Anda di halaman 1dari 50

Theresia Avila Kurnia, S.Kep.,Ns.,M.

Kep
Sejarah Perkembangan
Keperawatan Kritis

 Unit keperawatan intensif


dimulai semenjak tahun 1950
khusus pada pasien polio.
 Kemudian tahun 1960 mulai
didirikan recovery room
 Dan unit jantung khusus
diadakan untuk pasien dengan
masalah kegawatdaruratan
sistem kardiovaskuler.
Sejarah Perkembangan
Keperawatan Kritis
 Sejak tahun 1970 berkembang
 Sejak saat itu perawatan kritis
mengalami perkembangan dan
mempunyai perawatan
spesialisasi.
 contoh : perawatan pasien pasca
operasi jantung, neurology,
trauma, transplantasi pediatrik
dan unit neonatus
Keperawatan

 Keperawatan adalah suatu bentuk


pelayanan yang profesional meliputi
bio, psiko, sosial dan spiritual.
 Pelayanan keperawatan bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan dasar
manusia.
Kondisi Gawat Darurat

 Gawat darurat merupakan suatu


kondisi membahayakan kehidupan 
yang terjadi scr tiba-tiba dan dapat
terjadi dimana saja  
 Penderita gawat darurat adalah
penderita yang o/k suatu penyebab
(penyakit, trauma, KLL, tindakan
anestesia)  

 Tidak SEGERA ditolong dapat


menyebabkan
KEMATIAN/KECACATAN
Definisi Perawatan
Kritis

 Ilmu perawatan kritis secara rinci


terfokus pada respon manusia
dalam usaha mengatasi masalah
yang mengancam kehidupan
seperti trauma, dan juga
perawatan pasca operasi.
Keperawatan Kritis

 Keperatawan gawat darurat


adalah perawatan yang diberikan
pada pasien/keluarga yang
mengalami kondisi yang
membahayakan kehidupan baik
aktual/potensial, secara tiba-tiba
dan tidak diperkirakan ditempat
yang tidak dapat dikontrol atau
diluar RS (ENA)
Pelayanan Keperawatan
Gawat Darurat

 Pelayanan keperawatan gawat


darurat adalah pelayanan
profesional yang berdasarkan
pada ilmu pengetahuan dan
metodologi keperawatan gawat
darurat berbentuk pelayanan
bio-psikosos-spiritual yang
komprehensif .
Pelayanan
Keperawatan Gawat
Darurat
 Ditujukan kepada klien yang
mempunyai masalah
aktual/beresiko mengancam
kehidupan, terjadi secara
mendadak/tidak diperkirakan
dan tanpa/ disertai kondisi
lingkungan yang tidak dapat
dikendalikan.
 mencegah kecacatan atau
bahkan kematian.
Kematian kecacatan
yang mungkin terjadi

Proses keperawatan gawat


darurat dipengaruhi oleh :
 Waktu terbatas.
 Kondisi klien yang memerlukan
bantuan segera.
 Kebutuhan pelayanan yang
definitif di unti lain; OK, ICU.
 Peran dan sumber daya.
Respon psikologis
Pasien Dalam Kondisi
Gawat Darurat

Stress kondisi tegang Koping

Tdk Efektif
Efektif
Peningk. Keb. Energi

Peningk. ketegangan

Penurunan
ketegangan
TUJUAN : 
   MENANGGULANGI            MASALAH
FISIOLOGIS    DAN  PSIKOLOGIS PASIEN

 Pasien tidak sadar, diperlakukan seperti


pasien sadar,   sentuhan, memanggil
nama, memberitahukan setiap tindakan
 Pasien yang mengalami perlukaan/ sakit
scr tiba-tiba, cemas hebat, takut mati,
takut cacat.
  Perawat perlu memiliki sikap percaya
diri, hangat dalam berespons        
menciptakan rasa aman. pendekatan
terhadap keluarga
 Beritahukan kondisi pasien dan
tindakan yang dilakukan.
 Menggunakan komunikasi
teraupetik (Denial, Marah,
Agresif, dll)
 Beri kesempatan keluarga
mengekspresikan perasaannya
dan melihat pasien, u/
mengurangi ketegangan.
 Segera mengajak pada situasi
nyata dengan hati-hati, jangan
mempertahankan sikap denial.  
Filosofi Perawatan
Intensif
 Perawatan Intensif tanpa batas
Artinya :
1. Berupaya agar pasien tidak
masuk ke ICU dengan
mengidentifikasi perubahan
kondisi pasien, membantu untuk
mencegah agar pasien tidak
perlu masuk ICU, atau kalau pun
masuk ICU dengan waktu yang
sesuai dan untuk memastikan
hasil akhir menunjukkan
perubahan yang lebih baik.
2. Memberikan dukungan penuh
pada pasien agar pasien bisa
keluar dari ICU dan ada
perubahan kearah yang lebih
baik
3. Memberikan ketrampilan
perawatan kritis pada staf
perawatan, dengan
memastikan bertambahnya
kesempatan pelatihan dan
praktik keperawatan. Sehingga
dapat memperbaiki pelayanan
perawatan kritis bagi pasien dan
keluarga.
Keperawatan Kritis

 Pasien kritis memiliki morbiditas


dan morbilitas yang tinggi.
Prognosis buruk setelah
mengalami henti jantung paru di
rumah sakit. Mengenali ciri-ciri
dengan segera dan
penatalaksanaan yang sesuai
secara dini pada pasien kritis
bersifat esensial untuk
mencegah perburukan.
 Staf kesehatan harus diberikan
pelatihan yang sesuai.
Pelatihan Khusus

 Kursus BLS/ ACLS


 Kursus ALERT (Acute Life-
Threatening Event Recognition
and Treatment).
• Penurunan kejadian henti
jantung yang dapat dicegah
• Penurunan kematian dirumah
sakit yang dapat dicegah
• Mengenali ciri-ciri dengan lebih
baik pada pasien yang beresiko
atau pasien akut.
 ATLS ( Advanced Trauma Life
Support)
Mengajarkan pendekatan
sistematik sederhana terhadap
pelaksanaan pasien trauma, dan
mengancam jiwa
 ALS (Advanced Life Support)
Stress dan Penyakit

 Penerimaan di unit perawatan


kritis menandakan suatu
ancaman terhadap kehidupan
dan kesejahteraan pada semua
orang yang diterima disana.

 Pasien dan keluarga sering


merasa diterima di unit
perawatan kritis sebagai tanda
akan tiba kematian karena
pengalaman mereka sendiri atau
orang lain.
Sochren (1995) melakukan
penelitian penyebab stress di
ICU disebabkan:
 Adanya oral dan nasal tube.
 Merasa kehilangan/ kesepian.
 Tidak bisa bicara, lumpuh.
 Pemakaian ventilator.

Reigel (1989) sampai dengan 70%


pasien mempunyai stress
psikologis seperti:
 Powerlessnes.
 Anger.
 Sindrom ICU.
 Sindrom ICU terjadi setelah 48
jam berada di ICU. Gangguan
dapat berupa penurunan
perhatian, disorientasi, lupa dan
emosi labil.
 Sindrom berkurang apabila
pasien berpindah dari ruangan
ICU.
Penyebab Sindrom ICU

Gangguan tidur pada pasien


yang dirawat di ICU.
 Pengkajian TTV.
 Waktu kunjungan.
 Kebisingan ruangan baik oleh
staff perawat maupun alat.
Stress selama di ICU
Penyebab stres:
 Perasaan terisolasi
 Penyakit yan serius dan takut
kematian juga dapat
menimbulkan perasaan terisolasi.
 Merasa tidak diperhatikan oleh
perawat.
 Alat2 di ICU
Kurangnya Komunikasi

Pada saat dirawat diruang


perawatan intensif (ICU), perasaan
ketidaknyamanan pasien mulai
dirasakan, misalnya :
 Pertanyaan tentang lamanya
dirawat diruang
 Kapan ia bisa pindah di unit
perawatan.
 Dampak finansial termasuk
besarnya biaya perawatan.
Pada unit perawatan kritis
banyak stimulus yang tidak
diinginan seperti kebisingan
yang berlebihan dan terus
menerus, cahaya terang dan
hiperaktifitas dapat menjadi
penyimpangan dan gangguan.

Sensori overload
Contoh: dalam tindakan
keperawatan

tingkat kebisingan
 Sensori Distortion: gangguan
cahaya berlebihan.
 Sensori Deprivation: kurang
kontak dengan dunia luar.(waktu,
hari)
Sleep Deprivation

 Tidur perlu untuk penyembuhan.


 Penyebab gangguan istirahat
tidur: cemas yang berlebihan,
nyeri, penggunaan alat
emergency, observasi
 Gejala yang ditimbulkan:
disorientasi, kecemasan yang
berlebihan, takut yang
berlebihan, depresi, kegelisahan.
Tindakan perawatan:
 Jadwalkan semua tindakan
perawatan, dan
komunikasikan dengan klien
maupun keluarga.
 Ciptakan lingkungan yang
tenang.
 Mengurangi cahaya yang
berlebihan.
 Meyakinkan klien dan beri
support.
Kebutuhan Keluarga

Keluarga mempunyai kontribusi


penting:
1. Kebutuhan akan informasi
 Penyakit klien serta
kemajuannya.
 Hasil yang diharapkannya.
 Orientasi tentang ICU.
 Beri waktu untuk bertanya.
2. Kebutuhan emosional.
 Mengurangi kecemasan
dengan menjelaskan keadaan
pasien sehingga terbina
hubungan saling percaya.
 Memberikan informasi
perubahan klien setiap hari.
 Memberikan kesempatan
kepada keluarga untuk
memberikan dukungan pada
pasien dengan cara
memberikan sentuhan.
3. Kebutuhan fisik/ personal.
 Waktu berkunjung.
 Tempat menunggu yang
nyaman.
 Libatkan keluarga untuk
membantu pasien meskipun
dalam hal kecil.
Tujuan tindakan keperawatan
dalam membantu keluarga:
 Mencapai tindakan adaptasi
dengan belajar dari pengalaman
kritis.
 Kembali ke keadaan stabil.
 Meningkatkan kemampuan
adaptasi emosi dalam menghadapi
masa yang akan datang.

Tindakan Keperawatan
 Pengembangan hubungan
perawat dengan keluarga.
 Mendefinisikan masalah klien
secara bersama.
Ethical dan legal
issue dalam
keperawatan klien
gawat darurat
Prinsip-prinsip penting dihadapi
oleh perawat di ruang ICU:
 Beneficence: Mengutamakan
tindakan yang bermanfaat
 Non Malefience: tidak
menimbulkan bahaya, tidak
merugikan
 Otonomi: menghargai penentuan
diri sendiri.
 Kesetiaan: ketulusan dalam
berhubungan dengan orang lain.
Prinsip Beneficence

Contoh kasus untuk melakukan


resusitasi.
 Maksud RJP pada awalnya
memberikan pertolongan segera
untuk meyelamatkan hidup
pasien yang mengalami henti
jantung/paru-paru secara
mendadak dalam kasus apapun.
 Pada akhirnya RJP merupakan
intervensi medik pada semua
pasien yang mengalami henti
jantung dan paru.
Prinsip Non
Maleficence
 Tn G 58 th, datang ke UGD
dengan keluhan sakit kepala,
nyeri dada. Hasil ECG
menunjukkan adanya VT. Setelah
masuk ruang ICCU Tn G
membutuhkan tindakan untuk
mengatasi takikardia dengan
RJP. Hasil Lab menunjukan
adanya infark miokardium.
 Dokter Kardiologi merencanakan
pemasangan automatic
implantable cardiac defebrilator
(AICD) jika keadaan pasien sudah
stabil. Tn G sering menanyakan
tentang rencana pemasangan
alat tersebut.
 Kasus ini memperlihatkan dilema
dalam memberikan pengobatan
yaitu keuntungan yang diperoleh
dari defibrilator untuk mengatasi
takikardia ventrikuler berulang
yang terjadi pada pasien yang
menderita kerusakan jantung
cukup berat.
 Tanpa terapi ini, pasien akan mati,
tapi selama belum stabil kondisi
pasien maka pasien tidak akan
dipasang alat tsb.
 Shg msh mungkin terjadi VT yang
berbahaya baik secara fisik dan
emosional.
 suatu bentuk non maleficence.
Otonomi

 Sebelum melakukan
tindakan/prosedur medik pasien
dan anggota keluarga harus
menandatangani informed
consent.
 Tugas perawat????

 Menghargai otonomi adalah


memperlakukan orang lain
dengan penuh hormat dengan
menghargai rencana tindakan
yang menjadi pilihan pasien/
keluarga.
Menolak Persetujuan

 Padanan hak pasien untuk


menyetujui tindakan adalah hak
menolak tindakan yang
dianjurkan setelah pemberian
keterangan oleh dokter, dan hak
membatalkan persetujuan
sebelumnya.
.
Informed Refusal

  Padanan doktrin informed


consent adalah informed refusal.
 Pengadilan memperluas konsep
informed consent mencakup
informed refusal.
Informed Refusal

 Ketika pasien atau keluarganya


menolak diagnosis atau
tindakan, mereka seharusnya
dijelaskan mengenai
konsekuensi dari penolakannya
secara profesional dan rahasia.
 Jika seorang pasien
direncanakan untuk mendapat
pemeriksaan atau tindakan
medis, dokter harus memberikan
keterangan mengenai semua hal
mencakup risiko-risiko yang
ingin diketahui pasien sebelum
tindakan atau prosedur
dilakukan.
Informed Refusal

 Pasien tua yang menderita


penyakit pada stadium terminal
dapat menolak tindakan yang
memperpanjang hidupnya,
terutama jika tindakan tersebut
sangat sakit dan bahwa rumah
sakit serta dokter yang terlibat
tidak melakukan tindakan
kriminal.
Kesetiaan

 Kesetiaan dan kerelaan terhadap


pasien sangat mendasar dalam
hubungan perawat dan pasien.
Peran perawat unit
keperawatan kritis

1. Care giver.
 Tugas utamanya adalah
memberikan pada individu,
keluarga sesuai dengan masalah
yang terjadi. Perawat unit kritis bila
diperlukan bisa melakukan tindakan
medik dan tidak dibawah
pengawasan langsung oleh dokter
yang mendelegasi. Pelaksanaan
tindakan tersebut harus didasarkan
pada protokol-protokol yang
dibuat.
Peran perawat unit
keperawatan kritis

2. Client Advocate.
 Sebagai client advocate, perawat
bertanggung jawab untuk
membantu pasien dan keluarga
dalam menginterpretasikan
informasi dari berbagai pemberi
pelayanan dan memberikan
informasi yang diperlukan untuk
mengambil persetujuan (nformed
consent) atas tindakan medis
maupun keperawatan yang
diberikan pada pasien.
Peran perawat unit
keperawatan kritis

3. Concelor.
Contohnya:
Pemecahan maslah pada unit
perawatan kritis yang banyak
stimulus yang tidak diinginkan
seperti lingkungan dan orang
yang asing. Perawat melakukan
tindakan untuk membina
hubungan saling percaya dengan
pasien, orientasi terhadap
tempat dan sering mendampingi
pasien.
Peran perawat unit
keperawatan kritis

4. Educator
Peran ini dapat dilakukan pada
klien, keluarga. Dalam hal ini
tugas perawat unit perawatan
kritis memberikan pendidikan
kesehatan dalam upaya
meningkatkan kesehatan dan
deteksi dalam terhadap ancaman
kesehatan.
Contoh: memberikan enyuluhan
pada pasien dengan DM tentang
cara diet makanan, dan olahraga.
Peran perawat unit
keperawatan kritis

5. Coordinator
Peran perawat adalah
mengarahkan, merencanakan,
mengorganisasi, pelayanan dari
semua anggota tim kesehatan
karena klien menerima
pelayanan dari banyak
profesional.
Peran perawat unit
keperawatan kritis
5. Collaborator
Keterampilan dari berbagai
pemberi layanan kesehatan
sangatlah berpengaruh.
Peran perawat dalam memberikan
perawatan pasien yan dirawat
pada ruang perawatan intensif
(ICU) yang memerlukan tindakan
intubasi disini perawat
melakukan kolaborasi dengan
dokter anastesi untuk
melakukan tindakan, dan juga
berkolaborasi dengan petugas
radiologi untuk melakukan X-
Ray setelah pasien dilakukan
intubasi.
Peran perawat unit
keperawatan kritis

7. Consultant
 Dengan peran ini dapat dikatakan
perawatan adalah sumber informasi
yang berkaitan denga kondisi
pasien.

8. Change Agent.
 elemen ini mencakup perencanaan,
kerjasama, perubahan yang
sistematis dalam berhubungan
dengan klien dan cara pemberian
keperawatan pada pasien.

Anda mungkin juga menyukai