Anda di halaman 1dari 27

INTENSIVE CARE

ASSESSMENT
Ns. TRI MOCHARTINI.,M.Kep.,Sp.Kep.MB
PENDAHULUAN
Pengkajian merupakan tahap awal pelaksanaan proses keperawatan. Proses
keperawatan sendiri terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana
keperawatan, pelaksanaan tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan.
Ruang ICU merupakan bagian dari rumah sakit yang terpisah dengan staf khusus dan
perlengkapan khusus untuk menunjang kehidupan pasien kritis yang dirawat.
Pengkajian di ICU meliputi pengkajian sebelum pasien datang, segera setelah pasien
datang, pengkajian lengkap dan pengkajian berkelanjutan.
LATAR BELAKANG
• Intensive care unit (ICU) menurut WHO merupakan suatu bagian dari
rumah sakit yang mandiri, dengan staf yang khusus dan perlengkapan
yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-
pasien yang menderita penyakit akut, cedera atau penyulit-penyulit yang
mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa.
• Intensive Care Unit (ICU) merupakan area kegiatan medis yang
dikondisikan dengan baik dan disesuaikan untuk mengobati kondisi yang
mengancam jiwa dan kritis.
• Menurut Keputusan Kementrian Kesehatan NO 1778 (2010) disebutkan
bahwa ruang ICU adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri
dengan staf dan perlengkapan yang khusus.
Next..
Ruang ICU ditujukan untuk observasi dan terapi
pasien yang menderita penyakit mengancam nyawa,
sehingga dibutuhkan perawatan yang cepat tepat
cermat dan aman secara holistic baik pada bio, psiko,
sosial spiritual budaya dan politik, hal yang penting
untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia (Leininger
dan McFarland, 2002).
Next…
Perawat dan lingkungan ICU merupakan hal asing / baru bagi pasien,
kedaan pasien yang kritis mengakibatkan semua pemenuhan kebutuhan
diambil alih perawat.

Perubahan yang mendadak dan kondisi pasien yang kritis akan


mengakibatkan stres pada klien sampai menimbulkan konflik.

Menurut penelitian Benbenishty dan Biswas (2015) konflik di ICU


berkaitan dengan stres pasien dan keluarga yang bersumber dari kondisi
pasien yang berat, prosedur mendesak serta persetujuan untuk
membuat keputusan yang cepat.
Nomor 1778/MENKES/SK/XII/2010
Di Indonesia, ketenagaan kerja perawat di ruang ICU diatur dalam keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang pedoman
penyelenggaraan Pelayanan ICU di Rumah Sakit yaitu:
a. Untuk ICU level I maka perawatnya adalah perawat terlatih yang bersertifikat
bantuan hidup dasar dan bantuan lanjut,
b. Untuk ICU level II diperlukan minimal 50% dari jumlah seluruh perawat di ICU
merupakan perawat terlatih dan bersertifikat ICU, dan
c. untuk ICU level III diperlukan minimal 75% dari jumlah seluruh perawat ICU
merupakan perawat terlatih dan bersertifikat ICU.

1. Pada saat ini, ICU modern tidak terbatas menangani pasien pasca bedah
atau ventilasi mekanis saja, namun telah menjadi cabang ilmu sendiri yaitu
intensive care medicine.
MODEL PENGKAJIAN KEP.KRITIS
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KRITIS (ABCDE,AMPLE)
Pengkajian Primer
1. Airway  adanya sumbatan /obstruksi jalan napas krn adanya penumpukan secret akibat
kelemahan reflek batuk. Jika terjadi obstruksi maka tindakannya : chin lift/jaw trsut, suction,
guedel airway, intubasi thrakea dgn leher ditahan (imobilisasi) pada posisi netral.
2. Breathing  kelemahan menelan/batuk/melindungi jalan napas, timbulnya pernapsan yang sulit
dan/atau tdk teratur, suara napas terdengar
ronchi/aspirasi,wheezing,sonor,stidor/ngorok,penurunan ekspansi dada
3. Circulation  perubahan TD , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardia, bunyi jantung
normal pada tahap dini, disritmia, kulit & membrane mukosa pucat, dingin,sianosis pada tahap
lanjut
4. Disability  menilai kesadaran dgn cepat, apakah sadar, hanya respon thp nyeri / sama sekali
tdk sadar. . Tidak dianjurkan mengukur GCS. Cara pengkajian cepat dan jelas adalah:
 A = Awake
V = verbal
P = Pain
U = tidak ada respon
5. Eksposure  lepaskan baju dan penutup tubuh agar dicari cedera secara teliti ,jik terdapat
cedera leher/ tulang belakang ,maka imobilisasi in line harus dikerjakan.
Lanjutan..
PENGKAJIAN SEKUNDER
Pengkajian sekunder meliputi anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Anamnesis dapat meggunakan
format AMPLE (Alergi, Medikasi, Post illnes, Last meal,
dan Event/ Environment yang berhubungan dengan
kejadian).
Pemeriksaan fisik dimulai dari kepala hingga kaki dan
dapat pula ditambahkan pemeriksaan diagnostik.
ABOUT THE DISEASE
Critical ill
Family
patients PICS

Survivors
Physical Mental
impairments impairments
Cognitive
impairments

Long term
prognosis
INTRODUCTION
PICS, or post-intensive care syndrome,
is a collection of health issues that
persist following a severe illness. They
are present in the ICU and may continue
after the patient has returned home
THIS IS A ASSESSMENT IN ICU
Assessment 1
Pre Arrival
01

Assessment 3 Assessment 2
Comprehensive 03 02 Quick
Assesment Assesment

Assessment 4
04 On Going
Assesment
PENJELASAN
Pengkajian sebelum pasien datang (Pre Arrival)
Sebelum pasien dimasukan di ICU, dilakukan pengkajian meliputi identitas pasien,
diagnosa, tanda vital, alat bantu invasif yang dipakai, modus ventilasi mekanik yang
sedang dipakai bila pasien menggunakan ventilator.
Pengkajian segera (Quick Assesment)
Pengkajian segera setelah pasien tiba di ICU meliputi ABCDE yaitu Airway,
Breathing, Circulation, Drugs (obat-obatan yang saat ini dipakai termasuk apakah
pasien ada alergi terhadap obat-obat tertentu), dan Equipment (adakah alat yang
terpasang pada pasien). Perawat yang menerima pasien di ICU segera menilai dan
melakukan kajian kondisi pasien saat itu.
Lanjutan…
Pengkajian lengkap (Comprehensive Assesment)
Pengkajian riwayat kesehatan lalu, riwayat sosial, riwayat psikososial dan spiritual serta
pengkajian fisik dari setiap sistem tubuh (sistem kardiovaskuler, respirasi, neurologi,
renal, gastrointestinal, endokrin dan immunologi serta integumen).
Pengkajian berkelanjutan (On Going Assesment)
Kontinuitas monitoring kondisi pasien setiap 1-2 jam pada saat kritis, selanjutnya sesuai
kondisi pasien, yang perlu dikaji tanda-tanda vital, hemodinamik, alat-alat yang terpakai
oleh pasien saat masuk ICU.

Sumber: HIPERCCI Pusat (2018). Modul Pelatihan Keperawatan Intensif Dasar. iNMEDIA.
KONSEP HOLISTIK PADA PRAKTIK ASUHAN
KEPERAWATAN KRITIS

Asuhan keperawatan kritis


 kemampuan menyesuaikan situasi kritis dengan

kecepatan dan ketepatan yang selalu tidak


dibutuhkan pada situasi keperawatan lain.
 Esensi asuhan keperawatan kritis tidak
berdasarkan pada lingkungan yang khusus atau
alat-alat khusus tetapi pada proses pengambilan
keputusan yang didasarkan pada pemahaman yang
sungguh-sungguh tentang fisiologik dan psikologik
Langkah-Langkah Proses Keperawatan

Mengumpulkan informasi
Menentukan diagnosa keperawatan A/P
Mengidentifikasi hasil yang dapat dikur dan menggambarkan
respon pasien
Mengembangkan intervensi
Mengevaluasi
Menilai rencana keperawatan

CONTOH : Nyeri sehubungan dengan interupsi aliran darah ke


pankreas; edema dan distensi pankreas; iritasi peritoneal karena
aktivitas enzim eksokrin pankreas
KERANGKA KERJA HOLISTIK
1. Konsep Hirarki Kebutuhan Manusia
2. Adaptasi

3. Perlindungan pasien Perawat sebagai advokat

pasien
4. Asuhan keperawatan

PERAWAT SEBAGAI ADVOKAT PASIEN


1. Menghindari penambahan beban pasien
2. Meningkatkan rasa aman pasien
3. Mewakili pasien dalam menghadapi semua tekanan
dari berbagai pihak
STRESS DAN PRILAKU KOPING
Konsep Psikososial
STRESS DAN PRILAKU KOPING
STRESS Keadaan Tegang Prilaku Koping
Tdk Efektif Efektif Peningkatan Kebutuhan
Energi
Penurunan Keadaan Tegang
Peningkatan Keadaan Tegang Energi bebas
Stress : suatu stimulus yang mengakibatkan
ketidakseimbangan fungsi fisiologik dan psikologik

Ansietas  ketidakseimbangan atau tegangan yang


cepat mengusahakan koping, terjadi bila :
ancaman ketidakberdayaan, kehilangan
kendali,perasaan kehilangan fungsi dan harga diri,
kegagalan membentuk pertahanan, perasaan
terisolasi, takut mati
Koping  suatu transaksi antara orang dengan
lingkungan
Tujuan asuhan keperawatan  meningkatkan
keseimbangan fisiologik dan emosional
RESPON TERHADAP KEHILANGAN

1. Terkejut dan tidak percaya (mengingkari)  Bila pasien


mengingkari, perawat menunjukkan penerimaan dengan; nada suara,
ekspresi wajah yang sesuai, menggunakan sentuhan, refleksikan
pernyataan yang tidak akurat, menghindari lelucon.
2. Mengembangkan kesadaran Perawat harus memberikan
dukungan perasaan dasar harga diri pasien dan memungkinkan serta
mendorong ekspresi marah secara langsung.Perawat dapat menciptakan
penuangan rasa marah dengan mendengarkan.
3. Restitusi (perilaku baru) mengesampingkan marah dan
pertahanannya serta mulai mengatasi kehilangan secara konstruktif.
Tingkat emosional / kesedihan dan menangis terjadi pada fase ini
Perawat harus mendukung terjadinya adaptasi,

Perawat harus mendukung terjadinya adaptasi, mendengarkan


pasien, mempertimbangkan pasien bertemu seseorang yang
telah berhasil beradaptasi dengan trauma yang sama.
Dukungan dari perawat untuk mengidentifikasi dan mengetahui
perubahan yang meningkat pada adaptasi terhadap penyakit
4. Resolusi (perubahan identitas) Perawat membantu
pasien mencapai rasa harga diri untuk memperbaiki identitas.
Perawat harus mendorong respons emosional positif pada
keadaan perubahan yang baru.
THANKS

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by Flaticon
and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution


Selamat
belajar

Anda mungkin juga menyukai