Anda di halaman 1dari 2

HADITS-HADITS TENTANG

KEUTAMAAN SEDEKAH
“Takutlah engkau kepada neraka, sekalipun dengan jalan 1 Rabiul awal
bersedekah dengan potongan kurma, maka barangsiapa tidak Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan 1443 H
dapat menemukan itu maka hendaklah besedekah dengan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan (QS. 58:11) Jum’at,
mengucapkan perkataan yang baik.” (HR. Muttafaq ‘alaih) 8/10/2021
“Jagalah dirimu dari api neraka, walau dengan bersedekkah
separuh buah kurma.” (HR. Muttafaqu ‘Alaih).
“Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar
ma’ruf dan nahi munkar yang kalian lakukan untuk saudaranya
juga sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang
yang tersesat juga sedekah.”(HR. Tirmizi dan Abu Dzar).
“Tidak seorangpun yang menyedekahkan hartanya yang halal
dimana Allah menerimanya dengan kananNya (dengan baik),
walaupun sedekahnya itu hanya sebutir kurma. Maka kurma Mencari ilmu adalah wajib bagi setiap Muslim. Kata pertama yang
tersebut akan bertambah besar di tangan Allah Yang Maha terungkap dari Al Qur’an adalah ” Iqra ” BACA! Mencari
Pengasih, sehingga menjadi lebih besar daripada gunung. pengetahuan! Didiklah dirimu!
Demikian Allah memelihara sedekahmu, sebagaimana halnya
kamu memelihara anak kambing dan unta (semakin hari semakin Alqur’an telah mengungkapkan:
besar).” (HR. Muslim).
“Barangsiapa mengumpulkan harta yang haram, kemudian ia
keluarkan sebagai sedekah, maka ia tidak akan mendapatkan
pahala. Dan ia tetap mendapatkan dosa.” (HR. Ibnu Khuzaimah,
” Katakanlah, "Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
Ibnu Hibban, dan Hakim). orang-orang yang tidak mengetahui?" Sebenarnya hanya orang
yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran. ” (QS.Al-
“Jauhilah neraka walupun hanya engan (sedekah) sebiji kurma, Zumr:9),
kalau kamu tidak menemukan sesuatu, maka dengan omongan
yang baik.” (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim.) dan pada ayat pada surat Al-Baqarah :
”Allah memberikan kebijaksanaan kepada siapa yang Dia kehendaki
“Sesungguhnya sedekah dapat memadamkan panasnya kubur dan kepada siapa kebijaksanaan diberikan, tentu saja dia menerima
bagi orang yang memberikan sedekah, dan sesungguhnya orang
mukmin akan bernaung pada hari kiamat nanti di bawah naungan
manfaat yang melimpah. ” (QS.Al-Baqarah:269)
sedekahnya.” (HR. Tabbrani)
Islam adalah hadiah terbesar kita. Kita harus berterima kasih atas
“Jagalah diri kalian dari api neraka walaupun hanya dengan Ada suatu hari, khalifah Harun Al-Rasyid pemberian ini. Kita harus menyerahkan kepada Allah hak-Nya. Allah
menafkahkan sebuah kurma.”(HR. Bukhari dan Muslim). sedang berjalan-jalan di suatu pasar. Tiba-tiba telah memberi kita begitu banyak dengan menjadikan kita bagian
“Peliharalah harta bendamu dengan cara mengeluarkan zakat. ia memergoki Abu Nawas yang sedang dari umat Nabi Muhammad SAW sehingga kita harus benar-benar
Dan obatilah penyakitmu dengan sedekah. Dan hadapilah memegang botol berisi anggur. mengikat diri kita sebagai pengikut Nabi SAW. Kita harus menjadi
cobaan yang datang bertubi-tubi dengan do’a dan merendahkan Muslim sejati.
diri kepada Allah.” (HR. Abu Daud). Sang khalifah pun menegurnya: “Hai Abu
Nawas, apa yang tengah kamu pegang itu?”. Sangat penting untuk memahami bahwa pemberian terbesar dari
“Apabila anak Adam meninggal dunia maka terputuslah amalnya
Allah? untuk mana kita diliputi rasa syukur? tergantung terutama
kecuali tiga perkara yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat
dan anak shaleh yang mendoakan kedua orang tuanya.”(HR. At-
“Ini susu Baginda”, jawab Abu Nawas sembari pada pengetahuan. Tanpa pengetahuan, seseorang tidak dapat
Tirmidzi) gugup. benar-benar menerima hadiah Islam dari Allah. Jika pengetahuan
“Bagaimana mungkin air susu itu berwarna kita sedikit, maka kita akan terus menghadapi risiko kehilangan
“Selamat datang penuntut karunia luar biasa itu, yang telah kita terima kecuali kita tetap
merah, biasanya kan air susu berwarna ilmu, sesungguhnya
putih?”, tanya sang khalifah yang keheranan penuntut ilmu itu dikelilingi
waspada dalam perjuangan kita melawan ketidaktahuan.
sembari mengambil botolnya.
oleh para malaikat dan Seseorang tanpa pengetahuan seperti seseorang yang berjalan di
“Betul Baginda. Semula air susu ini berwarna dinaungi oleh mereka dengan sepanjang jalan dalam kegelapan total. Kemungkinan langkahnya
putih bersih. Namun, saat melihat Baginda sayap-sayapnya, dan para akan berjalan ke samping dan dia dengan mudah dapat tertipu oleh
yang gagah rupawan, ia tersipu malu”, jawab malaikat itu berada di atas setan. Hal ini menunjukkan bahwa bahaya terbesar kita terletak
Abu Nawas. satu sama lainnya hingga pada ketidaktahuan kita akan ajaran Islam dan dalam
langit pertama karena mereka ketidaktahuan kita tentang apa yang diajarkan Al-Qur’an dan
Mendengar jawaban Abu Nawas tersebut, sangat mencintai apa yang ia bimbingan yang telah diberikan oleh Nabi SAW. Umat muslim, muda
sang khalifah pun tertawa terbahak-bahak cari (yaitu berupa ilmu Allah atau tua, lelaki atau perempuan, harus memperoleh pengetahuan
sambil meninggalkannya dan geleng-geleng Subhanahu wa Ta’ala)”
kepala yang cukup untuk memungkinkan diri kita memahami esensi dari
(HR. Imam Ahmad & Thabrani) ajaran Al-Quran dan tujuan turunnya ajaran itu. Umat muslim juga
` harus dapat memahami dengan jelas misi, yang harus dipenuhi oleh
https://smansa91curup.blogspot.com/ Nabi SAW tercinta ke dunia ini.
Pengetahuan diidentifikasi dalam Islam sebagai ibadah. Memperoleh pengetahuan adalah ibadah, Nabi meminta rezeki sekedar yang memenuhi kebutuhan pokok
membaca Alquran dan merenungkannya adalah ibadah, perjalanan untuk mendapatkan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam meminta rezeki kepada Allah bagi keluarganya sekedar makanan
pengetahuan adalah ibadah. yang pas memenuhi kebutuhan pokok, bukan harta yang berlimpah ruah.
Pengetahuan dikejar dan dipraktikkan dengan kerendahan hati dan kerendahan hati dan mengarah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa:
ke keindahan dan martabat, kebebasan dan keadilan. “Ya Allah, jadikan rezeki keluarga Muhammad berupa makanan yang secukupnya” (HR. Muslim,
no. 1055).
Tujuan utama memperoleh pengetahuan adalah untuk membawa setiap insan lebih dekat kepada Beliau juga menegaskan bahwa dengan terpenuhinya kebutuhan pokok seseorang di hari ia
Tuhan. Hal ini bukan hanya untuk kepuasan pikiran atau indera. Pengetahuan yang sesuai harus bangun dari tidurnya, itu sudah kenikmatan yang luar biasa.
dikaitkan dengan nilai dan tujuan. Salah satu tujuan memperoleh pengetahuan adalah untuk Beliau Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
mendapatkan kebaikan dunia ini, bukan untuk menghancurkannya melalui pemborosan, “Barangsiapa bangun di pagi hari dalam keadaan merasakan aman pada dirinya, sehat badannya,
kesombongan dan dalam pengejaran yang sembrono terhadap standar kenyamanan material yang dan ia memiliki makanan untuk hari itu, maka seolah-olah seluruhnya dunia dikuasakan
lebih tinggi. kepadanya” (HR. Tirmidzi no.2346, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah, no. 2318).
Sebagian kita memiliki persediaan makanan bahkan tidak hanya untuk hari ini, bahkan beberapa
hari ke depan, atau bahkan sampai berbulan-bulan ke depan. Namun ternyata tidak demikian
POTRET KESEDERHANAAN RASULULLAH dengan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, justru rezeki beliau sebatas kebutuhan pokok saja.
SHALLALLAHU’ALAIHI WASALLAM (BAGIAN #1)
Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam adalah seorang pemimpin umat, seorang khalifah, Nabi tidak pernah mendapati banyak makanan dalam kesehariannya
manusia terbaik, ash shadiqul mashduq (orang yang benar dan dibenarkan oleh Allah). Namun Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan keluarga tidak mendapati makanan yang melimpah dalam
apakah kehidupan beliau bergelimang harta dan kemewahan? Ternyata tidak demikian. kesehariannya. Namun hanya sekedar tidak kelaparan dan terpenuhinya kebutuhan pokok,
Sebaliknya kehidupan beliau sangat-sangat sederhana dan bersahaja. sebagaimana dalam hadits-hadits yang sebelumnya.
Kita akan simak riwayat-riwayat berikut ini yang menunjukkan betapa sederhananya kehidupan Dari Malik bin Dinar radhiallahu’anhu, beliau mengatakan:
beliau. “Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tidak pernah merasakan kenyang karena makan roti atau
kenyang karena makan daging, kecuali jika sedang menjamu tamu (maka beliau makan sampai
Gelas pecah ditambal oleh Nabi kenyang)” (HR. Tirmidzi).
Anas bin Malik radhiallahu’anhu mengatakan: Biasanya sekali dalam dua atau tiga hari beliau dan keluarga baru merasakan kenyang. Itu pun
“Gelas Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam pecah. Kemudian beliau menambal bagian pangkal sekedar makan roti gandum, makanan yang sangat sederhana. Aisyah radhiallahu’anha
gagangnya dengan perak” (HR. Bukhari no. 3109). mengatakan:
Sebagian kita mungkin memiliki gelas-gelas yang cantik dan menarik. Ketika retak, atau pecah, “Keluarga Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam tidak pernah merasakan kenyang karena makan
maka biasanya tak lagi berselera untuk memakainya dan akan berpikir untuk menggantinya roti gandum yang diberi idam (semacam kuah) dalam tiga hari, sampai ia bertemu dengan Allah
dengan yang baru. Namun ternyata tidak dengan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, gelas yang (wafat)” (HR. Bukhari no. 5423, Muslim no. 2970).
pecah ditambal boleh beliau. Betapa sederhananya. Dalam riwayat lain:
“Keluarga Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam tidak pernah merasakan kenyang karena makan
Sederhananya cara berpakaian Nabi roti gandum dalam dua hari, sampai beliau wafat” (HR. Bukhari no. 6454, Muslim no. 2970).
Dalam suatu hadits Bukhari-Muslim, diceritakan tentang seorang Arab Badwi (daerah gurun/desa Sebagian kita setiap hari merasakan kenyang bahkan tidak hanya sekali, namun berkali-kali dalam
pinggiran) yang mengajukan beberapa pertanyaan penting dan mendasar kepada Nabi satu hari. Namun sangat sederhananya kehidupan Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam sampai-sampai
Shallallahu’alaihi Wasallam, ketika beliau sedang berkumpul bersama para sahabatnya di masjid. hanya merasakan kenyang hanya sekali dalam dua hari atau tiga hari.
Namun yang menarik, perhatikan bagaimana ketika orang Badwi ini masuk ke masjid. Dari Abu
Hurairah radhiallahu’anhu, beliau mengatakan: Terkadang keluarga Nabi tidak mendapati makanan di suatu hari
“Ketika Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam sedang bersama para sahabatnya, datanglah seorang Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia mengatakan:
lelaki Badwi lalu bertanya: ‘siapakah diantara kalian yang merupakan cucu Abdul Muthalib?’” “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepadaku pada suatu hari: ‘Wahai Aisyah, apakah
Dalam riwayat lain: engkau memiliki sesuatu (untuk dimakan pagi ini?)’. Aku menjawab: ‘wahai Rasulullah, kita tidak
“Ketika Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam sedang bersama para sahabatnya, datanglah seorang memiliki sesuatupun (untuk dimakan)’. Beliau lalu bersabda: ‘kalau begitu aku akan puasa’” (HR.
lelaki sambil menunggang unta, lalu ia meminggirkan untanya di masjid kemudian mengikatnya. Muslim no. 1154).
Ia bertanya: ‘siapakah diantara kalian yang bernama Muhammad?” Dari Nu’man bin Basyir radhiallahu’anhu, beliau berkata kepada para sahabat yang lain:
(HR. Bukhari no. 63, Muslim no. 12). “Bukankah kalian bisa makan dan minum semau kalian? Sungguh aku melihat Nabi kalian
Jadi lelaki Badwi ini hendak mencari Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, seorang Rasul, namun dia Shallallahu’alaihi Wasallam tidak memiliki daql (kurma yang sudah kurang bagus) sama sekali.
melihat tidak ada orang penampilannya mencolok atau beda sendiri. Sehingga dia perlu untuk Dan tidak ada makanan yang bisa memenuhi perutnya” (HR. Muslim no. 2977).
bertanya. Ini menunjukkan bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam berbusana dan berpenampilan Ternyata Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam tidak selalu memiliki makanan setiap harinya, bahkan
sebagaimana para sahabat, tidak beda sendiri, tidak mencolok perhatian, walaupun beliau seorang makanan yang sederhana sekalipun. Tidak sebagaimana kebanyakan kita yang –walhamdulillah–
yang paling mulia di antara mereka. masih bisa mendapati makanan setiap hari bahkan hingga mengenyangkan perut kita.
`

Anda mungkin juga menyukai