Anda di halaman 1dari 3

MENCARI BERKAH YANG HILANG

‫ت أَ ْع َما ّلنَا َم ْن َي ْه ّد ّه ّللاُ فَ َل‬ َ ‫ور أَ ْنفُ ّسنَا َو ّم ْن‬


ّ ‫س ِّّيئَا‬ ّ ‫ش ُر‬ ّ ٰ ‫ َونَعُوذُ ّب‬،ُ‫لِل نَـحْ َمدُهُ َونَ ْستَ ّع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغ ّف ُره‬
ُ ‫الِل ّم ْن‬ ّ ٰ ّ َ‫إن الـ َح ْمد‬
ُ‫ع ْبدُه‬ َ ‫ َوأَ ْش َهدُ أَن ُمـ َحمدا‬،ُ‫ أَ ْش َهدُ أَ ْن ل ّإلَهَ ّإل هللا َوحْ دَهُ َل ش َّريْكَ لَه‬،ُ‫ّي لَه‬ َ ‫ض ّل ْل فَ َل هَاد‬ ْ ُ‫ضل لَهُ َو َم ْن ي‬ ّ ‫ُم‬
‫سان إلَى َي ْو ّم ال ّدِّين‬ ّ ‫صحا ّب ّه َوالتا ّبعينَ ّبإ ْح‬ ْ ‫علَى ٰا ّله َوأ‬ َ ‫علَى‬
َ ‫س ِّّيدّنا ُم َح ِّمد َو‬ َ ‫بار ْك‬ ّ ‫س ّلِّ ْم َو‬َ ‫ص ِّّل و‬ َ ‫ اللٰ ُهم‬،‫سولُه‬ ُ ‫ َو َر‬،
ّ ‫الى فّي اْلقُ ْر‬
‫ان‬ َ ‫ َقا َل هللاُ تَ َع‬،‫عتّ ّه َل َعل ُك ْم ت ُ ْف ّل ُح ْو ْن‬ َ ‫ي ّبتَ ْق َوى هللاّ َو‬
َ ‫طا‬ ْ ّ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْفس‬
ُ ‫اإل ْخ َوة ْأو‬ ّ ‫ َفيَا أيُّ َها‬:ُ‫أَما بَ ْعد‬
‫ّللا َحق تُقَاتّ ّه َو َل تَ ُموتُن ّإل َوأَ ْنت ُ ْم‬ َ ‫ يَا أَيُّ َها الذّينَ آ َمنُوا اتقُوا‬.‫ان الر ّج ّيم‬ ّ ‫ط‬ َ ‫الِل مّنَ الش ْي‬ ّ ٰ ‫عوذُ ّب‬ ُ َ‫ أ‬:‫اْل َك ّري ْم‬
َ‫ُم ْس ّل ُمون‬
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…
Sering kita mendengar kata berkah dalam kehidupan kita. Namun sudahkah kita mengerti dan memahami dan lebih-
lebih bisa merasakan berkah itu sendiri. Sering kita merasakan kehidupan ini hanya pergantian waktu, detik demi detik,
menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari dan seterusnya… akan tetapi waktu-waktu itu atau masa-masa telah
kita lewati tersebut terasa hilang begitu saja tanpa ada makna bagi diri kita, tanpa meninggalkan sesuatu yang
membekas apalagi memberikan keberkahan dalam hidup kita.
Berkah itu kini seperti sesuatu yang hilang. Sesuatu yang sangat penting yang hilang dari negeri, sehingga negeri yang
seharusnya makmur dengan sumber daya melimpah – tetapi gagal memakmurkan rakyatnya. Hilang dari keluarga kita,
sehingga anak-anak tidak tumbuh seperti harapan orang tuanya. Hilang dari perusahaan, sehingga perusahaan tidak
pernah puas dengan karyawannya dan karyawan-pun tidak puas dengan perusahaannya. Lantas berkah yang hilang ini,
dimana mencarinya ?
Banyak diantara kita adalah orang-orang yang berkecukupan, tetapi banyak pula yang tidak merasa bahagia di
rumahnya. Sebagian bahkan merasa kecukupan yang dimilikinya tidak membuat anak-anak mereka tumbuh seperti
yang diharapkannya. Di perusahaan-pun mereka tidak pernah merasa puas, prestasi demi prestasi diukirnya tetapi
mereka seperti hidup mengejar fatamorgana.
Lebih sulit lagi adalah para eksekutif ini merasa tidak mampu memuaskan tuntutan para karyawannya. Perusahaan-
perusahaannya sudah memberikan yang maksimal tetapi tetap saja karyawan tidak puas.
Lantas apa masalah yang sesungguhnya yang kita hadapi ?, ya – itulah masalah berkah, yaitu berkah yang hilang dari
keluarga, dari perusahaan, dan juga sangat bisa jadi hilang pula dari negeri ini.
Tetapi apakah berkah itu sesungguhnya ? dalam surat Ad Dukhan ayat 2-3 disebutkan :

َ ‫ اّن ۤا اَ ۡنزَ ۡل ٰنهُ فّ ۡى لَ ۡيلَة ُّم ٰب‬٢ ۙ ‫ب ۡال ُمبّ ۡي ّن‬


٣ َ‫ـر َكة اّنا ُكنا ُم ۡنذ ّّر ۡين‬ ّ ‫َو ۡال ّك ٰت‬
“Demi Kitab (Al Qur'an) yang menjelaskan, sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan
sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” (QS 44 : 2-3)
Juga dalam surat Al Qadr ayat 1 :
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan.” (QS 97:1).
Tiga ayat dalam dua surat tersebut mudah dimengerti untuk menjelaskan makna kata berkah karena disitu digunakan
istilah “…malam yang diberkahi…” sama dengan istilah “malam lailatul qadr”. Sedangkan kita tahu dari kecil
bahwa “malam lailatul qadr” adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan. Jadi malam yang diberkahi adalah malam
yang lebih baik dari seribu bulan.
Dengan kata lain sesuatu yang diberkahi adalah sesuatu yang kalo secara matematis lebih baik dari sesuatu sejenis x
30 x 1000. Mungkin sulit membayangkannya tetapi ringkasnya sesuatu yang diberkahi adalah sesuatu yang
mengandung kebaikan yang sangat banyak !.
Jadi kalau berkah itu hilang dari keluarga, perusahaan atau negeri – maka keluarga, perusahaan ataupun negeri
tersebut kehilangan suatu kebaikan yang sangat banyak !. Lantas dimana mencari keberkahan atau kebaikan yang
sangat banyak ini ?
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah…

Karena Al-Qur’an adalah jawaban atau penjelasan untuk segala hal, maka mencari ‘berkah yang hilang’ inipun tidak
perlu jauh-jauh – semuanya insyaAllah terjawab dalam Al-Qur’an An Nahl ayat 89.

َ ‫ُل ّء ۙ َونَز ۡلنَا‬


‫علَ ۡي َك‬ ۤ َ ‫ع ٰلى ٰ ٰٓهؤ‬ َ ‫علَ ۡي ّه ۡم ّ ِّم ۡن ا َ ۡنفُ ّس ّه ۡم َو ّج ۡئنَا بّ َك‬
َ ‫ش ّه ۡيدا‬ َ ‫ث فّ ۡى ُك ِّّل اُمة‬
َ ‫ش ّه ۡيدا‬ ُ ‫َويَ ۡو َم ن َۡـب َع‬
َ‫ب تّ ۡبيَانا ّلِّـ ُك ِّّل ش َۡىء و هُدى و َر ۡح َمة وب ُۡش ٰرى ّل ۡل ُم ۡس ّل ّم ۡين‬ َ ‫ۡالـ ّك ٰت‬
Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami bangkitkan pada setiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan
Kami datangkan engkau (Muhammad) menjadi saksi atas mereka. Dan Kami turunkan Kitab (Alquran) kepadamu untuk
menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (muslim)
Dari penjelasan ini, maka kita yakin bisa mencari segala sesuatu yang mengandung pengertian ‘berkah’ di dalam ayat-
ayat Al-Qur’an.
Pertama ‘berkah’ yang terkait dengan waktu tertentu – yaitu suatu malam di bulan Ramadhan yang disebut
malam Lailtul Qadr. Maka keberkahannya bisa kita ambil dengan banyak-banyak beribadah pada malam tersebut.
Kedua adalah ‘berkah’ yang terkait dengan tempat atau kota yaitu Mekkah dan Madinah. Maka keberkahannya bisa
kita ambil pada saat kita pergi berhaji atau umrah.
Ketiga adalah ‘berkah’ yang terkait dengan sumber daya alam tertentu yaitu air. Air adalah sumber segala kehidupan,
maka keberkahannya bisa kita ambil untuk memenuhi segala kebutuhan hidup kita, ternak kita dan tanaman-tanaman
kita.
Keempat adalah ‘berkah’ yang terkait dengan kitab tertentu yaitu Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah sumber segala sumber
ilmu, petunjuk, penjelasan dan jawaban atas segala hal. Maka keberkahannya bisa kita ambil manakala kita
membacanya, memaahaminya, mengamalkannya dan bahkan juga kita mengajarkannya.
Kelima adalah ‘berkah’ yang terkait pohon tertentu yaitu zaitun. Sangat banyak ahli dari berbagai bidang yang mengkaji
zaitun ini, sebagai bahan bakar, makanan maupun obat. Keberkahannya akan bisa kita rasakan langsung, manakala kita
bisa menanamnya dan memanfaatkan buahnya untuk berbagai kebutuhan tersebut.
Keenam adalah ‘berkah’ yang terkait dengan negeri tertentu – yaitu negeri-negeri di sekitar Al-Aqsha atau secara umum
disebut negeri Syam. Keberkahan negeri ini karena sebagian besar nabi-nabi dilahirkan di negeri ini dan buminya-pun
diberkahi. Kita bisa ikut merasakan keberkahannya manakala kita bantu saudara-saudara se-iman kita yang lagi
berjuang mengambil kembali negeri-negeri muslim yang kini terjajah dan terbelah dari negeri syam tersebut.
Apalagi hari-hari ini saudara-saudara kita disana lagi masa-masa sulitnya atas serangan Israel yang membabibuta tanpa
mengindahkan warga sipil maupun orang tua dan anak-anak. Maka dengan doa dan bantuan dana yang kita donasikan,
insyAllah kitapun bisa memperoleh keberkahan tersebut.
Ketujuh adalah ‘berkah’ yang terkait dengan negeri-negeri secara umum. Ini yang paling menarik, karena kalau enam
jenis keberkahan sebelumnya bersifat given-diluar kemampuan kita untuk mengupayakannya. Bentuk keberkahan
yang ketujuh bersifat conditional atau bersyarat, bila kita bisa penuhi syaratnya-maka kitapun bisa memperoleh
keberkahan yang ketujuh ini.
Maksudnya adalah begini : Malam yang penuh berkah itu ya hanya suatu malam di bulan Ramadhan yaitu malam
Lailatul Qadr, kita semua tidak bisa mengubah atau memindahkan keberkahan malam Lailatul Qadr itu ke malam yang
lain–misalnya malam tahun baru. Seheboh apapun malam tahun baru tidak akan mendatangkan keberkahan
sebagaimana malam Lailtul Qadr.
Demikian pula dengan keberkahan kota Mekkah dan Madinah, kita tidak bisa membuat kota lain se-berkah kota
tersebut. Kita tidak bisa membuat benda lain seberkah Air untuk kehidupan seisi bumi. Kita tidak bisa membuat satu
kata-pun yang bisa menandingi keberkahan ayat-ayat Al-Qur’an. Kita tidak bisa menanam sawit misalnya untuk
‫‪menggantikan keberkahan pohon zaitun meskipun keduanya sama-sama menghasilkan minyak. Semakmur apapun‬‬
‫‪negeri-negeri lain, tidak bisa menggantikan keberkahan negeri Syam.‬‬
‫‪Tetapi Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Adil, juga memberi kesempatan bagi kita untuk dapat memperoleh‬‬
‫‪keberkahanNya secara tersendiri. Meskipun bukan Mekkah, Madinah dan bukan pula negeri Syam, negeri inipun bisa‬‬
‫‪menjadi negeri yang dibukakan berkah dari langit dan dari bumi – asal kita memenuhi syarat yang diberikanNya yaitu‬‬
‫‪penduduknya beriman dan bertakwa.‬‬

‫ض َو ٰلـ ّك ۡن َكذب ُۡوا فَاَخ َۡذ ٰن ُه ۡم ّب َما‬ ‫َولَ ۡو اَن اَ ۡه َل ۡالقُ ٰ ٰٓرى ٰا َمنُ ۡوا َواتقَ ۡوا لَـفَت َۡحنَا َ‬
‫علَ ۡي ّه ۡم بَ َر ٰكت ِّمّنَ الس َما ٰٓ ّء َو ۡ َ‬
‫ال ۡر ّ‬
‫َكانُ ۡوا يَ ۡكسّ ب ُۡونَ ‪٩٦‬‬
‫‪“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka‬‬
‫‪berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan‬‬
‫)‪perbuatannya.” (QS 7 :96‬‬
‫‪Dengan analogi yang sama, maka insyaAllah kita-pun bisa menghadirkan keberkahan di perusahaan kita, instansi kita‬‬
‫‪dan tentu juga keluarga kita, bila memenuhi syarat yang sama yaitu individu-individu didalamnya beriman dan‬‬
‫‪bertakwa.‬‬
‫‪Maka dengan ini berkah - sesuatu yang selama ini hilang tersebut - bisa kita temukan kembali yaitu dia hadir bersama‬‬
‫‪iman dan takwa. Dimana ada iman dan takwa, insyaAllah di situ ada berkah.‬‬

‫ي ٰ َهذَا‬
‫ت َوال ّذِّ ْك ّر ْال َح ّكي ّْم‪ .‬أَقُ ْو ُل قَ ْو ّل ْ‬ ‫آن ْالعَ ّظي ّْم‪َ ،‬ونَفَعَنّ ْ‬
‫ي َوإّيا ُك ْم بّ َما فّ ْي ّه مّنَ اْآليَا ّ‬ ‫ي َولَ ُك ْم فّي ْالقُ ْر ّ‬‫اركَ هللاُ ّل ْ‬ ‫بَ َ‬
‫‪َ .‬وأَ ْستَ ْغ ّف ُروا هللاَ ْالعَ ّظي َْم ‪ .‬اّنه ه َُو ْالبَ ُّر الر ّحي ّْم‬
‫‪Khutbah kedua:‬‬

‫ع ٰلى ُم َح ِّمد نَ ّب ِّ‬


‫يّ‬ ‫ف َوالتَفَ ُّرقَ ّة ‪َ ،‬واْلص َلة ُ َوالسآل ُم َ‬ ‫ع ّن اْ ّل ْختّ َل ّ‬ ‫ع ّة‪َ ،‬ونَ َهانَا َ‬ ‫ّي اَ َم َرنَا ّبلُ ُز ْو ّم اْل َج َما َ‬ ‫اَ ْل َح ْمدُ ّ ٰ ّ‬
‫لِل الذ ْ‬
‫هللا فَقَدْ فَازَ‬ ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْفسّى ّبتَ ْق َوى ّ‬ ‫ص َحا ّب ّه هُدَا ّة اْلُم ّة‪ ،‬أَما َب ْعدُ‪ .‬فَ َيآيُّ َها اْل ُم ْس ّل ُم ْونَ ‪ ،‬ا ُ ْو ّ‬ ‫ع ٰلى ٰا ّل ّه َواَ ْ‬ ‫الرحْ َم ّة‪َ ،‬و َ‬
‫لى الن ّبى يآ اَيُّ َها ال ّذيْنَ‬ ‫ع َ‬ ‫صلُّ ْونَ َ‬ ‫هللا َو َمآلئّ َكتَه يُ َ‬‫ان الر ّجيْم ‪ّ ،‬إن َ‬ ‫ط ّ‬ ‫الِل مّنَ الش ْي َ‬ ‫ع ْوذُ ّب ٰ ّ‬ ‫اْل ُمتقُ ْونَ ‪َ ،‬وقَا َل هللاُ تَعاَلَى أَ ُ‬
‫ٰ‬
‫علَى‬ ‫علَى ّإب َْرا ّهي َْم َو َ‬ ‫صليْتَ َ‬ ‫علَى آ ّل ُم َحمد َك َما َ‬ ‫علَى ُم َحمد َو َ‬ ‫س ّلِّ ُم ْوا تَ ْس ّليْما‪ .‬اَللَ ُهم َ‬
‫ص ِّّل َ‬ ‫علَ ْي ّه َو َ‬ ‫صلُّ ْوا َ‬‫آ َمنُ ْوا َ‬
‫علَى آ ّل‬ ‫علَى ّإب َْرا ّهي َْم َو َ‬ ‫ار ْكتَ َ‬ ‫علَى آ ّل ُم َحمد َك َما َب َ‬ ‫علَى ُم َحمد َو َ‬ ‫ار ْك َ‬ ‫آ ّل ّإب َْرا ّهي َْم‪ّ ،‬إنكَ َح ّميْد َم ّجيْد‪َ .‬و َب ّ‬
‫‪ّ .‬إب َْرا ّهي َْم‪ّ ،‬إنكَ َح ّميْد َم ّجيْد‬
‫ص ْر ا ّْخ َوانَنَآ‬ ‫يآء ّم ْن ُه ْم َواْلَ ْم َواتّ‪ ،‬اللٰ ُهم ا ْن ُ‬ ‫ت اَلَحْ ّ‬ ‫ت َواْل ُم ْس ّل ّميْنَ َواْل ُم ْس ّل َما ّ‬ ‫اَلل ُهم ا ْغ ّف ْر ّل ْل ُمؤْ ّمنّيْنَ َواْل ُمؤْ ّمنَا ّ‬
‫ص ْر‬ ‫ش ّْركَ َواْل ُم ْش ّر ّكيْنَ َوا ْن ُ‬ ‫ْطي ّْن َوفّى ُك ِّّل َم َكان ‪.‬اللٰ ُهم أَ ّعز اْ ّإل ْسلَ َم َواْل ُم ْس ّل ّميْنَ َوأَذّل ال ِّ‬ ‫ْال ُم َجا ّه ّديْنَ فّى فّ ّلس ّ‬
‫ص َر ال ّدِّيْنَ َوا ْخذُ ْل َم ْن َخذَ َل اْل ُم ْس ّل ّميْنَ َو دَ ِّّم ْر أَ ْعدَا َء ال ّدِّي ّْن َوا ْع ّل َك ّل َماتّكَ ّإلَى‬ ‫ص ْر َم ْن نَ َ‬ ‫ّعبَادَكَ آْل ُم َو ِّّح ّديْنَ َوا ْن ُ‬
‫ضلّكَ يَاأَ ْر َح َم‬ ‫صفُ ْوفَ ُه ْم َو َو ّ ِّحدْ اَ َراأَهُ ْم ّبفَ ْ‬ ‫ب ْال ُمؤْ ّمنّيْنَ َوا ْج َم ْع َك ّل َمتَ ُه ْم َو َ‬
‫س ِّ ّو ُ‬ ‫ف بَيْنَ قُلُ ْو ّ‬ ‫يَ ْو َم ال ّدِّي ّْن‪ .‬اَللٰ ُهم اَ ّلِّ ْ‬
‫طنَ‬ ‫ظ َه َر ّم ْن َها َو َما بَ َ‬ ‫س ْو َء اْل ّفتْنَ ّة َواْ ّلم َحنَ َما َ‬ ‫عنا اْلبَلَ َء َواْ َلوبَا َء َوالزلَ ّز َل َواْل ّم َحنَ َو ُ‬ ‫اح ّميْنَ ‪.‬اللٰ ُهم ادْفَ ْع َ‬ ‫الر ّ‬
‫إن لَ ْم تَ ْغ ّف ْر لَنَا‬ ‫سنَا َو ْ‬ ‫ان اْل ُم ْس ّل ّميْنَ عآمة ‪ ،‬يَا َرب اْل َعالَ ّميْنَ ‪َ .‬ربنَا َ‬
‫ظلَ ْمنَا اَ ْنفُ َ‬ ‫سائّ ّر اْلب ُْلدَ ّ‬‫ّم ْن بَلَ ّدنَا َهذَا خآصة َو َ‬
‫ار‬
‫اب الن ّ‬ ‫عذ َ َ‬ ‫سنَة َوقّنَا َ‬ ‫آلخ َرةّ َح َ‬ ‫سنَة َوفّى اْ ّ‬ ‫َاس ّريْنَ ‪َ .‬ربنَا آتّنا َ فّى الدُّ ْنيَا َح َ‬ ‫‪َ .‬وت َْر َح ْمنَا لَنَ ُك ْونَن مّنَ لخ ّ‬
‫ظ ُك ْم‬ ‫شآء َواْل ُم ْن َك ّر َواْلبَ ْغي ّ يَ ّع ُ‬ ‫ع ّن اْلفَ ْح ّ‬ ‫بى َويَ ْن َهى َ‬ ‫ْتآء ذّي اْلقُ ْر َ‬ ‫ان َوإّي ّ‬ ‫س ّ‬ ‫ّعبَادَهللاّ! إّن هللاَ يَأْ ُم ُر بّاْلعَدْ ّل َواْ ّإلحْ َ‬
‫لى نّعَ ّم ّه يَ ّزدْ ُك ْم َولَ ّذ ْك ُر هللاّ أَ ْكبَ ُر‬
‫ع َ‬ ‫‪.‬لَعَل ُك ْم تَذَك ُر ْونَ َواذْ ُك ُروا هللاَ اْلعَ ّظي َْم يَذْ ُك ْر ُك ْم َوا ْش ُك ُر ْوهُ َ‬

Anda mungkin juga menyukai