Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIK

TROUBLESHOOTING MESIN DIESEL

Disusun Oleh :
Febry Rizkyatul Ardiansyah
18/425668/SV/14810

TEKNIK PENGELOLAAN DAN PERAWATAN ALAT BERAT


DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2021
DAFTAR ISI

JOB SHEET TROUBLESHOOTING MESIN DIESEL ........................................ ii


ENGINE NOISE PADA CYLINDER HEAD & TENAGA KURANG ................. ii
BAB I............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
C. Tujuan dan Manfaat Kerja Praktik ................................................................. 2
D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan...................................................................... 3
E. Metodologi Pengumpulan Data......................................................................... 4
F. Sistematika Penulisan ........................................................................................ 4
BAB II .......................................................................................................................... 5
DASAR TEORI ........................................................................................................... 5
A. Maintenance ....................................................................................................... 5
B. Troubleshooting.................................................................................................. 8
C. Forklift .............................................................................................................. 10
D. Engine................................................................................................................ 11
E. Rocker Arm ...................................................................................................... 13
F. Camshaft ........................................................................................................... 13
G. Valve.................................................................................................................. 14
BAB III....................................................................................................................... 15
PEMBAHASAN ........................................................................................................ 15
A. Possibilities Cause ............................................................................................ 15
B. Collect Data....................................................................................................... 16
C. Analisa............................................................................................................... 17
BAB IV ....................................................................................................................... 25
PENUTUP.................................................................................................................. 25
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 25
B. Saran ................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 26

i
JOB SHEET TROUBLESHOOTING MESIN DIESEL

ENGINE NOISE PADA CYLINDER HEAD & TENAGA KURANG

NAMA : Febry Rizkyatul Ardiansyah


No.Induk Mahasiswa : 18/425668/SV/14810
Tempat Praktik : PT. Triguna Karya Nusantara
Tanggal Praktik : 18 Januari – 18 Mei 2021
Nama Pembimbing : - Bapak Yudi Handoko (Kepala Mekanik)
- Bapak Sigit (Mekanik)
Data Unit Model : 62-8FD30
Serial No. : 608FDJ35-67817
Engine Model : Toyota IDZ-II
Rated Capacity : 3 Ton
S/N Engine : 32010-26633-71

Lokasi : Workshop PT. Triguna Karya Nusantara

Gambar 1.Name Plate Unit Toyota-30

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Revolusi Industri terjadi pada periode antara tahun 1760-1850 di mana
terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur,
pertambangan, transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam
terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia. Revolusi ini menyebabkan
terjadinya perkembangan besar-besaran yang terjadi pada semua aspek kehidupan
manusia. Singkatnya, revolusi industri adalah masa dimana pekerjaan manusia di
berbagai bidang mulai digantikan oleh mesin. Revolusi Industri dimulai dari Britaniya
Raya atau Inggris dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa Barat, Amerika Utara,
Jepang dan menyebar ke seluruh dunia.
Indonesia pada saat ini tengah menghadapi revolusi industri ke-4 dalam upaya
meningkatkan daya saing dan produktivitas industri. Revolusi industri 4.0 atau disebut
dengan industri generasi keempat merupakan perubahan sektor industri di dunia yang
dipengaruhi oleh maraknya perkembangan teknologi serta internet. Revolusi industri
ini dimulai sejak zaman pemerintahan Hindia-Belanda, dimana revolusi industri 1.0
terjadinya peralihan dalam penggunaan tenaga kerja yang sebelumnya menggunakan
tenaga hewan dan manusia dan kemudian digantikan oleh penggunaan steam engine
atau mesin uap dan mesin yang berbasis manufaktur. Pada generasi ke-2 revolusi
industri mulai menerapkan konsep produksi massal dan mulai memanfaatkannya
tenaga listrik. Revolusi industri pada generasi ke-3 dimulai dengan ditandainya dengan
penggunaan teknologi otomasi dalam kegiatan industri, dan akan dihadapi dengan
Revolusi 5.0
Yang kemudian pada era Revolusi industri 4.0 memiliki dampak pada
meningkatnya kegiatan industri, eksploitasi sumber daya alam, dan pembangunan
berbagai infrastruktur. Teknologi yang digunakan saat ini bertujuan untuk
mempermudah pekerjaan manusia baik di dunia industri, pembangunan infrastruktur,
kehutanan, perkebunan maupun dunia pertambangan dengan menggunakan Alat berat
yang hingga saat ini berkembang semakin banyak jenisnya dan fungsinya dengan
dibaluti teknologi yang diterapkan semakin canggih, seperti excavator, dumptruck,
dozer, grader, crane, forklift, dan masih banyak lagi macam-macam alat berat yang
digunakan dalam dunia pertambangan, konstruksi, pertanian, maupun industri
perkebunan. Semakin banyaknya macam-macam alat berat ini menjadi hambatan dari
waktu ke waktu dengan munculnya berbagai macam kesulitan yang ditemui, sehingga
membuat manusia menciptakan inovasi teknologi pada alat berat untuk meminimalisir
hambatan dan masalah pada sistem. Perkembangan dan inovasi teknologi pada alat
berat ini dapat mempermudah dan meningkatkan efektivitas produksi yang dilakukan
perusahaan, serta menekan cost. Selain itu, perkembangan dan inovasi ini harus juga
diimbangi dengan kemampuan sumber daya manusia untuk menjaga, merawat,
memperbaiki, dan mengembangkan teknologi yang ada pada alat berat.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses troubleshooting
2. Apa saja faktor-faktor penyebab terjadinya
3. Bagaimana tindakan perbaikan dan meminimalisir kerusakan

C. Tujuan dan Manfaat Kerja Praktik


Dengan adanya pelaksanaan kerja praktik ini mahasiswa diharapkan
mengetahui dan terlibat secara langsung dalam kegiatan maintenance dan
troubleshooting pada alat berat, serta pembelajaran sistem K3 dan manajemen
industri di PT. Triguna Karya Nusantara.
Adapun tujuan dari praktik kerja lapangan yang ingin dicapai penulis
adalah :
1. Melaksanakan mata kuliah wajib kerja praktik serta sebagai syarat
kelulusan di Departemen Teknik Mesin Sekolah Vokasi, Universitas
Gadjah Mada.
2. Menerapkan dan menambah ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat
kuliah terhadap kerja nyata di dunia industri.
3. Sebagai pembekalan bagi mahasiswa sebelum bersaing di dunia kerja.
4. Menambah wawasan yang berkaitan dengan standar kerja dan
manajemen dalam perusahaan.
5. Menambah wawasan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
6. Melatih kedisiplinan, etos kerja dan tanggung jawab dalam melakukan
suatu pekerjaan.
7. Melatih kemampuan bekerja sama dengan rekan-rekan kerja
(teamwork).
8. Membuka interaksi antara dunia akademisi dan dunia usaha dalam
simbiosis mutualisme (saling menguntungkan).
9. Mengetahui pola kerja dan perilaku pekerja professional di lapangan
dengan harapan dapat memiliki pengalaman tersebut.
10. Memotivasi mahasiswa untuk berpartisipasi dalam permasalahan yang
umumnya terjadi pada kendaraan alat berat, seperti maintenance dan
troubleshooting serta penggunaan alat berat yang benar.
11. Meningkatkan keahlian bagi mahasiswa di bidang perawatan dan
perbaikan alat berat dalam dunia kerja yang dituntut untuk memiliki
kompetensi untuk memasuki dunia tenaga kerja.

Tujuan Khusus :
Tujuan khusus dari pelaksanaan kegiatan kerja praktik ini adalah
untuk mengetahui dan terlibat secara langsung dalam kegiatan yang
berkaitan dengan maintenance, troubleshooting pada sistem hidrolik,

2
sistem pemindah daya, mesin diesel, dan kelistrikan pada unit alat berat,
serta pembelajaran manajemen industri di PT. Triguna Karya Nusantara.

Manfaat :

• Mahasiswa dapat menerapkan pengetahuan serta ketrampilan


teknologi Perawatan dan Pengelolaan Alat Berat yang
dimilikinya ke dalam kegiatan di perusahaan.
• Membuka wawasan mahasiswa agar bersikap terbuka serta
tanggap terhadap perubahan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (IPTEK) maupun masalah yang dihadapi
perusahaan atau industri yang melibatkan alat berat.
• Sebagai wadah bagi mahasiswa untuk menambah pengetahuan
yang lebih mendalam di bidang Pengelolaan dan Perawatan Alat
Berat, pengalaman menangani masalah yang ada di lapangan,
keterampilan dalam bidang Pengelolaan dan Perawatan Alat
Berat, serta penyesuaian dan belajar bersikap dengan subjek
pemangku perusahaan.

D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Penulis melaksanakan kegiatan kerja praktik dalam kurun waktu
sebagai berikut :
Tempat : PT. Triguna Karya Nusantara
Waktu : 18 Januari 2021 – 18 Mei 2021
Selama melaksanakan kegiatan kerja praktik penulis ditempatkan di divisi
servis.

3
E. Metodologi Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data untuk penulisan laporan kerja
praktik yang digunakan penulis adalah :
1. Metode Observasi
Pengambilan data dengan cara mengamati objek penelitian secara
langsung.
2. Metode Studi Literatur
Pencarian data dengan cara mempelajari literatur-literatur yang
berkaitan manajemen perawatan.
3. Metode Wawancara (Interview)
Pengambilan data dilakukan dengan mewawancarai mekanik,
foreman dan kepala departemen servis sehingga dapat memberikan
penjelasan mengenai informasi yang dibutuhkan.

F. Sistematika Penulisan
Berikut adalah sistematika penulisan laporan kerja praktik :
1. BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi uraian secara terperinci mengenai masalah pokok
pemikiran yang terdiri dari : latar belakang, rumusan masalah, tujuan,
tempat magang, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.
2. BAB II Dasar Teori
Bab ini membahas tentang maintence, troubleshooting, forklift, engine,
rocker arm, camshaft, valve.
3. BAB III Pembahasan
Pada bab ini akan dijelaskan penyebab kerusakan.
4. BAB IV Penutup
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan berdasarkan analisis penulis dari
hasil pembahasan laporan kerja praktek ini dan saran-saran yang
membangun bagi pembaca.
5. Daftar Pustaka

4
BAB II

DASAR TEORI

A. Maintenance
1. Pengertian Maintenance
Maintenance atau perawatan secara umum dapat didefinisikan sebagai
usaha-usaha atau tindakan reparasi yang dilakukan untuk menjaga agar kondisi
dan performance dari sebuah mesin selalu seperti kondisi dan performance dari
mesin tersebut seperti halnya waktu masih baru,namun dengan biaya perawatan
yang serendah-rendahnya.Untuk menjaga agar kondisi dan performance dari
mesin tidak menurun adalah usaha-usaha teknis,sedangkan menekan biaya
perawatan serendah mungkin adalah usaha-usaha diluar teknis.
Beberapa Kasus Yang Menyebabkan Kerusakan :

1. 28% Salah Pengoperasian


2. 13% Air dalam Fuel Tank
3. 12% Salah Penyetelan
4. 12% Waktu Penggantian Elemen tidak tepat
5. 12% Kurang Oli dan Grease
6. 6% Level Oli yang jarang diperiksa
7. 6% Air Pendingin Jaranf diperiksa
8. 6% Salah Cara Membersihkan Element
9. 5 % lain-lain.
10. 41% Kelainan dalam Periodic Maintenance
11. 31% Kelainan dalam Daily Inspection.
Dari data diperkirakan kesalahan terbesar terjadi pada Maintenance memiliki
porsi 72% dan
ini cukup besar.

Kegiatan Service meliputi pekerjaan berupa :

1) Pengontrolan

2) Penggantian

3) Penyetelan

4) Perbaikan

5
5) Pengetesan

2. Tujuan Maintenance :

a. Agar unit selalu dalam keadaan siap pakai (High Avaibility of Unit)

b. Mencegah terjadinya kerusakan dini (premature)

c. Mencapai nilai ekonomis yang seoptimal mungkin

d. Memperpanjang masa pakai

e. Hemat biaya operasi

3. Maintenance Chart

Gambar Diagram 1. Maintenance Chart

6
a. Preventive Maintenance

Preventive maintenance adalah perawatan yang dilakukan dengan tujuan


untuk mencegah kemungkinan timbulnya gangguan atau kerusakan pada alat.
Basis waktu perawatan pencegahan adalah harian, mingguan, bulanan atau
jangka waktu tertentu secara periodik.
1) Periodical Maintenance
Periodical maintenance adalah pelaksanaan service yang dilakukan setelah
alat bekerja untuk jumlah jam operasi tertentu. Jumlah jam operasi ini adalah
sesuai dengan jumlah yang ditunjukan oleh pencatat jam operasi (service meter)
yang ada pada alat tersebut.
a) Periodical Inspection
Periodical inspection adalah inspeksi atau pemeriksaan harian (daily –
10 hours) dan mingguan (weekly – 50 hours) sebelum unit dioperasikan. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat dalam kondisi aman untuk
dioperasikan. Dalam melaksanaan Periodic Inspection terutama dalam
pelaksanaan perawatan harian (Daily Maintenance) dapat menggunakan
beberapa alat bantu, diantaranya :
(1) Check sheet, yaitu suatu form (daftar) yang digunakan untuk mencatat hasil
operasi dari tiap-tiap alat dalam satu hari operasi.
(2) Daily check, yaitu suatu form (daftar) seperti halnya check sheet namun
berbeda pada ukurannya (pocket size), sehinggga operator atau mekanik
akan dengan mudah mencatatnya.

b) Periodical Service
Periodic Service adalah suatu usaha untuk mencegah timbulnya
kerusakan pada suatu alat yang dilakukan secara berkala/continue dengan
interval pelaksanaan yang telah ditentukan berdasarkan service meter/hour
meter (HM).
Hours Meter (HM) Periodical Service (PS)

250 250 + (Additional)

500 250 + 500

1000 250 + 500 + 1000

2000 250 + 500 + 1000 + 2000

dst Dst

Tabel 1. Periodical Maintenance

7
2) Schedule Maintenance
Jenis Perawatan yang dilakukan dengan interval tertentu sesuai dengan
standard overhaul yang telah ditentuikan terhadap masing-masing komponen
yang ada. Schedule overhaul dilaksanakan dengan tujuan untuk merekondisi
mesin atau komponen agar seperti kondisi standard sesuai dengan Standard
Faktory. Interval waktu yang telah ditentukan sesuai dengan kondisi seperti
medan operasi, periodic service, skill operator dan sebagainya.
3) Condition Based Maintenance
Condition based maintenance adalah jenis perawatan yang dilakukan yang
dengan tujuan untuk mengembalikan kondisi unit seperti semula (standard),
dengan cara melakukan berbakai kegiatan seperti: Melakukan Program Analisa
Pelumas (PAP), Program Pemeriksaan Mesin (PPM), Program Pemeliharaan
Undercarriage (P2U) atau Program Pemeriksaan Harian (P2H). Condition based
maintenance juga dapat dilakukan berdasarkan Part and Service News (PSN)
atau modification program yang dikeluarkan oleh factory.
b. Corrective Maintenance
Corrective maintenance adalah perawatan yang dilakukan untuk
mengembalikan kondisi machine ke kondisi standard melalui pekerjaan repair
(perbaikan) atau adjustment (penyetelan). Berbeda dengan preventive
maintenance yang pelaksanaannya teratur tanpa menunggu adanya kerusakan,
corrective maintenance justru dilakukan setelah komponen/machine telah
menunjukkan adanya gejala kerusakan atau rusak sama sekali.
B. Troubleshooting
Troubleshooting merupakan usaha-usaha untuk melokalisasikan berbagai
kemungkinan penyebab gangguan serta melaksanakan perbaikan dan mencegah
gangguan terjadi kembali. Dalam pelaksaan troubleshooting, struktur dan fungsi
merupakan hal yang penting untuk dipahami terlebih dahulu. Akan tetapi, cara
mempermudah troubleshooting adalah dengan menanyakan langsung ke
operator untuk mendapatkan kemungkinan-kemungkinan penyebab gangguan.
Prosedur yang mendasar dalam troubleshooting adalah :
1) Mulailah dari yang paling sederhana.
2) Mulailah dari yang paling sering terjadi.
3) Teliti part yang terkait dengan gangguan.

Hal yang harus diperhatikan dalam troubleshooting:

1) Parkirkan unit pada daerah yang datar, tanah yang keras dan tidak
mudah longsor. Dan jangan di tepian tebing yang mudah longsor.

8
Pasang pin pengaman, pastikan parking brake sudah difungsikan,
dan matikan mesin.
2) Catat model unit, serial number unit , model engine, serial number
engine, dan hour meter/service meter.
3) Bila dilakukan oleh dua orang atau lebih, pastikan bahwa
menggunakan rambu-rambu yang telah disepakati dan cegah orang
yang tidak berkepentingan mendekati area, untuk menghindarkan
kecelakaan karena salah pengertian.

Gambar Diagram 2. Trobleshooting Step

Bila menerima informasi trouble, minta informasi tentang unit antara


lain :
1) Nama customer.
2) Tipe dan serial number dari unit.
3) Detail dari lokasi.
Kemudian sedapat mungkin mendapatkan informasi tentang trouble
antara lain:
1) Kondisi kerusakan.
2) Pekerjaan yang dilakukan saat terjadinya trouble.
3) Kondisi lingkungan sekitar tempat operasi.
4) Catatan problem yang pernah terjadi sebelumnya.

Dari data-data di atas, persiapkan troubleshooting chart yang didapatkan


dari manual book (shop manual).

9
C. Forklift

Gambar 2. Forklift Toyota-30

Forklift merupakan salah satu jenis alat berat yang dioperasikan untuk
angkutan barang yang memiliki dua garpu (fork) yang dipasang pada mast,
dimana berfungsi untuk mengangkat, memindahkan dan menurunkan barang-
barang berat dari suatu tempat ke tempat yang lain. Biasanya benda yang di
angkat adalah benda yang sulit atau berat di angkat oleh manusia, dan biasanya
jaraknya cukup jauh.

Sistem pengangkat dari forklift ini adalah gabungan dari dua batang rail yang
disebut mast, ditambah dengan media pengangkat lain seperti Garpu (fork), lalu
nantinya fork / garpu pada mast tersebut bergerak naik dan turun dengan sistem
hidrolik / hydraulic yang menggerakkannya. Mast yang dihubungkan ke badan
forklift (frame) oleh hidrolik silinder akan digerakkan ke depan dan ke
belakang. Pengoperasian forklift bisa dilakukan di dalam ruangan maupun luar
ruangan seperti bongkar muat barang di pelabuhan, sistem, pabrik, ekspedisi,
supermarket, dan masih banyak lagi tentunya.Dengan adanya forklift bisa
meningkatkan efektivitas serta efisiensi dalam kegiatan operasional.
Penggunaan forklift juga bisa meringankan beban karyawan khususnya dalam
hal memindahkan barang.

Adapun bagian-bagian forklift yang digunakan pada umumnya, yaitu :

A. Minimal memiliki 1 pasang garpu (fork) kurang lebih 3 meter, yang


berfungsi untuk mengangkat, memindahkan dan menurunkan barang
atau benda
B. Memiliki Mast, Mast ini adalah 2 besi yang tebal, yang berhubungan
dengan sistem hidrolik, yang berfungsi untuk lifting dan tilting
C. Forklift harus memiliki overhead guard yang memiliki fungsi untuk
melindungi sopir forklift dari kecelakaan saat menurunkan barang atau
mengangkat barang. Selain itu Overhead Guard juga dapat melindungi
sopir dari Panas, hujan dan benda-benda yang semisalnya jatuh dari atas
D. Memiliki Counterweight, Conterweight ini berfungsi sebagai
penyeimbang beban atau muatan.

Forklift memiliki beberapa jenis diantaranya :


10
• Forklift Diesel

• Forklift Elektric

• Forklift Gasoline/LPG

• Forklift Reach Truck

Gambar Tabel 2. Arti TCM-30

TCM Huruf yang mengidentifikasikan merk atau nama unit suatu

forklift.

30 Angka yang mengidentifikasikan kapasitas yang ternilai suatu

unit forklift diangka 3 ton.

D. Engine

Gambar 3. Engine

Engine pada alat berat jenis forklift ini merupakan suatu alat yang

memiliki kemampuan merubah energi panas yang dimiliki bahan bakar

menjadi energi mekanik (gerak), engine juga berfungsi sebagai pembangkit

tenaga.

Fungsi Engine yaitu untuk mengasilkan tenaga putar dari proses


pembakaran campuran udara dan bahan bakar di dalamnya.

11
Gambar Diagram 3. Pembagian Engine
Motor bakar diesel adalah jenis khusus dari mesin pembakaran dalam

karakteristik utama pada mesin diesel yang membedakannya dari motor bakar

yang lain, terletak pada metode pembakaran bahan bakarnya. Ditinjau dari cara

memperoleh energi thermal ini mesin kalor dibagi menjadi dua golongan, yaitu

mesin pembakaran luar dan mesin pembakaran dalam. Pada mesin

pembakaran luar atau sering disebut juga sebagai eksternal combustion engine

(ECE) proses pembakaran terjadi di luar mesin, energi thermal dari gas hasil

pembakaran dipindahkan ke fluida kerja mesin melalui dinding pemisah,

Contohnya mesin uap. Pada mesin pembakaran dalam atau sering disebut juga

sebagai internal combustion engine (ICE), proses pembakaran berlangsung di

dalam motor bakar itu sendiri sehingga gas pembakaran yang terjadi sekaligus

berfungsi sebagai fluida kerja. Mesin pembakaran dalam umumnya dikenal

juga dengan nama motor bakar. Dalam kelompok ini terdapat motor bakar

torak dan sistem turbin gas. Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran

dalam; lebih spesifik lagi, sebuah mesin pemicu, dimana bahan bakar

dinyalakan oleh suhu tinggi gasyang dikompresi, dan bukan oleh alat berenergi

lain seperti busi.Mesin ini ditemukan pada tahun1892 oleh Rudolf Dieseldari

Jerman, yang menerima paten pada 23 Februari1893.

12
E. Rocker Arm

Gambar 4.Rocker Arm

Rocker Arm salah satu komponen mesin yang merupakan bagian dari sistem
valve train pada cylinder head, rocker arm juga sering disebut katup pelatuk
atau templar. Rocker arm terletak berada dibagian cylinder head, tepatnya
dipasang pada sebuah shaft yang dinamakan rocker arm shaft yang berada
diantara camshaft dan katup (klep).
Fungsi rocker arm adalah untuk membuka atau menutup katup hisap (intake
valve) dan katup buang (exhaust valve) berdasarkan gerakan camlobe (nok)
pada chamshaft. Ketika camlobe pada camshaft mendorong rocker arm, maka
rocker arm akan bergerak menekan katup sehingga katup akan terbuka. Jika
katup intake tertekan oleh rocker arm, maka campuran bahan bakar dan udara
akan masuk ke dalam ruang bakar mesin, sedangkan jika katup exhaust yang
tertekan oleh rocker arm, maka gas sisa hasil pembakaran dapat keluar dari
ruang bakar menuju ke exhaust manifold.

F. Camshaft

Gambar 5.Camshaft

Camshaft merupakan sebuah peralatan yang kerap digunakan pada engine


yang berpiston yang berperan untuk mengatur bukaan valve. Selain itu
Camshaft sendiri tersusun atas batang silindrikal yang melintang dengan
sepanjang cam dari setiap valve yang ada. Kemudian valve akan menjadi
terbuka sebab adanya suatu dorongan cam atau dengan mekanisme lainnya.

Namun timing menjadi hal yang sangat penting untuk hal ini sebab pada
dasarnya ini merupakan korelasi gerak rotasi camshaft terhadap gerak rotasi
crankshaft. Dimana dalam hal ini valve juga merupakan bagian yang paling
penting guna mengatur masukan campuran fluida baik pada saat intake atau
exhaust, yang kemudian dapat membuka dan menutup di waktu yang tepat pada
ketika piston sudah mulai bekerja. Nah dengan alasan inilah, yang membuat
camshaft dan crankshaft saling terhubung dengan mekanisme roda gigi dan juga
dengan sabuk (timing belt) atau disebut juga dengan rantai (timing chain).
Selain itu ada beberapa desain kendaraan tertentu, dimana camshaft juga sangat

13
berperan dalam melakukan distribusi dan memompa oli mesin serta bahan
bakar. Dimana pada salah satu sistem injeksi yang menggunakan bahan bakar
baru-baru ini, cams memiliki peran juga terhadap fuel injector.

Fungsi utama camshaft atau poros nok ada 3 (tiga) yaitu :

• Fungsi utama camshaft adalah guna membuka katup dan menutupnya


berdasarkan urutan timing dari pada pengapian atau FO (Fireing
Order)
• Berfungsi untuk menggerakkan pompa bensin
• Berfungsi guna memutar poros distributor sebab camshaft ada suatu
gigi penggerak distributor atau.

G. Valve
Valve atau katup merupakan komponen yang umum ditemukan pada sebuah
mesin, termasuk salah satunya mesin mobil. Pada mesin mobil sendiri, valve
bisa ditemukan pada bagian cylinder head. Gerak valve pada mesin mobil
dipengaruhi oleh langkah piston silinder. Valve yang ada pada mesin mobil
adalah jenis valve yang umum digunakan pada mesin 4 tak.
Fungsi valve secara umum adalah untuk mengendalikan arus fluida, baik yang
berupa cairan maupun gas. Adapun fungsi menurut jenis nya :
1. Intake Valve (katup In)
Intake valve bertanggung jawab dalam mengatur aliran udara
dan bahan bakar ke dalam ruang bakar. Dengan adanya katup ini, maka
kadar udara dan bahan bakar di dalam ruang bakar pun tetap sesuai kadar
untuk memicu proses pembakaran. Ukuran diameter intake valve lebih
besar dibandingkan dengan exhaust valve. Dengan ukuran yang lebih
besar ini, maka aliran bahan bakar ke ruang bakar pun bisa optimal.
2. Exhaust Valve (katup Ex)
Selain intake valve, ada juga exhaust valve atau katup EX. Jika
intake valve bertugas mengatur jumlah udara dan bahan bakar yang
masuk ke ruang bakar, maka tugas exhaust valve adalah sebaliknya.
Katup ini mengatur keluarnya gas buang yang merupakan sisa dari
proses pembakaran di dalam ruang bakar. Ukuran diameter exhaust
valve lebih kecil jika dibandingkan dengan intake valve. Ukuran yang
lebih kecil ini memudahkan gas buang keluar dari ruang bakar. Gas
buang sendiri memiliki tekanan tinggi karena dorongan dari piston.
Adanya dorongan dari piston memudahkan gas buang keluar dari ruang
bakar meski diameter katup kecil.

14
BAB III

PEMBAHASAN

PROCEDURE YANG MENDASAR DALAM


TROUBLESHOOTING

TROUBLE

1. Mulailah dari yang sederhana

2. Mulailah dari yang paling sering terjadi

3. Teliti part yang berhubungan dengan trouble


Gambar Diagram 3.Procedure Troubleshooting

A. Possibilities Cause
Berdasarkan informasi yakni kondisi kerusakan, pekerjaan yang dilakukan saat
terjadinya trouble, kondisi lingkungan sekitar tempat operasi, catatan problem yang
pernah terjadi sebelumnya. Dari situlah troubleshooting chart didapat beberapa
kemungkinan penyebab trouble (possibilities cause) engine noise dan low
power engine (tenaga kurang) yang berkaitan dengan mesin diesel yaitu:
1) Part engine ada yang rusak.
2) Baud engine mounting ada yang kendor.
3) Setelan klep/valve kendor.
4) Dua komponen engine saling bertabrakan.
5) Kompresi klep/valve bocor.
Penyebab kejadian kerusakan pada mesin diesel dikarenakan banyak faktor :
1. Faktor umur unit yang sudah kurang lebih 2000-4000 ribu
jam sehingga wajar terjadi setelan klep berubah atau
kompresi dibagian klep/valve bocor yang mana ini
sedangkan seharusnya pada masa 2000-4000 jam harus

15
dilakukan pemeriksaan, perawatan, dan perbaikan demi
menghidari kerusakan yang parah pada unit.
2. Pengoperasian unit yang kurang tepat, yang mana sistem
perawatan pada mesin diesel yang kurang diperhatikan,
dicek kondisi mesin diesel sebelum digunakan itu jarang
dilakukan oleh operator, juga karena dipaksakannya unit di
operasikan padahal ada sistem yang rusak yang
mengakibatkan trouble yang lebih banyak.

A. Observe Dan Diagnostic


1) Sebelum melakukan tindakan terhadap unit, terlebih dahulu
menanyakan kepada yang bersangkutan mengenai trouble yang
terjadi. Dari informasi yang didapat diperoleh bahwa unit
mengalami trouble sebagai berikut:
a. Informasi dari operator, pada saat unit dioperasikan terdapat
suara klitrik di bagian engine dan engine tidak normal (brebet-
brebet).
b. Informasi dari customer, memang sudah lama tidak dicek untuk
bagian mesin diesel nya.
2) Setelah itu periksa unit, meliputi:
a. Tanda-tanda ketidaknormalan pada sistem mesin diesel.
b. Periksa bagian cylinder head.
c. Periksa bagian baud mounting engine.
3) Kondisi unit:
a. Setelah dicek bagian head engine setelan klep/valve tidak sesuai
SOP (kendor).
c. Bagian cylinder head bocor dan kompresi klep/valve juga bocor.
d. Baud engine mounting kencang semua tidak ada yang kendor.
B. Collect Data
Setelah dilakukan Trouble shooting pemeriksaan, pengetesan, dan
pengambilan data pada cylinder head, klep/valve, dan engine mounting
ditemukan beberapa hasil, antara lain :
a. Setelan klep/valve kendor tidak sesuai SOP > NOT OK
b. Terdapat tetesan oli dibagian paking cylinder head (bocor) >
NOT OK
c. Kompresi klep/valve bocor > NOT OK
d. Baud engine mounting kencang semua > OK

16
C. Analisa
Dari hasil pengumpulan data dan observasi ditemukan beberapa komponen
yang mengalami trouble seperti,
• Setelan klep longgar/tidak pas tidak sesuai SOP dan perlu di setel
ulang pada TOP1 & TOP 4
• Kompresi dibagian head cylinder (klep/valve bocor) dan perlu di
skir dibeberapa katup yang bocor no.1 intake valve & no.1 exhaust
valve
• Packing head cylinder bocor memungkinan udara masuk ke celah
engine
Itulah yang mendasari penyebab trouble pada mesin diesel forklift Toyota-30
menjadi berefek pada low power engine.

B. Proses Kegiatan Dan Analisa

1. Pertama-tama lepaskan mesin dari forklift, mesin harus benar-benar


dingin, jika tidak maka akan menyebabkan deformasi pada beberapa
bagian.

Gambar 6.Engine di Unit


2. Air dikeluarkan dari sistem pendingin engine, dan oli engine serta oli
hidrolik dikeluarkan dari engine.
3. Cek baud engine mounting kendor/tidak
4. Buka cover head engine,lalu dicek setelan klep/valve sudah sesuai SOP
atau belum,ternyata kendor.

17
Gambar 7.Cover head setelah dibuka
5. Terdapat tetesan oli pada paking cylinder head, artinya terdapat

kebocoran.

Gambar 8.Tetesan di bagian Packing Head


6. Lepaskan bagian water pump, exhaust, injector chamber, injector, air
inlet, plungger, rocker arm rocker arm bush, guide sleeve exhaust
valve, guide sleeve exhaust valve.

18
Gambar 9. Cylinder Head, Cover Head, Rocker Arm, Intake Manifold,
Exhaust
7. Kemudian lepas cylinder head, dilanjutkan dengan mengecek
klep/valve bocor/tidak. Setelah dilakukan Analisa ternyata bocor

Gambar 10. Cylinder Head


8. Langkah selanjutnya melepas per klep dan diusahakan cooter nya/
kuku macan (pengunci retrainer) jangan sampai hilang saat proses
pelepasan.

19
Gambar 11. Head Cylinder & Per klep

9. Lakukan proses penyekiran klep hingga dipastikan tidak bocor disetiap


bagian klep/valve menggunakan grinding paste (obat skir) dan
bagusnya dites pake bensin, kemudian di cek juga saat seting klep
(gayet), klep, bushing klep, apakah ada keausan/tidak, tandanya bisa
dilihat ketika bushing klep itu goyang dan ketika klep ditarik bushing
klepnya ditutup tidak ada penghisapan itu artinya sudah aus.

Gambar 12. Proses Skir Klep/ Valve

20
10. Pasangkan kembali semua bagian komponen top haul engine, lalu
lanjutkan dengan proses penyetelan klep.

Gambar 13. Packing set & Indian Gasket

Gambar 14.Proses Pemasangan Komponen Top Haul Engine

21
11. Langkah awal penyetelan klep bisa dimulai dari top1, putar flywheel
hingga tanda titik di flywheel dan blok rumahan flywheel sejajar.

Gambar 15. Penyetelan TOP 1

12. Untuk Top 1 bisa di setel klep no. 1 ex, 3 ex, 2 in, 1 in.
Dengan ukuran masing-masing setelan klep in 0,20 mm dan ex
0,35mm.

Gambar Tabel 3. Setelan TOP 1

22
Gambar 16. Penyetelan Klep
13. Setelah dilakukan penyetelan klep di TOP 1, dilanjutkan peyetelan di
TOP 4 dengan memutar flywheel 360o atau 1 putaran penuh.

Gambar 17. Penyetelan TOP 4

14. Untuk TOP 4 bisa di setel klep no. 4 ex, 2 ex, 3 in, 4 in.
Dengan ukuran masing-masing setelan klep in 0,20 mm dan ex 0,35
mm.

Gambar Tabel 4. Setelan TOP 4

23
Gambar 18.Penyetelan Klep TOP 4
15. Pasangkan kembali cover head, pompa air, inlet, exhaust,plungger dan
piping order .

Gambar 19. Pemasangan & Ujicoba Engine

24
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan pembongkaran didapatkan data dan dilakukan
perbaikan bisa disimpulkan bahwa penyebab engine low power (tenaga kurang)
ialah kompresi bocor pada katup NO.1 intake valve & exhaust valve, settingan
klep tidak sesuai SOP, packing cylinder head bocor yang menjadi penyebab low
power engine (tenaga kurang). Dan setelah dilakukan perbaikan engine bersuara
halus serta performa engine meningkat.

B. Saran

1) Lakukan cek unit secara rutin khususnya dibagian mesin diesel


2) Apabila unit setelah digunakan terlihat kotor sekali, alangkah
baiknya dicuci terlebih dahulu untuk meminimalisir kerusakan
komponen seperti kerusakan karena korosi.
3) Lakukan Assembly dan Disassembly sesuai dengan SOP.
4) Lebih ditekankan & diperhatikan lagi mengenai keselamatan kerja
K3, khususnya APD pendukung bagi para pekerja/mekanik.
5) Pastikan juga bahwa didalam team harus ada minimal 1 orang yang
berkompetem dalam hal prosedur service.

25
DAFTAR PUSTAKA

• https://bacabrosur.blogspot.com/2019/05/fungsi-rocker-arm.html

• https://www.hargaindo.com/fungsi-camshaft/

• https://auto2000.co.id/berita-dan-tips/fungsi-valve

• https://bp3ipjakarta.ac.id/attachments/article/621/perawatan%20dan%2

0perbaikan%20mesin%20bab%207.pdf

• https://www.otospeedcar.com/2020/10/cara-menyetel-celah-katup.html

26

Anda mungkin juga menyukai