Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Keperawatan Bencana
Dosen Pembimbing : Merina Widyastuti,S.Kep.,Ns.,M.Kep
Faktor penyebab terjadinya tanah longsor secara umum ditandai dengan munculnya
retakan-retakan dilerang yang sejajar dengan arah tebing. Tanah longsor biasanya terjadi
setelah hujan, karena banyak muncul mata air baru secara tiba-tiba, tebing menjadi rapuh,
dan banyak kerikil yang mulai berjatuhan. Disamping faktor penyebab secara umum
tersebut, faktor-faktor lainnya yaitu :
1. Lereng terjal
Lereng yang terjal terbentuk karena adanya pengikisan air sungai, mata air, air laut,
dan angin. Lereng yang terjal akan memperbesar gaya pendorong, sehingga apabila
sudut lereng tersebut mencapai 180o maka akan sangat rawan terjadi longsor.
2. Tanah yang Kurang Padat dan Tebal
Jenis tanah yang kurang padat adalah jenis tanah lempung dan tanah liat dengan
ketebalan lebih dari 2,5 meter. Jenis tanah tersebut memiliki potensi untuk terjadinya
tanah longsor, apabila terjadi hujan. Disamping itu, tanah ini sangat rentan terhadap
pergerakan tanah karena lembek terkena air dan pecah akibat terkena panas.
3. Batuan yang Kurang Kuat
Batuan yang kurang kuat sangat rentan terhadap tanah longsor, apabila terdapat pada
daerah yang memiliki lereng sangat terjal.
4. Jenis Tata Lahan
Jenis tata lahan yang sering terjadi longsor yaitu di daerah persawahan, perladangan,
dan adanya genangan air di lereng yang terjal. Di daerah persawahan akarnya kurang
kuat untuk mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh
terhadap air sehingga mudah terjadi longsor. Sedangkan di daerah perladangan,
penyebab longsor adalah akar pohon tidak mampu menembus bidang longsoran yang
dalam dan biasanya terjadi di daerah longsoran yang lama.
5. Getaran
Getaran diakibatkan karena adanya gempa bumi, gunung meletus, getaran mesin, dan
getaran lalu lintas kendaraan.
6. Surutnya Muka Air Danau
Akibat adanya susutan muka air yang sangat cepat di danau, maka dapat
menyebabkan gaya penahan lereng menjadi hilang, dengan sudut kemiringannya 220o
sehingga mudah terjadi longsor dan penurunan tanah yang biasanya diikuti oleh
retakan.
7. Adanya Beban Tambahan
Akibat adanya beban tambahan, seperti beban bangunan pada lereng dan kendaraan,
maka akan memperbesar gaya pendorong terjadinya longsor, terutama di daerah
tikungan jalan di daerah lembah. Akibatnya aka nada penurunan tanah dan retakan
yang arahnya ke lembah.
8. Pengikisan (Erosi)
Pengikisan banyak terjadi di aliran sungai yang menuju tebing dank arena adanya
penggundulan hutan di sekitar tikungan sungai, sehingga mengakibatkan tebing
menjadi terjal.
9. Adanya Material Timbunan Pada Tebing
Dalam memperluas dan mengembangkan lahan permukiman, umumnya dilakukan
pemotongan tebing dan penimbunan lembah. Tanah timbunan pada lembah tersebut
belum menjadi sempurna seperti tanah asli yang berada di bawahnya. Dengan
demikian, apabila terjadi hujan maka akan terjadi penurunan tanah yang kemudian
diikuti dengan retakan tanah.
10. Longsoran Lama
Longsoran lama pada umumnya terjadi selama dan setelah terjadi pengendapan
material gunung api pada lereng yang relative terjal atau pada saat dan sesudah terjadi
patahan kulit bumi.
11. Adanya Bidang Diskontinuitas (Bidang Tidak Sinambung)
Bidang-bidang yang tidak berkesinambungan tersebut merupakan bidang-bidang
lemah dan dapat berfungsi sebagai bidang luncuran tanah longsor.
12. Penggundulan Hutan
Tanah longsor terjadi akibat adanya penggundulan hutan, karena pengikatan air tanah
sangat kurang.
13. Daerah Pembuangan Sampah
Penggunaan lapisan tanah yang rendah untuk pembuangan sampah dalam jumlah
yang banyak dapat mengakibatkan tanah longsor apalagi ditambah dengan guyuran
air hujan.
C. Poses Terjadinya Tanah Longsor
a. Adanya lereng yang cukup curam sehingga massa tanah dapat bergerak atau meluncur
kebawah
b. Aadanya lapisan dibawah permukaan massa tanah yang agak kedap air dan lunak, yang
akan menjadi bidang luncur dan
c. Adanya cukup air dalam tanah sehingga lapisan massa tanah tepat diatas kedap air
tersebut menjadi jenuh
Lapisan kedap air dapat berupa tanah liat atau mengandung kadar tanah liat tinggi, atau
dapat juga berupa lapisan batuan, seperti Napal liat (slay shale) (Arsyad dalam Suripin,
2011:39).
D. Kesimpulan
Gerakan massa (mass movement) tanah atau sering disebut tanah longsor
(landslide) merupakan salah satu bencana alam yang sering melanda daerah perbukitan di
daerah tropis basah. Gerakan massa, umumnya disebabkan oleh gaya-gaya gravitasi dan
kadang-kadang getaran atau gempa juga menyokong terjadinya tersebut. Gerakan massa
yang berupa tanah longsor terjadi akibat adanya reruntuhan geser disepanjang bidang
longsor yang merupakan batas bergeraknya massa tanah atau batuan (Hardiyatmo, 2006:
2).