Anda di halaman 1dari 8

Nama : Vicky Andrian

NPM : 1411011137

Jurusan : Manajemen

Judul : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan


Perbankan yang GO PUBLIC di Bursa Efek Indonesia
Sebelum dan Setelah Merger dan Akuisisi Periode Tahun
2000-2012
Penulis : Okalesa, Yulia Efni, & Zulbahridar
Tahun : 2014
Jurnal : Jurnal Tepak Manajemen Bisnis

Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk menyelidiki kinerja perbankan di Indonesia
sebelum dan setelah pelaksanaan merger dan akuisisi dengan menilai 3 tahun
sebelum dan 3 tahun setelah merger dan akuisisi.

Hipotesis
H1 = Terdapat perbedaan CAR sebelum dan sesudah merger dan akuisisi
H2 = Terdapat perbedaan NPL sebelum dan sesudah merger dan akuisisi
H3 = Terdapat perbedaan ROA sebelum dan sesudah merger dan akuisisi
H4 = Terdapat perbedaan BOPO sebelum dan sesudah merger dan akuisisi
H5 = Terdapat perbedaan LDR sebelum dan sesudah merger dan akuisisi

Subjek Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang melakukan merger
dan akuisisi selama periode tahun 2000 – 2012 yaitu sejumlah 15 perusahaan.
Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling (Sulistyo, 2010)
dengan kriteria melakukan merger dan akuisisi selama periode tahun 2000 – 2012
dan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Metode Penelitian
Prosedur pengumpulan data menggunakan data sekunder. Data tersebut
bersumber dari laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bank Indonesia, literatur yang memuat informasi tentang perbankan, penelitian
terdahulu dan sumber-sumber terkait lainnya. Data sekunder diperoleh dari
Direktori Perbankan Indonesia (DPI), ICMD (Indonesian Capital Market Dir
ectory), laporan keuangan tahunan perusahaan, dan laporan lain yang relevan

Variabel
Variabel independen yang digunakan untuk mengukur kinerja yaitu : CAR(
Capital Adequacy Ratio), NPL (Non Performing Loan), ROA (Retun on Asset),
BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional) dan LDR ( Loan to
Deposit Ratio).

Teknik Analisis Data


Untuk menganalisis data penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknis
analisis laporan keuangan, sedangkan ukuran yang digunakan untuk mengukur
kinerja adalah dengan menggunakan ukuran rasio.

Hasil Penelitian
Kinerja perusahaan perbankan setelah merger dan akuisisi dari aspek permodalan
(CAR) tidak terdapat perbedaan dengan penelitian sebelumnya, dimana CAR
perusahaan perbankan mengalami penurunan namun masih dalam standar yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia. Akan tetapi untuk variable lain selain itu seperti
aspek aktiva produktif (NPL), aspek rentabilitas (ROA), aspek profitabilitas
(BOPO), dan aspek likuiditas (LDR) berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya.

Judul : Pengaruh Kepemilikan Manajerial Pada Agency Cost


Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2008-2012
Penulis : Ni Luh Gede Emy Lestari Dewi dan Putu Agus Ardiana
Tahun : 2014
Jurnal : E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial
terhadap agency cost dan perbedaan agency cost antara perusahaan yang dikelola
oleh manajer pemilik dan oleh nonmanajer-pemilik pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Subjek Penelitian
Berdasarkan pendekatan purposive sampling dengan kriteria dan ketersediaan data
yang dapat diobservasi, maka dari hasil pemilihan sampel diperoleh sampel
sebanyak 28 perusahaan yang manajernya memiliki proporsi kepemilikan saham
dan 77 perusahaan yang tidak memiliki proporsi kepemilikan saham,

Metode Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di PT. Bursa Efek Indonesia yang dilakukan dengan
mengakses situs resmi PT. Bursa efek Indonesia (www.idx.co.id) maupun
membaca dan mencatat yang ada pada Indonesian Capital Market Directory
(ICMD).

Variabel
Variabel agency cost diukur dengan selling and general administrative/SGA. SGA
merupakan proksi dari operating expense. Yang mengukur agency cost
berdasarkan selling and general administrative, yaitu rasio beban operasi
(operating expense) terhadap total penjualan (net sales).
Variabel Kepemilikan saham manajerial adalah persentase jumlah saham yang
dimiliki oleh eksekutif dan direktur (manajemen). Variabel ini akan dikuadratkan
sehingga didapatkan variabel Squared Managerial Ownership

Teknik Analisis Data


Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda dan juga menggunakan
uji asumsi klasik. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan uji independent t-
test untuk mengetahui perbedaan agency cost antara perusahaan yang dikelola
oleh manajer pemilik dan nonmanajer-pemilik.

Hasil Penelitian
Semakin tinggi kepemilikan manajerial, semakin tinggi biaya keagenan tetapi
hubungan kedua variabel ini tidak linear melainkan kuadratik atau parabolik.
Level kepemilikan manajerial lebih tinggi dari (sekitar) dua persen justru
meningkatkan nilai perusahaan (dilandasi oleh entrenchment hypothesis)
sedangkan level kepemilikan manajerial kurang dari (sekitar) dua persen dapat
menurunkan biaya keagenan (dilandasi oleh convergence of interest hypothesis).
Biaya keagenan yang terjadi di perusahaan yang dikelola oleh manajer yang juga
berstatus sebagai pemilik lebih tinggi secara signifikan daripada perusahaan yang
dikelola manajer yang tidak berstatus sebagai pemilik

Judul : Determinants Of Dividend Policy Of Public Listed Companies


In Malaysia
Penulis : Yusniliyana Yusof dan Suhaiza Ismail
Tahun : 2016
Jurnal : Jurnal Emerald Insight
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki faktor penentu kebijakan dividen
publik perusahaan yang terdaftar di Malaysia. Faktor-faktor diteliti dalam
penelitian ini meliputi laba, arus kas, arus kas bebas, tingkat utang, pertumbuhan,
investasi, pemegang saham terbesar, risiko dan dividen

Hipotesis
Berdasarkan kerangka teoritis model Lintner, sinyal teori, teori biaya agensi, dan
bukti-bukti dari penelitian sebelumnya berikut hipotesis yang dinyatakan dalam
bentuk alternatif dikembangkan untuk menentukan faktor-faktor yang
mempengaruhi kebijakan dividen dari perusahaan yang terdaftar di Malaysia:
H1 . Ada efek positif dari laba pada kebijakan dividen perusahaan.
H2. Ada efek positif dari arus kas pada kebijakan dividen perusahaan.
H3. Ada efek positif dari arus kas bebas pada kebijakan dividen perusahaan.
H4. Ada efek negatif dari utang pada kebijakan dividen perusahaan.
H5. Ada efek positif dari peluang pertumbuhan pada kebijakan dividen
perusahaan.
H6. Ada efek negatif dari peluang investasi pada kebijakan dividen perusahaan.
H7. Ada efek positif ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen perusahaan.
H8. Ada efek positif dari pemegang saham terbesar pada kebijakan dividen
perusahaan.
H9. Ada efek negatif dari risiko perusahaan pada kebijakan dividen perusahaan.
H10. Ada efek positif dividen tertinggal pada kebijakan dividen perusahaan

Subjek Penelitian
Sampel penelitian ini atas 200 perusahaan yang terdaftar di Main Market of Bursa
Malaysia berdasarkan kapitalisasi pasar per 31 Desember 2010. Studi meliputi
periode 2006-2010. Diutamakan untuk memilih perusahaan besar karena memiliki
kecenderungan yang lebih besar membayar dividen kepada pemegang saham
Selain itu, dari 200 perusahaan tersebut, 53 perusahaan dikeluarkan karena
beberapa alasan, seperti perusahaan belum terdaftar di Bursa Malaysia dari 2006
hingga 2010, perusahaan belum membayar dividen selama masa studi dan
mengesampingkan keuangan riil. Hasilnya terdapat 147 perusahaan yang
termasuk dalam studi ini.

Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari situs Bursa
Malaysia (www.bursamalaysia.com)
Variabel
Variabel independen untuk penelitian ini meliputi pendapatan, tertinggal dividen,
arus kas, arus kas bebas, utang, ukuran, pertumbuhan perusahaan, peluang
investasi, risiko perusahaan dan pemegang saham terbesar, sementara kebijakan
dividen adalah variabel dependen

Teknik Analisis Data


Data dianalisis dengan menggunakan versi EViews 6.0 software. Analisis regresi
dilakukan dengan menggunakan efek tetap dan acak dan dikumpulkan dengan
metode kuadrat terkecil.
Analisis awal korelasi dan kesalahan standar yang kuat dari efek tetap dan efek
acak menunjukkan bahwa data bebas dari multikolinearitas dan
heteroskedastisitas masalah.

Hasil Penelitian
Penelitian ini meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen dari
perusahaan yang terdaftar di Malaysia. Menggunakan 200 perusahaan teratas yang
tercatat di Main Market of Bursa Malaysia, studi ini menemukan bahwa
pendapatan, utang, peluang investasi, ukuran dan pemegang saham terbesar secara
signifikan mempengaruhi kebijakan dividen.

Judul : Dampak Kepemilikan Managerial, Large External


Shareholders Terhadap Struktur Modal Dalam Perspektif
Teori Keagenan
Penulis : Sri Sudarsi
Tahun : 2008
Jurnal : Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Stikubank Semarang

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris tentang efek
kepemilikan oleh Large External Shareholders pada struktur permodalan
perusahaan, dan juga untuk menganalisis efek interaksi antara kepemilikan
manajerial dan kepemilikan oleh Large External Stakeholders pada struktur
modal.

Hipotesis
H1 : Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap tingkat utang
H2 : Kepemilikan Large External Shareholders berpengaruh negatif terhadap
tingkat utang
H3 : Keberadaan Large External shareholders akan melemahkan hubungan yang
positif antara kepemilikan manajerial dengan tingkat utang

Subjek Penelitian
Subjek yang digunakan adalah perusahaan industri manufaktur yang listed di
Bursa Efek Jakarta pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan
Sumber data berasal dari database pasar modal Fakultas Ekonomi UGM,
www.jsx.co.id serta sumber lain yang terkait. Data yang dikumpulkan adalah data
historis dari periode tahun 2000 sampai dengan tahun 2005.

Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam pemilihan sampel dengan menggunakan metode
purposive sampling yaitu pemilihan sampel yang mendasarkan pada kriteria-
kriteria tertentu. (Cooper dan Schindler, 2003). Kriteria penelitian yang digunakan
untuk memilih sample perusahaan industri manufaktur yang eksis BEJ selama
periode pengamatan, memiliki informasi kepemilikan manajerial dan memiliki
kebijakan utang jangka panjang dan jangka pendek

Variabel
Variabel dependen menggunakan rasio utang (Debt Ratio) yang merupakan
pendekatan pengukuran struktur modal yang menunjukkan proporsi utang
terhadap modal keseluruhan.
Variabel independen menggunakan kepemilikan manajerial yang diberi simbol
MAN yang merupakan persentase saham yang dimiliki oleh manajer atau direksi.
Kepemilikan manajerial merupakan pemegang saham dari pihak manajer dan
direksi yang secara aktif terlibat dalam pengambilan keputusan,

Teknik Analisis Data


Analisis dalam penelitian ini digunakan menggunakan program SPSS. Pengujian
terhadap hipotesis dilakukan dengan regresi (OLS) yang pada dasarnya setelah
deteksi outlier dan uji pelanggaran asumsi klasik. Uji asumsi klasik meliputi uji
multikolonieritas yang bertujuan untuk menguji adanya korelasi antar variabel
bebas (independen)

Hasil Penelitian
Perusahaan yang memiliki struktur kepemilikan manajerial terpusat
(terkonsentrasi) maka kepemilikan manajerial yang besar tidak begitu
berpengaruh terhadap kebijakan utang. Hal ini disebabkan karena kepemilikan
saham perusahaan di Indonesia yang relative terkonsentrasi (closely held). Artinya
bahwa struktur kepemilikan manajerial yang terkosentrasi, tidak mempengaruhi
kebijakan utang, kebijakan utang dilakukan manajer atas persetujuan Komisaris
Judul : RETURN DAN RISIKO SAHAM PADA PERUSAHAAN
PERATA LABA DAN BUKAN PERATA LABA
Penulis : Dwi Putra R.A. dan Wiwin Rahmanti
Tahun : 2013
Jurnal : Jurnal Dinamika Akuntansi

Tujuan Penelitian
Penelitian ini mencoba untuk menguji perbedaan risiko investasi dan return antara
perusahaan manufaktur perata dan bukan perata laba yang terda ar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2009-2011.

Hipotesis
Ha1: Rata-Rata return antara perusahaan perata laba dengan perusahaan bukan
perata laba berbeda.
Ha2: Risiko saham antara perusahaan perata laba dengan perusahaan bukan perata
laba berbeda

Subjek Penelitian
Populasi penelitian adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Penentuan sampel dilakukan dengan metode purposive sample,
sehingga dapat diperoleh sampel yang mewakili sesuai dengan kriteria-kriteria
yang ditetapkan. Kriteria-kriteria perusahaan yang menjadi sampel-sampel
penelitian merupakan perusahaan manufaktur yang terdiri dari sektor industri
dasar dan kimia, sector aneka industri, dan sektor industri barang konsumsi,
terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2009 atau sebelumnya dan
mempublikasikan laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember
secara lengkap untuk tahun 2009-2011 dan perusahaan tidak mengalami kerugian
untuk tahun 2009-2011.

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder perusahaan publik yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu data saham (data yang digunakan adalah beta
saham, dan harga tutupan saham per bulan (closing price) untuk menghitung rata-
rata return saham tahunan) dan data akuntansi (data yang digunakan adalah nilai
penjualan bersih, laba operasional, laba sebelum pajak, dan laba bersih setelah
pajak).
Data tersebut diperoleh dari Indonesian Market Capital Directory (ICMD), IDX
Statistics, www.finance.yahoo.com dan pojok BEI. Periodisasi data penelitian
mencakup data tahun 2009, 2010, dan 2011 yang dipandang cukup mewakili
kondisi Bursa Efek Indonesia yang relatif stabil dan normal. BEI dipilih sebagai
narasumber utama untuk penelitian ini karena BEI merupakan pasar saham yang
ada di Indonesia.

Variabel
Variabel independen dari penelitian ini adalah return dan beta. Sedangkan
perataan laba adalah variable dependen.

Teknik Analisis Data


Setelah mengetahui nilai rata-rata return dan beta seluruh perusahaan sampel,
maka berikutnya dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan metode
kolmogorov-smirnov test. Metode ini dipilih karena .tujuan pengujian ini adalah
untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
berdistribusi normal atau tidak.

Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Salno dan Baridwan (2000) yang
menyatakan tidak ada perbedaan return saham antara perusahaan perata laba
maupun bukan perata laba.
Sedangkan untuk resiko saham, ada perbedaan antara perusahaan perata laba
maupun bukan perata laba. Resiko saham rata-rata perusahaan perata laba lebih
rendah daripada perusahaan bukan perata laba.

Anda mungkin juga menyukai