Anda di halaman 1dari 2

F.

Zakat Madu dan Produksi Hewani


Madu adalah cairan yang keluar dari perut lebah, tidak diragukan lagi bahwa
madu mengandung berbagai macam kandungan gizi maupun obat bagi manusia.
Madu yang keluar dari perut lebah merupakan anugrah dari allah swt. Dalam
perspektif perekonomian modern sekarang, madu di samping diproduksikan secara
alami dan individual, kini dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi komuditas
perdagangan. Karena itu, sangatlah wajar apabila dilihat pula dari kajiannya sebagai
objek zakat.

Diperselisihkan Riwayat dari beliau tentang masalah zakat madu. Imam abu
Dawud meriwayatkan hadist dari amr bin syuaib dari ayahnya dari kakeknya, ia
berkata: hilal, yaitu salah seorang dari bani mut’an dating kepada Rasulullah SAW,
dengan membawa sepersepuluh (1/10) hasil madu dari lebah miliknya. Sebelumnya ia
memang pernah meminta kepada beliau agar melindungi sebuah lebah yang dinamai
salabah untuknya. Ketika umar bin khatab dilantik sebagai khalifah Sufyan bin wahb,
menulis surat kepadanya menanyakan tentang masalah tersebut. Maka umar
membalas suratnya dengan mengatakan : “jika ia membayar kepadamu apa yang dulu
ia bayarkan pada Rasulullah SAW, berupa sepersepuluh madu dari lebahnya, maka
lindungilah untuknya lebah salabah itu. Dan kalua tidak maka lebah itu merupakan
lebah hujan yang bisa dimakan oleh siapa saja yang menghendakinya.”
1. Pendapat para ulama
a. Argumentasi ulama yang mengatakan madu tidak ada zakatnya
Kalangan ulama berbeda pendapat tentang sejumlah hadis ini dan
hukumnya. Al-bukhori mengatakan, tidak ada sedikit pun keterangan
yang shohih tentang zakat madu. Imam al-tarmidzi mengatakan, tidak
ada keterangan yang shohih dari nabi SAW dalam bab ini sedikit pun.
Ibnu al-mundzir mengatakan, tidak terdapat pada kewajiban shodaqoh
dari madu, suatu hadist yang valid dari Rasulullah SAW dan tidak pula
ijma. Jadi, tidak ada zakat padanya. Imam as-syafi’I menyatakan,
hadist yang menyebutkan pada madu ada kewajiban sepersepuluh
adalah dhoif, dan pada keterangan yang tidak boleh diambil darinya
sepersepuluh juga dhoif kecuali dari umar bin abdul azis. Mereka ini
menyatakan, beberapa hadist yang mewajibkan, semuanya cacat.
Hadist ibnu umar berasal dari Riwayat shadaqoh bin Abdullah bin
musa bin yasar bin nafi darinya. Sedangkan shodaqoh dinyatakan dhoif
oleh imam ahmad, yahya bin main dan lain-lain. Al-bukhori
mengatakan shodaqoh tidak ada apa-apanya dan hadist ini munkar.

Anda mungkin juga menyukai