Rex. Pendahuluan Gol. Alkohol
Rex. Pendahuluan Gol. Alkohol
KIMIA FARMASI I
oleh:
Marcelina
20219044
2021
REAKSI PENDAHULUAN: GOLONGAN ALKOHOL
I. Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui reaksi-reaksi golongan alcohol dengan baik
II. Dasar Teori
Alkohol adalah senyawa organik yang mengandung gugus fungsi hidroksi (-
OH). Alkohol bisa berasal dari alkana, alkena, maupun alkuna dengan adanya
pergantian gugus alkil dengan gugus hidroksi pada atom karbon jenuh. Rumus umum
alkohol adalah R-OH, dimana R adalah gugus alkil, alkenil, atau alkunal. Pada kasus
substitusi alkena dan alkuna hanya terjadi pada karbon jenuh (karbon yang tak memiliki
ikatan rangkap). Sebagai contoh, propanol memiliki rumus struktur CH-CH-CH-OH.
Sedangkan 2-propenol memiliki rumus struktur CH=CH-CH-OH. Dan 2-propunol
memiliki rumus struktur CH≡-CH-OH. Jika gugus hidroksi digantikan oleh hidrogen
pada karbon tak jenuh, alkohol tidak akan dapat terbentuk. Sebagai gantinya, maka
akan terjadi proses tautomerisasi. Sebagai contoh, penggantian gugus hidroksi pada
karbon terminal menjadi hidrogen pada 1-propena akan menghasilkan enol yang tak
stabil yang bertautomerisasi menjadi keton.
e. Alkohol Dihidrat
Alkohol dihidrat adalah senyawa yang mengandung dua gugus hidroksi. Contoh
alkohol dihidrat adalah etilen glikol.
f. Alkohol Trihidrat
Alkohol trihidrat adalah senyawa yang mengandung tiga gugus hidroksi. Contoh
alkohol trihidrat adalah gliserol.
Prinsip reaksi identifikasi untuk golongan alcohol, yaitu terbentuk ester jika
ditambahkan asam karboksilat yang dapat diamati dari aromanya.
No Alat Jumlah
.
1 Tabung reaksi 6
2 Rak tabung reaksi 1
3 Penjepit kayu 1
4 Beaker glass 1
5 Spatel 2
6 Kaki tiga (tripod) 1
7 Pembakar Bunsen 1
8 Plat tetes 1
No Bahan Jumlah
.
1 Fenol secukupnya
2 Hidrokuinon secukupnya
3 FeCl3 secukupnya
4 K2Cr2O7 secukupnya
5 Etanol secukupnya
6 Asam asetat grasial secukupnya
7 H2SO4 pekat secukupnya
8 Timbal asetat secukupnya
9 Na4OH secukupnya
10 NaOH secukupnya
IV. Prosedur
Etanol (CH3CH2OH)
Gliserin (C3H8O3)
Mentol (C10H20O)
V. Hasil Pengamatan
Etanol (CH3CH2OH)
Pengamatan
No. Reagensia
Sebelum Sesudah
Esterifikasi:
1 Tidak ada aroma Aroma gandapura
asam salisilat
2 Iodoform Larutan coklat Larutan menjadi merah
3 K2Cr2O7 Larutan jingga Larutan hijau
Gliserin (C3H8O3)
Pengamatan
No. Reagensia
Sebelum Sesudah
1 CuSO4 + NaOH Larutan bening Larutan biru
2 Dikisatkan Larutan biru Larutan biru kehijauan
Mentol (C10H20O)
Pengamatan
No. Reagensia
Sebelum Sesudah
1 Organoleptic Serbuk kristal putih, aroma pepermin, rasa dingin
2 Vanillin + H2SO4 Larutan kuning Larutan jingga
a.
b. Reaksi tes iodoform terhadap etanol
C2H5OH + 6KI+ 6NaOH → 2CHI3 + 6NaI +6KOH
c. Reaksi kimia etanol dengan kalium dikromat
3C2H5OH + 2K2Cr2O7 + 8H2SO4 →3CH3COOH + 2Cr2(SO4)3 + 11H2O + 2K2SO4
d.
e.
VII. Pembahasan
Pada reaksi etanol dan asam salisilat dengan katalis asam sulfat terjadi reaksi
esterifikasi. Asam salisilat (asam-ortohidroksi-benzoat) merupakan suatu asam
karboksilat yang memiliki cincin benzena dan mengikat gugus –OH. Ester merupakan
suatu kelompok senyawa yang umumnya berbau harum. Ester adalah nama dari gugus
fungsi -COO- yang terdapat pada golongan senyawa alkil-alkanoat. Rumus umum ester
adalah RCOOR atau CnH2nO2. Ester adalah turunan dari asam karboksilat atau asam
alkanoat, RCOOH. Pada proses esterifikasi terjadi penggantian gugus –OH dari asam
karboksilat dengan gugus alkoksi dari alkohol. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi
reversibel yang sangat lambat, tetapi bila menggunakan katalis asam mineral seperti
H2SO4 kesetimbangan akan tercapai dalam waktu yang lebih cepat. Pemilihan asam
sulfat sebagai katalis dibandingkan dengan asam kuat yang lain karena asam sulfat
memiliki kemampuan untuk menghidrasi air yang terbentuk karena reaksi sampingan
dari esterifikasi sehingga proses reaksi tersebut terbebas dari air. Selain itu juga
untuk mempercepat terjadinya reaksi dapat dilakukan dengan pemanasan. Panas akan
menyebabkan partikel bergerak lebih cepat karena adanya peningkatan energi kinetik
dari pereaksi sehingga peluang terjadinya tumbukan dan terbentuknya produk semakin
besar. Panas yang diperlukan untuk mempercepat reaksi juga harus memperhatikan
karakteristik dari zat yang bereaksi. Panas yang terlalu tinggi bisa merusak pereaksi
sehingga perlu diperhatikan sifat-sifat pereaksi dan ditentukan panas optimum yang
digunakan dalam reaksi esterifikasi. (Dwipa, 2014). Hasil percobaan ini menghasilkan
aroma yang berbeda bersifat khas dan spesifik. Pada asam salisilat terbentuk aroma
gandapura.
Test iodoform dilakukan dengan mereaksikan etanol dengan larutan iodium
dalam KI dan NaOH 10%. Reaksi iodoform adalah reaksi haloform di mana dalam
reaksi tersebut digunakan iodide dari larutan alkali hidroksida (NaOH dan KOH)
sehingga menghasilkan iodoform. Uji iodoform digunakan untuk mengetahui jenis
alcohol pada suatu sampel. Tes Iodoform pada alcohol hanya dapat digunakan untuk
mengidenifikasi etanol dan alcohol sekunder dengan gugus metil yang melekat secara
langsung pada karbon pembawa gugus hidroksil (-OH). Uji positif dari tes iodoform
untuk mengidentifikasi alcohol ini ditandai dengan terbentuknya endapan iodoform
yang berwarna kuning. Penggunaan larutan iodium dalam larutan KI berfungsi sebagai
sampel utama pengidentifikasian senyawa alkohol, sedangkan NaOH untuk
menciptakan suasana basa. KI dimasukkan terlebih dahulu dikarenakan iodium larut
dalam KI.
Salah satu sifat kimia gugus fungsi alkohol adalah reaksi oksidasi. Alkohol
dapat mengalami reaksi oksidasi dengan KMnO₄ atau K₂Cr₂O₇ (kalium dikormat).
Jadi, adanya etanol dalam suatu larutan diuji secara oksidasi dengan menggunakan
larutan K2Cr2O7. Prinsip yang digunakan adalah reaksi redoks antara etanol dengan
kalium dikromat dalam suasana asam. Reaksi ini ditandai berubahnya warna kalium
dikromat yang mula-mula berwarna jingga menjadi hijau kebiruan. Reaksi terjadi
karena ion Cr (VI) yang mula- mula berwarna jingga telah tereduksi oleh etanol
menjadi ion Cr (III) yang berwarna hijau kebiruan (Pinata, 2011). Asam sulfat berfungsi
untuk menciptakan suasana asam. Alkohol primer dapat dioksidasi baik menjadi
aldehid maupun asam karboksilat tergantung pada kondisi-kondisi reaksi. Alkohol
sekunder jika ditambahkan zat pengoksidasi akan menghasilkan senyawa keton,
sedangkan akohol tersier tidak bisa dioksidasi. Pada percobaan ini didapatkan hasil
terbentuknya larutan berwarna hijau tua kebiru-biruan. Hal ini menandakan dalam
sampel mengandung alcohol primer (etanol).
Gliserin adalah polisakarida kental manis yang larut dalam air dan alcohol dan
merupakan produk sampingan dari saponifikasi (proses pembuatan sabun). Pada
percobaan ini gliserin dicampurkan dengan CuSO4 dan dibasakan dengan NaOH. Hasil
yang didapat adalah terbentuk larutan berwarna kebiruan. Ini menandakan terjadinya
reaksi oksidasi pada senyawa sampel CuSO4 bertindak sebagai oksidator yang
mengalami reduksi pada suasana basa, dimana suasana basa yang terjadi disebabkan
oleh NaOH. Seterusnya, reaksi yang terbentuk di antara gliserin dan CuSO 4 akan
membentuk suatu senyawa kompleks yaitu (C3H5OCuNa)2.3H2O yang berwarna biru
tua. Kemudian dilakukan pengkisatan gliserin di atas penangas air. Hasil yang terlihat
setelah pengkisatan adalah warna larutan menjadi biru kehijauan.
VIII. Kesimpulan
Melalui praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa:
a. Pada proses esterifikasi aroma yang dihasilkan berbeda bersifat khas dan spesifik
b. Uji iodoform digunakan untuk mengetahui jenis alcohol pada suatu sampel.
c. Salah satu sifat kimia gugus fungsi alkohol adalah reaksi oksidasi.