Kuliah 3 - Jenis-Jenis Musuh Alami Dalam PH-Parasitoid
Kuliah 3 - Jenis-Jenis Musuh Alami Dalam PH-Parasitoid
Aphid Mummy
Superfamili Ichneumonoidea
Famili Ichneumonidae
Famili Braconidae
Ichneumonidae
Superfamili Chalcidoidea
Famili Chalcididae
Famili Eurytomidae Chalcididae
Famili Pteromalidae
Famili Eulophidae
Famili Encyrtidae
Famili Trichogrammatidae
Famili Mymaridae
Superfamili Proctotropoidea
Famili Platygasteridae Scelionidae
Famili Scelionidae
Famili Ceraphronidae
Eulophidae
Braconid parasitoid ovipositing in the aphid
Schizaphis graminum. The aphid is
Larva of an aphidiid parasitoid approximately 2.2 mm long.
(Ichneumonoidea) developing within the
aphid Schizaphis graminum. The aphid is
approximately 2.2 mm long. (Webster, 1909.)
• Pada ordo Diptera memiliki
stadia larva sebagai parasitoid
pada arthropoda seperti
Bombyliidae, Phoridae,
Pipunculidae, Sarcophagidae,
Cryptochetidae, dan
Tachinidae (Clausen 1940;
Driesche & Bellows 1996).
Tachind laying egg on leafroller larva
Famili Tachinidae yang paling
banyak diintroduksikan dalam
pengendalian biologis
(Driesche & Bellows 1996).
• Ordo Strepsiptera hanya
famili Mengeidae yang
berperan sebagai parasitoid
yang menyerang Thysanura
(Quicke 1997).
Bombyliidae
Tachinid fly Eucelatoria armigera, whose
larvae develop within bollworm larvae,
Helicoverpa zea.
Pipunculidae
Plant Volatiles as a Defense
against Insect Herbivores
Leaves normally release small
quantities of volatile chemicals,
but when a plant is damaged by
herbivorous insects, many more
volatiles are released. The
chemical identity of the volatile
compounds varies with the plant
species and with the herbivorous
insect species. These volatiles
attract both parasitic and
predatory insects that are natural
enemies of the herbivores.
Schematic representation
indicating an increase of volatile
compounds released by plants in
response to insect feeding
triggered by an interaction of
elicitors such as volicitin in the oral
secretions of insect herbivores
with damaged plant tissue.
Faktor-faktor Pendukung Efektivitas
Pengendalian Hama oleh Serangga Parasitoid
• Daya kelangsungan hidup baik
• Hanya satu atau sedikit individu inang diperlukan untuk
melengkapi siklus hidupnya
• Populasi parasitoid dapat tetap bertahan meskipun pada
aras populasi inang rendah
• Sebagian besar parasitoid monofag atau oligofag sehingga
memiliki kisaran inang sempit. Sifat ini menyebabkan
populasi parasitoid memiliki respons numerik yang baik
terhadap perubahan populasi inang
Kelemahan Serangga Parasitoid
• Daya cari inang seringkali dipengaruhi oleh
keadaan cuaca atau faktor lingkungan yang sering
berubah
• Serangga betina yang berperan utama karena
serangga betina yang melakukan pencarian inang
untuk peletakan telur
• Parasitoid yang memiliki daya cari tinggi biasanya
menghasilkan telur sedikit
• Keberhasilan semua teknik pengendalian hayati dengan
parasitoid sangat ditentukan oleh sinkronisasi fenologi
inang dan fenologi parasitoid di lapangan
• Fase larva parasitoid hanya dapat hidup pada fase hidup
inang tertentu terutama telur dan larva
• Keberlangsungan hidup parasitoid sangat ditentukan oleh
ketersediaan fase inangnya yang tepat. Jika sewaktu
serangga betina parasitoid akan meletakan telurnya tetapi
tidak tersedia fase inang yang tepat, parasitoid tidak akan
dapat melaksanakan fungsinya mengendalikan populasi
hama