Anda di halaman 1dari 32

PEMANFAATAN DATA PEMANTAUAN KUALITAS

UDARA
DAN PROGRAM LANGIT BIRU

OLEH:
DASRUL CHANIAGO
DIREKTUR PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

MARET 2021
DASAR HUKUM

1. UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup jo UU


Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
2. PP No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
3. Perpres No.18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
tahun 2020 s.d 2024
4. Permen LHK Nomor 5 Tahun 2021 Tentang PerTek dan SLO
5. Permen LHK No. 16 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Tahun 2020-2024
6. PermenLH No. 12 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Pengendalian Pencemaran Udara di
Daerah
PEMANTAUAN KUALITAS UDARA UNTUK
PEHITUNGAN IKU
Menggunakan sistem penyerapan gas secara difusi melalui media yang dipaparkan dalam waktu tertentu tanpa penggunaan pompa
penghisap dengan memanfaatkan sifat fisis gas yang berdifusi dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Parameter yang dipantau NO2
dan SO2. Tahun 2020, pemantauan kualitas udara dengan metode passive sampler telah dilakukan di 500 kab/kota. Tiap kab/kota terdiri dari
4 lokasi pemantauan dan dipantau 2x dalam 1 tahun mewakili musim penghujan dan musim kemarau. Tahun 2021, pemantauan akan
dilakukan di 514 kab/kota.
PETA SEBARAN LOKASI AIR QUALITY MONITORING STATION (AQMS)

AQMS memantau kualitas udara secara otomatis dan kontinu. Parameter pencemar udara yang dipantau yaitu PM2.5, PM10, NO2, SO2,
CO, HC dan O3. AQMS juga dapat memantau parameter meteorologi seperti arah serta kecepatan angin, radiasi sinar matahari, suhu,
tekanan udara, curah hujan dan kelembaban. Sejak tahun 2016 s.d 2020, terdapat 39 AQMS yang telah dibangun KLHK. Tahun 2021 akan
dilakukan pembangunan sebanyak 14 unit AQMS. Data hasil pemantauan AQMS, ISPU dan lokasi stasiun dapat diakses melalui ISPUnet.
BENTUK INFORMASI KUALITAS UDARA TERHADAP PUBLIK DARI AQMS

PARAMETER METODE
INDEKS DURASI DATA KATEGORI NILAI RENTANG ANGKA
YANG DIUKUR PEMANTAUAN

Indeks PM10, PM2.5, Rata-rata harian (24 Otomatis kontinu Semakin tinggi Baik 1 – 50
Standar CO, O3, NO2, jam) (AQMS) angka ISPU,
Pencemar SO2, HC semakin tinggi Sedang 51 – 100
Udara pencemaran
(ISPU) udara Tidak Sehat 101 – 200

Sangat Tidak Sehat 201 – 300

Berbahaya ≥ 300

Indeks NO2, SO2 Rata-rata tahunan: Manual passive Semakin tinggi Sangat Baik 90 ≤ I ≤ 100
Kualitas Manual passive sampler, manual angka IKU,
Udara (IKU sampler: 28 aktif, otomatis semakin baik Baik 70 ≤ I < 90
hari/tahun kontinu (AQMS) kualitas udara
Manual aktif: 24 yang memenuhi Sedang 50 ≤ I < 70
hari/tahun syarat rata-rata
Otomatis : Minimal tahunan
Buruk 25 ≤ I < 50
65% data dalan satu
tahun
Sangat Buruk 0 < I < 25
ISPUnet UNTUK INFORMASI MUTU UDARA
MELALUI SMARTPHONE BERBASIS ANDROID
ISPU NET
ISPU Net adalah aplikasi yang menampilkan data
Indeks Standar Pencemar Udara berbasis andorid

TUJUAN
 Untuk melihat data hasil pemantauan kualitas
udara berupa nilai ISPU di semua kota yang
sudah terpasang alat AQMS yaitu di 39 Kota yang
ada di Indonesia.
 Dapat melihat data ISPU realtime berdasarkan
lokasi AQMS terdekat.
DASHBOARD
Menampilkan
• Kondisi Kualitas Udara
• Parameter Kritis
• Nilai Kelembaban Grafik Parameter
24 Jam
• Nilai Tekanan Udara
• Suhu
• Grafik Parameter
CEK KONDISI PETA LOKASI
KOTA LAINNYA STASIUN AQMS
Pilih Kota yang ingin
Menampilkan seluruh
ditampilkan datanya
stasiun AQMS
EVALUASI HASIL CAPAIAN IKU TAHUN 2020
HAL-HAL YANG MEMENGARUHI KUALITAS
UDARA AMBIEN

Beberapa hal yang memengaruhi kualitas


udara ambien yaitu:
1. Meteorologi: arah angin, kecepatan angin
dan curah hujan
2. Topografi: bentang alam

3. Sumber emisi yang terdapat di wilayah

setempat
PENGARUH MUSIM TERHADAP
KUALITAS UDARA

Angin barat (Oktober s.d Maret). Angin mengandung banyak uap


air dan lebih bersih sehingga bulan Oktober hingga Maret
Indonesia terjadi musim hujan dan kualitas udara lebih baik
dibandingkan dengan angin timur

Angin timur (April s.d September). Kondisinya kering dan


membawa partikel debu lebih banyak, oleh karenanya tren
konsentrasi partikel debu udara ambien Jakarta atau Indonesia
pada umumnya akan terus meningkat pada bulan April hingga
September.
CAPAIAN VS TARGET IKU NASIONAL
PERIODE 2015 S.D 2020

1. Indeks Kualitas Udara


mengalami peningkatan
pada tahun 2020 sebesar
0,65 poin dibanding tahun
2019.

2. Capaian IKU Nasional tahun


2015 s.d 2020 memenuhi
target yang telah ditetapkan

3. Tahun 2020 merupakan


capaian IKU tertinggi pada
periode 2015 s.d 2020.
EVALUASI CAPAIAN IKU PROVINSI DAN
KABUPATEN/KOTA TAHUN 2020

• Capaian IKU Provinsi:


Jika dibandingkan dengan IKU Provinsi tahun 2019
a) 17 Provinsi mengalami peningkatan IKU, dengan rata-rata kenaikan sebesar 1,82 poin
b) 17 Provinsi mengalami penurunan IKU, dengan rata-rata penurunan sebesar 1,13 poin
Jika dibandingkan dengan target IKU Provinsi tahun 2020, seluruh provinsi memenuhi target
IKUnya masing-masing.

• Capaian IKU Kab/Kota:


Jika dibandingkan dengan IKU Kab/Kota tahun 2019 (427 kab/kota):
a) 217 Kab/Kota mengalami peningkatan IKU dengan rata-rata kenaikan sebesar 2,58 poin
b) 210 Kab/Kota mengalami penurunan IKU dengan rata-rata penurunan sebesar 2,61 poin
c) 73 Kab/Kota mulai melakukan perhitungan IKU tahun 2020 sehingga tidak dapat dilihat
peningkatan/penurunan IKUnya.
• Jika dibandingkan dengan target IKU Kab/Kota tahun 2020 (500 Kab/Kota):
a) 415 Kab/Kota memenuhi target IKU Tahun 2020
b) 85 Kab/Kota tidak memenuhi target IKU tahun 2020
EVALUASI CAPAIAN IKU PROVINSI DAN
KABUPATEN/KOTA TAHUN 2020
Penyebab Kenaikan IKU:
• Kenaikan IKU akibat turunnya konsentrasi NO2 dan SO2 di 217 Kabupaten/Kota tahun 2020, merupakan dampak
dari berkurangnya aktivitas masyarakat akibat pandemi Covid-19.
• Selain itu, peningkatan IKU juga disebabkan oleh penerapan kebijakan pengendalian pencemaran udara di pusat
dan daerah.
• Penambahan titik pemantauan untuk perhitungan IKU 2020 (73 kabupaten/kota dengan konsentrasi NO2 dan SO2
terukur sangat rendah di Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara dan Sumatera Utara.) memberikan kontribusi
peningkatan IKU Provinsi dan Nasional.

Penyebab Penurunan IKU di beberapa Kabupaten/Kota:


• Secara umum, penurunan Indeks Kualitas Udara di Kabupaten/Kota disebabkan oleh bertambahnya aktivitas yang
menghasilkan emisi di daerah tersebut. Sumber utama gas NO2 yang berasal dari aktivitas pembakaranbahan
bakar fosil dengan temperatur tinggi pada kendaraan bermotor. Penggunaan kendaraan bermotor bahan bakar
diesel juga memberikan kontribusi terhadap pencemaran SOx. Selain faktor penambahanaktivitas penghasil emisi
SO2 dan NO2 , penyebab lain adalahfaktor meteorologi seperti arah angin, kecepatan angin dan jumlah hari hujan
di suatu daerah, serta waktu pengambilan sampel (musim penghujan atau musim kemarau)
PROGRAM LANGIT BIRU SEBAGAI
UPAYA DALAM PENINGKATAN IKU
REGULASI UNTUK PENGENDALIAN PENCEMARAN
UDARA YG DITETAPKAN PERIODE 2015-2020
• Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak
1. Baku Mutu Emisi Bagi Usaha/Kegiatan Industri Pupuk dan Industri Amonium Nitrat
(P.17/MENLHK/Setjen/KUM.1/4/2019 )
2. Baku Mutu Emisi Pembangkit Listrik Tenaga Termal (P.15/MENLHK/Setjen/KUM.1/4/2019 )
3. Baku Mutu Emisi Bagi Usaha/Kegiatan Industri Semen (P.19/MENLHK/Setjen/KUM.1/2/2017 )
4. Baku Mutu Emisi Usaha/Kegiatan Pengelolaan Sampah (P.70/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016)
• Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Bergerak
1. Baku Mutu Kebisingan Kendaraan Bermotor Tipe Baru dan Kendaraan Bermotor Yang Sedang
Diproduksi Kategori M, Kategori N, dan Kategori L (P.56/Menlhk/Setjen/Kum.1/10/2019)
2. Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaran Bermotor Tipe Baru Kategori M, N dan O
(P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/3/2017)
• Peraturan Terkait ISPU dan Lainnya:
1. Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Bag. IV (PP.22 Tahun 2021 Pasal
163-219)
2. Indeks Standar Pencemar Udara (P.14/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2020)
3. Standar dan Sertifikasi Kompetensi Penanggung Jawab Operasional Instalasi Pengendalian
Pencemaran Udara dan Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran Udara
(P.6/Menlhk/Setjen/Kum.1/2/2018)
LATAR BELAKANG PROGRAM LANGIT BIRU

 Semakin banyak permasalahan kualitas udara terutama di kota besar


 Pelaksanaan pengendalian pencemaran udara oleh K/L, daerah provinsi
dan kab/kota masih bersifat parsial, sporadis dan tidak terintegrasi
 Penurunan beban pencemar sulit untuk diukur
 Diperlukan program khusus agar pengendalian pencemaran udara dapat
dilaksanakan secara efektif, sistematis, terintegrasi dan sinergis
MAKSUD DAN TUJUAN

Meningkatkan komitmen dan kinerja pemerintah dalam menyusun


dan melaksanaan kebijakan pengendalian pencemaran udara
Meningkatkan efektifitas,
Memperoleh data dan
Melaksanakan upaya integrasi dan sinergi
pelaksanaan pengendalian informasi beban pencemar
pengelolaan kualitas udara di emisi dan kualitas udara
Indonesia pencemaran udara oleh K/L,
pemda, penanggung jawab secara lebih efektif, efisien
dan berkualitas
usaha dan masyarakat
KONSEP LANGIT BIRU

• Kerja sama
Lingkup •

Monitoring
Evaluasi
Program Langit

Peningkatan Nilai IKU


• Rencana pemberian insentif dan
disinsentif
Biru

• IKU – Indeks State


• Beban pencemar – Indeks Pressure
Aspek yang • Pengendalian pencemaran - Indeks
Respons
dievaluasi • Beyond compliance (Pilot Project)
DPSIR
(Drivers-Pressures-State-Impact-Responses)
Sumber Emisi Utama
Transportasi:
• Teknologi kendaraan
• Kebijakan Lingkungan • Kualitas Bahan Bakar
• Kebijakan Kesehatan Masyarakat Drivers
• Kontrol Zat Pencemar
• AMDAL (Pemicu)
• Kebijakan Sektoral
• RPPMU
Responses
(Respon) Pressures
(Tekanan)
PROGRAM
LANGIT BIRU Zat Pencemar
• NO2, SO2, CO,
Ozone, VOC,
Kesehatan PM2.5, PM10
• Penyakit Pernafasan
• Kanker
• Kelahiran Premature State •
Impacts (Dampak) Kualitas Udara
Ekosistem (Status/Kondisi) Perkotaan
• Kelainan Tanaman • Inventarisasi Udara
Kerusakan Material • WPPMU
• Gedung, Situs Sejarah
CONTOH RENCANA AKSI

Kota Besar Pengendalian Pencemaran


IKU: 78
Kondisi

Rencana Aksi
Target
Topografi: Bukit dan Udara
Cekungan • Kebijakan Transportasi
Industri: Tekstil, Farmasi Massal
dan Rumah Sakit • Kebijakan Ganjil Genap
Kondisi Meteorologi: Arah • Kebijakan Kualitas BB
Angin, Kecepatan Angin • Menghitung Proyeksi
dan Suhu Beban Emisi dan Udara
Ambien
PROGAM LANGIT BIRU
BERDASARKAN PP.22 TAHUN 2021
Inventarisasi Udara

Menteri, Gubernur, dan Bupati/Walikota melakukan inventarisasi udara

Untuk memperoleh Menjadi dasar Mendapatkan


data penghitungan Informasi

Data: Penghitungan: Jenis informasi:


•Jenis usaha dan/atau kegiatan •Emisi •Tingkat emisi
yang menghasilkan emisi •Gangguan •Status emisi,
dan/atau gangguan; •Mutu udara •Proyeksi emisi, gangguan, dan
•Lokasi sumber emisi dan/atau •Mutu Udara
gangguan;
•Parameter dan nilai parameter
Dengan cara:
pencemar udara; • Pengukuran;
•Sebaran emisi dan gangguan  Manual
•Dampak terhadap kesehatan  Terus menerus
• Perhitungan.
manusia dan lingkungan;
•Tingkat pertumbuhan
ekonomi; dan
•Tingkat kepadatan penduduk.
KEWENANGAN INVENTARISASI EMISI

Nasional
• Rekap data sumber emisi nasional
• Penetapan kebijakan pengelolaan emisi lingkup nasional

Provinsi
• Rekap data sumber emisi Kabupaten/Kota
• Penetapan kebijakan pengelolaan emisi lingkup provinsi

Kabupaten/Kota
• Mengumpulkan data sumber emisi (daftar fasilitas, jenis dan jumlah pemakaian bahan bakar, satuan bahan
bakar, titik koordinat, dan alamat) yang ada di wilayah Kabupaten/Kota masing-masing.
• Melakukan input data melalui aplikasi: ppkl.menlhk.go.id/ie-2020/
WPPMU

1. Hasil penghitungan emisi


2. Nilai konsentrasi Udara Ambien Berdasarkan
3. Rencana tata ruang wilayah
4. Kesamaan karakteristik bentang alam
5. Kondisi iklim dan meteorologi.

• Kelas I
WPPMU Nasional Pelestarian & pencadangan udara
bersih

WPPMU Lintas Provinsi


• Kelas II
Kawasan permukiman, komersial,
WPPMU Provinsi WPPMU pertanian, perkebunan dan/atau
peruntukkan lain yang
mempersyaratkan kelas yang
sama
WPPMU Lintas
Kabupaten/Kota
• Kelas III
WPPMU Kabupaten/Kota Industri dan/atau peruntukkan
lain yang mempersyaratkan kelas
yang sama

Dalam hal suatu kawasan memiliki kawasan pristine


maka dikategorikan WPPMU kelas I
KEWENANGAN WILAYAH PERLINDUNGAN &
PENGELOLAAN MUTU UDARA

Nasional

• Menteri menetapkan WPPMU Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota


• Menghitung WPPMU Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota
• Mengevaluasi usulan perubahan WPPMU daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota)

Provinsi

• Menyiapkan Data Inventarisasi Emisi, Pemantauan Udara Ambien, Data Meteorologi, Data Topografi,
RTRW lingkup Provinsi
• Mengevaluasi hasil perhitungan WPPMU, menyetujui dan/atau merekomendasikan
perbaikan/perubahan kepada KLHK

Kabupaten/Kota

• Menyiapkan Data Inventarisasi Emisi, Pemantauan Udara Ambien, Data Meteorologi, Data Topografi,
RTRW lingkup Kabupaten/Kota
• Mengevaluasi hasil perhitungan WPPMU, menyetujui dan/atau merekomendasikan
perbaikan/perubahan kepada KLHK
RPPMU

RPPMU Nasional
a. Pemanfaatan SDA
Terdiri b. Pengendalian Pencemaran
RPPMU Provinsi
atas RPPMU memuat Udara
c. Pemeliharaan SDA
d. Adaptasi & Mitigasi
RPPMU Kab/Kota Perubahan Iklim

mempertimbangkan
Berdasarkan
1. Faktor ekonomi
Menetapan Mutu
tercemar Udara sararan 2. Perkembangan
Status mutu
mutu teknologi pengendali
udara ambien
udara ambien emisi
tidak
Dengan cara tercemar

Menteri, gubernur
Membandingkan hasil pemantauan Udara atau bupati/wali kota
Ambien dengan nilai mjutu udara WPPMU

Bentuk
pemanfaatan

• RPPMU Nasional disusun berdasarkan nilai konsentrasi udara ambien tertinggi di kelas WPPMU
• RPPMU menjadi bagian dari RPPLH
• RPPMU dapat diubah jika terdapat perubahan pada Baku Mutu Udara Ambien, kelas WPPMU & tata ruang
KEWENANGAN PENETAPAN RENCANA
PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN MUTU UDARA

Nasional

• Menetapkan RPPMU Nasional


• Membuat pertimbangan teknis RPPMU Provinsi dan Kabupaten/Kota
• Menyusun rencana aksi pengendalian pencemaran udara berdasarkan target IKU Nasional
yang akan dicapai dan pelaksanaan Program Langit Biru

Provinsi

• Menetapkan RPPMU Provinsi


• Menyusun rencana aksi pengendalian pencemaran udara berdasarkan: Target IKU Provinsi
yang akan dicapai, Kelas WPPMU, RPPMU Provinsi dan Program Langit Biru

Kabupaten/Kota

• Menetapkan RPPMU Kabupaten/Kota


• Menyusun rencana aksi pengendalian pencemaran udara dengan memperhatikan:Target IKU
Kabupaten/Kota yang akan dicapai, Kelas WPPMU, RPPMU Kabupaten/Kota dan Program
Langit Biru
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai