Anda di halaman 1dari 23

PENYAMPAIAN KEWAJIBAN LKPM ONLINE

v
v PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO
BAGI PELAKU USAHA

Created by :
Arfiano Luky Wibowo
UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007
v
TENTANG PENANAMAN MODAL

Setiap Penanam Modal berhak mendapatkan


a. kepastian hak, hukum dan perlindungan;
b. informasi yang terbuka mengenai bidang usaha yang dijalankannya;
Hak c. hak pelayanan; dan
Pasal 14 d. berbagai bentuk fasilitas kemudahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan.

Setiap Penanam Modal berkewajiban


a. menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik;
b. melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan;
c. membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikannya kepada Badan Koordinasi Penanaman
Kewajiban Modal;
Pasal 15 d. menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha penanaman modal; dan
i. mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan;
PERATURAN BKPM NOMOR 5 TAHUN 2021
v TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PENGAWASAN
PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO
Setiap Pelaku Usaha berhak mendapatkan
a. kepastian hak, hukum dan perlindungan;
b. informasi yang terbuka mengenai bidang usaha yang dijalankan;
Hak c. hak pelayanan; dan
Pasal 14 d. berbagai bentuk fasilitas kemudahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan.

Setiap Pelaku Usaha berkewajiban


a. menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik;
b. melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan;
c. menyampaikan LKPM;
d. menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha Penanaman Modal;
e. meningkatkan kompetensi tenaga kerja warga negara Indonesia melalui pelatihan kerja sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
f. menyelenggarakan pelatihan dan melakukan alih teknologi kepada tenaga kerja warga negara Indonesia sesuai
Kewajiban
dengan peraturan perundang-undangan bagi perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja asing;
Pasal 15
g. mengalokasikan dana secara bertahap untuk pemulihan lokasi yang memenuhi standar kelayakan lingkungan hidup bagi
perusahaan yang mengusahakan sumber daya alam yang tidak terbarukan, yang pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
h. mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan.
v DASAR HUKUM

Definisi LKPM:
Laporan Kegiatan Penanaman Modal yang selanjutnya disingkat LKPM
adalah laporan mengenai perkembangan realisasi Penanaman Modal dan
permasalahan yang dihadapi Pelaku Usaha yang wajib dibuat dan
disampaikan secara berkala.

Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal,


Pasal 15 Ayat (c)
Peraturan BKPM No. 5 Tahun 2021 Tentang Pedoman dan Tata
Cara Pengawasan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko, Pasal 5
Ayat (c)

Setiap Pelaku Usaha berkewajiban menyampaikan LKPM yang mana


penyampaian LKPM sebagaimana dimaksud dilakukan secara daring/online
dan berkala melalui OSS RBA dan/atau SPIPISE yang disampaikan kepada
BKPM, DPMPTSP Provinsi, DPMPTSP Kab/Kota, Administrator KEK, dan
Badan Pengusahaan KPBPB
v KETENTUAN LKPM ONLINE

Penyampaian LKPM secara online wajib bagi Semua Pelaku


Usaha, kecuali :
1. Pelaku Usaha Mikro;
2. Perusahaan bidang usaha hulu migas, perbankan, lembaga keuangan
non bank, dan asuransi;
“Peraturan BKPM No. 5 Tahun 2021 Pasal 32 Ayat (5)”
3. Perusahaan yang memiliki Izin Prinsip (IP), Pendaftaran Penanaman
Modal (PI), dan/ atau Izin Usaha (IU) yang sudah tidak aktif atau sudah
habis masa berlakunya.
Periode dan waktu penyampaian LKPM dilakukan secara
online dan berkala :
1. Bagi Pelaku Usaha kecil setiap 6 (enam) bulan dalam 1 (satu) tahun
laporan; dan
2. Bagi Pelaku Usaha menengah dan besar setiap 3 (tiga) bulan
(triwulan);
“Peraturan BKPM No. 5 Tahun 2021 Pasal 32 Ayat (4)”
Pelaku Usaha wajib menyampaikan LKPM untuk setiap bidang
usaha dan/atau lokasi usaha secara daring/online melalui :
OSS RBA https://oss.go.id pada menu “Pelaporan”;
dan/atau
SPIPISE https://lkpmonline.bkpm.go.id
v SANKSI ADMINISTRATIF

Pengenaan Sanksi kepada Pelaku Usaha:


• Tidak memenuhi salah satu kewajiban dan tanggung jawab Peraturan BKPM
Nomor 5 Tahun 2021 Pasal 5; Pasal 6; dan/atau
• Tidak memenuhi kriteria minimum realisasi Penanaman Modal sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
• Melakukan pelanggaran ringan; pelanggaran sedang; atau pelanggaran berat;
• Memenuhi kriteria pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Kewenangan:
BKPM, DMPTSP Provinsi, Jenis Sanksi:
DPMPTSP Kab/Kota, Adminstrator KEK, 1. Peringatan Tertulis;
Badan Pengusahaan KPBPB 2. Penghentian Sementara Kegiatan Usaha;
3. Pencabutan Perizinan Berusaha; atau
4. Pencabutan Perizinan Berusaha Untuk Menunjang Kegiatan Usaha.
v PROYEK INLINE

• Pengelompokan kegiatan usaha dilakukan terhadap proyek-proyek


yang memiliki proses produksi yang sama dan berada dalam satu
titik lokasi yang sama
• Pengelompokan kegiatan usaha dilakukan secara otomatis oleh
sistem, berdasarkan:
• 4 digit KBLI yang sama
• Lokasi proyek
• Jika terdapat ketidaksesuaian dalam pengelompokan otomatis, pelaku
usaha dapat menyesuaikan pengelompokan tersebut sesuai kondisi di
lapangan
v Penyampaian LKPM Melalui OSS RBA
v Penyampaian LKPM Melalui OSS RBA

Permohonan Hak Akses LKPM online SPIPISE dikirim


melalui email helpdesk.spipise@bkpm.go.id :
Orang Perseorangan
✓ Nomor Identitas / NIK
✓ NIB
Badan Usaha
✓ Akta Pendirian + SK Menkumham
✓ Akta Perubahan Terakhir + SK Menkumham
✓ Nomor Identitas / NIK / Paspor
✓ NIB
v Status Penyampaian LKPM

Pengertian Masing-Masing Status :


1. Draft : LKPM perusahaan belum terkirim, masih dapat dirubah dan dihapus;
2. Terkirim ke BKPM : LKPM telah dikirim dan akan diverifikasi;
3. Perlu Perbaikan : LKPM telah diverifikasi dan harus diperbaiki oleh perusahaan;
4. Sudah diperbaiki : LKPM telah diperbaiki oleh perusahaan dan dikirim kembali;
5. Disetujui : LKPM telah diverifikasi dan penginputan LKPM dinyatakan benar.
v LKPM Konstruksi Halaman Awal

Halaman Awal

Tahap Konstruksi /
Belum Komersial:
Tahapan dimana Pelaku
Usaha belum berproduksi
komersial / belum
beroperasional komersial /
belum mendapatkan Izin
Usaha / masih dalam
proses Pembangunan /
Konstruksi

Sesuai dengan Peraturan BKPM No 5/2021 Pasal 5 ayat (c), Pelaku usaha wajib menyampaikan LKPM
setiap bidang usaha, dan/atau lokasi usaha secara online dan berkala.
v LKPM Konstruksi Daftar Perizinan

Apabila Pelaku Usaha


memiliki proyek atas
dasar perizinan NIB dan
Izin Prinsip / Izin Usaha
maka pelaku usaha
diharapkan hanya
menyampaikan LKPM
atas dasar 1 perizinan saja
untuk menghindari double
accounting (kedepannya
diwajibkan pelaporan
LKPM atas dasar NIB).
Lanjut

Klik izin yang akan


disampaikan LKPM
v LKPM Konstruksi Realisasi Investasi

Kolom total investasi merupakan akumulasi dari


keseluruhan nilai investasi yang disampaikan
pada pelaporan LKPM sebelumnya.

• Apabila data total realisasi masih nol (0), dapat


diartikan belum terdapat tambahan realisasi
yang terakumulasi / perusahan belum pernah
menyampaikan LKPM.

• Perusahaan diharapkan hanya menginputkan


tambahan realisasi investasi pada periode
1. Diinput sesuai realisasi investasi riil di lapangan pada periode pelaporan, tidak termasuk pelaporan (3 bulan terakhir) saja. Sementara
akumulasi realisasi pada periode sebelumnya. untuk akumulasi realisasi investasi yang belum
2. Seluruh biaya operasional pada tahap belum produksi komersial / persiapan diinput pada terlaporkan, perusahaan dapat menyampaikan
kolom Lain-Lain Modal Tetap; rincian realisasi tambahan modal tetap tersebut
pada kolom permasalahan saja.
Khusus Modal Kerja : Modal Kerja pada Tahap belum produksi komersial hanya diisi sekali pada
LKPM periode terakhir sebelum menyampaikan surat pernyataan siap berproduksi komersial
LKPM Konstruksi Realisasi Investasi
v
Nilai realisasi dipastikan sama antara nilai tambahan pada kolom tambahan realisasi investasi
pada modal tetap (kolom mesin dan peralatan) dengan nilai pada kolom realisasi mesin dan
peralatan.

Kolom penggunaan tenaga kerja hanya menginputkan tambahan TK pada periode pelaporan (3
bulan terakhir), dan bukan melaporkan akumulasi jumlah total TK yang ada pada masa
pelaporan LKPM.

Apabila terdapat pengurangan TK, harap menginputkan 0 (nol) pada kolom tambahan TK dan
menuliskan jumlah pengurangan TK pada kolom permasalahan.

Kolom permasalahan berisikan hambatan investasi yang ingin dilaporkan. Kolom ini juga bisa
digunakan untuk merekapitulasi nilai realiasasi investasi yang belum terlaporkan pada periode
sebelumnya.

PIC yang dicantumkan merupakan individu yang menginputkan LKPM / yang mengerti
perkembangan realisasi investasi perusahaan.

Khusus untuk no. telepon dan e-mail diharapkan menggunakan nomor kontak handphone serta
e-mail aktif untuk kemudahan komunikasi.

Apabila LKPM yang telah dikirimkan berstatus perlu perbaikan, PIC perusahaan dapat
mengecek catatan perbaikan yang disampaikan oleh verifikator LKPM agar dapat dilakukan
perbaikan LKPM dan menyampaikan kembali LKPM dimaksud.
v Pernyataan Siap Berproduksi Halaman Awal

Untuk Perusahaan yang tidak memiliki Izin Usaha dari


BKPM namun Sudah Berproduksi/Sudah Komersial/Sudah
Memiliki Izin Usaha dari OSS WAJIB untuk mengisi
Pertanyataan Siap Berproduksi, agar dapat Mengisi LKPM
Tahapan Produksi/Sudah Komersial
v Pernyataan Siap Berproduksi Bidang Usaha

Pilih proyek yang akan


dibuatkan pernyataan siap
berproduksi
v Pernyataan Siap Berproduksi Tampilan Surat
v LKPM Produksi Halaman Awal

Perusahaan yang telah siap


Berproduksi Komersial ?
• Realisai investasi telah melebihi
batasan minimal investasi dan batasan
Pilih tahap minimal lainnya sesuai ketentuan
peraturan perundangan-undangan
yang berlaku.
• Perusahaan sudah memiliki Izin Usaha
Pilih periode
di OSS
pelaporan • Perusahaan sudah mendapatkan
Lanjut
omset
• Perusahaan sudah berproduksi
Daftar LKPM yang sedang
/ telah dibuat komersial

Sesuai dengan Peraturan BKPM No


5/2021 Pasal 5 ayat (c), Pelaku usaha
wajib menyampaikan LKPM untuk
setiap bidang usada, dan/atau lokasi
usaha secara online dan berkala.
v LKPM Produksi Daftar Perizinan

Apabila perusahaan memiliki


proyek atas dasar perizinan NIB
dan Izin Prinsip / Izin Usaha
maka pelaku usaha diharapkan
hanya menyampaikan LKPM
atas dasar 1 perizinan saja untuk
menghindari double accounting
(kedepannya diwajibkan
pelaporan LKPM atas dasar
NIB).

Lanjut

Klik izin yang akan


disampaikan LKPM
v LKPM Produksi Realisasi Investasi

Kolom total investasi merupakan


akumulasi dari keseluruhan nilai investasi
dari penyampaian LKPM tahap konstruksi
maupun produksi.

Jika pada saat penginputan, data realisasi


masih nol (0), dapat diartikan belum
terdapat tambahan realisasi yang
terakumulasi / perusahan belum pernah
menyampaikan LKPM.

Perusahaan diharapkan hanya


menginputkan tambahan realisasi investasi
pada periode pelaporan (3 bulan terakhir)
Apabila terdapat tambahan realisasi modal tetap yang bersumber dari keuntungan perusahaan saja. Sementara untuk akumulasi realisasi
(Capex), dilaporkan berdasarkan nilai perolehan, dan wajib mengisi kolom keterangan terkait investasi yang belum terlaporkan,
jenis tambahan modal tetap yang dilaporkan.
perusahaan dapat menyampaikan rincian
Khusus Modal Kerja : hanya diinputkan kenaikan modal kerja yang digunakan selama periode realisasi tambahan modal tetap tersebut
pelaporan ( 3 bulan terakhir). pada kolom permasalahan saja.
v LKPM Produksi Realisasi Poduksi

Nilai realisasi mohon dipastikan sama antara nilai


tambahan pada kolom tambahan realisasi investasi
pada modal tetap (jika merupakan realisasi mesin dan
peralatan) dengan nilai pada kolom realisasi mesin dan
peralatan.

Harap dipastikan bahwa input kolom penggunaan


tenaga kerja hanya menginputkan tambahan TK pada
periode pelaporan (3 bulan terakhir), dan bukan
melaporkan akumulasi jumlah total TK yang ada pada
masa pelaporan LKPM.
Apabila terdapat pengurangan TK, harap
menginputkan 0(nol) pada kolom tambahan TK dan
menuliskan jumlah pengurangan TK pada kolom
permasalahan.

Kolom permasalahan diisi apabila terdapat hambatan


investasi yang ingin dilaporkan. Kolom ini juga bisa
digunakan untuk merekapitulasi nilai realiasasi
investasi yang belum terlaporkan pada periode
sebelumnya.

Diinputkan realisasi produk barang/jasa selama periode


pelaporan (3 bulan terakhir) dengan jenis barang/jasa
dan satuan sesuai kapasitas produksi yang tercantum
dalam data OSS / Izin Usaha.
v LKPM Produksi Kewajiban

(berdasarkan UU no.20/2008 -> Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, PP


no.17/2013 )

(berdasarkan UU no.13/2007 -> Ketenagakerjaan, PP no.31/2006 -> Sistem


Pelatihan Kerja Nasional, Permenakertrans no. 17/2017 -> Tata Cara Perizinan
dan Pendaftaran Lembaga Pelatihan Kerja)

(berdasarkan UU no.32/2009 -> Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan


Hidup, PP no.27/2012 -> Izin Lingkungan, Permen LH no.05/2012 -> AMDAL,
Permen LH no,17/2012 -> Keterlibatan Masyarakat)

Untuk Industri, pasti wajib UKL-UPL dan atau AMDAL sesuai IU/IUT

PIC yang dicantumkan merupakan individu yang menginputkan LKPM / yang


mengerti perkembangan realisasi investasi perusahaan.

Khusus untuk no. telepon dan e-mail diharapkan menggunakan nomor kontak
handphone serta e-mail aktif untuk kemudahan komunikasi.

Apabila LKPM yang telah dikirimkan berstatus perlu perbaikan, PIC


perusahaan dapat mengecek catatan perbaikan yang disampaikan oleh
verifikator LKPM agar dapat dilakukan perbaikan LKPM dan menyampaikan
kembali LKPM dimaksud.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai