2. - Pengertian PDB nominal adalah produk domestik bruto yang nilai barang dan
jasanya diukur berdasarkan harga pada saat ini.
- pengertian PDB riil adalah produk domestik bruto yang nilai barang dan jasanya
diukur berdasarkan tahun tertentu sebagai tahun tahun dasar.
- Deflator PDB adalah ukuran yang mengukuran harga output secara relatif
terhadap harga barang dan jasa (output) tersebut pada tahun dasarnya. Nilai PDB
dengan harga nominal akan dibagikan dengan PDB riil untuk mendapatkan nilai
deflator PDB (GDP Deflator).
3. a). PDB Nominal setiap tahun
Tahun 2010 ($1 X 100) + ($2 X 50) = $200
Tahun 2011 ($2 X 150) + ($3 X 100) = $600
Tahun 2012 ($3 X 200) + ($4 X 150) = $1.200
memperlihatkan perhitungan PDB nominal pada ketiga tahun tersebut. jumlah
pembelanjaan meningkat dari $200 pada 2010 menjadi $600 pada 2011 kemudian
menjadi$1.200 pada 2012. Peningkatan ini salah satunya disebabkan oleh peningkatan
jumlah anggur dan gandum. Selain itu, juga disebabkan oleh kenaikan harga anggur
dan gandum
b). PDB Riil setiap tahun
Tahun 2010 ($1 X 100) + ($2 X 50) = $200
Tahun 2011 ($1 X 150) + ($2 X 100) = $350
Tahun 2012 ($1 X 200) + ($2 X 150) = $500
Setelah melihat bahwa PDB riil naik dari $200 pada 2010 menjadi $350 pada 2011,
kemudian menjadi $500 pada 2012, kita mengetahui bahwa kenaikan ini disebabkan
oleh kenaikan jumlah yang diproduksi, karena harga ditetapkan di tingkat harga pada
tahun basis atau tahun awal.
c). PDB Deflator
Tahun 2010 ($200 ÷ $200) X 100 = $100
Tahun 2011 ($600 ÷ $350) X 100 = $171
Tahun 2012 ($1.200 ÷ $500) X 100 = $240
Deflator PDB di hitung di bagian bawah Tabel. Pada 2010, PDB nominal adalah
sebesar $200 dan PDB riil sebesar $200 sehingga deflator PDB pada tahun basis
selalu sebesar 100. pada 2011, PDB nominalnya sebesar $600 dan PDB riil nya
sebesar $350 sehingga deflator PDB-nya adalah 171. karena deflator PDB mengalami
kenaikan pada 2008 dari 100 menjadi 171, kita dapat mengatakan bahwa tingkat
harga naik sebesar 71 persen.
Deflator PDB merupakan satu ukuran yang digunakan oleh para ekonom untuk
memonitor tingkat harga rata-rata dalam perekonomian. kita mengkaji ukuran lain-
indeks harga konsumen-pada bab selanjutnya, selain mengkaji perbedaan antara
kedua ukuran tersebut.
a) Menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) atau consumer price index. Cara ini
mengukur harga rata-rata dari barang yang dibeli oleh konsumen.
b) Deflator PDB yaitu dengan cara menghitung besarnya perubahan harga dari semua
barang baru, barang produksi lokal, barang jadi dan jasa.
c) Indeks harga produsen yaitu indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang-
barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan produksi.
d) Indeks harga komoditas yaitu indeks yang mengukur harga dari barang-barang
tertentu.
e) Indeks biaya hidup adalah index yang mengukur biaya hidup masyarakat atau
disebut juga cost living index.
Sedangkan Bank Indonesia (BI) mencatat, surplus NPI pada kuartal III-2021
sebesar US$ 10,7 miliar, setelah mengalami defisit sebesar US$ 0,4 miliar pada
kuartal II-2021. Kinerja NPI tersebut ditopang oleh transaksi berjalan yang
mencatat surplus, berbalik dari kuartal sebelumnya yang defisit, serta surplus
transaksi modal dan finansial yang makin meningkat. Kinerja positif ini didorong
oleh surplus neraca barang yang jumbo, didukung peningkatan permintaan negara
mitra dagang utama dan kenaikan harga komoditas yang menyundut kinerja
ekspor barang. Sementara itu, transaksi modal dan finansial pada kuartal III-2021
mengalami peningkatan keuntungan. Surplus transaksi modal dan finansial
tercatat US$ 6,1 miliar atau setara 2,0% PDB, lebih tinggi dari capaian pada
kuartal sebelumnya yang sebesar US$ 1,6 miliar atau 0,6% PDB.
Surplus ini didorong oleh masih masuknya aliran masuk investasi langsung
sebesar US$ 3,3 miliar. Pun, investasi lainnya mencatat surplus setelah mengalami
defisit pada kuartal sebelumnya.
10. Jika dilihat dari data dibawah utang luar negeri Indonesia per Desember 2019 secara
total meningkat dari US$375,4 miliar menjadi US$404,8 miliar. Sisa 13,31 persen
utang pemerintah merupakan pinjaman dari negara-negara kreditur seperti Jepang,
Jerman, Perancis, dan negara lainnya. Jepang memberikan utang kepada Indonesia
sebanyak 12,8 USD. Secara umum, utang luar negeri Indonesia meningkat sebesar 7,7
persen dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan proporsi utang luar negeri terhadap
PDB meningkat dari 29,8 persen di tahun 2018 menjadi 35,6 persen di tahun 2019.
Dari keseluruhan total utang pemerintah Indonesia, sebesar 19,06 persen dialokasikan
ke sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial; 16,6 persen untuk sektor konstruksi; 16,1
persen untuk sektor pendidikan; 15,4 persen untuk sektor adminitrasi, pertahanan, dan
jaminan sosial wajib; serta sebesar 13,2 persen untuk sektor jasa keuangan dan
asuransi.