Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN

LANSIA DENGAN MASALAH


STROKE
KELOMPOK 8
ENJANG WAHYU B 2011012
MAY ANDRIANI 2011018
PENGERTIAN

 Stroke merupakan keadaan darurat medis karena sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit. Matinya sel otak
menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik.
Penanganan yang cepat dapat meminimalkan tingkat kerusakan pada otak dan kemungkinan munculnya komplikasi.  
 Etiologi
• Thrombosis Cerebral.
• Emboli
• Hemoragik
• Hypoksia Umum
• Hipoksia setempat
Manifestasi Klinik
 Hipertensi
 Gangguan motorik (kelemahan otot, hemiparese)
 Gangguan sensorik
 Gangguan visual
 Gangguan keseimbangan
 Nyeri kepala (migran, vertigo)
 Muntah
 Disatria (kesulitan berbicara)
 Perubahan mendadak status mental
Patofisiologi

 Menurut (Muttaqin, 2008)


 Infark serebral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di otak. Luasnya infark hergantung pada faktor-
faktor seperti lokasi dan besarnya pembuluh daralidan adekdatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh
pembuluh darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lambat atau cepat) pada gangguan lokal
(trombus, emboli, perdarahan, dan spasme vaskular) atau karena gangguan umum (hipoksia karena gangguan pant dan
jantung). Aterosklerosis sering sebagai faktor penyebab infark pada otak. Trombus dapat berasal dari plak
arterosklerotik, atau darah dapat beku pada area yang stenosis, tempat aliran darah mengalami pelambatan atau terjadi
turbulensi
 Trombus dapat pecah dari dinding pembuluh darah terbawa sebagai emboli dalam aliran darah. Trombus
mengakihatkan iskemia jaringan otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang bersangkutan dan edema dan kongesti
di sekitar area. Area edema ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada area infark itu sendiri
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan darah rutin


Pemeriksaan kimia darah lengkap
Gula darah sewaktu
Kolesterol,
ureum, kreatinin, asam urat, fungsi hati, enzim SGOT/SGPT/CPK dan Profil lipid (trigliserid,
LDL-HDL serta total lipid)
 Pemeriksaan hemostasis (darah lengkap)
Waktu protrombin
APTT
Kadar fibrinogen
D-dimer
INR
Viskositas plasma
Lanjutan…

 Foto Thorax
 Angiografi serebral
 Lumbal pungsi
 CT scan.
 MRI
 USG Doppler
 EEG
ASUHAN KEPERAWATAN

 Pengkajian
 Identitas Klien
 Keluhan utama
kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, tidak dapat berkomunikasi, dan penurunan tingkat kesadaran.
 Riwayat penyakit sekarang
Serangan stroke non hemoragik sering kali berlangsung sangat mendadak, pada saat klien sedang melakukan aktivitas.
Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, selain gejala kelumpuhan separuh badan atau
gangguan fungsi otak yang lain.
 Riwayat penyakit dahulu
riwayat hipertensi, riwayat stroke sebelumnya, diabetes melitus, penyakit jantung, anemia, riwayat trauma kepala,
kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif, dan kegemukan.
 Riwayat penyakit keluarga
hipertensi, diabetes melitus, atau adanya riwayat stroke dari generasi terdahulu.
 Pengkajian psiko-sosio-spiritual
Pengkajian psikologis klien stroke meliputi beberapa dimensi yang memungkinkan perawat
untuk rnemperoleh persepsi yang jelas mengenai status emosi, kognitif, dan perilaku klien.
 Pengkajian Saraf Kranial
 Menurut Muttaqin, (2008) meliputi pemeriksaan saraf kranial I-X11.
 Saraf I : kelainan pada fungsi penciuman.
 Saraf II : Disfungsi persepsi visual. Gangguan hubungan visual-spasial (mendapatkan hubungan dua atau lebih objek dalam area spasial) sering terlihat
pada Mien dengan hemiplegia kiri. Klien mungkin tidak dapat memakai pakaian tanpa bantuan karena ketidakmampuan untuk mencocokkan pakaian ke
bagian tubuh.
 Saraf III, IV, dan VI. paralisis, pada Satu sisi otot-otot okularis didapatkan penurunan kemampuan gerakan konjugat unilateral di sisi yang sakit.
 Saraf V : paralisis saraf trigenimus, penurunan kemampuan koordinasi gerakan mengunyah, penyimpangan rahang bawah ke sisi ipsilateral, serta
kelumpuhan satu sisi otot pterigoideus internus dan eksternus.
 Saraf VII : Persepsi pengecapan dalam batas normal, wajah asimetris, dan otot wajah tertarik ke bagian sisi yang sehat.
 Saraf VIII : Tidak ditemukan adanya tuli konduktif dan tuli persepsi.
 Saraf IX dan X : Kemampuan menelan kurang baik dan kesulitan membuka mulut.
 Saraf XI : Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius.
 Saraf XII : Lidah simetris, terdapat deviasi pada satu sisi dan fasikulasi, indra pengecapan normal.
 Pengkajian Sistem Motorik
 mengakibatkan kehilangan kontrol volunter terhadap gerakan motorik. Oleh karena UMN
bersilangan, gangguan kontrol motor volunter pada salah satu sisi tubuh dapat
menunjukkan kerusakan pada UMN di sisi berlawanan dari otak.
 Inspeksi Umum. Didapatkan hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) karena lesi pada
sisi otak yang berlawanan. Hemiparesis atau kelemahan salah satu sisi tubuh adalah tanda
yang lain.
 Fasikulasi. Didapatkan pada otot-otot ekstremitas.
 Tonus Otot. Didapatkan meningkat.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan infark jaringan otak.


 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna
makanan, penurunan fungsi nerfus hipoglosus dan vagus.
 Hambatan mobilitas tempat di tidur berhubungan dengan neuromuskuler.
 Defisit perawatan diri: makan, mandi, berpakaian, toileting berhubungan kelemahan neuromuskuler.
 Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan fungsi
 Gangguan menelan berhubungan dengan gangguan saraf cranial.
 Kurangnya pengetahuan
No SDKI SLKI SIKI
R 1 Ketidak Setelah dilakukan O:
E efektifan
perfusi
pengkajian selama
1x24
- identifikasi peningkantan tekanan
intracranial.
N jaringan
serebral
jam di dapatkan
kriteria hasil : -
- monitor peningkatan TD.
- monitor penurunan frekuensi jantung
C berhubungan tingkat kesadaran - monitor ireguleritas irama nafas
dengan infark meningkat. - - monitor penurunan tingkat kesadaran.
A jaringan otak gelisah menurun. - - monitor perlambatan atau ketidak
tekanan darah simetrisan respon pupil. monitor kadar
N membaik CO2 dan pertahankan dalam rentang
yang diindikasikan
A - monitor tekanan perfusi serebral
- monitor jumlah kecepatan, dan
karakteristik, drainase cairan
K serebrospinal
- monitor efek stimulus
E T:
- ambil sampel drainase cairan
P serebrospinal.
- kalibrasi transduser.
E - pertahankan sterilitas system pemantauan
.
R - pertahankan posisi kepala dan leher
netral.
A - dokumentasikan hasil pemantauan,jika
perlu.
W - atur interval pemantauan sesuai kondisi
pasien.
A - doumentasi hasil pemantauan.
E:
T - jelaskan tujuan dan prosedur
A pemantauan.

N
5. Pelaksanaan 6. Evaluasi

 Pelaksanaan adalah aksi dalam melakukan


 Evaluasi yang dilakukan adalah terapi kegel
exercise.
tindakan dari keperawatan, selesaikan
perencanaan mandiri dan kolaboratif untuk
membantu pasien mencapai hasil dan
tujuan yang diinginkan (Potter & Perry,
2010).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai