Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Transportasi Bawah Tanah,
Semester VII, Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik,
Universitas Islam Bandung
Disusun Oleh :
Mohamad Zaidan Idris
100.701.16.106
Kelas B
1. KATA PENGANTAR
Sistem belt conveyor adalah alat transportasi material yang paling nyaman
dan ekonomis dalam jumlah besar. Karena, belt conveyor sendiri membutuhkan
15-50% dari total biaya belt coneyor itu sendiri, perhatian besar harus diberikan
pada desain dan pemilihan belt conveyor, sehingga akan sangat cocok untuk
digunakan dan menjadi lebih ekonomis, seperti dalam pengoperasiaannya.
Apabila terjadi penekanan secara berlebih untuk langkah-langkah keselamatan,
conveyor ini tidak akan hanya naik biaya, namun juga akan gagal dalam
membenarkan biaya yang lebih tinggi dalam hal kinerja.
Oleh karena itu, yang paling penting adalah desain dan pemilihan
pengaturan belt yang cocok untuk dipelajari dan diteliti dari setiap sudutnya.
Pada dasarnya untuk mencapai desain yang ideal yaitu dengan cara mengetahui
secara menyeluruh mengenai desain dari belt conveyor itu sendiri.
Gambar 1
Struktur Pendukung Dirancang Agar Sesuai Dengan Elemen Normal Belt Conveyor
1
a. Drive tunggal
Drive tunggal (ɵ = 180°), (tanpa menggunakan snub pulley). Agar lebih
jelas dapat dilihat pada (Gambar 2).
Gambar 2
Drive Tunggal
Gambar 3
Drive Tunggal Dengan Snub Pulley
Gambar 4
Drive Tunggal Jenis Tandem
d. Tandem drive
Dari dua katrol drive yang ditempatkan berdekatan satu sama lain, namun
hanya satu drive yang secara langsung menjadi porosnya. Poros katrol
2
3
digerakkan dengan rantai dan v belt. (ɵ = 360° - 420°). Agar lebih jelas
dapat dilihat pada (Gambar 5).
Gambar 5
Tandem Drive
e. Dual drive
Pada sistem ini digunakan dua katrol drive, masing-masing digerakkan
dengan menggunakan motor yang terpisah. Agar lebih jelas dapat dilihat
pada (Gambar 6).
Gambar 6
Dual Drive
f. Multipel drive
Dimungkinkan untuk menggerakkan belt conveyor lebih dari satu tempat
sepanjang-panjangnya. Dua atau lebih katrol, masing-masing digerakkan
oleh motor yang terpisah. Pengaturan ini adalah kabel yang paling aplikatif
untuk jarak jauh dan pengangkutan volume karena mengurangi conveyor
pada tegangan maksimum dan menyelamatkan motor dari tenaga yang
berlebihan. Agar lebih jelas dapat dilihat pada (Gambar 7).
4
Gambar 7
Multipel Drive
Gambar 8
Screw Type
b. Vertical gravity type
Gambar 9
Vertical Gravity Type
5
Gambar 10
Horizontal Gravity Type
d. Power system type
Gambar 11
Power System Type
Gambar 12
Lembar Analisis Belt Conveyor dan Belt Conveyor Record
Tabel 1
Ukuran Bahan Transportasi dan Lebar Belt Minimum
kondisi yang relatif bersih. Jika permukaan basah atau kotor, sudut
kemiringan/penurunan harus dikurangi 2-5° dari nilai yang diberikan.
Tabel 2
Sudut Kemiringan atau Penurunan Belt Conveyor
2. KAPASITAS ANGKUT
Kapasitas transportasi belt conveyor per unit waktu diatur oleh kecepatan
belt, jenis sudut kemiringan/penurunan, karakteristik dan bentuk bahan yang
9
akan diangkut, dan lain-lain. Tetapi untuk keperluan umum kapasitas dapat
dihitung dengan rumus yang diberikan seperti dibawah ini :
Gambar 13
Diagrams
10
Nilai standart untuk berat bagian yang berotasi dari satu set carrier dan rol
ulang ditinjau pada (Tabel 6).
Tabel 6
Bobot Rotasi Bagian Carrier dan Rol Return “Wr”
Catatan :
a. Untuk rol baja saja.
b. Bobot yang diberikan adalah bobot rata-rata dan ini dapat bervariasi.
Bobot aktual yang diberikan dalam katalog pabrikan atau data teknis
harus digunakan dalam perhitungan desain akhir.
3.2.5 Pitch of carrier “lc” dan Return idler “lr”
Nilai-nilai yang diberikan pada (Tabel 7) untuk pitch carrier dan return idler
diterima sebagai standar.
Tabel 7
Pitch Of Carrier “lc” dan Return Idler “lr”
15
Gambar 14
Parameter Multi-pulley Drive
Wc
Fc = f (l + lo) (W1 + + Wm) + h (W1 + Wm)
lc
Wr
Fr = f (l + lo) (W1 + + Wm) – h.W1
lr
Fl = Fc + Fr = Fp1 + Fp2
17
Catatan :
Untuk konveyor kemiringan lereng, balikkan faktor plus dan minus (h)
diatas, gantikan dengan (h), (W1 + Wm) dan + (h.W1), masing-masing.
Didalam perhitungan untuk multi-pulley drive (drive tunggal) terdapat
parameter-parameter yang penting untuk diketahui, diantaranya :
1. Distribusi teoritis dari tegangan efektif.
2. Distribusi tegangan efektif antar motor.
3. Perbandingan antara metode teoritis dan metode distribusi.
Gambar 15
Diagram Distribusi Tegangan Pada Belt
Fp = Fc + Fr
F1 = Fp + F2 or Fp + F3 + F4
1
F2 = Fp or F3 + F4
e.l
F3 = W1 x h x Fr
F4 = F4C or F4r
18
Dimana :
Fp = Tegangan efektif (kg)
Fe = Tegangan pada carrier idler side (kg)
Fr = Tegangan pada return idler side (kg)
F1 = Tegangan sisi ketat (kg)
F2 = Tegangan sisi kendur (kg)
F3 = Tegangan kemiringan belt (kg)
F4 = Tegangan minimum (kg)
Selain itu, didalam distribusi tegangan pada belt, terdapat parameter-
parameter yang penting untuk diketahui, diantaranya :
1. Konveyor horisontal
2. Kemiringan menanjak pada konveyor
3. Konveyor lereng menurun
a. Saat pengereman tidak diperlukan (Fp > 0)
b. Saat pengereman diperlukan (Fp > 0).
Gambar 16
Layout Konveyor
Tabel 9
Pemilihan Karkas Multi lapis
22
5.6 Splicing
5.6.1 Cord Steel Belt
Metode splicing untuk belt conveyor kabel baja ditentukan oleh hubungan
antara pitch dan diameter kabel baja, sesuai dengan rumus yang diberikan di
bawah ini. Gunakan yang lebih besar dari dua nilai yang diperoleh. Untuk lebih
jelasnya lagi ditinjau pada (Gambar 17, 18, 19) & (Tabel 10).
Gambar 17
One Step Splicing Methode
Gambar 18
Two Step Splicing Methods
25
Gambar 19
Special Splicing Methods
Tabel 10
Ketentuan Splicing Methodes
5.7 Packing
5.7.1 Dimensi Untuk Packing Drum
Rumus standar yang digunakan untuk menghitung dimensi packing drum
belt conveyor brigestone adalah sebagai berikut :
D = 1,233 √ T x L + 0,15
d = 0,396 √ T x L
W = B + 0,3
Dimana :
D = Diameter luar drum (m)
d = Diamter luar drum (m)
W = lebar drum (m)
26
Gambar 20
Dimensi Packing Drum
Gambar 21
Muka Katrol Berada disetengah Kedalaman Troughing
Digunakan rumus sebagai berikut ini :
100 B
b = x √ 2 ¿¿ ¿
6
∈2 =0
5B 1−cos ∅
b =
3
x
√ ϵ
Di mana :
b = Jarak transisi Troughing (m)
B = Lebar sabuk (m)
e = Sudut Troughing (derajat)
e = Perpanjangan maksimum yang diijinkan dari tepi sabuk (%)
Catatan
28
L (f1 + f2 +f3)
S1 =
100
L (f1 + f2 +f3)
S2 = +G+α
100
Di mana :
S1 = Perjalanan take-up minimum (m)
S2 = Panjang perjalanan take-up yang disarankan (m)
L = Panjang tanjakan konveyor (m)
29
Di mana
WT = Bobot counterweight (kg)
FT = Ketegangan pada titik take up (kg)
FM = Pengaruh peralatan take-up (kg)
Ketegangan pada titik take up mungkin ditentukan dengan tepat
menggunakan diagram rinci distribusi tegangan, tetapi umumnya diperoleh dari
formula pada (Tabel 11) di bawah ini :
Tabel 11
Tension At The Take Up Point
30
7. KONVERSI TABEL
Berikut ini konversi tabel yang digunakan untuk beberapa parameter yang
ditinjau, diantaranya :
1. Panjang
Tabel 12
Konversi Tabel Panjang
2. Berat
Tabel 13
Konversi Tabel Berat
3. Horsepower
Tabel 14
31
4. Tekanan
Tabel 15
Konversi Tabel Tekanan
5. Densitas
Tabel 16
Konversi Tabel Densitas
6. Temperatur
Tabel 17
Konversi Tabel Temperatur
7. Trigonometrical function
Tabel 18
Konversi Tabel Trigonometrical Function
32
8. Sudut
Tabel 19
Konversi Tabel Sudut
9. Multipel of SI unit
Tabel 20
Konversi Tabel Multipel Of SI Unit
33
10. Fibres
Tabel 21
Konversi Tabel Fibres
DAFTAR PUSTAKA
33