Anda di halaman 1dari 9

“KEMENANGAN HAKIKI”

Taufik Kambayang
َ َ ْ َّ َ َ ً ْ َ ً ْ
‫حان اهلل بُك َرة َوا ِصيال * ال ِالـه ِاال اهلل َوحد ُه ال‬
َ َ ْ َُ ً َ ُ ْ ْ ً ْ َ َ ‫هلل ا َ ْك‬ ُ َ ‫ ا‬9× ‫بـ ُر‬ َ ‫هلل ا َ ْك‬
ُ َ‫ا‬
‫هلل ك ِثْيا وسب‬ِ ‫بـ ُر ك ِبْيا َو احلَمد‬
ُ َّ َ ْ ُ ْ ُ ْ ُ ْ ُ ْ ُ ْ َ َ ُ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ َ ُ َ ْ ُ َّ َ َ َ ُ َ ْ َ َ َ َ َ ُ َ ْ َ َ َ ُ َ َ ْ َ
‫هلل المب ِدئ الم ِعيد الفعال‬ ِ ‫َشيك َل صدق وعد ه ونَص عبده و أعز جنده وهزم األحزاب وحده * احلمد‬ ِ
ِّ
ْ َ َ ْ َ َ ِّ َ َّ ُ َّ َ ْ َ ْ ُ َ ْ َ َ ُ ُّ ُ َ ْ َ ُ ُ ْ ُ َ َ ُ ُ ْ َ ً َ َ ِّ َ َّ َ ُ َ ْ َ َ ُ ْ ُ َ
‫ارك‬ ِ ‫ل ِما ي ِريد * وأشهد أن سيدنا َ حممدا عبده ورسوَل أفضل الرس َِل و أَشف الع ِبـي ِد * ُاللهم صل وسلم وب‬
ْ َ َّ َ ْ ُ ْ ْ َ َ َ َ ُ ْ َ َّ ُْ َ َ َ َْ َ ًَ َ َ ْ ََ َ َ
‫اي بِتَق َوى‬ ِ ‫هَل َو أصحابِ ِه صالة ال ْف َوال ِ ِْيد * أما بعد فيا ِعباد ا‬
‫هلل أو ِصيكم و ِإي‬ ِ ِ ‫حممد َوَع‬َ ‫ََع َسيِّ ِدنا‬
َ ُ َّ ُ ْ َ َ ْ َ َ
* ‫تـق ْون‬ ‫هلل فقد فاز الم‬ ِ ‫ا‬
Marilah kita penuhi Hari Raya Idul Fitri ini dengan gemuruh Takbir yang benar-benar
bersumber dari “lubuk” hati kita yang paling dalam. Kita memuji dan membesarkan Allah,
benar-benar dari kesadaran kita akan Karunia, Kemurahan dan RahmatNya. Dialah Yang
telah menghadirkan kita kedunia ini. Dia Yang telah memberi kita hidayah dan mengantarkan
kita ke “Ramadhan yang penuh berkah”. Dia pula yang menyambut kita pada Hari Raya Iidil-
Fitri ini dengan RahmatNya. Dihari kesucian ini, mudah-mudahan merupakan hari
kemenangan puasa Ramadhan yang telah kita laksanakan. Mudah-mudahan kita bisa kembali
kepada “fitrah” kita yang sebenarnya, kita menjadi suci dari berbagai kotoran batin, akibat
dosa dan kesalahan yang telah kita lakukan selama ini. Mudah-mudahan Allah memberikan
kita kekuatan untuk memelihara kemenangan yang kita capai hari ini. Mudah-mudahan
kemenangan ini bukan kemenangan mengikuti hawa nafsu, melainkan kemenangan yang
dicapai atas redha dan keampunan Allah SWT.
ALLAHU AKBAR 3 X WALILLAHIL - HAMD....!

Pada hari ini, bahtera kehidupan, telah mengantarkan kita kembali pada Idul Fitri. Di sini...
sekarang...kita berlabuh di halaman anugrah dan kasih sayang Allah SWT.

Di sini ...kita gemakan takbir untuk membesarkan Yang Maha Besar- setelah sebulan penuh
kita mengecilkan diri kita di hadapan kebesaranNya.

Di sini ...hari ini ... kita bersama-sama merebahkan diri kita, meratakan dahi kita di atas
tanah, menggumandangkan sanjungan kita kepadaNya: Subhana Rabbiyal ala wa bihamdih,
Maha Suci Tuhanku yang Maha Tinggi. Kita berharap Yang Maha Kasih Allah SWT, berkenan
menerima kepasrahan kita kepadaNya, sehingga Dia bukakan pintu ampunanNya kepada kita
semua.

“Ya Allah, jika sekiranya dalam puasa kami dan shalat malam kami ada kekurangan dan
kesalahan, janganlah Engkau siksa kami, tetapi terimalah kami dengan penerimaanMu dan
ampunanMu.

Kami akui kerendahan, kelemahan dan kekecilan diri kami. Kami sadari Kekuasaan dan
Kebesaran-Mu Ya Allah. Engkaulah Penguasa yang hakiki di jagad raya ini, Engkaulah Yang
Memelihara, Mengatur dan Mengawasi. Engkau juga Yang setiap saat melimpahkan Kasih
Sayang, Melindungi, Merawat dan Menjaga Kami. Engkaulah yang memberikan segalanya
kepada Kami, memberikan ni’mat yang tiada terhitung, ni’mat yang telah kami gunakan
bertahun-tahun lamanya dan semua ni’mat itu masih tersedia untuk kami gunakan lagi
selanjutnya, bahkan oleh anak dan cucu kami sampai hari kiamat.
Sungguh….alangkah besar kasih sayang Allah kepada kita, tapi sayang masih banyak
diantara kita yang tidak mau mensyukuri semua itu.
Banyak kita yang karena kesibukan kerja, karena kecintaan kita kepada dunia, karena
kelelahan mempertahankan hidup, betapa seringnya kita berambisi membesarkan diri sendiri.
Betapa terlenanya kita dengan kemilau harta benda. Betapa lamanya kerap kita tertipu
dengan permainan dunia. Lalu kita lupa pada “Kebesaran, Kekuasaan dan Keagungan Allah
SWT”. Kita lupa kepada tujuan perjalanan hidup ini. Kita terus terlena dan asyik dengan dunia,
pada hal kita sedang menuju satu arah yang pasti.
Bukankah kita semua sedang menuju mati wahai saudaraku yang beriman.? Tapi
mengapa mati itu seolah ingin kau hindari..? Kau takut, dan melarikan diri dari mati, pada hal
mati itu pasti...! Di saat engkau akan di hantar kekubur, bukankah duniamu tidak boleh kau
bawa pergi..? Tapi mengapa sikapmu menunjukkan ambisimu menggenggam dunia demikian
erat, sehingga seakan engkau yang berkuasa menentukan nasibmu.?
Wahai engkau, orang-orang yang mengaku beriman. Tidakkah tergetar dalam dadamu
peringatan Allah...?
َ ُْ َ ْ ُ ُ َ ُ ْ ُ َ َُْ ْ ُ َََْ َ ُ َ َ ْ ِ َّ ‫ك ْونُ ْوا ََك‬
ُ َ َ َ
99 ‫اسقون* احلرش‬
ِ ‫ أولـئِك هم الف‬، ‫َّلين نسوا اهلل فانساهم أنفسهم‬ ِ ‫وال‬
“Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah
menjadikan mereka lupa kepada dirinya sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasiq”.
Kenapa banyak orang yang terus menerus ditipu oleh keinginannya.? Terus menerus
ditipu oleh angan-angannya. Terus menerus mengejar sesuatu yang membuat dia semakin
jauh, semakin menderita dan semakin memikul beban berat.? Tapi dia terus mengejar, karena
dia tidak sadar, karena dia lupa akan dirinya. Dia lupa kemana dia menuju, karena memang
Allah yang membuat dia lupa pada dirinya sendiri.
Wahai sekalian manusia. Karena kau lupa Tuhanmu, karena kau tidak percaya balasan
Allah, karena kau tidak yakin akan negeri akhirat, karena kau tidak memperdulikan amalmu,
karena kau menantang Tuhanmu, maka Allah membuat kau lupa pada dirimu sendiri.
Lupa diri adalah bencana yang paling dahsyat. Lupa diri adalah kesengsaraan yang
amat mengerikan. Lupa diri adalah derita yang tidak pernah berakhir. Lupa diri adalah sakit
yang tidak pernah ada obatnya. Lupa diri adalah bencana akhirat yang amat mengerikan.
Banyak orang yang sedang menyalakan api Jahannam dalam dirinya, tapi dia sedang
tertawa terbahak-bahak. Banyak orang yang sedang menyalakan api neraka dalam perutnya,
tapi dia masih enak-enak makan hak orang. Banyak wanita yang sedang membungkus neraka
kedalam dirinya, tapi dia masih menari-nari kegirangan dengan pakaian yang merangsang.
Banyak orang yang sedang mempersiapkan derita abadi, tapi dia sedang bernyanyi diatas
persiapan itu.

Lupa diri ……, sungguh dia adalah penyakit yang lebih berbahaya dari tumor ganas.
Lupa diri, adalah penyakit yang lebih ganas dari kangker otak. Lupa diri adalah penyakit yang
lebih mengerikan dari semua derita yang pernah ada didunia ini. Lupa diri adalah hukuman
Allah atas orang-orang yang lupa kepada Allah.
Sungguh…, inilah lupa diri yang disebabkan kita durhaka kepada Allah. Maka Allah
membiarkan kita asyik dengan harta, Allah membiarkan kita asyik dengan dunia, Allah
membiarkan kita terus terlena dengan kesenangan nafsu. Allah terus membiarkan kita terlena
dengan dosa, pada hal kita sedang menuju kesengsaraan abadi.
Wahai saudaraku yang beriman..! Berbahaya, kalau engkau tidak segera banting “stir”.
Kau akan terus tertipu, dan yang menipumu bukan orang lain. Bukan anak istrimu, bukan ibu
bapakmu, bukan sahabat dekatmu, bukan pula orang yang membencimu, melainkan dirimu
sendiri. Kau ditipu oleh hawa nafsumu, oleh keinginanmu yang semakin tidak terkendali. Kau
akan semakin asyik dengan duniamu, pada hal itu hanya tipuan, sebentar lagi kau akan
tinggalkan semua itu untuk selamanya. Maka kau kembali dengan tangan hampa. Kau tidak
memiliki bekal apapun. Kau akan terlunta-lunta dipersimpangan jalan akhirat. Kau akan
meraung-raung kesakitan dalam masa yang panjang. Kau akan menyesal dan terus menyesal
dalam penyesalan abadi.
Segeralah kembali sebelum datang ajal, segeralah perbaiki diri sebelum maut datang
menjemputmu, segeralah bertaubat kepada Allah, sebelum kau masuk kubur, segeralah minta
maaf kepada sesama manusia, sebelum kau dihisab dihadapan Allah SWT.
Kaum Muslimin........................................!
Apabila puasa Ramadhan yang sudah kita lakukan selama sebulan penuh, berhasil
mengikis habis semua penyakit hati yang merusak hubungan sosial kita, maka kita patut
bersyukur, bahwa Ramadhan yang kita lakukan itu, tidak sia-sia. Tapi jika sebaliknya, penyakit
ruhani kita tidak pernah sembuh dan masih bersemayam didalam dada kita, sungguh hal ini
patut kita sayangkan. Betapa ruginya Ramadhan sebulan penuh kita laksanakan, tapi tidak
dapat mengikis sifat yang merusak diri. Alangkah berbahayanya penyakit ruhani bagi diri
sendiri. Ia akan melahap habis-habisan seluruh amalan dan kebaikan yang telah kita lakukan.
Penyakit dengki yang berbahaya, karena akan melahirkan berbagai komplikasi “penyakit
rohani” lainnya, termasuk penyakit sombong dan bangga diri.
Sombong adalah penyakit rohani yang membuat kita merasa “lebih” dari orang lain. Kita
merasa lebih mulia karena status sosial, merasa lebih tinggi derajat karena jabatan, merasa
lebih besar karena kekayaan, merasa lebih pandai dari orang lain karena ada ilmu. Bahkan
lebih berbahaya lagi, ketika kesombongan itu mencapai puncaknya, tidak hanya kita tujukan
kepada manusia, tapi justru kepada Allah SWT. (Na’uzubillah)
Hal itu bisa saja terjadi apabila semua yang kita miliki, membuat kita merasa tidak perlu
lagi untuk setiap saat datang bersimpuh dihadapan Allah. Ketika Dia memanggil kita untuk
shalat, dengan tameng jabatan, kekayaan, pengetahuan dan kemuliaan yang menyibukkan
diri, kita membantah untuk menghadiri panggilan Allah, memenuhi panggilan adzan. Bertahun-
tahun kita jadi sombong terhadap Allah. Bertahun-tahun kita membangkang terhadap
undangan Allah. Bertahun-tahun kita tidak mau memenuhi adzan. Sebaliknya, kita lebih
menghargai undangan manusia, kita lebih mengutamakan undangan pejabat. Diundang jam
delapan, kita telah hadir satu jam sebelumnya, duduk bersimpuh didepan menguasa dunia.
Sementara Penguasa alam mengundang kita jam dua belas untuk shalat Zhuhur, tapi kita
datang nanti setengah tiga. Kita datang menghadiri undangan Allah nanti diujung-ujung
waktu shalat. Sisa-sisa waktu, sisa-sisa kerja dan sisa-sia kesibukan dunia baru kita datang
menghadap Penguasa alam semesta Allah SWT.
Sadarkah kita, bahwa kita sedang menunjukkan “kesombongan” yang tidak tanggung-
tanggung. Yaitu kesombongan kepada Penguasa alam, Allah SWT. Yang memberi kita
kekayaan dan kedudukan, yang member kita kemuliaan dan ilmu dan sebagainya. Lantas kita
jadi lupa diri, lupa bahwa kelebihan itu adalah pemberian Allah SWT.
Itulah sebabnya sampai Rasulullah saw. mengingatkan kita :
“Tidak akan masuk Syurga, seseorang yang didalam hatinya terdapat sifat sombong
walaupun hanya sebesar “dzarrah”.
Sombong kepada sesama manusia saja, paling dibenci oleh Allah, apalagi kesombongan
itu yang kita tujukan kepada Allah SWT.
Karena itu, betapa pentingnya peringatan Allah dan RasulNya, untuk selalu diingat,
bahwa keberhasilan duniawi yang bersifat materi, tidak dengan sendirinya akan melahirkan
kebahagiaan, atau melahirkan ketha’atan kepada Allah SWT. Keberhasilan materi duniawi,
boleh jadi hanya menghasilkan yang sebaliknya. Dia bias saja melahirkan keserakahan,
kemudian melahirkan nafsu ingin menguasai. Lalu beranak lagi dan menimbulkan persaingan
yang tidak sehat. Kemudian dari sana muncullah keturunan lain yakni kedengkian dan
seterusnya membuahkan kebencian dan permusuhan.
Benarlah apa yang disebut oleh Nabi :
ِّ ُ ُ ْ َ َ ْ ُّ ُّ ُ
َ‫ك َخطيْئة‬
َ ِ ‫حب ادلنيا رأس‬
“Cinta dunia itu, adalah biang dari segala kesalahan”.

Kaum Muslimin.........!

Pada suatu kali Nabi Musa AS melewati seorang lelaki yang sedang bertaubat dengan
merintih menangis. Ketika Nabi Musa kembali, orang itu masih juga merintih. Lalu Nabi Musa
berkata:
َ َ ََ َْ َْ َ
،‫ِإل ِِه عب ُد َك يب ِِك ِم ْن َماف ِتك‬

Wahai Tuhanku, ini hambaMu sedang merintih karena takut kepadaMu.

َ‫ب ا َ ُّدل ْنيا‬ ُ َ ‫وع َعيْنَيْه ل َ ْم أَ ْغف ْر‬


ُّ ‫َل َو ُه َو ُُي‬ ُ َ َ َ َ ُ َ َ ََ
ِ ‫ ل ْو ن َزل ِد َماغ ُه َم َع ُد ُم‬، ‫وس‬ ‫ يا م‬:‫فقال‬
ِ ِ ِ

Lalu Allah SWT berfirman: “Hai Musa, sekiranya otak orang ini keluar dan bercampur
dengan airmatanya, aku tidak akan mengampuninya Karena ia lebih mencintai dunia.”

ALLAHU AKBAR 3 X WALILLAHIL HAMD.....!

Pada waktu Rasulullah SAW Mi’raj, di ufuk yang agung, di Arasy nan Tinggi, Allah SWT
berfirman kepada kekasihNya :

“Sekiranya seorang hamba shalat dengan shalatnya para penghuni langit dan bumi, berpuasa
dengan puasanya para penghuni langit dan bumi, dan menahan diri tidak makan seperti para
malaikat, memakai pakaian yang compang-camping, tetapi kemudian Aku lihat dalam hatinya
sebesar zarrah, sejemput debu, kecintaan kepada dunia, atau pada keluasannya, atau pada
kekuasaannya, atau pada kemegahannya atau pada keindahannya, ia tidak akan bisa
mendampingiku di RumahKu, dan Aku akan cabut dari hatinya kecintaan kepadaKu".

Kaum Muslimin.........!

Pagi ini marilah kita melihat jauh ke dalam lubuk hati kita. Adakah cinta dunia di situ?
Apa tanda-tanda cinta dunia itu dalam hati kita.? Ketahuilah….Bahwa salah satu di antara ciri
orang yang mencintai dunia ialah ketika dia mengukur kemuliaan orang lain berdasarkan harta
yang dia milikinya, dari uang yang dia belanjakannya. Apakah kita terkagum-kagum,
terpesona, melihat kekayaan orang lain, menyaksikan kemewahan orang dan ingin agar kita
pun memiliki hal yang sama? Jika kita menjawab ya, maka ketahuilah. Kita telah
menghancurkan semua ibadah yang sudah kita ukir di bulan suci Ramadhan. Ruh kita yang
putih bersih di bulan Ramadhan telah tersiram lumpur cinta dunia. Seperti virus, cinta dunia
menyebar ke seluruh hati kita, menggerogoti seluruh kebaikan, dan menjadi sumber segala
kejahatan. Amirul Mukminin Sayyidina Ali bin Abi Thalib berkata : “Kamu tidak akan menemui
Allah dengan amal yang lebih membahayakanmu seperti cinta dunia”

Kaum Muslimin.........!

Al-Quran berkisah tentang Qarun dan orang-orang yang mengaguminya :

َ ٍّ َ ُ َ ُ َّ ُ ُ ٰ َ َ ُ َ َ َ َ َ َ ٰ َ َ ُّ َ ٰ َ َ َ ُ ُ َ َّ َ َ َ َ ََٰ َ َ َ َ
‫يم‬
َ ‫وِت قـرون ِإنه َّلوحظ ع ِظ‬ ِ ‫َّلين ي ِريدون ٱحليوة ٱدلنيا يـليت َلا ِمثل ما أ‬
ِ ‫َع قو ِم ِه ِِف ِزين ِت ِه قال ٱ‬ ‫فخرج‬

“Maka ia pun keluar ke tengah-tengah kaumnya dengan segala kemewahannya. Berkatalah


orang-orang yang menghendaki dunia: Alangkah baiknya jika kita punya seperti apa yang
dimiliki Qarun. Sungguh, Qarun itu orang yang sangat beruntung.” (Al-Qashshash 79).

Jika kita semua telah menghabiskan malam-malam Ramadhan dalam rintihan, tapi kita masih
terpesona menyaksikan atau menonton gelimang kemewahan, gaya hidup yang glamour,
seperti kawan-kawan Qarun, maka ketahuilah, kita termasuk pencinta dunia yang dijauhkan
Allah dari ampunanNya. Jika kita semua telah bersusah susah menahan lapar dan dahaga,
kemudian mengkhatam Al-Quran, serta melakukan shalat malam dengan setia, tapi kita
mempertontonkan kemewahan kita kepada orang orang, maka apa bedanya kita dengan
Qarun yang berbuat kerusakan di bumi. Ibadah-ibadah yang kita lakukan hanyalah
menjauhkan diri kita dari Allah SWT.

Kaum Muslimin.........!

Pagi ini, marilah kita merenung, menukik jauh ke dalam hati kita. Kita tidak beribadah seperti
ibadahnya penghuni langit dan bumi, kita tidak puasa seperti puasanya penghuni langit dan
bumi, dan pada saat yang sama kita memuja orang-orang kaya, kita membanting tulang, jor-
joran, mati-matian supaya kita dapat hidup sedikit seperti mereka, kita memuliakan harga diri
kita dengan memiliki barang-barang mewah dan mempertontonkan apa yang kita miliki,
mungkinkah masih tersisa ibadah dan amal shaleh kita selama bulan Ramadhan?

Wahai Saudaraku yang beriman…Lihatlah ke dalam hatimu, lihat bagaimana kecintaan mu


untuk memiliki dunia, kesenangan mu untuk mengumpulkan harta, ambisi mu untuk
memperoleh kekuasaan, kebiasaan mu untuk mengejar-ngejar kesenangan jasmaniah, jika
masih ada, maka ketahuIlah semua itu akan menggelapkan hatimu?

Pagi ini, marilah kita merenung, apakah masih ada peluang bagi kita untuk mengetuk pintu
Tuhan Yang Maha Pengasih? Masih adakah harapan untuk memperoleh ampunan dari Allah
SWT.?

Untuk menjawab hal itu, marilah kita bergabung dengan Ibnu Abi Ya’fur, yang hidup sekitar
800 tahun yang lalu, seorang sahabat dari Sayyidina Ja ’far as-Shadiq. Dengan linangan
airmata ibnu Abi Ya’fur berkata : “Kami mencintai dunia, Lalu Al-Imam Jafar Shadiq bertanya,
“Apa yang kaulakukan dengan duniamu?” Ia menjawab, “Aku menikah, aku berhaji, aku
memberikan nafkah kepada keluargaku, aku membantu saudara-saudaraku, aku bersedekah
membantu fakir miskin.” Maka apa jawaban Sayyidina Jafar Shadiq?
ْ َ َ ْ ُّ َ َ َ َ ْ َ
‫ هذا ِم َن ال ِخ َر ِة‬،‫ادلنيَا‬ ‫ليس هذا ِمن‬
“Ini bukan bagian dari dunia. Tapi ini adalah bagian dari akhirat”

Karena itulah.. kepada Qarun, Nabi Musa AS berkata, “Ahsin kamaa ahsanallahu ilaik.”
Berbuat baiklah seperti Allah telah berbuat baik kepadamu. Kita semua boleh menghimpun
harta sebanyak-banyaknya, tapi gunakanlah harta itu bukan untuk kemegahan diri, bukan
untuk dipertontonkan kepada orang banyak, bukan untuk meningkatkan status sosial kita,
bukan untuk kesombongan. Gunakan harta kita untuk membantu keluarga kita, membantu
sahabat sahabat kita yang membutuhkan, gunakan harta kita untuk berbuat baik kepada
semua orang, sebagaimana Allah telah berbuat baik kepada kita. Gunakan harta kita untuk
bekal mudik ke pangkuan kasih sayang Allahu Rabbul ‘Alamiin.
َ َ َ ُ َّ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َّ ُ َّ َ ٰ َ َ َ
‫َّلل ِإلكۖ َوال‬‫يبك ِم َن ٱ ُّدلنيَاۖ َوأح ِسن ڪََما أحسن ٱ‬ ‫َوٱبتَ ِغ ِفيما ءاِٮك ٱَّلل ٱدلار ٱأل ِخرةۖ وال ِنس ن ِص‬
ُّ ‫َّلل َال ُُي‬
َ‫ب ٱل ُمفس ِدين‬ َ َّ ‫ألرضۖ إ َّن ٱ‬ َ َ َ َ
ِ ِ ِ ِ ‫ِب ِغ ٱلف َساد ِِف ٱ‬
“Dengan harta yang telah Allah berikan kepadamu, carilah kebahagiaan abadi di
kampung akhirat. Jangan lupakan bagian kamu di dunia. Berbuat baiklah kepada orang lain
sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. Janganlah berbuat kerusakan di bumi.
Sungguh, Allah tidak suka pada orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Al-Qaşāş 77).

ALLAHU AKBAR 3 X WALILLAHIL HAMD.....!


Kaum Muslimin.........!
Marilah, disaat kita bergembira atas karunia Allah di pagi yang penuh keberkahan ini, kita
bersihkan hati kita, dari penyakit “rohani” yang merusak itu. Terlebih lagi terhadap saudara kita
seiman dan keyakinan. Apalagi kaum kerabat dan keluarga kita, ayah dan ibu kita, paman dan
bibi serta semua kerabat yang terdekat. Hati kita yang suci hari ini, tentu akan bersih dari
penyakit cinta dunia, dari serakah dan tamak, dari dendam dan permusuhan.
Mari kita hilangkan semua itu dengan ikhlas. Kita ulurkan lebih dahulu pernyataan hati kita
kepada mereka untuk memberi maaf. Lupakanlah kesalahan saudara kita, dan sebaliknya
ingatlah kesalahan kita terhadap orang lain, agar dengan muda kita memaafkannya.
Sambungkanlah kembali, tali silaturrahmi yang telah kita putuskan selama bertahun-tahun,
kita rangkul saudara kita dengan rangkulan kesadaran. Kita tinggalkan permusuhan yang
hanya akan memperpanjang masalah.
Sebening pagi ini, sebening hati kita yang suci oleh Ramadhan, sebening itu pula hati kita
memberi maaf kepada sesama. Kita tidak tahu, dalam perjalanan esok, entah kapan, tapi pasti
kita semua akan melanjutkan perjalanan menuju mati. Kita tidak tahu, barangkali diantara
sebelas bulan didepan ini, kita sudah harus berpisah untuk selamanya dan dengan demikian
kita tidak akan bertemu lagi untuk selamanya. Jangan kita membawa dendam kesumat dan
permusuhan sesama, dikala menghadap Allah SWT. Sungguh, itu adalah seburuk-buruk bekal
yang akan membuat kita sangat menyesal dihari pembalasan nanti. Segeralah ulurkan tangan
perdamaian, agar kita tidak menyesal dalam penyesalan abadi.
Marilah kita terus bersyukur kepada Allah SWT, karena kita masih diberiNya suasana
kehidupan yang memungkinkan kita menjalankan ibadah dengan baik dinegeri kita yang
tercinta ini, dapat berhari raya dengan penuh akrab dalam suasana harmonis.
Renungkanlah sejenak, betapa perihnya perasaan saudara-saudara muslim kita di Rusia,
Ukraina dan Checnya atau dibelahan bumi lain. Mereka mengalami puasa dan Idul Fitri
dengan tetesan air mata dan darah. Betapapun mereka merindukan kehangatan
persaudaraan dan kekeluargaan dihari bahagia ini, namun apa daya, cengkeraman perang
membuat mereka terkurung dalam suasana perih tanpa daya.
Ribuan anak diberbagai kawasan didunia ini terlunta-lunta merenungi nasibnya. Tanpa
ibu yang dapat membelainya dikala sakit. Tanpa ayah yang dapat menolongnya dikala lapar.
Tanpa saudara yang dapat membantunya dikala menderita. Hingga dihari lebaran ini,
merekapun terus dalam tangis yang memilukan.
Bahkan tidak sedikit saudara-saudara kita diberbagai kawasan dinegeri ini, yang kini
nasibnya sangat menyedihkan, akibat pandemic covid-19 lalu. Banyak orang yang kehilangan
pekerjaan, kehilangan suaminya, kehilangan istri, banyak anak-anak yang kehilangan orang
tua, kehilangan masa depan yang mereka dambakan.
Kini.., dihari lebaran, yang semestinya mereka bergembira, tapi anak-anak itu menangis
dan terus menangis sendirian meratapi nasibnya yang malang. Saat orang orang dengan
gembira merayakan Idul Fitri, ada seorang anak yang justru datang ke kompleks pekuburan
kedua orang tuanya, sambil mengikuti alunan takbir yang terdengar sayup di telinganya, dia
memandang batu nisan ayahnya, mengelus elus nama ayahnya yang tertulis jelas di batu
nisan, nama yang sangat dia harapkan bisa menemaninya saat ini, namun virus covid-19 telah
merenggutnya. Kemudian dia memandang lagi batu nisan ibunya, sambil menahan rasa sedih
yang amat dalam, dia menggenggam tanah diatas kuburan ibunya, seakan dia ingin berkata,
ibu….aku rindu….kenapa ibu pergi terlalu cepat…?? tanpa sadar air matanya jatuh, namun
meski begitu, dia tetap berusaha mengobati hatinya yang sedih itu sambil bertakbir dengan
suara yang penuh haru, mengikuti irama takbir yang terdengar dari kejauhan, sampai
akhirnya, dia tertidur di atas pusara Sang Ibu tercinta.

ALLAHU AKBAR 3 X WALILLAHIL HAMD.....!


Kaum Muslimin.........!
Akhirnya, di hari yang mulia ini, mari kita berkomitmen untuk senantiasa membantu
sesama, meringankan beban mereka yang tak punya. Mari kita ulurkan tangan perdamaian,
kita satukan kekuatan untuk membangun agama yang sempurna dinegeri ini, sehingga
menjadi “negeri yang aman dan makmur, yang di redhai oleh Allah SWT. Tidak perlu saling
menyalahkan, apalagi saling menjatuhkan, karena semua itu dapat memicu pertikaian diantara
kita. Mari kita tunjuukan ajaran Islam yang sebenarnya, yang selalu membawa Rahmat bagi
seluruh alam. Karena memang Islam mengajarkan perdamaian karena damai itu indah, damai
itu tentram, damai itu sejuk. Semoga Allah SWT memberi kekuatan lahir batin bagi kita semua
untuk memahami Islam yang Kaaffah, Islam yang sempurna, yang penuh rahmat dan kasih
sayang. Semoga negeri ini, menjadi negeri yang damai sejahtera lahir batin, dibawah naungan
Rahmat Allah SWT. Amiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.....!
ْ ْ ِّ َ ْ َ ْ َ ْ ُ َّ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ ْ ‫ك ْم يف الْ ُق‬
ُ ََ ُ َ َ َ
ْ ِّ ‫كيْ ِم* َو َْ َق َّب ْل ِم‬
‫ِن‬ ِ َ ‫ات َواَّلك ِر احل‬
ِ ‫ِن وإِياكم بِما ِفي ِه ِمن الي‬ ‫ع‬ ‫ف‬‫ن‬ ‫و‬ * ‫م‬
ِ ‫ي‬ ‫ر‬ ‫ك‬‫ال‬ ‫هن‬
ِ ‫ر‬ ‫بارك اهلل ِيل ول‬
ِ ِ ِ
ْ َّ ُ ْ ُ َ ْ َ ُ ُ َّ ُ ْ ُ ْ َ ْ َ ُ ْ َ ْ ُ ْ َّ َ ُ ُ َّ ُ َ َ َ ْ ُ ْ َ
*‫الر ِحي ُم‬ ‫و ِمنكم ِِالوِه إِنه هو الس ِميع الع ِليم* فآستغ ِفروه إِنه هو الغفور‬
KHUTBAH KE 2

َْ ُ ‫ال * احل َ ْم‬ ً ْ ََ ً َ ْ ُ َ َ ْ َُ ًْ َ ُ ‫يـ ًرا َواْحل َ ْم‬ ْ َ َُ ْ َ ُ َ ُ َ ْ َ ُ َ


‫هلل القائِ ِل ِيف‬ ِ ‫د‬ ‫ي‬ ‫ص‬ ِ ‫أ‬ ‫و‬ ‫ة‬ ‫ر‬ ‫ك‬ ‫ب‬ ‫هلل‬
ِ ‫ا‬ ‫ان‬ ‫ح‬ ‫ب‬ ‫س‬ ‫و‬ ‫ا‬‫ر‬ ‫يـ‬ ‫ث‬ ‫ك‬
ِ ِ ‫هلل‬ ‫د‬ ‫ب‬
ِ ‫ك‬ ‫ر‬ ‫بـ‬ ‫ك‬ ‫أ‬ ‫هلل‬ ‫ا‬ × 7 ‫ر‬ ‫بـ‬ ‫ك‬ ‫اهلل أ‬
َ َ
َ َ َ ُ َ ْ َ ُ َّ َ َ َ ْ ُ َ ْ
‫َشيْك‬ ‫ال‬ ‫ه‬ ‫د‬ ‫ح‬ ‫و‬ ‫اهلل‬ ‫ال‬ ‫إ‬ ‫إَل‬ ‫ال‬ ‫ن‬ ‫أ‬ ‫د‬ ‫ه‬ ‫ش‬ ‫أ‬ * ‫ان‬ َ ‫اونُ ْوا َع اْإلثْم َوالْ ُع ْد‬
‫و‬ َ ‫ال َْ َع‬ َ َ َ ْ َّ َ ِّ ْ
‫و‬ ‫ى‬ ‫و‬ ‫ق‬ ‫اتل‬ ‫و‬ ‫ِب‬ ‫ال‬ ‫َع‬ ‫ا‬‫و‬ َ ‫الْ ُق ْرهن* َو َْ َع‬
ْ ُ‫اون‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َْ َ ْ ُ ِّ َ ُ ُ ْ ُ َ َ ُ ُ ْ َ ً َّ َ ُ َ َ ِّ َ َّ َ ُ َ ْ َ َ َ ْ ِّ‫ِج قائِل َها ِم ْن َعذاب اَل‬ َ َ َ ْ ْ‫اد ًة ُْن‬ َ َ َ َُ
* ‫اإلن ِس واْلان‬ ِ ‫د‬‫ي‬ ‫س‬ ‫َل‬ ‫و‬ ‫س‬ ‫ر‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫د‬ ‫ب‬ ‫ع‬ ‫ا‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫حم‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫د‬ ‫ي‬ ‫س‬ ‫ن‬ ‫أ‬ ‫د‬ ‫ه‬ ‫ش‬ ‫أ‬ ‫و‬ * ‫ان‬ِ ‫ْي‬ ِ ِ ‫َل شه‬
َ َ
َ ‫َع هَل َوأ ْص‬ ََ َ َْ َ َ َ ْ ُْ َّ ُ َ ِّ َ َ َ ْ ‫له َّم َص ِّل ّو َسلِّ ْم َو َب‬ ُ َّ‫ال‬
‫حابِ ِه َو َم ْن ِ ِب َع ُه ْم‬ ِِ ‫ان * و‬ ِ ‫ارك َع سي ِدنا حم َـم ِد ِن المصطَف ِمن عدن‬ ِ
َ َ َ َّ َ َُْْ َ ْ ُ َّ ُ ْ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َّ ْ ُ ْ ُ َ َ َ َ ُ ْ َ َّ َ َ ْ ‫ب‬
َ ‫هلل أ ْو ِصيكم َوإياي بتق َوى اهلل فقد فاز المتقون * َوهعلموا أن اهلل ْع‬
‫اىل‬ ‫ا‬ ‫اد‬ ‫ب‬ ‫ع‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫ان* أما بعد‬
ِ ِ ِ ِ َ ‫اإلحس‬ ِ ِ
َ‫ب* يَأ ُّيها‬ َ َ َ َ ْ ُّ َ َ ُ َ َ َ َ َ َّ ً ْ َ ُ َ َ َ َ ً ْ ْ َ ُ َ َّ َ َْ َََ ًْ َ ًْ ْ َََ
َ َ ُ
ِّ ‫اَل‬َّ ‫َع‬ َ
‫أمركم أمراع ِميما*وبدأ بِنف ِس ِه ْع ِليما* فقال جل جالَل ع ِليما* ِإن اهلل ومالئِكته يصلـون‬
ِ
َ‫احمَ َّمد َك َما َصلَّيْت‬ ُ َ ِّ َ َ َ َ َّ َ ُ َ ِّ َ َ َ ْ ِّ َ َ ِّ َ َّ ُ َّ َ ً ْ ْ َ ْ ُ ِّ َ َ ْ َ َ ْ ُّ َ ْ ُ َ َ ْ َّ
َ ‫هل سي ِدن‬ ِ ‫اَّلين همنوا صلوا علي ِه وسلموا تس ِليما* أللهم صل وسلم َع سي ِدناحمم َدوَع‬ ِ
َ َ َ ْ َ َ َ َ َّ َ ُ َ ِّ َ َ َ َ َّ َ ُ َ ِّ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ ِّ َ َ َ َ َ ْ َ ْ َ ِّ َ َ َ
‫ت ََع َس ِّي ِدنا‬ ‫هل سي ِدناحمم َدكما بارك‬ ِ ‫ارك َع سي ِدناحمم َد وَع‬ ِ ‫ب‬ ‫و‬ ‫م‬ ‫ي‬ ‫ه‬ِ ‫ا‬‫ر‬ ‫ب‬ ‫إ‬
ِ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫د‬
ِ ‫ي‬ ‫س‬ ‫هل‬ِ ‫َع‬ ‫َع سي ِدنا ِإبرا ِهيم و‬
ْ ‫اداِِنَا‬
‫أِب‬
َ َ َ ْ
‫س‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫د‬ ‫اش‬ ‫الر‬َّ ‫ء‬ ِ ‫ا‬
َ َ ُْ
‫ف‬ ‫ل‬ ‫اْل‬ ‫ن‬ ‫ع‬ َ ‫ار َض‬ ْ ‫ك ََحيْ ٌد ََميْ ٌد* أَللَّ ُه َّم َو‬ َ َّ َ ْ َ َ ْ
‫ن‬ ‫إ‬ ‫ْي‬ ‫م‬ ‫ال‬ ‫ع‬ ‫ال‬ ‫يف‬ َ ْ‫َع هل َسيِّ ِدنَا إبْ َرا ِهي‬
‫م‬
ََ َ َ ْ َْ
‫ِإبرا ِهيم و‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ َ ْ َّ َ َ ْ َ ْ َ ُ ْ ْ َ َْ َّ ‫لَع َو َع ْن بَق َّية‬ َ َُْ ََ ُ َ ْ َ
‫ْي َوِابِ ِع‬ ‫الص َحابَ ِة َوالق َرابَ ِة َوأه ِل بَي ِت ِه َوذ ِّر َّياِِ ِه أْج ِعْي * واتلابِ ِع‬ ِ ِ ٍّ َ ‫ان َو‬ ‫بك َر وعمر وعثم‬
َ َ ِ
َ ْ ‫هغف ْر للْ ُم ْسلم‬ ْ َّ ُ َّ َ ْ ِ ‫الر‬ َ ْ َ َ َْ ْ ُ َ َ ََْ َ ْ ِّ ْ َ َ َ ْ ْ ُ َ َ ْ َّ
‫ْي‬ ِِ ِ ِ ‫اَحْي* أللهم‬ ِ َّ ‫ان إِىل يومِ ادلي ِن * َوعلينا معهم ِب َرَح ِتك يا أرح َم‬ َ ‫اتل ِب ِعْي لهم بِ ِإحس‬
ْ َ ََ َ ْ ُْ َ َ
‫ات‬ َ َ ‫احل‬
‫اج‬ ‫اِض‬ ِ ‫ق‬ ‫و‬ ‫ات‬ َ ‫ادل َع‬
‫و‬ َّ ‫ب‬ ُ ْ‫ب َُمي‬ ٌ ْ‫ك قَري‬ َ َّ
‫ن‬ ‫إ‬ ‫ات‬ َ ‫األ ْم‬
‫و‬ َ ‫ أأل ْحيَا ِء ِمنهم‬، ‫ْي َوال ْ ُم ْؤ ِمنَات‬
‫و‬ َ ْ ‫َوال ْ ُم ْسل َمات َوال ْ ُم ْؤمن‬
ِِ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ْ َّ ًّ َ ْ ُ ُ َْْ َ َ ْ َّ
َ ْ ‫اَّلنُ ْوب َواْلَطيْئَات* َر َّبنَا اغف ْرَلَا َوإل ْخ َواننَا اَّل ْي َن َسبَ ُق ْونَا با‬ َ ْ ْ ُّ ُ َ َ
‫َّلي َن‬ ِ ِ ‫ان َوال َتعل ِيف قلوبِنا ِغال ل‬ ِ ‫إليم‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫وَغفِر‬
ْ ٌ َ َّ َ
*‫همنُ ْوا َر َّبنا ِإنك َر ُء ْوف َّر ِحي ٌم‬ َ

Ya Allah ampunilah dosa-dosa kami, dosa kedua orang tua kami, dosa guru-guru kami
dan saudara-saudara kami semua kaum muslimin, baik yang masih hidup maupun yang
sudah wafat.
Ya Allah hanya kepada-Mu kami mengabdi, hanya kepada-Mu kami shalat dan sujud,
hanya kepada-Mu kami menuju dan tunduk. Kami mengharapkan rahmat dan kasih sayang-
Mu. Kami takut akan azab-Mu kerena azab-Mu pasti menimpa kaum fasiq.
Ya Allah jagalah kami dengan Islam dalam keadaan berdiri. Ya Allah jagalah kami
dengan Islam dalam keadaan duduk dan jagalah kami dengan Islam dalam keadaan tidur.
Jangan jayakan orang-orang kafir atas kami.
Ya Allah Yang menyelamatkan Nuh dari taufan badai dan banjir yang menenggelamkan
dunia, Yang menyelamatkan Ibrahim dari kobaran api Namruuzd, Yang menyelamatkan Isa
dari salib kaum durjana, Yang menyelamatkan Yunus dari gelapnya perut ikan, Yang
menyelamatkan Nabi Muhammad dari makar kafir Quraisy, Yahudi pendusta, munafik
pengkhianat, pasukan ahzab angkara murka… Laa ilaaha illa anta subhanaka innaa kunnaa
minadhdhaalimiin...3X
Ya Allah Yang mendengar rintihan hamba lemah dan banyak dosa. Ya Allah lindungi
kami, masyarakat kami dan anak-anak kami dari berbuat dosa. Jangan segera Engkau
lenyapkan hari yang suci ini. Berikanlah waktu kepada kami untuk meninggkatkan
pengorbanan kami bagi tersebarnya agama.
Ya Allah, gantikanlah kepedihan ini dengan kesenangan, jadikanlah duka sebagai awal
kebahagiaan, dan sirnakanlah rasa takut menjadi rasa tentram, dan rasa cemas menjadi
penuh harapan. Ya Allah, dinginkan panasnya hati ini dengan salju keyakinan, dan padamkan
bara jiwa ini dengan air keimanan. Ya Allah, sirnakan keraguan terhadap fajar yang pasti
datang dan memancar terang, dan hancurkan perasaan jahat dengan secercah kebenaran.
Hempaskan semua tipu daya syetan dengan bantuan bala tentara-Mu, ya Allah.
Ya Allah, sirnakan dari kami rasa sedih dan duka, dan usirlah kegundahan dari jiwa
kami semua. Kami berlindung kepada-Mu dari setiap rasa takut yang mendera. Hanya
kepada-Mu kami bersandar dan bertawakkal. Hanya kepada-Mu kami memohon, dan hanya
dari-Mu-lah semua pertolongan. Cukuplah Engkau sebagai pelindung kami, karena Engkaulah
sebaik-baik pelindung dan penolong. Ya, Allah tolonglah saudara-saudara kami yang sedang
sakit, dilanda kesedihan dan musibah, para janda, anak-anak yatim, kaum lemah dan para
fakir-miskin. Anugerahkan kebahagian kepada mereka. Siramilah dengan rezeki yang
melimpah dari sisi-Mu yang penuh berkah. Kami lemah tak begitu berdaya membantu dan
meyantuni mereka. Ampuni kami, ya Allah.
Ya Allah kumpulkanlah hati-hati kami di atas dasar kecintaan kepada-Mu,
pertemukanlah pada jalan ketaatan kepada-Mu, satukanlah hati kami di jalan dakwah-Mu dan
ikatlah di atas janji setia demi membela syari’at-Mu. Ya Allah padukanlah jiwa-jiwa ini sebagai
hamba-hamba-Mu yang beriman.
Ya Allah lepaskan dan jauhkanlah kami dari penguasa-penguasa yang dhalim dan
fasiq. Anugerahkan kepada kami pemimpin-pemimpin yang beriman dan bertaqwa, yang
menjadikan Kitab-Mu sebagai landasan kepemimpinannya, yang mau menerapkan syariat-Mu,
yang membawa kami ke jalan yang benar, jalan yang Engkau ridhai.
Ya Allah selamatkanlah masyarakat kami dan jadikan kami semua sebagai hamba-
hamba-Mu yang mendirikan Shalat.....
Ya Allah selamatkanlah kami, anak-anak kami, keluarga kami, daerah kami, negeri
kami dan ummat ini dari badai krisis, fitnah, bencana dan dosa yang membinasakan.
Ya Allah janganlah Engkau goyangkan hati kami setelah Engkau beri petunjuk, dan
tetapkankan hati kami atas agama-Mu.
Ya Allah jadikanlah hari terbaik kami sebagai hari pertemuan kami dengan-Mu,
jadikanlah amal terbaik kami sebagai pamungkasnya, dan jadikan usia terbaik kami sebagai
akhir ajal kami. Ya Allah limpahkanlah rahmat, ampunan dan hidayah-Mu kepada Kami
semuanya. Aamiin..aamiin ya Rabbal ‘alamin..

ّ َّ ُ ْ ْ َ َّ ُ َّ َّ َ ُ َ ِّ َ ّ َّ ُ ْ ُ ْ َّ ُ َّ َّ َ ُ َ ِّ َ ّ َّ ُ ْ ْ َّ ُ َّ َّ َ ُ َ ِّ َ َ َّ ُ ْ َ ْ َّ ُ َّ
‫أللهم هرحم أمة سي ِدنا حمم َد * أللهم هغ ِفر أمة سي ِدنا حمم َد * أللهم هنَص أمة سي ِدنا حمم َد * أللهم أص ِلح أمة‬
ْ ُّ َ َ ً ْ ‫ث ِفيْه ْم ُسلْ َطانًا نَص‬ ْ َ ْ َّ ُ َّ َ َّ َ‫ْي قُلُ ْوب أُ َّمة َسيِّدنَا ُحم‬ َ ْ ‫َسيِّدنَا ُحمَ َّمد * أللَّ ُه َّم َألِّ ْف َب‬
‫ادلنيَا‬ ‫ْيا * َر َّبنا هِِنا ِيف‬ ِ ِ ‫ع‬ ‫هب‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫لل‬ ‫أ‬ * ‫د‬
َ ‫م‬ ِ ِ ِ َ ِ
َ ُ ْ ْ ْ ْ ْ َ ‫َح َسنَ ًة َو يف الخ َرة َح َسنَ ًة َوقنَا َع َذ‬
‫ان ِوإِيتَا ِء ِذي الق ْرَب‬ َ ْ ‫اهلل يَأ ُم ُر بال َع ْدل َوا‬ َ ‫اد اهلل إ َّن‬ َ َ َّ ‫اب‬
ِ ‫إلحس‬ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ار* ِعب‬ِ ‫اَل‬ ِ ِ ِ ِ
ُ‫ك ُر ْوه‬ ُ
ُ ْ َ ْ ُ ُ ُ ْ َ َ ْ َ ْ َ ْ ُ ُ ْ َ ْ ُ َّ َ َ ْ ُ َّ َ َ ْ ُ ُ َ ْ َ ْ َ َ ْ ُ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ
‫ْغ ي ِعظكم لعلكم ِذكرون* أذكروا اهلل الع ِظيم يذكركم وهش‬ ِ ‫وينَه ع ِن الفحشا ِء َ والمنك ِر َواْل‬
َ َ ْ َ َ ْ َ ُ َ َُْ ْ َ ْ ُ ْ َ َ ََ
*‫اهلل يعل ُم َما ِصن ُع ْون‬ ‫هلل أكِب * و‬ ِ ‫َّلك ُر ا‬ ِ ‫َع نِع ِم ِه ي ِزدكم و‬

Anda mungkin juga menyukai