22-Article Text-43-1-10-20200226
22-Article Text-43-1-10-20200226
01
www.stiepasim.ac.id
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan pada Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui Komunikasi pada Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi, Fasilitas
Kerja pada Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi, Kinerja pegawai pada Kecamatan Sukabumi
Kabupaten Sukabumi, serta pengaruh Komunikasi dan Fasilitas Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada
Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi.Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kuantitatif, dengan metode survei sebagai metode penelitian menurut pendekatannya, dan metode
deskriptif asosiatif menurut tingkat eksplanasinya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pegawai pada Kecamatan Sukabumi Kabupaten Sukabumi sebanyak 36 orang, dengan teknik
penarikan sampel menggunakan Sampling Jenuh (Sensus) yang mana semua anggota populasi
dijadikan sampel. Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah 36 orang pegawai. Teknik
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian yaitu kuisioner (angket). Instrumen diuji
dengan uji reliabilitas dan uji validitas.
Hasil dari kuisioner menunjukkan bahwa variabel (X1) Komunikasi diukur dengan 10 indikator,
semua indikator tersebut dinyatakan baik oleh responden, variabel (X2) Fasilitas Kerja diukur dengan
8 indikator, semua indikator tersebut dinyatakan baik oleh responden; serta variabel (Y) Kinerja
diukur dengan 8 indikator, semua indikator tersebut dinyatakan baik oleh responden. Berdasarkan uji
analisis korelasi nilai yang diperoleh secara parsial antara Komunikasi dengan Kinerja adalah 0,723
yang menunjukkan hubungan yang cukup kuat. Sedangkan untuk Fasilitas Kerja dengan Kinerja
adalah 0,839 yang menunjukkan hubungan yang sangat kuat. Nilai Kd = 81,3% sifat pengaruhnya
positif. Persamaan regresi bergandanya, konstanta = 0,432, koefisien X1 = 0,253, dan koefisien X2
= 0,669.
ABSTRACT
This research was conducted in Sukabumi District Sukabumi District. The purpose of this
study was to determine Communication in Sukabumi District Sukabumi District, Work Facilities in
Sukabumi District Sukabumi District, Employee Performance in Sukabumi District Sukabumi
District, and the effect of Communication and Work Facilities on Employee Performance in Sukabumi
District Sukabumi District.
This research uses quantitative research methods, with survey methods as research methods
according to the approach, and associative descriptive methods according to the level of exploration.
The population in this study were all employees in the District Sukabumi Sukabumi as many as 36
people, with sampling techniques using Saturated Sampling (Census) in which all population
members were sampled. So the sample in this study was 36 employees. Data collection techniques
using research instruments namely questionnaire (questionnaire). The instrument was tested with the
reliability test and validity test.
The results of the questionnaire showed that the variable (X1) of Communication was
measured by 10 indicators, all of the indicators were stated well by respondents, the variable (X2) of
Work Facilities was measured by 8 indicators, all of the indicators were stated well by respondents;
and variable (Y) Performance is measured by 8 indicators, all of the indicators are stated well by
respondents. Based on the correlation analysis test the value obtained partially between
Communication and Performance is 0.723 which shows a fairly strong relationship. Whereas for
Work Facilities with Performance is 0.839 which shows a very strong relationship. Kd value = 81.3%
is positive. The multiple regression equation, constant = 0.432, coefficient X1 = 0.253, and coefficient
X2 = 0.669.
Faktor kemampuan secara psikologis kerja yang memadai yang diberikan oleh
terdiri dari dari kemampuan potensi yang perusahaan atau organisasi akan mampu
disebut IQ (Intelligent Quotient) dan mempercepat pelaksanaan dan kelancaran
kemampuan reality (Knowledge + Skill). tugas sehingga dapat meningkatkan kinerja
Artinya, pegawai dengan IQ tinggi dan pegawai.
pendidikan yang memadai untuk jabatannya Komunikasi dan fasilitas dapat
dan terampil dalam melakukan pekerjaan mempengaruhi kinerja seorang pegawai. Hal
sehari-hari, maka ia akan lebih mudah ini sesuai dengan pendapat Mangkunegara
mencapai kinerja yang diharapkan. (Mardianto, 2015:43) faktor-faktor yang
Selanjutnya faktor motivasi terbentuk mempengaruhi kinerja adalah uraian tugas,
dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam otonomi, target kerja, komunikasi, hubungan
menghadapi situasi (situation) kerja. Sikap
mental itu sendiri merupakan kondisi mental C. METODELOGI PENELITIAN
yang mendorong diri pegawai untuk berusaha 1. Uji Multikolonieritas
mencapai prestasi kerja secara maksimal. Menurut Ghozali (2018:107)
Sikap mental seorang pegawai harus sikap mengemukakan bahwa uji multikolonieritas
mental yang siap secara psikosifisik (siap bertujuan untuk menguji apakah model regresi
mental, fisik, tujuan dan situasi). Artinya ditemukan adanya korelasi antar variabel
seorang pegawai harus siap secara mental, bebas (Independen). Model regresi yang baik
maupun secara fisik, memahami tujuan utama seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
dan target kerja yang akan dicapai, juga variabel independen. Jika variabel independen
mampu memanfaatkan dan menciptakan saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini
situasi kerja. tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah
7. Pengaruh Komunikasi dan Fasiltas kerja variabel independen yang nilai korelasi antar
terhadap Kinerja Pegawai sesama variabel independen sama dengan nol.
Menurut Feriyanto dan Triana, E.S. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
(2015:155) komunikasi tidak hanya penting multikolonieritas didalam model regresi
untuk manusia tetapi juga penting untuk sistem adalah sebagai berikut:
pengendalian manajemen yang merupakan alat a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi
untuk mengarahkan, memotivasi, memonitor model regresi empiris sangat tinggi, tetapi
atau mengamati, serta evaluasi pelaksanaan secara individual variabel-variabel
manajemen perusahaan yang mencoba independen banyak yang tidak signifikan
mengarahkan pada tujuan organisasi dalam mempengaruhi variabel dependen.
perusahaan. Hal itu dimaksudkan agar kinerja b. Menganalisis matrik korelasi variabel-
yang dilakukan oleh pihak manajemen variabel independen. Jika antar variabel
perusahaan dapat berjalan lebih efisien dan independen ada korelasi yang cukup tinggi
lancar. Berdasarkan pendapat ahli tersebut (umumnya diatas 0,90), maka hal ini
dapat disimpulkan bahwa dengan adanya merupakan indikasi adanya multikolonieritas.
komunikasi yang berupa pemberian motivasi, Tidak adanya korelasi yang tinggi antar
pengarahan dan sebagainya dapat variabel independen tidak berarti bebas dari
memperbaiki kinerja seorang pegawai demi multikolonieritas. Multikolonieritas dapat
terlaksananya tujuan di dalam organisasi. disebabkan karena adanya efek kombinasi
Menurut Tjiptono (Wahyuni, dua atau lebih variabel independen.
2014:124) mengemukakan bahwa fasilitas c. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari (1)
kerja merupakan suatu bentuk pelayanan bagi nilai tolerance dan lawannya (2) Variance
instansi terhadap pegawai agar menunjang Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini
kinerja dalam memenuhi kebutuhan pegawai, menunjukkan setiap variabel independen
sehingga dapat meningkatkan produktivitas manakah yang dijelaskan oleh variabel
independen lainnya. Dalam pengertian
kerja. Berdasarkan pendapat tersebut dapat
sederhana setiap variabel independen
disimpulkan bahwa dengan adanya fasilitas
menjadi variabel dependen (terikat) dan variabel. Adapun penulis menggunakan Rho
diregres terhadap variabel independen Spearman (rs). Untuk menghitung Rho
lainnya. Tolerance mengukur variabilitas Spearman, masing-masing variabel harus
variabel independen yang terpilih yang tidak diranking terlebih dahulu dari kecil hingga
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. terbesar. Menurut Soedibjo, B.S. (2014:154)
Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan bentuk umum Rho Spearman adalah sebagai
nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). berikut:
Nilai cutoff yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolonieritas
Y = α + b1X1 + b2X2
adalah nilai Tolerance ≤ 0.10 atau sama
dengan nilai VIF ≥ 10. Setiap peneliti harus
menentukan tingkat kolonieritas yang masih Keterangan:
dapat ditolerir. Sebagai misal nilai tolerance = di = selisih ranking kedua variabel
0.10 sama dengan tingkat kolonieritas 0.95.
N = ukuran sampel
walaupun multikolonieritas dapat dideteksi
Untuk melihat derajat keeratan antara
dengan nila Tolerance dan VIF, tetapi kisah
variabel independen dan variabel dependen
masih tetap tidak mengetahui variabel-
digunakan kriteria champion (Soedibjo, B.S.,
variabel independen mana sajakah yang
2014:141).
saling berkolerasi.
Tabel 3
2. Uji Heteroskedastisitas
Kriteria Derajat Keeratan Koefisien
Menurut Ghozali (2018:137)
Korelasi
mengemukakan bahwa uji heteroskedastisitas
bertujuan menguji apakah dalam model regresi
Koefisien Tingkat Keeratan
terjadi ketidaksamaan variance dari residual
Korelasi
satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika
variance dari residual satu ke pengamatan lain +/- 0,00 – 0,25 Tidak ada hubungan atau
tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan hubungan sangat lemah
jika berbeda disebut Heterokedastisitas. +/- 0,26 – 0,50 Hubungan cukup lemah
3. Uji Normalitas +/- 0,51 – 0,75 Hubungan cukup kuat
Menurut Ghozali (2018:161) +/- 0,76 – 1,00 Hubungan sangat kuat
mengemukakan bahwa uji normalitas Sumber: Soedibjo, B.S. (2014:141)
bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual 6. Koefisien Determinasi Dan Analisis
memiliki distribusi normal. Seperti diketahui Regresi
bahwa uji T dan F mengansumsikan bahwa Analisis koefisien determinasi
nilai residual mengikuti distribusi normal. digunakan untuk mengetahui berapa besar
Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik kontribusi atau peranan variabel X terhadap
menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. variabel Y. Adapun rumus koefisien
4. Analisis Deskriptif determinannya adalah sebagai berikut:
Menurut Sugiyono (2017:147)
mengemukakan bahwa statistik deskriptif KD = r2 × 100%
adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara Keterangan:
mendeskripsikan atau menggambarkan data KD = Koefisien Determinasi
yang telah terkumpul sebagaimana adanya r = Koefisien Korelasi
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi. Menurut Sugiyono (2014:275)
5. Analisis Korelasi mengemukakan bahwa Analisis regresi linear
Analisis korelasi digunakan untuk berganda merupakan regresi yang memiliki
menghitung besarnya derajat hubungan antara satu variabel dependen dan dua variabel
mengalami kenaikan satu poin, maka Diketahui nilai Sig. Untuk pengaruh
Kinerja (Y) akan mengalami peningkatan Komunikasi (X1) terhadap Kinerja (Y)
sebesar 0,669. adalah sebesar 0,006 < 0,05, sehingga dapat
Koefisien bernilai positif artinya terjadi disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima
hubungan positif antara Fasilitas Kerja yang berarti terdapat pengaruh Komunikasi
(X2) dengan Kinerja (Y), semakin naik terhadap Kinerja pegawai pada Kecamatan
Fasilitas Kerja (X2) maka semakin Sukabumi Kabupaten Sukabumi.
meningkat Kinerja (Y). 6. Pengujian Hipotesis Kedua (H2)
Diketahui nilai Sig. Untuk pengaruh
4. Uji Hipotesis Fasilitas Kerja (X2) terhadap Kinerja (Y)
Uji Hipotesis digunakan dengan adalah sebesar 0,000 < 0,05, sehingga dapat
membandingkan besarnya angka nilai disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H2 diterima
signifikan (Sig) yang diperoleh berdasarkan yang berarti terdapat pengaruh Fasilitas Kerja
hasil perhitungan program komputer SPSS terhadap Kinerja pegawai pada Kecamatan
24.0. Sukabumi Kabupaten Sukabumi.
Adapun kriteria uji hipotesis adalah 7. Uji F (Uji Hipotesis secara Simultan)
sebagai berikut: Uji F digunakan untuk mengetahui ada
1. Jika Sig. penelitian < 0,05 maka Ho tidaknya pengaruh secara bersama-sama
ditolak dan Ha diterima. variabel independen (bebas) terhadap variabel
2. Jika Sig. penelitian > 0,05 maka Ho dependen (terikat). Adapun hasil uji hipotesis
diterima dan Ha ditolak. secara simultan adalah sebagai berikut:
Adapun uji hipotesis dalam penelitian Tabel 9
ini adalah sebagai berikut: Uji Hipotesis secara Simultan
1) Uji t (Uji Hipotesis secara Parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui ANOVAa
pengaruh masing-masing variabel independen Sum of Mean Sig
Model Squares df Square F .
(bebas) terhadap variabel dependen (terikat), 1 Regr 363,253 2 181,626 71, ,00
yaitu antara Komunikasi dan Fasilitas Kerja essi 78 0b
terhadap Kinerja. Adapun hasil uji hipotesis on 3
Resi 83,497 33 2,530
secara parsial adalah sebagai berikut: dual
Total 446,750 35
Tabel 8 a. Dependent Variable: Kinerja
Uji t (Uji Hipotesis secara Parsial) b. Predictors: (Constant), Fasilitas Kerja,
Komunikasi
Coefficientsa Sumber: Hasil pengolahan data kuisioner
Stan
dardi
2019
zed 8. Pengujian Hipotesis Ketiga (H3)
Unstandardi Coeff Berdasarkan tabel diatas, diketahui
zed icient
Coefficients s t Sig.
nilai Sig. untuk pengaruh Komunikasi (X1)
Std. dan Fasilitas Kerja (X2) secara bersama-sama
Model B Error Beta terhadap Kinerja (Y) adalah sebesar 0,000 <
1 (Constant) ,432 2,93 ,147 ,884 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho
8
Komunikasi ,253 ,087 ,289 2,90 ,006 ditolak dan H3 diterima yang berarti terdapat
9 pengaruh Komunikasi dan Fasilitas Kerja
Fasilitas ,669 ,097 ,686 6,89 ,000 terhadap Kinerja pegawai pada Kecamatan
Kerja 9
a. Dependent Variable: Kinerja
Sukabumi Kabupaten Sukabumi.
Sumber: Hasil pengolahan data kuisioner
2019 E. KESIMPULAN
5. Pengujian Hipotesis Pertama (H1) 1. Komunikasi pada Kecamatan Sukabumi
Kabupaten Sukabumi berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh peneliti 0,000 lebih kecil dari 0,05. Variabel
menunjukkan bahwa pada dasarnya dari Fasilitas Kerja mempunyai peran yang
berbagai indikator komunikasi dinyatakan penting dalam peningkatan kinerja
dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan pegawai pada Kecamatan Sukabumi
jawaban atas pernyataan yang menyangkut Kabupaten Sukabumi. Sehingga H2 yang
indikator-indikator dari variabel komunikasi menyatakan terdapat pengaruh Fasilitas
kecenderungan jawaban responden sebagian Kerja terhadap kinerja pegawai pada
besar menjawab setuju dan sangat setuju. Kecamatan Sukabumi Kabupaten
2. Fasilitas Kerja pada Kecamatan Sukabumi Sukabumi diterima. Berdasarkan hasil
Kabupaten Sukabumi berdasarkan hasil analisis regresi berganda diperoleh nilai b2
penelitian yang dilakukan oleh peneliti = 0,669. Hal ini berarti variabel fasilitas
menunjukkan bahwa dari berbagai indikator kerja mempengaruhi kinerja sebesar 0,669
fasilitas kerja dinyatakan dengan baik. Hal ini atau berpengaruh secara positif yang
dibuktikan dengan jawaban atas pernyataan
artinya jika variabel fasilitas kerja
yang menyangkut indikator-indikator dari
meningkat sebesar 1% maka berpengaruh
variabel fasilitas kerja tersebut
terhadap kinerja pegawai sebesar 0,669.
kecenderungan jawaban responden sebagian
6. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
besar menjawab setuju.
dilakukan oleh peneliti bahwa variabel
3. Kinerja pegawai pada Kecamatan Sukabumi
komunikasi dan fasilitas kerja secara
Kabupaten Sukabumi berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh peneliti
simultan berpengaruh positif terhadap
menunjukkan bahwa dari berbagai indikator kinerja pegawai pada Kecamatan
kinerja dinyatakan dengan baik. Hal ini Sukabumi Kabupaten Sukabumi, hal ini
dibuktikan dengan jawaban atas pernyataan berdasarkan nilai signifikansi 0,000 lebih
yang menyangkut indikator-indikator dari kecil dari 0,05. Sehingga H3 yang
variabel kinerja tersebut kecenderungan menyatakan terdapat pengaruh
jawaban responden sebagian besar komunikasi dan fasilitas kerja terhadap
menjawab setuju dan sangat setuju. kinerja pegawai pada Kecamatan
4. Komunikasi mempunyai pengaruh yang Sukabumi Kabupaten Sukabumi diterima.
positif dan signifikan terhadap kinerja Dari hasil Koefisien Determinasi (KD)
pegawai, dengan nilai signifikansi sebesar menunjukkan besarnya pengaruh
0,006 lebih kecil dari 0,05. Variabel komunikasi dan fasilitas kerja terhadap
komunikasi mempunyai peran yang kinerja pegawai pada Kecamatan
penting dalam peningkatan kinerja Sukabumi Kabupaten Sukabumi sebesar
pegawai pada Kecamatan Sukabumi 81,3% sedangkan sisanya 18,7%
Kabupaten Sukabumi. Sehingga H1 yang dipengaruhi oleh variabel lain diluar
menyatakan terdapat pengaruh variabel komunikasi dan fasilitas kerja.
komunikasi terhadap kinerja pegawai
pada Kecamatan Sukabumi Kabupaten DAFTAR PUSTAKA
Sukabumi diterima. Berdasarkan hasil Anggraeni dkk. 2018. Pengaruh Kemampuan,
analisis regresi berganda diperoleh nilai b1 Motivasi dan Fasilitas Kerja terhadap
= 0,253. Hal ini berarti variabel Kinerja Pegawai pada Dinas
komunikasi mempengaruhi kinerja Komunikasi, Informatika, Statistik, dan
sebesar 0,253 atau berpengaruh secara Persandian Kabupaten Bantaeng. Jurnal
positif yang artinya jika variabel Mirai Manajement. Volume 3 No. 1,
komunikasi meningkat sebesar 1% maka 150-163.
berpengaruh terhadap kinerja pegawai Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur
sebesar 0,253. Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.
5. Fasilitas Kerja mempunyai pengaruh yang Rineka Cipta, Jakarta.
positif dan signifikan terhadap kinerja Darmadi, Hamid. 2014. Metode Penelitian
pegawai, dengan nilai signifikansi sebesar Pendidikan Dan Sosial; Teori Konsep
JURNAL EKONOMI STIE PASIM SUKABUMI 14
Jurnal Ekonomedia : ISSN 2252-8369; STIE PASIM; Sukabumi, Jan-Juni 2019; Vol. 08 No. 01
www.stiepasim.ac.id
Dasar dan Implementasi. Alfabeta, Somad, Rismi., dan Priansa, D. Juni. 2014.
Bandung. Manajemen Komunikasi
Endang Naryono, Reka Ardian P (2018) Mengembangkan Bisnis Berorientasi
“Sistematika Penulisan Skripsi” : STIE Pelanggan. Alfabeta, Bandung.
PASIM, Sukabumi Sugiyono. 2014. Metode penelitian Kombinasi
Endang Naryono. (2018). “Pengaruh Insentif (Mixed Methods). Alfabeta, Bandung
Terhadap Prestasi Kerja di Honda ________. 2014. Pengantar Metode
Perdana Sukabumi” : E-Jurnal Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
Ekomedia STIE PASIM, Sukabumi R&D. Alfabeta, Bandung.
Feriyanto, Andri., dan Triana, Endang Shyta. ________. 2017. Metode Penelitian
2015. Pengantar Manajemen (3 in 1) Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Untuk Mahasiswa dan Umum. Alfabeta, Bandung.
Mediatera, Yogyakarta. ________. 2018. Metode Penelitian. Alfabeta,
Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Bandung.
Multivariate Dengan Program IBM Wahyuni, Sri. 2014. Pengaruh Motivasi,
SPSS 25 Edisi 9. Universitas Pelatihan dan Fasilitas Kerja Terhadap
Diponegoro. Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan
Hartatik, Indah Puji. 2014. Buku Praktis Daerah Provinsi Sulawesi Tengah.
Mengembangkan SDM. Laksana, Volume 2 Nomor 1, 124-134.
Jogjakarta.
Hasibuan, Malayu S.P. 2014. Manajemen
Dasar, Pengertian, dan Masalah Edisi
Revisi. PT Bumi Aksara, Jakarta.
__________________. 2016. Manajemen
Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. PT
Bumi Aksara, Jakarta.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2015.
Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. PT Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Moenir. 2016. Manajemen Pelayanan Umum
Di Indonesia. Sinar Grafika Offset,
Jakarta.
Munawirsyah, Isnan. 2017. Pengaruh
Kepuasan Kerja dan Fasilitas Kerja
terhadap Motivasi Kerja dan
Dampaknya kepada Kinerja Pegawai
Non Medis Pada Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Subulussalam. Jurnal
Bisnis Administrasi. Volume 06 Nomor
01, 44-51.
Priansa, Donni Juni. 2018. Perencanaan dan
Pengembangan SDM. Alfabeta,
Bandung.
Riduwan. 2014. Belajar Mudah Penelitian
Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Alfabeta, Bandung.
Soedibjo, Bambang S. 2014. Pengantar
Metode Penelitian. Bandung:
Universitas Nasional.