Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN

“ANALISIS PENGARUH BEBAN PADA JEMBATAN”

DISUSUN OLEH :
Reno Fadilla Rudian Putra ( 03411840000046 )

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Widya Utama, DEA

DEPARTEMEN TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL


PERENCANAAN DAN KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH
NOPEMBER
2021

1
DAFTAR ISI

BAB I..................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan Praktikum...................................................................................................................4
BAB II.................................................................................................................................................5
DASAR TEORI.....................................................................................................................................5
2.1 Tekanan Lateral Tanah............................................................................................................5
2.1.1 Tekanan Tanah Pada Keadaan Diam................................................................................5
2.1.2 Tekanan Tanah Pada Keadaan Aktif.................................................................................6
2.1.3 Tekanan Tanah Pada Keadaan Pasif.................................................................................6
2.2. Tegangan................................................................................................................................7
2.3 Deformasi................................................................................................................................7
2.3.1 Deformasi elastis.............................................................................................................7
2.3.2 Deformasi Plastis.............................................................................................................7
BAB III................................................................................................................................................8
METODOLOGI...................................................................................................................................8
3.1 Alat dan Bahan.......................................................................................................................8
3.1.1 Alat..................................................................................................................................8
3.1.2 Bahan...............................................................................................................................8
3.2 Prosedur kerja........................................................................................................................8
3.3 Skema Alat................................................................................................................................8
3.4 Diagram alir................................................................................................................................9
BAB IV.............................................................................................................................................10
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................................................10

BAB V ........................................................................................................................................................... 13
KESIMPULAN ............................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................ 14
2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mekanika batuan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari batuan baik secara teoritis
maupun terapan, merupakan cabang dari ilmu mekanika yang berkenaan dengan sikap batuan
terhadap medan - medan gaya pada lingkungannya. (US National Committee On Rock
Mechanics (1984). Didalam ilmu mekanika tersebut akan dibahas mengenai batuan secara detail
baik sifat fisik batuan maupun sifat mekanik batuan tersebut.
Batuan adalah benda padat yang terbentuk secara alami dan terdiri atas mineral- mineral
tertentu yang tersusun membentuk kulit bumi. Batuan mempunyai sifat-sifat tertentu yang perlu
diketahui dalam kepentingan rekayasa batuan, sifat -sifat tersebut dapat dikelompokan menjadi
dua, yaitu :

a. Sifat fisik batuan yaitu sifat yang berasal dari batuan itu sendiri dari material batuan itu
sendiri.
b. Sifat mekanika batuan yaitu sifat batuan ketika dikenakan gaya baik secara alami maupun
buatan.
Kedua sifat batuan tersebut dapat ditentukan baik di laboratorium maupun di lapangan.
Penentuan sifat fisik dan mekanika batuan di laboratorium pada umumnya dilakukan terhadap
percontoh (sampel) yang diambil di lapangan. Satu percontoh dapat digunakan untuk
menentukan kedua sifat batuan tersebut. Pertama-tama adalah penentuan sifat fisik batuan yang
merupakan pengujian tak merusak (non destructive test), kemudian dilanjutkan dengan
pengujian sifat mekanika batuan yang merupakan pengujian merusak (destructive test) sehingga
sampel batu hancur.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana arah penyebaran gaya pada batuan
b. Bagaimana pengaruh stress dan strain pada batuan

1.3 Tujuan Praktikum


a. Mengetahui arah penyebaran gaya pada batuan
b. Megetahui efek dari setiap gaya yang bekerja terhadap batuan

3
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Tekanan Lateral Tanah

Untuk merancang dinding penahan tanah diperlukan pengetahuan mengenai tekanan tanah
lateral. Tekanan tanah lateral adalah gaya yang ditimbulkan oleh akibat dorongan tanah
dibelakang struktur penahan tanah. Besarnya tekanan lateral sangatlah dipengaruhi oleh
perubahan letak dari dinding penahan dan sifat tanahnya. Tekanan tanah lateral yang terjadi
dibedakan atas tiga keadaan yaitu : Tekanan tanah pada keadaan diam, Tekanan tanah pada
keadaan aktif, Tekanan tanah pada keadaan pasif.

2.1.1 Tekanan Tanah Pada Keadaan Diam


Bila tanah dengan permukaan mendatar dan dalam keadaan diam atau seimbang, tidak
terganggu oleh gaya-gaya lain kecuali berat sendiri, maka suatu elemen tanah pada kedalaman h
dengan berat volume tanah γ akan mengalami tekanan vertikal sebesar σ = γ h . Pada posisi ini
tekanan tanah pada dinding akan berupa tekanan tanah saat diam (earth pressure at rest) dan
tekanan tanah lateral (horizontal) pada dinding, pada kedalaman tertentu (h), dinyatakan oleh
persamaan :

Untuk tanah berbutir kasar (granular soils) dan tanah lempung yang terkonsolidasi secara normal
(normally consolidated clays) maka menurut BISHOP (1938) koefisien menurut eksperimennya
adalah :

2.1.2 Tekanan Tanah Pada Keadaan Aktif


Tekanan tanah aktif akan terjadi dan bekerja pada suatu retaining wall apabila retaining wall
tersebut harus menahan longsornya tanah. Dengan kata lain tekanan tanah aktif dapat terjadi

4
apabila retaining wall bergerak menjauhi tanah. Tekanan tanah terbagi dua jenis, tekanan tanah
tak berkohesi dan tekanan tanah berkohesi. Tekanan tanah aktif pada tanah berbutir kasar (tak
berkohesi) seperti pasir, kerikil dituliskan sebagai berikut : • Harga Ka untuk permukaan
mendatar :

• Harga Ka untuk permukaan landai :

• Sedangkan pengaruh kohesif pada tekanan aktif dituliskan sebagai berikut:

2.1.3 Tekanan Tanah Pada Keadaan Pasif


Tekanan tanah pasif akan terjadi dan bekerja pada suatu retaining wall apabila tanah tersebut
harus menahan bergeraknya retaining wall, atau dengan kata lain tekanan tanah pasif akan terjadi
apabila dinding didorong menuju tanah. Tekanan tanah terbagi dua jenis, tekanan tanah tak
berkohesi dan tekanan tanah berkohesi. Tekanan tanah pasif pada tanah berbutir kasar (tak
berkohesi) seperti pasir, krikil dituliskan sebagai berikut :

• Harga Kp untuk permukaan mendatar :

• Harga Kp untuk permukaan landai :

• Sedangkan pengaruh kohesif pada tekanan pasif dituliskan sebagai berikut:

5
(Alfiyani, 2018)
2.2. Tegangan

Tegangan adalah cara untuk mengukur gaya dalam. Bila gaya diterapkan pada bahan,
maka akan terbentuk tegangan dalam bahan tersebut. Tegangan dapat dijabarkan sebagai berikut:

Satuan untuk tegangan (stress) adalah satuan gaya dibagi dengan luas. Jadi untuk tegangan
satuannya adalah newton dibagi m2, atau dikenal sebagai Pascal. MPa dikenal sebagai MPa
(mega pascal) adalah Newton/mm2.

2.3 Deformasi
Deformasi adalah adanya suatu perubahan bentuk atau distorsi atau akibat terjadinya
tegangan pada material (bahan). a. Strain Strain adalah pengukuran akibat terjadinya deformasi
yang terjadi dibandingkan (rasio) dengan dimensi sebelum terjadinya deformasi. Sebagai contoh,
strain dalam arah memanjang struktur dibandingkan dengan Panjang awal (semula) struktur.

2.3.1 Deformasi elastis


Deformasi Elastis adalah distorsi atau simpangan yang masih dapat kembali pada kondisi
semua dari bahan yang ditinjau. Elemen jembatan yang mengalami deformasi elastis akan
kembali pada bentuk semula pada waktu gaya dihilangkan. Strain elastis kadang-kadang
merupakan strain yang untuk menyatakan Batasan dimana perubahan bentuk dimana elemen
jembatan masih dapat kembali pada posisi atau bentuk semula pada saat tegangan dihilangkan.
Jembatan didesain sebagai struktur elastis dimana bentuk jembatan tetap kembali ke semula pada
saat beban diangkat atau dihilangkan dari elemen utama atau komponen jembatan.
2.3.2 Deformasi Plastis
Deformasi plastis adalah suatu keadaan dimana elemen saruktur jembatan tidak dapat
kembali pada bentuk semula pada waktu beban diangkat/dihilangkan dari elemen tersebut. Strain
6
plastis juga merupakan suatu strain yang permanen atau perubahan bentuk permanen pada saat
beban dihilangkan. Strain plastis tidak secara linear atau proporsional degan tegangan yang ada
pada saat strain elastis.

2.4 Modulus Elastisitas


Setiap material mempunyai modulus elastisitas yang ada hubungannya dengan tegangan dan
strain. Hal ini adalah bagian yang masih dalam kondisi elastis dari kurva stress-strain.

Modulus elastisitas ini diterapkan pada kondisi dimana batas elastis belum dicapai. Satuan untuk
modulus elastisitas ini sama dengan tegangan (stress) yaitu Pa atau kPa. Modulus elastisitas sendiri
merupakan angka yang digunakan untuk mengukur objek atau ketahanan bahan untuk mengalami
deformasi elastis ketika gaya diterapkan pada benda itu. Bahan kaku akan memiliki modulus
elastisitas yang lebih tinggi.

7
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Alat – alat yang akan digunakan dalam praktikum ini adalah:


a) Kardus
b) Gunting
c) Lem atau isolatip bening
d) Pensil
e) Cutter
f) Penggaris
g) Karton Duplex

3.1.2 Bahan
Bahan yang akan digunakan dalam praktikum ini adalah:
a) Beban dengan variasi (330gram, 660 gram,990 gram, 1320 gram, 1980 gram, 3300
gram).
b) Pasir 3 kg

c) Kerikil 3 kg

3.2 Prosedur kerja


Pertama – tama membeli dan mempersiapkan alat bahan, selanjutnya merangkai jembatan
dengan dimensi 25 x 15 x 11 cm dan wadah dengan bahan kardus. Selanjutnya memasukkan
fondasi kerikil dan mulai pengukuran variasi beban. Setelah semua beban telah diukur, jembatan
diberi penyangga dan pengukuran variasi beban dimulai kembali. Setelah itu kerikil dikeluarkan
dan diganti dengan pasir. Kemudian pengukuran dapat diulangi dengan cara yang sama dengan
variasi fondasi kerikil.

8
3.3 Diagram Alir

Gambar 3.3 Diagram alir percobaan

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Perubahan kedudukan terowongan

Vertikal (cm)

Jenis percobaan Beban 1 Beban 2 Beban 3 Beban 4 Beban 5 Beban 6 Lateral (cm)
(330 gr) (660 gr) (990 gr) (1320 gr) (1980 (3300 gram)
gram)
Kerikil dengan
penyangga
kaki jembatan 10.8 10.6 10.4 10.2 9.9 9.6 1
Kerikil dengan
penyangga isolasi 10.9 10,7 10.5 9.7 9.5 9 1
Pasir dengan
penyangga kaki 10.9 10.7 10.5 10.2 10 9,7 0
Pasir dengan
penyangga isolasi 10.8 10.5 9.9 9.4 9 8,8 0
Tabel 4.1 Hasil pengukuran beban vertikal dan horizontal

4.2 Perhitungan

Berdasarkan data yang didapatkan, berikut merupakan contoh perhitungan yang digunakan
dalam perhitungan data:

4.2.1 Perhitungan perubahan posisi lendutan

Diketahui:
Lawal = 0,11 m
Lakhir = 0,09 m

ΔL = Lawal – Lakhir
ΔL = 0,11 m – 0,09 m
ΔL = 0,02 m

10
4.2.2 Perhitungan Modulus Elastisitas Vertikal

Diketahui:
A = 0.0375 m2
m = 3,3 kg
Lawal = 0,11 m
ΔL = 0,02 m

F=mxg

F = 3,3 x 9,8
F = 32,34 N

𝐸=𝐹 𝑥 𝐿𝑎𝑤𝑎𝑙
𝛥𝐿 𝑥 𝐴

𝐸= 32,34 𝑥 0,11 = 4743,2 N/m2


0,0375 𝑥 0,02

Kerikil dengan penyangga kaki jembatan (Vertikal)


Tegangan (N/m^2) Regangan Modulus elastisitas
Beban 1 86.24 0.018181818 4743.2
Beban 2 172.48 0.036363636 4743.2
beban 3 258.72 0.054545455 4743.2
beban 4 344.96 0.072727273 4743.2
beban 5 517.44 0.1 5174.4
beban 6 862.4 0.127272727 6776
Kerikil dengan penyangga isolasi(Vertikal)
Tegangan Regangan Modulus elastisitas
(N/m^2
Beban 1 86.24 0.009090909 9486.4
Beban 2 172.48 0.027272727 6324.266667
beban 3 258.72 0.045454545 5691.84
beban 4 344.96 0.118181818 2918.892308
beban 5 517.44 0.136363636 3794.56
beban 6 862.4 0.181818182 4743.2
Pasir dengan penyangga kaki jembatan(Vertikal)
Tegangan (N/m^2) Regangan Modulus elastisitas
Beban 1 86.24 0.009090909 9486.4
Beban 2 172.48 0.027272727 6324.266667
beban 3 258.72 0.045454545 5691.84
beban 4 344.96 0.072727273 4743.2
beban 5 517.44 0.090909091 5691.84
beban 6 862.4 0.118181818 7297.230769
Pasir dengan penyangga isolasi(Vertikal)
Tegangan (N/m^2) Regangan Modulus elastisitas
Beban 1 86.24 0.018181818 4743.2
Beban 2 172.48 0.045454545 3794.56 11
beban 3 258.72 0.1 2587.2
beban 4 344.96 0.145454545 2371.6
beban 5 517.44 0.181818182 2845.92
beban 6 862.4 0.2 4312
.

Tabel 4.2. Data tegangan, regangan dan nilai modulus elastisitas lateral

Kerikil dengan penyangga isolasi dan kaki jembatan


Tegangan (N/m^2) Regangan Modulus elastisitas
Beban 1 86.24 0.066666667 1293.6
Beban 2 172.48 0.066666667 2587.2
beban 3 258.72 0.066666667 3880.8
beban 4 344.96 0.066666667 5174.4
beban 5 517.44 0.066666667 7761.6
beban 6 862.4 0.066666667 12936
Pasir dengan penyangga isolasi dan kaki jembatan
Tegangan (N/m^2) Regangan Modulus elastisitas
Beban 1 86.24 0 0
Beban 2 172.48 0 0
beban 3 258.72 0 0
beban 4 344.96 0 0
beban 5 517.44 0 0
beban 6 862.4 0 0
Tabel 4.3 Hasil perhitungan modulus elastisitas lateral
12
Gambar 4.1. Grafik tegangan dan regangan Kerikil Gambar 4.2. Grafik tegangan dan regangan kerikil
dengan kaki penyangga dengan penyangga isolasi

Gambar 4.3. Grafik tegangan dan regangan pasir


Gambar 4.4. Grafik tegangan dan regangan pasir dengan
dengan kaki penyangga penyangga isolasi

4.3 Pembahasan
Dari praktikum yang dilakukan dengan menggunakan variasi butir (pasir dan kerikil) dan
variasi model jembatan, kemudian diberi variasi beban didapatkan perubahan panjang horizontal
pada dua model jembatan dengan berat saat diberi kerikil adalah 0,01 m. Sedangkan pada
perubahan panjang horizontal pada dua model jembatan dengan berat beban saat diberi pasir
adalah 0 m. Dari data tersebut menandakan bahwa material tersebut akan lebih mudah
terdeformasi akibat beban lateral kerikil.

Perubahan panjang vertical di variasi model dengan penyangga kaki jembatan terhadap
berat beban diatas pada variasi kerikil berkisar antara 0,002 – 0,014 m. Sedangkan perubahan
panjang vertical untuk variasi model yang sama dengan berat beban diatas pada variasi pasir
berkisar antara 0,001 – 0,013 m. Dari data tersebut menandakan bahwa pada disaat jembatam
variasi model dengan penyangga kaki jembatan mengalami gaya lateral dari pasir maka ia akan
lebih kuat untuk menahan beban dibandingkan dengan gaya lateral dari kerikil.

13
Perubahan panjang vertical di variasi model dengan penyangga isolasi terhadap berat
beban diatas pada variasi kerikil berkisar antara 0,001 – 0,02 m. Sedangkan perubahan panjang
vertical untuk variasi model yang sama terhadap berat beban diatas pada variasi pasir berkisar
antara 0,002 – 0,02 m. Dari data tersebut menandakan bahwa pada disaat jembatan variasi model
dengan penyangga isolasi mengalami gaya lateral akibat kerikil maka ia akan lebih kuat menahan
beban diatas dibandingkan dengan gaya lateral akibat pasir.

Nilai rata – rata modulus elastisitas vertical untuk variasi model dengan penyangga kaki
jembatan pada pasir dan kerikil adalah 6539.13 Pa dan 5153.87 Pa. Sedangkan nilai rata – rata
modulus elastisitas vertical untuk variasi model dengan penyangga isolasi jembatan pada pasir
dan kerikil adalah 3442.41 Pa dan 5493.19 Pa. Kemudian nilai rata – rata modulus elastisitas
horizontal pada kerikil untuk kedua variasi model adalah 5605,6 Pa. Sedangkan nilai modulus
elastisitas horizontal pada pasir untuk kedua variasi model adalah 0. karena bahan jembatan yang
digunakan merupakan bahan yang sama (dupleks) maka nilai modulus elastisitas tidak
seharusnya memiliki perbedaan, maka disini dapat ditinjau beberapa faktor error yang dapat
mempengaruhi pengukuran.

Faktor tersebut yakni faktor kejenuhan dari bahan yang digunakan, dimana bahan
penyusun jembatan (duplex) digunakan secara berulang selama percobaan berlangsung, bahan
tersebut telah mengalami deformasi akibat beban secara terus menerus sehingga pengukuran
menjadi tidak akurat.

14
BAB V
KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum mekanika batuan dengan memodelkan jembatan dan
memberikan variasi berupa ukuran butir, beban dan juga model dari jembatan. Kesimpulan yang
dapat diambil setelah melakukan perhitungan data dan analisis dari praktikum ini adalah:

1. Distribusi massa beban yang ditempatkan diatas model jembatan berpengaruh pada
distribusi tekanan yang berpengaruh pada model jembatan. Distribusi massa yang
terpusat akan menyebabkan model jembatan mengalami lendutan lebih besar,
sedangkan untuk distribusi massa yang tersebar akan menyebabkan lendutan pada
model jembatan menjadi lebih kecil.

2. Ukuran butir memiliki pengaruh yang kecil terhadap model jembatan ini. Pada
tekanan lateral dengan variasi butir pasir dan kerikil, hanya variasi butir kerikil yang
berpengaruh terhadap tekanan lateral dari model jembatan dimana variasi butir pasir
tidak ada pengaruh atau lendutan pada model jembatan tersebut.

15
DAFTAR PUSTAKA
Alfiyani, R. (2018). Evaluasi Peningkatan Kekuatan Struktur Tanggul Pengaman Pantai
Muara Baru. Jakarta : Universitas Trisakti.
Arbianto, Reki. Et al. Studi Korelasi Indeks Plastisitas Dan Batas Susut Terhadap
Perilaku Mengembang Tanah. Jakarta
J.R, Matangaran & U, Suwarna. 2012. Kepadatan Tanah Oleh Dua Jenis Forwarder
Dalam Pemanenan Hutan. Bogor
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2018). Modul 3 Prinsip Dasar
Teknik dan Prosedur Pemeriksaan Jembatan. Bandung : Pusat Pendidikan dan Pelatihan Jalan,
Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Nurwidyanto, M. Irham , et al. 2006. Pengaruh Ukuran Butir Terhadap Porositas Dan
Permeabilitas Pada Batupasir (Studi Kasus: Formasi Ngrayong, Kerek, Ledok Dan Selorejo).
Widjaja, Budijanto & Sundayo, Priscilla. 2016. Alternatif Penentuan Batas Cair Dan
Batas Plastis Dengan Tiga Variasi Berat Konus Menggunakan Metode Lee Dan Freeman
(2009). Bandung

16
17

Anda mungkin juga menyukai