena, belum terdapat upaya
berm) di area dumping rapuh dan tinggi tanggul pengaman dumping tidak sesuai,
yaitu mungkin saja dapat terjadi namun jarang. Pengendalian yang telah
berm) yang aman dan sesuai standar, melakukan pengawasan terkait kondisi area
proses dumping.
rapuh dan tinggi tanggul pengaman dumping tidak sesuai. Oleh sebab itu, dengan
terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah
disusun dan mengadakan perbaikan jika terjadi kesalahan atau kejadian diluar
rencana kerja.
serious, karena akibat terburuk dari risiko ini yaitu menyebabkan kerusakan yang
cukup besar pada unit dan cacat pada operator unit. Hal ini disebabkan karena,
yang tidak membuat tanggul pengaman dengan benar dan sesuai standar. Ini
tetap aman, terutama tanggul pengaman yang dibuat harus sesuai dengan standar
untuk mencegah unit Truck terperosok. Jika ditemukan tanggul pengaman yang
sudah retak dan berpotensi longsor atau tanggul yang terlalu rendah, harus segera
melakukan tindakan perbaikan atau membuat tanda peringatan (warning sign) jika
belum bisa ditangani dengan segera agar operator unit DumpTruck bisa lebih
Pada tahap keluar dari area dumping, unit DumpTruck memiliki risiko
tergelincirakibat kondisi jalan keluardari area dumping licin setelah hujan atau
karena tumpahan material cair seperti, oli dan lumpur.Kemungkinan risiko ini
untuk terjadi termasuk dalam kategori unusualy, yaitu mungkin saja dapat terjadi
melakukan pengawasan untuk memastikan kondisi jalan dalam keadaan baik dan
menghentikan proses dumping jika ditemukan jalan yang licin akibat hujan atau
dari area dumping licin akibat hujan atau karena tumpahan material cair seperti,
kondisi jalan dalam keadaan baik dan tidak terdapat tumpahan material dapat
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disusun dan
mengadakan perbaikan jika terjadi kesalahan atau kejadian diluar rencana kerja.
tumpahan material cair yang belum bisa ditangani dengan segera agar operator
unit DumpTruck bisa lebih waspada. Oleh sebab itu, tingkat kemungkinan
terjadinya risiko unit tergelincir akibat jalan yang licin dapat dikurangi.
noticeable, karena akibat terburuk dari risiko ini yaitu hanya mengakibatkan
kerusakan ringan pada unit DumpTruck. Hal ini disebabkan karena, unit
Risiko tabrakan dengan unit lain terjadi akibat jalan keluar dari area
dumping yang dilalui terlalu sempit dan penerangan yang kurang memadai ketika
malam hari. Kemungkinan risiko ini untuk terjadi termasuk dalam kategori
jalan tambang dengan perhitungan lebar 3,5 x lebar Truck terbesar yang melewati
mempengaruhi terjadinya risiko tabrakan yaitu jalan keluar area dumping terlalu
sempit dan penerangan yang kurang memadai ketika malam hari, sehingga
dengan membuat jalan tambang dengan perhitungan lebar 3,5 x lebar Truck
terbesar yang melewati jalan tambang dan membuat penerangan melalui lighting
serious, karena akibat terburuk dari risiko ini yaitu dapat menyebabkan kerusakan
pada unit dan cidera pada operator. Hal ini disebabkan karena belum terdapat
7.1 Kesimpulan
unit, terkilir, tergelincir, terjepit pintu kabin, unit Excavator terbalik, unit
Dozer, unit Dozer terbalik, unit Dozer terbakar, terjatuh, terjatuh dari
ketinggian, unit Drill terbalik, unit Drill tergelincir, unit Drill terbakar dan
ledakan misfire.
unit, terkilir, tergelincir, terjepit pintu kabin, unit amblas, unit Excavator
322
323
material muatan dan risiko benturan antara bucket Excavator dengan body
DumpTruck.
serta risiko unit Truck terperosok dan terbalik ketika melakukan dumping.
1) Kejadian yang mungkin saja terjadi, namun jarang (unusualy) yaitu, risiko
unit Excavator terbalik, unit terbakar, tabrakan antar unit, unit Dozer
possible) yaitu, risiko tertabrak unit Dozer, tertabrak Truck MMU, Truck
3) Kejadian yang mungkin saja terjadi, tetapi tidak pernah terjadi meskipun
body unit, terkilir, tergelincir, terjepit pintu kabin unit, terjatuh dari
1) Secara terus - menerus setiap hari (continously) yaitu, risiko terjatuh di area
pengeboran, risiko unit Drill terbalik, unit Drill terbakar, dan unit Drill
tergelincir pada saat melakukan pengeboran, risiko pipa drill bengkok pada
MMU terbalik dan terperosok kelubang pada saat pengisian bahan peledak,
batubara, risiko unit DumpTruck menabrak unit lain, tabrakan antar unit,
risiko unit DumpTruck tergelincir dan tabrakan dengan unit lain pada saat
unit kecil, dan terbalik pada saat unit DumpTruck manuver di area
dumping, serta risiko unit DumpTruck terperosok dan terbalik pada saat
melakukan dumping.
2) Sekali setiap hari (frequently) yaitu, risiko terbentur body unit, terkilir,
tergelincir, dan terjepit pintu kabin unit pada saat melakukan prestart
check, risiko unit Excavator terbalik dan unit Excavator terbakar pada saat
unit Dozer, unit Dozer terbalik, unit Dozer terbakar pada saat menyiapkan
risiko kecelakaan unit kendaraan dan unit kendaraan terbalik pada saat
memasang bendera radius jarak aman dan tanda penutup jalan serta saat
serta risiko unit Excavator amblas, unit Excavator terbalik, dan tabarakan
menabrak unit kendaraan kecil, unit DumpTruck menabrak unit lain dan
kerusakan yang sangat besar pada unit (very serious) yaitu, unit terbakar,
besar pada unit (serious) yaitu, pekerja tergelincir, terjepit pintu kabin unit,
terbalik, tertimpa lemparan material, tabarakan dengan unit Dozer, dan unit
ringan pada unit (noticeable) yaitu, pekerja terbentur body unit, terkilir,
unit DumpTruck menabrak unit lain, tabrakan antar unit, dan unit
DumpTruck terbakar pada saat tahap hauling, serta risiko unit DumpTruck
terbalik, unit DumpTruck terperosok dan tabrakan dengan unit lain pada
tertabrak unit Dozer, unit Dozer terbalik, terjatuh dari ketinggian, serta
c. Substansialyaitu, risiko unit Drill terbalik, unit Drill tergelincir, pipa drill
menabrak tanggul.
tergelincir.
328
kebijakan ketika turun hujan maka semua proses penambangan batubara harus
7.2 Saran
unit kerja serta lingkungan kerja agar terhindar dari kecelakaan kerja.
a. Memasang lapisan strep anti slip pada setiap tangga unit kendaraan besar
seperti unit DumpTruck, unit Excavator, unit Dozer dan unit Drill.
ditempat yang mudah terlihat dan jangan terhalang oleh benda lain.
rusak.
Sign.
terkait bahaya dan risiko yang ada di area proses kegiatan tersebut serta
tidak memakai APD dengan baik terutama ketika berada di dalam kabin.
Agustina, Nita Octa. 2010. “Upaya Pengendalian Faktor Bahaya Di Unit Laundry pada
Anizar. 2009. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Guidelines. Sydney.
Guidelines. Sydney.
Bird, Jr ,Frank E. and Goerge L, Germany. 1990. “Practical Loss Control Leadership”,
Loganville, Georgia.
Budiono, A.M Sugeng. 2003. Manajemen Risiko dalan Hiperkes dan Keselamatan
Diponegoro.
Colling, David A. 1990. Industrial Safety Management and Technology. United State Of
Geotsch, David. 1996. “Occupational Safety and Health : In Manager”, Second Edition.
Safety.
International Labour Office (ILO). 1989. Pencegahan Kecelakaan Seri Manajemen No.
Kolluru, Rao. Et al. 1996. Risk Assesment and Management Handbook for
Enviromental, Health, and Safety Proffesionals. New York: Mc Graw hill, Inc.
Keputusan Mentri Pertambangan dan Energi Nomor 555 tahun 1995 tentang
Listyowati, Wiwin. 2010. Analisis Tingkat Risiko Keselamatan Kerja Pada Proses
Pemintalan (Spinning) di Bagian Produksi Pt. Unitex Tbk Tahun 2010 (studi
Negeri.
Mulya, Adi. 2008. Analisis dan Pengendalian Risiko Keselamatan Kerja dengan Metode
Tbk. UBP Emas Pongkor Bogor Tahun 2008. Skripsi. Fakultas Kedokteran
Cipta.
Pasiak, Royke. 1999. Keselamatan Kerja Pertambangan. PT. ANTAM Tbk : Satuan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 05 tahun 1996 tentang Sistem Manajemen
http//:www.Qhsedepartement.com
Ramli, Soehatman. 2010. Pedoman Praktis Manajemen Risiko Dalam Perspektif K3.
Ridley, John. 2008. Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga.
Media.
Sahab, Syukri. 1997. Teknik Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta :
Suardi, Rudi. 2005. Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta:
PPM.
Suma’mur. 1996. Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Toko Gunung
Agung.
Winjani, Dita. 2010. Analisis Kualitatif Hubungan antara Hasil Analisis Risiko
Keselamatan Kerja dengan Kejadian Kecelakaan Kerja yang Telah Terjadi pada
Pekerja di Unit Shredder Facility PT Holcim Indonesia Tbk Tahun 2010. Skripsi.
Approved By:
Revised
Edra Emilza Revised date : 8 Jan
2005
SEQUENCE OF BASIC JOB
POTENTIAL HAZARDS RECOMMENDED ACTION OR PROCEDURE WHO
STEPS
Break the job down into steps. Identify the hazards associated with each step. Using the first two columns as a guide, decide what
Each of the steps should Examine each to find possibilities that could lead actions are necessary to eliminate or minimise the
accomplish some major task and be to an accident. hazards that could lead to an accident, injury or
logical. occupational illness.
1. Menyiapakan lokasi drill 1.1 Tabrakan antar unit 1.1.1 Operator kompeten Supervisor/Operator
dengan Dozer 1.1.2 Membuat tanggul pengaman
1.1.3 Positive contact dengan operator
1.1.4 Mermarkir kendaraan kecil 30 meter dari alat
yang beroperasi
1.1.5 Memasang Drill Sign
2. Memasang titik 2.1 Terjatuh 2.1.1 Memperhatikan jalan yang akan dilalui
2.1.2 Penerangan yang cukup pada malam hari
4. Memindahkan drill 4.1 Pipa drill bengkok 4.1.1 Membuka full rod support bracket sebelum Operator drill
ketitikberikutnya menaikkan pipa
4.1.2 Menaikkan pipa drill dengan full
4.1.3 Mengunci drill sebelum pindah ketitik
berikutnya
1. Persiapan peledakan 1.1 Orang bias masuk kedaerah peledakan 1.1.1 Training blast sentry Supervisor/Operator
karena miss komunikasi 1.1.2 Informasi blasting
1.1.3 Briefing persiapan blasting
1.1.4 Memberikan blast map ke setiap Road Blocker
1.1.5 Menentukan road blocker dan posisi
1.1.6 Menentukan CH komunikasi
1.1.7 Memindahkan alat diluar radius 300 meter
1.1.8 Mengevakuasi orang diluar radius 500 meter
2. Peledakan 2.1 Local shot 2.1.1 Hanya orang yang mempunyai wewenang yang
didijinkan berada di daearah Supervisor
1.2 Tertimpa material 1.2.1 Jangan berada pada blind spot dari Excavator
1.2.2 Jaga jarak aman antara Truck, Excavator dan Dozer dalam
bekerja (Ikuti High Risk Procedure mendekati Alat)
1.3 Kena bucket Excavator 1.3.1 Pada malam hari gunakan penerangan yang memadai
1.3.2 Sebelum bekerja check/pengenalan Lokasi oleh Pengawas
Thiess
2 Truck Loading Batubara 2.1 Terbalik 2.1.1 Memastikan HD Driver memiliki KIMPER yang sesuain Supervisor/Operator
dengan alat yang dioperasikan dan masih berlaku.
2.3 Kena bucket Excavator 2.3.1 Jaga jarak aman dari swing
3.2 Tertabrak 3.2.1 Lebar jalan 3,5 x lebar truck terbesar yang lewat
3.3 Tabrakan 3.3.1 Memastiakan terpasang guide post dan rambu yang
mencukupi untuk mengarahkan Truk
3.3.2 Mematuhi Pit Traffic Rules
3.3.3 Menjaga jarak pada saat beriringan
3.3.4 Laporkan sebelum bekerja saat overshift jumlah truk
yang akan masuk ke Stock Pile dan ikuti selalu rambu
dan petunjuk di lokasi
3.3.5 Pasang rambu prioritas pada pintu masuk dan keluar
Stock Pile
4 Dumping Batubara 4.2 Unit Truck terbalik 4.2.1 Pasang rambu prioritas pada pintu masuk dan keluar Supervisor/Operator
Stoke Pile
4.2.2 Pastikan Base dalam keadaan padat saat menurunkan
muatan
4.2.3 Pastikan Base baru telah kuat dan di survey basenya
Risk
Activity Hazards Potential Incident L C
Ranking
Risk
Activity Hazards Potential Incident L C
Ranking
Risk
Section Activity Hazards Potential Incident L C
Ranking
Risk
Aktivity Hazard Potencial Incident L C
Rangking
Risk
Aktivity Hazard Potencial Incident L C
Rangking
Risk
Aktivity Hazard Potencial Incident L C
Rangking
Hauling Dumptruck Kerusakan alat dan atau
batubara berinteraksi dengan cedera yang disebabkan
menuju Stock Dumptruck dan alat karena Dumptruck B 5 E
Pile bergerak lainnya di menabrak alat bergerak
jalan tambang lainnya.
Dumptruck Kerusakan alat dan atau
dikendarai melewati cidera orang yang
jalan yang licin, diakibatkan oleh unit B 2 H
bergelombang menabrak unit lain, atau
menabrak tanggul
Dumptruck Kerusakan alat dan atau
dikendarai melewati cedera yang disebabkan
jalan yang karena dumptruck terbalik C 3 H
kemiringannya
melebihi 10%
Risk
Aktivity Hazard Potencial Incident L C
Rangking