Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance

Volume 1 Nomor 2, November 2018


p-ISSN 2621-6833
e-ISSN 2621-7465

PEMBIAYAAN DAN KREDIT DI LEMBAGA KEUANGAN


Nurhadi
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Azhar Pekanbaru
Email: alhadicentre@yahoo.co.id

ABSTRAK

Perkembangan lembaga keuangan dalam perekonomian semakin membludak, apalagi di era


moderen dan serba digital. Lembaga keuangan selalu menjadi term yang sangat aktual
diseminarkan diberbagai forum dan diskusi, baik berskala nasional maupun internasional.
Ekonomi dan bisnis keuangan sangat digemari. Di Indonesia misalnya lembaga keuangan
perbankan, leasing, asuransi, koperasi dan lembaga lainnya. Diantara itu semua, perbankan
adalah urat nadi perekonomian suatu negara. Lembaga keuangan syariah beroperasi sesuai
syariah Islam. Lembaga keuangan konvensional beroperasi dengan sistem bunga. Di kedua
lembaga tersebut ada pembiayaan dan kredit. Perbedaan antara pembiayaan LKS dengan
kredit LKK, adalah: 1). Dari segi akad dan legalitas; 2). Dari segi bisnis dan usaha yang
dibiayai; 3). Struktur organisasi dan lembaga penyelesaian sengketa. Persamaanya adalah: 1).
Sisi teknis penerimaan uang; 2). Persamaan mekanisme transfer; 3). Teknologi komputer, 4).
Syarat-syarat umum; 5). Persamaan kartu kreditnya sama-sama memiliki iuran tahunan, yaitu:
(a). Pagu limit berdasarkan jenis kartu, yaitu hijau, emas dan platinum; (b). Menggunakan jasa
layanan penyedia kartu global (master card); (c). Dapat digunakan untuk kegiatan dasar, yaitu
pembayaran secara kredit di marchant penyedia kartu global tersebut dan pembayaran tagihan
bulanan, seperti listrik, air dan telepon.

Kata Kunci : Pembiayaan, Kredit, Lembaga, Keuangan.

ABSTRACT

The development of financial institutions in the economy is advanced, especially in the


modern and digital era. Financial institution becomes a very actual term to be presented in
various forums and discussions, both national and international. Financial economics and
business are very popular. In Indonesia, for example, the financial institutions are in the form
of banking, leasing, insurance, koperasi, etc. Among them, banking is the economic lifeblood
of a country. Islamic financial institutions operate according to Islamic sharia, while
conventional financial institutions operate according to interest systems. Both financial
institutions implement financing and credit. The differences between Islamic financial
institution (LKS) and conventional financial institution (LKK) are in: 1) contract and legality,
2) business and the business financed, and 3) organizational structure and dispute resolution
institution. The similarities of both financial institutions are: 1) technical side of receiving
money, 2) similarities in transfer mechanism, 3) computer technology, 4) general
requirements, and 5) similarities in the credit card that has annual fee that: (a) has limit,
based on the type of the credit card (green, gold and platinum), (b) uses global card provider
service (master card), (c) can be used for basic activities, namely credit payment in the global
card provider marchant and monthly bill payment, such as electricity, water and telephone.

Keywords : Financing, Loan, Financial Institutions.

14
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24

PENDAHULUAN meningkatkan penyaluran pembiayaan


pada sektor riil masyarakat (Ria, 2018).
Perkembangan lembaga
Produk lembaga keuangan
keuangan dalam bisnis dikancah
perbankan syariah diantaranya adalah
perekonomian semakin membludak,
pembiayaan. Menurut Sumiyanto (2008)
apalagi di era modren dan serba digital.
sebagaimana dikutip Ria (2018),
Industri keuangan selalu menjadi term
”Pembiayaan adalah aktifitas
yang sangat aktual diseminarkan
menyalurkan dana yang terkumpul
diberbagai forum dan diskusi, baik
kepada anggota pengguna dana, memilih
berskala nasional maupun internasional.
jenis usaha yang akan dibiayai agar
Ini juga menjadi bukti bahwa kemajuan
diperoleh jenis usaha yang produktif,
suatu negara dapat dilihat dari kemajuan
menguntungkan dan dikelola oleh
ekonomi dan bisnis keuangannya, dan
anggota yang jujur dan bertanggung
dunia industri keuangan menjadi bisnis
jawab”. Secara normatif perbankan
yang paling diminati diberbagai negara
syariah dalam sistem perbankan
maju dan negara berkembang (Hasan,
Indonesia telah ada dari tahun 1992 yang
2018).
disebut dengan Bank bagi hasil. Lalu
Ekonomi dan bisnis keuangan
dielaborasi dengan Undang-undang
yang sangat digemari masyarkat
Nomor 10 tahun 1998 tentang
umumnya, apalagi di Indonesia adalah
perbankan, dengan memakai istilah
lembaga keuangan perbankan. Bahkan
Dual Banking Sistem. Sehingga pada
boleh dikatakan perbankan adalah urat
tahun 2008 di sempurnakan dengan
nadi perekonomian suatu negara. Selain
Undang-undang Nomor 21 tahun 2008
itu, perbankan juga merupakan salah satu
tentang perbankan Syariah, yang
lembaga kepercayaan yang fungsinya
memuat secara rinci model transaksi
sebagai wadah intermediasi, membantu
perbankan Syariah di Indonesia (Ria,
kelancaran sistem pembayaran,
2018).
pembiayaan dan yang sangat penting
Sedangkan lembaga keuangan
adalah perbankan sebagai lembaga
perbankan konvensional menggunakan
pelaksana kebijakan moneter bagi
sistem bunga yang rentan terhadap
pemerintah (Ria, 2018).
Secara umum di Indonesia, kondisi ekonomi suatu negara. Sebagai
bukti, krisis moneter tahun 2008,
perbankan terbagi dua jenis, perbankan
perbankan syariah seluruh dunia tidak
syariah dan konvensional. Perbankan
terlalu mengalami dampak yang
syariah secara umum memilki tujuan
signifikan, dan menjadi salah satu icon
untuk menyediakan pelayanan jasa
lembaga keuangan yang kokoh dan kuat
keuangan dengan prinsip syariah,
dalam menghadapi krisis ekonomi
penerapan akad-akad dalam transaksinya
global, sebagai contoh lembaga
memakai prinsip dan nilai-nilai syariah,
keuangan yang bernama Lehman
oleh karenanya kehadiran perbankan
Brothers yang berumur 100 tahun runtuh
syariah dimaksudkan sebagai solusi
dan koma tak terselamatkan, akhirnya
alternatif (bank alternatif) untuk
hilang dari peredaran lembaga keuangan
menghindari keterpurukan ekonomi
dunia (Bambang, 2018).
suatu negara yang terbelit ribawi.
Perbankan dalam memenuhi
Perbankan syariah sebagai hakim yang
kebutuhan masyarakat luas, terutama
mengaadili dan memberikan
penyaluran dana, dapat dibagi menjadi
perlindungan perekonomian nasional,
dua model, yaitu model pembiayaan
serta dapat berupaya untuk mendorong
untuk perbankan syariah (margin

15
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24

keuntungan/bagi hasil), dan model kredit pengembangan pengusaha golongan


untuk perbankan konvensional (suku ekonomi lemah atau pengusaha kecil,
bunga). Kebutuhan penyaluran dana pengembangan ekspor non migas dan
tersebut bagi masyarakat diperuntukkan pengembangan pembangunan
pembelian tempat tinggal (rumah), perumahaan rakyat (Amarsyaeliani,
fasilitas kenderaan (mobil dan motor) 2014).
dan sebagainya (Nurhadi, 2017). Yang Lembaga keuangan konvensional
demikian juga berlaku di lembaga adalah badan usaha yang kekayaannya
keuangan lainya, seperti leasing, terutama dalam bentuk aset keuangan
asurasni, koperasi, dan lainya. atau tagihan (claims) dibandingkan aset
Berdirinya banyak lembaga non financial atau aset ril. Lembaga
keuangan dimasyarakat dan butuhkanya keuangan konvensional memberikaan
masyarakat pada lembaga tersebut tidak kredit kepada nasabah dan menanamkan
bisa dibendung, bahkan seluruh elemen dananya dalam surat-surat berharga
masyarakat berbondong-bondong (obligasi). Di samping itu, lembaga
mendatanginya dengan berbagai keuangan konvensional juga
keperluan, namun dalam pantuan dalam menawarkan berbagai jasa keuangan
keadaan kondisi ekonomi yang sulit antara lain menawarkan berbagai jenis
seperti ini (agustus 2018) menurut skema tabungan, proteksi asuransi,
penulis kebanyakan masyarakat hendak program pensiun, penyediaan sistem
mengadakan transaksi pengajuan pembayaran dan mekanisme transfer
pembiayaan, baik pembiayaan konsumtif dana. Lembaga keuangan konvensional
maupun produktif di lembaga keuangan merupakan bahagian dari sistem
tersebut. Melalui pendahuluan ini, maka ekonomi dan keuangan dalam sistem
penulis akan mencoba membahas apa itu ekonomi moderen yang fungsinya
lembaga keuangan, pembiayaan, kredit, melayani masyarakat pemakai jasa-jasa
perbedaan dan perbandingan antara keuangan secara digitalisasi (Nurjaman,
lembaga keuangan syariah dengan 2014).
lembaga keuangan konvensional. Mekanisme Lembaga Keuangan
Syariah, dalam setiap transaksi tidak
PEMBAHASAN mengenal bunga, baik dalam
Konsep Lembaga Keuangan menghimpun tabungan investasi
Secara umum lembaga keuangan masyarakat ataupun dalam pembiayaan.
atau industri keuangan terbagi menjadi Keuntungan total pada modal akan
dua, yaitu industri keuangan syariah dan dibagi di antara kedua pihak menurut
industri keuangan konvensional. keadilan (bagi hasil). Pihak penyedia
Lembaga keuangan syariah adalah dana tidak akan dijamin dengan laju
lembaga yang dalam aktifitasnya, baik keuntungan di depan meskipun bisnis itu
penghimpunan dana maupun dalam ternyata tidak menguntungkan (Lewis,
rangka penyaluran dananya memberikan 2001).
dan mengenakan imbalan atau dasar Ciri-ciri Lembaga Keuangan
prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi Syariah minimal ada lima hal, yaitu: 1).
hasil (Kasmir, 2012). Yang dimaksud Dalam menerima titipan dan investasi,
dengan mengkhususkan diri untuk Lembaga Keuangan Syariah harus sesuai
melakukan kegiatan tertentu adalah dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah;
melaksanakan kegiatan pembiayaan 2). Hubungan antara investor
jangka panjang, pembiayaan untuk (penyimpan dana), pengguna dana, dan
mengembangkan koperasi, lembaga keuangan syariah sebagai

16
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24

intermediary institution, berdasarkan memakai sistem bunga dalam segala


kemitraan, bukan hubungan debitur- aspek transaksinya, sedangkan bank
kreditur; 3). Bisnis Lembaga Keuangan syariah lebih menggunakan sistem bagi
Syariah bukan hanya berdasarkan profit hasil, perbankan tidak akan terlepas dari
orianted, tetapi juga falah orianted, kehidupan umat, termasuk kehidupan
yakni kemakmuran di dunia dan beragama. Misalnya, ibadah haji di
kebahagiaan di akhirat; 4). Konsep yang indonesia, umat Islam harus memakai
digunakan dalam transaksi lembaga jasa bank. Tanpa jasa bank,
syariah berdasarkan prinsip kemitraan perekonomian Indonesia tidak selancar
bagi hasil, jual beli atau sewa menyewa dan semaju seperti sekarang ini. Para
guna transaksi komersial, dan pinjam- ulama dan cendikiawan muslim masih
meminjam (qardh/ kredit) guna transaksi tetap berbeda pendapat tentang hukum
sosial; 5). Lembaga keuangan syariah bemuamalah dengan bank konvensional
hanya melakukan investasi yang halal dan hukum bunga bank (Nurhadi, 2017).
dan tidak menimbulkan kemudharatan Konsep Pembiayaan dan Kredit
serta tidak merugikan syiar Islam Pembiayaan menurut Kasmir
(Nurjaman, 2014). (2013) sebagaimana dikutip Nurhadi
Mekanisme lembaga keuangan (2017) adalah sama dengan kredit hanya
konvensional, kegiatan usaha perbankan saja dengan imbalan atau bagi hasil.
atau lembaga keuangan dalam Menurut Umam (2013) pembiayaan
melakukan penghimpunan dana adalah tagihan dengan imbalan Ujrah,
masyarakat maupun dalam penyaluran tanpa imbalan atau bagi hasil memakai
dana dilakukan melalui produksi jasa akad-akad syariah. Menurut Danupranata
keuangan. Hal ini karena produksi jasa (2013) pembiayaan adalah pemberian
keuangan dan bank dapat mempengaruhi fasilitas penyediaan dana untuk
perbedaan uang di masyarakat, serta memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
berpengaruh terhadap perekonomian tergolong mengalami kekurangan dana,
nasional. Oleh karena itu, produksi jasa pembiayaan produktif adalah jenis
keuangan bank diatur oleh peraturan pembiayaan untuk peningkatan usaha,
yang sifatnya mengikat dalam kegiatan baik usaha produksi, perdagangan
oprasional, yaitu dengan undang-undang maupun investasi, sedangkan
perbankan nasional, sehingga dapat pembiayaan konsumtif adalah digunakan
memberikan keamanan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan konsumsi,
dalam menyimpan dananya maupun bagi yang akan habis digunakan saat dipakai
stabilitas ekonomi nasional. Keamanan untuk memenuhi kebutuhan.
dana masyarakat dalam perbankan Pembiayaan menurut Ria (2018)
dijamin oleh LPS (lembaga penjamin adalah penyedia dana atau tagihan yang
simpanan), sedangkan keamanan dana dipersamakan dengan itu berupa: (a)
sebagai stabilitas ekonomi nasional Transaksi bagi hasil dalam bentuk
dijamin oleh otoritas jasa keuangan Mudharaba dan Musyarakah, (b)
(OJK) dan bank Indonesia ( BI) serta Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk
menteri keuangan (Amarsyaeliani, ijarah atau sewa beli dalam bentuk
2014). ijarah muntahiya bittamlik, (c) Transaksi
Zaman modren seperti sekarang jual beli dalam bentuk piutang
ini, umat Islam hampir tidak dapat Murabaha, Salam, dan istisnha, (d)
menghindari diri dari bermuamalah Transaksi pinjam meminjam dalam
dengan bank, baik syariah maupun bentuk piutang qardh, dan (e) Transaksi
konvensional, bank konvensional yang

17
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24

sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah leteratur adalah: 1). Untuk meningkatkan
untuk transaksi multijasa. daya guna uang. 2). Untuk meningkatkan
Kredit syariah adalah akad yang peredaran dan lalu lintas uang. 3). Untuk
sah dalam muamalah karena basis meningkatkan daya guna barang. 4).
akadnya adalah jual beli. Maka yang Meningkatkan peredaran barang. 5).
dimaksud kredit syariah adalah membeli Sebagai alat stabilitas ekonomi. 6).
barang dengan harga yang berbeda Untuk meningkatkan kegairahan
antara kontan dan angsuran dalam waktu berusaha. 7). Untuk meningkatkan
tertnetu (karena ekonomi Islam juga pemerataan pendapatan. 8). Untuk
mengakui adanya asumsi economic meningkatkan hubungan internasional
value of money). Akad ini dikenal (L/C, CGI, dan lain-lain) (Untung,
dengan istilah bai` bit taqshid atau 2004). 9). Menjadi motivator dan
bai` bits-tsaman `ajil. Atau biasa dinamisator peningkatan kegiatan
dikenal dengan skema Bai’ perdagangan dan perekonomian. 10).
murabahah (jual beli barang pada harga Memperbesar modal kerja perusahaan.
asal dengan tambahan keuntungan yg 11). Meningkatkan income per capita
disepakati (Fatoni, 2014 dan Nurhadi, (IRC) masyarakat. 12). Mengubah cara
2017). berpikir/bertindak masyarakat untuk
Kredit menurut Undang-Undang lebih ekonomis (Hasibuan, 2008).
Perbankan Nomor 10 tahun 1998 adalah Perbedaan dan Persamaan
penyediaan uang atau tagihan yang dapat Pembiayaan Lembaga Keuangan
dipersamakan dengan itu, berdasarkan Syariah dengan Kredit Lembaga
persetujuan atau kesepakatan pinjam Keuangan Konvensional
meminjam antara bank dengan pihak lain Ada beberapa perbedaan antara
yang mewajibkan pihak peminjam pembiayaan lembaga keuangan syariah
melunasi utangnya setelah jangka waktu dengan kredit lembaga keuangan
tertentu dengan pemberian bunga konvensional, diantaranya adalah:
(Nurhadi, 2017). 1. Dari Segi Akad dan Legalitas.
Setiap pemberian kredit memiliki Fikih muamalat Islam
unsur sebagai berikut: 1). Kepercayaan. membedakan antara wa’ad dengan akad.
2). Kesepakatan. 3). Jangka Waktu. 4). Wa’ad hanya mengikat satu pihak. Bila
Resiko. 5). Balas Jasa (Kasmir, 2013). pihak yang berjanji tidak dapat
6). Degree of Risk (Simorangkir, 2001). memenuhi janjinya, maka sanksi yang
Tujuan kredit adalah: 1). Mencari diterimanya lebih merupakan sanksi
Keuntungan. 2). Membantu Usaha moral. Akad merupakan suatu
Nasabah (perusahaan). 3). Membantu kesepakatan yang mengikat kedua belah
Pemerintah (Kasmir, 2013). 4). pihak yang saling bersepakat (Mas’adi,
Melaksanakan kegiatan operasional 2002). Bila salah satu atau kedua pihak
bank. 5). Memenuhi permintaan kredit yang terikat dalam kontrak itu tidak
dari masyarakat. 6). Memperlancar lalu dapat memenuhi kewajibannya, maka
lintas pembayaran. 7). Meningkatkan ia/mereka menerima sanksi seperti yang
pendapatan dan kesejahteraan sudah disepakati dalam akad (Suryadi,
masyarakat (Hasibuan, 2008). 8). Turut 2018 dan Indriani et all, 2018). Lembaga
menyukseskan program pemerintah di keuangan Islam atau syari’ah, akad yang
bidang ekonomi dan pembangunan dilakukan memiliki konsekuensi duniawi
(Simorangkir, 2001). dan ukhrawi karena akad yang dilakukan
Fungsi kredit menurut Nurhadi berdasarkan hukum Islam. Sering kali
(2017) yang beliau kutip dari beberapa nasabah berani melanggar

18
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24

kesepakatan/perjanjian yang telah akad itu”. Lembaga keuangan syariah


dilakukan bila hukum itu hanya tidak akan membiayai bisnis dan usaha
berdasarkan hukum postif belaka, tapi yang bertentangan dengan syariah.
tidak demikian bila perjanjian tersebut Usaha yang dibiayai adalah usaha yang
memiliki pertanggung jawaban hingga halal. Lembaga keuangan syariah tidak
yaumil qiyamah nanti. Setiap akad dalam membiayai bisnis dan usaha yang
lembaga keuangan Islam, baik dalam hal mengandung Maghrib (Maysir, Gharar,
barang, pelaku transaksi, maupun Riba). Secara Umum, perbankan syariah
ketentuan lainnya, harus memenuhi membiayai: (1). Obyek pembiayaan
ketentuan akad, seperti hal berikut: (1). harus halal tak boleh mengandung Unsur
Rukun, sebagai berikut: a). Penjual; b). Haram; (2). Proyek tak boleh
Pembeli; c). Barang; d). Harga; e). menimbulkan kemudharatan pada
Akad/ijab-qabul; dan (2). Syarat, sebagai masyaraka; (3). Proyek tak boleh
berikut: a). Barang dan jasa harus halal berkaitan dengan mesum/asusila; (4).
sehingga transaksi atas barang dan jasa Proyek tak boleh berkaitan dengan
yang haram menjadi batal demi hukum perjudian; (5). Usaha tak boleh berkaitan
syariah; b). Harga barang dan jasa harus dengan industri senjata illegal, berkaitan
jelas; c). Tempat penyerahan harus jelas dengan pembunuh masal; (6). Proyek tak
karena akan terdampak pada biaya boleh merugikan syiar Islam baik
transportasi; d). Barang yang langsung maupun tak langsung (Indriani
ditransaksikan harus sepenuhnya dalam et all, 2018).
kepemilikan. Tidak boleh menjual 3. Struktur Organisasi dan Lembaga
sesuatu yang belum dimiliki atau Penyelesaian Sengketa.
dikuasai seperti yang terjadi pada Struktur organisasi lembaga
transaksi short sale dalam pasar modal keuangan syariah, yaitu: (1). Terdapat
(Multimules, 2016). Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang
2. Dari Segi Bisnis dan Usaha yang berperan mengawasi jalannya
Dibiayai. operasional bank sehari-hari agar selalu
Landasan hukum PBI No. sesuai dengan ketentuan syariah; (2).
6/24/PBI/2004 Bab V pasal 36 bank Terdapat Dewan Syariah Nasional
wajib menerapkan prinsip syariah dan (DSN) : Dewan Syariah yang bersifat
prinsip kehati-hatian dalam melakukan nasional yang membawahi seluruh
kegiatan usaha yang meliputi lembaga keuangan syariah dan
penghimpunan dana dari masyarakat mengawasi kinerja DPS. Sedangkan
dalam bentuk simpanan dan investasi struktur organisasi lembaga keuangan
antara lain giro berdasarkan prinsip konvensional, yaitu: (1). Tidak ada,
waidah, tabungan berdasarkan prinsip hanya ada Komisaris dan Direksi; (2).
wadiah dan mudharabah, dan deposito Tidak ada, hanya Bank Indonesia (BI)
berjangka berdasarkan prinsip sebagai pengawas utamanya. Lembaga
mudharabah. Landasan syariah QS Penyelesaian Sengketa, dalam lembaga
annisa 4:29 “ Hai orang yang beriman keuangan syariah, yaitu: (1). Jika
janganlah kalian saling memakan terdapat perbedaan atau perselisihan
(mengambil) harta sesamamu dengan antara bank dan nasabahnya, kedua belah
jalan batil kecuali dengan jalan pihak tidak menyelesaikannya di
perniagaan yang berlaku dengan peradilan negeri, tetapi
sukarela diantaramu”. QS al Maidah 5-1 menyelesaikannya sesuai tata cara dan
“Hai orang beriman! Penuhilah akad- hukum syariah; (2). Lembaga yang

19
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24

mengatur hukum materi dan prinsip 4. Persamaan untuk kartu kredit


syariah di Indonesia disebut BAMUI syariah dan kartu kredit
(Badan Arbitrase Muamalah Indonesia) konvensional adalah memiliki
yang didirikan secara bersama oleh
iuran tahunan, yaitu: (a). Pagu
Kejagung RI dan MUI. Sedangkan
dalam lembaga keuangan konvensional limit berdasarkan jenis kartu,
penyelesaian sengketa, yaitu: Jika yaitu hijau, emas dan platinum;
terdapat perbedaan atau perselisihan (b). Menggunakan jasa layanan
antara bank dan nasabahnya, kedua belah penyedia kartu global (master
pihak menyelesaikannya di peradilan card); (c). Dapat digunakan
negeri (Multimules, 2016). untuk kegiatan dasar, yaitu
Maka adapun persamaan
pembayaran secara kredit di
pembiayaan lembaga keuangan syariah
dengan kredit lembaga keuangan marchant penyedia kartu global
konvensional adalah: tersebut dan pembayaran tagihan
1. Sisi teknis penerimaan uang; bulanan, seperti listrik, air dan
2. Persamaan dalam hal mekanisme telepon.
transfer;
Perbandingan Lembaga Keuangan
3. Teknologi komputer yang
Syariah dan Konvensional
digunakan maupun dalam hal Perbandingan perbedaan lembaga
syarat-syarat umum untuk keuangan syariah dan konvensional
mendapatkan pembiayaan seperti minimal ada tiga, baik secara umum,
KTP, NPWP, proposal laporan karaktristik, maupun secara keuntungan
keuangan dan sebagainya. Dalam (bunga dan bagi hasil), untuk
hal persamaan ini semua hal yang memudahkan melihat perbandingan
perbedaan tersebut, penulis buat skema
terjadi pada bank syariah itu
tabel sebagai berikut:
sama persis dengan yang terjadi
pada bank konvensional, nyaris
tidak ada perbedaan;
Perbandingan Lembaga Keuangan Syariah dan Konvensional
Perbedan secara umum LKS dan LKK

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Keuanagan Konvensional


1. Melakukan investasi yang jelas 1. Investasi yang dilakukan belum jelas
hukum halal dan haramnya halal dan haramnya
2. Berdasarkan prinsip bagi hasil: 2. Berdasarkan bunga:
1). Besarnya disepakati pada 1). Besarnya disepakati pada waktu akad
waktu akad dengan dengan asumsi selalu untung.
berpedoman pada untung dan 2). Pembagian hasil didasarkan pada
rugi. modal yang dipinjamkan.
2). Besar rasio didasarkan pada 3). Bunga besarnya mengambang dan
besarnya keuntungan yang di naik turun.
peroleh. 4). Pembayaran bunga besarnya tetap
3). Jumlah pembagian laba tanpa pertimbangan untung rugi.
meningkat sesuai dengan 5). Jumlah bunga tidak meningkat

20
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24

meningkatnya keuntungan. walaupun keuntungan meningkat


4). Rasio tidak berubah selama
akad masih berlaku.
5). Kerugian ditanggung bersama.
3. Profit oriented dan pencapaian 3. Profit oriented
falah
4. Hubungan dengan nasabah dalam 4. Hubungan dengan nasabah dalam
bentuk kemitraan bentuk kreditur-debitur
5. Penghimpunan dan penyaluran 5. Tidak terdapat dewan sejenis
dana harus sesuai dengan fatwa
Dewan Pengawas Syariah
Perbandingan Lembaga Keuangan Syariah dan Konvensional
Perbedaan Berdasarkan Karakteristik LKS dan LKK
Lembaga Keuangan
Karakteristik Lembaga Keuangan Syariah
Konvensional
1. Berdasarkan pada nilai- 1. Prinsip ekonomi (barat)
nilai Islami dijadikan sebagai
2. Menjadikan maslahah landasan filosofis
sebagai tujuan pencapaian 2. Kegiatan bisnis
Kerangka Bisnis falah dilandaskan pada
3. Meninggalkan segala orientasi keuntungan
bentuk aktivitas yang optimal
bertentangan dengan
agama

1. Hukum Syariah 1. UU Perbankan


Landasan Hukum
2. UU Perbankan
1. Prinsip Bagi Hasil dan 1. Sistem Bunga
pembagian keuntungan 2. Fluktuatif dan sesuai
Imbalan Hasil yang jelas dengan tingkat suku
2. Disepakati secara bersama bunga
- sama
1. Akad yang jelas sesuai 1. Uang boleh digunakan
dengan kesepakatan sesuai dengan
Bentuk Transaksi bersama keinginan
2. Menjunjung tinggi hak
dan kewajiban sesuai akad

1. Optimalisasi pembiayaan 1. Sektor keuangan dan


sektor riil pasar derivatif
Sektor Bisnis 2. Melihat karakteristik 2. Semua perusahaan dan
usaha dan perusahaan usaha yang dianggap
yang sesuai syariah menguntungkan

21
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24

1. Diambil sesuai dengan 1. Diambil sesuai


keuntungan prinsip pelanggaran yang
pendidikan dan penegasan dilakukan
Denda 2. Dihitung sebagai bukan 2. Dihitung sebagai
pendapatan bagian dari pendapatan
bank

Penyelesaian 1. Pengadilan 1. Pengadilan


sengketa 2. Badan Arbitrase Syariah 2. Arbitrase

1. Kemitraan 1. Kreditor dan Debitor


Hubungan Bisnis
2. Pedagang dan penjual
1. Etika Bisnis Islami 1. Etika bisnis
berorientasi
Pelayanan
keuntungan materiil

1. Manajemen Prudensial 1. Manajemen Prudensial


Pengawasaan
2. Manajemen Syariah
Perbandingan Lembaga Keuangan Syariah dan Konvensional

Perbedaan Sistem Bunga dan Bagi Hasil LKS dan LKK

Hal Sistem Bunga Sistem Bagi Hasil


Sebelum Sesudah usaha, ketika
Penentuan besar imbalan mempunyai keuntungan

Bunga, besarnya nilai Rupiah Proporsi pembagian


Sistem imbalan keuntungan. Misal 60;40,
70;30,dst

Di tanggung nasabah Ditanggung oleh kedua


Kerugian belah pihak

Penghitungan imbalan Dari jumlah pembiayaan Dari hasil keuntungan

Titik perhatian Pasti menguntungkan pihak Keberhasilan dan kerugian


usaha/proyek bank secara bersama

Pasti dari (%) jumlah Proporsi (%) dari jumlah


Kondisi imbalan pinjaman keuntungan usaha yang
tidak pasti

Berlawanan dengan Q.S Sesuai dengan prinsip Islam


Status hukum Luqman ayat 34 Q.S Luqman ayat 34

22
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Lembaga keuangan syariah Amarsyaeliani, Fitri. 2014. Lembaga
adalah lembaga yang beroperasi sesuai Keuangan Syariah Dan Lembaga
syariah Islam (bagi hasil). Lembaga Keuangan Konvensional,
keuangan konvensional adalah lembaga wibesite.online. Di kutip pada 12
yang beroperasi dengan sistem bunga. Di Agustus 2018 dari :
kedua lembaga keuangan tersebut ada http://fitriamarsyaeliani.blogspot.c
pembiayaan dan kredit, baik bank om/2014/01/lembaga-keuangan-
maupun non bank. Perbedaan antara syariah-dan-lembaga.html.
pembiayaan LKS dengan kredit LKK, Bambang. 2018. Bank Syariah Lebih
adalah: Tahan Menghadapi Krisis. di kutip
1. Dari segi akad dan legalitas; pada 12 Agustus 2018 dari :
2. Dari segi bisnis dan usaha yang https://finance.detik.com/moneter/d
dibiayai; -2886801/menkeu-bambang-bank-
syariah-lebih-tahan-menghadapi-
3. Struktur organisasi dan lembaga
krisis.
penyelesaian sengketa. Danupranata, Gita. 2013. Manajemen
Persamaanya adalah: Perbankan Syariah. Salemba
1. Sisi teknis penerimaan uang; empat. Jakarta.
2. Persamaan mekanisme Fatoni, Nur. 2014. Kearifan Islam Atas
transfer; Jual Beli Kredit (Studi Pada
3. Teknologi Komputer, Tukang Kredit Di Kec. Cepiring
Kabupaten Kendal). Laporan
4. Syarat-syarat umum seperti
Penelitian Individu Dibiayai Oleh
KTP, NPWP, proposal Dipa Institut Agama Islam Negeri
laporan keuangan dan Walisongo Semarang.
sebagainya; Hasan, Mufti. 2018. Analisis Pengaruh
5. Persamaan kartu kreditnya Quality Of Work Life (QWL)
sama-sama memiliki iuran Terhadap Kinerja Dan Kepuasan
tahunan, yaitu: Kerja Karyawan PT. Bank BRI
Syariah Cabang Pekanbaru. Jurnal
a. Pagu limit berdasarkan Tabarru’ : Islamic Banking and
jenis kartu, yaitu hijau, Finance. Vol. 1, No 1.
emas dan platinum; Hasibuan, Malayu. 2008. Dasar-Dasar
b. Menggunakan jasa Perbankan. PT Bumi Aksara.
layanan penyedia kartu Jakarta
global (master card); Indriani, Musrifatul, dkk. 2018.
Perbedaan Lembaga Keuangan
c. Dapat digunakan untuk
Syariah dan Lembaga Keuangan
kegiatan dasar, yaitu Konvensional. Di kutip pada 13
pembayaran secara kredit Agustus 2018 dari :
di marchant penyedia https://www.academia.edu/304093
kartu global tersebut dan 27/Perbedaan_Lembaga_Keuangan
pembayaran tagihan _Syariah_dan_Lembaga_Keuangan
bulanan, seperti listrik, air _Konvensional.
Kasmir. 2013. Analisis Laporan
dan telepon.
Keuangan. Rajawali Pers. Jakarta

23
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24

Kasmir. 2012. Bank & Lembaga BMT Al Ittihad Rumbai


Keuangan Lainnya. PT Raja Pekanbaru. Jurnal Tabarru’ :
Grafindo Persada. Jakarta. Islamic Banking and Finance. Vol
Umam, Khaerul. 2013. Manajemen 1, No 1.
Perbankan Syariah. CV Pustaka Untung, Budi. 2004. Kredit Perbankan
Setia. Bandung. di Indonesia. Andi. Yogyakarta.
Lewis, Mervyn dan Latifa Algaoud.
2001. Perbankan Syariah Prinsip,
Praktik, Prospek. Serambi. Jakarta.
Mas’adi dan Ghufron. 2002. Fiqih
Muamalah Konsektual Edisi ke-1.
PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Mutimules. 2016. Perbedaan Lembaga
Keuangan Islam dengan Lembaga
Keuangan Konvensional. Di kutip
pada 13 Agustus 2018 dari :
http://mutimules.blogspot.com/201
6/02/perbedaan-lembaga-
keuangan-islam-dengan.html.
Nurhadi. 2017. Hilah Syariah Kredit
Bank Konvesional (Maqashid Jual
Beli Kredit (Lain Kontrak Lain
Akad). Jurnal Hukum Islam. Vol
XVII No. 2.
Nurjaman, Rizal. 2014. Lembaga
Keuangan Syariah Dan
Konvensional. Di kutip pada 13
Agustus 2018 dari :
http://rizalnurjaman31.blogspot.co
m/2014/01/lembaga-keuangan-
syariah-dan.html.
Ria Yusnita, Raja. 2018. Analisis
Perbandingan Pembiayaan
Murabaha Pada Bank BRI Syariah,
Bank Mega Syariah dan Bank
Syariah Mandiri (Studi Pada Bank
Umum Syariah Yang Terdaftar di
Indonesia Periode Tahun 2012-
2016). Jurnal Tabarru’ : Islamic
Banking and Finance. Vol 1, No 1.
Simorangkir. 2001. Pengantar Lembaga
Keuangan Bank Dan Non Bank.
Ghalia Indonesia. Jakarta.
Suryadi, Nanda & Rani Putri, Yusmila.
2018. Analisis Penerapan
Pembiayaan Qardhul Hasan
Berdasarkan Psak Syariah Pada

24

Anda mungkin juga menyukai