Anda di halaman 1dari 15

ANALISA PERMASALAHAN TUGAS DAN FUNGSI

Nama peserta diklat : Ns. Sri Mardhiah Putri, S. Kep


Nama Diklat : Pelatihan Dasar CPNS
Golongan/Angkatan/Kelompok : III/101/1
Tugas/Jabatan : Perawat Ahli Pertama

1. Profil Lembaga
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta/ RSUD Tarakan
1. Nama SKPD/UKPD
Jakarta Pusat
2. Visi dan Misi Visi :
Menjadi Rumah Sakit Rujukan dengan Pelayanan
Terbaik Berstandar Internasional
Misi :
a. Memiliki SDM yang berkualitas melalui penerapan
budaya kerja sesuai dengan perkembangan IPTEK
dan IMTAQ serta memenuhi kebutuhan, keinginan,
dan harapan masyarakat.
b. Memberikan pelayanan kesehatan prima untuk
seluruh lapisan masyarakat.
c. Meningkatkan kemandirian rumah sakit di segala
bidang.
d. Mewujudkan rumah sakit pendidikan yang
berkualitas menuju Academic Health System
e. Meningkatkan sarana dan prasarana untuk
memberikan pelayanan yang optimal.
f. Menjalin kerjasama yang saling menguntungkan
dengan stakeholders.
g. Menjadi rumah sakit rujukan pelayanan kesehatan
nasional yang modern dan terpercaya.
3. Nilai-nilai Organisasi T: Tanggung jawab
A: Antusias
R: Responsif
A: Akurat
K: Kerjasama
A: Aman
N: Nyaman
4. Tugas Organisasi Melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara
berdaya guna dengan mengutamakan penyembuhan
(kuratif), pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan
secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan
dan pencegahan (preventif), dalam suatu sistem rujukan
bagi seluruh lapisan masyarakat (Peraturan Gubenur
Provinsi DKI Jakarta No.391 Tahun 2016).

1
5 Uraian/Rincian Tugas Pegawai, Uraian kegiatan tugas jabatan fungsional Perawat
dan atau tugas tambahan dan kategori keahlian sesuai jenjang jabatan, ditetapkan
atau keg inisiatif dgn dalam butir kegaiatan sebagai berikut:
persetujuan atasan 1. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada
individu
2. Memberikan konsultasi data pengkajian
keperawatan dasar/lanjut
3. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian
asuhan keperawatan
4. Melaksanakan manajemen surveilans hais sebagai
upaya pengawasan risiko infeksi dalam upaya
preventif dalam pelayanan keperawatan
5. Memberikan konsultasi data pengkajian
keperawatan dasar
6. Merumuskan diagnosis keperawatan pada individu
7. Membuat prioritas diagnosis keperawatan dan
masalah keperawatan
8. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada
individu (merumuskan, menetapkan tindakan)
9. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian
asuhan keperawatan
10. Memberikan pendidikan kesehatan pada individu
pasien
11. Memberikan pendidikan kesehatan pada individu
kelompok
12. Melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi
dengan dokter
13. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan
pelayanan keperawatan sebagai ketua tim/perawat
primer
14. Melakukan preseptorship dan mentorship
15. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi
gawat darurat /bencana/kritikal
16. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada
individu
17. Melakukan pendokumentasian tindakan
keperawatan
18. Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenasi
kompleks
19. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang
kompleks pada area medikal bedah
20. Melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenasi
kompleks
21. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan
kebutuhan nutrisi
22. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan
kebutuhan eliminasi
23. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan
kebutuhan mobilisasi
24. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan
kebutuhan istirahat tidur
25. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan
kebutuhan rasa nyaman dan pengaturan suhu tubuh
26. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan

2
kebutuhan kebersihan diri
27. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien
dengan intervensi pembedahan pada tahap
pre/intra/post operasi
28. Melakukan perawatan luka

2. Identifikasi Isu/Permasalahan Berdasarkan uraian tugas:


Dari uraian tugas diatas setelah dikonsultasikan dengan mentor, maka uraian
tugas yang bermasalah adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan manajemen surveilans hais sebagai upaya pengawasan risiko
infeksi dalam upaya preventif dalam pelayanan keperawatan
b. Melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
c. Melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan
d. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
e. Memberikan pendidikan kesehatan pada individu
f. Memberikan pendidikan kesehatan pada kelompok
Tabel 1 berikut ini menjelaskan permasalahan yang ada di masing-masing
uraian tugas yang bermasalah dan deskripsi keterkaitan dengan mata pelatihan
agenda 3:
Tabel 1 Identifikasi Isu Permasalahan
DESKRIPSI
KETERKAITAN DENGAN DATA/FAKTA/OUTPUT
NO URAIAN TUGAS PERMASALAHAN
MATA PELATIHAN DATA
AGENDA 3
1 2 3 4 5
1. Melaksanakan Belum optimalnya Keterkaitan dengan Bukti dokumentasi diskusi
manajemen surveilans implementasi oral Manajemen ASN dengan mentor dan
hais sebagai upaya hygiene sebagai Memberikan tindakan kepala ruangan ICU
pengawasan risiko upaya pencegahan keperawatan kepada mengenai Isu yang terjadi
infeksi dalam upaya ventilator association pasien merupakan salah di RSUD Tarakan Jakarta
preventif dalam pneumonia pada satu fungsi perawat ASN Pusat di pertemuan
pelayanan pasien dengan yaitu pemberi layanan pertama.
keperawatan dan ventilator publik. Jika memberikan
Melakukan tindakan pelayanan publik tidak Kuesioner yang diberikan
keperawatan optimal, maka seorang kepada 15 perawat ICU
pemenuhan kebutuhan ASN belum menjalankan yang dilakukan
kebersihan diri tugasnya secara pengambilan sampel
Melakukan professional sesuai secara acak
tindakan keperawatan dengan kewajiban dan Didapatkan:
pemenuhan kebutuhan kode etik ASN. 66,67% perawat tidak
kebersihan diri mengetahui SOP oral
Melakukan Pelayanan Publik hygiene pada pasien
tindakan keperawatan Pelaksanaan oral hygiene dengan ventilator.

3
pemenuhan kebutuhan pada pasien dengan
kebersihan diri ventilator yang belum
optimal akan menurunkan
kualitas asuhan
keperawatan yang
diberikan kepada pasien
sehingga menyebabkan
pelayanan publik yang
tidak maksimal.

WoG
Kualitas perawat dalam
melaksanakan oral
hygiene pada pasien
dengan ventilator perlu
ditingkatkan dengan
melakukan koordinasi dan
kolaborasi dengan bagian
komite PPI (Pencegahan
dan pengendalian infkesi)
dan IPCLN Infection
Prevention and Control
Nurse) ruangan ICU
dengan melakukan
monitoring dan supervisi
dalam pelaksanaan oral
hygiene pada pasien
dengan ventilator.
2. Melakukan Belum optimalnya Keterkaitan dengan Data rekam medis pasien
pendokumentasian pendokumentasian Manajemen ASN bulan Juli-Agustus 2021
tindakan keperawatan asuhan keperawatan Dokumentasi merupakan menunjukkan bahwa
di RSUD Tarakan salah satu tanggung masih ada beberapa
Jakarta Pusat jawab perawat dalam perawat yang belum
melaksanakan tugasnya. mendokumentasikan
Dalam pengelolaan ASN asuhan keperawatan
disebutkan tujuannya secara lengkap dan
yaitu menghasilkan belum sesuai dengan
pegawai ASN yang SOP yang sudah
profesional. ditetapkan.
Pendokumentasian yang
kurang lengkap berarti
belum bisa menjalankan
tugas dan kewajiban
sebagai ASN sesuai
profesional.
WoG:
Kualitas
pendokumentasian
asuhan keperawatan perlu
ditingkatkan, oleh karena
itu diperlukan upaya
peningkatan kemampuan
perawat dalam melakukan
dokumentasi asuhan
keperawatan secara
lengkap, akurat dan

4
sesuai dengan SOP oleh
kepala bidang
keperawatan dan bagian
komite keperawatan.
3. Melakukan komunikasi Belum optimalnya Keterkaitan dengan Observasi proses serah
terapeutik dalam pelaksanaan Manajemen ASN terima (handover) pasien
pemberian asuhan komunikasi efektif Komunikasi Efektif SBAR di bulan Juni-Agustus
keperawatan SBAR (situation, merupakan salah satu 2021 di Ruang ICU RSUD
backgorund, tanggung jawab perawat Tarakan
assessment and dalam melaksanakan
recommendation) tugasnya.
pada saat proses Komunikasi efektif SBAR
timbang terima yang belum dilakukan
(handover) pasien secara optimal pada saat
tiap shift di RSUD proses timbang terima
Tarakan Jakarta pasien menunjukkan
Pusat perawat belum
melaksanakan tugas dan
fungsinya sesuai dengan
standar baku dan regulasi
permenpan RB no. 35
tahun 2019. Selain itu
perawat belum
menjalankan tugasnya
secara profesional sesuai
dengan kewajiban dan
kode etik ASN

Pelayanan Publik
Komunikasi SBAR pada
saat proses timbang
terima yang belum optimal
dapat mengakibatkan
kesalahan dalam
memberikan pelayanan
keperawatan kepada
pasien dan dapat
menurunkan standar mutu
keselamatan pasien
(patient safety).
WoG
Kualitas perawat dalam
melakukan komunikasi
efektif SBAR pada saat
melakukan handover perlu
ditingkatkan, dengan
melakukan koordinasi dan
kolaborasi dengan bagian
komite Akreditas RS
(KARS) untuk melakukan
monitoring dan evaluasi
dalam peningkatan
pelaksanaan komunikasi
efektif SBAR pada saat
proses timbang terima
(handover)

5
4 Memberikan Belum optimalnya Keterkaitan dengan Wawancara yang
pendidikan kesehatan peran perawat dalam Manajemen ASN dilakukan kepada 10
pada individu dan memberikan Memberikan edukasi hand keluarga pasien
kelompok pendidikan hygiene dengan prinsip 6 mengenai penerapa hand
kesehatan hand langkah kepada keluarga hygiene, didapatkan 6
hygiene dengan pasien merupakan salah keluarga pasien tidak
prinsip 6 langkah satu fungsi perawat ASN mampu mempraktikkan 6
pada keluarga pasien yaitu pemberi layanan langkah cuci tangan
di ruang ICU RSUD publik. Jika memberikan secara benar dan mereka
Tarakan Jakarta pelayanan publik tidak mengatakan belum
Pusat optimal, maka seorang mendapatkan edukasi
ASN belum menjalankan tentang cara cuci tangan
tugasnya secara dengan menggunakan 6
profesional sesuai dengan langkah.
kewajiban dan kode etik Berdasarkan hasil
ASN. observasi pada 10
keluarga pasien,
Pelayanan Publik didapatkan 5 diantaranya
Pemberian edukasi hand tidak melakukan cuci
hygiene dengan prinsip 6 tangan pada saat masuk
langkah pada keluarga dan keluar ruang ICU baik
pasien yang belum menggunakan dengan air
optimal dapat mengalir maupun dengan
menyebabkan tinggi nya menggunakan handrub.
angka penularan penyakit
dan kejadian infeksi Laporan triwulan komite
nosokomial serta dapat PPI mengenai angka
menurunkan mutu dan kepatuhan cuci tangan
standar pelayanan rumah pada keluarga dan
sakit. pengunjung RSUD
WOG Tarakan Jakarta Pusat
Pemberian edukasi hand adalah 75 % belum
hygiene pada keluarga mencapai target yang
pasien masih perlu sudah ditentukan yaitu 80
ditingkatkan, mengingat %.
pada saat ini masih dalam Laporan triwulan komite
kondisi pandemi covid 19. PPI mengenai angka
Oleh karena itu perlu kejadian infeksi
dilakukan peningkatan nosokomial di RSUD
edukasi hand hygiene Tarakan adalah sebesar
pada keluarga pasien 4,7 %.
dengan melakukan
koordinasi dengan komite
PPI RS.

6
3. Analisis Masalah menentukan Isu Prioritas
Setelah mengidentifikasi beberapa masalah sebagaimana diatas, maka
langkah selanjutnya dilakukan analisis dengan menggunakan pisau analisis
yang diajarkan pada agenda 1 untuk mendapatkan Isu prioritas atau isu yang
diangkat, sebagaimana tabel 2 berikut ini :

Tabel 2. Analisis Masalah menggunakan USG

Kriteria Total Ranking


No Isu
U S G
1. Belum optimalnya implementasi oral
hygiene sebagai upaya pencegahan
ventilator association pneumonia pada 5 5 5 15 I
pasien dengan ventilator di Ruang
ICU RSUD Tarakan Jakarta Pusat
2 Belum optimalnya pendokumentasian
asuhan keperawatan di RSUD 4 4 3 11 IV
Tarakan Jakarta Pusat
3. Belum optimalnya pelaksanaan
komunikasi efektif SBAR (situation,
backgorund, assessment and
4 4 5 13 III
recommendation) pada saat proses
timbang terima (handover) pasien tiap
shift di RSUD Tarakan Jakarta Pusat
3 Belum optimalnya peran perawat
dalam memberikan pendidikan
kesehatan hand hygiene dengan
4 4 4 12 II
prinsip 6 langkah pada keluarga
pasien di Ruang ICU RSUD Tarakan
Jakarta Pusat

Keterangan:

U : Urgency
S : Seriousness
G : Growth
Angka menggunakan skala lingkert 1-5

Isu terpilih berdasarkan analisis USG adalah belum optimalnya implementasi Oral
hygiene sebagai upaya pencegahan ventilator association pneumonia pada pasien
dengan ventilator di Ruang ICU RSUD Tarakan Jakarta Pusat, adapun penilaian
terhadap kualitas isu adalah sebagai berikut :

7
Tabel 3. Penilaian Kualitas Isu
No Analisis USG Kualitas ISU Data/Fakta
1. Urgency : Pelaksanaan oral hygiene pada Penelitian yang dilakukan
Seberapa mendesak suatu pasien dengan ventilator harus oleh Ainur Rusdi (2020)
isu harus dibahas, dianalisis segera dioptimalkan dan dilakukan tentang efektifitas oral
dan ditindaklanjuti sesuai dengan SOP yang sudah hygiene terhadap
ditetapkan oleh RS. Dengan pencegahan ventilator
dilakukan oral hygiene pada pasien associated pneumonia pada
dengan ventilator dapat menurunkan pasien dengan dengan
angka kejadian ventilator associated ventilator mekanik
pneumonia dan menurunkan angka dihasilkan kesimpulan oral
kematian pada pasien yang dirawat hygiene dapat menurunkan
di ruang ICU. risiko ventilator associated
pneumonia pada pasien
dengan ventilator.
Penelitian yang dilakukan
oleh Diah Tika Anggraini
dan Mareta Dea (2020)
tentang pengaruh oral
hygiene terhadap
pencegahan ventilator
associated pneumonia pada
pasien dengan ventilator
didapatkan kesimpulan
Pelaksanaan oral care
secara komprehensif dapat
memperbaiki kesehatan
mulut pasien dengan
ventilasi mekanik, sehingga
kolonisasi bakteri penyebab
ventilator associated
pneumonia dapat dicegah
2. Seriuosness: Isu ini sangat serius karena dapat Hasil kuesioner yang
Seberapa serius isu harus menurunkan kualitas asuhan diberikan kepada 15 orang
dibahas dikaitkan dnegan keperawatan dan jika tidak dilakukan perawat ICU yang dilakukan
akibat yang ditimbulkan sesuai dengan SOP maka dapat pengambilan sampel secara
memperlambat penyembuhan acak, didapatkan hasil:
pasien, dan meningkatkan lama - 10 perawat menjawab
perawatan pasien di rumah yang tidak mengetahui SOP
akhirnya menambah beban biaya oral hygiene pada
rumah sakit. pasien dengan
ventilator.
- 5 orang sampel
menjawab frekuensi
pelaksanaan oral
hygiene cukup
dilakukan 2 kali dalam
sehari.
(Berdasarkan SOP,
frekuensi pelaksanaan oral
hygiene harus dilakukan
minimal 4 kali per hari).

8
Berdasarkan observasi
yang dilakukan kepada 15
sampel perawat dalam
pelaksanaan oral hygiene
dengan melakukan
koordinasi dengan IPCLN
ruangan:
- 8 perawat melakukan
oral hygiene pada
pasien dengan
ventilator tidak sesuai
dengan SOP yang telah
ditetapkan.

Diskusi dengan mentor,


kepala ruangan, ketua tim
ruang ICU dan petugas
IPCLN ruangan ICU,
mengenai pelaksanaan oral
hygiene pada pasien
dengan ventilator di ruang
ICU sepakat mengangkat
masalah belum optimalnya
implementasi oral hygiene
sebagai upaya pencegahan
ventilator association
pneumonia pada pasien
dengan ventilator
merupakan masalah yang
sangat serius untuk saat ini.

Penelitian yang dilakukan


oleh Merry Anggraini, dkk
(2017) menyebutkan bahwa
kurangnya pelaksanaan
oral hygiene pada pasien
dengan ventilator dapat
meningkatkan lama rawat
dalam pemakaian ventilator
sehingga dapat
meningkatkan risiko
kejadian VAP.

Laporan komite PPI


didapatkan 3 bulan terakhir
hasil kultur sputum pasien
di Ruang ICU didapatkan 32
% pasien didapatkan hasil
kuman acinobacter
baumanii MDR,
menunjukkan bahwa pasien
resisten terhadap antibiotik
yang diberikan.

3. Growth : Pelaksanaan oral hygiene pada Salah satu misi RSUD


Seberapa besar pasien dengan ventilator, jika tidak Tarakan Jakarta Pusat yaitu

9
kemungkinan memburuknya dilakukan secara maksimal dan tidak Memberikan pelayanan
isu tersebut jika tidak sesuai dengan SOP, maka kepuasan kesehatan prima untuk
ditangani sebagaimana pasien dan keluarga pasien selama seluruh lapisan masyarakat.
mestinya perawatan akan menurun, dan dapat Data rekam medis pasien
meningkatnya angka mortalitas pada ruang ICU RSUD Tarakan
pasien yang dirawat di ruang ICU didapatkan bahwa terjadi 2
dan meningkatnya biaya layanan kali lipat tingkat kematian
rumah sakit. pada pasien yang dirawat di
ruang ICU.

10
4. Identifikasi Masalah Dikaitkan Dengan Peran Dan Kedudukan PNS
Berdasarkan analisa diatas maka rumusan isu prioritas adalah belum optimalnya implementasi Oral hygiene
sebagai upaya pencegahan ventilator association pneumonia pada pasien dengan ventilator di Ruang ICU RSUD
Tarakan Jakarta Pusat, masalah ini disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut:

Man Material Machine

1. Rendahnya pengetahuan dan Kurangnya pemanfaatan sarana dan prasarana Keterbatasan fasilitas oral set
kepatuhan perawat dalam dalam implementasi oral hygiene pada pasien dalam melaksanakan oral
melaksanakan oral hygiene pada dengan ventilator hygiene pada pasien dengan
pasien dengan ventilator ventilator
2. Keterbatasan jumlah SDM perawat

Belum optimalnya implementasi


oral hygiene sebagai upaya
pencegahan ventilator association
pneumonia pada pasien dengan
ventilator di Ruang ICU RSUD
Tarakan Jakarta Pusat

Environtment

1. Kurangnya monitoring dan evaluasi dari


Method pimpinan
Pelayanan yang masih berfokus pada medikasi 2. Tidak ada sistem reward dan punishment
dalam pelaksanaan oral hygiene pada
pasien dengan ventilator

11
Gambar 3. Analisis Penyebab Isu Prioritas dengan Menggunakan Diagram Fishbone
Dengan menggunakan metode fishbone, didapatkan bahwa penyebab
masalah belum optimalnya implementasi oral hygiene sebagai upaya
pencegahan ventilator association pneumonia pada pasien dengan ventilator
di Ruang ICU adalah
a. Man, rendahnya pengetahuan dan kepatuhan perawat dalam
melaksanakan Oral hygiene sesuai SOP kepada pasien dengan ventilator
dan keterbatasan jumlah SDM Perawat
b. Method, pelayanan keperawatan masih berfokus pada terapi medikasi
c. Material, kurangnya pemanfaatan sarana prasarana dalam implementasi
oral hygiene
d. Machine, Keterbatasan fasilitas oral set dalam melaksanakan oral hygiene
pada pasien dengan ventilator
e. Environment, kurangnya monitoring dan evaluasi dari pimpinan dan tidak
ada sistem reward dan punishment dalam pelaksanaan oral hygiene pada
pasien dengan ventilator

Dari kelima penyebab masalah “belum optimalnya implementasi oral hygiene


sebagai upaya pencegahan ventilator association pneumonia pada pasien
dengan ventilator di Ruang ICU RSUD Tarakan Jakarta Pusat”, dilakukan lagi
analisis dengan menggunakan metode USG bersama Mentor untuk
menentukan penyebab prioritas dari masalah tersebut yang dijabarkan pada
tabel berikut ini:

14
Tabel 4. Analisis Penyebab Isu Prioritas Menggunakan Metode USG
Kriteria Total Ranking
No Situasi/Penilaian
U S G
1. Rendahnya pengetahuan dan
kepatuhan perawat dalam
5 4 5 14 I
melaksanakan Oral Hygiene sesuai
SOP pada pasien dengan ventilator
2. Kurangnya pemanfaatan sarana
prasarana dalam implementasi oral
4 4 3 11 IV
hygiene pada pasien dengan
ventilator
3 Keterbatasan jumlah SDM perawat 5 4 4 13 II
4 Keterbatasan fasilitas oral set dalam
melaksanakan oral hygiene pada 4 4 4 12 III
pasien dengan ventilator
5 kurangnya monitoring dan evaluasi
4 3 3 10 V
dari pimpinan

Berdasarkan hasil diskusi dengan mentor, didapatkan kesimpulan bahwa


penyebab prioritas dari isu belum optimalnya implementasi oral hygiene sebagai
upaya pencegahan ventilator association pneumonia pada pasien dengan
ventilator di Ruang ICU RSUD Tarakan Jakarta Pusat yaitu karena rendahnya
pengetahuan dan kepatuhan perawat dalam melaksanakan Oral Hygiene sesuai
SOP pada pasien dengan ventilator.

4. Dampak Masalah
Jika permasalahan ini tidak segera dipecahkan, maka akan meyebabkan hal-
hal sebagai berikut:
a. Menurunnya mutu kualitas asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien
b. Semakin tingginya angka kejadian ventilator associated pneumonia pada
pasien dengan ventilator
c. Semakin besarnya biaya yang dibebankan kepada rumah sakit
d. Angka mortalitas pasien akan semakin tinggi di ruang ICU
e. Menurunnya Kepercayaan keluarga pasien kepada pemberi pelayanan
keperawatan.

5. Alternatif Pemecahan Masalah


Setelah melihat faktor-faktor penyebab isu prioritas diatas yaitu rendahnya
pengetahuan dan kepatuhan perawat dalam melaksanakan oral hygiene sesuai

15
SOP kepada pasien dengan ventilator, keterbatasan jumlah SDM perawat,
pelayanan keperawatan masih berfokus pada terapi medikasi, kurangnya
pemanfaatan sarana prasarana dalam implementasi oral hygiene, keterbatasan
oral set dalam melakukan oral hygiene dan kurangnya monitoring dan evaluasi
dari pimpinan. Setelah dilakukan analisis, didapatkan penyebab prioritas isu
yang terpilih adalah rendahnya pengetahuan dan kepatuhan perawat dalam
melaksanakan oral hygiene sesuai SOP kepada pasien dengan ventilator, maka
dilakukan diskusi dengan mentor untuk mencari altenatif solusi dengan
menggunakan Metode McNamara sebagai berikut :

Tabel 5. Analisis Tapisan Mc Namara untuk menentukan solusi prioritas

16
NO Situasi/Penilaiaian Efektivitas Kemudahan Biaya Total
1 Sosialisasi mengenai oral
hygiene sesuai SOP kepada
perawat ICU dan advokasi
pengisian lembar VAP dengan
menambahkan kolom waktu 5 5 4 14
pelaksanaan di lembar VAP
sebagai bukti pelaksanaan Oral
hygiene oleh perawat pada
setiap shift
2 Melakukan koordinasi dengan
komite PPI untuk memberikan
pelatihan dan seminar tentang 4 4 3 11
pencegahan VAP pada pasien
dengan ventilator
3 Melakukan koordinasi dengan
komite PPI dalam melakukan
supervise dalam pelaksanaan 4 4 4 12
oral hygiene pada pasien
dengan ventilator
4 Menerapkan sistem reward dan
punishment dalam pelaksanaan
4 3 3 10
oral hygiene pada pasien
dengan ventilator
5 Menambah sumber daya
4 3 2 9
manusia perawat
Ket : 1 = sangat rendah ; 2 = rendah ; 3 = sedang ; 4 = tinggi ; 5 = sangat tinggi

Berdasarkan analisa tapisan Mc Namara untuk menentukan solusi prioritas,


maka gagasan penyelesaian isu yang terpilih adalah: sosialisasi mengenai oral
hygiene sesuai SOP kepada perawat ICU dan advocacy pengisian lembar VAP
dengan menambahkan kolom waktu pelaksanaan oral hygiene di lembar VAP
sebagai bukti pelaksanaan Oral hygiene oleh perawat pada setiap shift. Gagasan ini
sebagai pemecahan Isu yang akan dilanjutkan untuk menyusun rancangan
aktualisasinya.

17

Anda mungkin juga menyukai