Anda di halaman 1dari 75

23

SUSUNAN KEANGGOTAAN KELOMPOK KERJA KEGIATAN


PENERBITAN JURNAL KEPARIWISATAAN INDONESIA (JKI) DAN
E-JURNAL PADA DIREKTORAT KAJIAN STRATEGIS
TAHUN ANGGARAN 2021

Penanggung Jawab : Dr. Ir. Wawan Rusiawan, M.M


(Person in Charge)

Ketua Editor : Drs. Robby Ardiwidjaja, MBIT


(Editor in Chief)

Editor Bagian : 1. Norman Sasono, S.E, M.Si


(Handling/Managing/Co- 2. Dini Andriani, S.Sos, M.E
Editor)

Dewan Editor (Editorial Board):


a. Dewan Editor : 1. Dr. Frans Teguh, M.A
Internal Kementerian/Badan Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif
2. Drs. Noviendi Makalam, MA
Kementerian/Badan Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif
3. Dr. Sri Utari Widyastuti
Kementerian/Badan Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif
4. Shanthony, SH, M.H
Kementerian/Badan Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif

b. Dewan Editor 5. Dr. Heri Hermawan


Eksternal Badan Pembinaan Ideologi Pancasila
6. Dr. Bashori Imron, M.Si,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI), Indonesia
7. Diena Lemy, A. Par, M.M
Scopus ID: 57193734223, SINTA
ID: 5990658, Universitas Pelita Harapan,
Indonesia
8. Busro
Scopus ID: 57205022652, UIN Sunan
Gunung Djati Bandung, Indonesia
9. Firdaus,
Scopus ID: 57221607180, STKIP PGRI
Sumatera Barat, Indonesia

ii
10. Asep Miftahuddin
SCOPUS ID: 57216936988, Universitas
Padjadjaran, Indonesia
11. Hayat,
Scopus ID: 57216270482, Universitas
Islam Malang, Indonesia
12. Muhammad Arfin Muhammad Salim,
Scopus ID: 57195345354, Politeknik
Pariwisata Makassar, Indonesia
13. Faurani Santi Singagerda,
Scopus ID: 57201670863, Institute
Business and Informatics Darmajaya,
Indonesia

Mitra Bestari : 1. Prof Azril Azahari, Ph.D


(Peer-Reviewers) Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia
(ICPI), Indonesia
2. Prof. Dr. Janianton Damanik, M.Si
Scopus ID: 57192676817, Universitas
Gadjah Mada, Indonesia
3. Prof. Jatna Supriatna, M.Sc, Ph.D
SINTA ID: 5998979, Universitas
Indonesia, Indonesia
4. Prof. Dr. Muhammad Baiquni, M.A
Scopus ID: 57210758742, Universitas
Gadjah Mada, Indonesia
5. Prof.Dr. Hj. Aan Komariah, M.Pd
Scopus ID: 57190879046, Universitas
Pendidikan Indonesia, Indonesia
6. Dr. Bambang Rudito, M.Si
Scopus ID: 36632972600, Institut
Teknologi Bandung, Indonesia
7. Dr. Rudyanto,
Scopus ID: 57219201228, Universitas Tri
Sakti, Indonesia
8. Devi Roza Kausar, Ph.D, CHE
Scopus ID: 3514600550, Universitas
Pancasila, Indonesia
9. Dr. Thomas Stefanus Kaihatu, M.M
Scopus ID: 57191488161, Universitas
Ciputra, Indonesia
10. Dr. Astrid Kusumowidagdo S.T.,M.M
Scopus ID: 57192404810, Universitas
Ciputra
11. Dr. Herlan Suherlan, M.M
Scopus ID: 57201673730, Sekolah Tinggi

iii
Pariwisata Bandung, Indonesia
12. Dr. Rahmi Setiawati
Scopus ID: 57192942985, Universitas
Indonesia, Indonesia
13. Yuliani Dwi Lestari, PhD
Scopus ID: 55766034400, Universitas
Indonesia, Indonesia
14. Nono Wibisono, PhD
Scopus ID: 57193737671, Politeknik
Negeri Bandung, Indonesia
15. Dr. BA (Hons)., Marcella Suryana,
MM.Par
Scopus ID: 57211457469, Politeknik
Negeri Bandung, Indonesia
16. Dwiesty Dyah Utami, S.ST.Par., MM.Par.,
M.Sc
Scopus ID: 57216290194, Sekolah Tinggi
Pariwisata Bandung, Indonesia

Editor Teknis (Assistant Editor):


a. Editor Bahasa : 1. Kiftiawati, S.S., M.Hum (Bahasa
Indonesia)
2. Fitri Sumirah, SS (Bahasa Inggris)

b. Editor Layout : 1. Muhammad Iqbal Rosyidi, S.T


2. Maria Ulfa, S.Sos

Tim Teknologi Informasi : 1. Liza Hesti, S.Kom


(Journal Manager) 2. Debby Permatasari
3. Ahmad Muharom

Desain Grafis : Rizka Dyah Utami, S.E

Tata Usaha/Sekretariat 1. Raditya, SE, M.Sc


2. Masfuhurrizqi Iman, S. Si
3. Fransiska Novieta Prabandari, S.E
4. Prastitya Priswi Kurniasih, MBA
5. Avid Wirayodha Nugraha, S.E
6. Shintya Priscillia Simanjutak, A.Md

Creative Commons Share Alike

iv
DAFTAR ISI
◙ COVER i
◙ SUSUNAN REDAKSI ii - iv
◙ DAFTAR ISI v

1 MENAKAR AKAR PENENTU PEMBELIAN JASA WISATA 1–8


Aprih Santoso
2 INTERNATIONAL TOURISM AND THE COVID-19 9 – 15
PANDEMIC: THE USE OF VIRTUAL REALITY TO
INCREASE TOURISM DESTINATION SUSTAINABILITY
AND HOW USERS PERCEIVE THE AUTHENTICITY OF
VR EXPERIENCES
Eunike M. Gegung
3 THE IMPACT OF COVID-19 ON SOUVENIR INDUSTRY IN 16 – 24
MARINE TOURISM AREAS IN INDONESIA
Indah Pambudi Arumsari, Rolisda Yosintha
4 PENGARUH COVID-19 TERHADAP OPERASIONAL 25 – 35
DINING ROOM RESTORAN PENYEDIA HIDANGAN
BARAT DI RUKO GOLDEN 8, GADING SERPONG,
KECAMATAN KELAPA DUA, TANGERANG
Riesta Carmelia, Aurelie Carvina, Sindi Agustina, Diena Mutiara
Lemy
5 PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI 36 – 48
DALAM MENERAPKAN PARIWISATA CERDAS DI
KAWASAN GUNUNG NONA
Jasman, Masri Ridwan, Fuad Guntara
6 IMPLEMENTASI ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN 49 – 63
(ATSP) DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA
SUMATERA BARAT
Haiyyu Darman Moenir, Abdul Halim, Ajeng Masna Rifamida
Maharani
7 BIODATA PENULIS 64 – 65
8 BIODATA DEWAN EDITOR 66 – 67
9 BIODATA MITRA BESTARI 68 – 69
10 PEDOMAN PENULISAN 70

v
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

MENAKAR AKAR PENENTU PEMBELIAN JASA WISATA


Measuring the Root Determinant of Tourist Services Purchases

Aprih Santoso
Fakultas Ekonomi, Universitas Semarang

Diterima: 13 September 2020. Disetujui: 05 Mei 2021. Dipublikasikan: 28 Juni 2021

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh kualitas pelayanan terhadap pembelian jasa
wisata dengan persepsi harga sebagai variabel moderasi pada obyek wisata Goa Kreo
Semarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini
adalah masyarakat pengunjung berusia di atas 17 tahun yang melakukan pembelian jasa
wisata pada obyek wisata Goa Kreo Semarang, yang jumlahnya tidak diketahui. Penelitian
ini menggunakan rumus Slovin (1960) untuk menghitung jumlah sampel minimal jika
sebuah populasi tidak diketahui dengan pasti. Pengambilan sampel menggunakan metode
accident sampling dan sampelnya berjumlah100 orang. Alat analisis yang digunakan adalah
uji multikolonieritas, uji hipotesis (uji t), dan uji koefisien determinasi (R2 ). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pembelian jasa pada obyek wisata Goa Kreo Semarang dan persepsi harga mampu
memperkuat hubungan antara kualitas pelayanan dengan pembelian jasa wisata.

Kata Kunci: berwujud; empati; harga; pembelian; wisata

Abstract

The research objective was to examine the effect of service quality on the purchase of
tourism services with price perceptions as a moderating variable on the tourist attractions
of Goa Kreo Semarang. This study used a quantitative approach. The population of this
study was the visitor society aged over 17 years who purchased tourist services at the Goa
Kreo tourist attraction in Semarang, where the number is unknown. this study, using the
Slovin (1960) formula to calculate the minimum sample size if a population is not known
with certainty. The sampling method was accident sampling and the sample was 100
people. The analytical tools used are the multicollinearity test, hypothesis test (t-test), and
determination coefficient test (R ^ 2). The results showed that service quality had a positive
and significant effect on the purchase of services at Goa Kreo Semarang and price
perceptions were able to strengthen the relationship between service quality and purchase
of tourist services.
Keywords: tangible; empathy; prices; purchases; travel

© 2021 Direktorat Kajian Strategis

1
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

PENDAHULUAN bagus tingkat layanan yang diberikan


mampu terwujud sesuai harapan
Pariwisata mempunyai peranan pelanggan. Menurut Tjiptono, terdapat
yang sangat penting dalam pembangunan faktor yang mempengaruhi kualitas
Indonesia, khususnya sebagai penghasil sebuah layanan, yakni expected service
devisa negara di samping sektor migas. (layanan yang diharapkan) dan perceived
Sebagai sumber devisa, pariwisata service (layanan yang diterima). Jika
menyimpan potensi yang sangat besar. layanan yang diterima sesuai bahkan
Melihat tren pariwisata tahun 2020, dapat memenuhi apa yang diharapkan,
perjalanan wisata dunia akan mencapai jasa dikatakan baik atau positif. Jika
1,6 miliar orang. Hal ini mendorong perceived service melebihi expected
pemerintah untuk menggalakkan service, kualitas pelayanan dipersepsikan
pembangunan di sektor pariwisata. sebagai kualitas ideal. Sebaliknya,
Saat ini banyak pilihan alternatif apabila perceived service lebih jelek
jasa yang dapat dipilih oleh konsumen. dibandingkan expected service, kualitas
Ini terlihat dari banyaknya jumlah jasa pelayanan dipersepsikan negatif atau
dan pelayanan serta berbagai macam buruk. Oleh sebab itu, baik tidaknya
harga antarperusahaan untuk bersaing kualitas pelayanan tergantung pada
dalam pasar. Hal ini mendorong kemampuan perusahaan dan stafnya
masyarakat sebagai konsumen untuk dalam memenuhi harapan pelanggan
menjadi lebih selektif dalam memilih dan secara konsisten.
jasa yang akan dibelinya. Perusahaan jasa Pembangunan pariwisata di
sebagai pelaku bisnis jasa harus dapat Semarang berusaha mewujudkan “Ayo
menganalisis peluang dan tantangan Wisata Ke Semarang” dengan tujuan
yang mungkin terjadi di masa mendatang meningkatkan kunjungan wisata Kota
dengan mengembangkan strategi Semarang dan meningkatkan Pendapatan
pemasaran dan strategi perusahaan yang Asli Daerah (PAD) sektor pariwisata
tepat agar dapat mengikuti melalui peningkatan pengelolaan
perkembangan ekonomi dunia serta pariwisata. Goa Kreo merupakan salah
meraih konsumen baru agar melakukan satu obyek wisata yang terdapat di
pembelian sehingga tercipta pembelian Semarang. Goa Kreo terbentuk oleh
yang tinggi dari jasa perusahaan tersebut. alam dan terletak di tengah-tengah
Setiap hari konsumen mengambil waduk Jati Barang, sebuah waduk yang
berbagai keputusan mengenai semua membendung Kali Kreo. Goa ini pernah
aspek kehidupan tetapi kadang tanpa digunakan Sunan Kalijaga untuk bertapa.
memikirkan bagaimana mengambil Di sini banyak monyet yang berekor
keputusan dan apa yang terlibat dalam panjang dan menurut legenda terdapat 3
proses pengambilan keputusan tersebut. monyet anak buah dari Sunan Kalijaga
Pilihan alternatif harus tersedia bagi untuk menjaga hutan tersebut. Goa Kreo
seseorang ketika mengambil keputusan berlokasi di Desa Kandri, Kecamatan
(Schiffman dan Kanuk, 2008). Gunung Pati, Kota Semarang. Fasilitas
Keputusan pembelian adalah seleksi yang dimiliki goa ini adalah air terjun,
terhadap dua pilihan alternatif atau lebih gazebo, panggung hiburan, rumah makan
yang dimiliki konsumen pada pembelian khas Semarang, dan Waduk Jatibarang.
(Schiffman dan Kanuk, 2008). Beberapa penelitian sebelumnya
Salah satu faktor yang memberikan hasil yang kontradiktif
mempengaruhi keputusan pembelian (research gap) sehingga penelitian
adalah kualitas pelayanan. Tjiptono terhadap faktor-faktor yang
(2016) menjelaskan bahwa kualitas mempengaruhi pembelian, khususnya
layanan merupakan ukuran seberapa kualitas pelayanan, penting untuk

2
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

dilakukan kembali. Endarsari (2010); produk yang sudah dikenal oleh


Purnawati et al. (2016); dan Santoso & masyarakat. Sebelum konsumen
Widowati (2011) dalam penelitiannya memutuskan untuk membeli, biasanya
menyimpulkan bahwa kualitas pelayanan konsumen melalui beberapa tahap
berpengaruh positif dan signifikan terlebih dahulu, yaitu pengenalan
terhadap keputusan pembelian. Akan masalah, pencarian informasi, evaluasi
tetapi, hasil penelitian Demanda (2018) alternatif, keputusan membeli atau tidak
menyimpulkan hal yang bertentangan, dan perilaku pascapembelian. Swastha
yaitu kualitas pelayanan berpengaruh (2014) berpendapat bahwa ada lima
positif tidak signifikan terhadap peran individu dalam keputusan
keputusan pembelian di Throwback membeli, yaitu pengambilan inisiatif
Coffee + Kitchen Cikarang. (initiator), orang yang mempengaruhi
Menurut Anthony dan (influencer), pembuat keputusan
Govindarajan (2011), untuk menyikapi (decider), pembeli (buyer), dan pemakai
hasil penelitian yang berbeda dan (user) atau individu yang menikmati atau
bertentangan tersebut perlu ada memakai produk atau jasa yang dibeli.
pendekatan kontingensi yang
mengungkapkan bahwa berbagai Teori Persepsi Harga
variabel yang diteliti dipengaruhi oleh Untuk menghadapi persaingan
variabel lain yang bersifat kondisional. bisnis yang sangat kompetitif, strategi
Pendekatan kontingensi ini harga juga menjadi elemen yang sangat
memungkinkan salah satu dari mereka penting karena semua perusahaan yang
bertindak sebagai moderasi. Berdasarkan menghasilkan produk atau jasa harus
hasil penelitian sebelumnya yang tidak menetapkan harga terhadap produk dan
konsisten, ternyata persepsi harga jasa konsumen. Harga adalah jumlah
dianggap dapat memperkuat atau uang (ditambah beberapa produk kalau
memperlemah hubungan (moderasi) jika memungkinkan) yang dibutuhkan
antara kualitas pelayanan dan pembelian. untuk mendapatkan sejumlah kombinasi
Penelitian ini dilakukan untuk dari produk dan pelayanannya (Swastha,
memberikan solusi atas research gap di 2014). Semakin tinggi manfaat yang
atas (dari hasil penelitian sebelumnya dirasakan konsumen dari produk atau
yang tidak konsisten) dengan melakukan jasa tertentu, semakin tinggi nilai tukar
pendekatan kontingens di atas, yaitu barang dan jasa tersebut bagi konsumen
memasukkan variabel baru sebagai dan semakin besar pula alat penukaran
variabel moderasi antara pengaruh yang dikorbankan. Berdasarkan sudut
kualitas pelayanan terhadap pembelian. pandang konsumen, harga sering kali
Hal ini belum pernah dilakukan oleh digunakan sebagai indikator nilai
peneliti-peneliti sebelumnya. bilamana harga tersebut dihubungkan
dengan manfaat yang dirasakan atas
Telaah Pustaka suatu barang atau jasa. Dengan demikian,
Teori Pembelian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat
Kotler & Amstrong (2012) harga tertentu, bila manfaat yang
merumuskan bahwa pembelian adalah dirasakan konsumen meningkat, nilainya
tindakan dari konsumen untuk mau atau akan meningkat pula (Tjiptono, 2016).
tidak membeli sebuah produk. Seringkali dalam penentuan nilai suatu
Berdasarkan berbagai faktor yang barang atau jasa, konsumen
mempengaruhi konsumen dalam membandingkan kemampuan suatu
melakukan pembelian suatu produk atau barang atau jasa dalam memenuhi
jasa, biasanya konsumen selalu kebutuhannya dengan kemampuan
mempertimbangkan kualitas, harga, dan barang atau jasa substitusi. Konsumen

3
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

mengharapkan harga yang sepadan mempengaruhi terjadinya pembelian jasa


dengan kualitas produk dari pembelian wisata pada obyek wisata Goa Kreo
yang dilakukannya. Semarang.
Menurut Tjiptono (2016), ada
empat jenis tujuan penetapan harga, yaitu Persepsi Harga
tujuan yang berorientasi pada laba, tujuan
yang berorientasi pada volume, tujuan
yang berorientasi pada citra, dan tujuan Kualitas
Pembelian
yang berorientasi pada stabilisasi harga. Pelayanan
Menurut Kotler & Amstrong (2012),
dalam variabel harga ada beberapa unsur Gambar 1. Model Penelitian Pembelian
kegiatan utama harga: daftar harga,
diskon, potongan harga, dan periode METODE
pembayaran. Menurut Kotler dan
Armstrong (2012), ada empat indikator Populasi dan Sampel
yang mencirikan harga, yaitu Populasi dalam penelitian ini
keterjangkauan harga, kesesuaian harga adalah masyarakat pengunjung berusia
dengan kualitas produk, daya saing diatas 17 tahun yang melakukan
harga, dan kesesuaian harga dengan pembelian jasa wisata pada obyek wisata
manfaat. Goa Kreo Semarang, yang jumlahnya
tidak diketahui. Penelitian ini
Teori Kualitas Pelayanan menggunakan rumus Slovin (1960),
Tjiptono (2016) menguraikan yakni suatu rumus yang digunakan untuk
bahwa kualitas layanan merupakan menghitung jumlah sampel minimal jika
ukuran seberapa bagus tingkat layanan sebuah populasi tidak diketahui dengan
yang diberikan mampu terwujud sesuai pasti. Metode pengambilan sampel
harapan pelanggan. Lebih jauh, Tjiptono penelitian ini adalah accident sampling
(2016) menjelaskan bahwa ada dimensi dan berjumlah100 orang. Jumlah sampel
kualitas jasa yang dijadikan pedoman sebanyak 100 orang ini sudah sesuai
oleh pelanggan dalam menilai kualitas dengan Hair, et al. (2010) yang
jasa, yaitu berwujud (tangible), empati menyatakan jika ukuran populasi belum
(emphaty), keandalan (reliability), diketahui pasti, disarankan jumlah
responsibilitas (responsiveness), dan sampelnya antara 5 (minimal)—10
keyakinan (Assurance) atas pengetahuan (maksimal) dikali indikator variabel.
dan kesopanan karyawan serta Jumlah indikator dalam penelitian ini
kemampuan mereka untuk menimbulkan sebanyak 13 buah sehingga sampel
kepercayaan dan keyakinan. minimal berjumlah 13 x 5 = 66 orang dan
maksimal berjumlah 13 x 10 = 130 orang.
Hipotesis
H1 : kualitas pelayanan berpengaruh Definisi Operasional
secara positif dan signifikan Pembelian merupakan proses-
terhadap pembelian proses yang terjadi dan melibatkan
H2 : harga memperkuat pengaruh antara pembeli dalam melakukan seleksi jasa
kualitas pelayanan terhadap yang dibeli. Indikator pembelian
pembelian meliputi: kenyamanan pembelian yang
telah dilakukan, keyakinan pembeli
Kerangka Pikir Teori terhadap keputusan yang tepat dalam
Persepsi harga diharapkan dapat pembeliannya, serta kepuasan membeli
memperkuat atau memperlemah potensi di lokasi pembelian.
terjadinya kualitas pelayanan dalam Kualitas pelayanan merupakan

4
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

suatu bentuk usaha dari obyek wisata Goa R² mempunyai angka yang tinggi atau
Kreo Semarang untuk mewujudkan mendekati satu.
pembelian dari masyarakat dan
komitmen yang dimiliki obyek wisata HASIL DAN PEMBAHASAN
Goa Kreo Semarang dalam melayani
masyarakat, sehingga dapat mendorong Statistik Deskriptif
terjadinya pembelian. Indikator kualitas
pelayanan (Lupiyoadi, 2016), terdiri atas Tabel 1 Statistik Deskriptif
keandalan (reliability); keresponsifan Std.
(responsiveness); jaminan/kepastian Mean Deviation N
Pembelian 7.2581 6.03421 100
(assurance); bukti fisik (tangibles); Persepsi Harga 2.4792 1.83597 100
empati (empathy). Kualitas Pelayanan .2451 .23072 100
Harga merupakan sejumlah uang
atau nilai uang yang akan dikeluarkan Tabel di atas yang merangkum
untuk mendapatkan jasa yang dibeli pada hasil dari data statistik deskriptif, nilai
obyek wisata Goa Kreo Semarang. rata-rata pembelian sebesar 7,2581 dan
Indikator harga (Swastha, 2014) terdiri nilai standar deviasi = 6,03421 < 7,2581
atas tingkat harga; potongan harga; (nilai rata-ratanya) yang artinya data
waktu pembayaran; syarat pembayaran; kurang bervariasi karena nilai standar
dan harga sesuai kualitas jasa (Swastha, deviasi lebih kecil daripada nilai rata-
2014). rata. Semakin besar nilai rata-rata dari
standar deviasi, maka semakin besar
Alat Analisis jarak rata-rata setiap unit data terhadap
Uji Multikolonieritas rata-rata hitung (mean). Ini dikarenakan
Uji ini bertujuan mengetahui nilai standar deviasi dihitung sebagai
apakah dalam model regresi ditemukan rata-rata jarak semua data pengamatan
korelasi antarvariabel bebas dengan terhadap titik mean. Disisi lain, jika nilai
kriteria jika VIF kurang dari 10, standar deviasi 0 (nol), ini menandakan
tidak terjadi multikolonieritas. data pengamatan homogen, semua data
memiliki nilai yang identik.
Uji Regresi (Uji hipotesis – uji t) Nilai rata-rata persepsi harga
Sugiyono (2017) menyatakan, uji sebesar 2,4792 dan nilai standar deviasi =
hipotesis digunakan untuk menguji 1,83597 < 2,4792 (nilai rata-ratanya)
pengaruh variabel independen secara yang artinya tidak terjadi penyimpangan
parsial terhadap variabel dependennya data. yang artinya data kurang bervariasi
dengan syarat apabila nilai signifikan karena nilai standar deviasi lebih kecil
kurang dari 0,05, secara parsial variabel daripada nilai rata-rata. Semakin besar
independen berpengaruh terhadap nilai rata-rata dari standar deviasi, maka
variabel dependen sehingga hipotesis semakin besar jarak rata-rata setiap unit
alternatif (Ha) diterima (koefisien regresi data terhadap rata-rata hitung (mean). Ini
signifikan) dan Ho ditolak. dikarenakan nilai standar deviasi
dihitung sebagai rata-rata jarak semua
Uji Koefisien Determinasi (𝐑𝟐 ) data pengamatan terhadap titik mean.
Koefisien determinasi (R2 ) Disisi lain, jika nilai standar deviasi 0
digunakan untuk menggambarkan (nol), ini menandakan data pengamatan
kemampuan model dalam menjelaskan homogen, semua data memiliki nilai
variasi yang terjadi pada variabel yang identik.
dependen. Nilai R² adalah dari 0 (nol) Nilai rata-rata kualitas pelayanan
dan 1 (satu). Nilai R² dikatakan baik jika sebesar 0,2451 dan nilai standar deviasi =
0,23072 < 0,2451 (nilai rata-ratanya)

5
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

yang artinya tidak terjadi penyimpangan


data artinya data kurang bervariasi Hasil Uji Regresi
karena nilai standar deviasi lebih kecil Tabel 4 Hasil Uji Regresi
daripada nilai rata-rata. Semakin besar Standardized
nilai rata-rata dari standar deviasi, maka Coefficients
Model Beta t Sig.
semakin besar jarak rata-rata setiap unit 1 (Constant) 8.791 .000
data terhadap rata-rata hitung (mean). Ini Kualitas
dikarenakan nilai standar deviasi 1.497 3.585 .001
Pelayanan
dihitung sebagai rata-rata jarak semua Moderat .385 4.664 .000
data pengamatan terhadap titik mean.
Disisi lain, jika nilai standar deviasi 0 Pengaruh Kualitas Pelayanan
(nol), ini menandakan data pengamatan terhadap Pembelian
homogen, semua data memiliki nilai
yang identik Berdasarkan hasil tabel 4,
hipotesis ke-satu menunjukkan bahwa
Koefisien Determinasi kualitas pelayanan berpengaruh positif
Tabel 2 Uji Koefisien Determinasi dan signifikan terhadap pembelian. Uji
Model Summaryb regresi linier menunjukkan ɑ = 0,05 atau
Std. Error
Adjusted kualitas pelayanan dengan tingkat
R of
Model R R signifikansi pembelian sebesar 0,001 <
Square the
Square 0,05. Dengan demikian, H1 diterima. Hal
Estimate
1 .468a .276 .265 9.06068 ini berarti bahwa kualitas pelayanan
berpengaruh positif dan signifikan
Hasil uji di atas adalah 0,265 terhadap pembelian dimana t dihitung
artinya variabel bebas (kualitas sebesar 3,585 sehingga H1 diterima.
pelayanan, kualitas Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pelayanan*pembelian, kualitas kualitas pelayanan dapat mempengaruhi
pelayanan*persepsi harga mampu pembelian karena pengelola obyek
menjelaskan 26,5 % variasi dari variabel wisata Goa Kreo Semarang selalu
terikat (pembelian), sedangkan sisanya berusaha meningkatkan kualitas
73,5 % dijelaskan oleh variabel lain yang pelayanan dari yang sudah ada. Hal ini
tidak termasuk dalam model penelitian terlihat di antaranya dari wahan-wahana
ini, seperti : lokasi, kualitas produk dan yang ada, selalu berupaya menghadirkan
lain-lain. hal terkini, serta karyawannya yang
selalu tanggap atas segala keluhan dan
Uji Multikolinearitas ramah. Hasil penelitian ini mendukung
Tabel 3 Hasil Uji Multikolinearitas penelitian yang dilakukan oleh Endarsari
Collinearity Statistics (2010), Purnawati et al. (2016), dan
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Santoso & Widowati (2011) yang
Kualitas menjelaskan bahwa kualitas pelayanan
.026 6.017 berpengaruh terhadap keputusan
Pelayanan
Moderat .029 3.165 pembelian.

Dari tabel di atas terlihat bahwa Pengaruh Persepsi Harga terhadap


model regresi terbebas dari Hubungan Kualitas Pelayanan dan
multikolinieritas karena nilai tolerance Pembelian
variabel independen berada diatas 0,1 Berdasarkan hasil tabel 4,
dan nilai VIF variabel independen berada hipotesis kedua persepsi harga
dibawah 10. berpengaruh positif signifikan terhadap
hubungan antara kualitas pelayanan dan

6
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

pembelian. Berdasarkan uji regresi linier, harga, waktu pembayaran, syarat


persepsi harga memiliki nilai t dihitung pembayaran, dan harga sudah sesuai
sebesar 4,664 dengan taraf signifikansi dengan kualitas jasa yang diberikan.
0,000 < 0,05. Dengan demikian, H2
diterima. Hasil penelitian ini DAFTAR PUSTAKA
menunjukkan bahwa persepsi harga
dapat memoderasi kualitas pelayanan Anthony, N. Robert & Govindarajan, Vijay.
dan pembelian. Pengelola obyek wisata (2011). Sistem Pengendalian
Goa Kreo Semarang disamping selalu Manajemen. Jilid 2. Tanggerang:
meningkatkan kualitas pelayanan yang Karisma Publishing Group.
sudah ada juga selalu memperhatikan Deisy, M., Lapian, J., & Mandagie, Y.
(2018). Analysis Of Brand Image,
harga (tiket masuk) yang disesuaikan
Product Price And Quality Of
dengan kemampuan masyarakat pada Purchasing Decision For Samsung
umumnya dan mampu bersaing dengan Handphone At Celuler Outlets It
obyek wisata sejenis lainnya. Hal ini Center Manado. Jurnal EMBA. 6(4) :
menjadi sinyal bahwa selain kualitas 2288—2297.
pelayanan untuk pengunjung, mereka Demanda, Festy Oktavin. (2018). Pengaruh
juga memperhatikan besaran harga (tiket Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan,
masuk) pada obyek wisata Goa Kreo dan Kepuasan Pelanggan terhadap
Semarang. Keputusan Pembelian di Throwback
Penelitian ini mendukung Coffee + Kitchen, Cikarang
Url: Http://Repository.President.Ac.I
Purnawati et al. (2016) yang menyatakan
d/Xmlui/Handle/123456789/592.
bahwa kualitas pelayanan berpengaruh Endarsari, Yunita. (2010). Analisis Pengaruh
terhadap keputusan pembelian dengan Harga, Pelayanan dan Kualitas
harga sebagai variabel pemoderasinya. Produk terhadap Keputusan
Pembelian Sepeda Motor Bekas di
SIMPULAN UD. Citra Jaya Motor, Sukoharjo.
Fakultas Ekonomi Universitas Slamet
Hasil penelitian atas kualitas Riyadi Surakarta.
pelayanan menunjukkan bahwa ternyata Hair JR, Joseph F, William C. Black, Barry J.
kualitas pelayanan berpengaruh positif Babin, (2010). Multivariate Data
Analysis (7th Edition) 7th Edition.
dan signifikan terhadap pembelian tiket
Prentice Hall.
obyek wisata Goa Kreo Semarang. Hal Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
ini menunjukkan bahwa pengelola Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
obyek wisata Goa Kreo Semarang telah Bandung : Alfabeta.
menunjukkan kualitas pelayanannya Kotler, Philip & Gary Armstrong. (2012).
yang prima, mulai dari bukti langsung, Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi XII.
keandalan, daya tanggap, jaminan, dan Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
empati. Lupiyoadi. (2016). Manajemen Pemasaran
Hasil penelitian mengenai Jasa Berbasis Kompetensi. Jakarta:
variabel moderasi persepsi harga Salemba Empat.
Mandey, Jilly Bernadette. (2013). Promosi,
menunjukkan bahwa kualitas pelayanan
Distribusi, Harga Pengaruhnya
berpengaruh terhadap keputusan terhadap Keputusan Pembelian Rokok
pembelian dengan harga sebagai Surya Promild. Jurnal EMBA. 1(4) :
variabel pemoderasinya pada obyek 95—104.
wisata Goa Kreo Semarang. Hal ini Purnawati, L., Ernawati & Susanti. R. (2016).
menunjukkan bahwa Pengelola obyek Pengaruh Kualitas Pelayanan dan
wisata Goa Kreo Semarang telah tepat Lokasi terhadap Keputusan
dalam menetapkan harga (tiket masuk), Pembelian dengan Harga sebagai
mulai dari tingkat harga, potongan Variabel Moderating. Jurnal Ekonomi

7
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

dan Kewirausahaan. 16(3) : 380— Tjiptono, F. (2016). Service Management


386. Mewujudkan Layanan Prima. Edisi 2,
Santoso, Aprih & Widowati, Sri Yuni. Yogyakarta: Andi
(2011). Pengaruh Kualitas Pelayanan, Yazia, Vivil. (2014). Pengaruh Kualitas
Fasilitas dan Lokasi terhadap Produk, Harga dan Iklan terhadap
Keputusan Pembelian, Jurnal Keputusan Pembelian Handphone
Dinamika Sosial Budaya, 1(2) : 179— Blackberry (Studi Kasus Blackberry
190. Center Veteran, Padang). Economica
Schiffman & Kanuk. (2009). Perilaku Journal Of Economic And Economic
Konsumen. Edisi 7. Jakarta: Education. 2(2): 165—173.
Indeks. Zeithaml, V.A., M.J. Bitner, D.D. Gremler.
Slovin, M.J. (1960). Sampling. New York: (2013). Services Marketing:
Simon and Schuster Inc. Integrating Customer Focus Across
Swastha, BD. (2014). Manajemen the Firm. 6th. ed. Boston: Mc. Graw-
Pemasaran. BPFE: Yogyakarta. Hill.

8
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

INTERNATIONAL TOURISM AND THE COVID-19


PANDEMIC:
THE USE OF VIRTUAL REALITY TO INCREASE TOURISM
DESTINATION SUSTAINABILITY AND HOW USERS
PERCEIVE THE AUTHENTICITY OF VR EXPERIENCES
Eunike M. Gegung
Alumni Master in Tourism Business and Destination Management
Victoria University Business School
300 Flinders St, Melbourne VIC 3000, Australia
eunikegegung@gmail.com

Diterima: 28 Pebruari 2021. Disetujui: 24 Mei 2021. Dipublikasikan: 28 Juni 2021

Abstract

This paper aims to analyze the use of virtual reality (VR) in the wake of the COVID-19
pandemic to increase destination sustainability and explore the authenticity of VR
experiences as a substitute for real-life experiences. It begins by giving a brief background
of the effect of the COVID 19 crisis on the tourism industry. Then archival research or
document review is used to collect the data, it may, therefore, be analyzed through a
thematic and content analysis. This paper showed VR as a viable instrument to promote the
sustainability of tourist destinations not only from an environmental and cultural
perspectives but also from the economic aspect of host communities through the
development of alternate forms of income. Moreover, the use of VR may mitigate the
possibility of virus spreading, increase destination sustainability and provide another option
for a wider audience of visitors to see how prospective and worthy the sites are.

Keywords: Authenticity, COVID-19, sustainability, tourism destinations

© 2021 Direktorat Kajian Strategis

INTRODUCTION (MERS-CoV) causing more than 858


people to die because of infection and
Coronavirus was earlier noticed in complication (WHO, n.d.). The latest
1918, known as a flu pandemic or form of coronavirus or novel coronavirus
Spanish flu. In 2002, severe acute (COVID -19) evolves and becomes
respiratory syndrome coronavirus transmissible from human to human and
(SARS-CoV) was identified in can be transmitted while infected people
Guangdong, China. During this outbreak, did not show any symptoms (Edwards,
more than 8000 people from 29 countries 2020). This virus is extremely contagious
were confirmed infected and 774 people and spreads swiftly and ceaselessly in the
died (Wang et al., 2018). This SARS- global population (Liu et al.,
CoV was then contained in May 2004. 2020). According to WHO (2021), the
Later, around 2012, another form of confirmed cases of the COVID 19 have
Coronavirus was onset in Saudi Arabia increased significantly to 112,902,746
and was named as Middle East and caused more than 2 million deaths.
respiratory syndrome coronavirus To slow down the transmission of this

9
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

infectious disease. Many countries have This then leads to the question of
adopted lockdown procedures and travel when will tourism activities go back to
restrictions to shrink the number of normal. The term virtual reality has been
confirmed cases and the death rates. touted as an alternative solution that can
These procedures have reduced the be used to increase the destination’s
number of international visitors. adaptability and continuity at the same
According to UNWTO (2020), time to enhance its competitive
Travel and Tourism are the most advantage during the pandemic. Virtual
impacted sectors during this reality refers to a computer-generated
unprecedented global health emergency. simulation (Mitchell, 2020). This
The number of international visitors artificial intelligence generates a
declined almost three-fourths (72%) dynamic three-dimensional object that
from January to October 2020. This simulates artificial environments where
reduction has also impacted export users may see the sites in a holistic
revenues of international tourism at 935 manner (Mitchell, 2020). Following are
billion. This was 10 times larger than that some studies that discussed the use of
of in 2009 where the global economic virtual reality in tourism destination
crisis occurred (UNWTO, n.d.). areas, including its implication. The first
According to the data obtained one is, Shaikh et al., (2018) previous
from UNWTO (n.d.), there are at least research found that there are some
five factors that have weighed the benefits and drawbacks of using VR
recovery of international tourism during applications. It is said that VR may act as
the pandemic. These are travel an instrument in providing another
restrictions with the highest proportion at dimension that enables tourists to
around four-fifths (79%), followed by experience destinations through the
slow virus containment that stood at application. The use of 360-degree
68%, economic environment, and lack of videos and images may enhance tourist
coordinated responses among the experiences towards the vacation spots
countries which was a compromise of (Shaikh et al., 2018). Though, the
38% and 37 % respectively. Next was importance of the human senses and the
slow consumer confidence 31 % and concepts of immersion and presence need
slow flight resumption 20%, and others at to be scrutinized at some point. Another
4%. research related to the use of VR-related
tourism activities is done by Guttentag
(2010). This article evolves the idea of
tourist’s attitudes towards the
authenticity of VR-related tourism
activities.
It could be argued that this
technological innovation may eliminate
the possibility of the virus spreading and
transform the destination into more
resilient. However, is it true that this
virtual reality can inspire and substitute a
real experience for its users? (Guttentag,
2010; Shaikh et al., 2018). Therefore, this
Figure 1. The main factors affecting
International Tourism recovery (Source:
paper will consider some arguments
UNWTO n.d.) related to the idea of virtual reality in the
wake of the pandemic and how it may

10
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

support destination sustainability, along Tourism is among the affected


with the perception of authenticity of sectors that are facing challenges during
virtual reality experiences. the COVID-19 pandemic (Itani &
Hollebeek, 2021). Therefore, to recover
METHOD from this situation, it is necessary to
obtain travelers confidence by ensuring
In conducting the study and that their health is protected (Sera &
gathering the most appropriate data, the Leong, 2020). In dealing with this
qualitative research method was used in situation, it requires a shifting from
this paper. This method is used to physical to touchless travel which
scrutinize the quality of relationships, involves sustainability, technology,
situations, activities, or materials health, and securities (Schiopu et al.,
(Fraenkell, 2012, as cited in Agustina & 2021). The idea of virtual reality may
Yoshinta, 2020). A systematic review is support those causes. This is because VR
used to aggregate or summarise, and also may rejuvenate tourism destinations into
to explain, analyze, or classify the more green, inclusive, and resilient
phenomenon (Fraenkel et al., 2012). compared to the traditional way of
Moreover, the data was collected and visiting the place (Schiopu et al.,
explored through Library research for 2021). As might be expected the
about one and a half months, from earlier traditional tourism model may involve a
January to mid of February 2021. This great number of visitors moving from one
method utilizes the earlier existing destination to another, which then
infallible documents and similar sources generates carbon emissions, also extra
of information. This means the data was lands and water needed for tourism
collected by analyzing written evidence activities. Virtual reality promotes the
as primary sources such as documents, continuity of destination areas. It may
journal articles, scholarly books, research lessen the impact of tourism activities
reports, online sources, media releases, taking place in nature especially during
and government reports (de Falco et al., the pandemic. This statement is
2019, as cited in Chirisa et al., 2020). supported through a study done by
Then, a thematic content analysis Newsome (2020) who said that during
was applied for assembling and the global pandemic, the environment has
structuring the data thematically (Chirisa changed with the most noticeable effect.
et al., 2020). Thematic content analysis is The reduction in carbon emission and air
referencing the use of textual material in pollution has been captured from
research to analyze the text and social satellites (NASA, 2020 as cited in
investigation within several empirical Newsome, 2020). Specifically, air
methods (Kumar et al., 2020, as cited in quality has been seen much better in
Chirisa et al., 2020). Therefore, using this China and Europe (Newsome, 2020).
method can bring out the idea of VR in In addition to this, virtual reality
the wake of the pandemic and how it may may offer alternative forms of access to
support destination sustainability, along threatened locations and remote areas
with the perception of authenticity of this where visitors might not be able to visit
application. (Schaffer et al., 2018). Take Maya Bay,
for instance, due to mass tourism that has
RESULTS AND DISCUSSION threatened marine life, local authorities
have closed the site. Virtual reality could
Destination sustainability implications offer experiences of locations without

11
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

impacting the natural environment degrading them. Still, one might quite
(Schaffer et al., 2018). naturally question the economic viability
What is more, virtual tourism may of local people. According to Guttentag
also prevent excessive tourism in (2008), host community members
favorable destinations where real-life involved in tourism, such as tour guides,
tourism may degrade the sustainability tour operators, restaurant owners, hotel
aspects of local cultures, historical icons employees, and souvenir vendors, would
and often generate anti-tourist attitudes face a dearth of real clients. This may
growth among host communities. Loads affect the economic perspective of locals
of tourists may induce assimilation and who mostly rely on physical tourism
inadvertently weaken the authenticity of activities as their main income. Hence, an
the indigenous cultures by which a local alternate form of income should be
culture may lose many of its core developed to support the host community
elements. Also, cultural commodification during the pandemic (Itani & Hollebeek
has become another issue, where tourism 2021). Perhaps marketers can recognize
turns local cultures into the commodity the possibility to translate VR content
(Shepherd, 2002). As often this culture is into a purchase intention while
commodified by altering the initial maintaining the magnetism of real
meanings and values (Shepherd, 2002). traveling and encouraging those
Locals are forced to live and behave in wandering thirst to travel (Sarkady et al.,
particular conditions to meet tourists’ 2021).
expectations (Bauer, 2008). Bauer (2008)
mentions when locals try to emulate The authenticity of virtual reality
tourists whether in lifestyle, behavior, or experiences
languages. They constantly stir up the Low consumer confidence and
‘demonstration effect’ in which local slow virus containment during the
communities might lose their cultural pandemic have become some of the
identity and changes in traditional components that weighed International
lifestyles. It could be argued that some tourism recovery (UNWTO n.d.).
sacred areas, sites, or practices may not Fearing the risk of the virus spreading
be respected when these objects become during vacation may freeze tourist
a part of tourism commodities. Indeed, a motivation to visit new places. Virtual
double discourse of value is always reality could help to open the possibilities
shadowing this practice, for users to visit desirable destinations
without worrying about the
“on the one hand, Smith explains in pandemic. VR may promote the health
Detloff (2016), there is the discourse of and safety of travelers as they virtually
economic theory: money, commerce, travel to various destinations from home
technology, industry, production and (Chirisa et al., 2020). One destination
consumption, workers and consumers. that has used artificial intelligence in its
On the other hand, there is the discourse tourism-related activities is Uluru Kata
of aesthetic axiology: culture, art, Tjuta National Park Australia (Parks
genius, creation, appreciation, artists, Australia n.d.). Through virtual reality,
and connoisseurs.” users may experience the geographical
aspects of UKTNP without personally
VR offers a more sustainable way visiting the place (Parkaustralia.gov.au
of traveling (Schaffer et al., 2018) where n.d.). VR allows virtual visitors to
users can appreciate the environment and encounter a dynamic 360-degree
socio-cultural aspects of locals without visualization with vivid imagery that

12
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

represents geologic features such as 360-degree videos and images (Chen,


caves, cliffs, rocks, and several plants 2020). Furthermore, VR experiences
including local faunas (Schaffer et al., only take quite a few minutes far from the
2018; Parkasaustralia.gov.au, n.d.). real vacation which can take more than a
Together with audio clips and natural week (Chen, 2020).
sound effects, VR helps users to feel the Therefore, this technological
atmosphere of the site or evoke a sense of advancement may not appeal to those
being there (Schaffer et al., 2018). This who seek adventure and the authenticity
instrument might be considered as a of attractions (Chen, 2020). However, the
remedy for travelers who seek involvement of good governance and
excitement and the intensity of the marketing strategies may perhaps
experience during the pandemic. In become a game-changer for destinations
Indonesia, for instance, to bring back in utilizing this artificial intelligence
travelers confidence, the authorities have (Chen, 2020; Chirisa et al. 2020). As
developed virtual tours of sites and technology continues to advance perhaps
attractions across the country. It enables it can make use of other sensory
users to explore the beauty of Indonesia information and generate an environment
through the use of VR. This includes 360- with a higher degree of interactivity
degree images and the advanced version (Chirisa et al. 2020). Also, within the
of 360-degree videos (Indonesia.travel, realm of possibility, it may help to
n.d.). This technological advancement promote and sell the sites for potential
may help to stimulate a desire for tourists. Helping potential tourists to
traveling and keep postponed tours fresh make fully informed decisions and
in people’s memories (Dupeyras et al., reasonable expectations before visiting.
2020). Inevitably, the authenticity of the This statement is supported through some
VR experience is the determinant of the studies done by Shaikh et al. (2018);
intended use of this technology in the Guttentag, (2010); and Violante et al.,
tourism context (Schiopu et al., 2021). (2019) who said that VR applications can
People are traveling owing to their desire highly persuade customer journeys
for seeking the newness and excitement where customers are looking to be
of the experience (Li & Petrick, 2008). A inspired. It may therefore help virtual
positive tourist experience may assist tourists to see how worthy and
tourists to initiate an emotional prospective the sites before visiting.
attachment and a positive relationship to
places that correlate with their positive CONCLUSIONS
experiences (Ramkissoon et al., 2013). It
creates a lifetime memory that can be The coronavirus has massively
shared, re-called, and re-lived (Schaffer, impacted the world. Around 90 percent
2018). Though VR might mitigate the of the global population now lives in
contagion of the virus and help the countries with travel restrictions (Serra &
industry to be more sustainable, some Leong, 2020). Not only the health sector
elements still cannot be covered. As has been strongly affected by this
humans tend to use their sensory systems pandemic, but also the economies of the
such as smell, touch, or taste to interact world including tourism industries
with the product and to influence their (Chirisa et al., 2020). Therefore, the use
decisions (Solomon et al., 2019). Some of virtual reality might be considered as a
would argue that VR provides no feasible instrument to promote the
interaction or limited interaction. As it is sustainability of tourist destinations both
led through systematically computerized from environmental aspects and socio-

13
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

cultural values. However, an alternate 19?. Retrieved from,


form of income should be established to https://www.click2houston.com.
strengthen the economic viability of Guttentag, D. A. (2010). Virtual reality:
destinations. Furthermore, this Applications and implications for
tourism. Tourism Management, 31(5),
technological instrument (VR) may not
637-651.
fully replace the authenticity of physical Fraenkel, W., & Wallen, N. E. Hyun,(2012).
attraction. But it may help to stimulate How to design and evaluate research
user desires for traveling and provide in education, 8.
another option for virtual tourists to see Indonesia.travel. (n.d.). These 5 virtual
how prospective and worthy the site is to journeys to Indonesia will take you on
be visited after the restriction being eased an epic adventure while you stay at
or perhaps after the pandemic (Dupeyras home. Retrieved from
et al., 2020). https://www.indonesia.travel
Itani, O. S., & Hollebeek, L. D. (2021). Light
at the end of the tunnel: Visitors'
BIBLIOGRAPHY
virtual reality (versus in-person)
attraction site tour-related behavioral
Agustina, I. T., & Yosintha, R. (2020). The
intentions during and post-COVID-
Impact of Covid-19 on Hotel Industry
19. Tourism Management, 84,
In Asian Countries. Jurnal
104290.
Kepariwisataan Indonesia: Jurnal
Li, X., & Petrick, J. F. (2008). Tourism
Penelitian dan Pengembangan
marketing in an era of paradigm
Kepariwisataan Indonesia, 14(2),
shift. Journal of Travel
159-167.
Research, 46(3), 235-244.
Bauer, I. (2008). The health impact of
Liu, Y. C., Kuo, R. L., & Shih, S. R. (2020).
tourism on local and indigenous
COVID-19: The first documented
populations in resource-poor
coronavirus pandemic in
countries. Travel medicine and
history. Biomedical Journal, 43(4),
infectious disease, 6(5), 276-291.
328-333.
Chen., A. (2020). Is virtual travel here to stay,
Mitchell., C. (2020). Virtual reality.
even after the pandemic subsides?.
Investopedia. Retrieved from
Retrieved from,
https://www.investopedia.com/
https://www.nationalgeographic.com
Newsome, D. (2020). The collapse of tourism
Chen, D. (2020, August). Virtual reality
and its impact on wildlife tourism
vacation offers a new kind of
destinations. Journal of Tourism
entertainment. Retrieved from
Futures.
https://www.tourism-review.com.
Parks Australia. (n.d.). Virtual Tour.
Chirisa, I., Mutambisi, T., Chivenge, M.,
Retrieved from
Mbasera, M., Sidambe, M.,
https://parksaustralia.gov.au/uluru/dis
Muchenje, B., ... & Zengeni, D.
cover/virtual-tour/
(2020). Scope for Virtual Tourism in
Ramkissoon, H., Smith, L. D. G., & Weiler,
the Times of COVID-19 in Select
B. (2013). Relationships between
African Destinations. Journal of
place attachment, place satisfaction
Social sciences, 64(1-3), 1-13.
and pro-environmental behaviour in
Detloff., M (2016). Introduction: On value.
an Australian national park. Journal of
Cambridge University Press.
Sustainable Tourism, 21(3), 434-457.
Dupeyras, A., Haxton, P., Stacey, J. (2020).
Sarkady, D., Neuburger, L., & Egger, R.
The COVID-19 crisis and tourism:
(2021). Virtual Reality as a Travel
Response and recovery measures to
Substitution Tool During COVID-19.
support the tourism sector in OECD
In Information and Communication
countries. Retrieved from
Technologies in Tourism 2021 (pp.
https://www.g20-insights.org/
452-463). Springer, Cham.
Edwards., B. (2020). What's the difference
between coronavirus and COVID-
14
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

Schaffer, V., Bec., A, Moyle., BD. & Scott., https://www.unwto.org/impact-


N. (2018). VR technology gives new assessment-of-the-covid-19-
meaning to ‘holidaying at home, but it outbreak-on-international-tourism
is really a substitute for travel’, The UNWTO. (n.d.). International Tourism and
Conversation, 15 October. Retrieved COVID-19. Retrieved from
from https://theconversation.com https://www.unwto.org/
Schiopu, A. F., Hornoiu, R. I., Padurean, M. Violante, M. G., Vezzetti, E., & Piazzolla, P.
A., & Nica, A. M. (2021). Virus (2019). How to design a virtual reality
tinged? Exploring the facets of virtual experience that impacts the consumer
reality use in tourism as a result of the engagement: the case of the virtual
COVID-19 pandemic. Telematics and supermarket. International Journal on
Informatics, 101575. Interactive Design and Manufacturing
Serra, A., & Leong, C. (2020). Here’s what (IJIDeM), 13(1), 243-262.
travelling could be like after COVID- Wang, N., Li, S. Y., Yang, X. L., Huang, H.
19. Retrieved from M., Zhang, Y. J., Guo, H., ... & Shi, Z.
https://www.weforum.org/ L. (2018). Serological evidence of bat
Shaikh, S., Bokde, K., INGALE, A., & SARS-related coronavirus infection in
Tekwani, B. (2018). Virtual Tourism. humans, China. Virologica
International Research Journal of Sinica, 33(1), 104-107.
Engineering and Technology, 5(4), WHO. (2021, February). WHO coronavirus
2044-2046. disease (COVID-19). WHO.
Shepherd, R. (2002). Commodification, Retrieved from
culture, and tourism. Tourist https://covid19.who.int/
Studies, 2(2), 183-201. WHO. (n.d.). Middle east respiratory
Solomon, M., Russell-Bennett, R., & Previte, syndrome coronavirus (MERS-CoV).
J. (2019). Consumer behaviour. WHO. Retrieved from
Pearson Higher Education AU. https://www.who.int/health-
UNWTO. (2020). Impact assessment of the topics/middle-east-respiratory-
COVID-19 outbreak on international syndrome-coronavirus-mers
tourism. UNWTO. Retrieved from

15
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

THE IMPACT OF COVID-19 ON SOUVENIR INDUSTRY IN


MARINE TOURISM AREAS IN INDONESIA

Indah Pambudi Arumsari1, Rolisda Yosintha2


1,2
Faculty of Teacher Training and Education
Tidar University
Jl. Kapten Suparman No.39, Tuguran, Potrobangsan, Kec. Magelang Utara, Kota
Magelang, Jawa Tengah 56116
indahpambudiarumsari@gmail.com

Accepted: 15 Juni 2020. Approved: 24 Mei 2021. Published: 28 Juni 2021

Abstract

Covid-19 is a lethal virus that is being faced by the world. Many sectors are affected by the
virus, including the marine tourism industry and all people who work in this industry. This
study aimed to investigate the impact of Covid-19 on souvenir traders in the marine tourism
area in Indonesia. The researchers used a qualitative method to collect the data and
descriptive analysis to analyze the data. The findings show that Covid-19 has detrimentally
affected souvenir traders in marine tourism areas in Indonesia as they lost nearly 100% of
their income from tourist visits. To overcome this income deficit, most of them choose to
switch professions to become farmers, fishermen, seaweed farmers, and antiseptic gel
makers.

Keywords: covid-19, marine tourism, souvenir industry

© 2021 Direktorat Kajian Strategis

INTRODUCTION touches the eyes, nose, or mouth will be


the way of the virus entering a person's
The world is now suffering from body. WHO also says that the common
the spread of coronavirus disease 2019 symptoms of Covid-19 are such as fever,
(Covid-19). This disease is a type of dry cough, and fatigue. Other symptoms
infectious disease that was not widely felt are headache, shortness of breath,
known before the outbreak that struck sore throat, diarrhea, loss of sense of
Wuhan, China, in December 2019. smell or taste, conjunctivitis. Usually,
Covid-19 can easily spread when a these symptoms come gradually and vary
person who is not infected with Covid-19 depending on the severity that occurs.
accidentally inhales or holds an object People who are elderly and have
that has been contaminated with a spark comorbidities will experience more
that comes from a positive person with severe pain.
Covid-19. The hand that has touched the In Indonesia, the number of
object affected by the spark when it positive corona cases continues to

16
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

increase. This condition makes the companies, and other travel documents
Indonesian government continue to enact such as official identity cards. Even this
policies related to this pandemic. It regulation is also applied in Indonesia.
begins with an appeal to stay at home for From those things, it means that people
only 2 weeks last March, but until now cannot leave or enter Indonesia as freely
Indonesian people are still being asked to as before.
stay at home. According to an official The travel ban, which leads to
report in https://covid19.go.id/, the access restrictions, brings about further
number of positive corona cases in impacts on the tourism industry in
Indonesia reached 23,165 on May 26, Indonesia as this regulation directly
2020. As many as 5,877 patients recover diminishes the number of travelers, either
from this disease reach, while 1.418 domestic or foreign. To prevent the
patients die. The people who were spread of Covid-19, several tourism
initially encouraged to stay at home for departments have instructed to
only 2 weeks now have to be patient temporarily close almost all tourism
again because the policy continues to be destinations in their regions, including
extended. Starting March 2020, the marine tourism attractions. Based on
government ordered many institutions, (Asnida Riani, 2020), Lovina and
including those in the education sectors, Pandawa beaches in Bali have been
to Study from Home or Work from Home closed since March. Not only that (Imam
to prevent the spread of this virus. In Rosidin, Robertus Belamirnus, 2020)
addition, many public places that are also said that Kuta beach and all
usually busy and crowded such as attractions in Badung, Bali were also
shopping malls, tourist attractions, and closed. Other tourist objects such as
places of worship are also on temporary Sayang Heulang beach in West Java were
closure. also closed (Fitri Nursaniyah, 2020), and
Furthermore, on the official several beaches in Gunung Kidul were
website of the Covid-19 countermeasure also closed by the Gunung Kidul
in Indonesia concerning the PSBB Regency Government (antaranews.com,
(Large-Scale Social Restrictions) which 2020).
makes the school be shut down, Anis Indonesia is the largest
Baswedan will extend the policy to 4 archipelagic country in the world with
June 2020. In Jakarta itself, per the DKI 17,499 islands across the equator. With
Jakarta Governor Regulation (Pergub) 81,000 km of coastline, tourists can find
Number 47 the Year 2020 regarding Exit countless marine tourism spots in
Permit (SIKM), which regulates the Indonesia (West Java Government,
obligations that must be fulfilled by 2017). To Indonesia, these marine tourist
citizens who will enter the DKI Jakarta attractions are very important to support.
Province. The letter said that those who Quoted from Suara.com, maritime
were permitted were health, finance, tourism in Indonesia donated 1 billion US
logistics, strategic industries, food, dollars in 2019. (Akhdi Martin Pratama,
energy, hospitality, construction, Erlangga Djumena, 2019) released that at
communication, and information the end of 2019 the tourism sector could
technology, the fulfillment of daily reap foreign exchange totaling 17.6
needs, basic services, public utilities, and billion (Rp246.4 trillion) through the
industries determined as objects national program 10 Bali Baru, 7 of the 10
vital and certain objects. Other destinations are marine tourism including
requirements such as health certificates, Tanjung Kelayang (Belitung), Tanjung
Swab Polymerase Chain Reaction (PCR) Lesung (Banten), Mandalika (West Nusa
tests, official letters from agencies or Tenggara), Labuan Bajo (East Nusa

17
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

Tenggara), Wakatobi (Southeast older people, they can produce souvenirs


Sulawesi), and Morotai (Maluku North). with a variety of very beautiful models.
This shows that marine tourism in Not only for local trade, but beach
Indonesia also affects the country's souvenirs are also beginning to be in
foreign exchange. However, because of demand by traders in big cities. Even
the Covid-19 pandemic, some regions recently, the market demand for beach
that rely on the marine industry suffered souvenirs has also expanded because it
significant losses due to the absence of has been exported to neighboring
tourist visits. Quoted from the website countries such as Thailand, Singapore,
(Widodo, 2020), the Chairman of the Malay, China, and so on. The Marketing
Indonesian Tourism Industry Association Manager of Multi Dimensi ShellCrafts, a
in Bali, Ida Bagus Agung Partha company running in the souvenir
Adnyana, said that the decline in Bali industry, said that around 2010 to 2015,
tourism reached 93% compared to the the total number of exported goods
same period last year Tourism reaches 100 to 150 thousand USD each
destinations in Bali which is very bad is month (Astutik, 2019).
a type of marine tourism, he concluded. The increase in the number of
The dive tourism businesses in Labuan orders also affected the number of
Bajo, West Manggarai, East Nusa employees employed, with the highest
Tenggara, are also forced to close their number reaching 500 people. They can
businesses due to the effects of this sell the products to China, Thailand,
coronavirus. Marcia Stephanie, a dive Hongkong, and other countries. With
operator in Labuan Bajo who closed the such a huge amount of income generated
door of her business for a while said that from the souvenir industry and
the losses in her company reached employability increase, the souvenir
hundreds of millions (Bali.bisnis.com, industry has contributed to the addition of
2020). foreign exchange (CNBC INDONESIA,
In marine tourism, of course, many 2019). Considering the important role
parties play a role in supporting this played by the souvenir industry in marine
industry. It is not only the visitors, hotel tourism areas, it is very important to
or inn providers, and fishermen who play investigate the effects of Covid-19 on the
a significant role in this industry, but also souvenir industry in marine tourism in
souvenir merchants. When visiting Indonesia.
marine tourism spots, visitors are often Talking about souvenirs, we need
besieged by souvenir merchants who sell to know that souvenir sales are quite
beautiful souvenirs, such as key chains, important. For residents around the coast,
beach nuanced photo frames, tissue they will make this business a livelihood.
boxes, necklaces, bracelets, seashells Not only that, but souvenirs are also a
curtain, decorative lamps, beautiful medium to introduce tourism spots by
decorative hangers, and many other showing their characteristics through
products. These things are of course these souvenirs. Many tourists are
made from the natural resources in the looking for and then buying souvenirs to
see such as conch shells, starfish, sea slug save the memories even a gift for those
shells, and many more. Some people who closest to them who cannot vacation
live on the coast do not only work as together. Another thing also shows that
fishermen or fishmongers but also souvenir sales are a supporting business
produce beachfront souvenirs for sale. in the tourism sector. As said by Andinata
This work is considered safer than a (2010), the other production sectors in
fisherman who has to fight against the tourism include the handicraft industry,
swift waves in the sea. From teenagers to souvenirs, accommodation, and

18
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

transportation. Asmara (2020) also said METHOD


that there are several tourism supports,
namely the availability of travel agencies, This study aims to know the
accommodation, transportation, catering impact of Covid-19 on the souvenir
services and restaurants, money charges / industry in marine tourism areas. The
money changers, tourist attractions, and researchers used a qualitative method to
souvenirs such as souvenirs. collect the data by founding data through
Based on the things that have been journals, articles, websites, and ministry
mentioned above, it can be said that letters. Therefore, those resources were
souvenirs are part of the support which chosen because t hey presented
has many benefits. However, in the statements and facts about the conditions
current pandemic era, souvenir industry of souvenir traders in marine tourism
activities appear to be affected by Covid- areas. The data were then analyzed using
19. Based on the results of a survey a descriptive qualitative technique. The
conducted by the Ministry of Tourism descriptive analysis aimed at collecting
and Creative Economy, 0.97% of other data with good actuality which illustrated
types of businesses affected by Covid 19 the real conditions. This whole process
include souvenir shops, spa houses, and did not only aim to identify the problems
other tourism services (Suprihatin, but also to investigate the solutions to
2020). Other research was conducted by make the conditions better based on the
Hadiwardoyo (2020), in his research on data and the experience.
National Economic Losses Due to the
Covid-19 Pandemic, that the sectors that RESULTS AND DISCUSSION
were hardest hit were places that rely on
crowds, one of which is tourism, and The component in the tourism
supporting businesses such as mass sector is certainly not only about the
transportation, ticketing, hotels, and location and natural beauty that is
souvenirs. presented. Among them, there are also
In this current pandemic era many other components such as facilities and
sectors are affected, one of which is the the art market or place of selling
tourism sector. According to UNWTO souvenirs typical of the tourist attractions
(2020), it is estimated that 850 million to that will add to the attractiveness of the
1.1 billion international tourists have spots. Every tourist spot has its
decreased. This causes components in characteristics as well as souvenirs for
tourism to also experience a decrease in sale.
income, one of which is in the field of Souvenirs sold in marine tourism
souvenir sales. This is due to the include a variety of craft shells
decreasing level of tourist visitors, transformed into room decorations,
especially marine tourism, which makes mirror decoration, miniature animals,
souvenir traders lose many buyers. We and brooches. No less unique is the
can observe that covid-19 is increasing, presence of souvenir merchants who sell
while the rate of souvenir sales is notched rings and Jenitri bracelets and
decreasing. It can be the general necklaces (Retno, 2016). The price range
implication of Covid-19 on souvenir is set starting from IDR 4,500 - 65,000
traders. the decline in souvenir sales (Indonesian tourism, 2020) (Souvenir
poses a risk to the economy of souvenir Shells, 2020). At the end of the holidays
traders who depend their financial in 2019, visitors to Parangtritis Beach
fortunes on tourists who buy these were around 30 thousand tourists (IDN
souvenirs. Times, 2020), but in March the Bantul
Regency Government closed all tourist

19
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

attractions including Parangtritis Beach. for sale also have different variations.
This makes the income of traders in Souvenirs are sold at the zoo in the form
Parangtritis Beach shows IDR 0 (Pertana, of animal t-shirts, key chains, sandals,
2020). dolls, mugs, and stickers. Prices set by
Not only in Parangtritis Beach, souvenir sellers at the zoo tour are around
traders in Kuta Beach, Bali, also IDR 10,000- 68,000. The data is based on
complained about the lack of tourists the recognition of one of the officers at
there. One souvenir merchant who was the Harsum Souvenir Kiosk in Ragunan
there said that in a day usually gets a Wildlife Park, Jakarta
profit of Rp. 600,000 - Rp. 400,000 in a (TRIBUNNEWS.COM, 2012). With the
day in November or December 2019 ago, existence of this pandemic, in March
but with the existence of this pandemic, 2020 the DKI Jakarta Provincial
tourist visits in the art market declined Government even had to close Ragunan
dramatically (Merdeka.com, 2020). Wildlife Park, Jakarta (Grandyos Zafna,
The absence of visitors was also 2020). This causes no tourist visits to
felt by ArtShop traders in Sanur Beach, simply see the animals that exist,
Bali. There are only a few local tourists especially to buy souvenirs that are sold
and 2 foreign tourists who still survive in there.
Bali. Usually, Sanur Beach Bali is never In religious tourism, souvenirs that
empty of visitors and is always crowded are sold are also diverse such as prayer
(NusaBali.com, 2020). However, due to beads, gloves, kopyah, shirts, and key
the impact of Covid-19, tourists choose chains, calligraphy, paintings, or posters
to stay at home. This makes the income about religious figures (JawaPost.com,
of souvenir traders who are around Sanur 2018). The price range in the souvenir is
Beach, Bali, suffered a substantial loss IDR 5,000 - 90,000. One example of
due to the lack of income from the sale of religious tourism that is visited every day
souvenirs. is the Gusdur Grave Tourist Area.
To improve this condition, some Besides being able to make a pilgrimage
souvenir sellers choose to sell their at Gus Dur’s grave, tourists can also shop
personal belongings to survive, as said by for souvenirs. One of the visitors said that
one of the souvenir traders in Parangtritis the selling price of souvenirs there is
Beach (Pertana, 2020). Not only that, but cheap and has a large selection of items
government assistance also came to help (FACTUALNEWS.CO, 2018).
the economy and lighten the burden of However, due to the pandemic that is
traders around the Kebumen beach such being experienced by the Indonesian
as Logending Beach, Karangbolong state, based on the Circular Letter (SE) of
Beach, Suwuk Beach, Petanahan Beach, Tebuireng Ponpes number 1524 / I / HM
and Leguna Lembupurwo Beach by 00 01 / PENG / 2020 dated March 14,
providing food packages (Heksantoro, 2020, the tomb of Gus Dur must be
2020). One of the residents in Nusa temporarily closed until an indefinite
Penida, Bali, also said that many had time. This has led to the absence of
switched professions because of the tourists and also the purchase of
covid-19 to become farmers, fishermen, souvenirs (detikcom, 2020).
and seaweed farmers (BALIPOST.com, In addition, historical tourism in
2020). Rumah Rumpu Laut (RRL) even Indonesia is also quite a lot considering
produces antiseptic gel at an affordable the many tragedies that befell the
price so that it can increase sales turnover Indonesian state before and after them.
(kumparan.com, 2020). One example of historical tourism in
In other tourist attractions, namely Indonesia which is quite famous is the
animal husbandry attractions, souvenirs historical tourism monument. In the

20
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

historical tour of Monas, souvenirs are souvenir purchase level is highly


sold in the form of typical Monas trinkets affected. In the marine tourism sector,
such as miniature monas key chains, t- souvenir purchases indicate 0% interest,
shirts that are on sale at low prices (CNN which means there are no purchases that
Indonesia, 2020). At the close of 2019, occur due to the closing of marine
Monas was very hemp visited by both tourism.
local and foreign tourists. The tourists But it is not only marine tourism
still enjoy the atmosphere by sitting that is affected, temple tourism is also
casually down to the parks in Monas. But affected and only shows 30% in terms of
some tourists are less able to feel the souvenir purchases. Other tours such as
atmosphere of Monas because it is too wildlife tourism, religious tourism,
crowded. This also had a good impact on historical tourism also show 0%. It can be
souvenir sales because at the close of seen in the graph the most souvenir sales
2019 there were very many visitors are in temple tours. This finding proves
(KOMPAS.com, 2019). However, last that the presence of this coronavirus
March, the Governor of DKI Jakarta affects the sales of existing souvenirs.
closed a number of tours managed by the The closure of the tour makes tourists
Provincial Government of DKI Jakarta zero and empty souvenir buyers. The data
including Monas (detikcom, 2020). This that has been collected also illustrates
closure makes several tourists has that the most affected are marine tourism
decreased dramatically; souvenir sales because in the data above it is stated that
are also reduced by 100%. at the close of 2019 visitors to
Overall, almost all tourist Parangtritis Beach (which is included as
attractions in Indonesia suffer from one of marine tourism) shows figures up
Covid-19 by the dramatic decline in to 30 thousand tourists. Whereas with the
tourist arrivals. This condition has led to existence of this pandemic, souvenir
a severe blow on souvenir sellers in those merchants said that there no tourists were
spots as summarized in Figure 1. visiting and buying souvenirs.
With the results and discussion
35% above, we can analyze that Covid-19
30% affects souvenir sales, especially in the
25%
20% marine tourism sector. The finances of
15% souvenir traders on marine tourism are
10%
5% under threat due to the decline in the
0% number of tourists because of the
coronavirus. Not only that, the seekers of
materials for making souvenirs around
the beach also felt the impact. Those
things are including the profound impact
of Covid-19 on sales and workers
Figure 1. Souvenir purchase in some tourist involved in the souvenir business.
attractions in Indonesia Quote from (KOMPAS.TV, 2020)
the existence of this coronavirus outbreak
As shown in Figure 1, there is a has made several souvenir shops in
decrease in the sales of souvenirs in the Sorong experience a decrease in turnover
Indonesian tourism sector. The graph of up to 80% compared to before the
answers researchers' questions about the coronavirus. This is due to the absence of
impact of Covid-19 on souvenir traders in tourists who come to marine tourism in
marine tourism areas. The graph shows Raja Ampat Regency, Papua Province.
that souvenir merchant income or On the other hand, it is written that if the

21
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

tourism industry has decreased, it will tourism, historical tourism, zoo tourism,
affect other industries such as hotels, and marine tourism in particular.
transportation, restaurants, and souvenirs Souvenir merchants themselves are also
(Fajar, 2020). expected to have innovations for other
The researchers found not only a jobs as a substitute for jobs other than
profound impact but also the effect of the selling souvenirs. One of the innovations
decline in souvenir sales in economic and that suitable for this current situation is
social aspects. From the economic point that souvenir traders can take advantage
of view, Covid-19 makes some souvenir of technology to market their
traders decrease such as the financial. merchandise online. It can be done so that
The researcher can analyze that based on souvenir traders can still sell and promote
the data that have been written above. their merchandise in the current
Moreover, it also happens in social pandemic situation.
impact. Many corporations have to
decide on lay off the workers due to those BIBLIOGRAPGHY
pandemics. This is done by the souvenir
company because there are no consumers Akhdi Martin Pratama, Erlangga Djumena.
or buyers. It is making the company does (28. July 2019). Sektor Pariwisata
not have money to pay its workers. Ditargetkan Raup Devisa Rp 246
Besides, there are changes in the sales Triliun di 2019. KOMPAS.COM:
https://money.kompas.com/read/2019
system. Initially, souvenir sellers were
/07/28/172200726/sektor-pariwisata-
selling by opening shops or directly ditargetkan-raup-devisa-rp-246-
marketing them. However, now souvenir triliun-di-2019-
sellers have to replace the sales system Antaranews.com. (24. March 2020). Pemkab
with the online market. Gunung Kidul tutup seluruh objek
With the research and accurate wisata pantai. Haettu 14. June 2020
news from other sources mentioned osoitteesta
above, researchers found a similarity. Andinata, S. (2010). Identifikasi Produk
The coronavirus does have a bad impact Khas Semarang Yang Potensial
on the world of tourism, one of them is an Dikembangkan Menjadi Souvenir
Kota Semarang. Doctoral dissertation,
effect on the tourism support sector, such
Prodi Manajemen Unika
as the souvenirs industry. Soegijapranata), 2.
Asnida Riani. (23. march 2020). Daftar Objek
CONCLUSIONS AND Wisata, Restoran, dan Beach Club di
SUGGESTIONS Bali yang Tutup Sementara Akibat
Corona COVID-19. LIPUTAN6:
The research concludes that https://m.liputan6.com/lifestyle/read/
Covid-19 does affect the tourism sector, 4209394/daftar-objek-wisata-
especially in the sale of souvenirs. restoran-dan-beach-club-di-bsli-
Souvenir merchants in the marine yang-tutp-sementara-akibat-corona-
covid-19
tourism area are very affected, with 0%
Balipost.com. (9. March 2020). Wisman
data purchase of souvenirs in the marine Seoi, Warga Nusa Penida Alih
tourism area in Indonesia. This study also Profesi. BALIPOST.com:
aims to determine the impact of Covid-19 http://www.balipost.com/news/2020/
on souvenir traders in the marine tourism 03/09/10852
area. With this research, it is expected CNN Indonesia. (23. February 2020). Wisata
that the government may immediately Sejarah Modal 'Goceng' di Monas.
take action to improve the economy of CNN Indonesia:
souvenir merchants in the tourism area, https://www.cnnindonesia.com/gaya-
including temple tourism, religious hidup/20200221215120-269-

22
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

477001/wisata-sejarah-modal- https://jogja.idntimes.com/travel/desti
goceng-di-monas nation/daruwaskita/30-ribu-
Detikcom. (14. March 2020). Cegah wisatawan-padati-pantai-parangtritis-
Penyebaran Corona, Begini Kondisi saat-libur-tahun-baru/1
Monas yang Ditutup Anies. detikcom: Imam Rosidin, Robertus Belamirnus. (1.
https://news.detik.com/berita/d- April 2020). Cegah Covid-19 Meluas,
4938733/cegah-penyebaran-corona- Pantai Kuta dan Seluruh Obyek
begini-kondisi-monas-yang-ditutup- Wisata di Badung Ditutup.
anies KOMPAS.COM:
Detikcom. (15. march 2020). Cegah Potensi https://regional.kompas.com/read/202
Penyebaran Corona, Wisata Religi 0/04/01/11170391/cegah-covid-19-
Makam Gus Dur Ditutup. detikcom: meluas-pantai-kuta-dan-seluruh-
https://news.detik.com/berita-jawa- obyek-wisata-di-badung-ditutup
timur/d-4939864/cegah-potensi- JawaPost.com. (24. Desember 2018). Wisata
penyebaran-corona-wisata-religi- Religi Makam Gus Dur; Tersedia
makam-gus-dur-ditutup Banyak Merchandise. JawaPost.com:
Faktualnews.co. (18. MARCH 2018). https://radarjombang.jawapos.com/re
Asyiknya Belanja di Pusat Oleh-oleh ad/2018/12/24/110059/wisata-religi-
Kawasan Wisata Makam Gus Dur. makam-gus-dur-tersedia-banyak-
FAKTUALNEWS.CO: merchandise
https://faktualnews.co/2018/03/18/as Jo souvenir. (14. october 2018). Informasi 5
yiknya-belanja-pusat-kawasan- Daftar Souvenir Unik dari Candi
wisata-makam-gus-dur/71989/ Prambanan. josouvenir.com:
Fitri Nursaniyah. (25. Mei 2020). Cegah https://josouvenir.com/informasi/daft
Penyebaran Corona dari Wisatawan, ar-souvenir-candi-prambanan
Pantai Sayang Heulang Garut Ditutup Kompas.tv. (2020, April 21). Dampak Covid-
Sementara. PRBandungrayacom: 19 Toko Oleh-oleh Sepi Pengunjung.
https://prbandungraya.pikiran- Retrieved from KOMPAS.TV:
rakyat.com/jawa-barat/pr- https://www.kompas.tv/article/77167/
26388679/cegah-penyebaran-corona- dampak-covid-19-toko-oleh-oleh-
dari-wisatawan-pantai-sayang- sepi-pengunjung
heulang-garut-ditutup-sementara Kompas.com. (29. december 2019). Kawasan
Grandyos Zafna. (14. March 2020). Kebun Monas Ramai Pengunjung saat Libur.
Binatang Ragunan Ditutup Imbas KOMPAS.com:
Corona. detikcom: https://foto.kompas.com/photo/read/2
https://travel.detik.com/fototravel/d- 019/12/29/15776261695cc/1/Kawasa
4938859/kebun-binatang-ragunan- n-Monas-Ramai-Pengunjung-saat-
ditutup-imbas- Libur
corona/3/#detail__photo Kumparan.com. (1. Mei 2020). Tenant
Hadiwardoyo, W. (2020). KERUGIAN Incubie IPB Tetap Berproduksi di
EKONOMI NASIONAL AKIBAT Masa Pandemi COVID-19 Sambil
PANDEMI COVID-19. Baskara, 83- Berbagi. kumparan.com:
92. https://kumparan.com/news-release-
Heksantoro. (23. April 2020). Pedagang di ipb/tenant-incubie-ipb-tetap-
Objek Wisata Kebumen Dapat berproduksi-di-masa-pandemi-covid-
Sembako Selama Corona. 19-sambil-berbagi-
detikTravel: 1tKSVUq5dL3/full
https://travel.detik.com/travel- Merdeka.com. (13. March 2020). Para
news/d-4987767/pedagang-di-objek- Pedagang Keluhkan Sepinya Turis di
wisata-kebumen-dapat-sembako- Kuta Bali. Merdeka.com:
selama-corona https://www.merdeka.com/peristiwa/
IDN Times. (1. january 2020). 30 Ribu para-pedagang-keluhkan-sepinya-
Wisatawan Padati Pantai Parangtritis turis-di-kuta-bali.html
Saat Libur Tahun Baru. IDN TIMES NusaBali.com. (3. April 2020). Dampak
JOGJA: Covid-19, Kawasan Wisata Pantai

23
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

Sanur Sepi. NusaBali.com: Lain.TribunJogja.com:


https://www.nusabali.com/berita/713 https://jogja.tribunnews.com/2020/03
29/dampak-covid-19-kawasan- /13/dampak-corona-wisatawan-
wisata-pantai-sanur-sepi merosot-pengelola-candi-prambanan-
Pertana. (12. April 2020). Dampak COVID- dan-borobudur-siapkan-strategi-lain
19, Pedagang di Parangtritis Nol Tribunnews.com. (20. AUGUST 2012). Kios
Pendapatan. detikTravel: Cinderamata TM Ragunan Panen
https://travel.detik.com/travel- Rezeki. TRIBUNNEWS.COM:
news/d-4974306/dampak-covid-19- https://www.tribunnews.com/ramada
pedagang-di-parangtritis-nol- n/2012/08/20/kios-cinderamata-tm-
pendapatan/2 ragunan-panen-rezeki
Pradito Rida Pertana. (12. April 2020). Wahyu Setyo Widodo. (24. April 2020).
Dampak COVID-19, Pedagang di Wisata Bali Turun 93%! Ini yang
Parangtritis Nol Pendapatan. Paling Parah Kena Dampak.
detikcom: detikcom:
https://travel.detik.com/travel- https://travel.detik.com/travel-
news/d-4974306/dampak-covid-19- news/d-4990005/wisata-bali-turun-
pedagang-di-parangtritis-nol- 93-ini-yang-paling-parah-kena-
pendapatan dampak
ProdakwisataIndonesia. (januari 2020). West Java Government. (3. November 2017).
Gantungan Kunci Kerang wisata Official Website of. Noudettu
bahari. tokopedia: osoitteesta
https://www.tokopedia.com/prodakwi https://jabarprov.go.id/En/index.php/
sata/gantungan-kunci-kerang-wisata- news/4597/2017/11/03/Indonesia-is-
bahari Maritime-Country-with-the-Worlds-
Retno. (18. april 2016). Oleh-Oleh Khas Dari Largest-Islands
Pantai Parangtritis. Yuni Astutik. (20. december 2019). Kilau
http://yogyakarta.panduanwisata.id/d Kerajinan Kerang Cirebon yang
aerah-istimewa- Tembus Pasar AS & Italia.
yogyakarta/bantul/oleh-oleh-khas- https://www.cnbcindonesia.com/entre
dari-pantai-parangtritis/ preneur/20191220204850-25-
Suprihatin, W. (2020). Analisis Perilaku 124886/kilau-kerajinan-kerang-
Konsumen Wisatawan Era Pandemi cirebon-yang-tembus-pasar-as-italia
Covid-19 (Studi Kasus Pariwiwsata di
Nusa Tenggara Barat). Jurnal Bestari,
57.
Souvenir Kerang. (january 2020). kap lampu
kor kor kerang laut asl.
tokopedia.com:
https://www.tokopedia.com/ekalewis
kykerang/kap-lampu-kor-kor-kerang-
laut-asli
Souvenir, j. (14. october 2018). Informasi 5
Daftar Souvenir Unik dari Candi
Prambanan . josouvenir.com:
https://josouvenir.com/informasi/daft
ar-souvenir-candi-prambanan
Tokopedia. (2020). Souvenir Candi
Prambanan. Tokopedia:
https://www.tokopedia.com/souvenir
candi
Tribunjogja.com. (13. march 2020). Dampak
Corona Wisatawan Merosot,
Pengelola Candi Prambanan dan
Borobudur Siapkan Strategi

24
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

PENGARUH COVID-19 TERHADAP OPERASIONAL DINING


ROOM RESTORAN PENYEDIA HIDANGAN BARAT DI
RUKO GOLDEN 8, GADING SERPONG, KECAMATAN
KELAPA DUA, TANGERANG
The Impact of Covid-19 on The Operation of Western Food Dining
Restaurant in The Golden 8 Shophouse Gading Serpong, Kelapa
Dua Sub-District, Tangerang

Riesta Carmelia1, Aurelie Carvina2, Sindi Agustina3, Diena Mutiara Lemy4


1,2,3,4
Program Studi Manajemen Perhotelan Fakultas Pariwisata,
Universitas Pelita Harapan
MH Thamrin Boulevard 1100, Klp. Dua, Kec. Klp. Dua, Tangerang, Banten
rc70026@student.uph.edu

Diterima: 05 Pebruari 2021. Disetujui: 24 Mei 2021. Dipublikasikan: 28 Juni 2021

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mengetahui dampak, upaya, serta kendala pihak pengelola
restoran dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan era kenormalan baru. Metode
penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif
eksploratif. Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengelola
restoran yang berada di Ruko Golden 8 Gading Serpong, Kecamatan Kelapa Dua,
Tangerang sebanyak tiga orang, setiap restoran mewakilkan satu orang untuk
diwawancarai. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 dan era
normal baru memiliki dampak besar bagi keberlangsungan suatu restoran.

Kata Kunci: Covid-19, Ruko Golden 8, industri food and beverages, restoran penyedia
hidangan barat.

Abstract

This study aims to find out the impacts, efforts, and constraints of restaurant
managers in dealing with the Covid-19 pandemic and the new normal. The research
method used is qualitative research with exploratory descriptive analysis. The
population and samples used in this study were three people who manage the restaurant
at Ruko Golden 8 Gading Serpong, Kelapa Dua District, Tangerang, each restaurant
representing one person to be interviewed. The results of this study revealed that the
Covid-19 pandemic and the new normal have a big impact on the sustainability of
restaurant.

Keywords: Covid-19, the golden 8 shophouse, food and beverages industry, western food
restaurant
© 2021 Direktorat Kajian Strategis

25
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

PENDAHULUAN tidak dapat beroperasional secara normal


dan banyak restoran maupun gerai
Pada awal tahun 2020 terjadi makanan dan minuman yang harus tutup
wabah Corona Virus Disease 2019 atau karena PSBB (Prakoso, 2020). Oleh
Covid-19 (WHO, 2020) menyerang karena itu, sektor penyedia makan dan
negara Tiongkok tepatnya di ibukota minum harus mengubah kembali sistem
Wuhan provinsi Hubei lalu dengan cepat penjualan dan operasional jika ingin
menyebar hampir ke seluruh belahan bertahan di situasi pandemi Covid-19
dunia sehingga berhasil mengganggu yang diprediksi baru berakhir di tahun
kegiatan aktivitas manusia hingga 2021.
melumpuhkan hampir seluruh Contoh bisnis restoran dan
perekonomian dunia. Menurut penyedia makan dan minum yang
Organization for Economic Co- mengubah sistem penjualan mereka
operation and Development OECD adalah beberapa restoran yang harus
(2020), pandemi Covid-19, peristiwa ini tutup dan menyediakan frozen food
memiliki dampak yang sangat nyata sehingga dapat dihangatkan kembali di
dalam berbagai macam sektor, termasuk rumah, atau menyediakan jasa home
sektor pariwisata, yang memiliki peran service shabu dan BBQ at home. Cara ini
penting bagi banyak orang, tempat, dan dilakukan untuk mencapai kepuasan
pebisnis. pelanggan dan tetap bertahan di situasi
Pariwisata memberi penghasilan pandemi Covid-19. Hal lain yang
devisa, mendorong pembangunan dilakukan oleh usaha di bidang makan
daerah, dan secara langsung mendukung dan minum adalah menjual makanan &
pekerja dan pebisnis, serta membantu minuman sehat untuk menambah
banyak masyarakat lokal. Oleh karena imunitas tubuh, menjual minuman
itu, pemerintah Indonesia menerapkan dengan ukuran besar agar dapat
Pembatasan Sosial Berskala Besar dinikmati konsumen selama berhari-hari
(PSBB) di beberapa daerah di Indonesia tanpa harus bepergian keluar rumah.
dan pemberlakuan untuk tetap tinggal di Contohnya adalah gerai kopi Janji Jiwa
dalam rumah. Berdasarkan laju yang menjual menu kopinya dalam
pertumbuhan Produk Domestik Bruto bentuk botol literan.
Triwulanan tahun 2017 hingga 2020, Pada Juni 2020 pemerintah
telah terjadi penurunan yang drastis Indonesia menerapkan skenario tahapan
hingga ke angka 2,97% (BPS, 2020). Ini normal baru. Toko, pusat perbelanjaan,
berarti ekonomi Indonesia mencapai titik perkantoran, dan restoran dapat kembali
terendah dalam beberapa tahun beroperasi dengan tetap mengikuti
belakangan. Semua industri dalam protokol kesehatan yang berlaku di
perekonomian terdampak kasus Covid- Indonesia. Operasional restoran dalam
19 ini, terutama industri akomodasi dan masa normal baru telah menerapkan
penyedia makanan minuman. protokol kesehatan berupa mewajibkan
Badan Pusat Statistik (BPS) pelanggan untuk menggunakan masker
menyebutkan bahwa berdasarkan ketika memasuki restoran dan
struktur dan pertumbuhan PDB menurut pengukuran suhu tubuh sebelum
lapangan kerja secara nasional, seluruh memasuki restoran. Cara ini digunakan
sektor perekonomian di Indonesia benar- untuk menghindari pelanggan yang
benar terdampak pandemi Covid-19. berada dalam kondisi tidak sehat atau
Sektor penyedia makan dan minum yang bergejala Covid-19. Restoran juga
juga mengalami penurunan sebanyak mengurangi 50% kapasitas restoran agar
2,83% untuk tahun ini. Semasa PSBB jarak setiap pelanggan tetap terjaga
total sektor penyedia makan dan minum sesuai protokol kesehatan yang berlaku.

26
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

Setiap restoran menyediakan hand dimiliki oleh PT Summarecon Agung


sanitizer untuk digunakan pelanggan Tbk pada kota mandiri Gading Serpong.
yang akan makan di tempat. Ada pula Pemilihan restoran hidangan Barat
restoran yang menyediakan menu pada kawasan Ruko Golden 8
elektronik untuk menghindari kontak dikarenakan restoran tersebut cukup
langsung dengan buku menu dan berkembang di wilayah Gading Serpong
karyawan restoran. dan diminati oleh masyarakat. Oleh
Charumilind, S., et al (2020) karena itu, peneliti memilih restoran
menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 penyedia hidangan Barat untuk diteliti.
baru akan berakhir pada kuartal 3 atau Besarnya peminat hidangan Barat hingga
kuartal 4 (Q3/Q4) tahun 2021. Hal ini data ulasan pelanggan dari tiga situs
perlu diperhatikan karena proses ulasan restoran paling terkenal yaitu
pembuatan vaksin cukup panjang dan Google Reviews, Zomato, dan
harus melewati proses pembuatan Pergikuliner.com menunjukan bahwa
berskala besar yang cukup lama. hidangan Barat memiliki keistimewaan
Ruko Golden 8, Gading Serpong bagi pelanggan, baik dari segi hidangan,
merupakan salah satu kawasan di pelayanan, maupun suasana restoran.
Tangerang yang memiliki banyak usaha
makanan dan minuman. Ruko Golden 8
sendiri adalah salah satu kompleks
pertokoan paling berkembang yang

Gambar 1. Ulasan Restoran oleh Pelanggan pada Peringkat 4—5 Bintang di Ruko Golden 8, Gading
Serpong, Kecamatan Kelapa Dua, Tangerang
Sumber: Google Reviews, Zomato, dan Pergikuliner.com, diakses pada 13 Januari 2021 pukul 15.10

27
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

Penelitian ini bertujuan mengetahui penting dalam kehidupan sehari-hari dan


pengaruh, penyesuaian, kendala, dan kegiatan sosial yang populer.
upaya yang dilakukan oleh restoran Masyarakat pada zaman sekarang
hidangan Barat yang berada di Ruko merupakan masyarakat yang terus
Golden 8 Gading Serpong, Kecamatan berkembang sehingga manusia akan
Kelapa Dua dalam menghadapi era pergi ke restoran untuk bersosialisasi
normal baru dan cara bertahan melewati sambil menikmati makan dan minuman.
masa pandemi Covid-19. Oleh karena itu, restoran merupakan
lingkungan menyenangkan yang dapat
Tinjauan Pustaka dinikmati bersama teman ataupun
Pariwisata keluarga.
Menurut UNWTO (2019), pariwisata Walker (2017:28) juga menjelaskan
adalah kegiatan sosial, budaya, dan bahwa restoran memiliki beberapa tipe,
ekonomi yang memerlukan pergerakan yaitu sandwich shops, quick service,
seseorang dari negara ke negara lain atau fast-casual, family restaurants, casual
tempat-tempat di luar lingkungan tempat restaurants, fine dining, steakhouse,
tinggal mereka yang biasa untuk tujuan ethnic restaurants, theme restaurants,
pribadi atau bisnis/profesional. coffee shops, dan centralized home
Pergerakan wisatawan serta kegiatan jual delivery restaurants.
beli jasa selama proses perpindahan Restoran penyedia hidangan Barat
maupun selama tinggal di destinasi termasuk dalam jenis restoran sandwich
tersebut merupakan suatu kegiatan stop, quick service, fast casual, family
ekonomi karena penyedia jasa menjual restaurants, casual restaurants, fine
dan memfasilitasi kebutuhan wisatawan dining, steak house, ethnic restaurants,
sedangkan wisatawan membeli produk theme restaurants, coffee shop, serta
jasa yang disediakan. Kegiatan centralized home delivery. Berdasarkan
penyediaan jasa ini merupakan salah satu pengertian ini, dapat disimpulkan bahwa
sumber pendapatan bagi para penyedia western restaurants dapat digolongkan
jasa di destinasi wisata. ke dalam jenis-jenis restoran tersebut.
Salah satu kegiatan perdagangan jasa Menurut Amelia & Garg (2016), western
yang sangat dibutuhkan wisatawan yaitu restaurant merupakan restoran yang
industri jasa yang menyediakan food and menyediakan makanan Barat yang
beverage. Salah satu sarana yang berasal dari benua Amerika dan Eropa.
menunjang kegiatan tersebut adalah Secara eksterior dan interior, restoran
tersedianya restoran atau rumah makan Barat memiliki ciri khas pada desain
untuk memfasilitasi pelanggan dalam bangunan dan restorannya, yang
menikmati jasa layanan yang diberikan cenderung mengikuti tempat asalnya di
jasa tersebut. negara Barat tersebut. Western restaurant
sendiri biasanya selalu menyediakan
Restoran minuman beralkohol, seperti wine dan
Walker (2017:4) menjelaskan bahwa cocktail untuk memperkaya rasa
restoran “play a significant role in our makanan Barat tersebut.
lifestyles, and dining out is a popular Menurut Zili (2017), hidangan Barat atau
social activity. Everyone needs to eat— western food merupakan hidangan
so, enjoying good food and perhaps wine makanan yang berasal dari benua Eropa,
in the company of friends and in pleasant Amerika, dan wilayah Oseania yang
surroundings is one of life’s pleasures. mendapatkan pengaruh dari masyarakat
Eating out has become a way of life for Eropa yang menetap di wilayah tersebut.
families.” Restoran merupakan bagian Hidangan ini memiliki sifat cepat saji

28
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

yang disebabkan oleh kultur kehidupan kasus penularan virus yang menginfeksi
masyarakat di Eropa yang bergerak cepat paru-paru. Hal ini disebabkan oleh virus
dan dapat menyederhanakan proses baru yang belum diketahui jenisnya pada
pembuatan makanan dan minuman. masa itu. Kasus ini pertama kali
Secara umum, makanan Barat mengacu terdeteksi di Wuhan, provinsi Hubei,
pada makanan yang berasal dari benua Tiongkok. Awalnya, kasus ini pertama
Eropa dan negara Barat lainnya. kali terjadi di pasar seafood Huanan
Makanan Barat dalam arti lain juga tetapi bertambah menjadi 240 kasus
disebut sebagai masakan kontinental. sehingga menjadi perhatian serius World
Dapat disimpulkan bahwa makanan Health Organization (WHO) karena
Barat atau makanan kontinental penularannya yang sangat cepat.
memiliki banyak pengaruh dari benua SARS-CoV-2 hidup pada kulit manusia
Eropa, terutama Perancis, benua selama 10 menit dan pada benda mati
Amerika, serta wilayah Oseania. selama 9 jam (WHO, 2020). Oleh karena
Makanan Barat memiliki banyak sekali itu, WHO menyarankan untuk
variasi sehingga memiliki ciri khas melakukan jaga jarak ketika berinteraksi
antara yang satu dengan yang lainnya. dengan manusia, menghindari kontak
Dalam bentuk ukuran, makanan Barat fisik, memakai masker, menghindari
dan makanan Asia memiliki perbedaan kerumunan, dan mencuci tangan maupun
yang cukup signifikan. Makanan bergaya mandi setelah melakukan interaksi
Barat cenderung memiliki porsi yang dengan manusia atau keluar rumah.
cukup besar dibandingkan makanan Gejala yang terjadi ketika seseorang
Asia. Dalam pengolahannya pun terinfeksi Covid-19 adalah demam (>
makanan Barat cenderung menggunakan 38◦ C) atau gejala pneumonia menengah,
berbagai herbs and spices yang berbeda batuk dan pilek, diare, radang
dengan makanan Asia, seperti tenggorokan, dan kesulitan bernafas.
penggunaan oregano, thyme, dan basil Gejala ini terjadi selama 2 – 14 hari
serta bahan-bahan lainnya. Penggunaan lamanya (Shrikrushna et al., 2020). Virus
wine juga sering digunakan dalam ini sangat rentan menginfeksi anak kecil,
masakan Barat untuk memperkuat cita orang dewasa berumur di atas 59 tahun,
rasa makanan. Makanan Barat juga dan ibu hamil (National Institutes of
cenderung menggunakan kentang Health, 2020), orang dewasa yang telah
sebagai sumber karbohidrat utama, berumur diatas 65 tahun dengan penyakit
sedangkan dalam makanan Asia, bawaan seperti diabetes dan hipertensi,
penggunaan nasi lebih banyak digunakan resiko kematian pun lebih tinggi karena
sebagai sumber karbohidrat utama dapat menyebabkan shock dan gagal
(Language & Literature, 2017). pernafasan (Yuki et al., 2020).
Menurut Kementerian Kesehatan
Covid-19 Republik Indonesia (Kemenkes RI),
Virus adalah agen penularan terkecil. protokol kesehatan adalah aturan dan
Virus pertama kali menginfeksi inang ketentuan yang perlu diikuti oleh segala
dengan cara menyerang mekanisme pihak agar dapat beraktivitas secara
perlindungan tubuh inang lalu aman pada saat masa pandemi Covid-19
menyingkirkan daya tahan tubuh (imun), (Kemenkes RI, 2020).
dan mematikan sel inang sehingga Berdasarkan penjelasan di atas dapat
memicu peradangan pada daya tahan diketahui bahwa protokol kesehatan
tubuh inang (Hayder dalam Hasan, Covid-19 merupakan suatu aturan
2020). Pada pertengahan Desember 2019 tertulis yang bertujuan untuk mengontrol
dan awal tahun 2020 terjadi kenaikan aktivitas tiap-tiap individu ataupun

29
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

kelompok untuk melakukan kegiatan Penularan Covid-19 terjadi melalui


sehari-hari selama masa pandemi Covid- droplet yang sudah terinfeksi masuk ke
19 ini. tubuh manusia yang belum terinfeksi
Tujuan dibuatnya protokol kesehatan ini melalui mata, hidung, dan mulut. Prinsip
adalah membantu masyarakat dalam utama perlindungan kesehatan pada
menghadapi adaptasi kebiasaan baru individu berfokus untuk menghindari
agar setiap individu- dapat tetap masuknya virus melalui ketiga pintu
produktif dan aman dari Covid-19. masuk tersebut dengan beberapa cara,
Dengan adanya protokol kesehatan seperti menggunakan Alat Pelindung
Covid-19 ini, diharapkan roda Diri (APD) berupa masker yang
perekonomian di Indonesia tidak menutupi mulut, hidung, sampai ke
berhenti berputar. Ruang lingkup dagu. Penggunaan masker senantiasa
protokol kesehatan Covid-19 meliputi dilakukan saat individu melakukan
juga upaya pemerintah dalam mencegah interaksi dengan individu lainnya.
dan mengendalikan Covid-19 di tempat- Masker yang disarankan adalah
tempat serta fasilitas-fasilitas umum disposable mask maupun masker kain
dengan memberikan perlindungan dengan 3 lapisan.
kesehatan kepada masing-masing Hal lain yang dapat dilakukan adalah
individu dan perlindungan kesehatan mencuci cuci tangan sesering mungkin
masyarakat yang terdiri atas pengelola, dengan menggunakan sabun dan air
penyelenggara, penanggung jawab serta mengalir atau menggunakan cairan
fasilitas umum, dan juga masyarakat itu antiseptik beralkohol atau hand sanitizer
sendiri. sebelum melakukan kontak langsung
Menurut Kemenkes RI (2020), dengan mata, hidung, dan mulut. Selain
masyarakat di Indonesia memiliki peran itu, harus juga menjaga jaga jarak dengan
yang sangat penting dalam memutus individu lainnya sejauh minimal 1 (satu)
mata rantai penularan dan penyebaran meter saat berada di keramaian. Semua
Covid-19 di Indonesia. Hal ini hal tersebut bertujuan untuk menghindari
dikarenakan masyarakat di Indonesia terkena droplet individu lain saat
banyak bersosialisasi di tempat yang berbicara, bersin, ataupun batuk.
ramai dengan pergerakan manusia Menjaga jarak juga bertujuan untuk
sehingga dikhawatirkan jika tidak meminimalisasi adanya kerumunan,
adanya protokol kesehatan yang keramaian, serta pergesekan individu-
ditetapkan oleh Kemenkes RI, individu. Meningkatkan Perilaku Hidup
penyebaran Covid-19 di Indonesia Bersih dan Sehat (PHBS) dapat
semakin banyak, tidak terkendali, serta dilakukan dengan mengkonsumsi
menimbulkan sumber-sumber penularan makanan dengan gizi seimbang,
baru di tempat-tempat beraktivitas melakukan olahraga rutin, istirahat yang
tersebut. cukup, serta menghindari faktor-faktor
Pada masa pandemi Covid-19 ini, penyebab penularan.
masyarakat harus beraktivitas untuk Restoran merupakan suatu usaha yang
mendapatkan penghasilan. Pandemi menyajikan hidangan berupa makanan
Covid-19 membuat masyarakat harus dan minuman kepada masyarakat serta
menyesuaikan diri agar dapat menyediakan tempat untuk menikmati
beradaptasi dengan kebiasaan baru yang makanan dan minuman tersebut dengan
lebih bersih, lebih sehat, dan lebih menentukan harga bagi makanan dan
disiplin sehingga dapat memutus mata jasa layanannya. Restoran juga
rantai penyebaran Covid-19 ini. merupakan tempat masyarakat
melakukan kegiatan sosial bertemu

30
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

dengan individu-individu lainnya untuk angka sehingga tidak dapat disusun dan
berbagai alasan. Adanya kegiatan sosial dimasukkan ke dalam suatu kategori atau
akan menyebabkan adanya kerumunan. struktur klasifikasi tertentu. Data
Pembatasan sosial harus diterapkan kualitatif dapat dikumpulkan dengan
dengan cara menjaga jarak minimal satu berbagai metode, yakni observasi,
meter di tiap tempat. wawancara, dokumentasi, dan studi
pustaka. Menurut Sugiyono (2018:140)
METODE wawancara merupakan percakapan yang
dilakukan oleh dua pihak, yaitu
Rancangan penelitian ini pewawancara yang memberikan
menggunakan metode kualitatif dengan pertanyaan dan pihak narasumber yang
pendekatan deskriptif eksploratif. diwawancarai untuk memberikan
Tujuan penelitian ini adalah jawaban.
menganalisis, mencari, dan mengelola Objek penelitian ini
data langsung dari lapangan dengan menggunakan wawancara yang
melakukan observasi, dokumentasi, dan terstruktur di mana pewawancara
wawancara. Dalam penelitian ini peneliti memberikan pertanyaan yang sudah
berkomunikasi dan melakukan sebuah disusun dan sesuai dengan daftar
wawancara dengan memperhatikan pertanyaan. Oleh karena itu,
pengumpulan data, waktu, dan sumber- pewawancara akan mendapatkan
sumber yang diteliti. Metode penelitian jawaban yang dinginkan sesuai dengan
ini memiliki tujuan menganalisis dan subjek penelitian. Wawancara dilakukan
mendeskripsikan objek penelitian dalam dengan owner atau pemilik restoran atau
hal sosial, sikap, serta pandangan secara kepala bagian dari restoran hidangan
perorangan atau kelompok. Barat.
Populasi adalah objek atau subjek yang Menurut Sugiyono (2018:240)
memiliki karakteristik dan kualitas dokumentasi adalah catatan sebuah
tertentu yang ditetapkan peneliti untuk peristiwa yang berbentuk foto, gambar,
dipelajari dan ditarik kesimpulannya sketsa, dan lainnya. Dokumentasi
(Sugiyono, 2017). Populasi penelitian ini merupakan pelengkap dari metode
adalah seluruh pengelola restoran wawancara yang dilaksanakan.
hidangan Barat yang diwakili oleh para Dokumentasi juga merupakan
pengelola, sehingga ketiga orang ini pendukung dari penelitian, observasi,
akan menjadi subjek dalam penelitian serta wawancara kepada ketiga restoran
ini. yang dipilih.
Peneliti menggunakan teknik Menurut Nasution (dalam
sampel jenuh atau sensus, dimana semua Sugiyono, 2018:226) observasi
populasi akan dijadikan sampel merupakan ilmu dasar dari pengetahuan.
dikarenakan jumlah anggota populasi Ilmuwan dapat melakukan penelitian
sangat kecil dan sedikit atau kurang dari berdasarkan data, yaitu fakta dari dunia
30 orang (Sugiyono, 2015). Dalam nyata yang diperoleh dari observasi
penelitian ini, populasi hanya berjumlah dengan proses pengamatan dan ingatan.
tiga orang sehingga seluruh anggota Dalam penelitian, menguji validitas data
populasi ini akan dijadikan sebagai sangatlah penting. Penelitian kualitatif
sampel subjek penelitian. memiliki beberapa teknik untuk menguji
Menurut Sugiyono (2015), data kualitatif apakah data penelitian tersebut dapat
adalah suatu data yang berupa kumpulan dikatakan sah atau benar.
kata-kata, kalimat, skema, dan gambar; Menurut Sekaran dan Bougie
dan bukan merupakan suatu rangkaian (2016:106), “triangulation is a technique

31
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

that is also often associated with using Serpong, Kecamatan Kelapa Dua,
mixed methods. The idea behind Tangerang, Penelitian ini bertujuan
triangulation is the one can be more melihat perubahan yang dilakukan oleh
confident in a result of the use of restoran yang menyediakan hidangan
different methods on sources leads to the Barat tersebut sebelum masa pandemi,
same result.”. Berdasarkan penjelasan semasa pandemi, dan selama era normal
itu, triangulasi merupakan teknik yang baru. Ada beberapa restoran yang
sering dikaitkan dengan penggunaan memiliki hidangan Barat, di antaranya
metode campuran di mana metode ini yaitu: B’Steak Grill & Pancake, Amyrea
merupakan kumpulan data serta analisis Art & Kitchen, Common Strangers,
dalam satu studi. Menggunakan metode Turning Point, Porto Bistreau, dan
triangulasi dapat membuat seseorang Crematology.
percaya diri dalam menggunakan hasil Dari keenam nama restoran
metode yang berbeda sehingga memiliki yang sudah di sebutkan di atas, hanya
hasil yang sama. tiga restoran penyedia hidangan Barat
Pengertian lainnya menurut yang memberi konfirmasi untuk dapat
Sugiyono (2017:273) adalah triangulasi diwawancarai, yaitu Common Strangers,
merupakan metode untuk mendapatkan Amyrea Art & Kitchen, dan B’steak Grill
sumber yang berbeda-beda dengan & Pancake. Turning Point dan
memiliki teknik yang sama, yaitu Crematology tidak memberi konfirmasi
wawancara terstruktur, observasi, serta sedangkan Porto Bistreau tidak
dokumentasi. beroperasi selama pandemi Covid-19
Dalam penelitian ini, peneliti sehingga tidak dapat dilakukan
menggunakan metode triangulasi untuk wawancara dan pengambilan data.
memeriksa keabsahan data. Sekaran & Narasumber penelitian ini adalah Bapak
Bougie (2016) menjelaskan bahwa Alexander, pemilik sekaligus pengelola
terdapat empat teknik triangulasi, yaitu Café Common Strangers; Bapak Kenzo
(1) triangulasi metodologi, (2) Therin, pemilik Amyrea Kitchen & Art;
triangulasi data, (3) triangulasi dan Bapak Mahpudin, leader di B’Steak
penelitian, dan (4) triangulasi teori. Grill & Pancake. Setelah melakukan
Berdasarkan teknik triangulasi di atas, analisis data yang diperoleh dari
peneliti menggunakan teknik triangulasi wawancara, peneliti mendapatkan hasil
metodologi, yakni teknik yang merujuk sebagai berikut.
pada penggunaan beberapa teknik dalam Pada bagian pertama peneliti
mengumpulkan dan menganalisis data. menanyakan pengaruh Covid-19
Untuk mendapatkan keabsahan data, terhadap restoran penyedia hidangan
peneliti tidak hanya melakukan Barat. Hasilnya adalah semasa pandemi
wawancara tetapi juga melakukan Covid-19, pihak pengelola restoran
observasi terlebih dahulu dan melakukan sudah berusaha melakukan yang terbaik
dokumentasi sehingga data yang bagi pelanggan namun tetap mengalami
dibutuhkan bisa didapatkan. kesulitan dengan adanya peraturan
pemerintah yang mengurangi jam
HASIL DAN PEMBAHASAN operasional restoran. Pengurangan jam
operasional membuat, restoran
Penelitian ini berfokus pada mengalami kendala baru, yaitu pihak
pengaruh pandemi Covid-19 terhadap pengelola restoran harus mampu
dunia industri kuliner, terutama restoran mencapai target penghasilan normal
yang menyediakan hidangan Barat yang meskipun mengalami pengurangan jam
terletak di Ruko Golden 8 Gading operasional restoran. Pengurangan jam

32
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

operasional restoran ini juga merugikan pelanggan merasa nyaman dan aman
pihak restoran maupun karyawan kendati selama makan di tempat.
demikian restoran tetap mengikuti Pihak restoran pun melakukan
peraturan pemerintah agar dapat terus upaya lain untuk memutus mata rantai
beroperasi di masa pandemi Covid-19. penyebaran Covid-19 dengan cara
Restoran juga mengalami penurunan menerapkan social distancing pada
pendapatan semasa pandemi Covid-19 pelanggan di restoran. Pihak restoran
ini namun pengeluaran untuk tidak mengizinkan karyawan restoran
operasional restoran mengalami yang sedang tidak sehat untuk bekerja.
kenaikan. Hal ini dikarenakan pihak Hal ini dilakukan untuk mencegah
pengelola harus mengalokasikan penyebaran Covid-19.
pengeluaran tambahan untuk membeli
sabun, disinfektan, dan hand sanitizer
dalam jumlah yang cukup banyak.
Pengurangan jam operasional restoran
ini juga mengakibatkan menurunnya
jumlah pengunjung restoran. Imbas dari
kenaikan biaya pengeluaran dan
operasional adalah pihak restoran harus
melakukan pengurangan karyawan pada
pertengahan tahun 2020.
Gambar 3. Protokol Kesehatan pada
Amyrea Art & Kitchen

Pengelola restoran memiliki


kendala dalam menghadapi era normal
baru, seperti sulitnya mengikuti
kebijakan pemerintah yang terus
berubah. Hal ini mengakibatkan pihak
Gambar 2. Karyawan Café Common restoran mengalami beberapa kerugian.
Strangers dengan Protokol Kesehatan Contohnya adalah jam operasional
restoran dikurangi sehingga pihak
Beberapa penyesuaian manajemen restoran harus kembali
dilakukan oleh pihak restoran dalam mengatur pembagian waktu kerja yang
memasuki era adaptasi normal baru, seharusnya tiga shift menjadi satu shift.
yaitu mematuhi protokol kesehatan yang Pemberlakuan Pembatasan Sosial
sudah ditetapkan oleh pemerintah. Pihak Berskala Besar (PSBB) menjadi kendala
restoran juga melakukan general sendiri bagi pihak restoran karena
cleaning secara berkala setiap hari pemerintah secara tiba-tiba membuat
dengan tujuan membantu pemerintah peraturan tersebut sehingga restoran sulit
mencegah penyebaran Covid-19 dan melakukan adaptasi dan penyesuaian.
menciptakan kenyamanan dan Pengurangan jam operasional restoran
kebersihan tambahan bagi pelanggan dan juga mengakibatkan pihak restoran
karyawan. Dengan mengikuti protokol akhirnya harus merumahkan beberapa
kesehatan yang telah diberikan karyawan untuk mengurangi beban biaya
pemerintah, restoran berharap dapat yang harus dibayarkan.
bertahan dalam situasi pandemi dan

33
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

sudah dilakukan dan uraian yang


dijelaskan pada pembahasan di atas,
dapat disimpulkan bahwa Covid-19
sangat berpengaruh terhadap operasional
restoran. Terjadi banyak perbedaan pada
saat sebelum pandemi terjadi, setelah
pandemi, dan pada saat era normal baru.
Pengaruh pandemi Covid-19 telah
Gambar 4. Grooming Karyawan B’Steak membuat restoran harus mengalami
Grill & Pancake pada Era Normal Baru pengurangan jam operasional restoran,
penurunan pendapatan, dan
Pihak restoran melakukan pembengkakan biaya pengeluaran.
berbagai upaya untuk dapat bertahan di Selain itu, beberapa penyesuaian juga
kala pandemi Covid-19, yaitu senantiasa dilakukan oleh restoran, yakni mengikuti
menjaga food hygiene, excellent service, protokol kesehatan yang telah
dan quality production. Ketiga hal ini dicanangkan pemerintah dan melakukan
menjadi pegangan bagi restoran untuk general cleaning setiap hari, sebelum dan
menarik pelanggan agar merasa nyaman sesudah jam operasional restoran. Di
dan aman selama berada di restoran. balik penyesuaian yang dilakukan
Pihak restoran juga melakukan suatu restoran, terdapat kendala-kendala yang
upaya agar tetap bisa mendapat dihadapi, yaitu manajemen restoran
penghasilan serta mengimbangi seluruh harus kembali mengatur pembagian
biaya operasional. waktu kerja bagi karyawan sebagai
Upaya lain yang dilakukan oleh imbas dari pengurangan jam operasional
pihak pengelola restoran adalah restoran, terdapat pelanggan yang masih
melakukan penghematan listrik serta sulit mengikuti protokol kesehatan
mengurangi tenaga kerja untuk walaupun sudah diingatkan, dan sulitnya
menyeimbangkan jumlah pengeluaran pihak restoran mengikuti peraturan
dan pemasukan restoran. Selain itu, Pembatasan Sosial Berskala Besar
pihak restoran memberi promo-promo (PSBB) karena sering kali terkesan
yang menarik bagi pelanggan agar tetap mendadak ditetapkan oleh pemerintah.
mau mengunjungi restoran tersebut. Meski terdapat kendala, pihak
Pihak restoran juga memberi beberapa restoran memiliki upaya untuk bertahan
menu baru yang diharapkan dapat di kala pandemi, yaitu menjaga food
menarik kembali minat beli pelanggan. hygiene, excellent service, dan quality
Hal lainnya adalah menjalankan usaha production sehingga restoran dapat
delivery, frozen food, dan bekerja sama memperoleh brand trust dari pelanggan.
dengan go-food maupun grab food. Hal lain yang dilakukan oleh restoran
Restoran pun selalu menjaga kebersihan adalah melakukan penghematan listrik,
demi kenyamanan pelanggan. megurangi tenaga kerja, memberikan
promo-promo yang menarik, dan
SIMPULAN menjalankan usaha dengan food
delivery.
Penelitian ini dilakukan dengan
tujuan melihat pengaruh Covid-19 DAFTAR PUSTAKA
terhadap restoran hidangan Barat di
Ruko Golden 8, Gading Serpong, Amelia, M., & Garg, A. (2016). The first
Kecamatan Kelapa Dua, Tangerang. impression in a fine-dining
Berdasarkan hasil wawancara yang restaurant. A study of C Restaurant

34
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

in Tampere, Finland. European Kementrian Kesehatan RI. (2020).


Journal of Tourism, Hospitality and Keputusan Menteri Kesehatan RI
Recreation. Nomor
https://doi.org/10.1515/ejthr-2016- Hk.01.07/Menkes/382/2020.
0012. Peraturan Menteri Kesehatan
Badan Pusat Statistik. (2020). Republik Indonesia.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Prakoso, Fajar A. (2020). Dampak
Triwulan IV-2019. www.bps.go.id Coronavirus Disease (Covid-19)
BPS. (2020). Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Industri Food &
Indonesia (Produk Domestik Beverages. Manajemen Bisnis.
Bruto), Perkembangan Tenaga Walker, J. R. (2017). Restaurant
Kerja Indonesia Februari 2020; Concepts, Management and
Catatan Peristiwa Triwulan I-2020. Operations Eight Edition. In Wiley
Berita Resmi Statistik, 5 Mei Sekaran, U., dan Bougie, R. (2016).
Charumilind, S., Craven, M., Lamb, J., Research Method for Business
Sabow, A., & Wilson, M. (2020). Textbook: A Skill Building
When Will the Covid-19 Pandemic Approach. John Wiley & Sons Ltd
End. McKinsey & Company Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Healthcare Systems & Services. Bisnis (Pendekatan Kuantitatif,
https://www.mckinsey.com/industr Kualitatif, Kombinasi dan R&D).
ies/healthcare-systems-and- Metodelogi Penelitian.
services/our-insights/when-will- -------. (2018). Metode Penelitian
the-Covid-19-pandemic-end Kombinasi (Mixed Methods).
Covid-19 Pandemic in Indonesia (2020). Bandung: Alfabet.
Wikipedia Encyclopedia. -------. (2018). Metode Penelitian
https://en.wikipedia.org/wiki/ Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
COVID- Bandung: Alfabet
19_pandemic_in_Indonesia UNWTO. (2014). Glossary of Tourism
Hasan, T. H. (2020). Extended Spectrum Terms. New York: UNWTO.
Beta Lactamase E. Coli Isolated World Health Organization. (2020).
From Uti Patients In Najaf Naming The Coronavirus Disease
Province, Iraq. International Journal (Covid-19) and The Virus that
of Pharmaceutical Research. Causes it. New York: WHO.
https://doi.org/10.31838/ijpr/2020. Yuki, K., Fujiogi, M., &
12.04.049 Koutsogiannaki, S. (2020).
Lai, C. C., Shih, T. P., Ko, W. C., Tang, COVID-19 Pathophysiology: A
H. J., & Hsueh, P. R. (2020). Severe review. In Clinical Immunology.
Acute Respiratory Syndrome https://doi.org/10.1016/j.clim.2020.
Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) and 108427.
coronavirus Disease-2019 (Covid- Zili, X. (2017). The Differences of
19): The Epidemic And The Chinese and Western Food
Challenges. International Journal of Cultures. Journal Chinese
Antimicrobial Agents. Language, Literature & Culture,
https://doi.org/10.1016/j.ijantimica 2(1), 6–9
g.2020.105924
Language, C., & Literature. (2017). The
Differences of Chinese and Western
Food Cultures. Literature &
Culture.

35
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DALAM


MENERAPKAN PARIWISATA CERDAS DI KAWASAN
GUNUNG NONA
Utilization of Geographic Information Systems in Applying Smart
Tourism in the Nona Mountain Area

Jasman1, Masri Ridwan2, Fuad Guntara3


1,2
Politeknik Pariwisata Makassar, 3IAIN Parepare
jasman270@gmail.com, masriridwan10@gmail.com, fuadguntara@iainpare.ac.id

Diterima: 14 Juni 2020. Disetujui: 18 Juni 2021. Dipublikasikan: 28 Juni 2021

Abstrak

Penelitian ini mengungkap pemanfaatan sistem informasi geografis dalam


mewujudkan pariwisata cerdas di kawasan wisata Gunung Nona, Kabupaten Enrekang,
Sulawesi Selatan, Indonesia. Metode pengumpulan data dilakukan melalui survei lapangan,
kajian pustaka, dan dokumentasi. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan analisis
spasial, diolah dengan menggunakan Arcgis 10.5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
informasi spasial kawasan wisata Gunung Nona meliputi atraksi, akesibilitas, fasilitas, dan
amenitas. Potensi lanskap yang dimiliki diantaranya kawasan seluas 5.219 ha yang secara
administrasi berada di Kelurahan Tanete, Desa Mindante, Bambapuang dan Rosoan.
Topografi dimulai dengan ketinggian minimum 140 Mdpl dan maksimum 1.540 Mdpl.
Pergerakan wisatawan sepanjang tahun 2015 – 2019 berada pada semua daya tarik wisata
di Kawasan Gunung Nona. Hotspot paling tinggi secara berurutan berada di Resting Villa
Bambapuang, Dante Pine, Buttu Macca, Situs Mandu, Goa Jepang, dan Outbound
Bambapuang. Penelitian ini menghasilkan database spasial kawasan wisata Gunung Nona.
Hal ini menunjukkan bahwa Sistem Informasi Geografi (SIG) dapat berguna dalam
mendukung pengambilan keputusan dalam bidang pariwisata pada masa new normal.
Penelitian ini merekomendasikan kepada pihak terkait untuk membangun digital tourism
yang dapat berkontribusi dalam penerapan pariwisata cerdas melalui pengayaan
infrastruktur fisik dengan data dalam kawasan Gunung Nona.

Kata Kunci: analisis spasial, kawasan, pariwisata, pemetaan

Abstract

This study aims to reveal the usage of geographic information systems in realizing smart
tourism in the Gunung Nona Tourism Area, Enrekang Regency, South Sulawesi, Indonesia.
Methods of data collection with field surveys, literature review, and documentation. Data
analyzed by quantitative descriptive and spatial analysis, processed using Arcgis 10.5. The
results showed that the Spatial Information of the Gunung Nona Tourism Area includes
attractions, accessibility, facilities, and amenities. Meanwhile, the landscape potentials
5,219 ha located in Tanete Village, Mindante Village, Bambapuang, and Rosoan. The
topography starts with a minimum height of 140 mdpl and a maximum of 1,540 mdpl. The
movement of tourists during 2015-2019 was in all tourist attractions in the Mount Nona
Region, with the highest hotspots respectively being at Resting Villa Bambapuang, Dante
Pine, Buttu Macca, Site Mandu, Goa Japan, and Outbound Bambapuang. The research

36
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

resulted in a spatial database of the Mount Nona tourist area. It shows that the Geographic
Information System (GIS) can support decision-making in the tourism sector in the new
normal. This study recommends related parties to build digital tourism that can contribute
to the implementation of smart tourism through enrichment of physical infrastructure with
data in the Gunung Nona area.

Keywords: spatial analysis, region, tourism, mapping

© 2021 Direktorat Kajian Strategis

PENDAHULUAN anggaran sektor pariwisata merupakan


bagian dari keseriusan pemerintah
Sektor Pariwisata di Indonesia menjadikan pariwisata sebagai leading
telah memberi kontribusi yang besar sector pembangunan nasional
terhadap devisa negara. Berdasarkan (Kemenkeu, 2016).
Laporan Kinerja Kementerian Kondisi wisatawan di Kabupaten
Pariwisata Tahun 2019, sektor Enrekang mengalami penurunan secara
pariwisata menjadi penyumbang devisa, pesat pada tahun 2020. Hal ini
PDB, dan tenaga kerja di Indonesia. disebabkan wabah flu yang mematikan
Sektor pariwisata telah memberi yang mengakibatkan lumpuhnya sendi-
kontribusi terhadap PDB Nasional sendi perekonomian dunia. Wabah ini
sebesar 5,25%, dengan jumlah devisa dikenal dengan sebutan SARS-CoV-2
sebesar 229,50 triliun rupiah dan (Covid-19) yang awalnya muncul secara
menyerap 12,7 juta tenaga kerja di lokal di kota Wuhan, Provinsi Hubei,
sektor pariwisata. Jumlah kunjungan Tiongkok (Republik Rakyat China) pada
wisatawan mancanegara tercatat bulan Desember 2019. Data dari Dinas
sebanyak 15,81 juta kunjungan dan Pemuda, Olahraga dan Pariwisata
303,4 juta perjalanan wisatawan Kabupaten Enrekang menyebutkan
nusantara (Kempenparekraf, 2019). terjadi penurunan drastis hingga
Oleh karena itu, sektor ini berperan mencapai 70% antara 2019 – 2021
penting bagi perekonomian di (Kabid Destinasi Dispopar Kab
Indonesia. Terbukti, lesunya ekonomi Enrekang, 2021).
selama pandemi Covid-19 diperkirakan Kecenderungan ini memicu
karena menurunnya kunjungan perubahan pola pikir dalam perilaku
wisatawan pada destinasi. Kunjungan perjalanan wisatawan, yang
wisman ke Indonesia melalui seluruh mengakibatkan penghindaran tujuan
pintu masuk tahun 2020 berjumlah wisata masal dan penuh sesak demi
4.052.923 kunjungan atau mengalami tujuan yang lebih terpencil dan
penurunan sebesar 74,84% berpenduduk sedikit. Sebuah penelitian
dibandingkan tahun 2019 menemukan bahwa ancaman pandemi
(Kempenparekraf, 2021). membuat orang lebih waspada dan
Pencapaian pariwisata di menghindari keramaian (Wang &
Indonesia disebabkan sektor ini telah Ackerman, 2019). Reaksi ini dapat
dijadikan sebagai leading sector. Jika berupa pergeseran perilaku wisatawan
suatu daerah telah ditetapkan sebagai dari destinasi yang jauh ke destinasi
kawasan strategis pariwisata nasional, domestik. Perilaku ini disebut sebagai
kementerian atau instansi terkait wajib etnosentrisme pariwisata (Kock et al.,
mendukung setiap kebutuhan daerah 2019).
tersebut. Selain itu, peningkatan

37
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

Rekonstruksi sektor wisata di pemulihan destinasi di masa pandemi


Indonesia mutlak diperlukan sebagai dengan beberapa kebijakan pemerintah
upaya pemulihan posisi pasar pariwisata yang memberikan dukungan terhadap
di tengah ketidakpastian pandemi. industri pariwisata, terutama dukungan
Pariwisata pascapandemi harus lebih finansial atau stimulus terhadap biaya
tangguh dalam pengoperasian maupun operasional, membuat SOP mitigasi
pengaruhnya terhadap orang dan tempat. bencana pariwisata, termasuk wabah
Pada konteks inilah konfigurasi fungsi pandemi Covid-19 dengan membuat
teritorial dapat dimanfaatkan untuk protokol kesehatan, menjaga kebersihan
menuju kawasan pariwisata (Nunes & dan kesehatan di wilayah destinasi,
Cooke, 2020). Dalam konteks ini, fokus penguatan Destination Management
industri pariwisata ialah mengurangi Organization (DMO), memperbaiki
risiko melalui inovasi teknologi. Inovasi proses operasi pengelolaan destinasi
teknologi mengacu pada perkembangan pariwisata dari mengelola informasi
teknologi dengan tujuan meningkatkan sampai melakukan umpan balik dari
produk atau layanan yang ada (Shin & para wisatawan serta membuat inovasi
Kang, 2020). Dalam pengertian ini, produk dengan program digital tourism.
adopsi sistem teknologi dapat Analisis spasial objek wisata
mengurangi risiko kesehatan yang dilakukan dengan menggunakan SIG
dirasakan dengan mengubah (Sistem Informasi Geografi) sebagai
pengalaman layanan wisata. Mengingat langkah untuk menerapkan pariwisata
jarak sosial merupakan langkah penting cerdas (smart tourism), SOP mitigasi
dalam mencegah penyebaran virus bencana, serta membantu tata kelola
corona, sistem teknologi baru ini dapat destinasi.
mengurangi risiko infeksi dengan Pengembangan pariwisata
meminimalisasi interaksi fisik. berbasis spasial dapat memanfaatkan
Jauh sebelum virus corona, teknologi yang berkembang pada saat
pariwisata di Indonesia telah ini. Teknologi Geography Information
menggunakan teknologi sebagai System (GIS) dapat dimanfaatkan dalam
instrumen pengembangan. Teknologi hal ini, terutama untuk analisis
merupakan salah satu variabel kewilayahan (Nofrizal, 2017).
penguatan manajemen strategi Geography Information System (GIS)
pariwisata seperti tertuang dalam dengan integrasi menggunakan citra
analisis PESTEL (Politic, Economy, hasil penginderaan jauh dapat
Social, Technology, Environment, dan dimanfaatkan untuk menganalisis
Legal). Tahapan penggunaan teknologi wilayah yang bertujuan untuk
dalam melakukan perjalanan wisata pengembangan obyek wisata (Nofrizal,
yaitu perencanaan (planning): online 2018). Oleh karena itu, SIG dapat
Reservations, dalam perjalanan (on the digunakan memantau pergerakan
road), dan setelah perjalanan (post-trip): wisatawan sehingga dapat mencegah
sharing is living. Berdasarkan tahapan terjadinya kosentrasi pada objek-objek
tersebut dapat disimpulkan bahwa wisata serta visualisasi kesiapan daya
teknologi sangat penting dalam sektor tarik wisata dalam menerapkan protokol
pariwisata (Kominfo, 2019). kesehatan.
Penerapan teknologi juga Enrekang merupakan salah satu
berkontribusi dalam pengembangan Kabupaten yang memiliki potensi
kawasan objek wisata di masa pandemi. pariwisata. Salah satu daya tarik wisata
(Suciat dan Suadnya, 2021) yang terdapat di Enrekang adalah
menyarankan beberapa strategi kawasan wisata Gunung Nona. Gunung

38
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

Nona disebut juga Exotic Mountain. melalui survei lapangan sedangkan data
Gunung ini memiliki nama asli Buttu’ sekunder didapat dari data instansi dan
Kabobong. Kawasan pegunungan ini hasil pengambilan data secara online.
memiliki pemandangan alam yang indah Analisis data yang digunakan
sehingga dibutuhkan sebuah strategi ialah analisis spasial dan analisis
dalam pengembangan destinasi yang deskriptif kuantatif. Data yang telah
berkualitas di masa new normal. dikumpulkan dianalisis secara spasial
Analisis spasial dibutuhkan untuk berdasarkan pemetaan potensi wisata
menyusun strategi pengembangan kawasan Gunung Nona kemudian
kawasan wisata Gunung Nona di masa dianalisis secara deskriptif kuantitif
new normal. Analisis tersebut akan untuk menggambarkan potensi wisata
menginventarisasi komponen penunjang kawasan Gunung Nona.
kegiatan wisata. Hal ini diperlukan
karena strategi pengembangan wisata Tabel 1 Lokasi Koordinat DTW
disusun sesuai dengan teori yang ada. Berdasarkan Hasil Survei Lapangan
Penelitian ini menggunakan kerangka Daya Tarik Koordinat
No
Wisata Latitude Longitude
pengembangan destinasi menurut 1. Situs Mandu 3°25'13.98"S 119°48'21.48"E
Wilopo, et al., 2017 yang menjelaskan 2. Dante Pine 3°26'46.19"S 119°47'31.99"E
3. Goa Jepang 3°27'0.28"S 119°47'37.23"E
bahwa kerangka pengembangan 4. Villa 3°28'44.33"S 119°47'35.44"E
destinasi pariwisata terdiri atas Bambapuang
5. Gn. 3°28'27.20"S 119°47'10.51"E
komponen-komponen utama sebagai Bambapuang
berikut: obyek daya tarik wisata 6. Buttu Macca’ 3°29'1.85"S 119°47'50.24"E

(attraction), aksesibilitas (accessibility), Sumber: Survei Lapangan, Januari 2020


(GPS)
amenitas (amenities), fasilitas umum
(ancillary service), dan kelembagaan
1. Data dan Perlengkapan
(institutions).
Data yang digunakan dalam
Oleh karena itu, penggunaan SIG
penelitian ini adalah:
diharapkan mampu menyajikan
a. data lokasi wisata dari Dinas
informasi spasial kawasan wisata
Kebudayaan dan Pariwisata
Gunung Nona dan komponen penunjang
Kabupaten Enrekang,
wisata. Selain itu, SIG diharapkan
b. peta administrasi Kabupaten
mampu memberi arahan kepada
Enrekang 2019.
pemerintah tentang pengembangan
c. peta rencana tata ruang wilayah
destinasi wisata yang aman dan nyaman
Kabupaten Enrekang, dan
di masa new normal menuju pariwisata
d. data survei lapangan.
cerdas.
Beberapa alat yang digunakan
pada penelitian ini meliputi
METODE
perangkat keras dan perangkat
lunak. Perangkat keras yang
Penelitian ini menggunakan
digunakan ialah satu unit komputer
metode deskriptif kuantitif. Lokasi
brand Acer dengan spesifikasi
penelitian ini adalah kawasan wisata
Processor Intel (R) Core (tm) i5-
Gunung Nona yang berada di Kabupaten
2450 M CPU @2,50 GHZ, Memory
Enrekang, Sulawesi Selatan, Indonesia.
16 GB, Microsoft Windows 10.
Teknik pengumpulan data yang
Perangkat lunak yang digunakan
digunakan adalah survei (observasi
meliputi:
lapangan) dan dokumentasi. Data yang
a. ArcGIS versi 10.4 sebagai
yang dikumpulkan adalah data primer
perangkat lunak,
serta data sekunder. Data primer didapat

39
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

b. perangkat lunak pengolah kata lokasi wisata, aktivitas


dan spreadsheet (MS Word dan wisatawan, dan hotspot
MS Excel) untuk penyusunan kunjungan wistawan sehingga
laporan dan pengolahan data wisatawan dapat memahami
tabular, lokasi. Sementara itu, sebaran,
c. Global Positioning System aktivitas, dan hotspot aktivitas
(GPS) merk Garmin digunakan dapat menjadi bahan kajian
sebagai alat bantu dalam untuk pengembangan kawasan
menentukan arah atau posisi di Gunung Nona oleh pemerintah
lapangan, dan setempat.
d. kamera Canon untuk merekam
obyek-obyek penting di HASIL DAN PEMBAHASAN
lapangan.
Berdasarkan hasil penelitian,
2. Tahapan-tahapan Penelitian diperoleh data sejumlah daya tarik
Secara garis besar, proses wisata di kawasan Gunung Nona,
penelitian terbagi atas empat Kabupaten Enrekang.
tahapan, yaitu: Tabel 2. Tipologi Daya Tarik
a. Tahap Persiapan Wisata Kawasan Gunung Nona Kab.
Tahapan persiapan meliputi Enrekang
identifikasi masalah terhadap Lokasi Klasifikasi
Daya Tarik Daya
objek kajian dan kajian literatur No Tarik
Wisata
yang berhubungan dengan
cakupan kajian. 1. Situs Mandu Kel. Tanete Budaya
b. Proses Pengambilan Data 2. Dante Pine Kel. Tanete Buatan
3. Goa Jepang Desa Sejarah
Tahap ini berupa data spasial Mindante
dan nonspasial, seperti titik 4. Villa Desa Buatan
kordinat lokasi wisata diambil Bambapuang Mindante
5. Gn. Desa Alam
dengan menggunakan GPS, foto Bambapuang Bambapuang
lokasi wisata, dan data-data 6. Buttu Macca’ Desa Buatan
nonspasial lainnya diambil Bambapuang

melalui observasi dan Sumber: Olahan Data (Klasifikasi Menurut


Astina, 2012)
wawancara dengan dinas atau
masyarakat terkait.
Berdasarkan kategorisasi wisata
c. Proses Pengolahan Data
menurut Astina (2012), daya tarik wisata
Tahap ini dilakukan dengan
yang berada di kawasan Gunung Nona
menginput data koordinat lokasi
terdiri atas daya tarik budaya, buatan,
wisata ke software ArcGIS 10.4,
alam dan sejarah. Kategorisasi objek
kemudian membuat database
wisata terbagi menjadi sumber daya
yang akan dilengkapi dengan
pariwisata budaya, sejarah, bahari, alam,
data-data nonspasial, seperti
dan buatan manusia (Astina, Komang,
nama, jenis, atraksi wisata, dll.
2012).
d. Proses Visualisasi Data
Berikut ini adalah pembahasan
Pada tahap setelah mendapat
tentang komponen destinasi berbasis
titik koordinat setiap lokasi dan
SIG di kawasan Gunung Nona.
database, dilakukan proses
layout peta, yaitu menampilkan
A. Komponen Destinasi
setiap titik lokasi wisata di peta
1. Atraksi (Attraction)
untuk menunjukkan posisi dari

40
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

Atraksi yang berada di kawasan kategori usia remaja dan dewasa serta
wisata Gunung Nona memanfaatkan dalam pengawasan para pemandu wisata
keberadaan Gunung Nona yang unik dan Gunung Nona.
eksotik di mata pengunjung. Potensi
atraksi yang berada di kawasan Gunung Goa Jepang
Nona sangat bervariasi, mulai dari Terdapat peninggalan tentara Jepang di
buatan manusia, alam, sejarah, dan Desa Mindante, Kec. Anggeraja
budaya. Selain itu, posisinya yang (Bernadeta AK Wardaningga, 2016).
berada di jalur destinasi yang Hasil wawancara dengan pengelola
menghubungkan kota Makassar dan menunjukkan bahwa situs ini
Toraja membuatnya menjadi lokasi titik diperkirakan bekas pertahanan tentara
henti. Sepanjang jalur di kawasan ini Jepang pada Perang Dunia kedua.
masing-masing mempunyai sudut
pandang yang berbeda untuk menikmati Dante Pine
panorama Gunung Nona. Dante berasal dari bahasa Enrekang
yang artinya ‘halaman depan rumah’ dan
Buttu Macca’ pine berasal dari bahasa Inggris yang
Pada bagian pintu masuk kawasan artinya ‘pohon pinus’. Dante Pine
Gunung Nona, terdapat Buttu Macca’, menyediakan wahana Zip Bike, yakni
pengelola menyediakan daya tarik sepeda yang lintasannya berupa tali yang
berupa wahana wisata outdoor dengan diikat di pohon di atas ketinggian sekitar
konsep milenial. Pengunjung dapat 20 meter dari tanah. Selain itu, spot
menikmati wahana seperti spot foto Dante Pine, seperti rumah Hobbit,
berlatar Gunung Nona, flying fox, dan becak, sandal raksasa, sarang kingkong,
ayunan ekstrim. ayunan, dan spot lain, yang semuanya
berada di pinggir jurang sehingga
Villa Resting Bambapuang dijamin memberikan hasil foto yang
Pengunjung dapat menikmati fasilitas maksimal. Dante Pine juga
berupa penginapan, meeting room, dan menyediakan kedai bagi penikmat kopi
gedung kesenian (Alfia, 2016). Pada khas Enrekang, yakni kopi Kalosi
bagian utama villa ini, panorama (Suhandy dan Yulia. 2019).
Gunung Nona dapat disaksikan secara
luas dan jelas. Villa Resting Situs Mandu
Bambapuang merupakan pilihan Tebing Mandu adalah salah satu potensi
alternatif bagi pengunjung untuk wisata budaya yang ada di Kabupaten
menginap di kawasan ini. Enrekang. Tebing ini terletak tepat di
pinggir Sungai Mata Allo, di Dusun
Gunung Bambapuang Tontonan, Kecamatan Anggeraja,
Daya tarik ini menyuguhkan atraksi Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi
berupa lintas alam mendaki Gunung Selatan (Sulsel). Wisata ini berjarak 37
Nona. Jalur dan aksesibilitas menuju km dari kota Enrekang atau 267 km dari
puncak dapat ditempuh melalui Desa Kota Makassar.
Bambapuang. Durasi waktu untuk tiba
di puncak 959 Mdpl adalah 90 – 120
menit perjalanan. Panorama Gunung
Nona dapat disaksikan dengan jelas
sepanjang perjalanan menuju puncak.
Akan tetapi, wahana ini tidak dibuka
untuk umum, melainkan hanya untuk

41
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

Situs Mandu yang dulu di kenal lainnya. Lokasi dan sebaran daya tarik
dengan serambi mayat merupakan situs wisata di kawasan wisata Gunung Nona
peninggalan prasejarah dimana terdapat tampak seperti pada peta di bawah ini.
mandu atau erong sebagai wadah kubur
pada zaman sebelum masuknya Islam.
Situs ini terletak di Tontonan, Kelurahan
Tanete (Duli, Akin, 2013). Kawasan Ini
juga menjadi pusat kegiatan panjat
tebing yang dilengkapi sarana outbond

Gambar 1. Peta Sebaran Daya Tarik Wisata Kawasan Gunung Nona

42
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

2. Aksesibilitas (Accessibility)

Gambar 3. Pasar Tradisional Cakke, 5 km


dari kawasan Gunung Nona

Gambar 2. Peta Jaringan Jalan

Kawasan Jalan Gunung Nona


menghubungkan antara kota Makassar
dan Toraja, dua destinasi yang menjadi Gambar 4. Polsek Anggeraja, 4 km dari
unggulan Sulawesi Selatan. Untuk kawasan Gunung Nona
menjangkau Toraja, jalur darat paling
efektif melalui Kabupaten Enrekang.
Jalur kawasan Gunung Nona memanjang
15,037 m jalan artileri dengan kondisi
beraspal kokoh. Untuk menjangkau
objek wisata di sekitar Gunung Nona,
terdapat jalan lokal dan jalan lain yang
dapat dilintasi roda empat maupun roda
dua.

3. Amenitas (Amenities)
Tersedia sarana dan prasarana
penunjang di sekitar kawasan wisata
Gunung Nona, diantaranya pasar Gambar 5. Pusat ATM, 5 km dari kawasan
tradisional Cakke, posko keamanan Gunung Nona
(Polsek Anggeraja), pusat pendidikan,
pusat ATM, serta pusat kesehatan Villa House Bambapuang
masyarakat dan pemerintahan. Terdapat merupakan akomodasi penunjang yang
juga akomodasi di kawasan wisata terdapat di kawasan wisata Gunung
Gunung Nona mulai dari penginapan, Nona. Fasilitas yang tersedia di tempat
wisma, dan rumah makan. ini antara lain kamar hunian (twin dan

43
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

double bed), spa, musala, ruang rapat,


mini bar, restoran, dan area parkir.

Gambar 6. Tampilan Gunung Nona di Villa


House Bambapuang

Berdasarkan ketersedian
komponen pariwisata di Gunung Nona
dapat dikatakan bahwa telah memenuhi
kesemua unsur 4A. Selain itu, bentuk Gambar 7. Peta Topografi Kawasan Wisata
kelembagaan yang berada di wilayah Gunung Nona
Gunung Nona dominan di kelola secara
swadaya oleh masyarakat lokal yang ada Gambar Peta 7 menunjukkan
di sekitar objek wisata. Beberapa bahwa keberadaan kawasan wisata
organisasi yang mengelola objek wisata Gunung Nona dilalui oleh Sungai Mata
di kawasan Gunung Nona antara lain Allo’ dengan ketinggian wilayah
kelompok masyarakat sadar wisata bervariasi: titik minimum yaitu 140 mdpl
“Dante Pine” dan “Bambapuang”. dan maksimum 1.540 mdpl. Secara
Keduanya merupakan organisasi yang admistrasi, total luas kawasan ini adalah
dibentuk oleh masyarakat sekitar melalui 5.219 ha. Karakteristik lereng yang
BUMDES. Selain itu, kawasan ini juga curam, berada pada ketinggian, serta
didukungan oleh Villa House mempunyai relief kontur yang bervariasi
Bambapuang yang dikelola oleh Dinas membuat kawasan wisata Gunung Nona
Pariwisata Kabupaten Enrekang dan menghasilan tampilan yang mempesona.
menyediakan paket wisata di kawasan Potensi lanskap merupakan panorama
tersebut. yang dapat menjadi destinasi wisata
(Bramsah dan Darmawan, 2017).
B. Potensi Lanskap
Hasil analisis dengan C. Analisis Digital Hotspot
menggunakan aplikasi Arcgis, citra Wisatawan
satelit, Demnas, dan survei lapangan 1. Analisis Digital Hotspot
menunjukkan bahwa kawasan wisata Jumlah pengunjung di setiap objek
Gunung Nona mempunyai bentukan wisata pada kawasan Gunung Nona
lanskap yang bervariasi. Berikut ini ditemukan sangat berbeda. Data
adalah peta topografi kawasan Gunung kunjungan yang diperoleh dari masing-
Nona. masing pengelola objek wisata adalah
sebagai berikut.

44
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

Tabel 3. Angka Kunjungan Kawasan Data yang diperoleh melalui


Objek Wisata Gunung Nona Tahun observasi lapangan diolah pada aplikasi
2015-2019 Arcgis 10.5. Hasil analisis sebagaimana
No. Objek Wisata Angka telihat pada gambar 8 menunjukkan
Kunjungan bahwa hotspot pengunjung berada di
1 Dante Pine 8.500 lokasi Resting Bambapuang dan Dante
2 Situs Mandu 1.160 Pine, dengan jumlah kunjungan di atas
3 Buttu Macca 5.000 5000 wisatawan sepanjang Mei 2015 –
4 Resting Villa 10.200
Desember 2019.
5 Bambapuang 540
6 Goa Jepang 450 Data Hotspot wisatawan dapat
Outbound membantu dalam penerapan high
Bambapuang standard sanitation sebagai kampanye
Sumber: Observasi Lapangan pemerintah di masa pandemi untuk objek
wisata. Penerapan standar kesehatan
Berdasarkan data kunjungan dilakukan dengan membuat sanitasi yang
tersebut, diperoleh hasil analisis hotspot memadai. Menurut Ni Wayan Giri
aktivitas wisatawan di kawasan wisata Adnyani, selaku Sekretaris Kementerian
Gunung Nona. Data hotspot ini memberi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI,
petunjuk bahwa para wisatawan ini pihaknya akan menyiapkan destinasi
secara signifikan lebih tertarik pada sesuai dengan kondisi new normal yakni
destinasi alternatif dari poros hotspot. mengedepankan prinsip sustainable
tourism, termasuk di dalamnya soal
kesehatan dan keamanan (Wahyudi,
2020). Sesuai dengan hal ini, objek
wisata seperti Dante Pine, Resting Villa
Bambapuang, Buttu Macca, dan
sebagainya harus meningkatkan standar
sanitasi yang dimiliki karena menjamin
daya tarik suatu daerah wisata dengan
menciptakan standar sanitasi yang harus
dimiliki suatu objek wisata, seperti
kebersihan toilet, sarana cuci tangan,
ketersediaan masker, pengukur suhu
badan, pengecekan surat keterangan
sehat, dan vaksinasi.

2. Pariwisata Cerdas (Smart


Tourism)
Smart Tourism merupakan
fenomena sosial yang timbul dari
konvergensi TIK dengan pengalaman
wisata. Komponen pengalaman cerdas
secara khusus berfokus pada pengalaman
Gambar 8. Peta Hotspot Wisatawan pariwisata yang dimediasi teknologi
sebagai pendorong utama. Para
Informasi mengenai hotspot wisatawan yang cerdas dan melek secara
wisatawan dapat membantu dalam digital menggunakan smartphone untuk
mendefinisikan kelompok sasaran untuk memanfaatkan infrastruktur informasi
kegiatan pemasaran dalam yang disediakan di tempat tujuan atau
mempromosikan destinasi alternatif.

45
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

secara virtual menambah nilai pada protolol kesehatan, serta manajemen tata
pengalaman mereka. kelola destinasi.

SIMPULAN

Informasi spasial kawasan


wisata Gunung Nona meliputi sebaran
atraksi wisata, amenitas, dan
aksesibilitas. Potensi lanskap yang
dimiliki di antaranya adalah kawasan
Gambar 9. Pilar Destinasi Pariwisata Cerdas seluas 5.219 ha yang secara administrasi
Sumber: Gretzel et al. (2015) berada di Kelurahan Tanete, Desa
Mindante, Batu Noni, Bambapuang dan
Bingkai dari pariwisata cerdas Rosoan. Topografi dimulai dengan
adalah bisnis cerdas, mengacu pada ketinggian minimum 140 Mdpl dan
ekosistem bisnis yang menciptakan dan maksimum 1.540 Mdpl. Pergerakan
mendukung pertukaran sumber daya wisatawan sepanjang tahun 2015 – 2019
wisata dan pengalaman pariwisata berada di semua daya tarik wisata di
sehingga dibutuhkan kolaborasi antara kawasan Gunung Nona, dengan
masyarakat sekitar kawasan Gunung kosentrasi yang paling tinggi secara
Nona, pihak swasta, maupun pemerintah berurutan berada di Resting Villa
Kabupaten Enrekang yang lebih berfokus Bambapuang, Dante Pine, Buttu Macca,
pada teknologi sebagai penyedia Situs Mandu, Goa Jepang dan Outbound
infrastruktur dan data. Bambapuang.
Database spasial tentang Penelitian ini telah menghasilkan
pariwisata, khususnya di wilayah database spasial yang dapat dijadikan
Enrekang, masih kurang apalagi sebagai bahan rujukan untuk
minimnya dukungan berupa anggaran pengembangan pariwisata di kawasan
dari Pemda terkait dalam menerapkan Gunung Nona di masa new normal.
teknologi pariwisata cerdas yang Batasan penelitian ini adalah pemetaan
mendukung pariwisata new normal. aspek pariwisata di kawasan Gunung
Misalnya, hanya ada sedikit informasi Nona sehingga data yang dihasilkan
spesifik tentang sumber asal dan tujuan hanya visualisasi hasil obeservasi dan
pengunjung, objek dan akomodasi wisata belum menghasilkan produk pariwisata
yang telah menerapkan protokol cerdas, misalnya platform ataupun
kesehatan, pola tata ruang objek yang website yang dapat di akses secara online
mencegah penumpukan wisatawan maupun offline.
(social distancing) seperti peta digital Penelitian ini
rute (entri/out), informasi keberadaan merekomendasikan kepada Pemda
pos keamanan, posko tim gugus Covid, setempat untuk menyusun sistem
serta informasi mitigasi bencana yang informasi berbasis website terkait
semuanya dapat divisualisasikan melalui wilayah Gunung Nona dengan memberi
penerapan teknologi digital berbasis informasi tentang kesiapan sejumlah
Sistem Informasi Geografis (SIG). daya tarik wisata di kawasan Gunung
Oleh karena itu, penggunaan SIG Nona pada masa new normal. Informasi
dalam pengembangan kawasan Gunung ini dapat diakses melalui smartphone
Nona dapat digunakan untuk oleh wisatawan sehingga dapat
inventarisasi fasilitas rekreasi, visualisasi menciptakan aktivitas berwisata yang
objek wisata yang memenuhi standar aman dan nyaman.

46
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

DAFTAR PUSTAKA Informasi,


Kemenparekraf/Baparekraf
Alfia Indra Pratawi Rusi. (2016). Kawasan Kock, F., Josiassen, A., Assaf, G., Karpen, I.,
Agrowisata Bambapuang Di & Farrelly, F. (2019). Tourism
Enrekang. Arsip: Jurusan Arsitektur, Ethnocentrism and its Effects on
Universitas Islam Makassar. Tourist and Resident Behavior.
Astina, Komang. (2012). Geografi Journal of Travel Research, 58 (3),
Pariwisata. Malang: Universitas 427--439.
Malang Kominfo. (2019). Pentingnya Teknologi
Bernadeta, AK Wardaningga. (2016). dalam Sektor Pariwisata, diakses dari
Distribution of Potential Prehistoric https://aptika.kominfo.go.id/2019/04/
Cultures in Enrekang, South Sulawesi. pentingnya-teknologi-dalam-sektor-
Kapata Arkeologi, volume 12, nomor pariwisata/
2, November 2016: 113-124. Nofrizal, A Y. (2017). Normallized
Bramsah, M dan Darmawan, A. (2017). Difference Built-Up Index (NDBI)
Landscape Potention for Ecotourim sebagai Parameter Identifikasi
Development in Forest Area Register Perkembangan Permukiman Kumuh
25 Kelumbayan Village Tanggamus pada Kawasan Pesisir di Kelurahan
District. Jurnal Sylva Lestari, vol. 5, Kalang Kawal, Kecamatan Gunung
no.2, April 2017: 12—22. Kijang, Kabupaten Bintan. Tunas
Cooper, John Fketcher, David Gilbert and Geografi. vol. 6, no. 2, 143--150.
Stephen Wanhill. (1995). Tourism, Nofrizal, A. Y. (2018). Analisis Spasial
Principles and Practice. London: Pengembangan Obyek Wisata
Logman. Berbasis Geography Information
Direktorat Jenderal Anggaran. (2016). System(GIS (Studi Kasus: Kecamatan
Efektivitas Alokasi Anggaran Pauh, Kota Padang). Forum Ilmiah
Kementerian Pariwisata terhadap Tahunan, Ikatan Surveyor Indonesia
Kunjungan Wisatawan Mancanegara Nunes, S., & Sousa, V. (2020). Scientific
dan Wisatawan Nusantara. Tourism and Territorial Singularities:
Kementerian Keuangan Republik Some Theoretical and Methodological
Indonesia Contributions dalam V. Ratten, J.
Duli, A. (2013). The Mandu Coffin: a Boat Álvarez-Garcia, & M. Rio-Rama, In
Symbol of Ancestral Spirits among Entrepreneurship, Innovation and
the Enrekang People of South Inequality: Exploring Territorial
Sulawesi. RIMA: Review of Dynamics and Development (pp. 28--
Indonesian and Malaysian Affairs, 47 51). London: Routledge Frontiers of
(1), 115. Business Management.
Gretzel, U., Sigala, M., Xiang, Z., & Koo, C. Prahasta, Eddy. (2002). Sistem Informasi
(2015). Smart Tourism: Foundations Geografis: Konsep-konsep Dasar
and Developments. Electron Market, (Edisi Revisi). Bandung: Penerbit
25, 179--188. Informatika.
Kaufmann, Michael, dkk. (2019). Analysis of Rahman, M.A. (2010). Application of GIS in
Tourism Hotspot Behaviour Based on Ecotourism Development: A Case
Geolocated Travel Blog Data: The Study in Sundarbans, Bangladesh. A
Case of Qyer. International Journal of Masters Thesis. Mid-Sweden
Geo-Information, ISPRS Int. J. Geo- University.
Inf. 8, 493, doi:10.3390/ijgi8110493. Shin, H., & Kang, J. (2020). Reducing
Kempenparekraf. (2018). Laporan Kinerja Perceived Health Risk to Attract Hotel
Kementerian Pariwisata Tahun 2018. Customers in the Covid-19 Pandemic
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Era: Focused on Technology
Kreatif Republik Indonesia Innovation for Social Distancing and
Kempenparekraf. (2021). Statistik Cleanliness. International Journal of
Kunjungan Wisatawan Mancanegara Hospitality Management ,
2020. Pusat Data dan Sistem 91(2020),102664.

47
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

Stange, D. C. B. (2011). Tourism Destination


Management Achieving Sustainable
and Competitive Results. Sustainable
Tourism: International Cooperation
for Development Online Tool Kit and
Resource Series.
Suciat, Desak Ayu Putu., Suadnya, I Made.
(2021). Strategi Pemulihan Pariwisata
Pascapenanganan Pandemi Covid-19
di Provinsi Bali. Maha Widya Duta,
volume 5, no. 1, April 2021, ISSN: (p)
2598-0203, (e) 2746-7066.
Suhandy dan Yulia. (2019). Classification of
Ground Roasted Kalosi and Toraja
Specialty Coffees using UV-Visible
Spectroscopy and PLS-DA Method.
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
(JIPI), vol. 24 (1): 73--81, ISSN 0853-
4217,
http://journal.ipb.ac.id/index.php/JIPI
EISSN 2443-3462 DOI:
10.18343/jipi.24.1.73.
Wang, I., & Ackerman, J. (2019). The
Infectiousness of Crowds: Crowding
Experiences are Amplified by
Pathogen Threats. Personality and
Social Psychology Bulletin, 45 (1),
120--132.
Wahyudi, E. (2021). Perubahan Tren
PascaCovid– 19 Diprediksi Positif
bagi Pariwisata. Tempo. Co. diunduh
dari https://bisnis
.tempo.co/read/1335603/peru bahan-
tren-
pascacovid19deprediksipositifbagipar
iwisata/full&view=ok.
Wilopo, K. Khotimah dan Luchman Hakim,
L. (2019). Strategi Pengembangan
Destinasi Pariwisata Budaya (Studi
Kasus pada Kawasan Situs Trowulan
sebagai Pariwisata Budaya Unggulan
di Kabupaten Mojokerto. Fakultas
Ilmu Administrasi, FMIPA. Malang:
Universitas Brawijaya.
.

48
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

IMPLEMENTASI ASEAN TOURISM STRATEGIC PLAN


(ATSP) DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA
SUMATERA BARAT
Implementation of ASEAN Tourism Strategic Plan (ATSP) in the
Development of West Sumatera Tourism

Haiyyu Darman Moenir1, Abdul Halim2, Ajeng Masna Rifamida Maharani3


1
Jurusan Ilmu Hubungan Internasional
Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat
haiyyu_darman@soc.unand.ac.id
2, 3
Jurusan Ilmu Hubungan Internasional
Universitas Sriwijaya, Palembang, Sumatra Selatan
abdul_halim2410@yahoo.com, amrmaharani99@gmail.com

Diterima: 12 Maret 2021. Disetujui: 14 Juni 2021. Dipublikasikan: 28 Juni 2021

Abstrak

Pariwisata dalam konteks ASEAN dinilai penting dalam mendukung percepatan


pertumbuhan ekonomi di masing-masing negara ASEAN. Oleh karenanya, ASEAN
membentuk strategi bersama dalam mendukung pengembangan pariwisata di masing-
masing negara anggota ASEAN melalui pembentukan ATSP (ASEAN Tourism Strategic
Plan). Indonesia sebagai salah satu negara anggota ASEAN juga memiliki konsentrasi yang
besar di bidang pariwisata. Salah satu provinsi dengan peluang pariwisata yang baik di
Indonesia adalah Sumatera barat. Penelitian ini akan melihat bagaimana Sumatera Barat
memaksimalkan potensi pariwisata melalui pengimplementasian ATSP di tatanan daerah.
Pendekatan yang dipilih untuk menjelaskan dan menganalisis masalah dalam penelitian ini
adalah metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif-analisis. Pendekatan kualitatif
memungkinkan peneliti untuk menghasilkan gambaran rinci tentang kebijakan yang
diambil oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalam kerangka ATSP guna
pengembangan pariwisata daerah. Hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa
pemerintah Sumatera Barat masih belum memaksimalkan potensi daerah dalam sektor
pariwisata dan belum mengimplementasikan ATSP secara menyeluruh.

Kata Kunci: ASEAN, ATSP, kebijakan regional, pariwisata, Sumatera Barat

Abstract

Tourism in the ASEAN context is considered substantial in supporting the economic growth
acceleration in each ASEAN country. Therefore, ASEAN has formed a joint strategy to
support tourism development in each ASEAN member country through the formation of the
ATSP (ASEAN Tourism Strategic Plan). Indonesia is one of the ASEAN member countries
also has a focus on the tourism sector. One of the provinces with good tourism
opportunities in Indonesia is West Sumatra. This study will analyze how West Sumatra
maximizes tourism potential through the implementation of ATSP. The method chosen to
explain and analyze the problem in this research is a qualitative method with a descriptive-
analytic type of research. Through a qualitative approach allows researchers to be able to
produce a detailed description of the policies taken by the Government of West Sumatra

49
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

within the framework of the ATSP for regional tourism development. The findings of this
study indicate that the government of West Sumatra has not yet maximized the potential of
the region in the tourism sector and has not implemented ATSP thoroughly.

Keywords: ASEAN, ATSP, regional policy, tourism, West Sumatra

© 2021 Direktorat Kajian Strategis

PENDAHULUAN tersebut. Hal ini terlihat dari


pengangkatan banyak isu konektivitas
Pembentukan masyarakat ASEAN dalam beberapa agenda kegiatan
sebagai sebuah cita-cita bersama negara- ASEAN. Misalnya, dalam ASEAN
negara di Asia Tenggara didasarkan pada Community, isu transportasi mulai
tiga pilar, yaitu ASEAN Economic dibahas melalui pertemuan atau forum
Community (AEC), ASEAN Security khusus seperti ASEAN Transport
Community (ASC), dan ASEAN Socio- Minister Meeting dan pembentukan
Cultural Community (ASCC). Sebagai ASEAN Tourism Forum (ATF). Selain
panduan, disusunlah master plan tentang itu, ASEAN juga mengeluarkan
ASEAN Connectivity yang berisi tentang blueprint yang berjudul ASEAN Tourism
target pencapaian dan hambatan yang Strategic Plan (ATSP) yang didalamnya
berpotensi mengganggu terwujudnya juga membahas isu transportasi untuk
ASEAN Community. Pelaksanaan menunjang perkembangan pariwisata di
kegiatan yang tercantum dalam master ASEAN. ATSP merupakan landasan dari
plan ini memiliki strategi untuk ASEAN Tourism Marketing Strategy
menghubungkan ASEAN menjadi lebih (ATMS), yang diadopsi oleh menteri-
erat, yaitu physichal connectivity, menteri pariwisata ASEAN pada Januari
meliputi peningkatan pembangunan 2012. Rencana strategis ini merupakan
infrastruktur fisik; institusional rencana yang disusun oleh organisasi
connectivity mencakup institusi yang pariwisata regional negara-negara
efektif, proses, dan mekanismenya; serta ASEAN untuk menjaga pertumbuhan
people-to-people connectivity, yaitu pariwisata di atas dua digit (ASEAN,
peningkatan interaksi antarwarga negara 2012). ATSP secara umum bertujuan
di negara-negara ASEAN. Konektivitas untuk membangun blueprint terkait
ASEAN yang berfokus pada people-to- dengan kebijakan, program, dan proyek
people connectivity dilakukan, salah dalam area pemasaran, pengembangan
satunya, melalui sektor pariwisata. produk, standar, pengembangan SDM,
Pariwisata merupakan sektor investasi, dan komunikasi antarnegara
strategis yang dapat meningkatkan anggota ASEAN.
devisa negara dan memberi implikasi Pembentukan ide komunitas
yang signifikan bagi perekonomian ASEAN merupakan keputusan kolektif
negara tersebut. Melihat banyaknya pemimpin ASEAN. Dengan demikian,
benefit yang dihasilkan sektor pariwisata, Indonesia memiliki kewajiban untuk ikut
ASEAN berupaya untuk lebih serta dalam menyukseskan hal ini.
mengintegrasikan konektivitas Terkait dengan konektivitas ASEAN,
antarnegara-negara anggota agar tugas terbesar dalam menghubungkan
memudahkan akses pariwisata kawasan kawasan ASEAN berada di pundak
sehingga dapat memupuk keuntungan Indonesia. Hal ini disebabkan kondisi
yang lebih besar. Konektivitas menjadi geografis Indonesia terdiri atas ribuan
salah satu elemen penting bagi ASEAN pulau dan menjadi sentral dari
guna memajukan pariwisata di kawasan pelaksanaan konektivitas ini (Kemlu,

50
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

2011). Di Indonesia, Presiden Joko miliar orang melakukan perjalanan


Widodo (Jokowi) pada tahun 2014 wisata di berbagai belahan dunia
meluncurkan Kebijakan Poros Maritim, (UNWTO, 2014).
yang menjadi dasar dari Kebijakan Luar Berdasarkan data, pariwisata
Negeri Indonesia (CNN, 2014). Agenda Indonesia di tahun 2014, pada sektor
NAWACITA butir ke-enam makro berkontribusi terhadap PDB baru
menjelaskan, peningkatan daya saing pada angka 9% sedangkan jumlah devisa
dilakukan dengan memanfaatkan potensi yang dihasilkan adalah sebesar 140
yang belum tergarap dengan baik tetapi triliun rupiah. Sektor pariwisata juga
memberi peluang besar untuk memberi kontribusi pada kesempatan
meningkatkan akselerasi pertumbuhan kerja sebesar 11 juta orang.
ekonomi nasional. Ada lima sektor yang Pada sektor mikro, indeks daya
dipilih menjadi sektor prioritas untuk saing kepariwisataan Indonesia adalah
mempercepat pertumbuhan ekonomi #70 sedangkan jumlah kedatangan
nasional. Sektor tersebut meliputi wisatawan mancanegara berjumlah 9 juta
infrastruktur, maritim, energi, pangan, orang dan perjalanan wisatawan
dan pariwisata (Ratman, 2016, hal 28). nusantara sebesar 250 juta orang
Salah satu sektor baru yang dipilih dalam (Ratman, 2016:30). Capaian percepatan
mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam
ekonomi nasional adalah sektor pengembangan sektor pariwisata
Pariwisata. membuat target dalam pencapaiannya.
Dalam paparan mengenai Target tersebut diharapkan mampu
Pembangunan Destinasi Pariwisata tercapai pada 2019. Target yang
Prioritas 2016 – 2019, pariwisata dicanangkan dari sisi makro antara lain
dianggap sebagai kunci pembangunan, adalah peningkatan kontribusi terhadap
kesejahteraan, dan kebahagiaan. PDB dari 9% menjadi 15%. Devisa
Pariwisata juga dianggap sebagai sektor negara yang awalnya hanya 140 triliun
unggulan (tourism is leading sector) diharapkan dapat meningkat hingga level
melalui peningkatan destinasi dan 280 triliun. Kontribusi terhadap
investasi pariwisata karena mampu kesempatan kerja juga diharapkan
menjadikan pariwisata sebagai faktor meningkat hingga 13 juta orang. Pada sisi
kunci dalam pendapatan ekspor, mikro sendiri, target yang ingin dicapai
penciptaan lapangan kerja, serta meliputi indeks daya saing pariwisata,
pengembangan infrastruktur. Selain itu, peningkatan jumlah wisatawan asing
pariwisata mengalami ekspansi dan menjadi 20 juta orang pada 2019, serta
diversifikasi berkelanjutan sehingga wisatawan nusantara yang ditargetkan
menjadi salah satu sektor ekonomi mencapai angka 275 juta orang (Ratman,
dengan pertumbuhan terbesar dan 30). Percepatan pengembangan ekonomi
tercepat di dunia. Di sisi lain, meskipun Indonesia dalam sektor pariwisata seperti
krisis global sering terjadi, sektor yang ditargetkan pemerintah harus
pariwisata tidak kehilangan peminat. Hal ditunjang oleh kontribusi dari setiap
ini dibuktikan dengan jumlah perjalanan daerah di Indonesia dalam mendukung
wisatawan internasional yang tersebar di dan mempercepat pelaksanaan tujuan
seluruh dunia yang semakin hari semakin tersebut. Tulisan ini menjabarkan
meningkat. Pada tahun 1950, jumlah implementasi ASEAN Tourism Strategic
wisatawan internasional hanya 25 juta. Plan (ATSP) sebagai sebuah rencana
Pada 1980 meningkat menjadi 278 juta; strategis bersama dalam sektor
pada tahun 1995 terjadi peningkatan pariwisata ASEAN yang diterapkan
hampir dua kali lipat, yakni 528 juta dalam konteks daerah di Indonesia.
orang; dan pada tahun 2014, terdapat 1,1 Implementasi tersebut diharapkan

51
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

membantu pengembangan pariwisata kebijakan maupun perencanaan


secara cepat, tepat, dan baik dengan kepariwisataan yang sebenarnya sudah
tujuan untuk mempercepat pertumbuhan disepakati bersama sehingga
ekonomi daerah melalui sektor perkembangan pariwisata tidak lagi
pariwisata serta sebagai dukungan dalam mengacu pada kebijakan dan
pelaksanaan konektivitas ASEAN. perencanaan yang sudah dibuat.
Tulisan ini berfokus pada 2. Subnational Government
Implementasi ATSP dalam kebijakan Subnational Government atau
pariwisata Sumatera Barat. Sumatera SNG diidentifikasi sebagai aktor dalam
Barat dipilih karena memiliki potensi hubungan internasional. Aktor tersebut
pariwisata yang tinggi. Potensi muncul karena kompleksnya aktivitas
pariwisata tersebut meliputi wisata dalam hubungan internasional yang tidak
pantai, kontur alam yang masih sangat mampu direspon secara efektif oleh
alami, perbukitan, lembah, ngarai, serta pemerintah pusat. SNG berperan sebagai
budaya masyarakat lokal yang masih aktor yang berhubungan langsung
begitu kental. Dengan potensi yang dengan masyarakat dan komunitas. SNG
dimiliki, Sumatera Barat hanya mampu memiliki dua peran ketika berhubungan
menduduki peringkat ke-12 sebagai pintu dengan dunia internasional (Smith dan
masuk wisatawan asing dengan jumlah Cohn, 1996): pertama, dalam bidang
peningkatan angka wisatawan asing yang ekonomi, dapat dilakukan melalui tiga
datang tidak terlalu signifikan. tindakan, yaitu
Berdasarkan latar belakang di atas, 1. membangun jaringan luar negeri
didapat sebuah rumusan masalah untuk mengejar pengaturan komersial
mengenai bentuk implementasi ATSP yang akan meningkatkan iklim
dalam kebijakan pariwisata Sumatera ekonomi wilayah, seperti pekerjaan,
Barat, serta bagaimana implementasi teknologi, dan operasi komersial
dilakukan dan apa persoalan yang lainnya. Tujuannya adalah
dihadapi dalam pengembangan sektor menyejahterakan ekonomi wilayah
pariwisata tersebut. dan mengelola anggaran daerah
dengan bijaksana;
Kerangka Konseptual 2. menggiatkan jaringan ekonomi
1. Kebijakan Kepariwisataan internasional yang ada di sekitar
Kebijakan kepariwisataan terkait lingkungan SNG dengan membuka
erat dengan perencanaan kepariwisataan. daerahnya melalui pembangunan
Menurut Edgell, dkk. (2008) infrastruktur yang mendukung
perencanaan kepariwisataan memperkuat aktivitas komersial; dan
kedudukan kebijakan kepariwisataan 3. memberi insentif keuangan melalui
dalam pembangunan. Model paket rangsangan, menghilangkan
perencanaan pariwisata mencakup pajak dan umpan keuangan lainnya,
pernyataan visi dan misi yang diikuti oleh kemudian melakukan kerja sama
serangkaian tujuan, sasaran, strategi, dan bilateral atau kelompok regional
taktik dalam pengembangan pariwisata. multilateral untuk membangun
Kebijakan dan perencanaan aliansi.
kepariwisataan seharusnya dapat
berfungsi secara efektif sebagai arah Kapasitas SNG dalam
pembangunan kepariwisataan suatu berhubungan langsung dengan
destinasi. Akan tetapi, pada masyarakat memberi dampak yang besar
kenyataannya banyak sekali konflik bagi masyarakat di daerah yang dikelola
kepentingan para pengambil keputusan oleh SNG jika dibandingkan dengan
pada saat mengimplementasikan pemerintah pusat. Setiap SNG memiliki

52
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

cara yang berbeda-beda untuk mengelola ATSP dalam mengembangkan pariwisata


daerahnya, begitu pula penerapan SNG di daerah.
masing-masing negara, bergantung pada Teknik pengumpulan data
ideologi dan sistem yang digunakan oleh menggunakan data sekunder (library
negara tersebut. Menurut James research) dengan cara menggunakan
Rosenau, kedaulatan suatu negara tidak studi pustaka, melalui jurnal, buku,
hanya dimiliki oleh pemerintah nasional media online, website resmi, dan sumber
namun juga daerah karena SNG internet lainnya yang berhubungan
merupakan sovereignity-free actor yang dengan masalah yang diteliti. Melalui
memiliki kapasitas untuk berinteraksi prosedur studi pustaka ini, peneliti
langsung dengan aktor-aktor menghimpun informasi-informasi yang
internasional (Smith dan Cohn, 1996:30- relevan dengan penelitian ini agar dapat
31). menguraikan dan memberikan
SNG memiliki dua kapasitas penjelasan penelitian secara mendalam.
utama: pertama, SNG sebagai primary Penelitian-penelitian mengenai
actor dalam hubungan global secara pariwisata Sumatera Barat lebih banyak
langsung, baik dalam aliran hubungan menekankan pada skema daerah
dari dalam ke luar, dari luar ke dalam, mengenai peran masyarakat dan
atau secara bersamaan. Interaksi yang pemerintah dalam skup sangat lokal.
dilakukan oleh SNG dapat menyebabkan Penelitian-penelitian tersebut meliputi
pembentukan kebijakan atau agenda artikel yang berjudul “Antara Potensi dan
publik. Kedua, SNG sebagai mediating Kendala dalam Pengembangan
actor yakni ketika SNG mempengaruhi Pariwisata di Sumatera Barat” yang
pemerintah pusat untuk membuat suatu ditulis oleh Henny Ferniza tahun 2017,
kebijakan umum yang bermanfaat bagi “Potensi Daya Tarik Obyek Pariwisata
kondisi daerah, contohnya pada area dalam Pembangunan Ekonomi Sumatera
perdagangan dan investasi luar negeri Barat” yang ditulis oleh Ansofino tahun
(Smith dan Cohn, 1996:26--28). 2012, “Partisipasi Masyarakat Daerah
Tujuan Wisata dan Implikasinya dalam
METODE Pengembangan Pariwisata” yang ditulis
oleh Sarbaitinil tahun 2018, dan “Strategi
Pendekatan yang digunakan dalam Pengembangan Wisata Syariah di
penelitian ini ialah pendekatan kualitatif Sumatera Barat: Analisis SWOT” yang
yang bertujuan untuk menyelidiki, ditulis oleh Rimet pada tahun 2019.
mengamati, menemukan, Penelitian ini hadir dengan pembeda
menggambarkan, dan menjelaskan yang cukup mendasar dengan
kualitas atau keistimewaan dari pengaruh mengaitkan kerangka internasional
sosial yang tidak dapat dijelaskan, dalam konteks lokal yang dikenal dengan
diukur, atau digambarkan melalui pendekatan internestik (internasional
pendekatan kuantitatif yang domestik)
mendeskripsikan objek penelitian yang Berdasarkan penjelasan di atas,
akan diteliti. arah penelitian ini dapat digambarkan
Model penelitian yang digunakan melalui kerangka konsep berikut:
adalah deskriptif analitis melalui
pendekatan kualitatif sehingga
menghasilkan gambaran rinci tentang
arah kebijakan yang diambil oleh
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat
yang diimplementasikan dari kerangka

53
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

Pertemuan ini diberi nama ASEAN


Tourism Forum (ATF) di Genting
Highlands, Malaysia, pada tahun 1981
(Amalia, 2016:258).
Asean Tourism ATF secara definisi adalah sebuah
Strategic Plan (ATSP) kerja sama regional yang berupaya
mempromosikan wilayah ASEAN
sebagai salah satu tujuan wisatawan.
Kebijakan dan Subnational Dalam pembentukannya, ATF memiliki
Perencanaan Government as 5 tujuan mendasar, yakni
Primary and mempromosikan ASEAN sebagai tujuan
Kepariwisataan
Mediating Actor
yang atraktif di berbagai sisi;
menciptakan dan meningkatkan
kesadaran bahwa ASEAN merupakan
Arah Kebijakan Kepariwisataan
Pemprov Sumbar dari kerangka
kawasan tujuan turis yang kompetitif di
ATSP dalam pengembangan kawasan Asia Pasifik; menarik lebih
pariwisata daerah banyak turis untuk datang ke setiap
negara ASEAN; mempromosikan
perjalanan internal ASEAN; dan
memperkuat kerja sama antar sektor
1. Implementasi ATSP dalam dalam industri pariwisata ASEAN (ATF,
KebijakanKepariwisataan Sumbar 2016).
2. Hambatan ImplementasiATSP dalam Pada awal pembentukan ASEAN
pengembangan sektor kepariwisataan di Tourism Forum sebagai acuan
Sumbar pengembangan pariwisata Negara-
negara ASEAN didasarkan pada
Gambar1. Kerangka Pemikiran Roadmap for Integration of Tourism
Sector (RITS) yang dimulai pada tahun
HASIL DAN PEMBAHASAN 2015 hingga 2010 (Amalia, 2016:258).
Dalam perjalanan waktu, disusun sebuah
Peningkatan sektor pariwisata di strategi baru yang semakin efektif dalam
negara-negara ASEAN menjadi salah peningkatan sektor pariwisata negara-
satu prioritas para anggota. Kepedulian negara ASEAN. Peningkatan
akan bidang pariwisata mampu memberi pengembangan kerja sama pariwisata di
pemasukan besar bagi negara-negara negara-negara ASEAN semakin
ASEAN. Hal ini ditunjukkan dengan menunjukkan keseriusan pada pertemuan
pembentukan Sub-Committee of Tourism ke-10 ATF di Brunei Darussalam.
(SCOT) di bawah komite ASEAN yang Pertemuan itu menyepakati sebuah
menangani masalah perdagangan dan rencana kerja jangka panjang mengenai
pariwisata. SCOT dibentuk pada tahun pariwisata ASEAN. Kesepakatan jangka
1976 dengan tujuan dasar untuk memulai panjang ini dikenal dengan ASEAN
pengembangan pada sektor pariwisata Tourism Strategic Plan (ATSP) 2011 –
regional dalam bidang promosi, 2015.
pemasaran, serta penelitian (ASEAN, ATSP 2011 – 2015 ini
2012). menghasilkan sebuah blueprint terkait
Pengembangan sektor pariwisata dengan kebijakan, produk, dan proyek
ASEAN berlanjut dengan dibentuknya dalam arena pemasaran, pengembangan
sebuah pertemuan untuk mendorong produk, standar, pengembangan sumber
kepariwisataan negara-negara ASEAN daya manusia, investasi, dan komunikasi
untuk terus maju dan berkembang. antarnegara ASEAN (Effendy, 2016).

54
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

ATSP merupakan sebuah rencana nasional serta harus ada sistem yang
strategi yang mampu digunakan sebagai terintegrasi dalam promosi perdagangan,
media dalam mempercepat konektivitas pariwisata, dan investasi (Ratman,
ASEAN. Selain itu, ATSP diharapkan 2016:29).
mampu untuk dikembangkan dalam Selain itu, dalam agenda prioritas
bentuk implementasi lokal bagi negara- NAWACITA di butir ke-6 juga
negara ASEAN untuk meningkatkan disebutkan peningkatan daya saing
nilai tawar di bidang pariwisata agar dengan memanfaatkan potensi yang
mampu memberikan kontribusi belum tergarap dengan baik tetapi
pemasukan bagi negara masing-masing memberi peluang besar untuk
(Effendy, 2016). meningkatkan akselerasi pertumbuhan
Rencana strategi pariwisata ekonomi nasional, yakni industri
ASEAN atau ATSP 2011--2015 yang manufaktur, industri pangan, maritim,
dibentuk melalui ASEAN Regional dan pariwisata.
Forum meliputi 3 arahan strategi dasar. Melalui dukungan yang begitu
Arahan strategi tersebut meliputi besar, Kementerian Pariwisata membuat
pengembangan produk-produk kawasan kebijakan mengenai strategi pariwisata
yang eksperiensial, pemasaran kreatif, Indonesia dalam kurun waktu 2015 –
serta strategi investasi; peningkatan 2019. Kebijakan ini dinamai Program
kualitas pelayanan dan sumber daya Peningkatan Daya Saing Kepariwisataan
manusia; dan peningkatan dan Indonesia. Kebijakan dan strategi
percepatan fasilitas pelayanan serta pariwisata itu kemudian diturunkan
konektivitas ASEAN (ATSP, 2016). dalam 5 strategi dasar, yakni
pengembangan destinasi dan industri
1. Kerangka Kebijakan Pariwisata pariwisata, pengembangan pemasaran
Nasional pariwisata mancanegara, pengembangan
Penelitian acuan yang menjadi pemasaran pariwisata nusantara,
dasar dari penelitian ini adalah kebijakan pengembangan kelembagaan pariwisata,
pemerintahan Indonesia dalam dan pengembangan dukungan
pengembangan pariwisata dalam manajemen (Moenir, 2017:109).
kerangka konektivitas ASEAN.
Gambaran mengenai pentingnya sektor 2. Kebijakan Pemerintah Daerah
pariwisata tertuang jelas dalam kerangka Sumatera Barat dalam
kerja Presiden Joko Widodo. Sektor Pengembangan Pariwisata
pariwisata menjadi sektor prioritas dalam
pembangunan bangsa Indonesia. Hal ini Pengembangan pariwisata Sumatera
tergambar jelas dalam IMEPP, yakni Barat memiliki acuan yang jelas dalam
sektor pariwisata dijadikan sektor ke- Rencana Induk Pembangunan
lima dalam prioritas pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPKP)
setelah infrastruktur, maritim, energy, Sumatera Barat 2014 – 2025.
dan pangan (Ratman, 2016:28). Tahun Pembangunan kepariwisataan Sumatera
2016 merupakan tahun percepatan bagi Barat dititikberatkan pada empat sektor
pemerintahan Presiden Joko Widodo. utama, meliputi destinasi pariwisata,
Pada sidang kabinet 4 Januari 2016, pemasaran pariwisata, pembangunan
Presiden Joko Widodo menyampaikan 8 industri pariwisata, dan pembangunan
arahan. Dua dari arahan tersebut adalah kelembangaan pariwisata. Dalam
mendorong percepatan pembangunan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera
pariwisata Indonesia. Arahan tersebut Barat No. 3 tahun 2014 tentang Rencana
adalah memastikan kemajuan di Induk Pembangunan Kepariwisataan
lapangan pada 10 destinasi wisata Sumatera Barat tahun 2014 – 2025,

55
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

disebutkan bahwa melalui visi lingkungan, dan hasil buatan


terwujudnya Sumatera Barat sebagai manusia yang menjadi sasaran
destinasi utama pariwisata berbasis atau tujuan kunjungan
agama dan budaya di wilayah Indonesia wisatawan.
bagian barat yang mampu mendorong Perwilayahan pembangunan
pertumbuhan ekonomi daerah dan destinasi pariwisata yang dipaparkan di
kesejahteraan rakyat. Perwilayahan atas kemudian dikerucutkan dalam 5
pembangunan kepariwisataan provinsi wilayah yang menjadi fokus KUPP,
Sumatera Barat merupakan hasil KSPP, dan KPPP berikut ini.
perwilayahan pembangunan 1) KUPP I berpusat di Kota Padang,
kepariwisataan yang didasarkan pada terdiri atas KSPP Kabupaten Pesisir
analisis kualitas destinasi beserta daya Selatan, Kabupaten Padang
dukungnya yang terbagi atas lima Pariaman, serta KPPP Kota
perwilayahan kepariwisataan: Pariaman ;
1) Kawasan Utama Pariwisata
Provinsi (KUPP) adalah
kawasan pariwisata yang dari
sudut destinasi, industri, dan
kelembagaan pariwisata yang
sudah berkembang namun
masih belum optimal;
2) Kawasan Strategis Pariwisata
Provinsi (KSPP) adalah Gambar 1. KUPP I
kawasan pariwisata yang dari
sudut destinasi, industry, dan 2) KUPP II berpusat di Kota
kelembagaan pariwisata sudah Bukittinggi, terdiri atas KSPP
mulai berkembang; Kabupaten Agam, Kabupaten 50
3) Kawasan Potensial Pariwisata Kota, KPPP Kabupaten Pasaman,
Provinsi (KPPP) adalah Kabupaten Pasaman Barat, dan
kawasan pariwisata yang dari KPPP Kota Payakumbuh;
sudut destinasi, industri, dan
kelembagaan pariwisata masih
bersifat potensial;
4) daerah tujuan pariwisata yang
selanjutnya disebut destinasi
pariwisata adalah kawasan
geografis yang berada dalam
satu atau lebih wilayah
administratif yang didalamnya
terdapat daya tarik wisata, Gambar 2. KUPP II
fasilitas umum, fasilitas
pariwisata, aksesibilitas, serta 3) KUPP III berpusat di Kabupaten
masyarakat yang saling terkait Tanah Datar, terdiri atas KSPP Kota
dan melengkapi terwujudnya Padang Panjang, Kabupaten Solok,
kepariwisataan; dan KPPP Kota Solok, dan KPPP
5) daya tarik wisata adalah segala Kabupaten Solok Selatan;
sesuatu yang memiliki
keunikan, keindahan, dan nilai
berupa keanekaragaman
kekayaan alam, budaya,

56
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

tahun 2016 – 2020, dan tahap III pada


2021 – 2025. Analisis tulisan ini akan
berfokus pada pembahasan tahap kedua
yang diimplementasikan dalam bentuk
Rencana Strategis Dinas Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif 2016 – 2021.
Pengembangan pariwisata Sumatera
Gambar 3. KUPP III Barat dilakukan melalui rencana
strategis Dinas Pariwisata dan Ekonomi
4) KUPP IV berpusat di Kota Kreatif 2016 – 2021 memiliki visi
Sawahlunto, terdiri atas KSPP pengembangan pariwisata, yakni
Kabupaten Sijunjung dan KPPP terwujudnya Sumatera Barat sebagai
Kabupaten Dharmasraya; destinasi pariwisata berbasis agama dan
budaya yang mampu mendorong
pertumbuhan ekonomi daerah dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Visi ini dilengkapi dengan empat misi
utama meliputi pengembangan
infrastruktur, pengembangan ekonomi
kreatif, pemasaran, serta pengembangan
sumber daya pariwisata. Tiap misi yang
dimiliki oleh Dinas Pariwisata dan
Gambar 4. KUPP IV
Ekonomi Kreatif juga ditunjang oleh
kebijakan yang diambil dalam proses
5) KUPP V berpusat di Tua Pejat, yang
pencapaian visi serta misi yang
terdiri atas KSPP Sipora, KSPP
dipaparkan di atas.
Siberut, serta KPPP Pagai Utara dan
Pada misi pertama mengenai
sekitarnya.
pengembangan infrastruktur, Pemerintah
Provinsi Sumatera Barat menekankan
pengembangan destinasi pariwisata yang
berwawasan lingkungan dan mampu
mendorong pertumbuhan ekonomi
Sumatera Barat. Sasaran dari misi ini
adalah meningkatkan kualitas destinasi
pariwisata Sumatera Barat yang ramah
lingkungan.
Strategi yang digunakan adalah
meningkatkan sarana dan prasarana pada
objek wisata yang ramah lingkungan.
Pemaparan mengenai misi, tujuan,
sasaran, dan strategi tersebut, mendorong
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat
membuat empat kebijakan dalam
pencapaian misi pengembangan
Gambar 5 dan 6. KUPP V infrastruktur tersebut. Kebijakan tersebut
meliputi pengembangan amenitas dan
Rencana Induk Pembangunan aksebilitas objek wisata, penyediaan
Kepariwisataan Provinsi Sumatera Barat lahan untuk pengembangan pariwisata,
digagas dalam empat tahap, yakni tahap I peningkatan atraksi pada objek wisata,
pada tahun 2014 – 2015, tahap II pada dan penerapan sistem burden sharing

57
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

dengan pemkab/pemkot dalam dan ekonomi kreatif yang berdaya saing


mengembangkan objek wisata. dan kredibel. Misi ini memiliki tujuan
Misi kedua lebih menekankan terwujudnya pengembangan sumber
pada pengembangan ekonomi kreatif daya pariwisata dan ekonomi kreatif
yang mendorong sektor pariwisata. yang berdaya saing dan kredible dengan
Pengembangan ekonomi kreatif memiliki sasaran meningkatkan kompetensi
tujuan mewujudkan usaha ekonomi sumber daya manusia pariwisata dan
kreatif yang dapat mendorong sektor ekonomi kreatif Sumatera Barat. Strategi
pariwisata. Sasaran yang ingin dituju pencapaiannya adalah peningkatan
adalah meningkatkan pemberdayaan kompetensi SDM pariwisata dan
pelaku ekonomi kreatif dengan strategi ekonomi kreatif yang diimplementasikan
peningkatan peran serta pelaku ekonomi dalam empat kebijakan pariwista daerah:
kreatif. Pencapaian misi ini (1) memfasilitasi sertifikasi profesi bagi
diimplementasikan pada tiga kebijakan SDM pariwisata, (2) penyelenggaraan
pemerintah daerah, yakni pelibatan pelatihan bagi pelaku ekonomi kreatif,
ekonomi kreatif pada event pariwisata, (3) penyelenggaraan kompetensi bagi
penyelenggaraan event ekonomi kreatif pelaku ekonomi kreatif, dan (4)
tahunan, dan peningkatan jejaring kerja peningkatan perilaku sadar wisata dan
sama pelaku ekonomi kreatif. sapta pesona.
Pemasaran pariwisata Sumatera Berdasarkan empat misi utama
Barat juga menjadi misi utama dalam dalam pengembangan pariwisata
pengembangan pariwisata Sumatera Sumatera Barat, pemerintah daerah juga
Barat dalam renstra yang telah dibuat memiliki program kerja dan kegiatan
oleh pemerintah daerah. Pemasaran yang mendorong pencapaian dari
pariwisata memiliki misi kebijakan yang telah diambil oleh
mengembangkan pemasaran pariwisata pemerintah daerah. Kegiatan dan
Sumatera Barat dalam meningkatkan program kerja tersebut meliputi program:
kunjungan wisatawan nusantara dan • pelayanan administrasi
mancanegara. Tujuannya adalah perkantoran;
terwujudnya pengembangan pemasaran • peningkatan sarana dan prasaran
pariwisata Sumatera Barat dengan aparatur;
sasaran meningkatkan jumlah kunjungan • peningkatan disiplin aparatur;
wisatawan nusantara dan mancanegara. • peningkatan sumber daya
Strategi yang dimiliki oleh pemerintah aparatur;
daerah adalah meningkatkan promosi • peningkatan capaian
pariwisata di dalam dan di luar negeri. pengembangan sistem pelaporan
Dalam pelaksanaannya, pemerintah capaian kinerja dan keuangan;
daerah mengimpelentasikan hal itu • pengembangan pariwisata
dalam empat bentuk kebijakan: meliputi;
penyelenggaraan event pariwisata
• pengembangan ekonomi kreatif ;
tahunan, peningkatan intensitas promosi
• pengembangan kelembagaan,
bersama (joint promotion) dengan
SDM, pariwisata, dan ekonomi
kabupaten/kota, pemanfaatan teknologi
kreatif; dan
informasi dalam promosi pariwisata, dan
penciptaan branding pariwisata • pengembangan destinasi dan
Sumatera Barat. daya tarik pariwisata.
Misi keempat yang dimiliki oleh Berdasarkan sembilan program
kerja yang dipaparkan di atas, peneliti
Pemerintah Daerah Sumatera Barat
hanya melihat ada tiga program kerja
dalam pengembangan pariwisata adalah
mengembangan sumber daya pariwisata yang memiliki implikasi langsung dalam

58
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

pengembangan pariwisata Sumatera 6) peningkatan kapasitas


Barat. Program kerja tersebut adalah pelaku ekraf berbasis
a. program pengembangan seni dan budaya
pariwisata, yang memiliki 7) achievement motivation
kerangka kerja turunan sebagai training bagi pelaku
berikut. usaha ekraf
1) peningkatan kualitas 8) workshop design fashion
promosi anjungan Minangkabau
Sumbar TMII c. program pengembangan
2) familiarization trip destinasi dan daya tarik
3) penyelenggaraaan event pariwisata dengan turunan
Tour de Singkarak kerangka kerja sebagai berikut.
4) penyusunan data 1) kerja sama
kepariwisataan pembangunan destinasi
5) promosi pariwisata pariwisata kab/kota
Sumatera Barat di 2) Peduli Wisata Awards
tingkat nasional dan Tiga program kerja yang peneliti
internasional anggap berimplikasi langsung dalam
6) promosi event pengembangan pariwisata Sumatera
pariwisata daerah Barat masih belum cukup dalam
7) penyediaan sarana menghadapi pasar ASEAN yang semakin
promosi pariwisata bebas. Peneliti melihat ada dua pokok
8) gelar pesona Sumatera kinerja yang tidak terlalu ditekankan oleh
Barat pemerintah daerah, yakni mengedukasi
b. program pengembangan masyarakat mengenai kepariwisataan
kelembagaan, SDM, Pariwisata, serta peningkatan jumlah keterlibatan
dan ekonomi kreatif dengan masyarakat lokal dalam pengembangan
turunan kerangka kerja sebagai pariwisata.
berikut.
1) sertifikasi kompetensi 3. Implementasi Kebijakan Regional,
bagi tenaga kerja Nasional dan Daerah
pariwisata Bagian ini akan menemukan
2) peningkatan dan keselarasan dari kerangka kerja regional
pengembangan sadar (ATSP), kebijakan nasional, dan
wisata kebijakan daerah, khususnya pemerintah
3) peningkatan kapasitas Sumatera Barat dalam sektor pariwisata.
pelaku usaha pariwisata Peneliti membuat sebuah tabel guna
4) pemberdayaan menyederhanakan pemahaman agar lebih
masyarakat di kawasan mudah menemukan benang merah dalam
agrowisata/ekowisata penuruan konsep kebijakan.
5) peningkatan kapasitas
pelaku ekraf berbasis
MDI

59
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

Tabel 1. Keselarasan antara Kerangka Kerja Regional, Kebijakan Nasional dan Daerah
ATSP Indonesia Sumbar
implementasi a. pengembangan pemasaran PEMASARAN
pengembangan produk pariwisata Nusantara a. penyelenggaraan event pariwisata
kawasan dan pemasaran b. pengembangan pemasaran tahunan
serta strategi investasi pariwisata mancanegara b. peningkatan intensitas promosi
c. pengembangan destinasi dan bersama (joint promotion) dengan
industri pariwisata; kabupaten/kota
c. pemanfaatan teknologi informasi
dalam promosi pariwisata
d. penciptaan branding pariwisata
Sumatera Barat.

peningkatan kualitas 1. pengembangan kelembagaan 1. memfasilitasi sertifikasi profesi bagi


pelayanan dan sumber daya pariwisata; SDM pariwisata
manusia 2. pengembangan dukungan 2. penyelenggaraan pelatihan bagi
manajemen pelaku ekonomi kreatif
3. peningkatan perilaku sadar wisata
dan sapta pesona.
peningkatan dan percepatan INFRASTRUKTUR
fasilitas pelayanan serta - 1. pengembangan amenitas dan
konetivitas ASEAN aksebilitas objek wisata
2. penyediaan lahan untuk
pengembangan pariwisata
3. peningkatan atraksi pada objek
wisata
4. penerapan sistem burden sharing
dengan pemkab/pemko dalam
mengembangkan objek wisata.

Tabel yang dipaparkan di atas negeri maupun mancanegara, serta


merupakan analisis yang dilakukan pada pengembangan destinasi dan industri
penelitian ini untuk melihat bagaimana pariwisata.
implementasi kebijakan pemerintah Dalam konteks kebijakan daerah
Sumatera Barat yang diturunkan melalui Sumatera Barat, pemerintah daerah
kerangka kerja sama regional, dalam hal menurunkan bagian ini dalam bagian
ini ATSP (ASEAN Tourism Strategic yang lebih spesifik. Pemerintah Sumatera
Plan) dan kebijakan pariwisata nasional. Barat mengartikan poin ini dalam bentuk
Kebijakan pariwisata Sumatera Barat, 8 kebijakan yang dibagi menjadi dua
secara garis besar sudah menggambarkan garis besar. Pembagian ini meliputi
kebijakan pariwisata nasional yang pengembangan infrastruktur dan
merupakan turunan kerangka berpikir pengembangan pemasaran. Dalam
dari kerangka kerja sama regional, yakni pengembangan infrastruktur, kebijakan
ATSP. dibuat dalam empat bentuk meliputi
Hal tersebut tergambar dari pengembangan amenitas dan aksebilitas
penjabaran pada tiap poin kebijakan yang objek wisata, penyediaan lahan untuk
diambil sudah sesuai dengan ATSP dan pengembangan pariwisata, peningkatan
kebijakan pariwisata nasional. Bagian atraksi pada objek wisata, penerapan
pertama kerangka ATSP, yakni sistem burden sharing dengan
implementasi pengembangan produk pemkab/pemkot dalam mengembangkan
kawasan dan pemasaran serta strategi objek wisata. Dari sisi pengembangan
investasi, pemerintah Indonesia melalui pariwisata, pemerintah Sumatera Barat
kebijakan nasional membuat empat kebijakan, yakni
mengimplementasikannya dalam bentuk penyelenggaraan event pariwisata
pengembangan pemasaran, baik dalam tahunan, peningkatan intensitas promosi

60
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

bersama (joint promotion) dengan jumlah wisatawan yang berkunjung ke


kabupaten/kota, pemanfaatan teknologi Sumatera Barat. Sektor investasi terlihat
informasi dalam promosi pariwisata, dan tidak terlalu diperhatikan dalam konteks
penciptaan branding pariwisata kebijakan pariwisata Sumatera Barat.
Sumatera Barat. Temuan kedua adalah terdapat 15
Poin kedua dalam ATSP, yakni kebijakan yang dimiliki oleh pemerintah
peningkatan kualitas pelayanan dan Sumatera Barat dalam mengembangkan
sumber daya manusia, serta poin ketiga, kepariwisataan. Hanya saja, dari 15
yakni peningkatan dan percepatan kebijakan tersebut, yang bisa
fasilitas pelayanan serta konektivitas dikategorikan berfokus pada
ASEAN, diartikan hampir sejalan oleh pengembangan pariwisata secara
pemerintah Indonesia sehingga kedua langsung hanya berjumlah 11 kebijakan.
poin tersebut diterjemahkan menjadi Empat kebijakan lainnya lebih berfokus
pengembangan kelembagaan pariwisata pada pengembangan ekonomi kreatif
dan pengembangan dukungan karena dianggap berperan dalam
manajemen. pengembangan kepariwisataan Sumatera
Kedua kebijakan tersebut Barat. Empat kebijakan tersebut meliputi
kemudian diturunkan dalam level daerah perlibatan ekonomi kreatif pada event
menjadi pengembangan sumber daya pariwisata, penyelenggaraan event
manusia. Pengembangan sumber daya ekonomi kreatif tahunan, peningkatan
manusia ini kemudian diturunkan dalam jejaring kerja sama pelaku ekonomi
3 bentuk kebijakan, meliputi fasilitasi kreatif, dan penyelenggaraan kompetensi
sertifikasi profesi bagi SDM pariwisata, bagi pelaku ekonomi kreatif.
penyelenggaraan pelatihan bagi pelaku
ekonomi kreatif, dan peningkatan SIMPULAN
perilaku sadar wisata dan sapta pesona.
Ada beberapa hal yang ditemukan Implementasi ATSP (ASEAN
oleh peneliti dalam melakukan elaborasi Tourism Strategic Plan) dalam tatanan
data yang didapat mengenai kebijakan kebijakan Pemerintah Provinsi Sumatera
pariwisata Sumatera Barat. Temuan Barat sudah dilakukan sangat baik. Hal
pertama adalah kurangnya minat ini tergambar jelas pada bagian
pemerintah untuk meningkatkan kinerja pembahasan. Pada kerangka
kerja sama dengan pihak luar guna pengembangan produk kawasan dan
peningkatan nilai investasi. Hal ini pemasaran serta investasi dalam
terlihat dari penjabaran kerangka kontestasi ATSP, pemerintah Sumatera
pertama ATSP yang di dalamnya Barat mengimplementasikannya dalam
terdapat tiga aspek utama, yakni pengembangan infrastruktur dan
pengembangan produk kawasan, program pemasaran melalui pelaksanaan
pemasaran, dan investasi. Ketiga konsep acara-acara terkait pariwisata.
itu sebenarnya sudah sangat baik Peningkatan kualitas dan pelayanan
dipaparkan dalam kebijakan nasional sumber daya manusia diimplementasikan
karena dalam terdapat peningkatan nilai dalam bentuk sertifikasi profesi sumber
investasi dalam pengembangan daya manusia yang tergabung dalam
pariwisata Indonesia. Akan tetapi, sektor pariwisata. Selain itu,
kebijakan daerah lebih menekankan diselenggarakan pelatihan bagi pelaku
pengembangan infrastruktur, ekonomi kreatif. Kebijakan lain yang
peningkatan hubungan antara kabupaten juga diimplementasikan adalah
dan kota di dalam provinsi, pelaksanaan peningkatan perilaku dasar wisata dan
event tahunan, serta promosi pariwisata sapta pesona dalam mendukung
yang bertujuan untuk peningkatan kemajuan pariwisata Sumatera Barat.

61
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

Akan tetapi, terdapat beberapa kendala, Anonim. (2014). Perkenalkan Poros Maritim:
yakni pariwisata belum sepenuhnya Presiden Joko Widodo Dijadwalkan
menjadi fokus pembangunan serta belum Jadi Pembicara Utama di APEC. Harian
matangnya perencanaannya pariwisata Kompas, No. 126, Tahun ke-50, 6
November 2014.
pada keseluruhan daerah di Sumatera
APCO. (2014). A Jokowi Presidency:
Barat. Hanya beberapa kabupaten/kota Politics, Government and Business
yang memiliki RIPDA, masterplan, Under Indonesia’s Future President.
RDTR, dan siteplan pariwisata di dalam APCO Worldwide, 24 Juli 2014.
Sumatera Barat (Haluan, 2017). Potensi Aziz, M. (2014). Tantangan Poros Maritim
wisata sangat lengkap yang dimiliki oleh Jokowi. Harian Suara Merdeka, 18
Sumatera Barat seharusnya mampu Oktober 2014.
menjadikan pariwisata Sumatera Barat Chheang, V. Tourism and Regional
sebagai sektor andalan yang akan men- Integrastion in Southeast Asia. Tokyo:
drive pertumbuhan ekonomi IDE
Chuvyers, L. dan Pupphavesa, W. (1996).
masyarakatnya. Konsep pariwisata
from ASEAN to AFTA, CAS
memang harus dilihat sebagai satu Discussion Paper, No. 46.
kesatuan terpadu antarkabupaten kota se- Direktorat Jenderal Kerja sama ASEAN
Sumatera Barat. Pariwisata Sumatera Republik Indonesia. (2009). Cetak Biru
Barat tidak bisa dipandang secara parsial Komunitas Ekonomi ASEAN 2015.
dengan hanya melihat dari sisi satu Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
kabupaten atau kota saja. Keragaman Kementerian Pendidikan dan
produk pariwisata lintas kabupaten/kota Kebudayaan. (2012), Panduan
akan menjadi strategi jitu untuk menarik Penelitian Prioritas Nasional
wisatawan. Provinsi Sumatera Barat Masterplan Percepatan Dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia
harus dapat menjadi main gate (pintu
2011—2025. Penprinas Mei 2011-
utama) dan main marketer (pemasar 2025.
utama) pariwisata kabupaten/kota. Harus Handayani. R. (2013). Mendongkrak
ada pengaturan kebijakan atau Pariwisata Melalui Ujung Jari, Rumah
kesepakatan antarkabupaten/kota dengan Aktualisasi.
koordinator provinsi untuk membuat Hidayat, A. (2003). Implementasi Kebijakan
destinasi pariwisata setiap daerah Pariwisata dalam Perspektif General
terhubung (linkage), terpadu, dan tidak Agreement on Trade in Services
saling mematikan. Alangkah eloknya jika (GATS). Disertasi Program
setiap daerah memiliki destinasi yang Pascasarjana Universitas Padjadjaran.
Universitas Padjadjaran: Bandung.
saling mendukung dan menampilkan
Hikmat, H. (1995). Paradigma
karakteristik daerah masing-masing Pembangunan dan Implikasi dalam
sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Perencanaan Sosial. Jakarta:
Oleh karena itu, penelitian selanjutnya Universitas Indonesia.
diharapkan dapat memberi penjabaran Inskeep, E. (1991). Tourism Plainning:
yang lebih rinci terkait grand design yang Integrated and Sustainable
dapat menggambarkan bagaimana Development Approach. New York:
pengembangan pariwisata di Sumatera Van Nostrand Reinhold.
Barat untuk dapat digunakan sebagai Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
acuan utama dalam pengembangan Republik Indonesia. (2016). Laporan
Akuntabilitas Kementerian Pariwisata
pariwisata Sumatera Barat.
dan Ekonomi Kreatif Republik
Indonesia. 2012. Rencana Strategis
DAFTAR PUSTAKA 2012-2014. Jakarta: Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Afifuddin dan A. S., Beni. (2009). Republik Indonesia.
Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: CV Pustaka Setia.

62
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif World Politics. New York: Nichols
Republik Indonesia. (2016). Laporan Publishing.
Akuntabilitas Kinerja Kementerian Sofield. (2000). Rethinking and
Pariwisata Tahun 2016. Reconceptualizing Social and Culture in
Kurniawan, R. A. (2013). Kebijakan Southeast and South Asian Tourism
Pengembangan Pariwisata dan Development. Oxford: Butterworth
Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Heinemann.
Objek Wisata. Society Jurnal Spillane, J. J. (1991). Ekonomi Pariwisata:
Pendidikan IPS, Edisi IX. Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta:
KPU. (2014). Jalan Perubahan Untuk Kanisius.
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Sunario. (2007). Indeks Daya Saing
Berkepribadian: Visi, Misi, dan pariwisata Dunia tahun 2007 Melalui
Program Aksi Jokowi-Jusuf Kalla 2014 The World Economic Forum. Media
dalam www.kpu.go.id. Indonesia.
Lumaksono, A, et al. (2012). Dampak Sutarjo. (2016). Kinerja Promosi
Ekonomi Pariwisata Internasional pada Kepariwisataan Daerah. Jurnal
Perekonomian Indonesia. Forum Kepariwisataan Indonesia.
Pascasarjana, Vol. 35 No. 1, 53--68. Thorson, S. J. (1973). Adaptation and
Marsetio. (2014). Sea Power Indonesia. Foreign Policy Theory. dalam Sage
Jakarta: Universitas Pertahanan. International Yearbook of Foreign
Mclntyre, George. (1993). Sustainable Policy Studies Research Paper, No. 18.
Tourism Development: Guide for Local Tourism Strategic Plan 2011--2015 ASEAN.
Planners, WTO, Spain. (2012).
Muhamad, S. V. (2014). Indonesia Menuju http://www.resonanceco.com/Library/t
Poros Maritim Dunia. dalam Info ourism-strategic-plan-2011-2015/
Singkat Hubungan Internasional, Vol. UNWTO. (2015). UNWTO Tourism
VI, No. 21. November/2014. Highlights and UNWTO Tourism
OECD. (2014). The OECD Economic Barometer.
Outlook. Vol. 1. Paris: OECD Viva News. (2015). Keunggulan wisata
Publishing. Malaysia dari Indonesia. Diakses
Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2011 melalui
tentang Rencana Induk Pembangunan http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/
Kepariwisataan Nasional 320516-11-keunggulan-wisata-
(RIPPARNAS) Tahun 2010-2025 malaysia-dari-Indonesia.
Prayini. I. (2016). Pengaruh Destination Wahyudi,H. (2012). Pariwisata, Pengentasan
Branding terhadap Tourist Retention. Kemiskinan, dan MDGs. UPBJJ-UT
Rosenau, J. N. (1981). The Study of Political Denpasar
Adaptation: Essays on the Analysis of

63
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

Biodata Penulis

Aprih Santoso
Lektor Kepala pada Fakultas Ekonomi, Universitas Semarang. Saat ini sedang menempuh
program studi S3 di UKSW Salatiga. Memiliki pengalaman sebagai dewan editor di
beberapa jurnal nasional baik yang sudah terakreditasi SINTA maupun belum terakreditasi.
Scopus ID: 57191374158, SINTA ID: 6037689.
Sur-el: aprihsantoso@usm.ac.id

Eunike M. Gegung
Alumni Master in Tourism Business and Destination Management, Victoria University
Business School, St, Melbourne, Australia. Dosen Luar Biasa pada Universitas Kristen
Artha Wacana sejak Maret 2021 hingga sekarang.
Sur-el: eunikegegung@gmail.com

Indah Pambudi Arumsari1, Rolisda Yosintha2


Penulis 1:
Indah Pambudi Arumsari
Mahasiswi S1Pendidikan Bahasa Inggris pada Fakultas Pendidikan dan Pelatihan Guru,
Universitas Tidar, Magelang Utara, Jawa Tengah.
Sur-el: indahpambudiarumsari@gmail.com

Penulis 2:
Rolisda Yosintha
Dosen Pengajar S1, Bidang Ilmu Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Tidar. Alumni
S2 Pendidikan Bahasa Inggris UNS.
E-mail: rolisda@untidar.ac.id

Riesta Carmelia1, Aurelie Carvina2, Sindi Agustina3, Diena Mutiara Lemy4


Penulis 1:
Riesta Carmelia
Alumni mahasiswi pada Program Studi Pengelolaan Perhotelan (Hospitality Management)
di Universitas Pelita Harapan (1997 – 2021).
Sur-el: riestacarmelias@gmail.com

Penulis 2:
Aurelie Carvina
Alumni mahasiswi pada Program Studi Pengelolaan Perhotelan (Hospitality Management)
di Universitas Pelita Harapan (1997 – 2021).
Sur-el: aureliecarvina22@gmail.com

Penulis 3:
Sindi Agustina
Alumni mahasiswi pada Program Studi Pengelolaan Perhotelan (Hospitality Management)
di Universitas Pelita Harapan (1997 – 2021).
Sur-el: sindiagustina2908@gmail.com

64
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

Penulis 4:
Diena Mutiara Lemy
Alumni S3 Universitas Trisakti. Saat ini sebagai Lektor Kepala pada Universitas Pelita
Harapan.
Sur-el: diena.lemy@uph.edu

Jasman1, Masri Ridwan2, Fuad Guntara3


Penulis 1:
Jasman
Alumni S2 Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Hasanuddin. Saat ini sebagai ASN
di Politeknik Pariwisata Makassar Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif/Badan
Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Aktif Meneliti dan Survei Daya Tarik
Wisata Di Kabupaten Enrekang Dan Kawasan Indonesia Bagian Timur Lainnya.
Sur-el: jasman270@gmail.com

Penulis 2:
Masri Ridwan
Alumni S2 Pendidikan Geografi di Universitas Negeri Malang. Saat ini sebagai
Pramukantor/Instruktur Tenaga di Politeknik Pariwisata Makassar.
Sur-el: masriridwan10@gmail.com

Penulis 3:
Fuad Guntara
Alumni S2 Pendidikan Geografi di Universitas Negeri Malang. Saat ini sebagai dosen IAIN
Parepare.
Sur-el: fuadguntara@iainpare.ac.id

Haiyyu Darman Moenir1, Abdul Halim2, Ajeng Masna Rifamida Maharani3


Penulis 1:
Haiyyu Darman Moenir
Alumni S2 Ilmu Hubungan Internasional di Universitas Indonesia. Saat ini menjabat
sebagai Wakil Dekan III FISIP Universitas Andalas. Bidang kajian adalah Regionalisme,
Politik Internasional dan Pariwisata (Budaya)
Sur-el: haiyyu_darman@soc.unand.ac.id

Penulis 2:
Abdul Halim
Alumni S2 International Relations Majoring Global Humanitarian Diplomacy, Universitas
Gadjah Mada. Dosen pada Departemen Hubungan Internasional di Universitas Sriwijaya.
Sur-el: abdul_halim2410@yahoo.com

Penulis 3:
Ajeng Masna Rifamida Maharani
Mahasiswi S1 Hubungan Internasional di Universitas Sriwijaya. 2nd Runner up dan Best
Speaker Debat Ekonomi Nasional pada Universitas Syah Kuala Aceh (2019).
Sur-el: amrmaharani99@gmail.com

65
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

Biodata Dewan Editor

Drs. Roby Ardiwidjaja


Alumni S2 RMIT University dan saat ini sebagai Peneliti Ahli Utama pada Direktorat
Kajian Strategis, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Sur-el: roby.ardiwidjaja@gmail.com

Drs, Noviendi Makalam, MA


Analis Kebijakan Ahli Utama, alumni S2 pada Bournemouth University dengan Program
Studi Tourism and Hospitality Management. Pernah menjabat sebagai Sekretaris Deputi
Bidang Pengembangan Pemasaran I dan Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Teknologi
Informasi dan Komunikasi.
Sur-el: noviendi.makalam@kemenparekraf.go.id

Diena Lemy, A. Par, M.M


Alumni S3 Universitas Trisakti. Saat ini sebagai Lektor Kepala pada Universitas Pelita
Harapan.
Sur-el: diena.lemy@uph.edu

Dr. Fransiskus Xaverius Teguh, M.A


Alumni S3 pada Universitas Gadjah Mada dengan Program Studi Kajian Pariwisata. Saat
ini menjadi Staf Ahli Bidang Kemaritiman, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Sur-el: frteguh_budpar@yahoo.com

Dr. Heri Hermawan


Fungsional Widiyaswara pada Asdep Pengembangan Sumber Daya dan Hubungan Antar
Lembaga, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif.
Sur-el: hermawan_h@yahoo.com

Dr. Sri Utari Widyastuti


Alumni Universitas Diponegoro. Saat ini sebagai Pegawai Negeri Sipil di Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Sur-el: tarisensor@yahoo.com

Drs. Bashori Imron, M.Si


Alumni S1 Komunikasi dan S2 Komunikasi Universitas Indonesia dan Doktor pada PPS-
UNJ. Sebagai Pejabat Fungsional (Peneliti) Ilmu Komunikasi dan Media, sejakk tahun
1981- sekarang. Pernah menjabat sebagai Pejabat Struktural Eselon II (Kepala Biro
Organisasi dan Kepegawaian LIPI Tahun 2001 sd 2005 dan pernah sebagai Kepala
Pusbindiklat Peneliti LIPI – Tahun 2005 sd 23 Desember 2011
Sur-el: bhosyenfia@yahoo.co.id

Dr. Faurani I Santi Singagerda , SE, M.Sc


DOCTORAL DEGREE in Economic Science at Bogor Agriculture Institute (IPB), Bogor.
Indonesia. Institute of Informatics and Business Darmajaya, Faculty of Economics and
Business, Lampung Indonesia. Dean of Faculty of Economics and Business, Senior
Researcher in Directorate of Research and Community Services, Associate Professor
Sur-el: faurani@darmajaya.ac.id/fsingagerda@gmail.com

66
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

Busro
Alumni S3 Religious Studies Program Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
ISNU Jabar Anggota 2018 – 2022.
Sur-el: busro@uinsgd.ac.id

Muhammad Arfin Muhammad Salim


Master Degree of English Education (M.Pd) State Unuversity Makassar (UNM) 2 Senior
Lecturer and Head of Research Center of Tourism Polytechnic of Makassar, Deputy
Director of Academic Affairs of Tourism Polytechnic of Makassar.
Sur-el: arfin70@yahoo.com atau arfinsalim@gmail.com

Kiftiawati, S.S., M.Hum (Bahasa Indonesia)


Saat ini menjabat sebagai Pengajar Bahasa Indonesia dan MPKT di lingkungan UI.
Merupakan Anggota Tim Pakar Bahasa Indonesia UI pada tahun 2009-2013. Gelar S1
diperoleh dari Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Gelar S2-nya juga
dari universitas yang sama pada prodi Ilmu Susastera. Saat ini, selain mengajar sastra
Indonesia, ia juga merupakan pengajar Bahasa Indonesia, Penulisan Ilmiah, dan
Matakuliah Pengembangan Kepribadian Terintegrasi (MPKT) di lingkungan UI, sejak
2003.
Sur-el: kiftiawati.sulistyo@gmail.com

Fitri Sumirah, SS (Bahasa Inggris)


Penerjemah Ahli Muda di Bagian Hukum Biro Umum dan Hukum Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif. Saat ini sedang menyelesaikan tugas akhir pada Program Magister
di Politeknik STIA LAN Jakarta dengan konsentrasi Manajemen Keuangan Negara.
Sur-el: fitrisumirah@yahoo.com

67
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

Biodata Mitra Bestari

Prof. Azril Azahari Ph.D


Ph.D in Community Development (Minor in Rural Development and Development
Communication). University of The Phillippine at Los Banos (UPLB), Phililippine. Saat
ini sebagai Ketua Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI).
Sur-el: azazahari@gmail.com

Prof. Dr. Muhammad Baiquni, M.A.


Prof. Dr. M. Baiquni, MA mengajar di Universitas Gadjah Mada sebagai Professor
Geografi dan Ketua Departemen Geografi Pembangunan. Pernah menjabat sebagai Ketua
Program Magister dan Doktor Kajian Pariwisata Sekolah Pascasarjana (2011-2018),
Kepala Pusat Studi Pariwisata (2010-2012), Universitas Gadjah Mada. Reviewer journal
internasional antara lain JTR (Journal of Tourism Research, UK), Journal IJG (Indonesian
Journal of Geography, Ina), dan Jurnal Kepariwisataan Indonesia serta berbagai jurnal
ilmiah dan buku referensi di Indonesia.
Sur-el: mbaiquni@ugm.ac.id

Dr. Rudyanto
Alumni S3 pada Universitas Trisakti, saat ini menjadi Lektor Kepala pada Universitas
Pelita Harapan.
Sur-el: rudyanto62@gmail.com

Devi Roza Kausar, Ph.D, CHE


Dosen dengan Jabatan Akademik Lektor Kepala, saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas
Pariwisata Universitas Pancasila, Jakarta. Meraih gelar PhD dari Nagoya University,
Jepang, Master of Tourism Management dari Curtin University, Australia dan Sarjana
Ekonomi dari Universitas Padjadjaran, Bandung. Sur-el: devikausar@univpancasila.ac.id

Dr. Thomas Stefanus Kaihatu,M.M.


Menjabat sebagai Associate Professor (Lektor Kepala) dan Dosen pada Perguruan Tinggi
Universitas Ciputra, Fakultas Pariwisata dan Fakultas Manajemen Bisnis Jurusan/Dep. :
Hotel & Tourism Business / Fakultas Pariwisata, International Business Management /
Fakultas Manajemen Bisnis
Sur-el: thomas.kaihatu@ciputra.ac.id

Dr. Marceilla Suryana,BA (Hons).,MM.Par


Alumni S3 Service Management Universitas Trisakti, saat ini sebagai Ketua Program Studi
Usaha Perjalanan Wisata 2019-2022 di Politeknik Negeri Bandung.
Sur-el: suryanamarceilla@gmail.com

Dr. Herlan Suherlan, MM


Alumni S3 Universitas Pendidikan Indonesia 2008 201, Educational Administration. Saat
ini sebagai Associate Professor di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.
Sur-el: hel@stp-bandung.ac.id

Dwiesty Dyah Utami, S.ST.Par., MM.Par., M.Sc


Saat ini mengajar sebagai Dosen, Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung dan menjabat
sebagai Ketua Program Studi 2019-2020 di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung dan sedang

68
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

melanjutkan pendidikan S3 di Institut Teknologi Bandung untuk Doktor Science


Management.
Sur-el: dwiesty.dyah@gmail.com

Nono Wibisono, PhD


Alumni University of Lincoln UK Tourism & Marketing Saat ini menjabat sebagai
Lektor Kepala dan Dosen Politeknik Negeri Bandung.
Sur-el: nn_wibisono@yahoo.com atau nono.wibisono@polban.ac.id

Dr. Rahmi Setiawati, S.Sos, M.Si


Alumni S3 Program Dokter (S3) Jurusan Komunikasi, Universitas Padjajaran, Bandung
saat ini menjabatan sebagai Ketua Lembaga Sertifikasi (LSP) P1 –UI, Ketua Program Studi
Produksi Media Fakultas/Prodi Vokasi/Pariwisata dan Komunikasi
Sur-el: rahmisetyawati@yahoo.com atau rahmi29@ui.ac.id

69
P-ISSN: 1907 – 9419 Jurnal Kepariwisataan Indonesia 15 (1) (2021)
E-ISSN: 2685 - 9076
Juni 2021

PEDOMAN PENULISAN

1. Jurnal Kepariwisataan Indonesia merupakan jurnal di Direktorat Kajian Strategis,


Deputi Bidang Kebijakan Strategis, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, memuat tulisan hasil penelitian
atau kajian dibidang pariwisata, atau terkait dengan bidang pariwisata.

2. Naskah yang akan diterbitkan dalam Jurnal Kepariwisataan Indonesia merupakan


karya tulis ilmiah orisinal, belum pernah dipublikasikan di media cetak lain
maupun elektronik.

3. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dengan menggunakan
tata bahasa yang benar. Di luar kata dalam bahasa Indonesia harus dicetak miring

4. Naskah ditulis menggunakan font Times New Roman; ukuran font 14 poin untuk
Judul, 12 poin untuk nama penulis dan institusi, 11 poin untuk tulisan utama, 10
poin untuk daftar pustaka, 9 poin untuk tulisan dalam tabel serta sumber gambar
dan tabel; spasi antar paragraf 1.2; margin atas dan kiri 4 cm, margin bawah dan
kanan 3 cm pada kertas berukuran A4 (21 cm x 29,5 cm). Panjang naskah
maksimum 20 halaman serta diberikan nomor halaman disetiap lembarnya.
Seluruh naskah yang dikirim menggunakan format Microsft Word (.doc) atau Rich
Text Format (.rtf).

5. Nama penulis dicantumkan di bawah judul, ditulis lengkap tanpa menyebutkan


gelar, diletakkan di tengah (centered). Alamat penulis (nama dan alamat instansi
tempat bekerja) ditulis lengkap di bawah nama penulis. Alamat e-mail ditulis di
bawah alamat penulis.

Sistematika penulisan naskah Jurnal Kepariwisataan Indonesia dapat dilihat pada template
jurnal yang dapat diakses di :

bit.ly/templatejki

70

Anda mungkin juga menyukai