Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhamad Taufiq Rahman Somantri

NIM : 1197060048
Kelas : 3B

Presentase Kerusakan Tanaman yang disebabkan Penyakit Karat Daun


pada Tanaman Kopi di Beberapa Desa Daerah Kabupaten Mandailing Natal
Sumatera Utara

Penyakit karat daun merupakan salah satu faktor OPT yang dapat
mengganggu proses produksi tanaman dan akan berpengaruh terhadap kualitas
serta kuantitas tanaman budidaya. Akhir-akhir ini, kopi merupakan salah satu
minuman yang banyak digemari terutama anak muda, namun pada proses
penanaman kopi banyak gangguan yang disebabkan oleh OPT, salah satunya
adalah penyakit karat daun yang menyerang tanaman kopi.
Karat daun merupakan suatu penyakit tanaman yang disebabkan oleh
Hemileia vastatrix merupakan penyakit yang sangat merugikan pada tanaman
kopi (Semangun, 2000 dalam Harni et al., 2015). Penyakit karat daun tidak hanya
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, tetapi juga berpengaruh terhadap
produksi biji kopi. (Siska et al., 2018).
Penyakit karat daun dapat terlihat langsung secara kasat mata, ciri-ciri
penyakit karat daun menurut Sugiarti (2017) diantaranya adalah munculnya
bercak yang awalnya berwarna kuning muda pada bagian bawah daun, selanjutnya
akan berubah menjadi kuning tua, pada bagian tersebut akan terlihat jelas tepung
yang berwarna orange atau jingga. Tepung yang berwarna orange atau jingga
tersebut adalah uredospora jamur Hemileia vastatrix. Gejala lanjut, pada daun
tampak bercak cokelat dengan ukuran lebih besar,
Presentase keparahan yang disebabkan oleh penyakit kopi di Kabupaten
Mandailing Natal menurut Siska et al., (2018) maksimal 45% yang terjadi di Desa
Hutanamale 9 dengan produksi 783 gram/pohon, dapat dibandingkan dengan desa
yang memiliki tingkat keparahan yang rendah yaitu Desa Huta Julu 6
Kecamatan Pakantan dengan produksi 1088 gram/pohon, dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa penyakit karat daun dapat berimbas pada penurunan
hasil produksi tanaman komoditas.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan Desa Huta Julu 6 memiliki
presentase yang rendah diantaranya adalah pohon naungan, warga setempat
menanam pohon naungan berupa pohon lamtoro yang dapat mengurangi
kecepatan angina di sekitar kebun. (Siska et al., 2018). Karena salah satu faktor
penyebaran dari penyakit karat daun adalah angin dan air.(Nutman dan Roberts
dalam Siska et al., 2018).
Kesimpulannya faktor vital yang menjadikan penyebaran penyakit karat
daun adalah kondisi iklim apabila sedang musim hujan maka penyakit akan
dengan mudah menyebar, salah satu langkah pencegahan untuk meminimalisir
infeksi penyakit karat daun pada kopi adalah memilih pohon naungan yang tepat
sehingga dapat menaungi tanaman kopi dengan baik.

Sumber:
Harni, R. Dkk. 2015. Ketahanan Induk Kopi Liberika Terhadap Penyakit
Karat Daun (Hemileia vastatrix) di Kepulauan Meranti. J.TIDP 2 (1) 35-42, Maret
2015.
Sugiarti, L. (2017). Analisis tingkat keparahan penyakit karat daun pada
tanaman kopi Arabika di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Winaya
Mukti Tanjungsari. Jagros: Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of
Agrotechnology Science), 1(2), 80-89.
Nutman F J., Roberts,F.M. (1963). Studies Biology of Hemilei a vastatrix.
Trans. Brit. Mycol. 43, 27-48.
Semangun, H. 2000. Penyakit-penyakit Tanaman Perkebunan Indonesia.
Yogyakarta, Gajah Mada University. 835 hlm.
Siska, R. K. W., Lubis, L., & Lisnawati, L. (2018, October). Serangan
Karat Daun Kopi (Hemileia vastatrix B et Br) pada Tanaman Kopi Arabika di
Perkebunan Rakyat Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara. In Talenta
Conference Series: Agricultural and Natural Resources (ANR) (Vol. 1, No. 1, pp.
82-86).

Anda mungkin juga menyukai