Anda di halaman 1dari 27

Sejenak… Mari

bersama-sama
membuka jiwa.
Menggunakan hati
yang jernih
dan pikiran
yang suci.
Mari ….
Jauhkan diri
dari segala macam
bentuk godaan
yang dapat membuat
diri lupa dan lalai
dari ingat kepada
Yusrizal Efendi, S.Ag., M.Ag.
Allah 1
Ikuti dan bacalah tulisan perenungan ini
dalam hati…. kata demi kata, secara perlahan-
lahan.
Lalu…. Resapkan maksudnya ke dalam hati
sanubari dan relung jiwa paling dalam!
Yusrizal Efendi, S.Ag., M.Ag. 2
RENUNGAN MSQ

Perbedaan antara SUKSES dan GAGAL hanya


ada pada KESADARAN. Orang yang SUKSES
adalah mereka yang sadar bahwa mereka
pernah mengalami kegagalan, lalu mereka
BERDIRI dan BANGKIT kembali.
Adapun orang yang GAGAL adalah mereka
yang TIDAK PERNAH SADAR bahwa mereka
telah diajarkan oleh kegagalan untuk segera
meraih kesuksesan. Dan, mereka adalah
orang yang hilang kesadarannya
Yusrizal Efendi, S.Ag., M.Ag. 3
Ya Allah… Engkaulah Tuhanku.
Tidak ada Tuhan kecuali hanya َ ‫ه‬ ‫ل‬
َ ‫ي‬
‫إ‬ ‫ل‬ َ ‫ّب‬‫ي‬
ِ َ َ ُ ‫الل‬
‫ر‬ ‫ت‬ ‫ن‬
ْ َ
‫أ‬ ‫م‬
َّ ‫ه‬ َّ
Engkau. Engkau telah ‫ت َخلَ ْقتَ ين َوأ َََن‬ َ ‫ن‬
ْ َ
‫أ‬ ‫ل‬ َّ ‫ي‬
‫إ‬
menciptakanku dan aku adalah
hamba-Mu dan aku berada di atas ‫َع ْب ُد َك َوأ َََن َعلَى‬
pengawasan-Mu dan perjanjian- ‫َع ْه يد َك َوَو ْع يد َك َما‬
Mu semampuku. Aku berlindung
kepada-Mu dari kejahatan apapun ‫ك‬ ‫ي‬
َ ‫ت أَعُوذُ ب‬ ُ ‫استَطَ ْع‬ ْ
yang pernah aku lakukan. Aku
‫ت‬ ‫ع‬ ‫ن‬ ‫ص‬
ُ ْ ََ َ ِ َ ْ ‫ا‬‫م‬ ‫ي‬
‫ر‬ ‫ش‬ ‫ن‬ ‫م‬‫ي‬
mengakui nikmat-Mu yang
tercurah padaku dan aku pun ‫ك‬ ‫ي‬
َ َْ ‫ك ب‬
‫ت‬ ‫م‬ ‫ع‬ ‫ي‬
‫ن‬‫ي‬ َ َ‫أَبُوءُ ل‬
mengakui dosa-dosaku pada-Mu,
‫ِب‬ ‫ي‬ ‫ن‬
ْ ‫ذ‬َ ‫ك بي‬ َ َ‫َعلَ َّي َوأَبُوءُ ل‬
maka ampunilah diriku.
Sesungguhnya tidak ada yang ‫غ يفر يِل فَيإنَّه َل ي غْ يفر‬ ْ ‫فَا‬
ُ َ ُ ْ
َ ْ‫وب إيَّل أَن‬
mengampuni dosa-dosa itu,
kecuali Engkau. [Sayyidul Istighfar] ‫ت‬ َ ُ‫ن‬ ُّ
‫الذ‬
]‫[سيد اإلستغفار‬
Yusrizal Efendi, S.Ag., M.Ag. 4
RENUNGKANLAH ..............

Di saat ibumu tidur lelap, coba kamu pandangi wajahnya


dalam-dalam. Bayangkan… ……………. Jika seandainya
mata ibumu yang sangat kamu sayangi itu, akan tertutup
buat selamanya.
Tangannya tak mampu lagi untuk menghapus air matamu.
Dan tak akan ada lagi nasehatnya … yang selama ini kamu
anggap sebagai angin lalu.
Bayangkan…………………, apabila ibumu sudah tiada.
Bertanyalah pada dirimu! Sudahkah kamu mampu
membahagiakannya? Padahal sekian kalinya dia telah
membuatmu bahagia, memenuhi kehendakmu.
Apakah tidak pernah terpikir olehmu, betapa besar
pengorbannya untuk kehidupanmu?
Tidakkah kamu sadar, bahwa kamu adalah generasi
tumpuan dan harapan kedua orang tuamu, agama
Islam, dan negeri tercinta ini? Namun, kenapa kamu
cenderung melupakan dan menganggap remeh
segala pengorbanan dan cucuran keringat orang
tuamu?
Padahal... Mereka sangat berharap agar masa
depanmu, kelak jauh lebih baik dari mereka hari ini.
Mereka jelas tidak menginginkan kondisi kamu sama
dan tidak berubah dari keadaan mereka saat ini.
Bagi mereka..... Cukup sudah… cukuuuup … mereka
sajalah yang menanggung penderitaan dan susahnya
kehidupan ini.
Asal kamu ini, anaknya menjadi ”orang” yang sukses
dan berguna, mereka rela hidup menderita, bahkan
mungkin seadanya, dan pas-pasan. 6
Yusrizal Efendi, S.Ag., M.Ag.
Ingatlah..... Sembilan bulan sepuluh hari lamanya,
kamu berada dalam rahim ibumu. Di masa itu, ia
alami kepayahan dan penderitaan tiada tara. Ia
lahirkan kamu ke atas dunia ini dengan
mempertaruhkan nyawanya.
Bahkan, jika diharuskan memilih, ibumu rela
melepas nyawa, asal kamu [anak yang menjadi
buah hati dan tumpuan kasihnya] terlahir hidup
dan selamat.
Ingatlah.... Sepanjang siang dan malam hari,
dengan penuh kasih sayang, tanpa berharap
pamrih apa-apa……, kamu dijaga dan dirawatnya
dengan sepenuh jiwa.
Bahkan di kala kamu tertidur pun, tak seekor
nyamuk ia perkenankan untuk menghisap
darahmu. Mereka rela menahan kantuk, asal kamu
anaknya dapat tidur dengan nyenyak dan istirahat
dengan penuh rasa aman.
Bila kamu menangis, dia tinggalkan segenap
pekerjaan dan kesibukannya yang lain. Ia tidak
tega, melihat kamu menderita dan tersiksa.7
Yusrizal Efendi, S.Ag., M.Ag.
Belum lagi, demi pendidikan [sekolah, kuliah] kamu,
mereka rela berlumuran lumpur di sawah, atau
bekerja di bawah panasnya terik matahari di ladang.
Atau mereka pergi mengajar ke sekolah, bekerja di
kantor, berdagang ke pasar atau jadi buruh pabrik
dan pekerjaan halal lainnya dari pagi hingga siang,
atau sore hari. Bahkan, terkadang baru kembali ke
rumah pada malam hari. Itupun dalam keadaan lelah
dan letih.
Mereka rela membanting tulang, mencari nafkah demi
kehidupan masa depan kamu, anak tumpuan
harapannya. Bukan hanya cucuran peluh-keringat
yang mengalir dari badan. Tetapi juga, uraian air
mata, atau bahkan tetesan darah….
Semua itu mereka jalani dengan tekun, penuh
kebanggaan, tanpa rasa putus asa. Terbayang di
pelupuk mata mereka, keberhasilan kamu di masa
depan.
Itulah damba dan harapan mereka. Bahkan, di kala
kamu tidur pun, mereka masih bermunajat dan
haturkan doa untuk keberhasilan kamu, anaknya:
Yusrizal Efendi, S.Ag., M.Ag. 8
Ya Allah!
Berilah anakku ilmu yang bermanfaat
Bermanfaat bagi dirinya, bermanfaat bagi lingkungannya,
dan bermanfaat bagi hari depannya kelak

Ya Allah!
Berikanlah kepada anakku tersayang,
yang kini sedang dihantam gelombang dan badai perjuangan
Jalan yang lempang dan mudah
untuk mengapai cita dan harapannya

Ya Allah!
Bentuklah anakku menjadi manusia yang berani,
Berani untuk menyadari dan mengakui
kelemahan dirinya

Jadikanlah ia manusia yang tegar


dalam kekalahan dan kesulitan hidup ini
Tetapi tetap berlaku jujur, rendah hati, dan berakhlak mulia
dalam kemenangan dan kelapangan.
Yusrizal Efendi, S.Ag., M.Ag. 9
Ya Allah!
Bentuklah anakku menjadi seorang Mujahid
yang cita-citanya tidak pernah padam
dan bahkan berusaha maksimal
untuk mewujudkannya dalam karya nyata.

Ya Allah!
Buatlah anakku insyaf
bahwa mengenal dirinya sendiri
adalah landasan pengetahuan

Ya Allah!
Aku mohon agar anakku
berada di jalan yang lempang dan mudah.
Namun, tumbuh dan Engkau pimpin ia
dalam tantangan dan ujian
Agar ia dapat berdiri kokoh di tengah badai
Yusrizal Efendi, S.Ag., M.Ag. 10
Ya Allah…
Jadikanlah anakku sangup meraih masa depannya
Namun, tidak lupa akan masa lampaunya

Berilah anakku kerendahan hati


Bimbing dan tuntunlah ia agar selalu mengingat-Mu.
Ya Allah!

Dengan begitu, aku orang tuanya


baru dapat tersenyum dan berbisik:
“BAHWA HIDUP DAN PENGORBANANKU
SELAMA INI,
MEMANG TIDAK SIA-SIA”.

Yusrizal Efendi, S.Ag., M.Ag. 11


COBA BAYANGKAN........................ Kenapa
setelah kamu besar dalam asuhan dan
didikannya. Diusahakannya dan dipenuhinya
semua keperluan dan kebutuhanmu. Kamu
malah cenderung tidak peduli terhadap
pengorbanannya dan bahkan
mengabaikannya…?
Teramat sering kamu lecehkan kata-kata
dan nasehatnya…. Kamu sakiti hatinya dan
kamu sia-siakan perjuangan dan
harapannya. Bahkan, mungkin kamu begitu
lancang melontarkan kata-kata kotor, kasar
dan tidak pantas kepada manusia mulia itu.
COBA BAYANGKAN…., RASAKAN DAN
RENUNGKAN.
Seorang ibu berkirim surat pada anaknya
yang ada di rantau. Si anak kebetulan
sedang menempuh lanjutan studinya atau
menapaki jenjang karirnya.
Siibu mengatakan dalam suratnya. Nak.....
Ayah dan Ibu sudah tua. Mungkin ini surat
kami yang terakhir yang dapat kami kirimkan
kepadamu.
Betapa rindunya kami padamu, nak.
Yang kami butuhkan bukanlah uang dan
hartamu, tidak pula pangkat dan jabatanmu.

Yusrizal Efendi, S.Ag., M.Ag. 13


Betapa pun tingginya kedudukanmu ....
yang kami rindukan sekarang
adalah kesungguhan baktimu.
Kehadiranmu dan kebersamaan
denganmu adalah obat penawar jiwa
kami...
Pulanglah anakku, Pulanglah anakku,
tengoklah kami orangtuamu.
Nak…, kami benar-benar rindu padamu.
Apa jawabanmu? Maaf, ayah... Maaf ibu,
aku tidak mungkin pulang sekarang. Aku
sedang sibuk. Tugas-tugas dan
pekerjaanku sedang menumpuk……
Kamu lupakan dan abaikan kerinduan
mereka. kamu ajukan berbagai dalih dan
alasan untuk tidak secepatnya menyahuti
harapan mereka.
Bagaimana keadaannya.....
Yusrizal Efendi, S.Ag., M.Ag. 14
BAYANGKAN, jika beberapa waktu
kemudian, disampaikan orang berita
kepada kamu, bahwa akibat memendam
kerinduan ingin bersua kamu anaknya,
ibumu jatuh sakit. Makin lama, makin
berat, dan berakhir pada ajalnya.
Inna lillâhi wa inna ilayhi râji’ûn......
Bagaimana sikap kamu? Akankah kamu
baru jadi anak yang berbakti, insaf, sadar
dan mau berubah ke arah yang lebih
baik…. jika keadaan seperti ini benar-
benar terjadi?
Jika iya, terlambat sudah, dan betapa
tidak tahu dirinya kamu.....

Ya Allah, ampuni segala kesalahan dan


dosa-dosa kami.
Ayah.... Ibu…., maafkan segala kesalahan
anakmu, yang telah terlanjur mengabaikan
dan melupakanmu.

Yusrizal Efendi, S.Ag., M.Ag. 15


Mandeh kanduang, si biran tulang.
Disusun jari nan sapuluah,
ditakuahkan kapalo nan satu.
Ambo datang basambah sujuik di
kaki mandeh. Mamintak maaf, ateh
sagalo salah jo khilaf
nan ambo lakukan salamoko.

Sambilan bulan sapuluah hari


Mandeh manganduang badan diri.
Malahiakan ambo ka duniako jo
taruhan nyawo.

Mandeh kanduang…Relakanlah aie


susu nan alah taminum, relakan nasi
nan alah tamakan. Belaian kasiah jo
sayang Mandeh, alah tatanam di
lubuak hati paliang dalam.
Namun,hinggo kini, ambo alun
pandai mambale jaso. 16

Yusrizal Efendi, S.Ag., M.Ag.


Mandeh kanduang badan dek diri, alah
sakian tahun umua ambo. Alah salamo tu
pulo Mandeh mangasuah badan diri.
Lah cukuik banyak
parasaian nan Mandeh rasokan.

Bari maaf, ambo dek Mandeh. Sajak ketek


Mandeh manggadangkan. Sakik jo sanang
Mandeh tangguangkan.

Batahun Bundo mangasuah,


samuik saikua Mandeh bunuah.
Nyamuak mandakek Mandeh usie.

Siang jo malam, indak tabeso.


Jikok diinok diranuangkan,
jaso jo apo ka ambo baleh.
Aie susu tabaleh tido.
Kain pandukuang alun taganti.
Arok ka bakeh badan diri.
Oh Mandeh …… 17

Yusrizal Efendi, S.Ag., M.Ag.


Oh, Bapak, badan dek diri.
Pagi jo patang mambantiang tulang.
Hujan jo paneh Bapak tangguangkan.
Haui jo lapa Bapak tahankan.
Jikok diinok diranuangkan,
jaso jo apo ka ambo baleh.
Alun tauruik panek di badan,
piti sarimih taganti tido…

Oh, Bapak, badan dek diri.


Bari maaf, ambo dek Bapak.
Alah sakian tahun umua ambo kini
Alah salamo tu pulo
Bapak manggadangkan jo mambalanjoi.
Tapi sampai kiniko,
ambo masih alun dapek mambale guno.
Yusrizal Efendi, S.Ag., M.Ag. 18
Cukuik banyak parasaian nan Bapak rasokan.
Jo kasiah sayang, ambo Bapak asuah.
Raso tak mampu,
ambo malapehkan rangkulan jo bimbingan
Bapak Kanduang. Antah, sampai
pabilo…………..
Jan ranggangkan rangkulan Bapak,
paganglah tangan ambo arek-arek.

Indak babateh, ambo baharok.


Jan lapehkan badan diri ambo.
Tuntun dan bimbianglah ambo
dalam mangayuah biduak kehidupan.

Apolai ambo kini di tangah banyaknyo


badai jo masalah.

Yusrizal Efendi, S.Ag., M.Ag. 19


Ayah................Ibu..................
Di keheningan malam yang kelam
Tanpa hiasan cahaya rembulan dan
gemintang
Jiwaku lunglai mengenang
betapa besar pengorbananmu
Entah dengan apa,
tak mungkin aku dapat
membalas jasa dan pengorbananmu
Takkan kubiarkan
setetes air mata
jatuh membasahi pipi mu
Walau.....aku anakmu,
belum mampu tuk membahagiakanmu
20 Yusrizal Efendi, S.Ag., M.Ag.
Ya Allah!.....
Ampunilah segala dosa dan khilafku
Ya Allah!.....
Ampunilah segala khilaf dan salah
kedua orang tuaku
Kasihanilah mereka sepenuhnya
Sebagaimana mereka
telah mendidikku
sedari kecil
Sungguh tak dapat kubalas
segenap pengorbanan mereka, ya Allah..
Ya Allah!
Naungilah mereka
dengan awan keridhaan-Mu
Berkatilah kehidupan mereka
dengan tetes rahmat-Mu
Yusrizal Efendi, S.Ag., M.Ag. 21
Duhai Allah.....
Kesalahan telah menutupi diriku
dengan pakaian kehinaan
Perpisahan dari-Mu telah membungkusku dengan jubah
kerendahan
Besarnya dosa dan kedurhakaan telah mematikan hatiku
Hidupkan aku dengan ampunan-Mu, ya Allah.......

Wahai Cita dan Damba


Wahai Ingin dan Harapku
Demi keagungan-Mu,
tidak kudapatkan pengampunan dosa selain-Mu
Tidak kulihat penyembuh luka selain-Mu
Aku pasrah, berserah diri hanya pada-Mu
Aku tunduk, bersimpuh di hadirat-Mu
Ya Allah.....
Andai Engkau usir aku dari pintu-Mu
Kepada siapa lagi aku mengadu?
Jika Engkau tolak aku dari sisi-Mu
Kepada siapa lagi aku berlindung?
Celaka sudah diri ini, lantaran aib dan keduharkaanku
Malang benar aku karena kejahatan dan kejelekan amalanku
Aku bermohon pada-Mu.
Ya Allah!
Engkaulah Sang pengampun dosa
Anugerahkanlah kepadaku
penghancur dosa itu.
Tutuplah untukku pembongkar cela.
Ya Allah!
Jangan Engkau lewatkan aku,
pada hari kiamat kelak.
Dari sejuknya ampunan
dan keridhaan-Mu
Jangan tinggalkan aku dari indahnya maaf dan pengampunan-Mu

Ya Allah....
Naungilah dosa-dosaku
dengan awan ampunan-Mu
Curahilah cela aibku
Dengan hujan kasih-Mu

Duhai Allah....
Kepada siapa lagi aku akan mengadu
Kalau bukan hanya kehadirat-Mu
Ya Allah.......
Sekiranya sesal atas dosa itu taubat
Sungguh demi keagungan-Mu
aku ini orang yang menyesal
Sekiranya istighfar itu penghapus dosa
Sungguh kepada-Mu aku ber-istighfar
Astaghfirullaahal ‘azhiim alladzii laa ilaaha illaa Huwal Hayyul Qayyuum wa
atuubu ilaih(3x)

Ya Allah....
Dengan kodrat-Mu, ampunilah aku
Dengan kasih-Mu, maafkanlah aku
Dengan ilmu-Mu, sayangilah aku

Ya Allah.....
Dengan karunia dan rahmat-Mu
Terimalah taubat hamba-Mu
yang berlumuran dosa ini.
Ya Allah ... Dalam sadar taubat aku ini,
makin aku tahu, Ya Allah, ya Rabbi...
Ilaahii Anta maqshuudi
wa ridhaaka mathluubi
wa’thini mahabbataka wa bikurbika.

Hanya Engkaulah yang layak aku jadikan


sebagai tujuan hidupku. Hanya keredaan-Mu yang
pantas aku cari.
Ya Allah….. Anugerahkanlah pada hamba-Mu yang hina
ini, nikmatnya rasa cinta hanya kepada-Mu dan perasaan
damai tentram berada dekat dengan-Mu.
Aamiiiiiiin…..
 Kamu menilai diri dari apa yang kamu pikir
“bisa kamu lakukan”, padahal orang lain
menilai kamu dari “apa yang sudah kamu
lakukan”. Untuk itu, apabila anda berpikir
bisa, segeralah lakukan
 Orang lanjut usia yang berorientasi pada
kesempatan adalah orang muda yang tidak
pernah menua; tetapi pemuda yang
berorientasi pada keamanan, telah menua
sejak muda. (Mario Teguh)
Yusrizal Efendi, S.Ag., M.Ag. 27

Anda mungkin juga menyukai