Nadiyatuz Zahrah - A - Tugas Baca - Konsep Keperawatan Kritis Pada Intensive Care Anak
Nadiyatuz Zahrah - A - Tugas Baca - Konsep Keperawatan Kritis Pada Intensive Care Anak
Anak
Dilihat dari sisi psikologis secara emosial dan kognitif anak-anak belum
matang, hal ini akan mempengaruhi pemahaman seorang anak dan respon mereka
terhadap penyakit kritis yang dialaminya. Sehingga sebagai seorang perawat kita
harus memiliki kemampuan untuk mengantisipasi kebutuhan dan kekhawatiran
anak serta harus peka terhadap komunikasi non verbal yang disampaikan oleh anak.
Keluarga juga menjadi bagian penting untuk menjadi penunjang atau system
pendukung seorang anak, oleh karena itu perawat juga harus mampu berkomunikasi
secara efektif dengan keluarga anak tersebut. Selain itu, bagi perawat juga sangat
penting untuk memberikan dukungan kepada semua anggota keluarga karena
kecemasan keluarga dapat dikomunikasikan dengan cepat kepada anak. Salah satu
cara untuk mengimplementasikan hal tersebut diantaranya adalah dengan tidak
membatasi waktu kunjungan orang tua atau pengasuh anak tersebut. Ronde bersama
tenaga kesehatan (melibatkan semua pengasuh) yang mencakup pasien dan
keluarga akan membantu membangun komunikasi yang terbuka dan konsisten
dalam tim perawatan kesehatan dan dengan keluarga.
Pada penjelasan di atas disebutkan bahwa peran perawat kritis yang terampil
dapat menentukan sekilas apakah anak "terlihat baik" atau "terlihat buruk." Dalam
menentukan hal tersebut membutuhkan evaluasi visual yang cepat dari sisi warna
anak, perfusi perifer, tingkat kesadaran (aktivitas dan daya tanggap), pernapasan,
dan posisi nyaman.
a. Warna kulit
Untuk warna kulit dan ekstermitas biasanya sama yaitu berwarna
merah muda. Ketika terjadi gangguan kardiorespirasi, kulit sering berbintik-
bintik dan ekstremitas serta selaput lendir akan terlihat pucat. Meskipun
selaput lendir orang dewasa dengan hipoksemia sering menjadi kehitaman,
sianosis sentral seperti itu (paling baik diamati pada selaput lendir) tidak
secara konsisten terdeteksi pada anak hipoksemia. Pengamatan sianosis
membutuhkan setidaknya 3 sampai 5 g hemoglobin desaturasi per desiliter
darah, sehingga anak dengan anemia mungkin tidak pernah tampak sianosis
meskipun terdapat hipoksemia berat.
b. Perfusi perifer
Ekstremitas anak biasanya hangat, dengan pengisian kapiler cepat (2
detik atau kurang). Ketika anak dalam perfusi buruk atau stress maka
ekstremitas akan dingin dan pengisian kapiler sering lamban. Stres juga
dapat menyebabkan vasokonstriksi perifer dan pendinginan kulit, terutama
pada ekstremitas, sehingga suhu lingkungan harus dipertimbangkan saat
mengevaluasi perfusi. Jika pengisian kapiler yang buruk dikaitkan dengan
lingkungan yang dingin, hangatkan pasien dan sering-sering periksa
kembali perfusi untuk menentukan apakah gangguan pada perfusi perifer
disebabkan oleh stres dingin atau apakah sebenarnya disebabkan oleh curah
jantung yang tidak memadai.
c. Tingkat kesadaran (aktivitas dan daya tanggap)
Perubahan tingkat aktivitas dan daya tanggap anak sering terlihat
ketika perfusi sistemik atau fungsi neurologis terganggu. Berikut perbedaan
lebih lanjut mengenai tingkat kesadaran anaak pada kondisi sehat, kritis, dan
perburukan.
d. Pernapasan
Penyedia layanan diyakinkan jika anak bernapas dengan kecepatan
teratur yang sesuai dengan usia dan kondisi klinis anak. Sebaliknya,
penyedia layanan harus memperhatikan anak yang bernapas dengan cepat,
tidak teratur, atau pada kecepatan yang terlalu lambat untuk kondisi klinis
anak, atau jika anak menunjukkan upaya yang signifikan (misalnya,
retraksi, hidung melebar).
e. Posisi nyaman
Kebanyakan anak lebih suka duduk tegak di ranjang rumah sakit,
terutama jika stranger hadir. Posisi tegak biasanya merupakan posisi
nyaman jika ada gangguan pernapasan, dan anak mungkin akan menolak
penempatan dalam posisi terlentang. Jika anak berbaring dengan tenang di
tempat tidur, maka ketakutan, rasa sakit, dan penyakit serius mungkin ada.
Namun pada bayi tidak dapat mengambil posisi yang nyaman, tetapi dapat
menunjukkan lebih sedikit gangguan pernapasan saat kepala tempat tidur
ditinggikan.
Di unit perawatan kritis, tenaga hesehatan harus terus mengevaluasi
penampilan umum anak (termasuk pernapasan) dan tanda-tanda vital. Bila
memungkinkan perawat harus memperoleh informasi atau pengukuran pada
saat anak “istirahat”, termasuk evaluasi denyut jantung dan frekuensi serta
upaya pernapasan, sebelum mengganggu anak kemudian validasi pada saat
anak bangun. Berikut merupakan table perbedaan TTV pada saat dalam
keadaan istirahat dan bangun.
Biasanya pada saat anak merasa stress, takut, atau kesakitan maka denyut jantung
dan laju pernapasan anak meningkat dan biasanya akan menurun saat anak tidur.
Jika didapatkan tanda vital saat anak menangis, maka sebuah upaya harus dilakukan
untuk menghibur anak yang ketakutan, sehingga tanda-tanda vital istirahat dapat
didokumentasikan dan dievaluasi.
Pada saat merawat neonatus yang sakit kritis, format ini dapat dimodifikasi untuk
membuat pemeriksaan sembilan poin, dengan penambahan huruf H untuk panas,
atau termoregulasi, dan huruf I untuk imaturitas imunologis.
Karakteristik Umum
a. Termogulasi
Bayi dan anak kecil memiliki rasio luas permukaan kulit lebih besar
terhadap volume/berat badan, sehingga mereka kehilangan lebih banyak
suhu panas tubuh ke lingkungan melalui penguapan, konduksi, dan
konveksi daripada orang dewasa. Selain itu, anak kecil juga bisa kehilangan
suhu panas tubuh jika sejumlah besar cairan intravena atau dialisis
dilakukan tanpa adanya pemanasan terlebih dahulu.
Neonatus yang mengalami stres-dingin dan bayi di bawah 6 bulan
tidak dapat menggigil untuk menghasilkan panas. Ketika suhu lingkungan
turun, bayi-bayi ini mempertahankan suhu tubuh melalui produksi panas
tanpa menggigil. Pada bayi yang sehat mampu meningkatkan pengiriman
oksigen sebagai respons terhadap peningkatan konsumsi oksigen selama
produksi panas tanpa menggigil dilakukan, namun pada bayi dengan
penyakit kritis mungkin tidak mampu untuk meningkatkan pengiriman
oksigen secara efektif. Maka, stres-dingin pada bayi bisa mengakibatkan
adanya hipoksemia, asidosis laktat, dan hipoglikemia. Penurunan suhu pada
neonatus juga dapat merangsang vasokonstriksi pulmonal, yang
mengakibatkan peningkatan afterload ventrikel kanan.
b. Kebutuhan cairan dan terapi cairan
Cairan harian anak lebih besar per kilogram berat badan daripada
orang dewasa, karena anak memiliki tingkat metabolisme yang lebih tinggi
dan kehilangan air yang lebih besar melalui penguapan per kilogram berat
badan. Perkiraan kebutuhan cairan ini sering didasarkan pada berat badan
anak. Namun, kehilangan air melalui penguapan dipengaruhi secara
langsung oleh luas permukaan tubuh (BSA) anak, yang ditentukan oleh
tinggi dan berat badan menggunakan nomogram, sehingga perhitungan
kebutuhan cairan dianggap paling akurat jika perhitungan didasarkan pada
BSA. Jika nomogram BSA tidak tersedia, BSA dapat diperkirakan
menggunakan berat badan dan rumus berikut:
f. Fungsi neurologis
• Sebagian besar pemeriksaan neurologis bayi terdiri dari evaluasi
refleks
• Evaluasi tingkat kesadaran bayi sebagian besar didasarkan pada
evaluasi kewaspadaan bayi, respons terhadap lingkungan dan orang
tua, tingkat aktivitas, dan tangisan.
• Sensitivitas ekstrim terhadap rangsangan biasanya menunjukkan
iritabilitas, dan iritabilitas ekstrim atau kelesuan adalah abnormal.
Bayi dengan penyakit atau cedera neurologis sering menunjukkan
tangisan bernada tinggi.
• Setelah anak cukup dewasa untuk memahami dan menjawab
pertanyaan, akan memungkinkan untuk menilai tingkat kesadaran,
orientasi waktu dan tempat, dan kemampuan untuk mengikuti
perintah
• Penurunan respon terhadap rangsangan nyeri adalah abnormal dan
dapat mengindikasikan penurunan fungsi neurologis.
• Pemeriksaan neurologis meliputi evaluasi tonus otot anak.
Daftar Pustaka
Hazinsky, Mary Fran. (2013). Nursing Care of the Critically Ill Child (3rd ed). St.
Louis Missouri: ELSEVIER.