DEFINISI KRISIS
krisis merupákan bagian dari kehidupan yang dapat terjadi dalam bentuk yang
berbeda-beda, dengan penyebab yang berbeda, dan bisa eksternal/ internal. krisis :
konflik / masalah / gangguan internal yang merupakan hasil dan keadaan stressful /
adanya ancaman terhadap self. Krisis : suatu kondisi individu tak mampu mengatasi
masalah dengan cara penanganan (koping) yang biasa dipakai.
PRA KRISIS
Individu dapat berfungsi dengan baik dalam memenuhi kebutuhan
KRISIS
Individu mengalami ancaman / bahaya disorganisasi dan ketidakseimbangan
Individu mencoba menangani krisis dengan berbagai cara yang dimiliki atau
dengan bantuan orang lain.
POST KRISIS
TIPE KRISIS
1. Krisis perkembangan (Maturasi)
Sigmun Freud membagi perkembangan kepribadian menjadi 5 fase yaitu fase
oral, fase anal, fase laten dan fase pubertas.
Erik Erikson membagi 8 fase : masa bayi, masa kanak-kanak, masa pra
sekolah, masa remaja, masa dewasa muda, masa dewasa pertengahan dan
masa dewasa lanjut.
Teori2 tersebut menekankan bahwa : perkembangan merupakan satu rentang
yang setiap tahap mempunyai tugas dan masalah yang harus diselesaikan
untuk menuju kematangan pribadi individu.
Keberhasilan menyelesaikan masalah pada fase-fase tersebut akan
mempengaruhi individu mengatasi stress yang terjadi dalam hidupnya.
Krisis maturasi terjadi dalam satu periode transisi yang dapat mengganggu
keseimbangan psikologis. Contoh: masa pubertas, perkawinan, menjadi orang
tua, menaupause, lansia.
Krisis maturasi membutuhkan perubahan peran yang memadai, sumber-
sumber interpersonal dan penerimaan orang lain terhadap peran baru.
2. Krisis situasi
Terjadi jika keseimbangan psikologis terganggu akibat suatu kejadian yang
spesifik.
Contoh: kehilangan, kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit akut,
kehilangan orang yang dicintai, kegagalan.
Krisis situasi berupa
a. Dapat diduga
Peristiwa kehidupan, spt: mulai sekolah, gagal sekolah, bertambahnya
anggota keluarga, perpisahan, perceraian.
b. Tidak dapat diduga
Peristiwa sangat traumatic, tdk pernah diharapkan. Contoh : kematian, PHK,
diperkosa, dipenjara.
3. Krisis social
• Disebabkan oleh suatu kejadian yang tidak diharapkan serta menyebabkan
kehilangan ganda dan sejumlah perubahan lingkungan.
• Contoh : tsunami, gunung meletus, kebakaran, banjir, perang.
Krisis ini tidak dialami oleh semua orang seperti halnya krisis maturasi.
BALANCING FACTOR
1. Persepsi terhdap peristiwa/kejadian
a. Apa arti kejadian pada individu
b. Pengaruh kejadian di masa depan
c. Apakah individu memandang masalah secara realitas.
Persepsi realistis → mendorong individu menerima kenyataan → menghadapi
masalah secara positif. Persepsi tidak realistis → individu sulit untuk menerima
kenyataan.
2. Situasi pendukung/yang mendorong
Hubungan intim yang bermakna dengan lingkungan akan memberi dukungan dan
sumber pada individu
3. Koping
• Individu mempunyai koping yang siap dipakai setiap saat.
• Jika individu tidak tahu apa yang akan dilakukan → kecemasan meningkat
→problem solving irrasional →KRISIS.
1. Mengungkapkan perasaan :
Klien mengungkapkan perasaan dengan bicarakan area emosi yang membebani
2. Klarifikasi
Klien didorong untuk menguraikan secara lebih jelas, hubungan beberapa
peristiwa dalam kehidupan
Intervensi krisis yang lain
PERAN TERAPIS
FILOSOFI ICU / INTENSIF CARE
MEDICINE
Intensive care Medicine adalah suatu aktivitas khusus yang mendapatkan legitimasi
bukan oleh karena kompleksitas peralatan dan pemantauan pasien, tetapi oleh karena
setiap sakit kritis selalu berakhir pada suatu Final Common Pathway dari kegagalan
sistem organ
Contoh
Pasien yang gagal nafas – hipoksemia, tidak menjadi persoalan apakah paru-
parunya mendapat:
- -terserang virus
Ruang rawat di RS yang dilengkapi staf dan peralatan khusus untuk merawat
dan mengobati pasien yang mengancam nyawa oleh kegagalan satu atau lebih organ2
akibat penyakit, bencana atau komplikasi yang masih ada harapan hidup
(recoverable)
Intensive Care Unit
suatu tempat atau unit tersendiri didalam rumah sakit, memiliki staf khusus,
peralatan khusus ditujukan untuk menanggulangi pasien gawat karena
penyakit, trauma atau komplikasi – komplikasi.
PENGGUNAAN DAN PENGELOLAAN RUANG ICU
Pelayanan ICU adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien yang dalam
keadaansakit berat dan perlu dirawat khusus, serta memerlukan pantauan ketat
dan terusmenerus serta tindakan segera.
. Ruang ICU terletak dekat dengan kamar operasi, ruang perawatan lainnya,
danmemiliki akses yang mudah ke IGD, Radiologi dan ke Laboratorium.
Tujuan Pengelolaan di ICU :
Menerima rujukan dari level yang lebih rendah dan melakukan rujukan ke
level yang lebih tinggi.
Macam – macam ICU
Menurut fungsinya ICU dibagi menjadi beberapa unsur yaitu :
1. ICU Khusus
Dimana dirawat pasien payah dan akut dari satu jenis penyakit, misalnya :
1.1. ICCU ( Intensive Coroneary Care Unit )
Pasien yang dirawat dengan gangguan pembuluh darah koroner
1.2. Respiratory Unit
Dirawat pasien yang mengalami gangguan pernafasan
1.3. Renal Unit
Dimana dirawat pasien – pasien dengan gangguan ginjal
2. ICU Umum
Dimana dirawat pasien – pasien yang sakit payah akut
dari semua bagian Rumah Sakit.
Menurut umur ICU anak dan neonatus di pisahkan
dengan ICU dewasa.
Menurut klasifikasi pelayanan ICU dibagi menjadi :
1.1. Pelayanan ICU Primer ( Standard Minimal )
Rumah Sakit yang dapat mempunyai ICU Primer, adalah :
1. Rumah Sakit Umum Kelas C
1.2. Pelayanan ICU Sekunder ( Menengah )
1.3. Pelayanan ICU Tersier ( Tertinggi )
Syarat - syarat Ruang ICU
Letaknya di sentral RS & dekat dengan kamar bedah serta kamar pulih sadar
( Recovery Room )
Suhu ruangan diusahakan sekitar 22 – 25 derajat C
Tempat tidur harus yang beroda dan yang dapt diubah – ubah dalam segala
posisi
Petugas maupun pengunjung memakai pakaian khusus bila memasuki ruangan
isolasi
Tempat dokter dan perawat harus sedemikian rupa sehingga mudah untuk
mengobservasi pasien
ICU
Suatu ruang khusus dalam rumah sakit :
staf khusus
peralatan khusus
Pasien ICU :
Penyakit
Trauma mengancam nyawa
Komplikasi
RECOVERABLE
Design ICU :
1.Ruang tunggu
1. Ruang tunggu
Ruang tunggu pengunjung
Ruang interview
2. Ruang pasien
Ruang rawat terbuka/ gabung
Ruang rawat isolasi
3. Ruang penyimpanan alat/gudang
4. Ruang laboratorium/teknik
5. Ruang staf
6. Ruang alat pembersih
Hospital : ICU bed ratio = 100 : ( 1-2 )
Perlengkapan Alat-alat
1. Monitoring : Bed-side dan sentral : NIBP, HR, t°, RR,SpO₂,
CVP,ETCO₂ ,IBP
2. Alat terapi respirasi :
Bed-Side
Portable
3. Alat terapi kardiologi: “ Trolley “ RJP
4. Terapi dialise
5. Lanoratorium
6. Radiologi
7. Alat lain :
Trolley alat tenun
selimut penghangat
SDM DI ICU
1.Staf medis:
Intensivist
Staf spesialis
Staf Yunior
2. Staf Perawat: -
Kepala perawat spesialis
Perawat spesialis
Perawat pembimbing/pendidik
3.Staf medis terkait:
Fisioterapi
Farmasis
Ahli Gizi
Petugas radiologi
Pekerja sosial
4.Ahli teknik
5.Sekretariat
PERAN ICU
Level I :
Mampu memberikan bantuan hidup dasar
Biasanya kurang dari 24 jam
Pemantauan respirasi, kardiovaskular sederhana : SpO₂,EKG,NIBR, HR
Terapi ventilasi mekanis sederhana
Dikelola Dr / spesialis dengan pengetahuan intensive care, Ns.
Lab/Rontgen 24 jam
Level II
Bantuan hidup yang lebih kompleks untuk beberapa hari
Pemantauan kardio- respirasi lebih invasif
Terapi ventilasi mekanis komplek
Terapi renal replacement
Dikelola spesiali anestesiologi /intensivist, Ns.spesialis
Lab/Ro 24 jam
Level III
Pusat rujukan ICU
Pemantauan dan terapi invasif semua sistem
Dikelola intensivist, Ns spesialis
Lab/Ro 24 jam, dengan penunjang canggih 24 jam
SISTEM PELAYANAN ICU
Open unit :
Dokter pemilik pasien memberi Tx
Kerugian : multi terapi, kebingungan Ns
Closet Unit :
Terapi oleh intensivist
Keuntungan: tidak multi terapi
Kerugian : privacy Dr. pemilik kurang
Semi Closet Unit ( ? )
Dokter pemilik usul Tx
Terapi oleh Intensivist
Keberhasilan Terapi
1. Usia pasien
2. Riwayat penyakit sebelumnya
3. Keadaan penyakit sekarang
4. Respon terhadap terapi
5. Lingkungan sosial pasien
6. Kualitas pasien dimasa depan
1. Abortus
2. Kehamilan Ektopik
3. Mola Hidatidosa2
ABORTUS
Definisi
Penghentian kehamilan sebelum janin mencapai viabilitas (usia kehamilan 22
minggu) atau BB janin < 500 mg
MacamMacam-Macam Abortus
1. ABORTUS IMMINENS Abortus tingkat awal, dimana ostium uteri tertutup dan
hasil konsepsi masih dalam kandungan
2. ABORTUS INSIPIENS Abortus mengancam, dimana serviks mendatar, ostium
membuka, tapi hasil konsepsi masih didalam kavum uteri
3. ABORTUS INKOMPLIT Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari cavum uteri
4. ABORTUS KOMPLIT Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari cavum uteri
5. Abortus yang disengaja adalah suatu proses dihentikannya kehamilan sebelum
janin mencapai viabilitas
6. Abortus tidak aman adalah suatu prosedur yang dilakukan oleh orang yg tdk
berpengalaman atau dlm lingkungan yang tdk memenuhi standar medis minimal
atau keduanya
7. MISSED ABORTION embrio / fetus meninggal pada umur kehamilan kurang dari
20 minggu tetapi seluruh hasil konsepsi masih tertahan dalam kandungan sampai 6
minggu atau lebih
8. ABORTUS HABITUALIS terjadi abortus sampai 3 kali berturut turut atau lebih
9. ABORTUS INFEKSIOSA Abortus yang disertai infeksi
10. ABORTUS SEPTIK Abortus infeksiosa berat disertai penyebaran kuman secara
sistemik
ETIOLOGI
1. Kelainan telur (ovum yang patologik)
2. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
3. Kelainan pada plasenta
4. Kelainan traktus genitalis
5. Penyakit Ibu
DIAGNOSIS
Amenore pada masa reproduksi dengan plano test (+) atau pernah (+)
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : Plano test, Hb, leukosit, waktu pembekuan, waktu perdarahan,
fibrinogen (pada missed abortion), abortion), trombosit
USG
Untuk mendeteksi penyebab :
1. HSG
2. Toksoplasmosis
3. GDS
4. Hormonal
PENATALAKSANAAN
Abortus Imminens
1. Jika usia kehamilan <16 mg: Evakuasi Uterus dengan Aspirasi Vakum
Manual.
2. Jika usia kehamilan >16 mg: tunggu ekspulsi spontan kemudian evakuasi sisa
konsepsi atau jika perlu infus oksitosin 20 U/500 cc RL
Abortus Inkomplit
KEHAMILAN EKTOPIK
Batasan
Kehamilan dimana ovum yang telah dibuahi tidak berinplantasi pada kavum
uteri.
Bila berakhir dengan abortus atau ruptur maka disebut Kehamilan Ektopik
Terganggu
Etiologi
1. Inflamasi
2. Infeksi
3. Pembedahan
Lokasi
Diagnosis
Ditegakkan berdasarkan :
Pemeriksaan Fisik
Rahim membesar
Tumor pada adneksa
Tanda akut abdomen
Pemeriksaan Ginekologis
Spekulum : fluksus sedikit
PDV : serviks lunak, nyeri goyang (+),
adneksa nyeri dan teraba massa, cavum douglas menonjol dan nyeri
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : Hb, leukosit,
plano test
USG
Kuldosintesis
Laparoskopi diagnosis
Diagnosis Banding
Radang panggul
Kista ovarium pecah/ perdarahan
Torsi kista ovarium
Abortus iminens
Endometriosis
Apendisitis
Penatalaksanaan
Perbaiki keadaan umum Jika gejala klinis (+) dan pemeriksaan penunjang (+)
laparotomi
Bila curiga lakukan observasi + USG, jika (+) laparoskopi Jika laparoskopi (-) :
konservatif ((+) : laparotomi
MOLAHIDATIDOSA
Batasan
Penyakit yang berasal dari kelainan pertumbuhan trofoblas plasenta atau calon
plasenta dan disertai generasi kistik villi dan perubahan hidropik
PATOFISIOLOGI
Ada beberapa teori
1. Teori Missed Abortion
Mudigah mati pada uk 3-5 mg (missed abortion) abortion) Gangguan peredaran
darah penimbunan cairan dalam jar. mesenkim dari villi terbentuk gelembung-
gelembung
2. Teori Neoplasma dari Park
Adanya sel-sel tropoblas abnormal selyang mempunyai fungsi abnormal
Terjadi resorpsi cairan berlebihan dalam villi timbul gelembung-gelembung
gangguan peredaran darah mudigah mati
Gejala Klinis
Tanda kehamilan (+)
Perdarahan : intermitten, sedikit-sedikit, sekaligus banyak sehingga sampai
syok/ kematian
Hiperemesis gravidarum
Tanda preeklampsi pada trimester I
Tanda tirotoksikosis
Kista lutein unilateral/ bilateral
Uterus lebih besar dari uk
Gerakan anak (-) (Balotemen (-) kecuali pada mola parsial (-)
Pemeriksaan Penunjang
HCG serum
USG
Uji sonde
Hanifa Thorak foto
T3 dan T4 pada gejala tirotoksikosis
Penanganan
Terdiri dari 3 tahap yaitu :
1. Perbaiki keadaan umum
Koreksi dehidrasi
Tranfusi bila Hb < 8 gr %
2. Pengeluaran jaringan mola
Siapkan darah 500 cc
Kuret dilakukan 2 kali interval 1 minggu
Seluruh jaringan hasil kerokan dikirim
ke lab. PA
3. Pemeriksaan tindak lanjut
Kontrasepsi
- Pemeriksaan fisik
- Kadar ß hCG setiap minggu sampai 3 kali berturut-turut normal.
Dilanjutkan berturutsetiap bulan sampai 6 kali berturut-turut
normal
- Remisi spontan dapat hamil kembali
Komplikasi
Perdarahan hebat
Anemia
Syok
Infeksi
Perforasi usus
Keganasan (PTG)