ABSTRAK
Pelayanan bedah sehari merupakan prosedur yang mulai digemari, ditunjang dengan perkembangan di bidang anestesi sebagai prosedur
suportif. Outpatient anesthesia memfasilitasi pemulihan yang lebih cepat. Komplikasi harus diantisipasi dengan deteksi awal dan manajemen
yang tepat. Kriteria pemulangan yang tepat dan fasilitas penunjang pasien selama di rumah harus tersedia.
ABSTRACT
Outpatient surgery procedure is increasingly popular, it should be supported by safe outpatient anesthesia procedure. Outpatient anesthesia
facilitates faster recovery. Complication should be anticipated with early recognition and management. Appropriate discharge criteria should
be applied, and back up facility at home should be available. Albertus Medianto Walujo, I Made Handawira Satya. Outpatient Anesthesia
PENDAHULUAN Berikut kondisi yang perlu evaluasi diperbolehkan menyetir,4 hingga caregiver
Pelayanan rawat sehari (one-day care/ODC) menyeluruh: yang membantu mengerjakan aktivitas
merupakan pelayanan pasien untuk observasi, Riwayat medis (riwayat operasi dan harian di rumah minimal 24 jam setelah
diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik, riwayat penyakit keluarga) pembedahan.2 Apabila pendukung sosial
dan atau upaya pelayanan kesehatan lain Kriteria ASA tidak adekuat, pembedahan akan dijadwalkan
yang memerlukan perawatan kurang dari 24 Ambang nyeri pasien ulang. Hanya pasien yang mendapat anestesi
jam. One-day care surgery atau yang sering Pendukung sosial (driver, care giver) lokal dosis minimal atau tanpa anestesi yang
dikenal outpatient surgery merupakan layanan Komplikasi yang mungkin terjadi. boleh datang sendiri.1
tindakan operasi dengan lama perawatan
24 jam, kemudian pasien dapat dipulangkan Pasien akan pulang di hari yang sama dengan Evaluasi dan Pengecekan Sebelum Hari
setelah kondisi stabil.1 hari tindakan, sehingga profilaksis dan Pembedahan
tatalaksana adekuat terhadap nyeri pasca- Evaluasi pasien dilihat dari status medis
Seiring dengan berkembangnya outpatient operasi, mual, dan muntah menjadi sangat sebelumnya, apakah terdapat kondisi yang
surgery, berkembang pula teknik anestesi penting.2 Prosedur pembedahan sangat menghambat proses operasi ataupun
untuk memfasilitasi prosedur tersebut. tergantung kebijakan masing-masing klinik penyembuhan pasien. Setelah pasien mengisi
Outpatient surgery membutuhkan anestesi ataupun rumah sakit.3 lengkap form maka akan ada tim anestesi
minimal dengan keamanan, kenyamanan, dan yang akan mengevaluasi status medis pasien
pemulihan yang lebih cepat.1 FASE PRE-OPERATIF tersebut. Pemeriksaan penunjang juga rutin
Menilai pendukung sosial yang adekuat, dilakukan.1
Perhatian utama pada outpatient surgery skrining terhadap pendukung sosial seperti
adalah kesehatan pasien dan potensi efek penunggu pasien mulai dari pasien datang ke Skor ASA menjadi pertimbangan outpatient
samping. fasilitas pembedahan,1 driver yang mengantar surgery.5
pasien sampai ke rumah karena pasien tidak Pasien ASA I dan II merupakan kandidat
Alamat Korespondensi email: albertusmediantow@gmail.com
Bukan Kandidat: Risiko terdeteksi : kembalikan ke Fast Track : bypass 23h observasi tidak
Alihkan non ODC tahap skrining diperlakukan
memaksimalkan prediksi melalui persiapan dan manajemen mutimodal PONV dan nyeri lanjutkan manajemen mutimodal PONV dan nyeri
pemilihan
pengurangan risiko secara optimal Anestesi mencegah acute care visites yang tidak terantisipasi
minimal menjaga kemudahan pasien untuk clinical advis
invasif support caregiver
memantau pasien dengan seksama
prima.
ASA III dengan penyakit sistemik terkontrol menghambat proses penyembuhan pasca- Gangguan Paru Akut
baik dapat dicalonkan. pembedahan.1 Kadar gula darah yang tinggi Pasien gangguan paru akut dengan terapi
ASA IV dan V tidak disarankan melakukan meningkatkan risiko kegagalan sistem organ adekuat namun masih terdapat gejala seperti
outpatient surgery. lainnya, termasuk kardiovaskular dan renal.1 wheezing saat istirahat, waktu ekspirasi paksa
< 6 detik, tidak dapat menaiki anak tangga,
Prinsip pada outpatient surgery adalah terdapat hipertensi paru, disarankan untuk
Evaluasi Risiko Kardiovaskular menjaga kadar insulin basal dan gula inpatient surgery. Infeksi saluran pernapasan
Pada pasien ODC jarang ditemukan komplikasi darah, untuk mencegah hipoglikemia dan akut dapat meningkatkan risiko komplikasi
kardiovaskular peri-operatif, namun perlu hiperglikemia yang menyebabkan end organ respirasi saat pembiusan umum seperti
evaluasi untuk pencegahan. Berikut hal-hal damage.1 The Society for Ambulatory Anesthesia edema supraglotis, stridor, laringospasme,
yang perlu diperhatikan:1,5 mengeluarkan panduan untuk Outpatient desaturasi.1
Kejadian kardiovaskular sebelumnya Surgery pada pasien diabetes; gula darah ≥
Nilai metabolic equivalent (MET) ≥ 4 180 mg/dL ditangani dengan insulin. Target Pada infeksi saluran pernapasan akut (ISPA),
EKG 12 lead untuk evaluasi kelainan gula darah intra-operatif adalah <180 mg/dL. pembiusan tetap dapat dilakukan jika tidak
jantung 5,6
mempengaruhi jalan napas dan pasien tidak
memiliki riwayat gangguan jantung atau paru
Obstructive Sleep Apnea (OSA) Nyeri Kronik (congenital heart disease, asma, penyakit paru
Riwayat OSA merupakan penyulit intra- Pasien nyeri kronik, ketergantungan opioid, obstruksi kronik/COPD).1,5,7
operatif dan post-operatif. OSA menstimulasi atau riwayat nyeri pasca-bedah yang tidak
sistem simpatis, sehingga meningkatkan terkontrol harus diidentifikasi dengan baik Hipertensi
tekanan darah dan mengganggu kerja agar mendapat terapi yang tepat. Pasien ini Pada pasien hipertensi, risiko kardiovaskular
kardiovaskular.1 OSA meningkatkan potensi sering terkendala saat pemulangan, karena pada 30 hari setelah pembedahan meningkat
cerebrovascular events, infark miokard, nyeri post operasi lebih sulit dikontrol. Pasien 50% dibandingkan pasien tanpa riwayat
perdarahan, perioperative respiratory event, dengan kondisi ini lebih disarankan untuk hipertensi.1 Obat ACE-inhibitor dan Angiotensin
kesulitan intubasi, bahkan kematian.,5 Evaluasi inpatient surgery.1 II Receptor Blocker dapat mengontrol hipertensi,
OSA dapat menggunakan kuesioner STOP- namun dapat menyebabkan hipotensi setelah
BANG (Tabel 2).1 HARI PEMBEDAHAN induksi anestesi.8 Pasien dengan hipertensi
Berikut penilaian anestesi pre-operatif untuk terkontrol memiliki outcome yang baik.8
Diabetes Melitus evaluasi kondisi status fisik standard untuk
Kondisi diabetes melitus (HbA1c>7%) sebuah pembedahan.1
Tabel 1. Estimated energy expenditure dalam satuan METs.5 Tabel 3. Post-anesthesia discharge scoring system.10
post-operasi.1 Kombinasi antinyeri dengan rangsang mual pada chemoreceptor trigger Persiapan pasien, teman, dan keluarga sebagai
anestesi regional dapat mengoptimalkan zone.12 Hidrasi yang cukup juga mencegah caregiver utama. Instruksi termasuk perawatan
terapi anti-nyeri dan meminimalkan efek PONV, karena kondisi hipovolemia akan selama pemulihan, anti-nyeri, dan enti-emetik.
samping.11 menurunkan perfusi darah ke otak dan dapat Selama pemulihan pasien dilarang mengambil
menimbulkan mual muntah.1 keputusan penting, mengonsumsi alkohol,
Penggunaan obat anti-nyeri seperti menyetir, mengoperasikan alat berat.1
pregabalin, gabapentin, COX-2 inhibitor, MEMULANGKAN PASIEN
intraoperative beta adrenergic blocker, NSAID, Assessment Pada pembiusan blok regional ataupun spinal
parasetamol, ketamin dengan dosis sub- Pemulihan akan dilanjutkan di rumah. Salah harus dipastikan bahwa blok neurologis sudah
anestetik, magnesium, deksametason, satu kriteria pemulangan menggunakan post- selesai di hari setelah pembedahan. Adanya
metilprednisolon, dexmedetomidin, dan anesthesia discharge scoring system (PADSS).10 defisit neurologi baik motorik maupun
lidokain intravena dapat mengurangi PADSS didasarkan pada assessment tanda vital sensorik harus diberitahukan agar dapat
penggunaan opioid.1,10 (tekanan darah, laju nadi, temperatur, dan laju diberi assessment dan terapi. Pasien dengan
pernapasan), ambulasi, mual/muntah, nyeri, blok kontinyu harus dikunjungi setiap hari,
PONV perdarahan pasca-pembedahan, asupan dan memiliki akses keluhan 24 jam ke tenaga
PONV menunda pemulangan pasien, cairan, dan keluaran cairan. Setiap kriteria medis. Evaluasi proses pemulihan sama
mengganggu pemulihan. Tatalaksana PONV diberi skor 0-2, hanya pasien dengan skor 9 pentingnya dengan evaluasi preoperatif dan
dimulai dari fase pre-operatif jika risiko atau lebih yang siap dipulangkan.10 intra-operatif.1
sudah bisa dideteksi, umumnya diberikan
tatalaksana multimodal.1 Regimen yang Apabila pasien tidak dapat dipulangkan, pasien SIMPULAN
umum adalah deksametason 4-5 mg dan harus ditransfer ke rumah sakit atau tinggal Outpatient anesthesia memiliki banyak
ondansetron 4-8 mg intravena perioperatif di outpatient surgery untuk pemantauan keuntungan seperti meminimalkan biaya
diikuti ondansetron 8 mg per oral saat pasien dan penanganan. Jika perlu transfer, harus perawatan dan meningkatkan kenyamanan
sudah pulang.1,10 Mekanisme deksametason dikerjakan segera, karena keterlambatan pasien, terutama selama masa pemulihan.
dalam mengurangi PONV masih belum dapat meningkatkan morbiditas.1 Dengan makin berkembangnya teknologi dan
sepenuhnya dipahami, beberapa teori komunikasi, pasien dapat tetap terhubung
mengatakan deksametason mengurangi Instruksi Pasien dengan tenaga medis selama masa
produksi prostaglandin sentral, menginhibisi Edukasi dan persiapan pasien akan pemulihan.1,5,10
aktivitas serotonin, sehingga menghambat menghasilkan outcome yang memuaskan.1
DAFTAR PUSTAKA
1. Miller RD, Pardo MC, Dickerson DM, Apfebaum JL. Basics of anesthesia. 7th ed. Elsevier; 2018. p. 634–57.
2. Lee JH. Anesthesia for ambulatory surgery. 2017;70(4):398-406.
3. Jackson I, et al. Ambulatory surgery handbook. 2nd ed. Inrernational Association for Ambulatory Surgery; 2014.
4. Society A. Outpatient surgery and anesthesia if you ’ re preparing to have surgery, packing a bag might. 2015.
5. Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s clinical anesthesiology. 5th ed. Chicago: Mc Graw Hill; 2013.
6. Duggan EW, Carlson K, Umpierrez GE. Perioperative hyperglycemia management. Anesthesiology. 2017;126(3):547–60.
7. ASA. Practice advisory for preanesthesia evaluation. Anesthesiology. 2012;116(3):1–17.
8. Hines RL, Marschall KE. Stoelting’s anesthesia and co-existing disease. 6th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2012.
9. Bringman H, Giesecke K, Throne A, Bringman S. Relaxing music as pre-medication before surgery: a randomised controlled trial. Acta Anaesthesiol Scand.
2009;53:759–64.
10. Shetty A, S Raveendra. Anesthesia for day care surgery. NUJHS. 2015;5(2):97-103.
11. Buvanendran A, Kroin JS. Multimodal analgesia for controlling acute postoperative pain. Curr Opin Anaesthesiol. 2009;22:588–93.
12. Ho C, Wu H, Ho S, Wang J. Acta Anaesthesiologica Taiwanica dexamethasone prevents postoperative nausea and vomiting : Benefit versus risk. Acta Anaesthesiol
Taiwanica. 2011;49(3):100–4.