Anda di halaman 1dari 18

Nama : Muhamad Taufiq Rahman Somantri

NIM : 1197060048
Kelas : 3B

Tiket Manajemen Agribisnis Pertemuan ke Dua

Visi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Menjadi Universitas Islam Negeri yang unggul dan kompetitif berbasis wahyu
memandu ilmu dalam bingkai akhlak karimah di ASEAN tahun 2025.

Misi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

1. Menyelenggarakan dan mengelola pendidikan tinggi yang profesional,


akuntabel, dan berdaya saing di tingkat nasional dan ASEAN dalam rangka
memperkuat pembangunan Nasional;

2. Menyelenggarakan proses perkuliahan, penelitian dan kajian ilmiah dengan


bingkai akhlak karimah berbasis wahyu memandu ilmu untuk mengembangkan
pengetahuan dan teknologi;

3. Menyelenggarakan pengabdian untuk mengembangkan dan memberdayakan


masyarakat menuju tatanan masyarakat madani yang demokratis dan berkeadilan;

4. Menyelenggarakan tri darma perguruan tinggi yang berorientasi pada


pembentukan jiwa entrepreneurship di kalangan sivitas akademika.

Visi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Unggul dan kompetetif secara nasional (2020) dan internasional (2030) dalam
mengembangkan sains dan teknologi yang meneguhkan keimanan dan akhlak
karimah berbasis wahyu memandu ilmu.

Misi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi dalam bidang Matematika, Biologi,


Fisika, Kimia, Teknik Informatika, Agroteknologi, dan Teknik Elektro yang
profesional, akuntabel, dan berdaya saing di tingkat nasional dan internasional

3
yang dapat meneguhkan keimanan dan akhlak karimah berbasis wahyu memandu
ilmu;

2. Menyelenggarakan penelitian sains dan teknologi untuk mengembangkan ilmu


dasar dan terapan bagi peningkatan penguasaan sains dan teknologi masyarakat
muslim berbasis wahyu memandu ilmu;

3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang sains dan


teknologi yang mampu mengembangkan potensi keunggulan dan kearifan lokal
bagi kemandirian dan peningkatan daya saing masyarakat berbasis wahyu
memandu ilmu;

4. Menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga untuk memperkokoh jejaring dan


kemitraan ditingkat nasional maupun internasional.

Visi Jurusan Agroteknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Menjadi jurusan unggulan dalam bidang Agri-Tech yang berwawasan ekologis


dan dijiwai oleh nilai-nilai islam.

Misi Jurusan Agroteknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

1. Menyelenggarakan pendidikan dalam bidang Agri-Tech sesuai perkembangan


ilmu dan teknologi untuk menghasilkan lulusan yang cakap, berdaya saing, dan
cerdas secara spiritual.

2. Mengembangkan penelitian yang berorientasi pada pengembangan ilmu dan


teknologi Agri-Tech dan kebutuhan masyarakat.

3. Melibatkan diri secara aktif dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi


pada komunitas agro.

4. Mensinergikan kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Sejarah
KBBI : asal-usul (keturunan) silsilah..
Kamus Oxford : all the events that happened in the past.
Kamus American Heritage : A chronological record of events, as of the life or
development of a people or institution, often including an explanation of or
commentary on those events.

3
Kamus Meriam Webster : a chronological record of significant events (such as
those affecting a nation or institution) often including an explanation of their
causes.

Manajemen
KBBI: Penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.
Kamus Oxford : The activity of running and controlling a business or similar
organization.
Kamus American Heritage : The act, manner, or practice of managing; handling,
supervision, or control.
Kamus Meriam Webster: the act or art of managing : the conducting or
supervising of something (such as a business).

Agribisnis
KBBI: -
Kamus Oxford : Farming conducted on a large scale on strictly commercial
principles.
Kamus American Heritage : Farming engaged in as a large-scale business
operation including the production, processing, and distribution of agricultural
products and the manufacture of farm machinery, equipment, and supplies.
Kamus Meriam Webster: An industry engaged in the producing operations of a
farm, the manufacture and distribution of farm equipment and supplies, and the
processing, storage, and distribution of farm commodities.

Konsep
KBBI : rancangan atau buram surat dan sebagainya.
Oxford Dictionary : an idea or a principle that is connected with something
abstract.
Meriam Webster : something conceived in the mind.
American Heritage : A general idea or understanding of something.
Visi

3
KBBI : Kemampuan untuk melihat pada inti persoalan;
pandangan atau wawasan ke depan.
Meriam-Webster : The act or power of seeing.
Kamus Oxford : The ability to see; the area that you can see from a
particular position.
American Heritage : Something that is or has been seen.

Universitas
KBBI : Perguruan tinggi yang terdiri atas sejumlah fakultas yang
menyelenggarakan pendidikan ilmiah dan/atau profesional dalam sejumlah
disiplin ilmu tertentu.
Meriam-Webster : An institution of higher learning providing facilities for
teaching and research and authorized to grant academic degrees specifically.
Kamus Oxford : An institution at the highest level of education where you
can study for a degree or do research.
American Heritage : An institution for higher learning with teaching and
research facilities typically including a graduate school and professional schools.

Fakultas
KBBI : Bagian perguruan tinggi tempat mempelajari suatu bidang
ilmu yang terdiri atas beberapa jurusan.
Meriam-Webster : The teaching and administrative staff and those members
of the administration having academic rank in an educational institution.
Kamus Oxford : A department or group of related departments in a college
or university.
American Heritage : One of the divisions of a college or university.

Jurusan
KBBI : bagian dari suatu fakultas atau sekolah tinggi yang bertanggung jawab
untuk mengelola dan mengembangkan suatu bidang studi, misalnya jurusan
akuntansi, jurusan manajemen
Oxford Dictionary : related to somebody’s main subject of study in college.

3
Meriam Webster : to pursue an academic major.
American Heritage : Of or relating to the field of academic study in which a
student specializes.

Noumena
KBBI :-
Meriam-Webster : A posited object or event as it appears in itself
independent of perception by the senses.
Kamus Oxford : A thing as it is in itself, as distinct from a thing as it is
knowable by the senses through phenomenal attributes.
American Heritage : In the philosophy of Kant, an object as it is in itself
independent of the mind, as opposed to a phenomenon.

Fenomena
KBBI : Hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan
dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah (seperti fenomena alam).
Meriam-Webster : An object or aspect known through the senses rather than
by thought or intuition.
Kamus Oxford : A fact or an event in nature or society, especially one that
is not fully understood.
American Heritage : An occurrence, circumstance, or fact that is perceptible by
the senses.

Sejarah Manajemen Agribisnis


Perkembangan agribisnis di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa fase secara
umum. Berikut ini penjelasan mengenai fase yang terjadi di Indonesia:
Fase Konsolidasi (1967-1978)
Pada fase ini sektor pertanian tumbuh sebesar 3,39%, lebih banyak disebabkan
kinerja sub-sektor tanaman pangan dan perkebunan yang tumbuh 3,58% dan
4,53%. Tiga kebijakan yang penting pada fase ini adalah intensifikasi atau
penggunaan teknologi, ekstensifikasi atau perluasan area yang mengonversi hutan

3
tidak produktif, diversifikasi atau penganekaragaman usaha agribisnis untuk
menambah pendapatan rumah tangga petani.

Fase Tumbuh Tinggi (1978-1986)


Pada periode ini perkembangan agribisnis sektor pertanian tumbuh lebih dari
5,7%. Peningkatan produksi pangan, perkebunan, perikanan, peternakan hampir
mencapai angka produksi 6,8% dan puncaknya mencapai swasembada pangan.

Fase Dekonstruksi (1986-1997)


Pada fase ini sektor pertanian mengalami kontraksi pertumbuhan di bawah 3,4%
per tahun, berbeda dengan tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena mengalami
pengacuhan oleh perumusan kebijakan akibat anggapan keberhasilan swasembada
pangan telah menimbulkan persepsi pengembangan agribisnis yang akan bergulir
dengan sendirinya.

Fase Krisis (1997-2001)


Meskipun sektor pertanian menjadi penyelamat ekonomi Indonesia karena
lonjakan nilai tukar dolar yang dinikmati komoditas ekspor sektor pertanian
terutama perkebunan dan perikanan, namun daya tahan sektor pertanian tidak
cukup kuat karena harus menanggung dampak krisis untuk menyerap limpahan
tenaga kerja sektor informal dan perkotaan.

Fase Desentralisasi (2001-sekarang)


Transisi politik dan periode desentralisasi ekonomi menimbulkan banyaknya
perda dan terlalu banyaknya penyimpangan administratif atau korupsi yang terjadi
di daerah dan banyaknya biaya tambahan dalam melakukan birokrasi
pemerintahan (survey LPEM-FEUI).
Itulah beberapa fase dan perkembangan dari agribisnis di Indonesia.
Bagaimanapun juga, Indonesia tetap menjadi negara agraris yang tentu butuh
untuk terus mengembangkan agribisnis. Dalam menjalankannya, tentu sama
dengan menjalankan bisnis lainnya termasuk dalam mengatur keuangan bisnis.

3
Konsep manajemen agribisnis menurut visi universitas, fakultas, dan jurusan
merupakan salah satu metode pengelolaan bisnis hasil pertanian yang dilakukan
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari hasil budidaya pertanian,
namun dalam berbisnis diperlukan kejujuran, sebagaimana contoh dari Rasulullah
SAW saat berdagang adalah beliau mengutamakan kejujuran dalam berdagang
atau dalam berbisnis. Sebagaimana dalam hadits Rasulullah SAW:
Dari ‘Abdurrahman bin Syibel, ia berkata: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
bersabda: “Para pedagang adalah tukang maksiat”. Diantara para sahabat ada yang
bertanya: “Wahai Rasulullah, bukankah Allah telah menghalalkan jual-beli?”.
Rasulullah menjawab: “Ya, namun mereka sering berdusta dalam berkata, juga
sering bersumpah namun sumpahnya palsu”. (HR. Ahmad 3/428, Ath Thabari
dalam Tahdzibul Atsar 1/43, 99, 100, At Thahawi dalam Musykilul Atsar 3/12, Al
Hakim 2/6-7). Dalam nomena diatas dapat diambil kesimpulan bahwa diperlukan
kejujuran dalam berdagang apapun produknya termasuk dalam berbisnis
mengenai hasil produk pertanian atau biasa disebut agribisnis.
Fenomena pun membuktikan apabila seseorang berdagang dengan dusta dan
mengingkari janjinya mengenai produk, maka hasil penjualan akan menurun
karena kekecewaan dari konsumen, karena ada harga ada pula kualitas barang,
dan kualitas akan berbanding lurus dengan harga. Maka dalam hal konsep
agribisnis adalah berdagang untuk mendapatkan keuntungan dengan cara-cara
yang jujur dan diperbolehkan oleh agama maupun norma susila yang berlaku di
masyarakat.

Resume Pertemuan ke dua


 Istilah agribisnis (agribusiness) pertama kali dikenal di Amerika pada
tahun 1955 dan oleh Davis dan Goldberg pada tahun 1957, kemudian
berkembang ke seluruh dunia dan dipelopori keberadaannya oleh Business
School di Harvard University, kemudian masuk ke Indonesia sekitar tahun
1970- an. Dalam perkembangannya, istilah agribisnis telah digunakan
secara luas, baik satu sistem sebagai bidang studi maupun sebagai bidang
usaha.

3
 agribisnis memiliki pola keterpaduan antara agroinput, produksi tanaman
(farming), pengolahan hasil panen (processing), pemasaran (marketing)
produk pertanian serta dukungan (agroservices); sebagai bidang studi,
agribisnis merupakan ilmu manajemen lintas bidang yang mendukung
bisnis seperti manajemen produksi, manajemen sumber daya manusia,
manajemen keuangan, manajemen pemasaran, dan seterusnya yang
diterapkan di bidang pertanian dengan segala kekhususannya; dan sebagai
bidang usaha, agribisnis adalah usaha di bidang pertanian yang mencari
laba dengan menghasilkan produk pertanian dengan segala
karakteristiknya.
Perkembangan agribisnis di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa
fase secara umum. Berikut ini penjelasan mengenai fase yang terjadi di
Indonesia:
 Fase Konsolidasi (1967-1978)
Pada fase ini sektor pertanian tumbuh sebesar 3,39%, lebih
banyak disebabkan kinerja sub-sektor tanaman pangan dan
perkebunan yang tumbuh 3,58% dan 4,53%. Tiga kebijakan yang
penting pada fase ini adalah intensifikasi atau penggunaan
teknologi, ekstensifikasi atau perluasan area yang mengonversi
hutan tidak produktif, diversifikasi atau penganekaragaman usaha
agribisnis untuk menambah pendapatan rumah tangga petani.
 Fase Tumbuh Tinggi (1978-1986)
Pada periode ini perkembangan agribisnis sektor pertanian
tumbuh lebih dari 5,7%. Peningkatan produksi pangan,
perkebunan, perikanan, peternakan hampir mencapai angka
produksi 6,8% dan puncaknya mencapai swasembada pangan.
 Fase Dekonstruksi (1986-1997)
Pada fase ini sektor pertanian mengalami kontraksi
pertumbuhan di bawah 3,4% per tahun, berbeda dengan tahun
sebelumnya. Hal ini terjadi karena mengalami pengacuan oleh
perumusan kebijakan akibat anggapan keberhasilan swasembada

3
pangan telah menimbulkan persepsi pengembangan agribisnis yang
akan bergulir dengan sendirinya.
 Fase Krisis (1997-2001)
Meskipun sektor pertanian menjadi penyelamat ekonomi
Indonesia karena lonjakan nilai tukar dolar yang dinikmati
komoditas ekspor sektor pertanian terutama perkebunan dan
perikanan, namun daya tahan sektor pertanian tidak cukup kuat
karena harus menanggung dampak krisis untuk menyerap limpahan
tenaga kerja sektor informal dan perkotaan.
 Fase Desentralisasi (2001-sekarang)
Transisi politik dan periode desentralisasi ekonomi
menimbulkan banyaknya perda dan terlalu banyaknya
penyimpangan administratif atau korupsi yang terjadi di daerah dan
banyaknya biaya tambahan dalam melakukan birokrasi
pemerintahan (survey LPEM-FEUI).
Sebenarnya manajemen sudah ada bahkan sebelum sebutan
manajemen itu diberikan. Karena pada kodratnya tuhan sudah memberikan
kemampuan kepada manusia untuk bisa mengelola hal yang ada dibumi.
Contohnya saja bisa kita lihat pada pembangunan piramid di Mesir.
Mesir memang terkenal dengan kemajuan peradabannya di masa
itu. Jadi sangat mungkin untuk pembangunan piramid tersebut pemimpin
mesir menerapkan konsep-konsep manajemen pada prosesnya secara tidak
langsung. Meskipun pada saat itu teori tentang manajemen belum
berkembang.
 Masa Pencatatan Pertama
Pada masa ini teori manajemen yang sebelumnya masih sebuah
konsep abstrak sudah mulai disalin kedalam bentuk tulisan. Tulisan ini
dijadikan referensi pada manajemen modern. Beberapa teks militer kuno
misalnya, telah dikutip untuk pelajaran manajemen sipil.
Misalnya, Jendral Cina Sun Tzu pada abad ke-6 SM, The Art of
War, merekomendasikan kita untuk menyadari dan bertindak atas
kekuatan dan kelemahan organisasi baik seorang manajer dan musuh.

3
Tulisan-tulisan lain yang berpengaruh adalah dari Filsuf Legalis
Cina Shen Buhai dapat dianggap telah mewujudkan contoh pramodern
langka teori abstrak administrasi.
Berbagai peradaban kuno dan abad pertengahan telah
menghasilkan buku “cermin untuk pangeran”, yang bertujuan untuk
memberikan saran raja baru tentang bagaimana untuk memerintah.
Plato misalnya ia membuat buku yang menggambarkan spesialisasi
pekerjaan di 350 SM, dan Al-Farabi yang menulis beberapa sifat
kepemimpinan di Masehi 900. Contoh lain termasuk India Arthashastra
oleh Chanakya yang ditulis sekitar 300 SM, dan The Prince dari
pengarang Italia Niccolò Machiavelli (c. 1515).
Pada tahun 1776 Adam Smith, seorang filsuf moral Skotlandia
menulis The Wealth of Nations yang keefisiensian pengelolaan
kerja melalui pembagian kerja. Smith menggambarkan bagaimana
perubahan proses bisa meningkatkan produktivitas dalam pembuatan pin.
Misalnya bila dikerjakan satu individu bisa menghasilkan 200 pin
per hari. Sedangkan Smith menganalisis langkah yang terlibat dalam
pembuatan dan, dengan 10 spesialis, produksi bisa meningkat jadi 48.000
pin per hari. Masa ini disebut juga sebagai masa pemikiran awal
manajemen.
 Abad Ke-19
Ekonom klasik seperti Adam Smith (1723-1790) dan John Stuart
Mill (1806-1873) memberikan latar belakang teoritis untuk sumber daya-
alokasi, produksi, dan masalah harga.
Dalam waktu yang sama, inovator seperti Eli Whitney (1765-
1825), James Watt (1736-1819), dan Matthew Boulton (1728-1809)
mengembangkan unsur produksi teknis seperti standarisasi, prosedur
kontrol kualitas, biaya-akuntansi, pertukaran bagian, dan kerja-
perencanaan.
Banyak aspek-aspek manajemen ada di sektor berbasis budak pra-
1861 dari ekonomi AS. Salah satunya adalah melalui manajemen gaji

3
pada kelompok yang pertama kali muncul menjadi populer di akhir abad
ke-19.
 Abad Ke-20
Abad ini disebut juga sebagai era manajemen ilmiah karena banyak
sekali tokoh yang mengemukakan manajemen melalui segi
ilmiahnya. Contohnya termasuk Henry R. Towne dengan Sains
Manajemen pada tahun 1890, dan Frederick Winslow Taylor adalah The
Principles of Scientific Management di tahun 1911.
Era ini juga ditandai dengan hadirnya teori administratif, yaitu teori
mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh para manajer dan
bagaimana cara membentuk praktik manajemen yang baik.
Pada awal abad ke-20, seorang industriawan Perancis bernama
Henri Fayol mengajukan gagasan lima fungsi utama manajemen:
merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan
mengendalikan. Gagasan ini dijadikan sebagai bahan ajar manajemen
hingga saat ini. Menjelang akhir abad ke-20, manajemen bisnis telah
terbagi menjadi enam cabang yang terpisah yaitu :
 Manajemen Keuangan
 Manajemen Sumber Daya Manusia
 Manajemen Teknologi Informasi (bertanggung jawab untuk sistem
informasi manajemen)
 Manajemen Pemasaran
 Manajemen Operasi dan Manajemen Produksi
 Manajemen Strategi
 Abad Ke-21
Abad ke-21 ini disebut juga sebagai era modern manajemen. Dimana
dalam Era modern manajemen ditandai dengan munculnya konsep
manajemen kualitas total pada akhir abad ke 20 yang dikenalkan oleh ahli
manajemen W. Edwards Deming dan Joseph Juran.
Pada saat itu Deming yang di Jepang dianggap sebagai Bapak Kontrol
Kualitas mengemukakan bahwa mayoritas permasalahan dalam hal

3
kualitas bukanlah berasal dari kesalahan para pekerja, tetapi pada
sistemnya.
Dia menekankan akan pentingnya peningkatan kualitas dengan
menyusun teori lima langkah reaksi berantai. Apabila kualitas bisa
ditingkatkan maka :
 Berkurangnya biaya karena biaya untuk perbaikan berkurang,
kesalahan yang sedikit, minim terjadi penundaan serta
pemanfaatan yang jauh lebih baik atas waktu serta material
 Produktifitas meningkat
 Pangsa pasar yang meningkat dikarenakan peningkatan
terhadap kualitas serta penurunan harga
 Keuntungan meningkat sehingga bisa perusahaan bisa bertahan
 Jumlah pekerjaan bertambah.
Di dalam kepustakaan kuno terdapat cerita bahwa penemu kegiatan
pertanian ialah Kaisar Cina Shen Nung. Ketika itu ia melihat rakyatnya
senang makan daging sapi dan ayam yang diperoleh dari hasil perburuan,
serta mengumpulkan buah-buahan, biji-bijian dan kacang-kacangan. Akan
tetapi semakin lama rakyatnya bertambah banyak dan lingkungannya tidak
dapat memberikan hasil alam yang cukup untuk mendukung kehidupan,
maka ia mencetuskan gagasan membuat suatu alat pengolah tanah dari
sebilah kayu yang ditajamkan dan ditempelkan pada suatu tongkat. Itulah
model bajak yang pertama dan dengan bajak tersebut ia menyuruh
rakyatnya mengolah tanah dan bertanam jawawut. Jawawut tidak hanya
digunakan langsung sebagai makanan rakyatnya tetapi juga dapat
digunakan untu makanan sapi dan ayam. Usaha bercocok tanam buah-
buahan pertama yang tercatat dalam sejarah mungkin dapat dikemukakan
melalui orang Babilonia Kuno yang telah mengetahui bahwa pohon kurma
akan lebih banyak buahnya apabila semacam tepung yang dihasilkan
bunga pohon yang mandul dipukulpukulkan ke tandan bunga pohon yang
mampu berbuah. Pada waktu itu belum jelas bagi petani kurma bahwa
pohon yang mandul itu bukannya mandul, melainkan pohon yang
berbunga jantan.

3
Terungkapnya pengetahuan bahwa pohon kurma itu ada dua jenis,
yang sekarang kita namakan berumah dua, mungkin sekali terjadi karena
pada mulanya mereka memusnahkan semua tanaman yang tidak
menghasilkan buah. Hal ini mengakibatkan pohon-pohon yang biasanya
berbuah, berguguran putiknya, dan tahulah mereka bahwa pohon yang
mereka sangka tidak berguna karena mandul itu memegang peranan
penting dalam pembentukan buah. Hal itu menyebabkan naluri petani
bekerja dan berusaha membuat lebih banyak bunga pohon yang “subur”
dapat berubah menjadi buah dengan memukul-mukulkan tandan bunga
dari pohon “mandul” ke tandan bunga pohon “subur”. Pekerjaan yang
dilakukan petani ini sekaligus mengubah status pohon kurma dari
sekumpulan tumbuhan yang hanya dimanfaatkan hasilnya, menjadi
sekumpulan tanaman yang ditingkatkan pemanfaatan hasilnya melalui
pemeliharaan. Usaha pemeliharaan terhadap makhluk hidup lain yang
dilakukan manusia ini adalah ciri utama kegiatan pertanian.
Di mana-mana di seluruh dunia, pada suatu tahap dalam peradaban
kuno, orang akan beralih dari usaha berburu dan mengumpulkan hasil
alam ke usaha bercocok tanam. Dengan bercocok tanam keperluan akan
bahan makanan dapat diperoleh sewaktu-waktu dari tempat yang letaknya
dekat ke tempat bermukim. Dengan demikian setiap hari dan selama
keadaan cuaca mengizinkan dapat tersedia bahan makanan segar yang
tidak perlu diawetkan. Apalagi ketika itu cara-cara mengawetkan makanan
belum banyak diketahui orang selain cara-cara mengeringkan dan
mengasapkan makanan.
Atas dasar berbagai pengamatan kepurbakalaan, diduga usaha
pertanian di berbagai masyarakat primitif diprakarsai oleh kaum wanita
dengan maksud untuk lebih mudah menyediakan makanan bagi
keluarganya. Karena itu pertanian dapat dianggap sebagai suatu usaha
untuk mengadakan suatu ekosistem buatan yang bertugas menyediakan
bahan makanan bagi manusia. Pertanian sebagai sumber kehidupan
manusia merupakan lapangan kerja yang bersumber dari ilmu pertanian.
Sudah selayaknya kalau kita lebih dahulu mengetahui apa yang dimaksud

3
dengan pertanian. Pertanyaan ini agak ganjil untuk didengarkan oleh setiap
orang yang mengetahui, bahwa yang dimaksud dengan pertanian itu tidak
lain adalah “bercocok tanam”. Memang demikian arti pertanian dalam
percakapan sehari-hari. Arti sehari-hari sering disebut dengan nama
“pertanian dalam arti sempit”. Arti pertanian yang lebih luas daripada
pengertian sehari-hari adalah bahwa pertanian meliputi bidang bercocok
tanam (pertanian dalam arti sempit), perikanan, dan peternakan.
Manajemen Agribisnis mengandung pengertian dari dua kata, yaitu
manajemen dan agribisnis. Manajemen merupakan seni (art) dan ilmu
(science) untuk melaksanakan suatu rangkaian pekerjaan melalui orang-
orang.
Adapun pengertian menurut para ahli, diantaranya ;
 Stoner dan Freeman (1989) dalam Gumbira Sa’id et.al
(2001), manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian,
pemimpin, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan
proses pemanfaatan sumber daya organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
 H. Koontz (1982), memberikan definisi tentang manajemen
yaitu proses merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan
mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang
lain untuk mencapai sasaran organisasi (perusahaan) yang
telah ditetapkan.
 Soekartawi (2005), agribisnis merupakan suatu kesatuan kegiatan usaha
yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi,
pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian
dalam arti luas, maka manajemen agribisnis adalah seni dan ilmu untuk
melaksanakan rangkaian pekerjaan pada kegiatan-kegiatan agribisnis,
sejak dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan,
pengendalian, sampai dengan evaluasi agribisnis
 Konsep manajemen menurut Terry dan Rue (1993:1), manajemen adalah
suatu proses atau prospek kerja yang melibatkan pengarahan suatu
kelompok orang-orang dengan tujuan-tujuan organisasi atau maksud-

3
maksud yang nyata. Menurut Hasibuan (1999) menyatakan bahwa
manajemen ilmu dan seni yang mengatur proses dari pemanfaatan
sumberdaya manusia (SDM) dan sumber-sumber daya lainnya secara
efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Konsep
manajemen memiliki tiga pengertian yang sudah berkembang hingga saat
ini antara lain sebagai pekerjaan (profesi), sebagai faktor produksi
(resource), dan sebagai prosedur (procedure) atau tahapan.
 Konsep manajemen sebagai sebagai pekerjaan (profesi) dapat berasal dari
ide pembagian tugas tugas bisnis. Tugas bisnis ini meliputi

3
 perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, pemotivasian, dan
komunikasi.
 Konsep manajemen sebagai faktor produksi (resource) berhubungan
dengan perbedaan pengetahuan antar manajer. Dua manajer yang berbeda
tetapi menggunakan sumberdaya bisnis yang sama bisa jadi menunjukkan
kinerja yang berbeda dalam menghasilkan output bisnisnya.
 Konsep manajemen sebagai prosedur (procedure) menurut John Dewey
diterangkan dalam beberapa langkah pemecahan masalah antara lain:
1. Mengetahui adanya masalah atau persoalan
2. Mendefinisikan masalah dengan jelas
3. Mengumpulkan fakta/data/informasi secara obyektif
4. Mengevaluasi dan menganalisis data untuk menyusun alternatif
penyelesaian
5. Mengambil keputusan dengan memilih salah satu alternatif
penyelesaian
6. Melaksanakan keputusan atau mengambil tindakan tepat
 Agribisnis berasal dari kata Agribusiness dimana Agri = Agriculture yang
mempunyai arti pertanian dan Business yang mempunyai arti usaha atau
kegiatan yang menghasilkan keuntungan (Davis, H.J. and R.A. Golberg
1957). Agribisnis itu sendiri adalah kegiatan yang berhubungan dengan
pengusahaan tumbuhan dan hewan (komoditas pertanian, perternakan,
perikananm dan kehutanan) yang berorientasi pasar dan peningkatan nilai
tambah.
 Perlu ketahui bahwa agribisnis memiliki karakteristik yang berbeda
dengan jenis lainnya. Oleh karena itu, penerapan dan berbagai fungsi
manajerial yang diterapkan dalam agribisnis pun berbeda-beda. Beberapa
fungsi lain dari agribisnis yaitu:
 Penyelenggaraan dan juga penyaluran sarana produksi
 Melakukan kegiatan budidaya
 Pengolahan barang
 Pemasaran barang

4
 Pengadaan
 Berbagai fungsi agribisnis tersebut bisa disusun menjadi suatu sistem yang
mana seluruh sistem di dalamnya akan diolah lagi menjadi beberapa
kelompok sub-sistem.
 Seluruh sistem agribisnis tersebut hanya akan berfungsi secara maksimal
jika seluruh fungsi subsistem yang ada di dalamnya bisa berjalan dengan
baik sesuai fungsinya. Jika pada nantinya terjadi gangguan pada salah satu
sub-sistem, maka sistem yang ada didalamnya akan terkena masalah.
 Menurut Antara, M (2000) agribisnis merupakan konsep dari sistem yang
terdiri dari beberapa subsistem yaitu: 1) subsistem pengadaan sarana
produksi (agroindustri hulu), 2) subsistem produksi usaha tani, 3)
subsistem pengolahan dan industry hasil pertanian (agroindustri hilir), 4)
subsistem pemasaran dan perdagangan, dan 5) susbsitem penunjang.
 Subsistem – subsistem tersebut mempunyai ruang lingkup kegiatan
sebagai berikut:
1. Subsistem pengadaan sarana produksi, mempunyai kegiatan seperti
pengadaan dan penyaluran sarana produksi pertanian yang di dasarkan
pada perencanaan dan pengelolaan, oleh karena itu sarana produksi
dapat memenuhhi kirteria 5 tepat (tepat waktu, jumlah, jenis, mutu,
dan produk).
2. Subsitem produksi usahatani, mempunyai kegiatan seperti pembinaan
dan pengembangan usahatani dalam rangka meningkatkan produksi
primer pertanian. Selain itu produksi usahatani meliputi pemilihan
lokasi usahatani, pemilihan komoditas, pemilihan teknologi, serta pola
usahatani
3. Subsistem pengolahan dan industri hasil pertanian, mempunyai
kegiantan pengolahan hasil usahatani yang merupakan keseluruhan
kegiantan, di mulai dari awal hingga penanganan paskapanen sampai
pada tingkat pengolahan lanjutan hasil pertanian, dengan maksud
menambah nilai dari produksi primer

5
4. Subsistem pemasaran dan perdagangan, mempunyai kegiantan
pemasaran hasil pertanian ataupun hasil agroindustri yang ditujukan
untuk pasar lokal maupun pasar luar negeri
5. Subsistem penunjang, mempunyai kegiatan penyedia sistem
informasi, litbang tanaman pangan, hukum, dan perundang-undangan,
kebijaksanaan pemerintah (kebijaksanaan substitusi impor)
 Uraian di atas menjelaskan bahwa kegiatan agribisnis merupakan: a)
kegiatan yang berbasis pada keunggulan sumber daya alam (on farm
agribusiness) dengan penerapan teknologi dan sumber daya manusia bagi
perolehan nilai tambah (off-farm agribusiness), b) kegiatan yang memiliki
cakupan yang luas, dari skala usaha kecil, rumah tangga hingga skala
usaha raksasa. Sehingga usaha mempercepat pertumbuhan sector
agribisnis dengan kondisi petani yang lemah (modal, skill, pengetahuan
dan penguasaan lahan yang terbatas) akan dapat ditempuh melalui
penerapan system pengembangan agribisnis

Anda mungkin juga menyukai