Anda di halaman 1dari 26

METODE GEOLISTRIK

DIRECT CURRENT (DC) RESISTIVITY


Metode Geolistrik
Aktif Pasif
 Geolistrik dimana energi dihasilkan  Geolistrik dimana energi yang
didapatkan dengan cara
menginjeksian arus listrik DC (Direct dibutuhkan telah ada terlebih
Current) atau arus searah ke dalam dahulu secara alamiah sehingga
permukaan bumi dengan elektroda tidak diperlukan adanya
arus dan akan didapatkan beda
potensialnya sebagai besaran fisis injeksi/pemasukan arus terlebih
yang dicari. dahulu.
 Geolistrik jenis ini ada dua metode,
yaitu metode Resistivitas (Resistivity  Geolistrik jenis ini disebut Self
Direct Current) dan Polarisasi Potential (SP).
Terimbas (Induce Polarization).
Sifat kelistrikan batuan
1. Resistivitas
Batuan dianggap sebagai medium listrik yang mempunyai tahanan
listrik.
2. Aktivitas elektrokimia
Aktivitas elektrokimia batuan tergantung dari komposisi mineralnya
serta konsentrasi dan komposisi elektrolit yang terlarut dalam air
tanah (ground water) yang kontak dengan batuan tersebut.
3. Konstanta dielektrik
Konstanta dielektrik pada batuan biasanya berhubungan dengan
permeabilitas dalam material/batuan yang bersifat magnetik.
Hukum Archy
Volume fraction of
Rock resistivity Porosity
pores with water

t  aw s m n
w
Resistivity of
Constants
the pore water
a, m, dan n adalah konstanta yang ditentukan secara empiris:
a (0,5-2,5), m (1,3 (tersier) -2,3 (Paleozoikum)), n~2.
ρw dikontrol oleh garam terlarut (dissolved salts) dan dapat
bervariasi antara 0,05 ohm-m untuk saline groundwater
sampai 1000 ohm-m untuk glacial meltwater. Keller, 1987
Faktor yang Mempengaruhi Nilai Resistivitas

1. Arus listrik pada batuan terjadi akibat adanya


fluida elektrolit pada pori-pori atau rekahan
batuan
Faktor yang Mempengaruhi Nilai Resistivitas
2. Kandungan air. Suatu medium yang memiliki kandungan air maka
memiliki nilai resistivitas yang lebih rendah dibandingkan medium
yang kering.
Faktor yang Mempengaruhi Nilai Resistivitas
3. Porositas. Porositas adalah perbandingan volume pori-pori suatu medium
terhadap volume medium tersebut. Semakin besar volume pori-pori suatu
medium maka akan mempunyai nilai resistivitas yang kecil karena
memberikan kandungan cairan yang lebih banyak.
4. Kepadatan. Semakin padat batuan akan meningkatkan nilai resistivitas
5. Permeabilitas batuan
6. Kandungan mineral. Memiliki nilai resistivitas tinggi
7. Kandungan air garam. Memiliki nilai resistivitas rendah
8. Tekanan dan temperatur: semakin naik temperatur dan tekanan akan
mengurangi nilai resistivitas batuan
Estimasi resistivitas medium homogen
Potensial di titik P
𝐼𝜌 1 1 𝐼𝜌 1 1 1 1
𝑉1 = − Δ𝑉 = − − +
2𝜋 𝑟1 𝑟2 2𝜋 𝑟1 𝑟2 𝑟3 𝑟4
𝐼𝜌 1 1
𝑉2 = −
2𝜋 𝑟3 𝑟4 −1
1 1 1 1
Δ𝑉 = 𝑉1 − 𝑉2 𝜌 = 2𝜋 − − +
𝑟1 𝑟2 𝑟3 𝑟4

Δ𝑉 Δ𝑉
=𝐾
𝐼 𝐼
K = faktor geometri elektroda
perbedaan / variasi penamaan elektroda
r1 = C1P1 = AM
r2 = C2P1 = MB
r3 = C1P2 = AN
r4 = C2P2 = NB

∆𝑉
𝜌=𝐾
𝐼
−1
1 1 1 1
𝐾 = 2𝜋 − − +
𝐶1 𝑃1 𝐶2 𝑃1 𝐶1 𝑃2 𝐶2 𝑃2
−1
1 1 1 1
= 2𝜋 − − +
𝐴𝑀 𝑀𝐵 𝐴𝑁 𝑁𝐵
Resistivitas Semu (Apparent Resistivity (ρapp))
 Dengan asumsi bahwa bumi bersifat homogen isotropis, resistivitas
yang terukur merupakan resistivitas sebenarnya dan tidak
tergantung atas spasi elektroda. Pada kenyataannya, bumi terdiri
dari lapisan-lapisan dengan ρ yang berbeda-beda, sehingga
potensial yang terukur merupakan pengaruh dari lapisan-lapisan
tersebut. Maka harga resistivitas yang terukur bukan merupakan
harga resistivitas untuk satu lapisan saja, hal ini terutama untuk spasi
elektroda yang lebar.
 Hasil pengukuran dinyatakan dalam besaran resistivitas semu atau
apparent resistivity
→ resistivitas medium homogen ekivalen
Resistivitas Semu (Apparent Resistivity (ρapp))
 Di lapangan, resistivitas bawah
permukaan tidak diketahui dan
dapat bervariasi secara lateral dan
vertikal.
 Pengukuran hasil di lapangan
dinyatakan sebagai resistivitas semu.
 Resistivitas semu memberikan
gambaran kualitatif distribusi
resistivitas bawah permukaan.
 Untuk menghitung resistivitas semu
menggunakan persamaan yang
diturunkan sebelumnya.
 Oleh karena itu, nilai resistivitas semu
berfungsi dari jarak elektroda dan
tergantung pada konfigurasi array
Sumber arus tunggal pada medium
non-homogen

 arus cenderung mengalir melalui zona konduktif dan “menghindari”


zona resistif
 mengubah pola permukaan ekuipotensial dan hasil pengukuran
potensial
Konsep Optik

 konsep optik dapat digunakan untuk memperkirakan


distribusi potensial dan pembiasan arah arus listrik pada
medium non-homogen sederhana
Konsep Optik
Arus membias (refraksi) ke arah normal ketika masuk ke
lapisan dengan resistivitas yang lebih besar
◦ Hukum Snell untuk arus listrik
◦ Hubungannya:  tan    tan 
1 1 2 2
 Karena arus refraksi mengubah distribusi arus dalam
lapisan bawah permukaan
◦ Jadi variasi resistivitas dengan kedalaman dapat diketahui.

Δ𝑉 Δ𝑉
𝜌=𝐾 𝜌𝑎 = 𝐾
𝐼 𝐼
Konsep Pengukuran Geolistrik

Distribusi arus, potensial terukur dan resistivitas semu


→ pada spasi elektroda kecil ditentukan hanya oleh lapisan pertama (seolah sebagai
medium homogen)
→ pada spasi elektroda besar lebih dipengaruhi oleh lapisan kedua
Konfigurasi Elektroda

Wenner Schlumberger Dipole-Dipole


I

Wenner Schlumberger Pole-Pole Pole-Dipole


Konfigurasi Elektroda
Wenner Alpha 𝐾 = 2𝜋𝑎
Wenner Beta 𝐾 = 6𝜋𝑎
Wenner Gamma 𝐾 = 3𝜋𝑎
𝜋𝐿2 𝐴𝐵2 −𝑀𝑁2
Schlumberger 𝐾 = = π
2𝑙 4𝑀𝑁
Pole-pole 𝐾 = 2𝜋𝑎
Pole-Dipole 𝐾 = 2𝜋𝑎𝑛 𝑛 + 1
Dipole-Dipole 𝐾 = 𝜋𝑎𝑛 𝑛 + 1 𝑛 + 2
Wenner Schlumberger 𝐾 = 𝜋𝑎𝑛(𝑛 + 1)
Konfigurasi Elektroda
 Wenner Alpha
I
Konfigurasi Elektroda
 Wenner Beta

𝐾 = 6𝜋𝑎
Konfigurasi Elektroda
 Wenner Gamma

𝐾 = 3𝜋𝑎
Konfigurasi Elektroda
 Schlumberger 𝑟1 = 𝐿 − 𝑥 − 𝑙
𝑟2 = 𝐿 + 𝑥 + 𝑙
𝑟3 = 𝐿 − 𝑥 + 𝑙
𝑟4 = 𝐿 + 𝑥 − 𝑙
−1
2𝜋∆𝑉 1 1 1 1
𝜌𝑎 = − − −
𝐼 𝐿−𝑥 −𝑙 𝐿+𝑥 +𝑙 𝐿−𝑥 +𝑙 𝐿+𝑥 −𝑙
1
𝜋 𝐿2 − 𝑥 2 2 ∆𝑉 2
𝜋𝐿 ∆𝑉 𝐿 = 𝐴𝐵
𝜌𝑎 ≈ Array simetri, x=0 𝜌𝑎 ≈ 2
2𝑙 𝐿2 + 𝑥 2 𝐼 2𝑙 𝐼 1
𝑙 = 𝑀𝑁
2
Teknik pengukuran geolistrik
 Mapping
→ pengukuran untuk memperoleh informasi mengenai variasi
resistivitas secara lateral
 Sounding
→ pengukuran untuk memperoleh informasi mengenai variasi
resistivitas terhadap kedalaman (vertikal)
 Imaging / tomografi
→ pengukuran untuk memperoleh informasi mengenai variasi
resistivitas baik secara lateral maupun vertikal (2-D atau 3-D)
Resistivity - Mapping
Resistivity - Sounding
Resistivity - Imaging

Anda mungkin juga menyukai