ii
10. Asep Miftahuddin
SCOPUS ID: 57216936988, Universitas
Padjadjaran, Indonesia
11. Hayat,
Scopus ID: 57216270482, Universitas
Islam Malang, Indonesia
12. Muhammad Arfin Muhammad Salim,
Scopus ID: 57195345354, Politeknik
Pariwisata Makassar, Indonesia
13. Faurani Santi Singagerda,
Scopus ID: 57201670863, Institute
Business and Informatics Darmajaya,
Indonesia
iii
Pariwisata Bandung, Indonesia
12. Dr. Rahmi Setiawati
Scopus ID: 57192942985, Universitas
Indonesia, Indonesia
13. Yuliani Dwi Lestari, PhD
Scopus ID: 55766034400, Universitas
Indonesia, Indonesia
14. Nono Wibisono, PhD
Scopus ID: 57193737671, Politeknik
Negeri Bandung, Indonesia
15. Dr. BA (Hons)., Marcella Suryana,
MM.Par
Scopus ID: 57211457469, Politeknik
Negeri Bandung, Indonesia
16. Dwiesty Dyah Utami, S.ST.Par., MM.Par.,
M.Sc
Scopus ID: 57216290194, Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung, Indonesia
iv
DAFTAR ISI
◙ COVER i
◙ SUSUNAN REDAKSI ii - iv
◙ DAFTAR ISI v
v
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
Aprih Santoso
Fakultas Ekonomi, Universitas Semarang
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh kualitas pelayanan terhadap pembelian jasa
wisata dengan persepsi harga sebagai variabel moderasi pada obyek wisata Goa Kreo
Semarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini
adalah masyarakat pengunjung berusia di atas 17 tahun yang melakukan pembelian jasa
wisata pada obyek wisata Goa Kreo Semarang, yang jumlahnya tidak diketahui. Penelitian
ini menggunakan rumus Slovin (1960) untuk menghitung jumlah sampel minimal jika
sebuah populasi tidak diketahui dengan pasti. Pengambilan sampel menggunakan metode
accident sampling dan sampelnya berjumlah100 orang. Alat analisis yang digunakan adalah
uji multikolonieritas, uji hipotesis (uji t), dan uji koefisien determinasi (R2 ). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pembelian jasa pada obyek wisata Goa Kreo Semarang dan persepsi harga mampu
memperkuat hubungan antara kualitas pelayanan dengan pembelian jasa wisata.
Abstract
The research objective was to examine the effect of service quality on the purchase of
tourism services with price perceptions as a moderating variable on the tourist attractions
of Goa Kreo Semarang. This study used a quantitative approach. The population of this
study was the visitor society aged over 17 years who purchased tourist services at the Goa
Kreo tourist attraction in Semarang, where the number is unknown. this study, using the
Slovin (1960) formula to calculate the minimum sample size if a population is not known
with certainty. The sampling method was accident sampling and the sample was 100
people. The analytical tools used are the multicollinearity test, hypothesis test (t-test), and
determination coefficient test (R ^ 2). The results showed that service quality had a positive
and significant effect on the purchase of services at Goa Kreo Semarang and price
perceptions were able to strengthen the relationship between service quality and purchase
of tourist services.
Keywords: tangible; empathy; prices; purchases; travel
1
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
2
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
3
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
4
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
suatu bentuk usaha dari obyek wisata Goa R² mempunyai angka yang tinggi atau
Kreo Semarang untuk mewujudkan mendekati satu.
pembelian dari masyarakat dan
komitmen yang dimiliki obyek wisata HASIL DAN PEMBAHASAN
Goa Kreo Semarang dalam melayani
masyarakat, sehingga dapat mendorong Statistik Deskriptif
terjadinya pembelian. Indikator kualitas
pelayanan (Lupiyoadi, 2016), terdiri atas Tabel 1 Statistik Deskriptif
keandalan (reliability); keresponsifan Std.
(responsiveness); jaminan/kepastian Mean Deviation N
Pembelian 7.2581 6.03421 100
(assurance); bukti fisik (tangibles); Persepsi Harga 2.4792 1.83597 100
empati (empathy). Kualitas Pelayanan .2451 .23072 100
Harga merupakan sejumlah uang
atau nilai uang yang akan dikeluarkan Tabel di atas yang merangkum
untuk mendapatkan jasa yang dibeli pada hasil dari data statistik deskriptif, nilai
obyek wisata Goa Kreo Semarang. rata-rata pembelian sebesar 7,2581 dan
Indikator harga (Swastha, 2014) terdiri nilai standar deviasi = 6,03421 < 7,2581
atas tingkat harga; potongan harga; (nilai rata-ratanya) yang artinya data
waktu pembayaran; syarat pembayaran; kurang bervariasi karena nilai standar
dan harga sesuai kualitas jasa (Swastha, deviasi lebih kecil daripada nilai rata-
2014). rata. Semakin besar nilai rata-rata dari
standar deviasi, maka semakin besar
Alat Analisis jarak rata-rata setiap unit data terhadap
Uji Multikolonieritas rata-rata hitung (mean). Ini dikarenakan
Uji ini bertujuan mengetahui nilai standar deviasi dihitung sebagai
apakah dalam model regresi ditemukan rata-rata jarak semua data pengamatan
korelasi antarvariabel bebas dengan terhadap titik mean. Disisi lain, jika nilai
kriteria jika VIF kurang dari 10, standar deviasi 0 (nol), ini menandakan
tidak terjadi multikolonieritas. data pengamatan homogen, semua data
memiliki nilai yang identik.
Uji Regresi (Uji hipotesis – uji t) Nilai rata-rata persepsi harga
Sugiyono (2017) menyatakan, uji sebesar 2,4792 dan nilai standar deviasi =
hipotesis digunakan untuk menguji 1,83597 < 2,4792 (nilai rata-ratanya)
pengaruh variabel independen secara yang artinya tidak terjadi penyimpangan
parsial terhadap variabel dependennya data. yang artinya data kurang bervariasi
dengan syarat apabila nilai signifikan karena nilai standar deviasi lebih kecil
kurang dari 0,05, secara parsial variabel daripada nilai rata-rata. Semakin besar
independen berpengaruh terhadap nilai rata-rata dari standar deviasi, maka
variabel dependen sehingga hipotesis semakin besar jarak rata-rata setiap unit
alternatif (Ha) diterima (koefisien regresi data terhadap rata-rata hitung (mean). Ini
signifikan) dan Ho ditolak. dikarenakan nilai standar deviasi
dihitung sebagai rata-rata jarak semua
Uji Koefisien Determinasi (𝐑𝟐 ) data pengamatan terhadap titik mean.
Koefisien determinasi (R2 ) Disisi lain, jika nilai standar deviasi 0
digunakan untuk menggambarkan (nol), ini menandakan data pengamatan
kemampuan model dalam menjelaskan homogen, semua data memiliki nilai
variasi yang terjadi pada variabel yang identik.
dependen. Nilai R² adalah dari 0 (nol) Nilai rata-rata kualitas pelayanan
dan 1 (satu). Nilai R² dikatakan baik jika sebesar 0,2451 dan nilai standar deviasi =
0,23072 < 0,2451 (nilai rata-ratanya)
5
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
6
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
7
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
8
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
Abstract
This paper aims to analyze the use of virtual reality (VR) in the wake of the COVID-19
pandemic to increase destination sustainability and explore the authenticity of VR
experiences as a substitute for real-life experiences. It begins by giving a brief background
of the effect of the COVID 19 crisis on the tourism industry. Then archival research or
document review is used to collect the data, it may, therefore, be analyzed through a
thematic and content analysis. This paper showed VR as a viable instrument to promote the
sustainability of tourist destinations not only from an environmental and cultural
perspectives but also from the economic aspect of host communities through the
development of alternate forms of income. Moreover, the use of VR may mitigate the
possibility of virus spreading, increase destination sustainability and provide another option
for a wider audience of visitors to see how prospective and worthy the sites are.
9
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
infectious disease. Many countries have This then leads to the question of
adopted lockdown procedures and travel when will tourism activities go back to
restrictions to shrink the number of normal. The term virtual reality has been
confirmed cases and the death rates. touted as an alternative solution that can
These procedures have reduced the be used to increase the destination’s
number of international visitors. adaptability and continuity at the same
According to UNWTO (2020), time to enhance its competitive
Travel and Tourism are the most advantage during the pandemic. Virtual
impacted sectors during this reality refers to a computer-generated
unprecedented global health emergency. simulation (Mitchell, 2020). This
The number of international visitors artificial intelligence generates a
declined almost three-fourths (72%) dynamic three-dimensional object that
from January to October 2020. This simulates artificial environments where
reduction has also impacted export users may see the sites in a holistic
revenues of international tourism at 935 manner (Mitchell, 2020). Following are
billion. This was 10 times larger than that some studies that discussed the use of
of in 2009 where the global economic virtual reality in tourism destination
crisis occurred (UNWTO, n.d.). areas, including its implication. The first
According to the data obtained one is, Shaikh et al., (2018) previous
from UNWTO (n.d.), there are at least research found that there are some
five factors that have weighed the benefits and drawbacks of using VR
recovery of international tourism during applications. It is said that VR may act as
the pandemic. These are travel an instrument in providing another
restrictions with the highest proportion at dimension that enables tourists to
around four-fifths (79%), followed by experience destinations through the
slow virus containment that stood at application. The use of 360-degree
68%, economic environment, and lack of videos and images may enhance tourist
coordinated responses among the experiences towards the vacation spots
countries which was a compromise of (Shaikh et al., 2018). Though, the
38% and 37 % respectively. Next was importance of the human senses and the
slow consumer confidence 31 % and concepts of immersion and presence need
slow flight resumption 20%, and others at to be scrutinized at some point. Another
4%. research related to the use of VR-related
tourism activities is done by Guttentag
(2010). This article evolves the idea of
tourist’s attitudes towards the
authenticity of VR-related tourism
activities.
It could be argued that this
technological innovation may eliminate
the possibility of the virus spreading and
transform the destination into more
resilient. However, is it true that this
virtual reality can inspire and substitute a
real experience for its users? (Guttentag,
2010; Shaikh et al., 2018). Therefore, this
Figure 1. The main factors affecting
International Tourism recovery (Source:
paper will consider some arguments
UNWTO n.d.) related to the idea of virtual reality in the
wake of the pandemic and how it may
10
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
11
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
impacting the natural environment degrading them. Still, one might quite
(Schaffer et al., 2018). naturally question the economic viability
What is more, virtual tourism may of local people. According to Guttentag
also prevent excessive tourism in (2008), host community members
favorable destinations where real-life involved in tourism, such as tour guides,
tourism may degrade the sustainability tour operators, restaurant owners, hotel
aspects of local cultures, historical icons employees, and souvenir vendors, would
and often generate anti-tourist attitudes face a dearth of real clients. This may
growth among host communities. Loads affect the economic perspective of locals
of tourists may induce assimilation and who mostly rely on physical tourism
inadvertently weaken the authenticity of activities as their main income. Hence, an
the indigenous cultures by which a local alternate form of income should be
culture may lose many of its core developed to support the host community
elements. Also, cultural commodification during the pandemic (Itani & Hollebeek
has become another issue, where tourism 2021). Perhaps marketers can recognize
turns local cultures into the commodity the possibility to translate VR content
(Shepherd, 2002). As often this culture is into a purchase intention while
commodified by altering the initial maintaining the magnetism of real
meanings and values (Shepherd, 2002). traveling and encouraging those
Locals are forced to live and behave in wandering thirst to travel (Sarkady et al.,
particular conditions to meet tourists’ 2021).
expectations (Bauer, 2008). Bauer (2008)
mentions when locals try to emulate The authenticity of virtual reality
tourists whether in lifestyle, behavior, or experiences
languages. They constantly stir up the Low consumer confidence and
‘demonstration effect’ in which local slow virus containment during the
communities might lose their cultural pandemic have become some of the
identity and changes in traditional components that weighed International
lifestyles. It could be argued that some tourism recovery (UNWTO n.d.).
sacred areas, sites, or practices may not Fearing the risk of the virus spreading
be respected when these objects become during vacation may freeze tourist
a part of tourism commodities. Indeed, a motivation to visit new places. Virtual
double discourse of value is always reality could help to open the possibilities
shadowing this practice, for users to visit desirable destinations
without worrying about the
“on the one hand, Smith explains in pandemic. VR may promote the health
Detloff (2016), there is the discourse of and safety of travelers as they virtually
economic theory: money, commerce, travel to various destinations from home
technology, industry, production and (Chirisa et al., 2020). One destination
consumption, workers and consumers. that has used artificial intelligence in its
On the other hand, there is the discourse tourism-related activities is Uluru Kata
of aesthetic axiology: culture, art, Tjuta National Park Australia (Parks
genius, creation, appreciation, artists, Australia n.d.). Through virtual reality,
and connoisseurs.” users may experience the geographical
aspects of UKTNP without personally
VR offers a more sustainable way visiting the place (Parkaustralia.gov.au
of traveling (Schaffer et al., 2018) where n.d.). VR allows virtual visitors to
users can appreciate the environment and encounter a dynamic 360-degree
socio-cultural aspects of locals without visualization with vivid imagery that
12
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
13
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
15
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
Abstract
Covid-19 is a lethal virus that is being faced by the world. Many sectors are affected by the
virus, including the marine tourism industry and all people who work in this industry. This
study aimed to investigate the impact of Covid-19 on souvenir traders in the marine tourism
area in Indonesia. The researchers used a qualitative method to collect the data and
descriptive analysis to analyze the data. The findings show that Covid-19 has detrimentally
affected souvenir traders in marine tourism areas in Indonesia as they lost nearly 100% of
their income from tourist visits. To overcome this income deficit, most of them choose to
switch professions to become farmers, fishermen, seaweed farmers, and antiseptic gel
makers.
16
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
increase. This condition makes the companies, and other travel documents
Indonesian government continue to enact such as official identity cards. Even this
policies related to this pandemic. It regulation is also applied in Indonesia.
begins with an appeal to stay at home for From those things, it means that people
only 2 weeks last March, but until now cannot leave or enter Indonesia as freely
Indonesian people are still being asked to as before.
stay at home. According to an official The travel ban, which leads to
report in https://covid19.go.id/, the access restrictions, brings about further
number of positive corona cases in impacts on the tourism industry in
Indonesia reached 23,165 on May 26, Indonesia as this regulation directly
2020. As many as 5,877 patients recover diminishes the number of travelers, either
from this disease reach, while 1.418 domestic or foreign. To prevent the
patients die. The people who were spread of Covid-19, several tourism
initially encouraged to stay at home for departments have instructed to
only 2 weeks now have to be patient temporarily close almost all tourism
again because the policy continues to be destinations in their regions, including
extended. Starting March 2020, the marine tourism attractions. Based on
government ordered many institutions, (Asnida Riani, 2020), Lovina and
including those in the education sectors, Pandawa beaches in Bali have been
to Study from Home or Work from Home closed since March. Not only that (Imam
to prevent the spread of this virus. In Rosidin, Robertus Belamirnus, 2020)
addition, many public places that are also said that Kuta beach and all
usually busy and crowded such as attractions in Badung, Bali were also
shopping malls, tourist attractions, and closed. Other tourist objects such as
places of worship are also on temporary Sayang Heulang beach in West Java were
closure. also closed (Fitri Nursaniyah, 2020), and
Furthermore, on the official several beaches in Gunung Kidul were
website of the Covid-19 countermeasure also closed by the Gunung Kidul
in Indonesia concerning the PSBB Regency Government (antaranews.com,
(Large-Scale Social Restrictions) which 2020).
makes the school be shut down, Anis Indonesia is the largest
Baswedan will extend the policy to 4 archipelagic country in the world with
June 2020. In Jakarta itself, per the DKI 17,499 islands across the equator. With
Jakarta Governor Regulation (Pergub) 81,000 km of coastline, tourists can find
Number 47 the Year 2020 regarding Exit countless marine tourism spots in
Permit (SIKM), which regulates the Indonesia (West Java Government,
obligations that must be fulfilled by 2017). To Indonesia, these marine tourist
citizens who will enter the DKI Jakarta attractions are very important to support.
Province. The letter said that those who Quoted from Suara.com, maritime
were permitted were health, finance, tourism in Indonesia donated 1 billion US
logistics, strategic industries, food, dollars in 2019. (Akhdi Martin Pratama,
energy, hospitality, construction, Erlangga Djumena, 2019) released that at
communication, and information the end of 2019 the tourism sector could
technology, the fulfillment of daily reap foreign exchange totaling 17.6
needs, basic services, public utilities, and billion (Rp246.4 trillion) through the
industries determined as objects national program 10 Bali Baru, 7 of the 10
vital and certain objects. Other destinations are marine tourism including
requirements such as health certificates, Tanjung Kelayang (Belitung), Tanjung
Swab Polymerase Chain Reaction (PCR) Lesung (Banten), Mandalika (West Nusa
tests, official letters from agencies or Tenggara), Labuan Bajo (East Nusa
17
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
18
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
19
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
attractions including Parangtritis Beach. for sale also have different variations.
This makes the income of traders in Souvenirs are sold at the zoo in the form
Parangtritis Beach shows IDR 0 (Pertana, of animal t-shirts, key chains, sandals,
2020). dolls, mugs, and stickers. Prices set by
Not only in Parangtritis Beach, souvenir sellers at the zoo tour are around
traders in Kuta Beach, Bali, also IDR 10,000- 68,000. The data is based on
complained about the lack of tourists the recognition of one of the officers at
there. One souvenir merchant who was the Harsum Souvenir Kiosk in Ragunan
there said that in a day usually gets a Wildlife Park, Jakarta
profit of Rp. 600,000 - Rp. 400,000 in a (TRIBUNNEWS.COM, 2012). With the
day in November or December 2019 ago, existence of this pandemic, in March
but with the existence of this pandemic, 2020 the DKI Jakarta Provincial
tourist visits in the art market declined Government even had to close Ragunan
dramatically (Merdeka.com, 2020). Wildlife Park, Jakarta (Grandyos Zafna,
The absence of visitors was also 2020). This causes no tourist visits to
felt by ArtShop traders in Sanur Beach, simply see the animals that exist,
Bali. There are only a few local tourists especially to buy souvenirs that are sold
and 2 foreign tourists who still survive in there.
Bali. Usually, Sanur Beach Bali is never In religious tourism, souvenirs that
empty of visitors and is always crowded are sold are also diverse such as prayer
(NusaBali.com, 2020). However, due to beads, gloves, kopyah, shirts, and key
the impact of Covid-19, tourists choose chains, calligraphy, paintings, or posters
to stay at home. This makes the income about religious figures (JawaPost.com,
of souvenir traders who are around Sanur 2018). The price range in the souvenir is
Beach, Bali, suffered a substantial loss IDR 5,000 - 90,000. One example of
due to the lack of income from the sale of religious tourism that is visited every day
souvenirs. is the Gusdur Grave Tourist Area.
To improve this condition, some Besides being able to make a pilgrimage
souvenir sellers choose to sell their at Gus Dur’s grave, tourists can also shop
personal belongings to survive, as said by for souvenirs. One of the visitors said that
one of the souvenir traders in Parangtritis the selling price of souvenirs there is
Beach (Pertana, 2020). Not only that, but cheap and has a large selection of items
government assistance also came to help (FACTUALNEWS.CO, 2018).
the economy and lighten the burden of However, due to the pandemic that is
traders around the Kebumen beach such being experienced by the Indonesian
as Logending Beach, Karangbolong state, based on the Circular Letter (SE) of
Beach, Suwuk Beach, Petanahan Beach, Tebuireng Ponpes number 1524 / I / HM
and Leguna Lembupurwo Beach by 00 01 / PENG / 2020 dated March 14,
providing food packages (Heksantoro, 2020, the tomb of Gus Dur must be
2020). One of the residents in Nusa temporarily closed until an indefinite
Penida, Bali, also said that many had time. This has led to the absence of
switched professions because of the tourists and also the purchase of
covid-19 to become farmers, fishermen, souvenirs (detikcom, 2020).
and seaweed farmers (BALIPOST.com, In addition, historical tourism in
2020). Rumah Rumpu Laut (RRL) even Indonesia is also quite a lot considering
produces antiseptic gel at an affordable the many tragedies that befell the
price so that it can increase sales turnover Indonesian state before and after them.
(kumparan.com, 2020). One example of historical tourism in
In other tourist attractions, namely Indonesia which is quite famous is the
animal husbandry attractions, souvenirs historical tourism monument. In the
20
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
21
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
tourism industry has decreased, it will tourism, historical tourism, zoo tourism,
affect other industries such as hotels, and marine tourism in particular.
transportation, restaurants, and souvenirs Souvenir merchants themselves are also
(Fajar, 2020). expected to have innovations for other
The researchers found not only a jobs as a substitute for jobs other than
profound impact but also the effect of the selling souvenirs. One of the innovations
decline in souvenir sales in economic and that suitable for this current situation is
social aspects. From the economic point that souvenir traders can take advantage
of view, Covid-19 makes some souvenir of technology to market their
traders decrease such as the financial. merchandise online. It can be done so that
The researcher can analyze that based on souvenir traders can still sell and promote
the data that have been written above. their merchandise in the current
Moreover, it also happens in social pandemic situation.
impact. Many corporations have to
decide on lay off the workers due to those BIBLIOGRAPGHY
pandemics. This is done by the souvenir
company because there are no consumers Akhdi Martin Pratama, Erlangga Djumena.
or buyers. It is making the company does (28. July 2019). Sektor Pariwisata
not have money to pay its workers. Ditargetkan Raup Devisa Rp 246
Besides, there are changes in the sales Triliun di 2019. KOMPAS.COM:
https://money.kompas.com/read/2019
system. Initially, souvenir sellers were
/07/28/172200726/sektor-pariwisata-
selling by opening shops or directly ditargetkan-raup-devisa-rp-246-
marketing them. However, now souvenir triliun-di-2019-
sellers have to replace the sales system Antaranews.com. (24. March 2020). Pemkab
with the online market. Gunung Kidul tutup seluruh objek
With the research and accurate wisata pantai. Haettu 14. June 2020
news from other sources mentioned osoitteesta
above, researchers found a similarity. Andinata, S. (2010). Identifikasi Produk
The coronavirus does have a bad impact Khas Semarang Yang Potensial
on the world of tourism, one of them is an Dikembangkan Menjadi Souvenir
Kota Semarang. Doctoral dissertation,
effect on the tourism support sector, such
Prodi Manajemen Unika
as the souvenirs industry. Soegijapranata), 2.
Asnida Riani. (23. march 2020). Daftar Objek
CONCLUSIONS AND Wisata, Restoran, dan Beach Club di
SUGGESTIONS Bali yang Tutup Sementara Akibat
Corona COVID-19. LIPUTAN6:
The research concludes that https://m.liputan6.com/lifestyle/read/
Covid-19 does affect the tourism sector, 4209394/daftar-objek-wisata-
especially in the sale of souvenirs. restoran-dan-beach-club-di-bsli-
Souvenir merchants in the marine yang-tutp-sementara-akibat-corona-
covid-19
tourism area are very affected, with 0%
Balipost.com. (9. March 2020). Wisman
data purchase of souvenirs in the marine Seoi, Warga Nusa Penida Alih
tourism area in Indonesia. This study also Profesi. BALIPOST.com:
aims to determine the impact of Covid-19 http://www.balipost.com/news/2020/
on souvenir traders in the marine tourism 03/09/10852
area. With this research, it is expected CNN Indonesia. (23. February 2020). Wisata
that the government may immediately Sejarah Modal 'Goceng' di Monas.
take action to improve the economy of CNN Indonesia:
souvenir merchants in the tourism area, https://www.cnnindonesia.com/gaya-
including temple tourism, religious hidup/20200221215120-269-
22
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
477001/wisata-sejarah-modal- https://jogja.idntimes.com/travel/desti
goceng-di-monas nation/daruwaskita/30-ribu-
Detikcom. (14. March 2020). Cegah wisatawan-padati-pantai-parangtritis-
Penyebaran Corona, Begini Kondisi saat-libur-tahun-baru/1
Monas yang Ditutup Anies. detikcom: Imam Rosidin, Robertus Belamirnus. (1.
https://news.detik.com/berita/d- April 2020). Cegah Covid-19 Meluas,
4938733/cegah-penyebaran-corona- Pantai Kuta dan Seluruh Obyek
begini-kondisi-monas-yang-ditutup- Wisata di Badung Ditutup.
anies KOMPAS.COM:
Detikcom. (15. march 2020). Cegah Potensi https://regional.kompas.com/read/202
Penyebaran Corona, Wisata Religi 0/04/01/11170391/cegah-covid-19-
Makam Gus Dur Ditutup. detikcom: meluas-pantai-kuta-dan-seluruh-
https://news.detik.com/berita-jawa- obyek-wisata-di-badung-ditutup
timur/d-4939864/cegah-potensi- JawaPost.com. (24. Desember 2018). Wisata
penyebaran-corona-wisata-religi- Religi Makam Gus Dur; Tersedia
makam-gus-dur-ditutup Banyak Merchandise. JawaPost.com:
Faktualnews.co. (18. MARCH 2018). https://radarjombang.jawapos.com/re
Asyiknya Belanja di Pusat Oleh-oleh ad/2018/12/24/110059/wisata-religi-
Kawasan Wisata Makam Gus Dur. makam-gus-dur-tersedia-banyak-
FAKTUALNEWS.CO: merchandise
https://faktualnews.co/2018/03/18/as Jo souvenir. (14. october 2018). Informasi 5
yiknya-belanja-pusat-kawasan- Daftar Souvenir Unik dari Candi
wisata-makam-gus-dur/71989/ Prambanan. josouvenir.com:
Fitri Nursaniyah. (25. Mei 2020). Cegah https://josouvenir.com/informasi/daft
Penyebaran Corona dari Wisatawan, ar-souvenir-candi-prambanan
Pantai Sayang Heulang Garut Ditutup Kompas.tv. (2020, April 21). Dampak Covid-
Sementara. PRBandungrayacom: 19 Toko Oleh-oleh Sepi Pengunjung.
https://prbandungraya.pikiran- Retrieved from KOMPAS.TV:
rakyat.com/jawa-barat/pr- https://www.kompas.tv/article/77167/
26388679/cegah-penyebaran-corona- dampak-covid-19-toko-oleh-oleh-
dari-wisatawan-pantai-sayang- sepi-pengunjung
heulang-garut-ditutup-sementara Kompas.com. (29. december 2019). Kawasan
Grandyos Zafna. (14. March 2020). Kebun Monas Ramai Pengunjung saat Libur.
Binatang Ragunan Ditutup Imbas KOMPAS.com:
Corona. detikcom: https://foto.kompas.com/photo/read/2
https://travel.detik.com/fototravel/d- 019/12/29/15776261695cc/1/Kawasa
4938859/kebun-binatang-ragunan- n-Monas-Ramai-Pengunjung-saat-
ditutup-imbas- Libur
corona/3/#detail__photo Kumparan.com. (1. Mei 2020). Tenant
Hadiwardoyo, W. (2020). KERUGIAN Incubie IPB Tetap Berproduksi di
EKONOMI NASIONAL AKIBAT Masa Pandemi COVID-19 Sambil
PANDEMI COVID-19. Baskara, 83- Berbagi. kumparan.com:
92. https://kumparan.com/news-release-
Heksantoro. (23. April 2020). Pedagang di ipb/tenant-incubie-ipb-tetap-
Objek Wisata Kebumen Dapat berproduksi-di-masa-pandemi-covid-
Sembako Selama Corona. 19-sambil-berbagi-
detikTravel: 1tKSVUq5dL3/full
https://travel.detik.com/travel- Merdeka.com. (13. March 2020). Para
news/d-4987767/pedagang-di-objek- Pedagang Keluhkan Sepinya Turis di
wisata-kebumen-dapat-sembako- Kuta Bali. Merdeka.com:
selama-corona https://www.merdeka.com/peristiwa/
IDN Times. (1. january 2020). 30 Ribu para-pedagang-keluhkan-sepinya-
Wisatawan Padati Pantai Parangtritis turis-di-kuta-bali.html
Saat Libur Tahun Baru. IDN TIMES NusaBali.com. (3. April 2020). Dampak
JOGJA: Covid-19, Kawasan Wisata Pantai
23
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
24
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengetahui dampak, upaya, serta kendala pihak pengelola
restoran dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan era kenormalan baru. Metode
penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif
eksploratif. Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengelola
restoran yang berada di Ruko Golden 8 Gading Serpong, Kecamatan Kelapa Dua,
Tangerang sebanyak tiga orang, setiap restoran mewakilkan satu orang untuk
diwawancarai. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 dan era
normal baru memiliki dampak besar bagi keberlangsungan suatu restoran.
Kata Kunci: Covid-19, Ruko Golden 8, industri food and beverages, restoran penyedia
hidangan barat.
Abstract
This study aims to find out the impacts, efforts, and constraints of restaurant
managers in dealing with the Covid-19 pandemic and the new normal. The research
method used is qualitative research with exploratory descriptive analysis. The
population and samples used in this study were three people who manage the restaurant
at Ruko Golden 8 Gading Serpong, Kelapa Dua District, Tangerang, each restaurant
representing one person to be interviewed. The results of this study revealed that the
Covid-19 pandemic and the new normal have a big impact on the sustainability of
restaurant.
Keywords: Covid-19, the golden 8 shophouse, food and beverages industry, western food
restaurant
© 2021 Direktorat Kajian Strategis
25
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
26
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
Gambar 1. Ulasan Restoran oleh Pelanggan pada Peringkat 4—5 Bintang di Ruko Golden 8, Gading
Serpong, Kecamatan Kelapa Dua, Tangerang
Sumber: Google Reviews, Zomato, dan Pergikuliner.com, diakses pada 13 Januari 2021 pukul 15.10
27
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
28
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
yang disebabkan oleh kultur kehidupan kasus penularan virus yang menginfeksi
masyarakat di Eropa yang bergerak cepat paru-paru. Hal ini disebabkan oleh virus
dan dapat menyederhanakan proses baru yang belum diketahui jenisnya pada
pembuatan makanan dan minuman. masa itu. Kasus ini pertama kali
Secara umum, makanan Barat mengacu terdeteksi di Wuhan, provinsi Hubei,
pada makanan yang berasal dari benua Tiongkok. Awalnya, kasus ini pertama
Eropa dan negara Barat lainnya. kali terjadi di pasar seafood Huanan
Makanan Barat dalam arti lain juga tetapi bertambah menjadi 240 kasus
disebut sebagai masakan kontinental. sehingga menjadi perhatian serius World
Dapat disimpulkan bahwa makanan Health Organization (WHO) karena
Barat atau makanan kontinental penularannya yang sangat cepat.
memiliki banyak pengaruh dari benua SARS-CoV-2 hidup pada kulit manusia
Eropa, terutama Perancis, benua selama 10 menit dan pada benda mati
Amerika, serta wilayah Oseania. selama 9 jam (WHO, 2020). Oleh karena
Makanan Barat memiliki banyak sekali itu, WHO menyarankan untuk
variasi sehingga memiliki ciri khas melakukan jaga jarak ketika berinteraksi
antara yang satu dengan yang lainnya. dengan manusia, menghindari kontak
Dalam bentuk ukuran, makanan Barat fisik, memakai masker, menghindari
dan makanan Asia memiliki perbedaan kerumunan, dan mencuci tangan maupun
yang cukup signifikan. Makanan bergaya mandi setelah melakukan interaksi
Barat cenderung memiliki porsi yang dengan manusia atau keluar rumah.
cukup besar dibandingkan makanan Gejala yang terjadi ketika seseorang
Asia. Dalam pengolahannya pun terinfeksi Covid-19 adalah demam (>
makanan Barat cenderung menggunakan 38◦ C) atau gejala pneumonia menengah,
berbagai herbs and spices yang berbeda batuk dan pilek, diare, radang
dengan makanan Asia, seperti tenggorokan, dan kesulitan bernafas.
penggunaan oregano, thyme, dan basil Gejala ini terjadi selama 2 – 14 hari
serta bahan-bahan lainnya. Penggunaan lamanya (Shrikrushna et al., 2020). Virus
wine juga sering digunakan dalam ini sangat rentan menginfeksi anak kecil,
masakan Barat untuk memperkuat cita orang dewasa berumur di atas 59 tahun,
rasa makanan. Makanan Barat juga dan ibu hamil (National Institutes of
cenderung menggunakan kentang Health, 2020), orang dewasa yang telah
sebagai sumber karbohidrat utama, berumur diatas 65 tahun dengan penyakit
sedangkan dalam makanan Asia, bawaan seperti diabetes dan hipertensi,
penggunaan nasi lebih banyak digunakan resiko kematian pun lebih tinggi karena
sebagai sumber karbohidrat utama dapat menyebabkan shock dan gagal
(Language & Literature, 2017). pernafasan (Yuki et al., 2020).
Menurut Kementerian Kesehatan
Covid-19 Republik Indonesia (Kemenkes RI),
Virus adalah agen penularan terkecil. protokol kesehatan adalah aturan dan
Virus pertama kali menginfeksi inang ketentuan yang perlu diikuti oleh segala
dengan cara menyerang mekanisme pihak agar dapat beraktivitas secara
perlindungan tubuh inang lalu aman pada saat masa pandemi Covid-19
menyingkirkan daya tahan tubuh (imun), (Kemenkes RI, 2020).
dan mematikan sel inang sehingga Berdasarkan penjelasan di atas dapat
memicu peradangan pada daya tahan diketahui bahwa protokol kesehatan
tubuh inang (Hayder dalam Hasan, Covid-19 merupakan suatu aturan
2020). Pada pertengahan Desember 2019 tertulis yang bertujuan untuk mengontrol
dan awal tahun 2020 terjadi kenaikan aktivitas tiap-tiap individu ataupun
29
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
30
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
dengan individu-individu lainnya untuk angka sehingga tidak dapat disusun dan
berbagai alasan. Adanya kegiatan sosial dimasukkan ke dalam suatu kategori atau
akan menyebabkan adanya kerumunan. struktur klasifikasi tertentu. Data
Pembatasan sosial harus diterapkan kualitatif dapat dikumpulkan dengan
dengan cara menjaga jarak minimal satu berbagai metode, yakni observasi,
meter di tiap tempat. wawancara, dokumentasi, dan studi
pustaka. Menurut Sugiyono (2018:140)
METODE wawancara merupakan percakapan yang
dilakukan oleh dua pihak, yaitu
Rancangan penelitian ini pewawancara yang memberikan
menggunakan metode kualitatif dengan pertanyaan dan pihak narasumber yang
pendekatan deskriptif eksploratif. diwawancarai untuk memberikan
Tujuan penelitian ini adalah jawaban.
menganalisis, mencari, dan mengelola Objek penelitian ini
data langsung dari lapangan dengan menggunakan wawancara yang
melakukan observasi, dokumentasi, dan terstruktur di mana pewawancara
wawancara. Dalam penelitian ini peneliti memberikan pertanyaan yang sudah
berkomunikasi dan melakukan sebuah disusun dan sesuai dengan daftar
wawancara dengan memperhatikan pertanyaan. Oleh karena itu,
pengumpulan data, waktu, dan sumber- pewawancara akan mendapatkan
sumber yang diteliti. Metode penelitian jawaban yang dinginkan sesuai dengan
ini memiliki tujuan menganalisis dan subjek penelitian. Wawancara dilakukan
mendeskripsikan objek penelitian dalam dengan owner atau pemilik restoran atau
hal sosial, sikap, serta pandangan secara kepala bagian dari restoran hidangan
perorangan atau kelompok. Barat.
Populasi adalah objek atau subjek yang Menurut Sugiyono (2018:240)
memiliki karakteristik dan kualitas dokumentasi adalah catatan sebuah
tertentu yang ditetapkan peneliti untuk peristiwa yang berbentuk foto, gambar,
dipelajari dan ditarik kesimpulannya sketsa, dan lainnya. Dokumentasi
(Sugiyono, 2017). Populasi penelitian ini merupakan pelengkap dari metode
adalah seluruh pengelola restoran wawancara yang dilaksanakan.
hidangan Barat yang diwakili oleh para Dokumentasi juga merupakan
pengelola, sehingga ketiga orang ini pendukung dari penelitian, observasi,
akan menjadi subjek dalam penelitian serta wawancara kepada ketiga restoran
ini. yang dipilih.
Peneliti menggunakan teknik Menurut Nasution (dalam
sampel jenuh atau sensus, dimana semua Sugiyono, 2018:226) observasi
populasi akan dijadikan sampel merupakan ilmu dasar dari pengetahuan.
dikarenakan jumlah anggota populasi Ilmuwan dapat melakukan penelitian
sangat kecil dan sedikit atau kurang dari berdasarkan data, yaitu fakta dari dunia
30 orang (Sugiyono, 2015). Dalam nyata yang diperoleh dari observasi
penelitian ini, populasi hanya berjumlah dengan proses pengamatan dan ingatan.
tiga orang sehingga seluruh anggota Dalam penelitian, menguji validitas data
populasi ini akan dijadikan sebagai sangatlah penting. Penelitian kualitatif
sampel subjek penelitian. memiliki beberapa teknik untuk menguji
Menurut Sugiyono (2015), data kualitatif apakah data penelitian tersebut dapat
adalah suatu data yang berupa kumpulan dikatakan sah atau benar.
kata-kata, kalimat, skema, dan gambar; Menurut Sekaran dan Bougie
dan bukan merupakan suatu rangkaian (2016:106), “triangulation is a technique
31
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
that is also often associated with using Serpong, Kecamatan Kelapa Dua,
mixed methods. The idea behind Tangerang, Penelitian ini bertujuan
triangulation is the one can be more melihat perubahan yang dilakukan oleh
confident in a result of the use of restoran yang menyediakan hidangan
different methods on sources leads to the Barat tersebut sebelum masa pandemi,
same result.”. Berdasarkan penjelasan semasa pandemi, dan selama era normal
itu, triangulasi merupakan teknik yang baru. Ada beberapa restoran yang
sering dikaitkan dengan penggunaan memiliki hidangan Barat, di antaranya
metode campuran di mana metode ini yaitu: B’Steak Grill & Pancake, Amyrea
merupakan kumpulan data serta analisis Art & Kitchen, Common Strangers,
dalam satu studi. Menggunakan metode Turning Point, Porto Bistreau, dan
triangulasi dapat membuat seseorang Crematology.
percaya diri dalam menggunakan hasil Dari keenam nama restoran
metode yang berbeda sehingga memiliki yang sudah di sebutkan di atas, hanya
hasil yang sama. tiga restoran penyedia hidangan Barat
Pengertian lainnya menurut yang memberi konfirmasi untuk dapat
Sugiyono (2017:273) adalah triangulasi diwawancarai, yaitu Common Strangers,
merupakan metode untuk mendapatkan Amyrea Art & Kitchen, dan B’steak Grill
sumber yang berbeda-beda dengan & Pancake. Turning Point dan
memiliki teknik yang sama, yaitu Crematology tidak memberi konfirmasi
wawancara terstruktur, observasi, serta sedangkan Porto Bistreau tidak
dokumentasi. beroperasi selama pandemi Covid-19
Dalam penelitian ini, peneliti sehingga tidak dapat dilakukan
menggunakan metode triangulasi untuk wawancara dan pengambilan data.
memeriksa keabsahan data. Sekaran & Narasumber penelitian ini adalah Bapak
Bougie (2016) menjelaskan bahwa Alexander, pemilik sekaligus pengelola
terdapat empat teknik triangulasi, yaitu Café Common Strangers; Bapak Kenzo
(1) triangulasi metodologi, (2) Therin, pemilik Amyrea Kitchen & Art;
triangulasi data, (3) triangulasi dan Bapak Mahpudin, leader di B’Steak
penelitian, dan (4) triangulasi teori. Grill & Pancake. Setelah melakukan
Berdasarkan teknik triangulasi di atas, analisis data yang diperoleh dari
peneliti menggunakan teknik triangulasi wawancara, peneliti mendapatkan hasil
metodologi, yakni teknik yang merujuk sebagai berikut.
pada penggunaan beberapa teknik dalam Pada bagian pertama peneliti
mengumpulkan dan menganalisis data. menanyakan pengaruh Covid-19
Untuk mendapatkan keabsahan data, terhadap restoran penyedia hidangan
peneliti tidak hanya melakukan Barat. Hasilnya adalah semasa pandemi
wawancara tetapi juga melakukan Covid-19, pihak pengelola restoran
observasi terlebih dahulu dan melakukan sudah berusaha melakukan yang terbaik
dokumentasi sehingga data yang bagi pelanggan namun tetap mengalami
dibutuhkan bisa didapatkan. kesulitan dengan adanya peraturan
pemerintah yang mengurangi jam
HASIL DAN PEMBAHASAN operasional restoran. Pengurangan jam
operasional membuat, restoran
Penelitian ini berfokus pada mengalami kendala baru, yaitu pihak
pengaruh pandemi Covid-19 terhadap pengelola restoran harus mampu
dunia industri kuliner, terutama restoran mencapai target penghasilan normal
yang menyediakan hidangan Barat yang meskipun mengalami pengurangan jam
terletak di Ruko Golden 8 Gading operasional restoran. Pengurangan jam
32
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
operasional restoran ini juga merugikan pelanggan merasa nyaman dan aman
pihak restoran maupun karyawan kendati selama makan di tempat.
demikian restoran tetap mengikuti Pihak restoran pun melakukan
peraturan pemerintah agar dapat terus upaya lain untuk memutus mata rantai
beroperasi di masa pandemi Covid-19. penyebaran Covid-19 dengan cara
Restoran juga mengalami penurunan menerapkan social distancing pada
pendapatan semasa pandemi Covid-19 pelanggan di restoran. Pihak restoran
ini namun pengeluaran untuk tidak mengizinkan karyawan restoran
operasional restoran mengalami yang sedang tidak sehat untuk bekerja.
kenaikan. Hal ini dikarenakan pihak Hal ini dilakukan untuk mencegah
pengelola harus mengalokasikan penyebaran Covid-19.
pengeluaran tambahan untuk membeli
sabun, disinfektan, dan hand sanitizer
dalam jumlah yang cukup banyak.
Pengurangan jam operasional restoran
ini juga mengakibatkan menurunnya
jumlah pengunjung restoran. Imbas dari
kenaikan biaya pengeluaran dan
operasional adalah pihak restoran harus
melakukan pengurangan karyawan pada
pertengahan tahun 2020.
Gambar 3. Protokol Kesehatan pada
Amyrea Art & Kitchen
33
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
34
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
35
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
Abstrak
Abstract
This study aims to reveal the usage of geographic information systems in realizing smart
tourism in the Gunung Nona Tourism Area, Enrekang Regency, South Sulawesi, Indonesia.
Methods of data collection with field surveys, literature review, and documentation. Data
analyzed by quantitative descriptive and spatial analysis, processed using Arcgis 10.5. The
results showed that the Spatial Information of the Gunung Nona Tourism Area includes
attractions, accessibility, facilities, and amenities. Meanwhile, the landscape potentials
5,219 ha located in Tanete Village, Mindante Village, Bambapuang, and Rosoan. The
topography starts with a minimum height of 140 mdpl and a maximum of 1,540 mdpl. The
movement of tourists during 2015-2019 was in all tourist attractions in the Mount Nona
Region, with the highest hotspots respectively being at Resting Villa Bambapuang, Dante
Pine, Buttu Macca, Site Mandu, Goa Japan, and Outbound Bambapuang. The research
36
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
resulted in a spatial database of the Mount Nona tourist area. It shows that the Geographic
Information System (GIS) can support decision-making in the tourism sector in the new
normal. This study recommends related parties to build digital tourism that can contribute
to the implementation of smart tourism through enrichment of physical infrastructure with
data in the Gunung Nona area.
37
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
38
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
Nona disebut juga Exotic Mountain. melalui survei lapangan sedangkan data
Gunung ini memiliki nama asli Buttu’ sekunder didapat dari data instansi dan
Kabobong. Kawasan pegunungan ini hasil pengambilan data secara online.
memiliki pemandangan alam yang indah Analisis data yang digunakan
sehingga dibutuhkan sebuah strategi ialah analisis spasial dan analisis
dalam pengembangan destinasi yang deskriptif kuantatif. Data yang telah
berkualitas di masa new normal. dikumpulkan dianalisis secara spasial
Analisis spasial dibutuhkan untuk berdasarkan pemetaan potensi wisata
menyusun strategi pengembangan kawasan Gunung Nona kemudian
kawasan wisata Gunung Nona di masa dianalisis secara deskriptif kuantitif
new normal. Analisis tersebut akan untuk menggambarkan potensi wisata
menginventarisasi komponen penunjang kawasan Gunung Nona.
kegiatan wisata. Hal ini diperlukan
karena strategi pengembangan wisata Tabel 1 Lokasi Koordinat DTW
disusun sesuai dengan teori yang ada. Berdasarkan Hasil Survei Lapangan
Penelitian ini menggunakan kerangka Daya Tarik Koordinat
No
Wisata Latitude Longitude
pengembangan destinasi menurut 1. Situs Mandu 3°25'13.98"S 119°48'21.48"E
Wilopo, et al., 2017 yang menjelaskan 2. Dante Pine 3°26'46.19"S 119°47'31.99"E
3. Goa Jepang 3°27'0.28"S 119°47'37.23"E
bahwa kerangka pengembangan 4. Villa 3°28'44.33"S 119°47'35.44"E
destinasi pariwisata terdiri atas Bambapuang
5. Gn. 3°28'27.20"S 119°47'10.51"E
komponen-komponen utama sebagai Bambapuang
berikut: obyek daya tarik wisata 6. Buttu Macca’ 3°29'1.85"S 119°47'50.24"E
39
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
40
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
Atraksi yang berada di kawasan kategori usia remaja dan dewasa serta
wisata Gunung Nona memanfaatkan dalam pengawasan para pemandu wisata
keberadaan Gunung Nona yang unik dan Gunung Nona.
eksotik di mata pengunjung. Potensi
atraksi yang berada di kawasan Gunung Goa Jepang
Nona sangat bervariasi, mulai dari Terdapat peninggalan tentara Jepang di
buatan manusia, alam, sejarah, dan Desa Mindante, Kec. Anggeraja
budaya. Selain itu, posisinya yang (Bernadeta AK Wardaningga, 2016).
berada di jalur destinasi yang Hasil wawancara dengan pengelola
menghubungkan kota Makassar dan menunjukkan bahwa situs ini
Toraja membuatnya menjadi lokasi titik diperkirakan bekas pertahanan tentara
henti. Sepanjang jalur di kawasan ini Jepang pada Perang Dunia kedua.
masing-masing mempunyai sudut
pandang yang berbeda untuk menikmati Dante Pine
panorama Gunung Nona. Dante berasal dari bahasa Enrekang
yang artinya ‘halaman depan rumah’ dan
Buttu Macca’ pine berasal dari bahasa Inggris yang
Pada bagian pintu masuk kawasan artinya ‘pohon pinus’. Dante Pine
Gunung Nona, terdapat Buttu Macca’, menyediakan wahana Zip Bike, yakni
pengelola menyediakan daya tarik sepeda yang lintasannya berupa tali yang
berupa wahana wisata outdoor dengan diikat di pohon di atas ketinggian sekitar
konsep milenial. Pengunjung dapat 20 meter dari tanah. Selain itu, spot
menikmati wahana seperti spot foto Dante Pine, seperti rumah Hobbit,
berlatar Gunung Nona, flying fox, dan becak, sandal raksasa, sarang kingkong,
ayunan ekstrim. ayunan, dan spot lain, yang semuanya
berada di pinggir jurang sehingga
Villa Resting Bambapuang dijamin memberikan hasil foto yang
Pengunjung dapat menikmati fasilitas maksimal. Dante Pine juga
berupa penginapan, meeting room, dan menyediakan kedai bagi penikmat kopi
gedung kesenian (Alfia, 2016). Pada khas Enrekang, yakni kopi Kalosi
bagian utama villa ini, panorama (Suhandy dan Yulia. 2019).
Gunung Nona dapat disaksikan secara
luas dan jelas. Villa Resting Situs Mandu
Bambapuang merupakan pilihan Tebing Mandu adalah salah satu potensi
alternatif bagi pengunjung untuk wisata budaya yang ada di Kabupaten
menginap di kawasan ini. Enrekang. Tebing ini terletak tepat di
pinggir Sungai Mata Allo, di Dusun
Gunung Bambapuang Tontonan, Kecamatan Anggeraja,
Daya tarik ini menyuguhkan atraksi Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi
berupa lintas alam mendaki Gunung Selatan (Sulsel). Wisata ini berjarak 37
Nona. Jalur dan aksesibilitas menuju km dari kota Enrekang atau 267 km dari
puncak dapat ditempuh melalui Desa Kota Makassar.
Bambapuang. Durasi waktu untuk tiba
di puncak 959 Mdpl adalah 90 – 120
menit perjalanan. Panorama Gunung
Nona dapat disaksikan dengan jelas
sepanjang perjalanan menuju puncak.
Akan tetapi, wahana ini tidak dibuka
untuk umum, melainkan hanya untuk
41
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
Situs Mandu yang dulu di kenal lainnya. Lokasi dan sebaran daya tarik
dengan serambi mayat merupakan situs wisata di kawasan wisata Gunung Nona
peninggalan prasejarah dimana terdapat tampak seperti pada peta di bawah ini.
mandu atau erong sebagai wadah kubur
pada zaman sebelum masuknya Islam.
Situs ini terletak di Tontonan, Kelurahan
Tanete (Duli, Akin, 2013). Kawasan Ini
juga menjadi pusat kegiatan panjat
tebing yang dilengkapi sarana outbond
42
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
2. Aksesibilitas (Accessibility)
3. Amenitas (Amenities)
Tersedia sarana dan prasarana
penunjang di sekitar kawasan wisata
Gunung Nona, diantaranya pasar Gambar 5. Pusat ATM, 5 km dari kawasan
tradisional Cakke, posko keamanan Gunung Nona
(Polsek Anggeraja), pusat pendidikan,
pusat ATM, serta pusat kesehatan Villa House Bambapuang
masyarakat dan pemerintahan. Terdapat merupakan akomodasi penunjang yang
juga akomodasi di kawasan wisata terdapat di kawasan wisata Gunung
Gunung Nona mulai dari penginapan, Nona. Fasilitas yang tersedia di tempat
wisma, dan rumah makan. ini antara lain kamar hunian (twin dan
43
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
Berdasarkan ketersedian
komponen pariwisata di Gunung Nona
dapat dikatakan bahwa telah memenuhi
kesemua unsur 4A. Selain itu, bentuk Gambar 7. Peta Topografi Kawasan Wisata
kelembagaan yang berada di wilayah Gunung Nona
Gunung Nona dominan di kelola secara
swadaya oleh masyarakat lokal yang ada Gambar Peta 7 menunjukkan
di sekitar objek wisata. Beberapa bahwa keberadaan kawasan wisata
organisasi yang mengelola objek wisata Gunung Nona dilalui oleh Sungai Mata
di kawasan Gunung Nona antara lain Allo’ dengan ketinggian wilayah
kelompok masyarakat sadar wisata bervariasi: titik minimum yaitu 140 mdpl
“Dante Pine” dan “Bambapuang”. dan maksimum 1.540 mdpl. Secara
Keduanya merupakan organisasi yang admistrasi, total luas kawasan ini adalah
dibentuk oleh masyarakat sekitar melalui 5.219 ha. Karakteristik lereng yang
BUMDES. Selain itu, kawasan ini juga curam, berada pada ketinggian, serta
didukungan oleh Villa House mempunyai relief kontur yang bervariasi
Bambapuang yang dikelola oleh Dinas membuat kawasan wisata Gunung Nona
Pariwisata Kabupaten Enrekang dan menghasilan tampilan yang mempesona.
menyediakan paket wisata di kawasan Potensi lanskap merupakan panorama
tersebut. yang dapat menjadi destinasi wisata
(Bramsah dan Darmawan, 2017).
B. Potensi Lanskap
Hasil analisis dengan C. Analisis Digital Hotspot
menggunakan aplikasi Arcgis, citra Wisatawan
satelit, Demnas, dan survei lapangan 1. Analisis Digital Hotspot
menunjukkan bahwa kawasan wisata Jumlah pengunjung di setiap objek
Gunung Nona mempunyai bentukan wisata pada kawasan Gunung Nona
lanskap yang bervariasi. Berikut ini ditemukan sangat berbeda. Data
adalah peta topografi kawasan Gunung kunjungan yang diperoleh dari masing-
Nona. masing pengelola objek wisata adalah
sebagai berikut.
44
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
45
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
secara virtual menambah nilai pada protolol kesehatan, serta manajemen tata
pengalaman mereka. kelola destinasi.
SIMPULAN
46
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
47
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
48
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
Abstrak
Abstract
Tourism in the ASEAN context is considered substantial in supporting the economic growth
acceleration in each ASEAN country. Therefore, ASEAN has formed a joint strategy to
support tourism development in each ASEAN member country through the formation of the
ATSP (ASEAN Tourism Strategic Plan). Indonesia is one of the ASEAN member countries
also has a focus on the tourism sector. One of the provinces with good tourism
opportunities in Indonesia is West Sumatra. This study will analyze how West Sumatra
maximizes tourism potential through the implementation of ATSP. The method chosen to
explain and analyze the problem in this research is a qualitative method with a descriptive-
analytic type of research. Through a qualitative approach allows researchers to be able to
produce a detailed description of the policies taken by the Government of West Sumatra
49
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
within the framework of the ATSP for regional tourism development. The findings of this
study indicate that the government of West Sumatra has not yet maximized the potential of
the region in the tourism sector and has not implemented ATSP thoroughly.
50
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
51
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
52
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
53
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
54
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
ATSP merupakan sebuah rencana nasional serta harus ada sistem yang
strategi yang mampu digunakan sebagai terintegrasi dalam promosi perdagangan,
media dalam mempercepat konektivitas pariwisata, dan investasi (Ratman,
ASEAN. Selain itu, ATSP diharapkan 2016:29).
mampu untuk dikembangkan dalam Selain itu, dalam agenda prioritas
bentuk implementasi lokal bagi negara- NAWACITA di butir ke-6 juga
negara ASEAN untuk meningkatkan disebutkan peningkatan daya saing
nilai tawar di bidang pariwisata agar dengan memanfaatkan potensi yang
mampu memberikan kontribusi belum tergarap dengan baik tetapi
pemasukan bagi negara masing-masing memberi peluang besar untuk
(Effendy, 2016). meningkatkan akselerasi pertumbuhan
Rencana strategi pariwisata ekonomi nasional, yakni industri
ASEAN atau ATSP 2011--2015 yang manufaktur, industri pangan, maritim,
dibentuk melalui ASEAN Regional dan pariwisata.
Forum meliputi 3 arahan strategi dasar. Melalui dukungan yang begitu
Arahan strategi tersebut meliputi besar, Kementerian Pariwisata membuat
pengembangan produk-produk kawasan kebijakan mengenai strategi pariwisata
yang eksperiensial, pemasaran kreatif, Indonesia dalam kurun waktu 2015 –
serta strategi investasi; peningkatan 2019. Kebijakan ini dinamai Program
kualitas pelayanan dan sumber daya Peningkatan Daya Saing Kepariwisataan
manusia; dan peningkatan dan Indonesia. Kebijakan dan strategi
percepatan fasilitas pelayanan serta pariwisata itu kemudian diturunkan
konektivitas ASEAN (ATSP, 2016). dalam 5 strategi dasar, yakni
pengembangan destinasi dan industri
1. Kerangka Kebijakan Pariwisata pariwisata, pengembangan pemasaran
Nasional pariwisata mancanegara, pengembangan
Penelitian acuan yang menjadi pemasaran pariwisata nusantara,
dasar dari penelitian ini adalah kebijakan pengembangan kelembagaan pariwisata,
pemerintahan Indonesia dalam dan pengembangan dukungan
pengembangan pariwisata dalam manajemen (Moenir, 2017:109).
kerangka konektivitas ASEAN.
Gambaran mengenai pentingnya sektor 2. Kebijakan Pemerintah Daerah
pariwisata tertuang jelas dalam kerangka Sumatera Barat dalam
kerja Presiden Joko Widodo. Sektor Pengembangan Pariwisata
pariwisata menjadi sektor prioritas dalam
pembangunan bangsa Indonesia. Hal ini Pengembangan pariwisata Sumatera
tergambar jelas dalam IMEPP, yakni Barat memiliki acuan yang jelas dalam
sektor pariwisata dijadikan sektor ke- Rencana Induk Pembangunan
lima dalam prioritas pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPKP)
setelah infrastruktur, maritim, energy, Sumatera Barat 2014 – 2025.
dan pangan (Ratman, 2016:28). Tahun Pembangunan kepariwisataan Sumatera
2016 merupakan tahun percepatan bagi Barat dititikberatkan pada empat sektor
pemerintahan Presiden Joko Widodo. utama, meliputi destinasi pariwisata,
Pada sidang kabinet 4 Januari 2016, pemasaran pariwisata, pembangunan
Presiden Joko Widodo menyampaikan 8 industri pariwisata, dan pembangunan
arahan. Dua dari arahan tersebut adalah kelembangaan pariwisata. Dalam
mendorong percepatan pembangunan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera
pariwisata Indonesia. Arahan tersebut Barat No. 3 tahun 2014 tentang Rencana
adalah memastikan kemajuan di Induk Pembangunan Kepariwisataan
lapangan pada 10 destinasi wisata Sumatera Barat tahun 2014 – 2025,
55
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
56
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
57
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
58
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
59
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
Tabel 1. Keselarasan antara Kerangka Kerja Regional, Kebijakan Nasional dan Daerah
ATSP Indonesia Sumbar
implementasi a. pengembangan pemasaran PEMASARAN
pengembangan produk pariwisata Nusantara a. penyelenggaraan event pariwisata
kawasan dan pemasaran b. pengembangan pemasaran tahunan
serta strategi investasi pariwisata mancanegara b. peningkatan intensitas promosi
c. pengembangan destinasi dan bersama (joint promotion) dengan
industri pariwisata; kabupaten/kota
c. pemanfaatan teknologi informasi
dalam promosi pariwisata
d. penciptaan branding pariwisata
Sumatera Barat.
60
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
61
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
Akan tetapi, terdapat beberapa kendala, Anonim. (2014). Perkenalkan Poros Maritim:
yakni pariwisata belum sepenuhnya Presiden Joko Widodo Dijadwalkan
menjadi fokus pembangunan serta belum Jadi Pembicara Utama di APEC. Harian
matangnya perencanaannya pariwisata Kompas, No. 126, Tahun ke-50, 6
November 2014.
pada keseluruhan daerah di Sumatera
APCO. (2014). A Jokowi Presidency:
Barat. Hanya beberapa kabupaten/kota Politics, Government and Business
yang memiliki RIPDA, masterplan, Under Indonesia’s Future President.
RDTR, dan siteplan pariwisata di dalam APCO Worldwide, 24 Juli 2014.
Sumatera Barat (Haluan, 2017). Potensi Aziz, M. (2014). Tantangan Poros Maritim
wisata sangat lengkap yang dimiliki oleh Jokowi. Harian Suara Merdeka, 18
Sumatera Barat seharusnya mampu Oktober 2014.
menjadikan pariwisata Sumatera Barat Chheang, V. Tourism and Regional
sebagai sektor andalan yang akan men- Integrastion in Southeast Asia. Tokyo:
drive pertumbuhan ekonomi IDE
Chuvyers, L. dan Pupphavesa, W. (1996).
masyarakatnya. Konsep pariwisata
from ASEAN to AFTA, CAS
memang harus dilihat sebagai satu Discussion Paper, No. 46.
kesatuan terpadu antarkabupaten kota se- Direktorat Jenderal Kerja sama ASEAN
Sumatera Barat. Pariwisata Sumatera Republik Indonesia. (2009). Cetak Biru
Barat tidak bisa dipandang secara parsial Komunitas Ekonomi ASEAN 2015.
dengan hanya melihat dari sisi satu Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
kabupaten atau kota saja. Keragaman Kementerian Pendidikan dan
produk pariwisata lintas kabupaten/kota Kebudayaan. (2012), Panduan
akan menjadi strategi jitu untuk menarik Penelitian Prioritas Nasional
wisatawan. Provinsi Sumatera Barat Masterplan Percepatan Dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia
harus dapat menjadi main gate (pintu
2011—2025. Penprinas Mei 2011-
utama) dan main marketer (pemasar 2025.
utama) pariwisata kabupaten/kota. Harus Handayani. R. (2013). Mendongkrak
ada pengaturan kebijakan atau Pariwisata Melalui Ujung Jari, Rumah
kesepakatan antarkabupaten/kota dengan Aktualisasi.
koordinator provinsi untuk membuat Hidayat, A. (2003). Implementasi Kebijakan
destinasi pariwisata setiap daerah Pariwisata dalam Perspektif General
terhubung (linkage), terpadu, dan tidak Agreement on Trade in Services
saling mematikan. Alangkah eloknya jika (GATS). Disertasi Program
setiap daerah memiliki destinasi yang Pascasarjana Universitas Padjadjaran.
Universitas Padjadjaran: Bandung.
saling mendukung dan menampilkan
Hikmat, H. (1995). Paradigma
karakteristik daerah masing-masing Pembangunan dan Implikasi dalam
sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Perencanaan Sosial. Jakarta:
Oleh karena itu, penelitian selanjutnya Universitas Indonesia.
diharapkan dapat memberi penjabaran Inskeep, E. (1991). Tourism Plainning:
yang lebih rinci terkait grand design yang Integrated and Sustainable
dapat menggambarkan bagaimana Development Approach. New York:
pengembangan pariwisata di Sumatera Van Nostrand Reinhold.
Barat untuk dapat digunakan sebagai Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
acuan utama dalam pengembangan Republik Indonesia. (2016). Laporan
Akuntabilitas Kementerian Pariwisata
pariwisata Sumatera Barat.
dan Ekonomi Kreatif Republik
Indonesia. 2012. Rencana Strategis
DAFTAR PUSTAKA 2012-2014. Jakarta: Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Afifuddin dan A. S., Beni. (2009). Republik Indonesia.
Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: CV Pustaka Setia.
62
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif World Politics. New York: Nichols
Republik Indonesia. (2016). Laporan Publishing.
Akuntabilitas Kinerja Kementerian Sofield. (2000). Rethinking and
Pariwisata Tahun 2016. Reconceptualizing Social and Culture in
Kurniawan, R. A. (2013). Kebijakan Southeast and South Asian Tourism
Pengembangan Pariwisata dan Development. Oxford: Butterworth
Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Heinemann.
Objek Wisata. Society Jurnal Spillane, J. J. (1991). Ekonomi Pariwisata:
Pendidikan IPS, Edisi IX. Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta:
KPU. (2014). Jalan Perubahan Untuk Kanisius.
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Sunario. (2007). Indeks Daya Saing
Berkepribadian: Visi, Misi, dan pariwisata Dunia tahun 2007 Melalui
Program Aksi Jokowi-Jusuf Kalla 2014 The World Economic Forum. Media
dalam www.kpu.go.id. Indonesia.
Lumaksono, A, et al. (2012). Dampak Sutarjo. (2016). Kinerja Promosi
Ekonomi Pariwisata Internasional pada Kepariwisataan Daerah. Jurnal
Perekonomian Indonesia. Forum Kepariwisataan Indonesia.
Pascasarjana, Vol. 35 No. 1, 53--68. Thorson, S. J. (1973). Adaptation and
Marsetio. (2014). Sea Power Indonesia. Foreign Policy Theory. dalam Sage
Jakarta: Universitas Pertahanan. International Yearbook of Foreign
Mclntyre, George. (1993). Sustainable Policy Studies Research Paper, No. 18.
Tourism Development: Guide for Local Tourism Strategic Plan 2011--2015 ASEAN.
Planners, WTO, Spain. (2012).
Muhamad, S. V. (2014). Indonesia Menuju http://www.resonanceco.com/Library/t
Poros Maritim Dunia. dalam Info ourism-strategic-plan-2011-2015/
Singkat Hubungan Internasional, Vol. UNWTO. (2015). UNWTO Tourism
VI, No. 21. November/2014. Highlights and UNWTO Tourism
OECD. (2014). The OECD Economic Barometer.
Outlook. Vol. 1. Paris: OECD Viva News. (2015). Keunggulan wisata
Publishing. Malaysia dari Indonesia. Diakses
Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2011 melalui
tentang Rencana Induk Pembangunan http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/
Kepariwisataan Nasional 320516-11-keunggulan-wisata-
(RIPPARNAS) Tahun 2010-2025 malaysia-dari-Indonesia.
Prayini. I. (2016). Pengaruh Destination Wahyudi,H. (2012). Pariwisata, Pengentasan
Branding terhadap Tourist Retention. Kemiskinan, dan MDGs. UPBJJ-UT
Rosenau, J. N. (1981). The Study of Political Denpasar
Adaptation: Essays on the Analysis of
63
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
Biodata Penulis
Aprih Santoso
Lektor Kepala pada Fakultas Ekonomi, Universitas Semarang. Saat ini sedang menempuh
program studi S3 di UKSW Salatiga. Memiliki pengalaman sebagai dewan editor di
beberapa jurnal nasional baik yang sudah terakreditasi SINTA maupun belum terakreditasi.
Scopus ID: 57191374158, SINTA ID: 6037689.
Sur-el: aprihsantoso@usm.ac.id
Eunike M. Gegung
Alumni Master in Tourism Business and Destination Management, Victoria University
Business School, St, Melbourne, Australia. Dosen Luar Biasa pada Universitas Kristen
Artha Wacana sejak Maret 2021 hingga sekarang.
Sur-el: eunikegegung@gmail.com
Penulis 2:
Rolisda Yosintha
Dosen Pengajar S1, Bidang Ilmu Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Tidar. Alumni
S2 Pendidikan Bahasa Inggris UNS.
E-mail: rolisda@untidar.ac.id
Penulis 2:
Aurelie Carvina
Alumni mahasiswi pada Program Studi Pengelolaan Perhotelan (Hospitality Management)
di Universitas Pelita Harapan (1997 – 2021).
Sur-el: aureliecarvina22@gmail.com
Penulis 3:
Sindi Agustina
Alumni mahasiswi pada Program Studi Pengelolaan Perhotelan (Hospitality Management)
di Universitas Pelita Harapan (1997 – 2021).
Sur-el: sindiagustina2908@gmail.com
64
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
Penulis 4:
Diena Mutiara Lemy
Alumni S3 Universitas Trisakti. Saat ini sebagai Lektor Kepala pada Universitas Pelita
Harapan.
Sur-el: diena.lemy@uph.edu
Penulis 2:
Masri Ridwan
Alumni S2 Pendidikan Geografi di Universitas Negeri Malang. Saat ini sebagai
Pramukantor/Instruktur Tenaga di Politeknik Pariwisata Makassar.
Sur-el: masriridwan10@gmail.com
Penulis 3:
Fuad Guntara
Alumni S2 Pendidikan Geografi di Universitas Negeri Malang. Saat ini sebagai dosen IAIN
Parepare.
Sur-el: fuadguntara@iainpare.ac.id
Penulis 2:
Abdul Halim
Alumni S2 International Relations Majoring Global Humanitarian Diplomacy, Universitas
Gadjah Mada. Dosen pada Departemen Hubungan Internasional di Universitas Sriwijaya.
Sur-el: abdul_halim2410@yahoo.com
Penulis 3:
Ajeng Masna Rifamida Maharani
Mahasiswi S1 Hubungan Internasional di Universitas Sriwijaya. 2nd Runner up dan Best
Speaker Debat Ekonomi Nasional pada Universitas Syah Kuala Aceh (2019).
Sur-el: amrmaharani99@gmail.com
65
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
66
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
Busro
Alumni S3 Religious Studies Program Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
ISNU Jabar Anggota 2018 – 2022.
Sur-el: busro@uinsgd.ac.id
67
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
Dr. Rudyanto
Alumni S3 pada Universitas Trisakti, saat ini menjadi Lektor Kepala pada Universitas
Pelita Harapan.
Sur-el: rudyanto62@gmail.com
68
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
69
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021
PEDOMAN PENULISAN
3. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dengan menggunakan
tata bahasa yang benar. Di luar kata dalam bahasa Indonesia harus dicetak miring
4. Naskah ditulis menggunakan font Times New Roman; ukuran font 14 poin untuk
Judul, 12 poin untuk nama penulis dan institusi, 11 poin untuk tulisan utama, 10
poin untuk daftar pustaka, 9 poin untuk tulisan dalam tabel serta sumber gambar
dan tabel; spasi antar paragraf 1.2; margin atas dan kiri 4 cm, margin bawah dan
kanan 3 cm pada kertas berukuran A4 (21 cm x 29,5 cm). Panjang naskah
maksimum 20 halaman serta diberikan nomor halaman disetiap lembarnya.
Seluruh naskah yang dikirim menggunakan format Microsft Word (.doc) atau Rich
Text Format (.rtf).
Sistematika penulisan naskah Jurnal Kepariwisataan Indonesia dapat dilihat pada template
jurnal yang dapat diakses di :
bit.ly/templatejki
70