TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
(Mahmudah A, 2018). Mata adalah salah satu organ sensori manusia yang
gelombang sinar atau cahaya yang masuk ke mata (Hall, 2006 dalam
7
8
fokusing terganggu (retina) katarak terjadi pada semua umur namun yang
sering terjadi pada usia > 55 tahun. Tanda dan gejalanya berupa:
penglihatan ganda.
berbagai masalah pada usia lanjut seperti mata kabur, hubungan aktifitas
sosial, dan penampilan, pada usia yang berusia dari 60 tahun lensa mata
(Padila, 2018).
Menurut (Nurarif & Kusuma, 2015) klasifikasi katarak ada enam jenis,
yaitu:
a. Katarak kongenitalis
katarak yang ditemukan pada bayi ketika lahir (atau beberapa saat
b. Katarak juvenile
c. Katarak senilis
penuaan. Katarak jenis ini terjadi pada semua orang tanpa terkecuali.
d. Katarak sekunder\traumatik
Katarak ini dapat juga timbul sebagai efek dari cedera langsung
bertahun-tahun kemudian.
e. Katarak radiasi
penglihatan yang ringan dan tidak sadar bahwa mereka menderita katarak.
b) Diabetes.
(struktur diluar bola mata) dan struktur okuler (bola mata dan isinya).
a. Struktur Ekstraokuler
1) Kelopak Mata
2) Orbita
wajah.
kepala.
c) dan bagian yang disusun oleh empat dinding orbita. Pada orang
3) Otot Ekstraokuler
4) Konjungtiva
yang melapisi bagian paling depan dari sklera dan bagian dalam
b. Struktur Okuler
1) Sklera
pada area insersi otot rektus; 0,5 mm pada bagian tengah; dan 1,0
2) Kornea
3) Iris
2018).
4) Badan Sillar
mata dan terdiri atas jaringan otot yang mengatur akomodasi mata
5) Lensa mata
secara bertahap menjadi lebih kaku, lebih padat, dan lebih buram.
Karena perubahan terkait usia ini, lensa bergerak maju dan kurang
6) Bilik Mata
Bilik mata dibagi menjadi dua, yaitu bilik mata depan dan
dibatasi oleh belakang iris, lensa, dan badan silier. Bilik mata terisi
7) Retina
mata (melalui pupil), bilik mata belakang yang terisi oleh vitreus
2001). Retina hanya dapat dilihat dengan alat bantu yang bernama
oftalmoskop.
8) Koroid
HQ, 2017):
koriokapiler.
4. Etiologi
penglihatan, yaitu:
a. Presbiopi.
putih.
5. Patofisiologi
paling bermakna nampak seperti cristal salju pada jendela. Perubahan fisik
(Ratnawati, 2018).
20
Pathway Katarak
Katarak
Daya akomodasi
lensa terganggu
Membentuk Protein lensa
daerah keruh terputus disertai
menggatikan dengan influx
serabut-serabut air kelensa
Pupil kontriksi protein
Sinar tidak
Mata berarir Serabut lensa
tertampung
yang tegang
banyak pada
menjadi patah
siang hari
Transmisi sinar
Blurres vision terganggu
Pandangan
berkabut
Resiko jatuh
a. Penglihatan akan suatu objek benda atau cahaya menjadi kabur, buram.
asap.
beraktifitas lainnya.
h. Jika melihat hanya dengan satu mata, bayangan benda atau cahaya
terlihat ganda.
23
7. Penatalaksanaan
antara lain:
tinggi disebabkan oleh insisi yang lebar dan tekanan pada badan
detachment setelah operasi lebih tinggi, insisi yang sangat lebar dan
sangat besar.
Keuntungan insisi pada sklera kedap air sehingga membuat katup dan
isi bola mata tidak prolaps keluar. Dan karena insisi yang dibuat
24
sedikit berubah.
d. Phacoemulsification
8. Pemeriksaan penunjang
glukoma.
25
tertutup glukoma.
papiledema, perdarahan.
9. Diet
lensa mata yang baru. Diet tinggi beta karoten, selenium, lutein, omega 3,
kesejahteraan lanjut usia pada pasal 1 ayat 2 yang meyebutkan bahwa umur
Lansia atau lanjut usia merupakan kelompok umur pada manusia yang
telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Pada kelompok yang
dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut aging process
1. Pengertian Penuaan
penuaan yang terus menerus yang ditandai dengan menurunnya daya tahan
menjadi semakin rentan terhadap penyakit. Hal ini karena struktur, fungsi
sel, jaringan, dan sistem organ dalam tubuh akan berubah seiring
a. Teori biologi
1) Teori genetik
2) Teori nongenetik
lain:
2) Asap rokok
4) Radiasi
29
proses penuaan.
2006).
e) Teori fisiologi
b. Teori sosiologis
tujuannya masing-masing.
30
mengeluarkan biaya.
usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan banyak ikut serta
loss):
relationship).
usia yaitu:
1) Pralansia (prasenilis)
2) Lansia
2003).
32
4) Lansia Potensial
dikelompokkan menjadi usia lanjut (60-69 tahun) dan usia lanjut dengan
resiko tinngi (lebih dari 70 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan)
(Ratnawati, 2018).
4. Ciri-ciri Lansia
a. Sel
b. Sistem Persarafan
setiap harinya).
stres
6. Defisit memori.
c. Sistem Pendengaran
terhadap bunyi suara atau nada yang tinggi, suara yang tidak jelas,
keratin.
mengalami ketegangan/stres.
berputar).
35
d. Sintem Penglihatan
menghilang.
e. Sistem Kardiovaskuler
berkurang.
36
terganggu.
lain:
2. Pada kondisi ini, lanjut usia akan merasa kedinginan dan dapat pula
g. Sistem Pernafasan
h. Sistem Pencernaan
3. Esofagus melebar.
karbohidrat).
6. Tipe-Tipe Lansia
Tipe ini dilaksanakan pada orang lanjut usia yang memiliki banyak
b. Tipe Mandiri
teman.
Tipe lansia tidak puas adalah lansia yang selalu mengalami konflik
d. Tipe Pasrah
e. Tipe Bingung
tak acuh.
39
7. Karakteristik Lansia
ini.
a. Jenis kelamin
b. Status perkawinan
(60 persen) dan cerai mati (37 persen). Adapun perinciannya yaitu
lansia perempuan yang berstatus cerai mati sekitar 56,04 persen dari
keseluruhan yang cerai mati, dan lansia laki-laki yang berstatus kawin
ada 82,84 persen. Hal ini disebabkan usia harapan hidup perempuan
c. Living arragement
perbandingan banyaknya orang tidak produktif (umur <15 tahun dan >
tertinggi ada di Nusa Tenggara Timur (66,74 persen) dan terendah ada
d. Kondisi kesehatan
2014.
41
e. Keadaan ekonomi
berkualitas adalah proses penuaan yang tetap sehat secara fisik, sosial,
dan mental sehingga dapat tetap sejahtera sepanjang hidup dan tetap
(8,9 persen) dan pensiun (8,5 persen), selebihnya 3,8 persen adalah
1. Pengkajian
sehari-hari.
a. Pengkajian fisik
masih bisa dicapai dan dikembangkan, dan penyakit yang dapat dicegah
43
umum bagi pasien lanjut usia dapat dibagi atas dua bagian, yakni:
1. Pasien lanjut usia masih aktif, yakni lansia dengan fisik yang masih
2. Pasien lanjut usia pasif, yakni lansia dengan fisik yang mengalami
dari luar. Dengan demikian, lansia yang aktif dapat diberikan bimbingan
mengenai kebersihan mulut dan masih gigi, kebersihan kulit dan badan,
kebersihan rambut dan kuku, kebersihan tempat tidur serta posisi tidurnya,
hal makanan, cara memakan obat, dan cara pindah dari tempat tidur ke
a. Inspeksi
logis dari temuan-temuan yang didapat. Oleh karena itu, pada saat
tubuh
temuan.
b. Palpasi
gerakan yang dibedakan dengan bagian tangan dan jari berbeda. Ada
melakukan palpasi secara lembut dan tenang. Area yang diketahui nyeri
sebagian.
c. Perkusi
pleksi meter dan jari tengah kanan dominan sebagai pleksor (alat
ketukan.
2) Perkusi langsung
3) Perkusi tumpul
d. Auskultasi
b. Pengkajian Psikologi
asing, pendengar yang baik, penyimpan rahasia, dan sebagai sahabat yang
yang cukup banyak untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar para
lanjut usia merasa puas. Perawat wajib memegang prinsip “Triple S”,
motivasi pasien lanjut usia dalam memecahkan dan mengurangi rasa putus
diusahakan agar di masa lanjut usia ini mereka dapat merasa puas dan
bahagia.
6. Apakah harapan pasien pada saat ini dan yang akan datang?
50
kehidupan?
9. Selain itu, kajilah mengenai fungsi kognitif, daya ingat, proses pikir,
masalah.
Pada usia lanjut, pasien rentan terhadap stres dan sulit tidur karena
meliputi:
rumah?
d. Pengkajian Spiritual
kepuasan batin pasien dalam hubungannya dengan tujuan atau agama yang
dianut. Terlebih jika pasien lansia dalam keadaan sakit atau mendekati
kematian.
adanya rasa sakit yang menyertainya, dan kegelisahan untuk tidak dapat
menghadapi hidup selama ini. Untuk itu, perawat harus meneliti dengan
mendekati.
agamanya?
2. Diagnosa
a. Definisi
b. Kemungkinan Etiologi
c. Batasan karakteristik
Bagian ini mencakup tanda dan gejala yang cukup jelas untuk
sesungguhnya. Sasaran ini harus dapat diukur, dan berupa tujuan jangka
54
diidentifikasi. Mungkin akan ada lebih dari satu tujuan jangka pendek
dan bisa juga menjadi semacam "batu loncatan" untuk memenuhi tujuan
jangka panjang.
2. Diagnosis Risiko
4. Diagnosis Sindrom
3. Intervensi
dan mencegah masalah baru yang akan timbul. Perencanaan dan tindakan
kesehatan tersebut.
a. Nyeri akut
c) Intervensi:
post op.
pasien.
3) Intervensi :
risiko infeksi.
3) Intervensi :
sedotan, dan pastikan semua pintu dan laci tetap tertutup atau
terjatuh.
dirumah.
3) Intervensi :
di udara.
komplikasi
62
4. Implementasi
gerontik.
tetap dipasang, posisi tempat tidur yang rendah, kamar dan lantai tidak
5. Evaluasi
teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap
ditetapkan sebelumnya.
tidak dilanjutkan.
A: adalah analisis dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada
respons pasien.