Disusun Oleh :
Febry Rizkyatul Ardiansyah
18/425668/SV/14810
i
JOB SHEET TROUBLESHOOTING MESIN DIESEL
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Revolusi Industri terjadi pada periode antara tahun 1760-1850 di mana
terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur,
pertambangan, transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam
terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia. Revolusi ini menyebabkan
terjadinya perkembangan besar-besaran yang terjadi pada semua aspek kehidupan
manusia. Singkatnya, revolusi industri adalah masa dimana pekerjaan manusia di
berbagai bidang mulai digantikan oleh mesin. Revolusi Industri dimulai dari Britaniya
Raya atau Inggris dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa Barat, Amerika Utara,
Jepang dan menyebar ke seluruh dunia.
Indonesia pada saat ini tengah menghadapi revolusi industri ke-4 dalam upaya
meningkatkan daya saing dan produktivitas industri. Revolusi industri 4.0 atau disebut
dengan industri generasi keempat merupakan perubahan sektor industri di dunia yang
dipengaruhi oleh maraknya perkembangan teknologi serta internet. Revolusi industri
ini dimulai sejak zaman pemerintahan Hindia-Belanda, dimana revolusi industri 1.0
terjadinya peralihan dalam penggunaan tenaga kerja yang sebelumnya menggunakan
tenaga hewan dan manusia dan kemudian digantikan oleh penggunaan steam engine
atau mesin uap dan mesin yang berbasis manufaktur. Pada generasi ke-2 revolusi
industri mulai menerapkan konsep produksi massal dan mulai memanfaatkannya
tenaga listrik. Revolusi industri pada generasi ke-3 dimulai dengan ditandainya dengan
penggunaan teknologi otomasi dalam kegiatan industri, dan akan dihadapi dengan
Revolusi 5.0
Yang kemudian pada era Revolusi industri 4.0 memiliki dampak pada
meningkatnya kegiatan industri, eksploitasi sumber daya alam, dan pembangunan
berbagai infrastruktur. Teknologi yang digunakan saat ini bertujuan untuk
mempermudah pekerjaan manusia baik di dunia industri, pembangunan infrastruktur,
kehutanan, perkebunan maupun dunia pertambangan dengan menggunakan Alat berat
yang hingga saat ini berkembang semakin banyak jenisnya dan fungsinya dengan
dibaluti teknologi yang diterapkan semakin canggih, seperti excavator, dumptruck,
dozer, grader, crane, forklift, dan masih banyak lagi macam-macam alat berat yang
digunakan dalam dunia pertambangan, konstruksi, pertanian, maupun industri
perkebunan. Semakin banyaknya macam-macam alat berat ini menjadi hambatan dari
waktu ke waktu dengan munculnya berbagai macam kesulitan yang ditemui, sehingga
membuat manusia menciptakan inovasi teknologi pada alat berat untuk meminimalisir
hambatan dan masalah pada sistem. Perkembangan dan inovasi teknologi pada alat
berat ini dapat mempermudah dan meningkatkan efektivitas produksi yang dilakukan
perusahaan, serta menekan cost. Selain itu, perkembangan dan inovasi ini harus juga
diimbangi dengan kemampuan sumber daya manusia untuk menjaga, merawat,
memperbaiki, dan mengembangkan teknologi yang ada pada alat berat.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses troubleshooting
2. Apa saja faktor-faktor penyebab terjadinya
3. Bagaimana tindakan perbaikan dan meminimalisir kerusakan
Tujuan Khusus :
Tujuan khusus dari pelaksanaan kegiatan kerja praktik ini adalah
untuk mengetahui dan terlibat secara langsung dalam kegiatan yang
berkaitan dengan maintenance, troubleshooting pada sistem hidrolik,
2
sistem pemindah daya, mesin diesel, dan kelistrikan pada unit alat berat,
serta pembelajaran manajemen industri di PT. Triguna Karya Nusantara.
Manfaat :
3
E. Metodologi Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data untuk penulisan laporan kerja
praktik yang digunakan penulis adalah :
1. Metode Observasi
Pengambilan data dengan cara mengamati objek penelitian secara
langsung.
2. Metode Studi Literatur
Pencarian data dengan cara mempelajari literatur-literatur yang
berkaitan manajemen perawatan.
3. Metode Wawancara (Interview)
Pengambilan data dilakukan dengan mewawancarai mekanik,
foreman dan kepala departemen servis sehingga dapat memberikan
penjelasan mengenai informasi yang dibutuhkan.
F. Sistematika Penulisan
Berikut adalah sistematika penulisan laporan kerja praktik :
1. BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi uraian secara terperinci mengenai masalah pokok
pemikiran yang terdiri dari : latar belakang, rumusan masalah, tujuan,
tempat magang, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.
2. BAB II Dasar Teori
Bab ini membahas tentang maintence, troubleshooting, forklift, engine,
rocker arm, camshaft, valve.
3. BAB III Pembahasan
Pada bab ini akan dijelaskan penyebab kerusakan.
4. BAB IV Penutup
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan berdasarkan analisis penulis dari
hasil pembahasan laporan kerja praktek ini dan saran-saran yang
membangun bagi pembaca.
5. Daftar Pustaka
4
BAB II
DASAR TEORI
A. Maintenance
1. Pengertian Maintenance
Maintenance atau perawatan secara umum dapat didefinisikan sebagai
usaha-usaha atau tindakan reparasi yang dilakukan untuk menjaga agar kondisi
dan performance dari sebuah mesin selalu seperti kondisi dan performance dari
mesin tersebut seperti halnya waktu masih baru,namun dengan biaya perawatan
yang serendah-rendahnya.Untuk menjaga agar kondisi dan performance dari
mesin tidak menurun adalah usaha-usaha teknis,sedangkan menekan biaya
perawatan serendah mungkin adalah usaha-usaha diluar teknis.
Beberapa Kasus Yang Menyebabkan Kerusakan :
1) Pengontrolan
2) Penggantian
3) Penyetelan
4) Perbaikan
5
5) Pengetesan
2. Tujuan Maintenance :
a. Agar unit selalu dalam keadaan siap pakai (High Avaibility of Unit)
3. Maintenance Chart
6
a. Preventive Maintenance
b) Periodical Service
Periodic Service adalah suatu usaha untuk mencegah timbulnya
kerusakan pada suatu alat yang dilakukan secara berkala/continue dengan
interval pelaksanaan yang telah ditentukan berdasarkan service meter/hour
meter (HM).
Hours Meter (HM) Periodical Service (PS)
dst Dst
7
2) Schedule Maintenance
Jenis Perawatan yang dilakukan dengan interval tertentu sesuai dengan
standard overhaul yang telah ditentuikan terhadap masing-masing komponen
yang ada. Schedule overhaul dilaksanakan dengan tujuan untuk merekondisi
mesin atau komponen agar seperti kondisi standard sesuai dengan Standard
Faktory. Interval waktu yang telah ditentukan sesuai dengan kondisi seperti
medan operasi, periodic service, skill operator dan sebagainya.
3) Condition Based Maintenance
Condition based maintenance adalah jenis perawatan yang dilakukan yang
dengan tujuan untuk mengembalikan kondisi unit seperti semula (standard),
dengan cara melakukan berbakai kegiatan seperti: Melakukan Program Analisa
Pelumas (PAP), Program Pemeriksaan Mesin (PPM), Program Pemeliharaan
Undercarriage (P2U) atau Program Pemeriksaan Harian (P2H). Condition based
maintenance juga dapat dilakukan berdasarkan Part and Service News (PSN)
atau modification program yang dikeluarkan oleh factory.
b. Corrective Maintenance
Corrective maintenance adalah perawatan yang dilakukan untuk
mengembalikan kondisi machine ke kondisi standard melalui pekerjaan repair
(perbaikan) atau adjustment (penyetelan). Berbeda dengan preventive
maintenance yang pelaksanaannya teratur tanpa menunggu adanya kerusakan,
corrective maintenance justru dilakukan setelah komponen/machine telah
menunjukkan adanya gejala kerusakan atau rusak sama sekali.
B. Troubleshooting
Troubleshooting merupakan usaha-usaha untuk melokalisasikan berbagai
kemungkinan penyebab gangguan serta melaksanakan perbaikan dan mencegah
gangguan terjadi kembali. Dalam pelaksaan troubleshooting, struktur dan fungsi
merupakan hal yang penting untuk dipahami terlebih dahulu. Akan tetapi, cara
mempermudah troubleshooting adalah dengan menanyakan langsung ke
operator untuk mendapatkan kemungkinan-kemungkinan penyebab gangguan.
Prosedur yang mendasar dalam troubleshooting adalah :
1) Mulailah dari yang paling sederhana.
2) Mulailah dari yang paling sering terjadi.
3) Teliti part yang terkait dengan gangguan.
1) Parkirkan unit pada daerah yang datar, tanah yang keras dan tidak
mudah longsor. Dan jangan di tepian tebing yang mudah longsor.
8
Pasang pin pengaman, pastikan parking brake sudah difungsikan,
dan matikan mesin.
2) Catat model unit, serial number unit , model engine, serial number
engine, dan hour meter/service meter.
3) Bila dilakukan oleh dua orang atau lebih, pastikan bahwa
menggunakan rambu-rambu yang telah disepakati dan cegah orang
yang tidak berkepentingan mendekati area, untuk menghindarkan
kecelakaan karena salah pengertian.
9
C. Forklift
Forklift merupakan salah satu jenis alat berat yang dioperasikan untuk
angkutan barang yang memiliki dua garpu (fork) yang dipasang pada mast,
dimana berfungsi untuk mengangkat, memindahkan dan menurunkan barang-
barang berat dari suatu tempat ke tempat yang lain. Biasanya benda yang di
angkat adalah benda yang sulit atau berat di angkat oleh manusia, dan biasanya
jaraknya cukup jauh.
Sistem pengangkat dari forklift ini adalah gabungan dari dua batang rail yang
disebut mast, ditambah dengan media pengangkat lain seperti Garpu (fork), lalu
nantinya fork / garpu pada mast tersebut bergerak naik dan turun dengan sistem
hidrolik / hydraulic yang menggerakkannya. Mast yang dihubungkan ke badan
forklift (frame) oleh hidrolik silinder akan digerakkan ke depan dan ke
belakang. Pengoperasian forklift bisa dilakukan di dalam ruangan maupun luar
ruangan seperti bongkar muat barang di pelabuhan, sistem, pabrik, ekspedisi,
supermarket, dan masih banyak lagi tentunya.Dengan adanya forklift bisa
meningkatkan efektivitas serta efisiensi dalam kegiatan operasional.
Penggunaan forklift juga bisa meringankan beban karyawan khususnya dalam
hal memindahkan barang.
• Forklift Elektric
• Forklift Gasoline/LPG
forklift.
D. Engine
Gambar 3. Engine
Engine pada alat berat jenis forklift ini merupakan suatu alat yang
tenaga.
11
Gambar Diagram 3. Pembagian Engine
Motor bakar diesel adalah jenis khusus dari mesin pembakaran dalam
karakteristik utama pada mesin diesel yang membedakannya dari motor bakar
yang lain, terletak pada metode pembakaran bahan bakarnya. Ditinjau dari cara
memperoleh energi thermal ini mesin kalor dibagi menjadi dua golongan, yaitu
pembakaran luar atau sering disebut juga sebagai eksternal combustion engine
(ECE) proses pembakaran terjadi di luar mesin, energi thermal dari gas hasil
Contohnya mesin uap. Pada mesin pembakaran dalam atau sering disebut juga
dalam motor bakar itu sendiri sehingga gas pembakaran yang terjadi sekaligus
juga dengan nama motor bakar. Dalam kelompok ini terdapat motor bakar
torak dan sistem turbin gas. Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran
dalam; lebih spesifik lagi, sebuah mesin pemicu, dimana bahan bakar
dinyalakan oleh suhu tinggi gasyang dikompresi, dan bukan oleh alat berenergi
lain seperti busi.Mesin ini ditemukan pada tahun1892 oleh Rudolf Dieseldari
12
E. Rocker Arm
Rocker Arm salah satu komponen mesin yang merupakan bagian dari sistem
valve train pada cylinder head, rocker arm juga sering disebut katup pelatuk
atau templar. Rocker arm terletak berada dibagian cylinder head, tepatnya
dipasang pada sebuah shaft yang dinamakan rocker arm shaft yang berada
diantara camshaft dan katup (klep).
Fungsi rocker arm adalah untuk membuka atau menutup katup hisap (intake
valve) dan katup buang (exhaust valve) berdasarkan gerakan camlobe (nok)
pada chamshaft. Ketika camlobe pada camshaft mendorong rocker arm, maka
rocker arm akan bergerak menekan katup sehingga katup akan terbuka. Jika
katup intake tertekan oleh rocker arm, maka campuran bahan bakar dan udara
akan masuk ke dalam ruang bakar mesin, sedangkan jika katup exhaust yang
tertekan oleh rocker arm, maka gas sisa hasil pembakaran dapat keluar dari
ruang bakar menuju ke exhaust manifold.
F. Camshaft
Gambar 5.Camshaft
Namun timing menjadi hal yang sangat penting untuk hal ini sebab pada
dasarnya ini merupakan korelasi gerak rotasi camshaft terhadap gerak rotasi
crankshaft. Dimana dalam hal ini valve juga merupakan bagian yang paling
penting guna mengatur masukan campuran fluida baik pada saat intake atau
exhaust, yang kemudian dapat membuka dan menutup di waktu yang tepat pada
ketika piston sudah mulai bekerja. Nah dengan alasan inilah, yang membuat
camshaft dan crankshaft saling terhubung dengan mekanisme roda gigi dan juga
dengan sabuk (timing belt) atau disebut juga dengan rantai (timing chain).
Selain itu ada beberapa desain kendaraan tertentu, dimana camshaft juga sangat
13
berperan dalam melakukan distribusi dan memompa oli mesin serta bahan
bakar. Dimana pada salah satu sistem injeksi yang menggunakan bahan bakar
baru-baru ini, cams memiliki peran juga terhadap fuel injector.
G. Valve
Valve atau katup merupakan komponen yang umum ditemukan pada sebuah
mesin, termasuk salah satunya mesin mobil. Pada mesin mobil sendiri, valve
bisa ditemukan pada bagian cylinder head. Gerak valve pada mesin mobil
dipengaruhi oleh langkah piston silinder. Valve yang ada pada mesin mobil
adalah jenis valve yang umum digunakan pada mesin 4 tak.
Fungsi valve secara umum adalah untuk mengendalikan arus fluida, baik yang
berupa cairan maupun gas. Adapun fungsi menurut jenis nya :
1. Intake Valve (katup In)
Intake valve bertanggung jawab dalam mengatur aliran udara
dan bahan bakar ke dalam ruang bakar. Dengan adanya katup ini, maka
kadar udara dan bahan bakar di dalam ruang bakar pun tetap sesuai kadar
untuk memicu proses pembakaran. Ukuran diameter intake valve lebih
besar dibandingkan dengan exhaust valve. Dengan ukuran yang lebih
besar ini, maka aliran bahan bakar ke ruang bakar pun bisa optimal.
2. Exhaust Valve (katup Ex)
Selain intake valve, ada juga exhaust valve atau katup EX. Jika
intake valve bertugas mengatur jumlah udara dan bahan bakar yang
masuk ke ruang bakar, maka tugas exhaust valve adalah sebaliknya.
Katup ini mengatur keluarnya gas buang yang merupakan sisa dari
proses pembakaran di dalam ruang bakar. Ukuran diameter exhaust
valve lebih kecil jika dibandingkan dengan intake valve. Ukuran yang
lebih kecil ini memudahkan gas buang keluar dari ruang bakar. Gas
buang sendiri memiliki tekanan tinggi karena dorongan dari piston.
Adanya dorongan dari piston memudahkan gas buang keluar dari ruang
bakar meski diameter katup kecil.
14
BAB III
PEMBAHASAN
TROUBLE
A. Possibilities Cause
Berdasarkan informasi yakni kondisi kerusakan, pekerjaan yang dilakukan saat
terjadinya trouble, kondisi lingkungan sekitar tempat operasi, catatan problem yang
pernah terjadi sebelumnya. Dari situlah troubleshooting chart didapat beberapa
kemungkinan penyebab trouble (possibilities cause) engine noise dan low
power engine (tenaga kurang) yang berkaitan dengan mesin diesel yaitu:
1) Part engine ada yang rusak.
2) Baud engine mounting ada yang kendor.
3) Setelan klep/valve kendor.
4) Dua komponen engine saling bertabrakan.
5) Kompresi klep/valve bocor.
Penyebab kejadian kerusakan pada mesin diesel dikarenakan banyak faktor :
1. Faktor umur unit yang sudah kurang lebih 2000-4000 ribu
jam sehingga wajar terjadi setelan klep berubah atau
kompresi dibagian klep/valve bocor yang mana ini
sedangkan seharusnya pada masa 2000-4000 jam harus
15
dilakukan pemeriksaan, perawatan, dan perbaikan demi
menghidari kerusakan yang parah pada unit.
2. Pengoperasian unit yang kurang tepat, yang mana sistem
perawatan pada mesin diesel yang kurang diperhatikan,
dicek kondisi mesin diesel sebelum digunakan itu jarang
dilakukan oleh operator, juga karena dipaksakannya unit di
operasikan padahal ada sistem yang rusak yang
mengakibatkan trouble yang lebih banyak.
16
C. Analisa
Dari hasil pengumpulan data dan observasi ditemukan beberapa komponen
yang mengalami trouble seperti,
• Setelan klep longgar/tidak pas tidak sesuai SOP dan perlu di setel
ulang pada TOP1 & TOP 4
• Kompresi dibagian head cylinder (klep/valve bocor) dan perlu di
skir dibeberapa katup yang bocor no.1 intake valve & no.1 exhaust
valve
• Packing head cylinder bocor memungkinan udara masuk ke celah
engine
Itulah yang mendasari penyebab trouble pada mesin diesel forklift Toyota-30
menjadi berefek pada low power engine.
17
Gambar 7.Cover head setelah dibuka
5. Terdapat tetesan oli pada paking cylinder head, artinya terdapat
kebocoran.
18
Gambar 9. Cylinder Head, Cover Head, Rocker Arm, Intake Manifold,
Exhaust
7. Kemudian lepas cylinder head, dilanjutkan dengan mengecek
klep/valve bocor/tidak. Setelah dilakukan Analisa ternyata bocor
19
Gambar 11. Head Cylinder & Per klep
20
10. Pasangkan kembali semua bagian komponen top haul engine, lalu
lanjutkan dengan proses penyetelan klep.
21
11. Langkah awal penyetelan klep bisa dimulai dari top1, putar flywheel
hingga tanda titik di flywheel dan blok rumahan flywheel sejajar.
12. Untuk Top 1 bisa di setel klep no. 1 ex, 3 ex, 2 in, 1 in.
Dengan ukuran masing-masing setelan klep in 0,20 mm dan ex
0,35mm.
22
Gambar 16. Penyetelan Klep
13. Setelah dilakukan penyetelan klep di TOP 1, dilanjutkan peyetelan di
TOP 4 dengan memutar flywheel 360o atau 1 putaran penuh.
14. Untuk TOP 4 bisa di setel klep no. 4 ex, 2 ex, 3 in, 4 in.
Dengan ukuran masing-masing setelan klep in 0,20 mm dan ex 0,35
mm.
23
Gambar 18.Penyetelan Klep TOP 4
15. Pasangkan kembali cover head, pompa air, inlet, exhaust,plungger dan
piping order .
24
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan pembongkaran didapatkan data dan dilakukan
perbaikan bisa disimpulkan bahwa penyebab engine low power (tenaga kurang)
ialah kompresi bocor pada katup NO.1 intake valve & exhaust valve, settingan
klep tidak sesuai SOP, packing cylinder head bocor yang menjadi penyebab low
power engine (tenaga kurang). Dan setelah dilakukan perbaikan engine bersuara
halus serta performa engine meningkat.
B. Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
• https://bacabrosur.blogspot.com/2019/05/fungsi-rocker-arm.html
• https://www.hargaindo.com/fungsi-camshaft/
• https://auto2000.co.id/berita-dan-tips/fungsi-valve
• https://bp3ipjakarta.ac.id/attachments/article/621/perawatan%20dan%2
0perbaikan%20mesin%20bab%207.pdf
• https://www.otospeedcar.com/2020/10/cara-menyetel-celah-katup.html
26