2804-Research Materials-7079-2-10-20190309
2804-Research Materials-7079-2-10-20190309
ABSTRAK
ABSTRACT
14
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24
15
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24
16
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24
17
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24
sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah leteratur adalah: 1). Untuk meningkatkan
untuk transaksi multijasa. daya guna uang. 2). Untuk meningkatkan
Kredit syariah adalah akad yang peredaran dan lalu lintas uang. 3). Untuk
sah dalam muamalah karena basis meningkatkan daya guna barang. 4).
akadnya adalah jual beli. Maka yang Meningkatkan peredaran barang. 5).
dimaksud kredit syariah adalah membeli Sebagai alat stabilitas ekonomi. 6).
barang dengan harga yang berbeda Untuk meningkatkan kegairahan
antara kontan dan angsuran dalam waktu berusaha. 7). Untuk meningkatkan
tertnetu (karena ekonomi Islam juga pemerataan pendapatan. 8). Untuk
mengakui adanya asumsi economic meningkatkan hubungan internasional
value of money). Akad ini dikenal (L/C, CGI, dan lain-lain) (Untung,
dengan istilah bai` bit taqshid atau 2004). 9). Menjadi motivator dan
bai` bits-tsaman `ajil. Atau biasa dinamisator peningkatan kegiatan
dikenal dengan skema Bai’ perdagangan dan perekonomian. 10).
murabahah (jual beli barang pada harga Memperbesar modal kerja perusahaan.
asal dengan tambahan keuntungan yg 11). Meningkatkan income per capita
disepakati (Fatoni, 2014 dan Nurhadi, (IRC) masyarakat. 12). Mengubah cara
2017). berpikir/bertindak masyarakat untuk
Kredit menurut Undang-Undang lebih ekonomis (Hasibuan, 2008).
Perbankan Nomor 10 tahun 1998 adalah Perbedaan dan Persamaan
penyediaan uang atau tagihan yang dapat Pembiayaan Lembaga Keuangan
dipersamakan dengan itu, berdasarkan Syariah dengan Kredit Lembaga
persetujuan atau kesepakatan pinjam Keuangan Konvensional
meminjam antara bank dengan pihak lain Ada beberapa perbedaan antara
yang mewajibkan pihak peminjam pembiayaan lembaga keuangan syariah
melunasi utangnya setelah jangka waktu dengan kredit lembaga keuangan
tertentu dengan pemberian bunga konvensional, diantaranya adalah:
(Nurhadi, 2017). 1. Dari Segi Akad dan Legalitas.
Setiap pemberian kredit memiliki Fikih muamalat Islam
unsur sebagai berikut: 1). Kepercayaan. membedakan antara wa’ad dengan akad.
2). Kesepakatan. 3). Jangka Waktu. 4). Wa’ad hanya mengikat satu pihak. Bila
Resiko. 5). Balas Jasa (Kasmir, 2013). pihak yang berjanji tidak dapat
6). Degree of Risk (Simorangkir, 2001). memenuhi janjinya, maka sanksi yang
Tujuan kredit adalah: 1). Mencari diterimanya lebih merupakan sanksi
Keuntungan. 2). Membantu Usaha moral. Akad merupakan suatu
Nasabah (perusahaan). 3). Membantu kesepakatan yang mengikat kedua belah
Pemerintah (Kasmir, 2013). 4). pihak yang saling bersepakat (Mas’adi,
Melaksanakan kegiatan operasional 2002). Bila salah satu atau kedua pihak
bank. 5). Memenuhi permintaan kredit yang terikat dalam kontrak itu tidak
dari masyarakat. 6). Memperlancar lalu dapat memenuhi kewajibannya, maka
lintas pembayaran. 7). Meningkatkan ia/mereka menerima sanksi seperti yang
pendapatan dan kesejahteraan sudah disepakati dalam akad (Suryadi,
masyarakat (Hasibuan, 2008). 8). Turut 2018 dan Indriani et all, 2018). Lembaga
menyukseskan program pemerintah di keuangan Islam atau syari’ah, akad yang
bidang ekonomi dan pembangunan dilakukan memiliki konsekuensi duniawi
(Simorangkir, 2001). dan ukhrawi karena akad yang dilakukan
Fungsi kredit menurut Nurhadi berdasarkan hukum Islam. Sering kali
(2017) yang beliau kutip dari beberapa nasabah berani melanggar
18
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24
19
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24
20
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24
21
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24
22
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24
23
2018, Jurnal Tabarru’ : Islamic Banking and Finance 1 (2) : 14 - 24
24