Anda di halaman 1dari 3

 

”Ya Allah, janganlah Engkau jadikan dunia pusat perhatianku dan


batas pengetahuanku.” (HR Tirmidzi)

Seorang beriman sangat faham bahwa bila ia hanya memiliki


pengetahuan yang bermanfaat sebatas untuk kepentingan dan
kemaslahatan hidupnya di dunia belaka, maka itu tidaklah terlalu
startegis. Maka iapun mencari tahu apa saja pengetahuan yang
menyebabkan dirinya mengerti hal-hal yang bakal dialaminya setelah
kehidupannya di dunia. Dan semua ilmu tersebut hanya mungkin ia
dapatkan berdasarkan informasi dari Allah dan RasulNya semata.
Sebab semua ilmu yang melewati batas dunia adalah termasuk ilmu
Seorang muslim senantiasa khawatir akan nasibnya kelak di hari mengenai hal-hal yang ghaib. Dan itu tidak bisa diketahui kecuali bila
Kiamat atau hari Berbangkit. Sebab ia faham bahwa pada hari itu datang dari Allah Yang Maha Tahu perkara ghaib maupun nyata.
umat manusia bakal dibangkitkan dan dikumpulkan di Padang Bahkan Nabi Muhammad tidak akan bisa menjelaskannya kecuali
Mahsyar sedangkan matahari berada sangat dekat dari kepala setiap karena beliau sendiri telah diberitahu Allah SWT.
orang. Maka ketika itu setiap orang sangat ingin agar dirinya bisa
bernaung di bawah suatu tempat bernaung agar dapat terhindar dari
Di antara keterangan Rasulullah ialah hadits yang menyatakan
panasnya sengatan matahari.
bahwa naungan orang beriman di hari Kiamat sangat terkait dengan
kebiasaannya mengeluarkan sedekah sewaktu hidupnya di dunia.
Alhamdulillah, Nabi Muhammad memberitahu kepada kita ummatnya, Ketika di padang Mahsyar setiap orang menunggu giliran dirinya
ilmu mengenai apa saja perbuatan yang bila dikerjakan selagi hidup diadili serta timbangan kebaikan dan keburukannya diperhitungkan,
di dunia yang fana ini, dapat menyebabkan hadirnya naungan di hari maka semua orang bakal merasakan panasnya matahari di atas
Kiamat. Oleh sebab itu seorang muslim-mukmin yang cerdas pasti kepala masing-masing. Namun orang-orang yang bersedekah bakal
bersemangat mencari tahu perbuatan apakah gerangan itu. Seorang memperoleh naungan dari matahari karena sedekahnya itu hingga
muslim cerdas sangat peduli dengan apa-apa yang memastikan hukuman alias vonis ditetapkan di antara manusia.
dirinya selamat dan sukses dalam kehidupan di alam abadi akhirat,
sesudah ia meninggalkan dunia fana. Bahkan lebih jauh daripada itu,
seorang mukmin pasti berusaha sekuat tenaga mengamalkan ilmu ‫ص َل‬ َ ‫ص َد َق ِت ِه َح َّتى ُي ْف‬ ِ ‫ ُك ُّل‬: ‫سمعت رسول هللا صلى هللا عليه وسلم يقول‬
َ ‫امْرٍئ فِي ظ ِّل‬
tersebut agar janji yang ada bersamanya menjadi kenyataan kelak di َ ‫ان َأبُو‬
‫الخي ِْر اَل ي ُْخطِ ُئ ُه َيو ٌم‬ َ ‫ َف َك‬: ‫اس قال يزيد‬ ِ ‫ َح َّتى يُحْ َك َم َبي َْن ال َّن‬: ‫ أو قال‬، ‫اس‬ ِ ‫َبي َْن ال َن‬
hari tidak ada naungan kecuali naungan yang datang dengan izin dan َ ‫ َأ ْو َكعْ َك ًة َأ ْو َب‬، ‫ق ِم ْن ُه ِب َشيْ ٍء‬fَ ‫ص َّد‬
‫صلَ ًة ْأو َكذا‬ َ ‫إاَّل َت‬
ridho Allah. Itulah sebabnya seorang muslim tidak akan pernah puas
mendalami sekedar ilmu yang sebatas demi kepentingannya hidup di “Setiap orang berada di bawah naungan sedekahnya (pada hari
dunia fana ini. Ia pasti akan getol memperluas wawasan ilmunya Kiamat) hingga diputuskan di antara manusia atau ia berkata:
hingga mencakup perkara sesudah kematiannya. Demikianlah “Ditetapkan hukuman di antara manusia.” Yazid berkata: ”Abul Khair
permohonannya kepada Allah: tidak pernah melewati satu haripun melainkan ia bersedekah
padanya dengan sesuatu, walaupun hanya sepotong kueh atau
‫اللَّ ُه َّم اَل َتجْ َع ْل ال ُّد ْن َيا َأ ْك َب َر َه ِّم َنا َواَل َم ْبلَ َغ عِ ْل ِم َنا‬ bawang merah atau seperti ini.” (HR Al-Baihaqi – Al-Hakim – Ibnu
Khuzaimah)
Dalam hadits riwayat Imam Ahmad Nabi Muhammad dengan jelas “Ya Rasulullah, semoga Allah memberikan rahmat kepadamu.
dan tegas menyatakan sebagai berikut: Sesungguhnya seorang miskin berdiri di depan pintu rumahku, maka
aku tidak menemukan sesuatu yang bisa aku berikan kepadanya.”
‫صدَ َق ُت ُه‬ ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َقا َل ظِ ُّل ْالمُْؤ م‬
َ ‫ِن َي ْو َم ْالقِ َيا َم ِة‬ َ ِّ‫َعنْ ال َّن ِبي‬ Maka Rasulullah saw bersabda kepadanya: ”Jika kamu tidak
menemukan sesuatu yang bisa kamu berikan kepadanya selain kuku
Bersabda Rasulullah saw: “Naungan orang beriman di hari Kiamat binatang yang dibakar, maka serahkanlah kepadanya di tangannya.”
adalah sedekahnya.” (HR Ahmad) (HR Tirmidzi)

Saudaraku, marilah kita rajin bersedekah agar memperoleh naungan ‫ْن َو ْالب ُْخ ِل‬
ِ ‫ك مِنْ ْال َعجْ ِز َو ْال َك َس ِل َو ْال ُجب‬ ُ ‫اللَّ ُه َّم ِإ ِّني َأع‬
َ ‫ُوذ ِب‬
di hari yang tidak ada naungan kecuali naungan Allah. Sungguh
beruntung orang beriman yang melazimkan dirinya setiap hari “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kelemahan
mengeluarkan sedekah sebagai bentuk investasi cerdas untuk dan kemalasan serta sikap pengecut dan kebakhilan.” (HR Muslim)
melindungi dirinya di hari yang sungguh sangat menyulitkan dan
menakutkan kebanyakan manusia. Seperti yang dikatakan oleh Rezeki bukan hanya materi, tetapi juga bisa dalam bentuk non materi
periwayat hadits di atas yakni Yazid: ”Abul Khair tidak pernah seperti doa. Jangan pernah sepelekan kekuatan doa, apalagi jika
melewati satu haripun melainkan ia bersedekah padanya dengan didoakan oleh para malaikat. Untuk orang yang rajin bersedekah,
sesuatu, walaupun hanya sepotong kueh atau bawang merah atau maka namanya berpotensi dikenal oleh penduduk langit.
seperti ini.”
Rasulullah SAW bersabda:
Dan ketahuilah saudaraku, jangan pernah memandang remeh
pemberian yang engkau keluarkan. Sebab bukan banyaknya “Tidak ada hari yang disambut oleh para hamba melainkan di sana ada
sedekah yang menyebabkan naungan di hari Kiamat. Melainkan dua malaikat yang turun salah satunya berkata ‘ya Allah, berikanlah ganti
keikhlasan kitalah yang menyebabkannya. Sehingga dalam hadits kepada orang-orang yang berinfaq’ sedangkan (malaikat) yang lainnya
lainnya Nabi bahkan bersabda sebagai berikut: berkata ’ya Allah, berikanlah kehancuran kepada orang-orang yang
menahan (hartanya)”.
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم اَل َتحْ ق َِرنَّ مِنْ ْال َمعْ رُوفِ َش ْيًئ ا َولَ ْو َأنْ َت ْل َقى َأ َخا‬
‫ك‬ َ ُّ‫َقا َل ل َِي ال َّن ِبي‬
‫ِب َوجْ ٍه َط ْل ٍق‬ (HR. Bukhari-Muslim)

“Janganlah kamu meremehkan sedikitpun perbuatan ma’ruf, Selagi hayat masih di kandung badan dan kesempatan masih ada…
sekalipun kamu sekedar menemui saudaramu dengan wajah marilah kita biasakan diri kita untuk memperbanyak shadaqoh.
berseri.” (HR Muslim) Jangan sampai kesadaran dan keinginan untuk bershadaqoh baru
muncul di saat sakaratul maut dan ajal telah menjemput.
‫ِين َل َيقُو ُم َع َلى َب ِابي َف َما َأ ِج ُد َل ُه َش ْيًئ ا ُأعْ طِ ي ِه ِإيَّاهُ َف َقا َل‬ َ ‫َيا َرسُو َل هَّللا ِ ِإنَّ ْال ِمسْ ك‬ Sebagaimana penyesalan yang Allah gambarkan dalam QS Al
‫صلَّى هَّللا ُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم ِإنْ َل ْم َت ِجدِي َش ْيًئ ا ُتعْ طِ ي َن ُه ِإيَّاهُ ِإاَّل ظِ ْل ًفا‬ َ ِ ‫َل َها َرسُو ُل هَّللا‬ Munafiqun : 10
‫مُحْ َر ًقا َف ْاد َفعِي ِه ِإ َل ْي ِه فِي َي ِد ِه‬

Anda mungkin juga menyukai