Anda di halaman 1dari 8

DOI : dx.doi.org/10.22441/vitruvian.2019.v8i3.

006

p-ISSN : 2088-8201 e-ISSN : 2598-2982

KAJIAN FISIK ROSTER BETON DI KOTA KENDARI

Muhammad Zakaria Umar


Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo
Email: muzakum.uho@gmail.com

ABSTRAK
Di kota Kendari tumbuh dan berkembang subur para pengrajin roster beton. Masing-masing resep
roster didapatkan oleh para pengrajin dengan metode uji dan coba. Para pengrajin roster sulit
berbagi ilmu dengan masyarakat, sehingga pembuatan roster sulit dipelajari. Penelitian ini ditujukan,
sebagai berikut: (a) untuk mengidentifikasi dan mengkaji peralatan kerja, bahan-bahan kerja dan
cara pembuatan roster beton manual yang dibuat oleh pengrajin lokal di kota Kendari; (b) untuk
menguji kuat tekan dan daya serap air roster beton yang telah dibuat oleh pengrajin lokal. Penelitian
ini penting dilakukan agar pengetahuan pengrajin roster beton lokal bisa disinergikan dengan
pengetahuan akademisi, sehingga tercipta produk roster yang efektif, efisien dan tepat. Penelitian
ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Data didapatkan
dengan cara observasi dan survei pada salah satu pengrajin lokal di kota Kendari. Data didapatkan
dengan cara dokumentasi dan wawancara mendalam dengan pengrajin lokal di Kota Kendari.
Penelitian ini disimpulkan, sebagai berikut: (a) alat-alat kerja yang digunakan sederhana; (b) bahan-
bahan kerja yang digunakan cukup tersedia dan ekonomis; (c) tahap-tahap pembuatan mudah dan
cepat, serta; (d) hasil uji didapatkan bahwa roster beton mempunyai daya serap air tinggi dan kuat
tekan rendah.
.DWD .XQFL URVWHU EHWRQ WDKDS WDKDS SHPEXDWDQ SHQJXMLDQ ILVLN

PENDAHULUAN banyak tenaga kerja dalam pemasangan,


roster tahan terhadap cuaca dan lapuk, serta
Cita-cita perumahan rakyat yang layak
memanfaatkan potensi material lokal
huni dan terjangkau hendaknya diwujudkan
(Mustain, 2006 & Arif, 2006).
oleh pemerintah (Yoswiarto, 2014). Sektor
Suatu bahan bangunan yang dibuat
perumahan di tanah air terbilang sangat pesat
dari campuran semen portland (PC), agregat
pertumbuhannya. Hal ini didorong oleh
halus, air dan bahan tambah lainnya dengan
meningkatnya permintaan masyarakat akan
dibentuk bervariasi dan dipasang pada
perumahan yang sesuai dengan tingkat
dinding-dinding disebut roster. Campuran
kebutuhannya (Usman & Yaren, 2013).
roster dibutuhkan dalam perbandingan
Permintaan kebutuhan tempat tinggal
tertentu dan lembab. Campuran dicetak
semakin meningkat, secara otomatis
dalam suatu wadah dan dikeringkan dengan
permintaan kebutuhan bahan bangunan
baik sampai mengeras (Arif, 2006). Roster
semakin meningkat pula. Peningkatan
disesuaikan dengan kebutuhan dan desain
kebutuhan bahan bangunan harus disikapi
rumah. Berbagai jenis, bentuk, karakteristik
dengan metode pembuatan yang efektif
dan material telah dimiliki pada roster saat ini.
(Cahyono & Rohman, 2013). Peningkatan
Roster terbuat dari berbagai macam material
produksi bahan bangunan dengan kualitas
seperti kayu, keramik, tanah liat, semen, batu
baik dan harga terjangkau merupakan aspek
alam, metal dan komposit (Anonim, 2016).
teknis yang seharusnya diperhatikan dalam
Roster beton dibuat dengan bentuk bervariasi
kebijakan perumahan (Sulistiyani, 2002).
seperti roster kecil, roster besar, roster
Roster merupakan salah satu bahan
SDQMDQJ URVWHU ELQWDQJ URVWHU KXUXI ³+´
bangunan yang sering digunakan dalam
roster layang, roster kembar dan roster
perumahan. Roster beton mempunyai harga
industri. Roster dibuat dengan bentuk variatif
yang lebih ekonomis dibandingkan dengan
dan metode pembuatan yang sama.
roster dari bahan lain (David, 2012).
Menurut SK SNI S-04-1989-F bahwa
Roster digunakan sebagai bahan
bata beton berlubang diklasifikasikan sesuai
bangunan pasang dinding. Roster sering
dengan pemakaian, sebagai berikut: (a) bata
dipilih oleh masyarakat karena mudah
beton berlubang mutu I adalah bata beton
dipasang dan dirawat, tidak dibutuhkan
berlubang yang digunakan untuk konstruksi
banyak bahan pendukung, tidak dibutuhkan

Muhammad Zakaria Umar, Kajian Fisik Roster Beton Di Kota Kendari


155
DOI : dx.doi.org/10.22441/vitruvian.2019.v8i3.006

Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.8 No.3 Juli 2019: 155-162

yang memikul beban dan bisa digunakan pula pembuatan roster beton manual yang dibuat
untuk konstruksi yang tidak terlindung (di luar oleh pengrajin lokal di kota Kendari; (b) untuk
atap); (b) bata beton berlubang mutu II adalah menguji kuat tekan dan daya serap air roster
bata beton berlubang yang digunakan untuk beton yang telah dibuat oleh pengrajin lokal
konstruksi yang memikul beban, tetapi tersebut.
penggunaannya hanya untuk konstruksi yang
terlindung dari cuaca luar (untuk konstruksi di METODOLOGI
bawah atap); (c) bata beton berlubang mutu III
Penelitian ini dilakukan di Kota Kendari,
adalah bata beton berlubang yang digunakan
Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia.
untuk konstruksi seperti yang tersebut dalam
Penelitian ini menggunakan metode studi
mutu IV, tetapi permukaan dinding/konstruksi
kasus dengan pendekatan kualitatif dan
dari bata tersebut boleh tidak diplester; (d)
kuantitatif. Metode penelitian ini digunakan
bata beton berlubang mutu IV adalah bata
sesuai dengan tujuan penelitian. Data
beton berlubang yang digunakan untuk
didapatkan dengan cara observasi dan survei
konstruksi yang tidak memikul beban, dinding
pada salah satu pengrajin lokal di kota
penyekat serta konstruksi lainnya yang selalu
Kendari. Data didapatkan dengan cara
terlindung dari hujan dan terik matahari (di
dokumentasi dan wawancara mendalam
bawah atap).
dengan pengrajin lokal (tabel 1).
Menurut SK SNI S-04-1989-F bahwa
bahan bangunan bukan logam dalam
Tabel 1. Kebutuhan Data
persyaratan mutu bata cetak, sebagai berikut:
Tujuan Varia Varia
(a) sifat tampak. Bata beton harus mempunyai
penelitian bel X bel Y
bentuk yang sempurna, tidak terdapat retak-
retak dan cacat bagian sudut serta rusuknya untuk Pem Alat-
tidak mudah dirapihkan dengan jari tangan. mengidentifik buatan alat kerja
Rusuk-rusuknya siku satu terhadap lainnya; asi dan material Baha
(b) bentuk dan ukuran. Berbagai bentuk dan mengkaji roster beton n-bahan
ukuran bata beton yang terdapat di pasaran peralatan secara kerja
tergantung dari produsennya. Biasanya setiap kerja, bahan- manual di Taha
produsen memberikan penjelasan tertulis bahan kerja kota p-tahap
dalam leaflet mengenai bentuk, ukuran dan dan cara Kendari pembuatan
daya dukung serta konstruksi pemasangan pembuatan
(Arif, 2006). roster beton
Kualitas dan mutu roster ditentukan manual yang
oleh bahan dasar, bahan tambahan, proses dibuat oleh
pembuatan dan alat yang digunakan. pengrajin
Semakin baik mutu bahan bakunya, lokal di kota
komposisi perbandingan campurannya, Kendari.
proses percetakan dan pembuatan yang
dilakukan dengan baik akan menghasilkan Data dianalisis dengan cara, sebagai
roster yang berkualitas baik pula. Dalam berikut: (1) pengumpulan data; (2)
perkembangannya bahan susun roster tidak pereduksian data; (3) penyajian data dan; (4)
hanya terdiri dari pasir dan semen, namun penarikan kesimpulan.
berbagai variasi telah banyak dilakukan dalam Setelah diketahui cara-cara
penelitian (Arif, 2006). pembuatan, maka tahap selanjutnya menguji
Di Kota Kendari tumbuh dan kuat tekan dan daya serap air roster beton.
berkembang subur para pengrajin roster Tahap-tahapannya, sebagai berikut: (a) roster
beton. Roster beton dibuat manual dan bentuk beton dibuatkan sampel kuat tekan sebanyak
bervariasi. Peralatan kerja pembuatan roster 5 (lima) buah; (b) roster beton dibuatkan
terlihat sederhana dan material roster seperti sampel daya serap air sebanyak 5 (lima)
pasir cukup tersedia. Roster beton dibuat buah; (c) sampel direndam air selama 28
dengan metode esotoris. Masing-masing (dua puluh delapan) hari; (d) sampel-sampel
resep roster didapatkan oleh para pengrajin kuat tekan diuji dengan Machine Testing
dengan metode uji dan coba. Para pengrajin Adjusment; (e) sampel-sampel daya serap air
roster sulit berbagi ilmu dengan masyarakat, dilakukan peng-ovenan. Data dianalisis
sehingga pembuatan roster sulit dipelajari. dengan menggunakan rumus matematis kuat
Penelitian ini ditujukan, sebagai berikut: (a) tekan dan daya serap air. Nilai daya serap air
untuk mengidentifikasi dan mengkaji dan nilai kuat tekan dibandingkan dengan SNI
peralatan kerja, bahan-bahan kerja dan cara batako berlubang, sehingga ditemukan kuat
tekan rerata dan daya serap air rerata.

Muhammad Zakaria Umar, Kajian Fisik Roster Beton Di Kota Kendari


156
DOI : dx.doi.org/10.22441/vitruvian.2019.v8i3.006

p-ISSN : 2088-8201 e-ISSN : 2598-2982

HASIL DAN PEMBAHASAN membersihkan cetakan roster. Cetakan roster


hendaknya sering-sering dibersihkan selama
Alat-alat kerja, bahan-bahan kerja dan
tahap percetakan; (k) bak air digunakan untuk
tahap-tahap pembuatan roster beton, sebagai
merendam roster, membersihkan peralatan
berikut:
kerja dan menampung air. Bak air sebaiknya
dibuat dekat dengan tempat pengadukan
Alat-alat Kerja
adonan. Bak air juga disesuaikan dengan
Roster beton dibuat dengan alat-alat
antropometri tubuh pekerja, agar pekerja
kerja, sebagai berikut: (a) cetakan roster.
mudah dalam melakukan perendaman air
Cetakan roster terpakai dengan bentuk
roster. Bak air pada pabrik ini dibuat dengan
bintang dan terdiri dari empat rangkaian.
panjang 153 cm, lebar 107 cm dan tinggi 50
Cetakan roster dibuka dengan cara baut
cm; (l) ember cor digunakan untuk
diputar, sehingga cetakan terlepas menjadi
memindahkan air dari bak ke adonan; (m)
empat rangkaian. Rangkaian pertama
sapu lidi digunakan untuk memindahkan sisa-
terbentuk seperti jam sembilan. Rangkaian
sisa adonan yang berserakan di sekitar
kedua terbentuk seperti jam enam lewat lima
adonan ke kumpulan adonan agar semua
belas menit. Rangkaian ketiga terbentuk alas
adonan terpakai; (n) sapu ijuk digunakan
cetakan. Alas cetakan digunakan untuk
untuk membersihkan tempat pengeringan
meletakkan lima buah corong bintang.
roster; (o) kantong semen tidak terpakai
Rangkaian keempat terdiri dari lima corong
digunakan sebagai tirai untuk pengeringan
yang diletakkan pada alas cetakan. Roster
roster tahap pertama, karena hewan
bintang terbentuk dari corong-corong ini.
peliharaan seperti ayam dikhawatirkan dapat
Cetakan roster terbuat dari pelat besi dengan
merusak roster segar. Kantong semen juga
tebal 2 mm, panjang 25,5 cm, lebar 26 cm,
digunakan sebagai alas roster pada tahap
tinggi 10 cm dan kedalaman lubang cetakan
pengeringan.
9,5 cm. Cetakan dibeli di kota Surabaya; (b)
lori digunakan untuk memindahkan pasir dari
Bahan-bahan Kerja
tempat penampungan ke tempat pengadukan
Pasir, semen dan air digunakan
adonan. Lori juga digunakan untuk
sebagai bahan baku utama pembuatan roster.
membuang sisa-sisa kotoran dari ayakan
Bahan-bahan digunakan dengan komposisi 2
pasir. (c) ayakan digunakan untuk menyaring
pasir dibutuhkan 1 semen dan dibutuhkan air
pasir, sehingga menghasilkan pasir halus
secukupnya. Roster dibuat dengan bahan-
sebagai bahan baku utama adonan roster; (d)
bahan, sebagai berikut: (a) pasir agak kasar
sekop digunakan untuk menggali, mengadon
digunakan dalam pembuatan roster. Pasir
dan menusuk pasir; (e) sendok semen
digunakan untuk mencegah keretakan pada
digunakan untuk memadatkan adonan,
roster. Pasir agak kasar disaring dengan ayak
meratakan adonan dan memasukkan adonan
dan dihasilkan pasir halus. Pasir halus
ke dalam cetakan, agar adonan tidak tumpah
digunakan sebagai bahan baku utama dalam
ke luar cetakan; (f) sendok makan digunakan
pembuatan roster; (b) bahan yang
untuk meratakan permukaan adonan. Sendok
mempunyai sifat adhesi, sifat kohesi,
makan dipakai dengan cara adonan pada
mempunyai bahan-bahan pelekat,
permukaan cetakan ditekan-tekan agar
membentuk massa padat dan dapat mengisi
adonan padat dan rata; (g) penekan adonan
rongga-rongga pada agregat disebut semen.
digunakan untuk menekan-nekan adonan
Semen cepat kering dan tidak gumpal
agar turun dan padat ke bawah cetakan.
dikategorikan dalam kualitas baik. Semen
Penekan adonan terbuat dari kayu. Penekan
gumpal dapat diremas dengan tangan,
adonan dibuat seperti kuas dan dibuat runcing
sehingga tidak bergumpal; (c) air dibutuhkan
pada bagian bawah; (h) pengetuk cetakan
untuk bereaksi dengan semen dan pelumas
digunakan untuk mengetuk-ngetuk cetakan
agregat agar mudah dikerjakan dan
pada bagian corong, sehingga cetakan bagian
dipadatkan. Bak air sebaiknya dibuat dekat
dalam turun ke bawah dari cetakan luar.
dengan tempat pengadukan.
Cetakan diketuk-ketuk agar adonan mudah
terlepas dari corong. Pengetuk cetakan
Tahap-tahap Pembuatan
terbuat dari bahan kayu dan dibentuk seperti
1. Penyaringan Pasir
kuas. Pengetuk adonan dibuat lebih besar
Pasir diambil dari tempat
dari penekan adonan; (i) bangku digunakan
penampungan pasir. Pasir diambil sebanyak
untuk tempat duduk pekerja dalam tahap
empat lori (rata bak) dan disaring menjadi dua
percetakan. Bangku dibuat dengan ukuran
lori pasir halus (membumbung pada lori).
tinggi 20 cm dari bahan kayu dan dibuat
Pasir disaring agar bersih dari kotoran dan
berkaki; (j) kain lap digunakan untuk

Muhammad Zakaria Umar, Kajian Fisik Roster Beton Di Kota Kendari


157
DOI : dx.doi.org/10.22441/vitruvian.2019.v8i3.006

Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.8 No.3 Juli 2019: 155-162

adonan menjadi padat, alot dan kuat. Pasir gunungan keempat; (j) adonan yang
tidak disaring dikhawatirkan adonan kurang berserakan dipindahkan ke adonan gunungan
berdaya lengket, roster keropos dan roster keempat. Adonan gunungan kering dibuat
sulit dicetak. Pasir diletakkan pada ayak dengan jumlah empat gunungan, agar adonan
sebanyak tiga sekop per ayak. Komposisi kering tercampur merata. Warna adonan abu-
pasir dalam ayak dibutuhkan 10 ayak dan abu cenderung gelap merupakan ciri-ciri
dibutuhkan ½ sak semen. Komposisi pasir pengadukan adonan kering tercampur baik
dalam ayak dibutuhkan 20 ayak dan (gambar 1).
dibutuhkan 1 sak semen. Pasir disaring
menjadi pasir halus. Sisa-sisa kotoran yang
tidak tersaring seperti batu kerikil, akar, daun
dan berbagai kotoran lain dipindahkan dalam
lori. Batu-batu kecil (kerikil) dari hasil ayakan
dicuci dan digunakan sebagai bahan batu
(a)
paving dan cincin sumur. Sisa-sisa kotoran (b)
lain dibuang. Penyaringan pasir dilakukan
sehari sebelum tahap pengadukan dan
dilakukan di tempat yang diberi atap.
Penyaringan pada tempat yang tidak diberi
atap dikhawatirkan pasir terkena air hujan,
sehingga sulit ditentukan kadar kelembaban. (c) (d)
Gambar 1. Pengadukan adonan kering.
2. Pengadukan Adonan Kering
Pengadukan adonan tanpa 3. Pengadukan Adonan Lembab
menggunakan air disebut pengadukan Pengadukan adonan dengan air
adonan kering. Pengadukan adonan kering disebut pengadukan adonan lembab. Adonan
dibuat, sebagai berikut: (a) gunungan pasir lembab dibuat, sebagai berikut: (a) air satu
halus ditusuk-tusuk pada bagian puncak ember diciprat-cipratkan ke seluruh
(sekitar lima tusukan), sehingga terbentuk permukaan adonan dengan cara mengelilingi
kawah untuk menuang semen. Satu sak adonan. Penggunaan air pada tahap ini tidak
semen dituang ke dalam kawah gunungan menggunakan standar. Adonan dibutuhkan
pasir halus. Semen dituang dan diratakan lembab, sehingga air yang digunakan
pada permukaan pasir; (b) adonan diaduk situasional. Adonan dibuat tidak basah dan
dengan cara membentuk gunungan pasir. tidak kering disebut adonan lembab. Adonan
Pasir halus diaduk dan dipindahkan ke basah dikhawatirkan lengket dan roster segar
sebelah adonan awal, sehingga terbentuk ambrol. Adonan kering dikhawatirkan roster
adonan gunungan kering pertama. Adonan keropos dan roster segar ambrol; (b) adonan
digali dari bawah ke atas. Adonan dibentuk dirubuhkan dari bagian tengah dengan sekop;
gunungan dan adonan diaduk dengan cara (c) satu ember air dituang ke tengah adonan.
adonan dikelilingi; (c) adonan yang Satu ember air diciprat-cipratkan ke seluruh
berserakan dipindahkan ke kumpulan adonan permukaan adonan; (d) adonan ditusuk-tusuk
gunungan pertama dengan sapu lidi, agar dengan sekop secara perlahan-lahan sambil
semua bahan adonan terpakai; (d) adonan mengelilingi adonan; (e) air dituang ke seluruh
gunungan pertama diaduk dan dipindahkan permukaan adonan dan air diciprat-cipratkan
ke puncak adonan, sehingga adonan ke seluruh permukaan adonan; (f) permukaan
gunungan kedua terbentuk (gambar 27); (e) adonan ditusuk-tusuk dengan sekop sambil
adonan yang berserakan di sekitar adonan mengelilingi adonan; (g) air satu ember
dipindahkan ke kumpulan adonan kedua; (f) diciprat-cipratkan ke seluruh permukaan
adonan gunung kedua diaduk dan adonan dengan cara mengelilingi adonan. Air
dipindahkan ke samping; (g) adonan diaduk sebanyak ½ ember diciprat-cipratkan ke
dan digali dari bawah ke atas. Adonan diaduk seluruh permukaan adonan; (h) adonan
dan digali dengan sekop sampai adonan didiamkan sekitar 1-5 menit (gambar 2);
gunungan kedua habis; (h) adonan yang
berserakan dipindahkan ke kumpulan adonan
gunungan ketiga; (i) adonan gunungan ketiga
diaduk dan dimulai dari lereng (enam sekop)
serta dipindahkan ke samping adonan.
Adonan diaduk dan dipindahkan ke kumpulan
adonan, sehingga terbentuk adonan

Muhammad Zakaria Umar, Kajian Fisik Roster Beton Di Kota Kendari


158
DOI : dx.doi.org/10.22441/vitruvian.2019.v8i3.006

p-ISSN : 2088-8201 e-ISSN : 2598-2982

(c) adonan ditekan-tekan dengan penekan


adonan (sebanyak 38 kali tekan) dan penekan
adonan dipegang dengan tangan kiri pekerja.
Adonan ditekan-tekan dari sisi-sisi samping
cetakan dan menuju ke bagian tengah.
(a) (b) Adonan ditekan-tekan agar adonan turun
pada dasar cetakan dan padat. Tahap adonan
ditekan-tekan pada cetakan dilakukan
bersamaan dengan menghalau adonan.
Adonan dihalau dengan sendok semen
(tangan kanan pekerja) agar tidak tumpah dari
cetakan; (d) adonan pada cetakan masih
(c) (d)
dalam keadaan membumbung. Adonan
Gambar 2. Pengadukan adonan lembab. ditambahkan sebanyak 2-6 sendok semen
(gambar 3);
(i) adonan diaduk dan dipindahkan ke
sebelah adonan (sekitar delapan sekop).
Adonan diaduk dan digali dari bawah ke atas,
sehingga adonan berpindah tempat dan
terbentuk gunungan pertama; (j) air
dicipratkan sebanyak satu ember cor ke
seluruh permukaan adonan pada gunungan
(a) (b)
pertama dan diaduk, serta dipindahkan
tempatnya sehingga terbentuk gunungan
kedua; (k) sisa adonan yang berserakan di
sekeliling adonan dipindahkan ke gunungan
kedua dengan cara mengelilingi adonan; (l)
adonan diaduk dan digali sekitar 30 sekop;
(m) adonan gunungan kedua diaduk dan (c) (d)
digali sampai habis, sehingga terbentuk Gambar 3. Pencetakan adonan lembab
adonan gunungan ketiga; (n) adonan menjadi roster segar.
tertempel pada sekop dan alas kaki pekerja
dipukul-pukul dan digesek-gesek dengan besi (e) adonan ditekan-tekan sebanyak 24
di atas adonan sehingga terlepas; (o) adonan kali dengan tangan kiri. Adonan ditekan-tekan
yang berserakan di sekitar adoan dipindahkan sambil dimasukkan adonan sebanyak 1-5
ke adonan gunungan ketiga. Tiga adonan sendok semen; (f) adonan dipukul-pukul
gunungan dibuat dalam pengadukan adonan dengan penekan adonan (sekitar 20 kali). Alat
lembab, sehingga adonan menjadi rekat, penekan adonan digunakan pada bagian
lembab dan berwarna hitam. Tahap samping (posisi horisontal) agar adonan
pengadukan adonan lembab dan kering padat dan rata pada permukaan cetakan; (g)
dibutuhkan ketelitian tinggi, karena bila sisa adonan membumbung pada cetakan
komposisi adonan kurang tepat dikhawatirkan didorong dengan penekan adonan (bagian
kualitas roster rendah. Adonan encer samping) sekitar 2 kali; (h) adonan diratakan
dikhawatirkan roster segar ambrol. dengan sendok semen (bagian samping).
Pengadukan adonan roster kurang teliti Adonan didorong (sebanyak 3 kali), agar
didapatkan roster retak, keropos, profil rusak adonan rata pada permukaan cetakan; (i)
dan daya lengket rendah. adonan ditekan-tekan dengan sendok makan
(sekitar 8 kali) atau ditekan-tekan sesuai
4. Pencetakan dengan kebutuhan; (j) cetakan diangkat
Tahap-tahap roster bintang dicetak, dengan tangan kiri dan cetakan diberdirikan
sebagai berikut: (a) cetakan corong bintang pada lantai kerja. Adonan didorong dari
dirangkai dari bagian tengah dan bagian cetakan. Adonan tertumpah dari cetakan
samping. Posisi lubang corong terhadap segera dipindahkan ke kumpulan adonan
cetakan terletak pada bagian bawah. Corong agar tempat pengadonan rata dan bersih; (k)
terdiri dari lima buah dan bagian dalam cetakan diangkat ke tempat pengeringan
cetakan terbentuk bintang; (b) adonan roster. Adonan sesering mungkin diberi air
dimasukkan ke dalam cetakan sebanyak 10- agar lembab. Adonan diaduk, digali dan
12 sendok semen sampai membumbung. dibuat bentuk gunungan.
Adonan dimasukkan dari bagian sisi-sisi
depan cetakan menuju ke bagian belakang;

Muhammad Zakaria Umar, Kajian Fisik Roster Beton Di Kota Kendari


159
DOI : dx.doi.org/10.22441/vitruvian.2019.v8i3.006

Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.8 No.3 Juli 2019: 155-162

5. Pelepasan penekan dibersihkan agar adonan tidak


lengket. Peralatan kerja dibersihkan dengan
cara dicelupkan pada bak perendaman roster
sambil dibersihkan dengan kain lap.

6. Pengeringan Tahap Pertama


Roster tidak dikeringkan di bawah sinar
(a) matahari langsung. Roster dikeringkan pada
(b) tempat yang diberi atap, karena bila hujan
dikhawatirkan roster segar ambrol. Tahap
roster dikeringanginkan selama satu hari.
Roster diletakkan dengan cara berderet di
atas kantong semen tidak terpakai dan jarak
berdekatan. Roster dikeringanginkan dan
(c) (d) ditutup dengan tirai yang terbuat dari kantong
Gambar 4. Pelepasan adonan lembab dari semen tidak terpakai agar aman dari hewan-
cetakan menjadi roster segar. hewan peliharaan di sekitar rumah.

Tahap roster dilepas dari cetakan, 7. Perendaman Air


sebagai berikut: (a) cetakan roster diletakkan Roster kering selama satu hari diangkat
di tempat pengeringan secara terbalik. per dua biji ke bak perendaman air. Tahap
Cetakan bagian dalam ditekan-tekan dengan perendaman air ditujukan agar roster menjadi
penekan adonan yang terbuat dari kayu padat, berat dan terhindar dari retak rambut.
(sekitar 8 kali tekanan), sehingga cetakan Apabila roster tidak direndam air, maka roster
turun perlahan dari cetakan bagian luar. dikhawatirkan ringan dan kualitas roster
Tahap cetakan ditekan-tekan agar adonan rendah. Tahap roster direndam air selama
mudah terlepas dari cetakan; (b) corong satu hari, tetapi semakin lama roster direndam
cetakan bintang dibuka dengan penuh air semakin baik. Roster direndam air,
ketelitian. Corong cetakan bintang dibuka sebagai berikut: (a) roster disusun per empat
dengan cara dibuka corong cetakan bagian lapis dan ditenggelamkan air; (b) tahap roster
atas, corong cetakan bagian bawah dan disusun dalam bak perendaman air tidak
corong cetakan bagian samping; (c) baut boleh terlalu tinggi, karena dikhawatirkan
cetakan bagian samping kanan dan samping roster patah dan retak. Tahap roster direndam
kiri dibuka dengan cara diputar, sehingga air telah selesai dan tempat pengeringan
cetakan menjadi longgar. Cetakan pertama roster dibersihkan dengan sapu ijuk.
yang menghadap pekerja ditarik dengan arah
horisontal, sehingga cetakan terlepas (seperti 8. Pengeringan Tahap Kedua
bentuk jam sembilan). Cetakan kedua yang Pengeringan roster tahap kedua
terletak di bagian belakang diangkat, dilakukan, sebagai berikut: (a) roster diangkat
sehingga cetakan terlepas (seperti bentuk jam per dua biji dari bak perendaman air dan
enam lewat lima belas menit). Cetakan ketiga disusun pada bibir bak perendaman air per
yang terletak di atas roster dan masih basah empat lapis. Sebaiknya, semua roster
(alas cetakan corong bintang) diangkat. diangkat dari bak perendaman air dan
Cetakan ketiga perlu sering-sering dikumpulkan di bibir bak perendaman air agar
dibersihkan dengan kain lap agar roster pekerja mudah mengangkat ke tempat
estetis; (d) roster segar yang baru terlepas pengeringan; (b) roster diangkat per dua biji
dari cetakan dikeringanginkan pada tempat dari bibir bak perendaman air ke tempat
yang diberi atap. Roster segar terlepas dari pengeringan; (c) roster dikeringanginkan
cetakan berwarna seperti bahan baku dengan cara disusun per 12 lapis dan roster
pasirnya (warna abuabu cenderung gelap) bagian pola bintang dihadapkan ke atas.
(gambar 4); Roster yang baru dikeluarkan dari bak
(e) cetakan roster dirangkai kembali perendaman air tidak boleh diletakkan paling
dengan cara cetakan ketiga dimasukkan bawah, karena dikhawatirkan roster retak dan
kembali sebagai alas corong bintang, rangkai patah. Roster yang telah kering lama
cetakan bagian luar dibaut dan kelima corong diletakkan paling bawah. Roster diberi alas
bintang diletakkan satu per satu ke dalam kantong semen tidak terpakai agar roster
cetakan. Setelah tahap roster selesai dicetak, tetap bersih; (d) roster dikeringanginkan di
maka peralatan kerja seperti cetakan roster, bawah sinar matahari langsung dan bila
sendok makan, sendok semen dan alat terkena air hujan roster menjadi lebih alot.

Muhammad Zakaria Umar, Kajian Fisik Roster Beton Di Kota Kendari


160
DOI : dx.doi.org/10.22441/vitruvian.2019.v8i3.006

p-ISSN : 2088-8201 e-ISSN : 2598-2982

Roster berwarna putih dan berat termasuk 10. Pengujian Daya Serap Air
kualitas baik. Roster dibuat dengan komposisi Tabel 3. Hasil uji daya serap air rerata
2 lori pasir halus (membumbung) dibutuhkan material roster beton dengan komposisi 1
1 sak semen dihasilkan 80-89 biji roster. semen : 60 sekop pasir pohara : air
Ukuran roster dibuat dengan panjang 20 cm x secukupnya.
Averages
lebar 20 cm x tinggi 9,3 cm. Roster beton Berat Berat Benda
manual dibuat selama lima jam (gambar 5). Daya
Sampel Kering Uji Setelah
serap air
Oven (gr) direndam (gr)
(%)
A B
R6-R10 29164 33817,6 16
SNI 25 16

Hasil uji daya serap air rerata material


(a) (b)
material roster beton dari pasir pohara dengan
komposisi 1 semen : 60 sekop pasir pohara :
air secukupnya didapatkan nilai sebesar 16%.
Menurut SNI 3-0349-1989 Tingkat Mutu Bata
Beton Berlubang bahwa digolongkan ke
dalam mutu I dengan penyerapan air rata-
rata maksimal 25 % (tabel 3). Hasil uji daya
(c) (d)
serap air rerata tinggi disebabkan komposisi
Gambar 5. Tahap roster direndam air. penggunaan semen tepat, sehingga roster
tidak mudah rapuh.
9. Pengujian Kuat Tekan
Tabel 2. Hasil uji kuat tekan rerata material KESIMPULAN DAN SARAN
roster beton dengan komposisi 1 semen : 60
Kesimpulan
sekop pasir pohara : air secukupnya.
Penelitian ini disimpulkan bahwa alat-
Rata-rata alat kerja yang digunakan sederhana, bahan-
Berat Pmaks bahan kerja yang digunakan cukup tersedia
Sampel Kuat dan ekonomis, tahap-tahap pembuatan
(kg) (kg) Luas
tekan
bidang
(kg/cm mudah dan cepat, serta kemampuan tenaga
(cm2) 2 kerja tidak dibutuhkan keahlian khusus. Hasil
)
R1-R5 33067,9 13500 1125 12 uji didapatkan bahwa roster beton mempunyai
SNI 20 12 daya serap air tinggi dan kuat tekan rendah.

Hasil uji kuat tekan rerata material Saran/Rekomendasi


roster beton dari pasir pohara dengan Penelitian ini dapat dilanjutkan untuk
komposisi 1 semen : 60 sekop pasir pohara : meneliti roster beton agar mempunyai kuat
air secukupnya didapatkan nilai sebesar 12 tekan tinggi.
kg/cm². Menurut SNI 3-0349-1989 Tingkat
Mutu Bata Beton Berlubang bahwa roster DAFTAR PUSTAKA
tidak digolongkan ke dalam mutu IV dengan
kuat tekan bruto rerata minimum 20 kg/cm² Adam, M. (2016). Roster Beton Pracetak
(tabel 2). Hasil uji kuat tekan rendah Sebagai Alternatif Secondary Skin Dengan
Kategori Fungsi Utilitas dan Dekoratif,
disebabkan material pasir roster yang
http://grcartikon.co.id.
digunakan pasir halus. Material pasir halus
Anonim. (2016). Macam-macam Roster (Lubang
digunakan agar roster terlihat estetis dan Angin Sekaligus Ornamen Dinding),
roster padat, tetapi hal ini juga roster rumahidolaku.com.
dikhawatirkan mudah hancur. Oleh karena itu, Ardenta, Z. (2016). Tutorial Membuat Roster.
roster ini dipasang tidak dengan cara disusun, https://www.youtube.com.
tetapi dipasang dengan cara diletakkan satu Arif, M. (2006). Pengujian Kuat Tekan dan
per satu. Serapan Air Pada Roster dengan Bahan Abu
Layang dan Semen Potland. Skripsi.
Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang.
Cahyono, S.D. & Rohman R.K. (2013).
Pemanfaatan Limbah Asbes untuk
Pembuatan Batako. Jurusan Teknik Sipil,
Universitas Merdeka Madiun,
http://jurnal.pasca.uns.ac.id.

Muhammad Zakaria Umar, Kajian Fisik Roster Beton Di Kota Kendari


161
DOI : dx.doi.org/10.22441/vitruvian.2019.v8i3.006

Jurnal Arsitektur, Bangunan, & Lingkungan | Vol.8 No.3 Juli 2019: 155-162

David. (2012). Sekilas Tentang Roster, Ventilasi Yoswiarto, A.E. (2014). Distorsi Penerapan
Udara Pada Bangunan, Peraturan Menteri Perumahan Rakyat No. 10
http://birobangunan.blogspot.co. Tahun 2012: Studi Ekonomi Politik
Djail, O. (2014). Cara Membuat Rooster Beton, Pembangunan Perumahan di Kota
https://www.youtube.com. Surabaya, Jurnal Politik Muda, 3 (3): 344-
Hermawan, A. (2013). Cara Membuat Rooster. 356.
https://www.google.com.
Hisyam & Rahmansyah, R. (2015). Mengenal
Jenis Material Roster yang Umum di
Pasaran, http://grchexacon.blogspot.co.id.
Ksatria, H. (2013). Membuat Batako Sendiri.
http://hanaksatria.blogspot.co.id.
Munir, M. (2008). Pemanfaatan Abu Batubara
(Fly Ash) untuk Hollow Block yang bermutu
dan Aman bagi Lingkungan. Tesis.
Universitas Diponegoro, program
Pascasarjana, Program Studi Ilmu
Lingkungan, Semarang.
Mustain. (2006). Uji Kuat tekan dan Serapan Air
Pada Bata Beton Berlubang dengan Bahan
Ikat Kapur dan Abu Layang. Skripsi. Fakultas
Teknik, Universitas Negeri Semarang.
1L¶PDK 1 $ ,NKVDQ 6 7 NXUQLDZDQ ' $
Putra, M., A., R., Fahreza, D., A., Rizki, M.,
R., & Nugraha, D., E., P. (2014). Penelitian
Rooster Tanah Liat DD. Bersaudara Desa
Karangasem Dusun Krajan Kecamatan
Wirosari Kabupaten Grobogan-Purwodadi,
Jawa Tengah, http://agrarully.blogspot.co.id.
Rahmi, F. (2015). Membuat Batako Tanpa
Mesin Press,
http://mesinsakti.blogspot.co.id.
Salamah, T. (2014). Cara Membuat Batako
dengan Cetakan Manual,
http://tartoslamet.blogspot.co.id.
Sarpon, A. (2014). Cara Membuat Loster Roster
Semen Dua Sisi, https://www.youtube.com.
Sulistiyani, A.T. (2002). Problema dan Kebijakan
Perumahan di Perkotaan, Jurnal Ilmu Sosial
dan IImu Politik, 5 (3): 327-344.
Sunarno, & Abadan, N.F. (2015). Pemanfaatan
Pasir Telaga Sari dan Styrofoam untuk
Pembuatan Batako Ringan, Jurnal Teknologi
Terpadu, 1 (1): 37-41.
Suwignyo. (2015). Bab II Tinjauan Pustaka
http://e-
journal.uajy.ac.id/7077/3/TS213770.pdf: 97-
20.
Usman, Y.V. & Yaren, W. (2013). Analisis
Strategi Pemasaran Perumahan Bekasi
Timur Regensi 3, Jurnal Sistem Industri, 7
(1): 83-98.
Wiryasa, N.M.A. & Sudarsana, I.W. (2009).
Pemanfaatan Lumpur Lapindo Sebagai
Bahan Substitusi Semen dalam Pembuatan
bata Beton Pejal, Jurnal Ilmiah Teknik Sipil,
13 (1) : 39-46.

Muhammad Zakaria Umar, Kajian Fisik Roster Beton Di Kota Kendari


162

Anda mungkin juga menyukai