Anda di halaman 1dari 13

II-30

II.2. CRUMP WEIR

II.2.1. Maksud dan tujuan

1. Mendemonstrasikan aliran melalui crump weir.


2. Menunjukan bahwa crump weir dapat digunakan untuk mengukur debit.

II.2.2. Alat yang Digunakan

1. Multi purpose teaching flume


2. Model crump weir
Model ini merupakan tiruan crump weir di saluran irigasi. Model ini
terbuat dari glass reinforced plastic yang berbentuk prisma segitiga.
Konstruksi ini digunakan untuk mengukur debit di saluran terbuka.
3. Point gauge
4. Mistar atau pita ukur

II.2.3. Dasar Teori

Aliran melalui crump weir dapat dibedakan pada kondisi aliran


modular dan non modular seperti terlihat pada gambar berikut:

Gambar II.2.1. Aliran di Atas Crump Weir


II-31

keterangan: Qm = Debit aliran modular


Q = Debit aliran non modular
Ho = Tinggi tekanan total di hulu ¿ H +v 20 /2 g
H1 = Tinggi tekanan total di hilir ¿ H +v 21 /2 g
yo = kedalaman air di hulu
y1 = kedalaman air di hilir

Debit aliran yang terjadi pada crump weir untuk kondisi aliran
modular dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Qm =Cd B H o √ g H o …….(3.1)

dengan: Qm = debit aliran modular


Ho = tinggi tekanan total di hulu ambang
Cd = koefisien debit
B = lebar crump weir

Pada kondisi aliran non modular, aliran di hulu sudah dipengaruhi


oleh perubahan tinggi tekanan di hilir. Oleh karena itu, debit yang
dihasilkan pada kondisi naliran non modular perlu dikoreksi.
Q=f .Q m …….(3.2)

dengan: f = faktor koreksi


Q = debit aliran non modular

II.2.4. Prosedur Percobaan

1. Pasanglah crump weir pada model saluran terbuka,


2. Alirkan air kekedalam model saluran terbuka, sehingga diperoleh kondisi
aliran non modular,
3. Ukur debit aliran,
4. Catat harga Ho, yo, H1 dan y1,
5. Amati aliran yang terjadi,
II-32

6. Ulangi percobaan untuk debit yang lain,


7. Berdasarkan rumus (3.1), tentukan besarnya harga Cd crump weir,
8. Bendunglah bagian hilir sehingga diperoleh kondisi aliran non modular,
9. Ukur debit aliran yang terjadi (Q),
10. Dengan rumus (3.1) tentukan debit modular,
11. Tentukan faktor koreksi dengan persamaan (3.2),
12. Gambarkan profil aliran yang terjadi.
II-33

II.2.5. Analisa Perhitungan

 Menghitung Debit Aliran Modular (Q)


Diketahui : V = 0,005 m3
t = 13,57 detik

Q = V/t

= 0,005 m3/13,57det

= 0,00037 m3/det

 Menghitung Kecepatan Aliran Modular di Hulu Ambang (v0)


Diketahui : V = 0,005 m3
y o= 0,0720 m
h = 0,05 m

V
vo =
yo × h

0,005
=
0,0720× 0,05

= 1,389 m2det

 Menghitung Kecepatan Aliran Modular di Hilir Ambang (v1)


Diketahui : V = 0,005 m3
y 1= 0,088 m
h = 0,005 m

V
v1 =
y1× h

0,005
=
0,088× 0,05

= 1,136 m2/det
II-34

 Menghitung Tinggi Total di Hulu Ambang pada Aliran Modular (Ho)


Diketahui : Hhulu = 0,022 m
vo = 1,389 m/det
g = 9,81 m/det2

(Vo)2
Ho = H hulu +
2g

1,389
= 0,022+
2× 9,81

= 0,120 m

 Menghitung Tinggi Total di Hilir Ambang pada Aliran Modular (H1)


Diketahui : Hhilir = 0,038 m
v1 = 1,136 m/det
g = 9,81 m/det2

(V 1)2
H1 = H hilir +
2g

1,136 2
= 0,038+
2 ×9,81

= 0,104 m

 Menghitung Koefisien Debit Aliran Modular (Cd)


Diketahui : Q = 0,00037 m3/det
B = 0,075 m
H0 = 0,120 m

Q
Cd=
1 , 705. B. H
0 3/2

0 , 00037
Cd=
1 , 705×0 , 075×0 , 1203/2

= 0,06904
II-35

 Menghitung Debit Aliran Modular (Qm)


Diketahui : Cd = 0,06904
B = 0,075 m
H0 = 0,120
g = 9,81 m/det2

Qm=Cd .B . H 0 √ g.H 0

Qm=0,06904×0 , 075×0,120 √ 9,81×0,120


= 0,00068 m3/det

 Menghitung Faktor Koreksi pada Aliran Modular ( f )


Diketahui : Q = 0,00037 m3/det
Qm = 0,00068 m3/det

Q
=
f Qm

0,00037
=
0,00068

= 0,54436

 Menghitung Debit Aliran Non Modular (Q)


Diketahui : V = 0,005 m3
t = 13,57 detik

Q = V/t

= 0,005/13,57

= 0,00037 m3/det
II-36

 Menghitung Kecepatan Aliran Non Modular di Hulu Ambang (vo)


Diketahui : vo = 0,005 m/det
yo = 0,0720 m

V
vo =
yo × h

0,005
=
0,0720× 0,05

= 1,389 m2/det

 Menghitung Kecepatan Aliran Non Modular di Hilir Ambang (v1)


Diketahui : V = 0,005 m3
y1 = 0,088 m
h = 0,05 m

V
v1 =
y1× h

0,005
=
0,088× 0,05

= 1,136 m2/det

 Menghitung Tinggi Total di Hulu Ambang pada Aliran Non Modular


(Ho)
Diketahui : Hhulu = 0,021 m
vo = 1,408 m/det
g = 9,81 m/det2

(Vo)2
Ho = H hulu +
2g

1,4082
= 0,021+
2× 9,81

= 0,122 m
II-37

 Menghitung Tinggi Total di Hilir Ambang pada Aliran Non Modular


(H1)
Diketahui : Hhilir = 0,0105 m
V1 = 1,653 m/det
g = 9,81 m/det2

(V 1)2
H1 = H hilir +
2g

1,653 2
= 0,0105+
2× 9,81

= 0,150 m

 Menghitung Koefisien Debit Aliran Non Modular (Cd)


Diketahui : Q = 0,0004 m3/det
B = 0,075 m
H0 = 0,122 m

Q
Cd=
1 , 705. B. H
0 3/2

0 , 0004
Cd=
1 , 705×0 , 075×0 , 1223/2
= 0,07343
 Menghitung Debit Aliran Non Modular (Qm)
Diketahui : Cd = 0,07343
B = 0,075 m
H0 = 0,122 m
g = 9,81 m/det2

Qm=Cd .B . H 0 √ g.H 0

Qm=0,07343×0,075×0,122× √9, 81×0,122


= 0,00074 m3/det
II-38

 Menghitung Faktor Koreksi pada Aliran Non Modular ( f )


Diketahui : Q = 0,0004 m3/det
Qm = 0,00074 m3/det

Q
=
f Qm

0,0004
=
0,00074

=0,54436
II-39

Tabel II.2.1. Hasil Pengamatan dan Perhitungan Pada Aliran di Atas Crump Weir Kondisi Modular

Lebar Crump Weir : 0,075 m


Tinggi Puncak Crump Weir : 0,05 m

H
V t Q h yo y1 vo v1 Ho H1
No. Hulu Hilir Cd Qm f
(m3) (det) (m3/det) (m) (m) (m) (m) (m)
(m/det) (m/det) (m) (m)  (m3/det)

1 0,005 13,57 0,00037 0,05 0,022 0,038 0,0720 0,0880 1,389 1,136 0,120 0,104 0,06904 0,00068 0,54436

2 0,005 10,86 0,00046 0,05 0,024 0,0365 0,0740 0,0865 1,351 1,156 0,117 0,105 0,08988 0,00085 0,54436

3 0,005 4,39 0,00114 0,05 0,04 0,027 0,0900 0,0770 1,111 1,299 0,103 0,113 0,26974 0,00209 0,54436

4 0,005 3,35 0,00149 0,05 0,045 0,024 0,0950 0,0740 1,053 1,351 0,101 0,117 0,36108 0,00274 0,54436

5 0,005 3,01 0,00166 0,05 0,048 0,022 0,0980 0,0720 1,020 1,389 0,101 0,120 0,40428 0,00305 0,54436
II-39

Tabel II.2.2. Hasil Pengamatan dan Perhitungan Pada Aliran di Atas Crump Weir Kondisi Non Modular

Lebar Crump Weir : 0,075 m


Tinggi Puncak Crump Weir : 0,05 m

H
V t Q h yo y1 vo v1 Ho H1
No. Hulu Hilir Cd Qm f
(m3) (det) (m3/det) (m) (m) (m) (m) (m)
(m/det) (m/det) (m) (m)  (m3/det)

1 0,005 12,48 0,00040 0,05 0,021 0,0105 0,0710 0,0605 1,408 1,653 0,122 0,150 0,07343 0,00074 0,54436

2 0,005 10,55 0,00047 0,05 0,023 0,012 0,0730 0,0620 1,370 1,613 0,119 0,145 0,09069 0,00087 0,54436

3 0,005 4,51 0,00111 0,05 0,04 0,03 0,0900 0,0800 1,111 1,250 0,103 0,110 0,26256 0,00204 0,54436

4 0,005 3,43 0,00146 0,05 0,046 0,0345 0,0960 0,0845 1,042 1,183 0,101 0,106 0,35355 0,00268 0,54436

5 0,005 3,01 0,00166 0,05 0,049 0,038 0,0990 0,0880 1,010 1,136 0,101 0,104 0,40468 0,00305 0,54436
II-39

II.2.6. Kesimpulan dan Saran

II.2.6.1. Kesimpulan

1. Jika kecepatan aliran semakin besar maka kedalaman aliran juga semakin
besar juga.
2. Hal yang sama juga terjadi pada debit, jika debit besar maka koefisien
debit juga besar.
3. Faktor koreksi pada kondisi aliran modular dengan non modular sama
yaitu 0,54436

II.2.6.2. Saran

Dalam melakukan percobaan crump weir, sebaiknya praktikan


harus lebih cermat dan teliti dalam membaca Ho, H1, yo, y1 dengan
menggunakan point gauge dan percobaan ini dilakukan lebih dari satu
kali percobaan serta dilakukan lebih dari satu orang hal ini dilakukan
untuk meminimalisir kesalahan dan untuk mendapatkan data praktikum
yang lebih akurat.
II-39

Anda mungkin juga menyukai