Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Ekonomedia : ISSN 2252-8369; STIE PASIM; Sukabumi, Jan-Juni 2019; Vol. 08 No.

01
www.stiepasim.ac.id

PENGARUH KOMUNIKASI DAN FASILITAS KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI


PADA KECAMATAN SUKABUMI
KABUPATEN SUKABUMI

ASEP RIFA’I, SE., M.Ak


STIE Pasim Sukabumi
aseprifai1975@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan pada Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui Komunikasi pada Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi, Fasilitas
Kerja pada Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi, Kinerja pegawai pada Kecamatan Sukabumi
Kabupaten Sukabumi, serta pengaruh Komunikasi dan Fasilitas Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada
Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi.Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kuantitatif, dengan metode survei sebagai metode penelitian menurut pendekatannya, dan metode
deskriptif asosiatif menurut tingkat eksplanasinya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pegawai pada Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi sebanyak 36 orang, dengan teknik
penarikan sampel menggunakan Sampling Jenuh (Sensus) yang mana semua anggota populasi
dijadikan sampel. Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah 36 orang pegawai. Teknik
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian yaitu kuisioner (angket). Instrumen diuji
dengan uji reliabilitas dan uji validitas.
Hasil dari kuisioner menunjukkan bahwa variabel (X1) Komunikasi diukur dengan 10 indikator,
semua indikator tersebut dinyatakan baik oleh responden, variabel (X2) Fasilitas Kerja diukur dengan
8 indikator, semua indikator tersebut dinyatakan baik oleh responden; serta variabel (Y) Kinerja
diukur dengan 8 indikator, semua indikator tersebut dinyatakan baik oleh responden. Berdasarkan uji
analisis korelasi nilai yang diperoleh secara parsial antara Komunikasi dengan Kinerja adalah 0,723
yang menunjukkan hubungan yang cukup kuat. Sedangkan untuk Fasilitas Kerja dengan Kinerja
adalah 0,839 yang menunjukkan hubungan yang sangat kuat. Nilai Kd = 81,3% sifat pengaruhnya
positif. Persamaan regresi bergandanya, konstanta = 0,432, koefisien X1 = 0,253, dan koefisien X2
= 0,669.

Kata Kunci: Komunikasi, Fasilitas Kerja, dan Kinerja Pegawai.

THE EFFECT OF COMMUNICATION AND WORK FACILITIES ON EMPLOYEE


PERFORMANCE IN THE SUKABUMI SUB DISTRICT
OF THE SUKABUMI DISTRICT

ASEP RIFA’I, SE., M.Ak


STIE Pasim Sukabumi
aseprifai1975@gmail.com

ABSTRACT

This research was conducted in Sukabumi District Sukabumi District. The purpose of this
study was to determine Communication in Sukabumi District Sukabumi District, Work Facilities in
Sukabumi District Sukabumi District, Employee Performance in Sukabumi District Sukabumi

JURNAL EKONOMI STIE PASIM SUKABUMI 1


Jurnal Ekonomedia : ISSN 2252-8369; STIE PASIM; Sukabumi, Jan-Juni 2019; Vol. 08 No. 01
www.stiepasim.ac.id

District, and the effect of Communication and Work Facilities on Employee Performance in Sukabumi
District Sukabumi District.
This research uses quantitative research methods, with survey methods as research methods
according to the approach, and associative descriptive methods according to the level of exploration.
The population in this study were all employees in the District Sukabumi Sukabumi as many as 36
people, with sampling techniques using Saturated Sampling (Census) in which all population
members were sampled. So the sample in this study was 36 employees. Data collection techniques
using research instruments namely questionnaire (questionnaire). The instrument was tested with the
reliability test and validity test.
The results of the questionnaire showed that the variable (X1) of Communication was
measured by 10 indicators, all of the indicators were stated well by respondents, the variable (X2) of
Work Facilities was measured by 8 indicators, all of the indicators were stated well by respondents;
and variable (Y) Performance is measured by 8 indicators, all of the indicators are stated well by
respondents. Based on the correlation analysis test the value obtained partially between
Communication and Performance is 0.723 which shows a fairly strong relationship. Whereas for
Work Facilities with Performance is 0.839 which shows a very strong relationship. Kd value = 81.3%
is positive. The multiple regression equation, constant = 0.432, coefficient X1 = 0.253, and coefficient
X2 = 0.669.

Keywords: Communication, Work Facilities, and Employee Performance.


meningkatkan kinerjanya. Maka dari itu dapat
A. PENDAHULUAN kita lihat hasil Indeks Kepuasan Masyarakat
dibawah ini:
Komunikasi dan fasilitas kerja sangat
berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Seperti
Tabel 1
yang dikemukakan oleh Mangkunegara
Rekapitulasi Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
(Mardianto, 2015:43) mengemukakan bahwa terhadap Kinerja Pegawai
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Kec. Sukabumi Tahun 2017 dan 2018
adalah uraian tugas, otonomi, target kerja,
komunikasi, hubungan kerja, iklim kerja, Indeks Kepuasan
peluang berkarir dan fasilitas kerja. Menurut Masyarakat
No. Unsur Pelayanan
(IKM) Unsur
Feriyanto dan Triana, E.S. (2015:155) 2017 2018
komunikasi tidak hanya penting untuk Kedisiplinan Petugas
1 79,00 74,67
manusia tetapi juga penting untuk sistem Pelayanan
pengendalian manajemen yang merupakan alat 2
Tanggungjawab Petugas
81,17 76,50
untuk mengarahkan, memotivasi, memonitor Pelayanan
Kemampuan Petugas
atau mengamati, serta evaluasi pelaksanaan 3 82,50 77,17
Pelayanan
manajemen perusahaan yang mencoba
mengarahkan pada tujuan organisasi dalam 4 Kecepatan Pelayanan 78,67 74,67
perusahaan. Hal itu dimaksudkan agar kinerja Kesopanan dan
yang dilakukan oleh pihak manajemen 5 81,83 77,00
Keramahan Petugas
perusahaan dapat berjalan lebih efisien dan Sumber: Kasubag Umum dan Kepegawaian
lancar. Untuk itu demi kelancaran pelaksanaan Kecamatan Sukabumi 2018
pekerjaan, fasilitas pun sangat berpengaruh
terhadap kinerja seorang pegawai. Menurut Berdasarkan Tabel 1 tersebut dapat
Husnan (Wahyuni, 2014:4) fasilitas kerja dilihat hasil Indeks Kepuasan Masyarakat
adalah sarana dan prasarana yang diperlukan (IKM) pada tahun 2018 mengalami penurunan
untuk membantu pegawai agar lebih mudah dibandingkan dengan tahun 2017. Seperti
menyelesaikan pekerjaan sehingga dapat unsur kedisiplinan petugas pelayanan dari nilai

JURNAL EKONOMI STIE PASIM SUKABUMI 2


Jurnal Ekonomedia : ISSN 2252-8369; STIE PASIM; Sukabumi, Jan-Juni 2019; Vol. 08 No. 01
www.stiepasim.ac.id

79,00 turun menjadi 74,67 hal ini disebabkan Sarana


Yang Keter
karena masih banyak pegawai yang hadir tidak No. dan Realisasi
Dibutuhkan angan
Prasarana
tepat pada waktunya. Unsur tanggungjawab 1 Lemari Belum
petugas pelayanan dari nilai 81,17 turun 6 buah 4 buah
Arsip Memadai
menjadi 76,50 hal ini disebabkan karena 2 Komputer Belum
4 unit 2 unit
pegawai menunda-nunda pekerjaan sehingga Memadai
untuk penyelesaian surat-surat tidak tepat pada 3 Laptop Belum
7 unit 4 unit
waktunya. Unsur kemampuan petugas Memadai
4 Mesin Tik Belum
pelayanan dari nilai 82,50 turun menjadi 77,17 2 unit 1 unit
Memadai
hal ini disebabkan kurangnya penguasaan 5 Filling
pegawai dalam penggunaan komputer. Unsur Cabinet
Belum
kecepatan pelayanan dari nilai sebelumnya (Lemari 4 buah 2 buah
Memadai
78,67 turun menjadi 74,67 hal ini disebabkan dari bahan
logam)
karena lambatnya pegawai dalam
6 Meja rapat Belum
melaksanakan tugas sehingga penyelesaaian 6 set 2 set
Memadai
surat seperti contohnya pembuatan surat 7 Printer Belum
8 unit 5 unit
pindah berdasarkan SOP waktu untuk standar Memadai
penyelesaiannya membutuhkan waktu 55 8 Printer 1 buah 1 buah
menit dari mulai pemohon menyerahkan ukuran Memadai
A.3
berkas sampai dengan diterima kembali oleh
Sumber: Laporan Tahunan Kecamatan
pemohon, namun pada kenyataan dilapangan
Sukabumi Tahun 2018
memakan waktu lebih dari satu jam. Dan yang
terakhir adalah unsur kesopanan dan
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dilihat
keramahan petugas dari nilai sebelumnya
81,83 turun menjadi 77,00 hal ini disebabkan sarana dan prasarana yang berada di
karena perilaku dan sikap yang ditunjukkan Kecamatan Sukabumi belum cukup memadai,
oleh petugas pelayanan yang cenderung hal ini disebabkan karena keterbatasan
kurang ramah. anggaran sehingga untuk keperluan sarana dan
Adapun komunikasi yang terjadi pada prasarana kantor belum bisa terpenuhi secara
Kecamatan Sukabumi masih memiliki kendala maksimal. Diantaranya dengan lemari arsip
yang berhubungan dengan komunikasi antar yang dibutuhkan berjumlah 6 buah baru
pegawai yaitu, karena pegawai secara sadar terealisasi 4 buah, komputer yang dibutuhkan
maupun tidak sadar cenderung membentuk 4 unit baru terealisasi 2 unit, laptop yang
kelompok sendiri-sendiri berdasarkan bidang dibutuhkan berjumlah 7 unit baru terealisasi 4
kerjanya, mereka jarang berinteraksi satu sama unit, mesin tik yang dibutuhkan berjumlah 2
lain dalam bidang pekerjaan yang berbeda. Hal
unit baru terealisasi 1 unit, filling cabinet yang
ini dapat menyebabkan kurangnya informasi
yang menyangkut tugas dan tanggung jawab dibutuhkan berjumlah 4 buah baru terealisasi 2
antara pegawai. Selain komunikasi, fasilitas buah, meja rapat yang dibutuhkan berjumlah 6
kerja juga sangat penting demi menunjang set baru terealisasi 2 set, printer standar yang
pelaksanaan dan kelancaran pekerjaan dibutuhkan 8 unit baru terealisasi 5 unit,
pegawai di Kecamatan Sukabumi. Adapun selanjutnya printer ukuran A.3 sudah
fasilitas kerja di Kecamatan Sukabumi bisa terealisasi sesuai jumlah yang dibutuhkan
dilihat pada tabel berikut ini: yaitu 1 unit. Dengan adanya fasilititas kerja
yang belum memadai sesuai dengan yang
Tabel 2
Kelengkapan Sarana dan Prasarana di dibutuhkan tersebut dapat menghambat
Kecamatan Sukabumi pelaksanaan kegiatan kerja, sehingga dapat
menurunkan kinerja pegawai.

JURNAL EKONOMI STIE PASIM SUKABUMI 3


Jurnal Ekonomedia : ISSN 2252-8369; STIE PASIM; Sukabumi, Jan-Juni 2019; Vol. 08 No. 01
www.stiepasim.ac.id

B. TINJAUAN PUSTAKA procces of transmitting information, meaning,


1 Pengertian Komunikasi and understanding from one person, place, or
Komunikasi secara sederhana thing to another person, place, or thing”.
merupakan suatu proses pengiriman pesan dari (Komunikasi adalah proses pemindahan
komunikator (pengirim pesan) kepada informasi, pengertian, dan pemahaman dari
komunikan (penerima pesan) baik secra seseorang, suatu tempat, atau sesuatu kepada
langsung maupun tidak langsung. Dalam sesuatu, tempat, atau orang lain).
kehidupan sehari-hari kita sebagai manusia Berdasarkan pendapat para ahli diatas,
pasti melakukan komunikasi, begitupun maka komunikasi dapat diartikan sebagai
didunia kerja komunikasi menjadi hal yang proses pemindahan suatu informasi, ide,
sangat penting demi kelancaran tujuan pengertian dari seseorang kepada orang lain
organisasi. dengan harapan orang lain tersebut dapat
Menurut Somad dan Priansa, D.J. menginterpretasikan sesuai dengan tujuan
(2014:115) komunikasi adalah suatu proses yang dimaksud.
sosial yang terjadi antara sedikitnya dua orang, Menurut Mulyana (Somad dan Priansa,
dimana individu mengirim stimulus kepada D.J., 2014:116) menyatakan bahwa
orang lain. Stimulus dapat disebut sebagai komunikasi dapat dipandang dari beberapa
pesan yang biasanya dalam bentuk verbal. perspektif, yaitu:
Dimana proses penyampaian dilakukan a. Komunikasi Sebagai Tindakan Satu Arah
melalui salura komunikasi, dan terjadi b. Komunikasi sebagai suatu proses penyampaian
perubahan atau respons terhadap pesan yang pesan dari seseorang, misalnya instruktur
disampaikan. kepada pihak lain (peserta pelatihan), baik
Menurut Gie (Somad dan Priansa, D.J., langsung melalui suatu tatp muka ataupun
2014:115) menyatakan bahwa komunikasi tidak langsung melalui suatu media.
adalah penyampaian warta yang mengandung c. Komunikasi Sebagai Interaksi
macam-macam keterangan dari seseorang d. Komunikasi di sini diartikan sebagai suatu
kepada orang lain. Dalam komunikasi tersebut, proses sebab-akibat atau aksi-reaksi secara
tercakup penyalinan secara cermat gagasan bergantian baik verbal ataupun non-verbal.
e. Komunikasi Sebagai Transaksi
dari seseorang ke alam pikiran orang lain,
f. Komunikasi sebagai transaksi merupakan suatu
sehingga tercapai pengertian yang ditentukan
proses yang bersifat personal karena makna
atau menimbulkan tindakan yang diharapkan.
atau arti yang diperoleh pada dasarnya bersifat
Menurut Keith Davis (Mangkunegara,
pribadi. Penafsiran atas suatu informasi
A.P., 2015:145) mengemukakan bahwa
melalui proses penyandian (encoding prosess)
“Communication is the transfer of information dan melalui penyandian kembali (decoding
and understanding from one person to another process) dalam peristiwa komunikasi baik atas
person”. (Komunikasi adalah pemindahan perilaku verbal ataupun atas perilaku non-
informasi dan pemahaman dari seseorang verbal bisa amat bervariasi.
kepada orang lain).
Menurut Edwin B. Flippo 2 Fungsi Komunikasi
(Mangkunegara, A.P., 2015:145) berpendapat Menurut Somad dan Priansa, D.J.
bahwa “Communication is the act of indusing (2014:117) komunikasi memiliki sejumlah
others tointerpret an idea in the manner fungsi yang strategis. Fungsi komunikasi
intended by the speaker or writer”. antara lain:
(Komunikasi adalah aktivitas yang 1. Informasi
menyebabkan orang lain meginterpetasikan Komunikasi berfungsi untk mengumpulkan
suatu ide, terutama yang dimaksudkan oleh dan menyimpan data, fakta dan pesan, serta
pembicara atau penulis). opini, sehingga orang dapat mengetahui
Menurut Andrew E. Sikula keadaan yang terjadi.
(Mangkunegara, A.P., 2015:145) 2. Sosialisasi
mendefinisikan bahwa “Communicatin is the

JURNAL EKONOMI STIE PASIM SUKABUMI 4


Jurnal Ekonomedia : ISSN 2252-8369; STIE PASIM; Sukabumi, Jan-Juni 2019; Vol. 08 No. 01
www.stiepasim.ac.id

Komunikasi juga berfungsi sebagai alat 3 Pengertian Fasilitas Kerja


sosialisasi yang memudahkan orang untuk Fasilitas kerja adalah segala sesuatu yang
berinteraksi antara yang satu dengan yang digunakan dan dipakai oleh pegawai untuk
lainnya. Dengan komunikasi yang efektif melaksanakan tugas yang dapat memudahkan dan
maka proses sosialisasi yang terjadi akan memperlancar pelaksanaan segala sesuatu
semakin mudah. pekerjaan. Fasilitas kerja sangatlah penting bagi
3. Motivasi perusahaan maupun organisasi, karena dapat
Komunikasi juga berfungsi sebagai motivasi menunjang kinerja pegawai, seperti dalam
yang mendorong seseorang untuk penyelesaian tugas. Menurut Moenir
berperilaku tertentu. Dengan komunikasi (Munawirsyah, 2017:47) fasilitas kerja adalah
yang baik maka seseorang akan termotivasi segala sesuatu yang digunakan, dipakai,
secara baik pula. ditempati, dan dinikmati oleh pegawai baik dalam
4. Pendidikan hubungan langsung dengan pekerjaan maupun
Komunikasi juga berfungsi sebagai media untuk kelancaran pekerjaan.
pendidikan, dimana individu akan tumbuh Menurut Ranupandjojo dan Husnan
dan berkembang melalui jaringan komunikasi (Anggraeni, Baharudin, dan Mattalatta, 2018: 153)
yang dibangunnya. Artinya, pendidikan yang fasilitas kerja adalah suatu bentuk pelayanan
baik dibangun melalui komunikas yang baik. perusahaan terhadap karyawan agar menunjang
Misalnya komunikasi yang terbentuk dalam kinerja dalam memenuhi kebutuhan karyawan,
pendidikan formal. sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja
5. Kebudayaan karyawan.
Komunikasi berfungsi untuk memajukan Menurut Husnan (Wahyuni, 2014:127)
kebudayaan. Misalnya media komunikasi mengemukakan bahwa fasilitas kerja adalah
yang berbentuk media massa, dimana masa sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
menyebarluaskan beranekaragam produk membantu pegawai agar lebih mudah
kebudayaan sehingga kebudayaan semakin menyelesaikan pekerjaan sehingga dapat
berkembang. meningkatkan kinerjanya.
6. Hiburan Berdasarkan pengertian fasilitas kerja
Komunikasi juga merupakan salah satu media menurut para ahli diatas dapat disimpulkan
hiburan yang penting bagi individu. Melaui bahwa fasilitas kerja adalah segala sesuatu yang
komunikasi yang menyenangkan maka digunakan dan dipakai dalam bentuk sarana dan
individu akan merasa terhibur. Dapat prasarana yang dapat menunjang pelaksanaan
dibayangkan jika individu kurang melakukan pekerjaan pegawai sehingga dapat memperlancar
komunikasi yang bersifat hiburan barangkali penyelesaian tugas.
individu tersebut akan mudah terkena stres. Selanjutnya menurut Moenir (2016:120)
7. Integrasi fasilitas kerja ditinjau dari segi kegunaanya
Komunikasi menciptakan integrasi, artinya (utilization) terdiri dari 3 golongan, yaitu:
komunikasi mampu menjembatani 1) Peralatan Kerja
perbedaan yang dimiliki oleh individu yang Yaitu semua jenis benda yang berfungsi
satu dengan individu yang lainnya. dalam hal langsung sebagai alat produksi untuk
ini maka komunikasi memiliki peran yang menghasilkan barang atau berfungsi
penting. memproses suatu barang menjadi barang lain
8. Inovasi yang berlainan fungsi dan gunanya.
Komunikasi juga mendorong lahirnya inovasi, 2) Perlengkapan Kerja
dimana dalam hal ini, inovasi hadir karena Yaitu semua jenis bendayang berfungsi
adanya kebutuhan dan tuntunan dari sebagai alat bantu tidak langsung dalam
manusia untuk menciptakan sistem produksi, mempercepat proses,
komunikasi yang efektif tanpa dibatasi ruang membangkitkan dan menambah
dan waktu. Misalnya teknologi internet dan kenyamanan dalam pekerjaan. Contoh,
data suara. perlengkapan komunikasi, perlengakapan
pengolahan data, furniture;

JURNAL EKONOMI STIE PASIM SUKABUMI 5


Jurnal Ekonomedia : ISSN 2252-8369; STIE PASIM; Sukabumi, Jan-Juni 2019; Vol. 08 No. 01
www.stiepasim.ac.id

3) Perlengkapan bantu atau fasilitas pekerjaan tertentu atau kegiatan-kegiatan pada


Yaitu semua jenis benda yang berfungsi pekerjaan tertentu selama periode waktu
membantu kelancaran gerak dalam tertentu. Hasil kerja tersebut meruapakan hasil
pekerjaan misalnya mesin lift, mesin dari kemampuan, keahlian, dan keinginan yang
pendingin ruangan, mesin absensi, mesn dicapai. Selanjutnya menurut Milkovich dan
pembangkit tenaga. Boudreau (Priansa, D.J., 2018:270) menyatakan
bahwa kinerja adalah tingkat dimana pegawai
4. Fungsi Fasilitas Kerja melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan
syarat-syarat yang telah ditentukan.
Berkaitan dengan ketersediaan fasilitas Berdasarkan pendapat diatas dapat
untuk menunjang proses pelaksanaan pekerjaan, disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil kerja
menurut Moenir (2016:119) mengemukakan seorang pegawai dalam melaksanakan tugas yang
bahwa fungsi dari fasilitas kerja adalah sebagai diberikan oleh organisasi atau perusahaan sesuai
berikut: dengan tanggung jawabnya.
a. Mempercepat proses pelaksanaan
pekerjaan, sehingga dapat menghemat 6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
waktu. Kinerja
b. Meningkatkan produktivitas, baik barang Terdapat banyak pakar yang
ataupun jasa. menguraikan faktor-faktor yang
c. Kualitas produk yang lebih baik/terjamin. mempengaruhi kinerja. Seperti menurut
d. Ketepatan susunan dan stabilitas ukuran Gibson, Ivancevich dan Donnely (Priansa,
terjamin. D.J., 2018:270) menyatakan bahwa faktor-
e. Lebih mudah/sederhana dalam gerak para faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai
pelakunya. adalah variabel individu, variabel psikologis,
f. Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang- maupun variabel organisasi. Variabel individu
orang yang berkepentingan sehingga dapat meliputi kemampuan dan keterampilan baik
mengurangi emosional mereka. fisk maupun mental; latar belakang, seperti
5. Pengertian Kinerja keluarga, tingkat sosial dan pengalaman;
Dalam sebuah organisasi, kinerja menjadi
demografi menyangkut umur, asal usul dan
hal yang sangat penting demi pelaksanaan tujuan
jenis kelamin. Variabel psikologis meliputi
organisasi. Istilah kinerja berasal dari kata Job
persepsi, sikap, kepribadian, belajar, motivasi.
Performance atau Actual Performance (prestasi
Variabel organisasi meliputi sumber daya,
kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh
kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain
seseorang). Kinerja merupakan hasil kerja yang
dicapai pegawai dalam mengemban tugas dan
pekerjaan. Sutermeister (Priansa, D.J.,
pekerjaan yang berasal dari organisasi. Menurut
2018:270) menyatakan bahwa faktor-faktor
Mangkunegara, A.P. (2015:67) mengemukakan yang mempengaruhi pegawai terdiri dari
bahwa kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja motivasi, kemampuan, pengetahuan, keahlian,
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh pendidikan, pengalaman, pelatihan, minat,
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sikap kepribadian kondisi-kondisi fisik dan
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kebutuhan fisiologis, kebutuhan sosial, serta
kepadanya. kebutuhan egoistik.
Adapun pendapat lain yang dikemukakan Kinerja dipengaruhi oleh faktor
oleh Rivai dan Sagala (Priansa, D.J., 2018:269) kemampuan (ability) dan faktor motivasi
menyatakan bahwa kinerja adalah perilaku yang (motivation). Hal ini sesuai dengan pendapat
nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai Keith Davis (Priansa, D.J., 2018:270) yang
prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai sesuai menyatakan bahwa faktor-faktor yang
dengan perannya dalam organisasi. mempengaruhi kinerja adalah:
Menurut Benardin dan Russel (Priansa, Human performance = Ability + Motivation
D.J., 2018:270) menyatakan bahwa kinerja Motivation = Attitude + Situation
merupakan hasil yang diproduksi oleh fungsi Ability = Knowledge + Skill

JURNAL EKONOMI STIE PASIM SUKABUMI 6


Jurnal Ekonomedia : ISSN 2252-8369; STIE PASIM; Sukabumi, Jan-Juni 2019; Vol. 08 No. 01
www.stiepasim.ac.id

Faktor kemampuan secara psikologis kerja yang memadai yang diberikan oleh
terdiri dari dari kemampuan potensi yang perusahaan atau organisasi akan mampu
disebut IQ (Intelligent Quotient) dan mempercepat pelaksanaan dan kelancaran
kemampuan reality (Knowledge + Skill). tugas sehingga dapat meningkatkan kinerja
Artinya, pegawai dengan IQ tinggi dan pegawai.
pendidikan yang memadai untuk jabatannya Komunikasi dan fasilitas dapat
dan terampil dalam melakukan pekerjaan mempengaruhi kinerja seorang pegawai. Hal
sehari-hari, maka ia akan lebih mudah ini sesuai dengan pendapat Mangkunegara
mencapai kinerja yang diharapkan. (Mardianto, 2015:43) faktor-faktor yang
Selanjutnya faktor motivasi terbentuk mempengaruhi kinerja adalah uraian tugas,
dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam otonomi, target kerja, komunikasi, hubungan
menghadapi situasi (situation) kerja. Sikap
mental itu sendiri merupakan kondisi mental C. METODELOGI PENELITIAN
yang mendorong diri pegawai untuk berusaha 1. Uji Multikolonieritas
mencapai prestasi kerja secara maksimal. Menurut Ghozali (2018:107)
Sikap mental seorang pegawai harus sikap mengemukakan bahwa uji multikolonieritas
mental yang siap secara psikosifisik (siap bertujuan untuk menguji apakah model regresi
mental, fisik, tujuan dan situasi). Artinya ditemukan adanya korelasi antar variabel
seorang pegawai harus siap secara mental, bebas (Independen). Model regresi yang baik
maupun secara fisik, memahami tujuan utama seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
dan target kerja yang akan dicapai, juga variabel independen. Jika variabel independen
mampu memanfaatkan dan menciptakan saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini
situasi kerja. tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah
7. Pengaruh Komunikasi dan Fasiltas kerja variabel independen yang nilai korelasi antar
terhadap Kinerja Pegawai sesama variabel independen sama dengan nol.
Menurut Feriyanto dan Triana, E.S. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
(2015:155) komunikasi tidak hanya penting multikolonieritas didalam model regresi
untuk manusia tetapi juga penting untuk sistem adalah sebagai berikut:
pengendalian manajemen yang merupakan alat a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi
untuk mengarahkan, memotivasi, memonitor model regresi empiris sangat tinggi, tetapi
atau mengamati, serta evaluasi pelaksanaan secara individual variabel-variabel
manajemen perusahaan yang mencoba independen banyak yang tidak signifikan
mengarahkan pada tujuan organisasi dalam mempengaruhi variabel dependen.
perusahaan. Hal itu dimaksudkan agar kinerja b. Menganalisis matrik korelasi variabel-
yang dilakukan oleh pihak manajemen variabel independen. Jika antar variabel
perusahaan dapat berjalan lebih efisien dan independen ada korelasi yang cukup tinggi
lancar. Berdasarkan pendapat ahli tersebut (umumnya diatas 0,90), maka hal ini
dapat disimpulkan bahwa dengan adanya merupakan indikasi adanya multikolonieritas.
komunikasi yang berupa pemberian motivasi, Tidak adanya korelasi yang tinggi antar
pengarahan dan sebagainya dapat variabel independen tidak berarti bebas dari
memperbaiki kinerja seorang pegawai demi multikolonieritas. Multikolonieritas dapat
terlaksananya tujuan di dalam organisasi. disebabkan karena adanya efek kombinasi
Menurut Tjiptono (Wahyuni, dua atau lebih variabel independen.
2014:124) mengemukakan bahwa fasilitas c. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1)
kerja merupakan suatu bentuk pelayanan bagi nilai tolerance dan lawannya (2) Variance
instansi terhadap pegawai agar menunjang Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini
kinerja dalam memenuhi kebutuhan pegawai, menunjukkan setiap variabel independen
sehingga dapat meningkatkan produktivitas manakah yang dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Dalam pengertian
kerja. Berdasarkan pendapat tersebut dapat
sederhana setiap variabel independen
disimpulkan bahwa dengan adanya fasilitas

JURNAL EKONOMI STIE PASIM SUKABUMI 7


Jurnal Ekonomedia : ISSN 2252-8369; STIE PASIM; Sukabumi, Jan-Juni 2019; Vol. 08 No. 01
www.stiepasim.ac.id

menjadi variabel dependen (terikat) dan variabel. Adapun penulis menggunakan Rho
diregres terhadap variabel independen Spearman (rs). Untuk menghitung Rho
lainnya. Tolerance mengukur variabilitas Spearman, masing-masing variabel harus
variabel independen yang terpilih yang tidak diranking terlebih dahulu dari kecil hingga
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. terbesar. Menurut Soedibjo, B.S. (2014:154)
Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan bentuk umum Rho Spearman adalah sebagai
nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). berikut:
Nilai cutoff yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolonieritas
Y = α + b1X1 + b2X2
adalah nilai Tolerance ≤ 0.10 atau sama
dengan nilai VIF ≥ 10. Setiap peneliti harus
menentukan tingkat kolonieritas yang masih Keterangan:
dapat ditolerir. Sebagai misal nilai tolerance = di = selisih ranking kedua variabel
0.10 sama dengan tingkat kolonieritas 0.95.
N = ukuran sampel
walaupun multikolonieritas dapat dideteksi
Untuk melihat derajat keeratan antara
dengan nila Tolerance dan VIF, tetapi kisah
variabel independen dan variabel dependen
masih tetap tidak mengetahui variabel-
digunakan kriteria champion (Soedibjo, B.S.,
variabel independen mana sajakah yang
2014:141).
saling berkolerasi.
Tabel 3
2. Uji Heteroskedastisitas
Kriteria Derajat Keeratan Koefisien
Menurut Ghozali (2018:137)
Korelasi
mengemukakan bahwa uji heteroskedastisitas
bertujuan menguji apakah dalam model regresi
Koefisien Tingkat Keeratan
terjadi ketidaksamaan variance dari residual
Korelasi
satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika
variance dari residual satu ke pengamatan lain +/- 0,00 – 0,25 Tidak ada hubungan atau
tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan hubungan sangat lemah
jika berbeda disebut Heterokedastisitas. +/- 0,26 – 0,50 Hubungan cukup lemah
3. Uji Normalitas +/- 0,51 – 0,75 Hubungan cukup kuat
Menurut Ghozali (2018:161) +/- 0,76 – 1,00 Hubungan sangat kuat
mengemukakan bahwa uji normalitas Sumber: Soedibjo, B.S. (2014:141)
bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual 6. Koefisien Determinasi Dan Analisis
memiliki distribusi normal. Seperti diketahui Regresi
bahwa uji T dan F mengansumsikan bahwa Analisis koefisien determinasi
nilai residual mengikuti distribusi normal. digunakan untuk mengetahui berapa besar
Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik kontribusi atau peranan variabel X terhadap
menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. variabel Y. Adapun rumus koefisien
4. Analisis Deskriptif determinannya adalah sebagai berikut:
Menurut Sugiyono (2017:147)
mengemukakan bahwa statistik deskriptif KD = r2 × 100%
adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara Keterangan:
mendeskripsikan atau menggambarkan data KD = Koefisien Determinasi
yang telah terkumpul sebagaimana adanya r = Koefisien Korelasi
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi. Menurut Sugiyono (2014:275)
5. Analisis Korelasi mengemukakan bahwa Analisis regresi linear
Analisis korelasi digunakan untuk berganda merupakan regresi yang memiliki
menghitung besarnya derajat hubungan antara satu variabel dependen dan dua variabel

JURNAL EKONOMI STIE PASIM SUKABUMI 8


Jurnal Ekonomedia : ISSN 2252-8369; STIE PASIM; Sukabumi, Jan-Juni 2019; Vol. 08 No. 01
www.stiepasim.ac.id

independen. Adapun rumus analisis regresi Sta


nd
linier bergandanya adalah sebagai berikut: ard
ize
d
6 ∑ 𝑑𝑖2
𝑟𝑠 =1-[ ] Unstand Co
𝑁3 −𝑁 ardized effi
Coefficie cie Sig Collinearit
Keterangan: nts nts t . y Statistics
Std
Y = Variabel Dependen .
α = Harga Konstanta Err Bet Toler
b1 = Koefisien Regresi Pertama Model B or a ance VIF
1 (Constant) ,43 2,9 ,14 ,88
b2 = Koefisien Regresi Kedua 2 38 7 4
X1 = Variabel Independen Pertama Komunika ,25 ,08 ,28 2,9 ,00 ,573 1,7
si 3 7 9 09 6 45
Fasilitas ,66 ,09 ,68 6,8 ,00 ,573 1,7
D. PEMBAHASAN Kerja 9 7 6 99 0 45
1. Uji Asumsi Klasik a. Dependent Variable: Kinerja
a. Uji Multikolonieritas Sumber: Hasil pengolahan data kuisioner
Uji multikolonieritas bertujuan untuk 2019
menguji apakah model regresi ditemukan Berdasarkan hasil pengujian
adanya korelasi antar variabel bebas multikolonieritas di atas, dapat diketahui
(independen). Model regresi yang baik bahwa pada variabel komunikasi (X1) nilai
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara tolerance adalah 0,573 lebih besar dari 0,10
variabel independen (Ghozali, 2018:107). dan untuk nilai VIF (Variance Inflating
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya Factor) adalah 1,745 berada dibawah 10. Dan
multikolonieritas adalah dari besarnya nilai untuk variabel fasilitas kerja (X2) juga
tolerance dan nilai VIF (Variance Inflating mempunyai nilai tolerance lebih besar dari
Factor). 0,10 yaitu 0,573. Dan untuk nilai VIF
a). Jika nilai VIF lebih dari 10, maka kita (Variance Inflating Factor) berada dibawah 10
akan mendapatkan kesimpulan bahwa data yaitu 1,745.
yang kita uji tersebut memiliki Dengan demikian menunjukkan bahwa
multikolonieritas. Sedangkan jika nilai VIF secara keseluruhan variabel yang digunakan
dibawah 10, maka kita akan mendapat dalam penelitian ini tidak terjadi
kesimpulan bahwa data yang kita uji tidak multikolonieritas.
memiliki multikolonieritas. 2. Uji Heteroskedastisitas
b). Jika nilai tolerance lebih besar dari Uji Heteroskedastisitas bertujuan
0,10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi menguji apakah dalam model regresi terjadi
multikolonieritas. Sedangkan jika nilai ketidaksamaan variance dari residual satu
tolerance lebih kecil dari 0,10 maka dapat pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
disimpulkan terjadi multikolonieritas. variance dari residual satu pengamatan ke
Adapun hasil perhitungan pengujian pengamatan lain tetap, maka disebut
multikolonieritas disajikan pada tabel dibawah Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
ini: Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
Tabel 4 adalah yang Homoskedastisitas atau tidak
Uji Multikolonieritas terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali,
Coefficientsa 2018:137).
Adapun dasar pengambilan
keputusannya sebagai berikut:
a). Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik
yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit), maka
JURNAL EKONOMI STIE PASIM SUKABUMI 9
Jurnal Ekonomedia : ISSN 2252-8369; STIE PASIM; Sukabumi, Jan-Juni 2019; Vol. 08 No. 01
www.stiepasim.ac.id

mengindikasikan telah terjadi b) Jika data menyebar jauh dari diagonal


heterskedastisitas. dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal,
b). Jika tidak ada pola yang jelas, serta maka mdel regresi tidak memenuhi asumsi
titik-titik menyebar di atas dan di normalitas.
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka
tidak terjadi heteroskedastisitas.
Adapun hasil pengujian
heteroskedastisitas tersebut bisa dilihat
dibawah ini:

Sumber: Hasil pengolahan data kuisioner


2019
Gambar 2
Uji Normalitas Normal Probability Plot
Sumber: Hasil pengolahan data kuisioner Berdasarkan gambar 2 diatas
2019 menunjukkan bahwa terlihat titik-titik
Gambar 1 menyebar disekitar garis diagonal serta
Uji Heteroskedastisitas penyebarannya mengikuti arah garis diagonal,
maka dapat disimpulkan model regresi
Heteroskedastisitas di atas, diketahui memenuhi asumsi normalitas.
bahwa titik-titik yang berada pada grafik Adapun berdasarkan uji statistik One-
scatterplot tidak membentuk pola yang jelas Sample Kolmogorov-Smirnov Test jika
serta tersebar di atas dan di bawah angka 0 didapat nilai signifikansi >0,05, maka dapat
pada sumbu Y, sehingga dapat diambil disimpulkan bahwa data terdistribusi normal.
kesimpulan bahwa model regresi yang Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:
digunakan tidak terjadi heteroskedastisitas. Tabel 4
Hasil tersebut membuktikan bahwa pengaruh Uji normalitas Kolmogorov Smirnov
variabel independen yaitu pengaruh
komunikasi dan fasilitas kerja mempunyai One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
varian yang sama. Unstanda
3. Uji Normalitas rdized
Residual
Uji normalitas bertujuan untuk N 36
menguji apakah dalam model regresi, variabel Normal Parametersa,b Mean ,0000000
pengganggu atau residual memiliki distribusi Std. Deviation 1,544550
30
normal (Ghozali, 2018: 161). Adapun data
Most Extreme Differences Absolute ,104
penelitian ini dengan bantuan perhitungan Positive ,104
komputer SPSS 24.0. dengan menggunakan Negative -,098
normal probability plot dengan melihat Test Statistic ,104
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal. a. Test distribution is Normal.
Menurut Ghozali (2018:163) b. Calculated from data.
a) jika data menyebar disekitar garis diagonal Sumber: Hasil pengolahan data kuisioner
dan mengikuti arah garis diagonal, maka 2019
model regresi memenuhi asumsi normalitas.

JURNAL EKONOMI STIE PASIM SUKABUMI 10


Jurnal Ekonomedia : ISSN 2252-8369; STIE PASIM; Sukabumi, Jan-Juni 2019; Vol. 08 No. 01
www.stiepasim.ac.id

Berdasarkan tabel One-Sample dapat dilihat bahwa nilai korelasi (hubungan)


Kolmogorov-Smirnov Test diatas dapat secara parsial antara Komunikasi (variabel X1)
diketahui bahwa nilai signifikansi 0,200. dengan Kinerja (variabel Y) pegawai
Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi
residual dapat berdistribusi secara normal sebesar r=0,723 nilai hubungan tersebut berada
karena memiliki nilai signifikansi > 0,05 diantara nilai 0,51-0,75 yang menunjukkan
hubungan cukup kuat, dan memiliki hubungan
2. Analisis Korelasi yang positif dan searah yang artinya jika
Analisis korelasi digunakan untuk komunikasi semakin baik maka kinerja
mengetahui hubungan antara variabel pegawai pada Kecamatan Sukabumi
komunikasi dan fasilitas kerja terhadap kinerja Kabupaten Sukabumi akan semakin
pegawai pada Kecamatan Sukabumi meningkat.
Kabupaten Sukabumi, hal ini dimaksudkan Begitupun pada nilai korelasi
untuk mengukur koefisien korelasi antara (hubungan) secara parsial antara Fasilitas
masing-masing variabel terhadap kinerja Kerja (variabel X2) dengan Kinerja (variabel
(secara parsial), dan mengukur secara Y) pegawai Kecamatan Sukabumi Kabupaten
bersama-sama (simultan) variabel X terhadap Sukabumi sebesar r=0,839 nilai hubungan
variabel Y dengan menggunakan program tersebut berada diantara nilai 0,76-1,00 yang
SPSS 24.0 yang dapat dilihat dalam tabel menunjukkan hubungan sangat kuat, dan
dibawah ini: memiliki hubungan yang positif dan searah
Tabel 5 yang artinya jika fasilitas kerja semakin baik
Analisis Korelasi Parsial maka kinerja pegawai Kecamatan Sukabumi
Kabupaten Sukabumi akan semakin
Correlations meningkat.
Fasilit Tidak hanya secara parsial, dalam
Komun as
ikasi Kerja Kinerja penelitian ini besarnya nilai hubungan dari
Spear Komun Correl 1,000 ,614** ,723** hasil analisis korelasi juga menggunakan nilai
man's ikasi ation hubungan korelasi secara bersama-sama
rho Coeffic
ient (simultan) karena dalam penelitian ini
Sig. . ,000 ,000 menggunakan dua variabel independen.
(2- Adapun hasil analisis korelasi secara
tailed)
N 36 36 36
simultannya menggunakan program SPSS
Fasilita Correl ,614** 1,000 ,839** 24.0 yang bisa dilihat hasilnya dibawah ini:
s Kerja ation
Coeffic Tabel 6
ient
Sig. ,000 . ,000 Analisis Korelasi Simultan
(2-
tailed) Model Summary
N 36 36 36 Change Statistics
Kinerja Correl ,723** ,839** 1,000 Adju Std. R Sig
ation R sted Error Squa F .F
Coeffic Sq R of the re Ch Ch
ient Mo uar Squa Estima Chan an df df ang
Sig. ,000 ,000 . del R e re te ge ge 1 2 e
(2- 1 ,90 ,81 ,802 1,5906 ,813 71, 2 3 ,00
tailed) 2a 3 7 78 3 0
N 36 36 36 3
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2- a. Predictors: (Constant), Fasilitas Kerja, Komunikasi
tailed). Sumber: Hasil pengolahan data kuisioner
Sumber: Hasil pengolahan data kuisioner 2019
2019 Berdasarkan hasil analisis korelasi
Berdasarkan hasil analisis dengan uji dengan metode korelasi berganda seperti pada
Rho Spearmans seperti pada tabel diatas, maka tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa nilai
JURNAL EKONOMI STIE PASIM SUKABUMI 11
Jurnal Ekonomedia : ISSN 2252-8369; STIE PASIM; Sukabumi, Jan-Juni 2019; Vol. 08 No. 01
www.stiepasim.ac.id

korelasi berganda didapat dengan tingkat b2 = Koefisien Regresi Kedua


signifikansi 0,000. Karena nilai signifikansi X1 = Variabel Independen Pertama
0,000 lebih kecil dari 0,05, maka secara X2 = Variabel Independen Kedua
bersama-sama variabel independen
(Komunikasi dan Fasilitas Kerja) berkorelasi
terhadap variabel dependen (Kinerja). Adapun
untuk besarnya derajat hubungan dapat dilihat Tabel 7
dari nilai pearson correlation (R) yaitu sebesar Analisis Regresi Berganda
0,902. Nilai hubungan tersebut berada diantara
Coefficientsa
nilai 0,76-1,00 yang menunjukkan hubungan Stan
sangat kuat, yang artinya jika Komunikasi dan dardi
Fasilitas Kerja bersama-sama semakin baik zed
Unstandardiz Coeff
maka Kinerja pegawai Kecamatan Sukabumi ed icient
Kabupaten Sukabumi akan semakin Coefficients s t Sig.
meningkat. Std.
Model B Error Beta
3. Koefisien Determinasi dan Regresi 1 (Constant) ,432 2,938 ,14 ,884
Berganda 7
Pengaruh Komunikasi dan Fasilitas Komunikasi ,253 ,087 ,289 2,9 ,006
Kerja terhadap Kinerja pegawai Kecamatan 09
Fasilitas Kerja ,669 ,097 ,686 6,8 ,000
Sukabumi Kabupaten Sukabumi dapat dilihat 99
berdasarkan nilai Koefisien Determinasi (KD) a. Dependent Variable: Kinerja
sebagai berikut: Sumber: Hasil pengolahan data kuisioner
KD = r2 x 100% 2019
KD = (0,902)2 x 100% Dari hasil analisis tersebut diperoleh
KD = 81,3% persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Nilai Koefisien Determinasi (KD) Y = α + b1X1 + b2X2
tersebut menunjukkan besarnya pengaruh Y = 0,432 + 0,253 + 0,669.
variabel Komunikasi (X1) dan variabel Persamaan regresi diatas dapat
Fasilitas Kerja (X2) terhadap variabel Kinerja dijelaskan sebagai berikut:
(Y) pegawai Kecamatan Sukabumi Kabupaten a) Konstanta sebesar 0,432
Sukabumi sebesar 81,3% sedangkan sisanya Artinya jika Komunikasi (X1) dan
18,7% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain Fasilitas Kerja (X2) nilainya adalah 0
diluar variabel Komunikasi dan Fasilitas (nol), maka Kinerja (Y) nilainya adalah
Kerja. Dan sifat pengaruhnya adalah positif, 0,432.
yang artinya peningkatan Komunikasi dan b) Koefisien regresi variabel Komunikasi
Fasilitas Kerja akan berperan pada (X1) sebesar 0,253
peningkatan Kinerja pegawai Kecamatan Artinya jika variabel independen lain
Sukabumi Kabupaten Sukabumi dengan nilainya tetap dan Komunikasi (X1)
konstribusi sebesar 81,3%. mengalami kenaikan satu poin, maka
Adapun menurut Sugiyono (2014:275) Kinerja (Y) akan mengalami peningkatan
mengemukakan bahwa analisis regresi linear sebesar 0,253.
berganda merupakan regresi yang memiliki Koefisien bernilai positif artinya terjadi
satu variabel dependen dan dua variabel hubungan positif antara Komunikasi (X1)
independen. Adapun rumus analisis regresi dengan Kinerja (Y), semakin naik
linear bergandanya adalah sebagai berikut: Komunikasi (X1) maka semakin
Y = α + b1X1 + b2X2 meningkat Kinerja (Y).
Keterangan: c) Koefisien regresi variabel Fasilitas Kerja
Y = Variabel Dependen (X2) sebesar 0,669
α = Harga Konstanta Artinya jika variabel independen lain
b1 = Koefisien Regresi Berganda nilainya tetap dan Fasilitas Kerja (X2)

JURNAL EKONOMI STIE PASIM SUKABUMI 12


Jurnal Ekonomedia : ISSN 2252-8369; STIE PASIM; Sukabumi, Jan-Juni 2019; Vol. 08 No. 01
www.stiepasim.ac.id

mengalami kenaikan satu poin, maka Diketahui nilai Sig. Untuk pengaruh
Kinerja (Y) akan mengalami peningkatan Komunikasi (X1) terhadap Kinerja (Y)
sebesar 0,669. adalah sebesar 0,006 < 0,05, sehingga dapat
Koefisien bernilai positif artinya terjadi disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima
hubungan positif antara Fasilitas Kerja yang berarti terdapat pengaruh Komunikasi
(X2) dengan Kinerja (Y), semakin naik terhadap Kinerja pegawai pada Kecamatan
Fasilitas Kerja (X2) maka semakin Sukabumi Kabupaten Sukabumi.
meningkat Kinerja (Y). 6. Pengujian Hipotesis Kedua (H2)
Diketahui nilai Sig. Untuk pengaruh
4. Uji Hipotesis Fasilitas Kerja (X2) terhadap Kinerja (Y)
Uji Hipotesis digunakan dengan adalah sebesar 0,000 < 0,05, sehingga dapat
membandingkan besarnya angka nilai disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H2 diterima
signifikan (Sig) yang diperoleh berdasarkan yang berarti terdapat pengaruh Fasilitas Kerja
hasil perhitungan program komputer SPSS terhadap Kinerja pegawai pada Kecamatan
24.0. Sukabumi Kabupaten Sukabumi.
Adapun kriteria uji hipotesis adalah 7. Uji F (Uji Hipotesis secara Simultan)
sebagai berikut: Uji F digunakan untuk mengetahui ada
1. Jika Sig. penelitian < 0,05 maka Ho tidaknya pengaruh secara bersama-sama
ditolak dan Ha diterima. variabel independen (bebas) terhadap variabel
2. Jika Sig. penelitian > 0,05 maka Ho dependen (terikat). Adapun hasil uji hipotesis
diterima dan Ha ditolak. secara simultan adalah sebagai berikut:
Adapun uji hipotesis dalam penelitian Tabel 9
ini adalah sebagai berikut: Uji Hipotesis secara Simultan
1) Uji t (Uji Hipotesis secara Parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui ANOVAa
pengaruh masing-masing variabel independen Sum of Mean Sig
Model Squares df Square F .
(bebas) terhadap variabel dependen (terikat), 1 Regr 363,253 2 181,626 71, ,00
yaitu antara Komunikasi dan Fasilitas Kerja essi 78 0b
terhadap Kinerja. Adapun hasil uji hipotesis on 3
Resi 83,497 33 2,530
secara parsial adalah sebagai berikut: dual
Total 446,750 35
Tabel 8 a. Dependent Variable: Kinerja
Uji t (Uji Hipotesis secara Parsial) b. Predictors: (Constant), Fasilitas Kerja,
Komunikasi
Coefficientsa Sumber: Hasil pengolahan data kuisioner
Stan
dardi
2019
zed 8. Pengujian Hipotesis Ketiga (H3)
Unstandardi Coeff Berdasarkan tabel diatas, diketahui
zed icient
Coefficients s t Sig.
nilai Sig. untuk pengaruh Komunikasi (X1)
Std. dan Fasilitas Kerja (X2) secara bersama-sama
Model B Error Beta terhadap Kinerja (Y) adalah sebesar 0,000 <
1 (Constant) ,432 2,93 ,147 ,884 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho
8
Komunikasi ,253 ,087 ,289 2,90 ,006 ditolak dan H3 diterima yang berarti terdapat
9 pengaruh Komunikasi dan Fasilitas Kerja
Fasilitas ,669 ,097 ,686 6,89 ,000 terhadap Kinerja pegawai pada Kecamatan
Kerja 9
a. Dependent Variable: Kinerja
Sukabumi Kabupaten Sukabumi.
Sumber: Hasil pengolahan data kuisioner
2019 E. KESIMPULAN
5. Pengujian Hipotesis Pertama (H1) 1. Komunikasi pada Kecamatan Sukabumi
Kabupaten Sukabumi berdasarkan hasil

JURNAL EKONOMI STIE PASIM SUKABUMI 13


Jurnal Ekonomedia : ISSN 2252-8369; STIE PASIM; Sukabumi, Jan-Juni 2019; Vol. 08 No. 01
www.stiepasim.ac.id

penelitian yang dilakukan oleh peneliti 0,000 lebih kecil dari 0,05. Variabel
menunjukkan bahwa pada dasarnya dari Fasilitas Kerja mempunyai peran yang
berbagai indikator komunikasi dinyatakan penting dalam peningkatan kinerja
dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan pegawai pada Kecamatan Sukabumi
jawaban atas pernyataan yang menyangkut Kabupaten Sukabumi. Sehingga H2 yang
indikator-indikator dari variabel komunikasi menyatakan terdapat pengaruh Fasilitas
kecenderungan jawaban responden sebagian Kerja terhadap kinerja pegawai pada
besar menjawab setuju dan sangat setuju. Kecamatan Sukabumi Kabupaten
2. Fasilitas Kerja pada Kecamatan Sukabumi Sukabumi diterima. Berdasarkan hasil
Kabupaten Sukabumi berdasarkan hasil analisis regresi berganda diperoleh nilai b2
penelitian yang dilakukan oleh peneliti = 0,669. Hal ini berarti variabel fasilitas
menunjukkan bahwa dari berbagai indikator kerja mempengaruhi kinerja sebesar 0,669
fasilitas kerja dinyatakan dengan baik. Hal ini atau berpengaruh secara positif yang
dibuktikan dengan jawaban atas pernyataan
artinya jika variabel fasilitas kerja
yang menyangkut indikator-indikator dari
meningkat sebesar 1% maka berpengaruh
variabel fasilitas kerja tersebut
terhadap kinerja pegawai sebesar 0,669.
kecenderungan jawaban responden sebagian
6. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
besar menjawab setuju.
dilakukan oleh peneliti bahwa variabel
3. Kinerja pegawai pada Kecamatan Sukabumi
komunikasi dan fasilitas kerja secara
Kabupaten Sukabumi berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh peneliti
simultan berpengaruh positif terhadap
menunjukkan bahwa dari berbagai indikator kinerja pegawai pada Kecamatan
kinerja dinyatakan dengan baik. Hal ini Sukabumi Kabupaten Sukabumi, hal ini
dibuktikan dengan jawaban atas pernyataan berdasarkan nilai signifikansi 0,000 lebih
yang menyangkut indikator-indikator dari kecil dari 0,05. Sehingga H3 yang
variabel kinerja tersebut kecenderungan menyatakan terdapat pengaruh
jawaban responden sebagian besar komunikasi dan fasilitas kerja terhadap
menjawab setuju dan sangat setuju. kinerja pegawai pada Kecamatan
4. Komunikasi mempunyai pengaruh yang Sukabumi Kabupaten Sukabumi diterima.
positif dan signifikan terhadap kinerja Dari hasil Koefisien Determinasi (KD)
pegawai, dengan nilai signifikansi sebesar menunjukkan besarnya pengaruh
0,006 lebih kecil dari 0,05. Variabel komunikasi dan fasilitas kerja terhadap
komunikasi mempunyai peran yang kinerja pegawai pada Kecamatan
penting dalam peningkatan kinerja Sukabumi Kabupaten Sukabumi sebesar
pegawai pada Kecamatan Sukabumi 81,3% sedangkan sisanya 18,7%
Kabupaten Sukabumi. Sehingga H1 yang dipengaruhi oleh variabel lain diluar
menyatakan terdapat pengaruh variabel komunikasi dan fasilitas kerja.
komunikasi terhadap kinerja pegawai
pada Kecamatan Sukabumi Kabupaten DAFTAR PUSTAKA
Sukabumi diterima. Berdasarkan hasil Anggraeni dkk. 2018. Pengaruh Kemampuan,
analisis regresi berganda diperoleh nilai b1 Motivasi dan Fasilitas Kerja terhadap
= 0,253. Hal ini berarti variabel Kinerja Pegawai pada Dinas
komunikasi mempengaruhi kinerja Komunikasi, Informatika, Statistik, dan
sebesar 0,253 atau berpengaruh secara Persandian Kabupaten Bantaeng. Jurnal
positif yang artinya jika variabel Mirai Manajement. Volume 3 No. 1,
komunikasi meningkat sebesar 1% maka 150-163.
berpengaruh terhadap kinerja pegawai Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur
sebesar 0,253. Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.
5. Fasilitas Kerja mempunyai pengaruh yang Rineka Cipta, Jakarta.
positif dan signifikan terhadap kinerja Darmadi, Hamid. 2014. Metode Penelitian
pegawai, dengan nilai signifikansi sebesar Pendidikan Dan Sosial; Teori Konsep
JURNAL EKONOMI STIE PASIM SUKABUMI 14
Jurnal Ekonomedia : ISSN 2252-8369; STIE PASIM; Sukabumi, Jan-Juni 2019; Vol. 08 No. 01
www.stiepasim.ac.id

Dasar dan Implementasi. Alfabeta, Somad, Rismi., dan Priansa, D. Juni. 2014.
Bandung. Manajemen Komunikasi
Endang Naryono, Reka Ardian P (2018) Mengembangkan Bisnis Berorientasi
“Sistematika Penulisan Skripsi” : STIE Pelanggan. Alfabeta, Bandung.
PASIM, Sukabumi Sugiyono. 2014. Metode penelitian Kombinasi
Endang Naryono. (2018). “Pengaruh Insentif (Mixed Methods). Alfabeta, Bandung
Terhadap Prestasi Kerja di Honda ________. 2014. Pengantar Metode
Perdana Sukabumi” : E-Jurnal Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
Ekomedia STIE PASIM, Sukabumi R&D. Alfabeta, Bandung.
Feriyanto, Andri., dan Triana, Endang Shyta. ________. 2017. Metode Penelitian
2015. Pengantar Manajemen (3 in 1) Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Untuk Mahasiswa dan Umum. Alfabeta, Bandung.
Mediatera, Yogyakarta. ________. 2018. Metode Penelitian. Alfabeta,
Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Bandung.
Multivariate Dengan Program IBM Wahyuni, Sri. 2014. Pengaruh Motivasi,
SPSS 25 Edisi 9. Universitas Pelatihan dan Fasilitas Kerja Terhadap
Diponegoro. Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan
Hartatik, Indah Puji. 2014. Buku Praktis Daerah Provinsi Sulawesi Tengah.
Mengembangkan SDM. Laksana, Volume 2 Nomor 1, 124-134.
Jogjakarta.
Hasibuan, Malayu S.P. 2014. Manajemen
Dasar, Pengertian, dan Masalah Edisi
Revisi. PT Bumi Aksara, Jakarta.
__________________. 2016. Manajemen
Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. PT
Bumi Aksara, Jakarta.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2015.
Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. PT Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Moenir. 2016. Manajemen Pelayanan Umum
Di Indonesia. Sinar Grafika Offset,
Jakarta.
Munawirsyah, Isnan. 2017. Pengaruh
Kepuasan Kerja dan Fasilitas Kerja
terhadap Motivasi Kerja dan
Dampaknya kepada Kinerja Pegawai
Non Medis Pada Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Subulussalam. Jurnal
Bisnis Administrasi. Volume 06 Nomor
01, 44-51.
Priansa, Donni Juni. 2018. Perencanaan dan
Pengembangan SDM. Alfabeta,
Bandung.
Riduwan. 2014. Belajar Mudah Penelitian
Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Alfabeta, Bandung.
Soedibjo, Bambang S. 2014. Pengantar
Metode Penelitian. Bandung:
Universitas Nasional.

JURNAL EKONOMI STIE PASIM SUKABUMI 15

Anda mungkin juga menyukai