Tugas PSI - Agung Kusuma (1922201002)
Tugas PSI - Agung Kusuma (1922201002)
Dibuat Oleh :
AGUNG KUSUMA
(1922201002)
UNIVERSITAS ABDURRAB
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (B)
PEKANBARU
2020
1.JUDI
Definisi judi :
المغلوب شيئا
“Judi adalah setiap permainan yang mensyaratkan pihak pemenang mengambil sesuatu
[harta] dari pihak yang kalah.”(Prof. Rawwas Qal’ahjie, Mu’jam Lughah Al Fuqaha`,
hlm. 281).
(1) Ada suatu permainan (la’bun), yang fungsinya untuk menentukan pemenang,
misalnya sepak bola, adu jago, catur, tinju, dsb.
(2) Ada harta [taruhan] yang berasal dari para peserta.
(3) Ada pengambilan harta oleh pihak pemenang dari pihak yang kalah.
Hukum Judi
(1) Judi hukumnya haram dalam Islam, dan merupakan dosa besar (kaba`ir). Dalilnya QS
Al Maa`idah [5] : 90,
2.UNDIAN
Undian adalah cara untuk menentukan satu orang yang akan mendapatkan hak
dari sejumlah orang yang juga sama-sama berhak, tetapi tidak mungkin semuanya
mendapatkan hak tersebut. (Tafsîr al-Qurthubî, XV/125). Undian hukum asalnya
boleh (ja`iz), sebab pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW.
(1) Jika Rasulullah SAW hendak melakukan perjalanan, beliau melakukan undian di
antara istri-istri beliau, untuk menentukan siapa istri yang ikut. (HR Bukhari)
(2) pernah ada seorang laki-laki yang sakit menjelang matinya, lalu membebaskan
enam orang budak yang dimilikinya. Rasulullah SAW lalu melakukan undian untuk
menentukan siapa budak yang boleh dibebaskan, yaitu sepertiganya (dua orang).
(3) ada dua orang lelaki yang mengadukan perkaranya kepada Rasulullah SAW, yaitu
masalah warisan berupa suatu harta yang sudah tak bisa lagi dibedakan dengan jelas
siapa yang berhak. Rasulullah SAW lalu lalu memerintahkan keduanya untuk
melakukan undian untuk menentukan siapa yang berhak mendapat warisan.
Undian hukumnya menjadi haram jika menjadi sarana untuk sesuatu yang
haram, misalnya sarana perjudian. Contohnya : undian untuk mendapatkan hadiah
dalam gerak jalan santai atau sepeda santai. Tetapi hadiah yang diundikan tersebut
berasal dari uang pendaftaran peserta. Maka undian dengan hadiah seperti ini menjadi
sarana perjudian. Sebab, hadiah yang diperoleh berasal dari harta yang dikumpulkan
oleh peserta.
3.HADIAH
Definisi hadiah :
“Hadiah adalah apa-apa yang diberikan dengan maksud untuk menghormati orang
tertentu, baik karena kecintaan maupun karena pertemanan, atau untuk memenuhi
suatu hajat (kebutuhan).” (Ziyad Ghazal, Masyru’ Qanun Al Buyu’, hlm. 197).
Definisi hibah :
“Hibah adalah memberikan kepemilikan [harta] kepada orang lain pada saat hidup
tanpa ada kompensasi” (Rawwas Qa’ahjie, Mu’jam Lughah Al Fuqaha`, hlm. 379).
تهادوا تحابوا
”Hendaklah kalian saling memberi hadiah, niscaya kalian saling mencintai.” (HR
Thabrani dan Baihaqi)
Namun bolehnya hadiah tersebut disyaratkan tidak disertai dengan unsur-unsur yang
mengharamkan. Jika terdapat unsur yang mengharamkan, hadiah menjadi haram
hukumnya.
Contoh :
(1) hadiah yang zatnya berupa barang yang diharamkan, seperti khamr.
(2) hadiah yang mendorong penerimanya berbuat maksiat, seperti pemberian kondom
kepada pemuda yg belum / tidak menikah.
(3) hadiah yang berasal dari produsen barang / jasa yang muamalahnya diharamkan
syara’, misalnya hadiah dari perusahaan khamr atau bank konvensional.
4.HADIAH PROMOSI
Bahasa Arabnya : al hadaayaa at taswiiqiyyah, al hadaayaa al tarwiijiyyah.
Definisinya :
“Hadiah promosi adalah apa-apa yang diberikan oleh pedagang atau penjual kepada
konsumen berupa barang dan jasa tanpa kompensasi sebagai balasan, atau pemberi
dorongan, atau sebagai pengingat.” (Ziyad Ghazal, Masyru’ Qanun Al Buyu’, hlm.
197).
“Hadiah promosi hukumnya boleh, baik dijanjikan atau tidak kepada pembeli, baik
termasuk dalam barang dagangan maupun di luar barang dagangan, baik disyaratkan
mengumpulkan bagian tertentu dari sejumlah barang dagangan atau tidak
disyaratkan.”
(1) Dalil umum bolehnya hadiah atau hibah. Sebab hadiah promosi, faktanya adalah
hibah dari penjual kepada pembeli. Maka hukum bolehnya hibah dapat diterapkan
pula pada hadiah promosi. Jadi hukum hadiah promosi adalah boleh, meskipun cara
penjual memberikan hadiah dapat beraneka ragam (hadiah langsung/undian/
mengirim bungkus produk, dsb).
فماله للذي باعه إال أن يشترط المبتاع، من ابتاع عبداً وله مال
“Barangsiapa menjual seorang budak yang memiliki harta, maka harta itu menjadi
milik orang yang membelinya, kecuali disyaratkan lain oleh penjual.” (HR Bukhari).
Hadits ini membolehkan membeli suatu barang (budak), yang disertai dengan barang
lain (harta budak) sebagai hadiah yang melekat pada barang asal.
Hadiah promosi hukumnya menjadi haram, jika terdapat unsur yang mengharamkan.
Contoh hadiah promosi yang diharamkan :
(1) hadiah undian berupa barang yang mahal (bukan barang murah), misal mobil atau
rumah, ketika pembeli lebih bermaksud memperoleh hadiah daripada membeli
barang. Hadiah semacam ini termasuk judi yang diharamkan. Al Jawa`iz Ahkamuha
Al Fiqhiyyah, hlm. 135
(2) hadiah dengan undian, di mana harga barang telah dinaikkan dari harga normal
untuk menyediakan hadiah. Ini diharamkan karena termasuk judi. Al Jawa`iz
Ahkamuha Al Fiqhiyyah, hlm. 137
(3) hadiah dari bank baik bank konvensional maupun bank syariah. Hadiah ini
semuanya termasuk riba yang jelas diharamkan dalam Islam.
5.SAYEMBARA/PERLOMBAAN PROMOSI
Definisinya :
(1) tidak adanya penambahan harga, Berarti kalau ada penambahan harga,
perlombaan promosi itu haram.
(2) hadiahnya ma’lum (diketahui dengan jelas) Berarti jika hadiahnya majhuul (tidak
diketahui dengan jelas) hukumnya haram. (Ziyad Ghazal, Masyru’ Qanun Al Buyu’,
hlm. 200).
Perlombaan promosi (quiz dll) yang dilakukan melalui telepon atau SMS, hukumnya
boleh, dengan 2 syarat, yaitu :
(1) tarif telepon atau pulsa wajib normal, tidak boleh ada penambahan karena
perlombaan, Berarti kalau ada penambahan tariff perlombaan promosi itu haram.