Anda di halaman 1dari 4

Tahapan setelah mengumpulkan data adalah mengolah data.

Data yang terkumpul


adalah data yang berupa jawaban responden. Jawaban-jawaban inilah selanjutnya
yang akan diubah dalam bentuk  kode-kode berupa angka. Dalam penelitian kuantitatif,
kode selalu berupa angka dan pada penelitian kualitatif kode bisa berupa angka
maupun berbentuk kata-kata. Silahkan diskusikan proses memindahkan data penelitian
anda menjadi kode-kode, baik pada penelitian kuantitatif maupun penelitian kualitatif.

Untuk memaksimalkan diskusi ini, jangan lupa mempelajari Modul 7 BMP Metode
Penelitian Sosial/ISIP4216 dan bahan- bahan belajar lain dari sumber-sumber lainnya
(youtube, google, dll).

A. Mengolah Data pada Penelitian Kuantitatif

Tahapan dalam analisis dalam kuantitatif:


1. Pengkodean data (Data coding)
Data coding merupakan proses penyusunan secara sistematis data mentah (yang ada dalam
kuisioner) ke dalam bebtuk yang mudah dibaca oleh mesin pengolah data seperti computer.
Hal yang harus diperhatikan oleh peneliti ketika membuat kode jawaban adalah kode jawaban
harus baku dan konsisten (tidak berubah-rubah). Hal ini dimaksudkan agar hasil penelitian
ketika dilakukan indeks atau skala memiliki validitas yang tinggi. Oleh karena itu, bagi peneliti
pemula diperlukan semacam buku yang memuat kode-kode, atau sering disebut buku kode.

2. Pemindahan data ke komputer (data Entering)


Data entering adalah memindahkan data yang telah di ubah menjadi kode ke dalam mesin
pengolah data. Caranya dengan membuat coding sheet (lembar kode), direct entry, optical scan
sheet, (seperti lember isisan computer menggunakan pensil 2B), dan CATI (Computer Assisted
Telephone Interviewing). Jenis yang terakhir ini biasa dipergunakan pada saat polling melalui
telepon. Sementara itu, program computer yang dapat dipakai untuk mengolah data, antara lain
SPSS (Sttistical Package for Social Science), Microstat, Survey Mete, STATS Plus, SAS,
Microquest, dan lain-lain.

3. Pembersihan data (data cleaning)


Data cleaning adalah memastikan bahwa seluruh data yang telah dimasukkan kedalam mesin
pengolah data sudah sesuai dengan yang sebenarnya. Disini peneliti memerlukan adanya
ketelitian dan akurasi data. Caranya dengan possible code cleaning, contingency cleaning, dan
modifikasi (melakukan pengkodean kembali data yang asli).

4. Pengujian data (Data output)


Data output adalah hasil pengolahan data. Bentuk hasil pengolahan data tersebut adalah
sebagai berikut.
• Numerik (dalam bentuk angka). Hasil pengolahan data yang yang berupa numeric dapat
disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan tabel silang.
• Grafik (dalam bentuk gambar). Penyajian data dengan menggunakan grafik atau gambar lebih
menarik jika dibandingkan penyajian data dengan menggunakan tabel frekuensi maupun tabel
silang. Namun penyajian data menggunakan gambar atau grafik juga memiliki kelemahan, yaitu
adanya informasi yang hilang. Pembuatan garfik harus memperhatikan tingkat pengukuran
yang dipergunakan.
5 . Penganalisisan data (Data Analizing)
Penganalisisan data merupakan suatu proses lanjutan dari proses pengolahan data untuk
melihat bagaimana menginterpretasikan data, kemudian menganalisis data dari hasil yang
sudah ada pada tahap hasil pengolahan data. Penjelasan lebih lengkap tentang pengijian
statistik dan cara-cara perhitunganya dapat dibaca pada buku-buku statistik. Analisis terhadap
hasil pengolahan data dapat berbentuk sebagai berikut.
• Analisis Univariat. Analisis univariat adalah analisis terhadap satu variabel.
• Analisis Bivariat. Seperti telah disebutkan di atas, hubungan antara dua variabel dapat
digambarkan dalam bentuk tabel silang. Dalam membuat tabel sialng ini, peneliti harus
mengetahui bagaimana arah hubungan yang ada dalam hubungan bivariat tersebut.
• Analisis Multivariat. Secara umum jenis analisis multivariat dapa di bedakan menjadi dua jenis,
yaitu:
1. Tabel Silang
2. Elaborasi
6. Pengujian hipotesis
Langkah selanjutnya dalam bagian analisis ini adalah bagaimana melakukan pengujian
terhadap hipotess yang telah di rumuskan sebelumnya. Ada beberapa tahap yang harus
dilakukan dalam melakukan pengujian hipotesis, yaitu:
• Merumuskan hipotesis.
• Menetapkan tes statistik yang akan digunakan.
• Menetapkan tingkat signifikansi (misalnya 1%, 5%, atau 10%).
• Melakukan perhitungan ststistik (misalnya menggunakan program SPSS).
• Mengambil kesimpulan.

Pemberian Kode Terhadap Data pada Penelitian Kualitatif

Analisis data dapat dikatakan sebagai usaha peneliti untuk mencari dan menarik kesimpulan
data sumber data yang ada melalui hasil teknik pengumpulan data yang dilakukan sebelumnya.
Pada penelitian saya dengan menggunakan metode kualitatif seperti ini akan menghasilkan
data kualitatif pula. Karena pada pendekatan yang digunakan penulis pada penelitian ini akan
sepenuhnya mengandalkan dinamika dan beberapa variasi data. Pada penelitian kualitatif
memfokuskan pada data yang terkumpul dan mengandalkan pada data yang diolah dan
dianalisis, untuk kemudian terfokus pada terbentuknya sebuah kesimpulan atau teori,

Pada tahap pertama analisis data akan dilakukan secara bersamaan dengan proses
pengumpulan data, proses interprestasi data, dan juga penulisan “narrative reporting”.
Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan data informasi pengaruh upah pada kinerja
karyawan melalui wawancara .
30 November 2021, Pukul 08.00
Suyatno, 36 tahun dan Sutiman ,40 tahun.
Pertemuan pertama dengan ak Suyatno dan Sutiman.
Lokasi : Workshop OLIVIN ALUMINIUM
Tema : Pengaruh sistem upah pada kinerja karyawan OLIVIN ALUMINIUM

Pak suyatno adalah karyawan senior di OLIVIN ALUMINIUM bagian Showcase yang
menggunakan sistem upah harian. Sedangkan Sutiman adalah karyawan senior bagian Kusen
yang menggunakan sistem borongan. Wawancara saya dengan Pak Suyatno:
“ Pak, berapa lama bapak sudah bekerja di OLIVIN ALUMINIUM ?”
“Saya sudah bekerja kurang lebih 12 tahun mba.”
“Wah sudah lama yaa pak, dari awal bekerja disini bapak sudah memegang bagian showcase
atau bagaimana pak?”
“dari awal saya sudah mengerjakan showcase mba”

ASAL USUL SISTEM UPAH HARIAN


“Sistem upah yang biayarkan untuk tenaga showcase saya dengar menggunkan sistem harian,
alasan bapak kenapa lebih memilih showcase harian dari pada kusenan dengan sistem
borongan yang lebih menguntungkan pak?
“Karena bukan skill saya dibagian kusen mba, dari dasar nya saya hanya menguasai
showcase.”

ALASAN SISTEM UPAH BERPENGARUH PADA KINERJA


Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari Admin, hal itu juga berpengaruh kepada kinerja
karyawan pak? Tenaga harian dalam kerja nya lebih santai dibandingkan dengan borongan
yang lebih bergerak cepat.” Bagaimana menurut Bapak Suyatno?”
“Ya gimana yaa mba,kita pekerja harian lebih banyak detail pekerjaan nya dibanding kusen
yang detail pekerjaan sedikit. Jadi kalo diburu-buru, kerjaan kita nanti tidak optimal hasil
produknya. Mungkin juga sebagian teman saya ber mindset, Kita kerja nda kerja kita dibayar.
Beda dengan yang sistem borongan , dimana mereka upah nya berdasarkan performa. Kalo
ada pekerjaan mereka dapat upah, Kalo lagi sepi job yaa mereka tidak dapat upah.
“Kalo boleh tau pak, kenapa bagian Showcase tidak menggunakan sistem borongan juga pak?”
“Kalo kita dibuat borongan juga kita tidak masuk mba,buat membayar sejumlah karyawan. Misal
kita mengerjakan lemari uk. 2 m kalo dibuat borongan hanya dapat upah 250.000 sedangkan
karyawan harian ada 4 orang. Lemari tersebut selesai dalam satu hari. Berarti setiap karyawan
Cuma dapat upah 62.500. Itu tidak bisa mencukupi kebutuhan kami. Beda kalo harian kita
dapat 90 ribu per hari.

"Setelah menjawab pertanyaan tersebut, Pak Suyatno kembali melanjutkan pekerjaan nya. "

Teknik mengumpulkan data di dalam penelitian kualitatif adalah pengamatan. Dalam melakukan
pengamatan dan juga saat memberikan kode, peneliti bisa membedakannya ke dalam bentuk-
bentuk pengamatan yang ada, yaitu:
• Pengamatan Berstruktur
Dalam teknik pengamatan berstruktur kategorisasi yang akan dibuat didasarkan pada teori atau
pengetahuan yang dimiliki oleh peneliti sebelum ia turun ke lapangan. Sehingga dalam proses
ini, peneliti hanya akan menghitung berapa kali ia mengamati kejadian dari suatu kategori yang
sudah dibuatnya. Misalnya saja dalam penelitian mengenai kedisiplinan warga Jakarta, peneliti
sudah membuat kategorisasi sebagai berikut:
a. Membuang sampah sembarangan.
b. Menyeberang jalan sembarangan.
c. Tidak menunggu bis di halte.
d. Menyerobot antrian.

• Pengamatan tidak Berstruktur


Dalam teknik pengamatan tidak berstruktur kategorisasi yang akan dibuat didasarkan pada
variasi jawaban yang ada di lapangan. Peneliti harus berusaha mengamati segala sesuatu yang
tampak terkait dengan permasalahan yang diteliti. Dalam pemberian kode ini, peneliti tidak
hanya menghitung kejadian, namun juga berusaha mengungkapkan makna yang ada di balik
kejadian tersebut. Contoh sederhana, jika ada beberapa anak yang mengedip-ngedipkan
matanya, maka peneliti berusaha untuk mengetahui siapa yang sedang main mata, kelilipan,
mengejek orang lain, dan yang sedang latihan mengedipkan mata.
Proses mengkode data juga bisa dilakukan dengan membuat sebuah matriks. Kotak-kotak yang
membuat garis diagonal dari sudut kiri atas ke sudut kanan bawah menunjukkan deskripsi yang
baik tentang unsur-unsur gejala yang diamati. Kotak lainnya menggambarkan keterkaitan
antara unsur-unsur yang ada.

Sumber: Modul 7 BMP ISIP4216 Metode Penelitian Sosial

Anda mungkin juga menyukai