Anda di halaman 1dari 5

Mata Kuliah : Hukum dan Peraturan Maritim

Tanggal/Jam : 31 Agustus – 7 September 2021/ 08.00 – 11.40


Pengajar : Ir. Mukti Wibowo, IPU
Referensi : The Indonesian Maritime Journal

A. Sektor Maritim

Sebagai pembuka saya sampaikan bahwa goal mata kuliah ini adalah
diharapkannya seluruh Naval Architect nantinya saat merancan Kapal harus
memahami beberapa peraturan kemaritiman yang berlaku secara nasional dan juga
International. Peraturan kemaritiman sangat dibutuhkan di masayarakat maritime
yang bergerak antara lain di sub sector Industri dan Pelayaran.

Sebagai ilustrasi kalau kita lihat jauh kebelakan terkait adanya masyarakat maritime
di Indonesia ini maka akan kita ingat dan kenal beberapa informasi dalam sejarah :

Hampir 400 tahun dibawah penjajahan Belanda bangsa maritim kita yang
menurut sejarah terbentang dari Polynesia sampai Madagascar, terus menyusut
secara strategis dan perdagangan.
Pada saat ini kehidupan bangsa kita lebih mengarah ke bukan masyarakat
maritim, masyarakat industry atau petanipun juga tidak , padahal dahulu sempt
ada lagu “Nenek Moyang Ku Seorang Pelaut”.
Kalau kita lihat berdasarkan statistik yang ada perbandingan negara kita dengan
negara lain yang lebih kecil dilihat dari sudut pandang negara maritim rasanya
kita harus berpikir keras untuk memperbaiki dan mewujudkan lebih nyata sector
maritim.
Negara2 Arab memiliki Minyak yang telah diberikan oleh yang maha Kuasa dan
negara kita kalau kita menyadari pemberian tersebut adalah Sektor Maritim,
tetapi tanpa alasan yang jelas, kita belum dapat secara maksimal menunjukkan
atau melihat “Kekayaan Maritim yang Terlupakan” tersebut walaupun sudah
berada didepan kita.
Semoga dengan semangat yang menggebu, Negara maritim minimal yang
menonjol bidang maritimnya segera dapat dibuktikan oleh pemerintahan yang
sekarang
Generasi penerus khususnya para Naval Architect seperti dari program studi
Perkapalan FTUI ini dapat membuktikan manakala sebagai alumni dan terjun di
Sektor Maritim yang secara garis besar dapat terbagi dalam beberapa sub
sector Maritim, yaitu sub sector Industri Perkapalan, Transportasi Laut, Kelautan
dan Perikanan dan sub Sektor Wisata Bahari.

1
B. Sub Sektor Maritim

Pada Sektor Maritim dapat dikelompokkan beberapa kegiatan kemaritiman yang


terbagi dalam 4 (empat) Sub Sektor Maritim. Pada setiap sub sector maritime ini
masih terdapat beberapa kegiatan yang merupakan penunjang atau terkait dengan
sub sketor Maritim.
Pada Sub Sektor Maritim inilah akan diberlakukannya sekiat Hukum dan Peraturan
Kemaritiman. Hukum dan Peraturan Kemaritiman dapat berupa atau dituangkan
dalam Peraturan Pemerintah/Per Undang2 an, Peraturan dari Badan Klasifikasi,
Peraturan Internasional yang lebih Khusus dan juga beberapa peraturan yang
terkait dengan operasional Maritim.

Keempat Sub Sektor Maritim tersebut terbagi :

Industri Perkapalan
• Sub Sektor Industri Perkapalan tentu saja dimulai dari Galangan pembangun
Kapal/Shipyard, galangan kapal tidak dapat beroperasi sendiri dan akan
didukung oleh para sub kontraktornya, termasuk sekiat banyak pemasok untuk
proses pembangunan kapal.
• Sub kontraktor merupakan kontraktor yang bekerja khusus sesuai bidangnya,
seperti khusus bidang perlistrikan, permesinan dll
• Pemasok merupakan perusahaan khusus pemasok komponen perkapalan mulai
dari industry baja, industry permesinan, industry alat2 listrik, industry alat2
angkat ataupun industry peralatan navigasi dan komunikasi dll.
• Konsultan Perkapalan , yang merupakan badan hukum bergerak dalam bidang
jasa perancangan desain kapal, sebagai tenaga pengawas pembangunan dan
juga dapat melakukan study kelayakan dalam pengadaan kapal.
• Badan Klasifikasi merupakan badan sertifikasi terkait dengan sertifikasi
pembuatan kapal untukkepentingan penunjang kelaik lautan kapal atau
kebutuhan pihak asuransi kapal. dll

Transportasi Laut
• Perusahaan Pelayaran, penunjang tranportasi laut yang merupakan
perusahaan yang dapat memilik kapal atau sebagai pengoperasi kapal untuk
membawa penumpang atau komoditas lain untuk perdagangan melalui jalur laut.
• Pihak manajemen Pelabuhan, Syahbandar yang merupakan wakil dari
pemerintah setempat untuk mengatur operasi kapal sesuai persyaratan
mengawasi kelaik lautan suatu kapal dan bertugas memonitor disetiap
pelabuhan yang ada. Syahbandar merupakan pihak yang bertanggung jawab
pula terhadap pemberian ijin kapal yang akan berlayar.

2
• Fasilitas pelabuhan, merupaka fasilitas yang tersedia disetiap pelabuhan untuk
kebutuhan kapal sandar di wilayanh pelabuhan tersebut, termasuk adanya jetty,
alat tambat, alat bongkar muat, rambu2 dan juga petugas pandu dan
pengerukan.

Kelautan & Perikanan


• Peraturan penangkapan Ikan dilaut, Ijin penangkapan, wilayah penangkapan,
daerah /pelabuhan pengumpul ikan serta peraturan jenis kapal ikan
• Industri perikanan, termasuk persiapan ekspor , peraturan pengolahan ikan dan
penyimpanan ikan di pelabuhan/cool storage

Wisata Bahari
• Wisata Pantai, menyelam dipermukaan laaut, di kedalaman laut tertentu, ke
dasar laut dan dibawah dasar laut.
• Perjalanan/Expedisi Bahari, dilakukan dengan menggunakan kapal pesir/yacht
dengan mengikuti beberapa peraturan terkait dengan jumlah penumpang kapal

TANTANGAN UNTUK MEMBUAT PERATURAN YANG MENDUKUNG

Sub sector “Shipbuilding Industry”

Pemerintahan terdahulu berpikir lebih berdasarkan “land based”


mengutamakan pembangunan jalan toll dan bandara daripada
mengembangkan infrastructure “sea based”. Walaupun Negara kita adalah
Negara kepulauan terbesar didunia dengan memiliki lebih dari 17.000 pulau2
dan hamper 2/3 negara kita merupakan laut.

Dengan semangat pemerintahan saat ini yang akan mengembangkan kearah


dunia maritime, dalam arti kata infrastructure kemaritiman akan ditingkatkan
maka diharapkan industry maritime dapat lebih berkembang dalam waktu
dekat. Sehingga pola piker akan berubah ke “marine based”

Namun demikian saat ini galangan dan industry penunjang terlihat belum
siap penuh untuk menyambut dalam waktu yang dekat.

Sub sector “Shipping”

Tidak berbeda dengan industry galangan, sector pelayaran saat ini juga tidak
bagus. Beberapa pelayaran BUMN bahkan sudah ada yang bangkrut dan
saling merger

3
Kebijakan pemerintah terdahulu juga merusak dan mempersulit perusahaan
pelayaran dengan pembatasan usia kapal serta import kapal bekas

Dilanjutkan dengan kebijakan azas cabotage yang juga tidak


menggembirakan seluruh perusahaan pelayaran dalam arti kata perusahaan
pelayaran harus merobah sistim investasi mereka.

Belasan tahun lalu pemerintah kita masih melakukan ekspor yang lumayan
namun ironinya 50% masih dilakukan oleh pelayaran asing termasuk
pelayaran inter islands, sekarang dengan sudah banyak perobahan dengan
dilarangnya kapal ikan asing beroperasi di perairan Indonesia, pada komoditi
lain termasuk ekspor batu bara dalam jumlah justru mengganggu kebutuhan
dalam negri

Seharusnya dengan situasi saat ini Indonesia mengejar kemampuan


membuat kapal di Indonesia sehingga menjadi pesaing Negara lain, pasar
yang dituju selain nasional harusnya pemilik kapal asing. Dengan harapan
suatu saat kapal yang beroperasi di Indonesia adalah buatan Indonesia.

Sub sector “Kelautan dan Perikanan”

Sektor Kelautan dan perikanan, masih belum selesai penanganannya setelah


berbagai peraturan Kelautan dan Perikanan yang digulirkan era kementrian
KKP saat ini termasuk adanya Moratorium peraturan penangkapan ikan,
penggunaan kapal tangkap dan juga larangan pemindahan ship to ship.
Sampai dengan saat ini nelayan masih belum happy.

Kita sadari bahwa Kepulauan kita merupakan anugerah dari YME.


Pertemuan arus dingin dari Laut Hindia dengan air laut yang hangat dari
Samudera Pacific terletak di perairan Negara kita, hal ini memberikan daerah
perairan yang sangat cocok untuk berkembang biaknya bermacam
ikan…sehingga segala jenis ikan dan binatang laut lain menuju kedaerah ini.

Negara lain seperti Japan, Korea, Taiwan, Thailand tidak sebanyak Negara
kita hasil tangkapan lautnya dan sesuai dengan kebutuhan protein mereka
maka beberapa waktu lalu mereka tidak sedikit mengambil ikan secara illegal
dari laut kita.

4
Sebenarnya boleh dikatakan tangan kita ini bisa mencekik tenggorokan
mereka, namun karena kurangnya keahlian dan birokrasi yang rumit maka
bangsa kita Cuma membayangkan kekayaan laut kita saja tanpa dapat
berbicara banyak….semoga dengan sekian peraturan yang sudah
dilemparkan oleh KKP dapat menjadikan posisi perdagangan ikan kita lebih
baik.

Sub sector “Tourism”

Sebenarnya dapat kita sadari bahwa iklim Negara kita sepanjang tahun
dapat dikatakan hangat, yang mengakibatkan ketenangan dan santai.
Musim panas dan hujan membuat tumbuhan, buah dan bunga yang terus
menerus sepanjang tahun. Sebenarnya kita seolah memiliki taman yang
indah sejak jaman dahulu kala.

Namun sekali lagi kita belum dapat belajar menghargai lingkungan kita
sendiri termasuk tumbuhan..fauna dan flora.

Objek Wisata bahari Negara kita masih belum berkembang bahkan sangat
minim. Dapat dibandingkan dengan Negara lain bahwa banyak wisatawan
asing dengan menaiki Cruise Liners/kapal wisata contohnya para turis eropa
yang dapat dikatakan turis2 kaya berbondong-bondong menuju daerah
wisata tropis seperti ke kepulauan,…tetapi dengan alasan tertentu mereka
belum mau mengunjungi Indonesia …yang seharusnya merupakan tujuan
wisata bahari daerah tropis terbaik di dunia…

Jelas Wisata Bahari merupakan potensi pasar untuk Indonesia…yakin akan


menghasilkan jutaan dolar…sekali lagi kita masih menanti mereka para
wisatawan mengunjungi salah satu miliki kita… “Forgotten Pearls”.

*********

Anda mungkin juga menyukai