131
Abstrak. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat menciptakan spesialisasi dan
subspesialisasi ilmu. Ilmu pengetahuan kini tidak lagi saling menyapa karena masing-masing memiliki
otonomi sendiri. Secara positif memang kemajuan itu dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup manusia, namun sisi negatifnya, juga dan sangat membahayakan kehidupan manusia.
Sebagai dampak lanjutnya, kurikulum pendidikan kini lebih diarahkan pada projek-projek yang mendukung
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, yang pada gilirannya akan menciptakan manusia yang
mekanistis dan materialistis. Artikel ini menjelaskan tentang tugas filsafat dalam mengatasi profesionalitas
ilmu-ilmu, dan sekaligus tentang konsep pendidikan yang mendukungnya, dengan menggunakan konsep
atau pemikiran filsuf Alfred North Whitehead sebagai pisau analisisnya. Hasil yang dicapai dalam artikel ini
menunjukkan bahwa yang perlu dikembangkan dalam membangun pandangan yang menyeluruh mengenai
realitas adalah pendidikan yang progresif, yang memperhatikan aspek kebudayaan dan sains. Kemudian
dalam proses pembelajaran, aspek aktivitas dan kreativitas peserta didik harus diberi kebebasan agar
tumbuh kemandirian dalam belajar, dengan tetap memperhatikan aspek kedisiplinan. Di samping itu, perlu
pula mengembangkan tahap-tahap ritmis dalam pendidikan yang meliputi tiga tahap yaitu romance,
presecion, dan generalization.
Abstract. The rapid development of science and technology creates specializations and subspecialties of
science. Science now no longer addresses each other because each has its own autonomy. Positively this
progress can be utilized to improve the welfare of human life, but the negative side, as well and very
dangerous to human life. As a further impact, the education curriculum is now more directed at projects
that support the advancement of science and technology, which in turn will create mechanistic and
materialistic human beings. This article describes the task of philosophy in overcoming the
professionalism of the sciences, and at the same time about the educational concepts that support it, using
the concept or thought of the philosopher Alfred North Whitehead as the knife of his analysis. The results
achieved in this article show that what needs to be developed in building a holistic view of reality is
progressive education, which takes into account cultural and scientific aspects. Then in the learning
process, aspects of the activity and creativity of students must be given the freedom to grow independence
in learning, while still paying attention to the disciplinary aspects. In addition, it is also necessary to
develop rhythmic stages in education which include three stages namely romance, precision, and
generalization.
Keywords: Philosophy, Education, Alfred North Whitehead
Copyright@2019 -Edumaspul: Jurnal Pendidikan, (ISSN 2548-8201 (print); (ISSN 2580-0469 (online)
Published by STKIP Muhammadiyah Enrekang
Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 3 (2), 2019 - 12
Suherman & Rahma Nabila Shafira
kemajuan ini, dan di sisi lain diarahkan pendidikan visi tersebut dapat
untuk mengimbangi kemajuan ilmu dikembangkan oleh filsafat. Pertanyaannya
pengetahuan dan teknologi yang semakin kemudian adalah bagaimana tugas filsafat
menjerumuskan manusia menjadi manusia sebagai induk ilmu untuk mengatasi
yang mekanistis dan materialistis. profesionalitas ilmu-ilmu tersebut?; dan
Persoalannya di sini adalah, yang konsep pendidikan yang bagaimanakah
disebutkan terakhir terkadang tidak begitu yang mendukung upaya atau visi tersebut?.
diperhatikan, sehingga sapek seni atau Pertanyaan-pertanyaan inilah yang akan
estetika, moral atau etika, dan religiusitas dijawab dalam tulisan ini, dengan
pun mulai dikesampingkan. Program- menggunakan atau berdasar pada konsep
program pendidikan lebih banyak atau pemikiran filsuf Alfred North
mengarah pada projek-projek yang Whitehead.
mendukung kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang free values itu. Sekilas tentang Riwayat Hidup
Sebagai dampak akutnya, kurikulum Whitehead
pendidikan diarahkan pada pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknolgi untuk Alfred North Whitehead selanjutnya
menghasilkan output yang dapat bekerja disebut Whitehead adalah salah satu filsuf
secara mekanis. Seperti pernah disinggung kelahiran Inggris pada tanggal 15 Februari
Sugiharto (2015:9) bahwa masalah paling 1861. Ia wafat pada tanggal 30 Desember
dasar dalam dunia pendidikan saat ini 1947 di Cambridge, Massachusettes,
adalah bahwa kemajuan ilmu pengetahuan Amerika Serikat. Masa antara kelahiran
dan teknologi yang dibawa oleh semangat dan kematiannya adalah masa yang penuh
modernisme membuat sebagian besar dengan gejolak, yaitu masa terjadinya
kurikulum didominasi oleh penalaran perang dunia I dan II. Di saat itu juga
teknis dan keterampilan praktis. Hasilnya, ditandai dengan penemuan-penemuan
sekolah menjadi layaknya lembaga yang penting dalam dunia ilmu
pelatihan pertukangan belaka yang pengetahuan, serta beberapa gagasan
mekanistik, pendidikan hanya melatih revolusioner tumbuh dan berkembang
manusia menjadi pekerja. menciptakan paradigma baru yang pada
Sebenarnya, kemajuan tersebut gilirannya mengubah sejarah. Misalnya,
memang tidak disanksikan lagi Charles Darwin yang mengemukakan teori
manfaatnya, akan tetapi alangkah evolusinya dan Albert Einstein yang
bijaksananya jika diimbangi dengan sikap kemudian mencetuskan teori relativitas.
apresiatif terhadap bidang-bidang lain Pada masa itu juga William James
seperti seni, etika, estetika, dan religius. memberikan kuliah-kuliah psikologinya
Sehingga, nilai-nilai kemanusiaan yang ada yang memulai paradigma baru dalam
pada diri manusia itu sendiri tidak bidang psikologi karena tidak lagi hanya
kehilangan maknanya yang paling dalam. mendasarkan diri pada introspeksi tetapi
Sekiranya, inilah tugas pokok filsafat juga mengacu pada data-data empiris. Di
sebagai induk segala ilmu untuk samping itu, ada pula Henry Bergson yang
memberikan visi yang integratif atas menunjukkan keterbatasan pemikiran
profesionalitas ilmu-ilmu tersebut. Dan ilmiah sebagai abstraksi atas kenyataan
tentunya, tugas mulia ini perlu didukung yang hanya bisa ditangkap secara utuh
oleh pendidikan untuk mengembangkan oleh intuisi. Gagasan-gagasan yang baru
visi integratif itu. Artinya, melalui tersebut kemudian mempengaruhi
kehidupan yang baru. Sehingga, pada titik analisis satuan aktual sebagai perwujudan
akhir setiap satuan aktual mendapatkan yang diciptakannya.
objective immorality dengan menjadi
datum dan faktor yang hadir dan Konsep Pendidikan Whitehead
berpengaruh pada proses konkresi yang
baru. Pemikiran Whitehead tentang
Demikianlah, seluruh alam semesta pendidikan secara eksplisit dapat dilihat
secara dinamis terus berevolusi melalui dalam bukunya yang berjudul The Aims Of
proses kelahiran dan kematian yang terus Education yang terbit pada tahun 1955.
berkesinambungan. Satuan-satuan aktual Tetapi untuk memperoleh gambaran yang
yang baru mengaprosiasikan (mengambil menyeluruh mengenai pandangannya
dan memanfaatkan) yang lama, atau tentang pendidikan maka usaha yang
dengan kata lain, satuan-satuan aktual dilakukan adalah menempatkan
yang masih aktif dan hidup pemikirannya dalam kerangka pikir
mengaprosiasikan yang telah mati menjadi kosmologi atau metafisisnya (Sudarminta,
unsur yang ikut membentuk dirinya. 2002:100).
Prinsip proses yang merupakan prinsip Sebagai salah satu filsuf yang sempat
universal yang mendasari satuan-satuan menyinggung soal pendidikan, Whitehead
aktual berproses menjadi dirinya sendiri, (1955:13) pernah menyatakan bahwa
maka mutlak diperlukan prinsip tujuan pokok pendidikan adalah
“kreativtas” (creativity). Prinsip kreativitas membentuk manusia-manusia yang baik,
merupakan prinsip yang melandasi yaitu berbudaya dan berkeahlian dalam
terciptanya proses konkresi yang salah satu cabang pengetahuan. Berbudaya
melahirkan satu entitas aktual yang baru berarti mempunyai wawasan yang luas,
dari banyak entitas aktual yang lain yang karena orang yang berbudaya mempunyai
sudah mencapai kepenuhan diri secara kepekaan dan keterbukaan akan
komplit. Dengan kata lain, prinsip keindahan dan perasaan, atau nilai-nilai
kreativitas ini merupakan prinsip kemanusiaan. Sedangkan keahlian dalam
“kebaruan” (novelty) (Whitehead, bidang pengetahuan tertentu membuat
1969:26), suatu daya dalam alam semesta orang menjadi produktif dan efektif dalam
yang memungkinkan terjadinya suatu pemenuhan kebutuhan hidup. Berikut
proses perubahan secara terus menerus diuraikan secara garis besar gagasan dan
atau dinamis). Kreativitas bukanlah satu pemikiran Whitehead tentang pendidikan.
satuan aktual, melainkan suatu daya yang
memperoleh wujud, dalam dilahirkannya 1. Sumbangan Filsafat Spekulatif pada
satu satuan aktual dari banyak satuan Pendidikan
aktual lain sebelumnya. Sebagai suatu daya
Filsafat spekulatif Whitehead ini penting
dinamis yang tidak mempunyai
untuk memberi suatu pandangan yang
karakterisasi tersendiri, kreativitas dalam
bersifat sintetis dan komprehensif atas
sistem pemikiran Whitehead tidak dapat
realitas, yang dewasa ini cenderung
dipahami jika dilepaskan dari
semakin terpetak-petakkan dan
perwujudannya dalam proses terciptanya
terfragmentasi. Kecenderungan ini secara
suatu satuan aktual. Kreativitas menjadi
harfiah muncul sebagai efek dari
prinsip penciptaan atau suatu daya cipta
spesialisasi ilmu-ilmu yang semakin ketat,
yang dipahami dan secara logis
yang diilhami oleh arus profesionalisme,
keberadaaannya dituntut dari suatu
secara fisik maupun psikis untuk kacau, yang kemudian juga dapat
menggembangkan potensi-potensi yang menggagalkan tujuan dan cita-cita
terpendam dalam dirinya, dengan pendidikan, maka perlu dibarengi dengan
mengabaikan rintangan atau hambatan disiplin.
dari orang lain, termasuk guru itu sendiri. Pada akhirnya, Whitehead percaya
Singkatnya, model pendidikan semacam ini bahwa dorongan untuk belajar berasal dari
menekankan pada pengolahan segala dalam diri peserta didik, dan tujuan
kemampuan peserta agar Ia selalu survive pendidikan adalah untuk mendorong
dalam menjalani kehidupan, terutama penuh pengembangan kapasitas peserta
dalam roda kehidupan yang setiap saat didik. Proses ini, yang disebut sebagai “seni
mengalami perubahan. Dengan kata lain, kehidupan”, memungkinkan individu
model pendidikan ini mengupayakan agar untuk melakukannya menyadari penuh
peserta didik merekonstruksi potensi mereka dalam konteks lingkungan
pengalamannya secara terus-menerus di mana mereka menemukan diri mereka
(Triyanto, 2017:47-49). Adapun tujuan sendiri. Tantangan bagi pendidik dan
utamanya, sebagaimana menurut John peserta didik adalah untuk
Dewey (Suherman, 2017:11) adalah mempertahankan rasa petualangan
memprsiapkan peserta didik yang menuju pemahaman tentang kehidupan —
bertanggungjawab di masa depan dan kemungkinan dan hambatannya —
berhasil dalam kehidupan. sehingga mereka dapat mengenali berbagai
Sebagaimana telah disinggung bahwa cara untuk lanjutkan pertumbuhan mereka
prinsip proses merupakan dasar metafisis sendiri bahkan ketika dihadapkan dengan
filsafat Whitehead yang berlaku untuk kegagalan (Scarfe, 2009:15).
setiap satuan aktual. Dengan demikian,
peserta didik sebagai serikat satuan-satuan 3. Tahap-Tahap Ritme dalam
aktual yang bersifat amat personal dan Pendidikan
sekaligus kompleks, selalu menjalani
proses pendidikan sebagai suatu proses Penangkapan atau pencerapan peserta
konkresi; proses pembentukan diri dengan didik terhadap pelajaran sangat bervariasi,
mencerap baik secara mental maupun fisik disamping dipengaruhi kondisi fisik, juga
seluruh data pengalaman yang relevan dan dan yang paling utama adalah dipengaruhi
ditawarkan oleh dunia aktual yang oleh kemampuan kognitif peserta didik
melingkupinya. tersebut. Oleh karena itu, pendidikan akan
Oleh karena itu, pendidikan dalam menunjang proses perkembangan kodrati
kaitannya dengan peserta didik, memang kehidupan peserta didik jika disesuaikan
perlu memberikan ruang kebebasan bagi dengan ritmis dalam pendidikan. Menurut
peserta didik itu sendiri untuk Whitehead (1955:27-40) ada tiga ritmis
mengembangkan kreativitas yang dapat dalam pendidikan, yaitu tahap romance,
ditemukan dalam kemandirian belajar. tahap precision, dan tahap generalization.
Tanpa kebebasan yang memungkinkan Tahap romance merupakan tahap
adanya aktivitas diri peserta didik, maka pengenalan pertama, yaitu tahap sewaktu
pendidikan tidak akan terjadi, atau bahan yang dipelajari masih terasa baru,
katakanlah hasil dari upaya proses segar dan menarik. Tahap ini merupakan
pendidikan dan pembelajaran akan sia-sia. tahap dimana terjadi proses penemuan,
Akan tetapi perlu ditekankan di sini bahwa, proses menjadi terbiasa dengan gagasan-
agar kebebasan itu tidak menjadi liar dan gagasan yang aneh, proses munculnya
pertanyaan-pertanyaan dan usaha untuk detail. Tahap ini merupakan tahap dimana
menjawabnya, proses merekayasa peserta didik sudah menguasai ilmu yang
pengalaman-pengalaman baru, dan dipelajarinya dan mampu
termasuk di dalamnya adalah proses menggunakannya secara efektif dalam
mencatat apa yang terjadi sebagai akibat praktik kehidupan. Dengan demikian,
dari petualangan-petualangan baru. Pada pengetahuan yang diperoleh peserta didik
tahap ini peserta didik memeperoleh merupakan pengetahuan yang hidup dan
sedikit gambaran umum, kendati masih berguna.
kabur, tentang apa yang dipelajarinya. Dan, Mengingat pentingnya siklus ritmis
pada tahap ini pula pengetahuan masih pertumbuhan peserta didik, Whitehead
bersifat intuitif berdasarkan kontak mengatakan bahwa “ketepatan” akan
pertama dan belum dirinci ataupun menjadi penting, tetapi itu akan dibimbing
disistematisasikan. oleh kepentingan yang diperoleh dan
Tahap berikutnya adalah precision. diarahkan menuju cara mewujudkan visi
Pengetahuan pada tahap ini sudah mulai tentang apa yang mungkin terjadi (Cobb,
dirinci dan disistematisasi. Proses belajar 1998:110). Visi imajinatif tersebut akan
pada tahap pertama akan memunculkan didasarkan pada praktik generalisasi dan
kebutuhan baru untuk memahami secara dievaluasi dengan cermat atas dasar apa
tepat apa yang sudah diketahui. Ketelitian yang sudah diketahui oleh siswa.
analisis, untuk secara lebih seksama
mengkaji fakta-fakta-yang ada, KESIMPULAN
mengandaikan adanya pengetahuan dan
pengertian yang tepat tentang sarana- Sebagai penutup dalam artikel ini
sarana yang diperlukan untuk berfikir, ditarik beberapa kesimpulan mengenai
bertutur, dan menulis secara ilmiah. konsep atau pemikiran Whitehead
Singkatnya, pengetahuan ini sudah mulai terutama mengenai filsafat dan konsep
memasuki dunia atau pemikiran yang pendidikan. Dalam filsafatnya yang
rasional-ilmiah. menjadi prinsip dasar untuk menerangkan
Tahap terakhir adalah generalization. semua realitas adalah prinsip proses atau
Whitehead menjelaskan tahap ini sebagai organis, sehingga, filsafatnya sering
analog dengan pengertian synthesis dalam disebut dengan filsafat proses atau filsafat
dialektika Hegel. Artinya, tahap-tahap organis. Prinsip ini menyatakan bahwa
sebelumnya dinegasikan seraya diangkat seluruh realitas selalu berkembang secara
ketingkat yang lebih tinggi. Tahap ini dinamis, senatiasa dalam proses menjadi.
merupakan suatu langkah kembali ke Realitas dipandang sebagai organis yang
romantisme dengan tambahan kelebihan terus dan terus berproses.
berupa gagasan-gagasan yang sudah Khususnya dalam dunia pendidikan,
diklasifikasikan dan berupa penguasaan upaya yang harus dikembangkan dalam
teknik yang relevan. Kemudian, pada tahap rangka membangun pandangan yang
generalization ini sesuatu yang tertentu menyeluruh mengenai realitas adalah
(diketahui jelas batas-batasnya) sudah pendidikan yang progresif yang
diketahui, kecakapan tertentu sudah memperhatikan aspek kebudayaan dan
diperoleh, dan aturan-aturan umum serta sains. Aspek kebudayaan mencakup
hukum-hukumnya dengan jelas sudah bidang-bidang seperti etika, religius, dan
dipahami, baik dalam perumusannya seni (estetika). Sementara aspek sains
maupun dalam penerapannya sampai mencakup kecakapan seseorang, dalam hal