Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Agrium 15(2), September 2018. Hlm.

70-74
ISSN 1829-9288

RESPONS TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)


TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK
KOMPOS AMPAS TEBU
Elly Indraswari, Yulia Alia dan Nerty Soverda1
Email: nsoverda@yahoo.com
ABSTRAK

Tanaman kacang hijau merupakan jenis tanaman yang termasuk dalam suku polong-
polongan (Fabaceae) yang menghasilkan biji yang mengandung banyak karbohidrat dan
protein. Di Provinsi Jambi sebagian besar budidaya tanaman kacang hijau dilakukan pada
lahan ultisol. Tanah ultisol merupakan jenis tanah miskin kandungan hara makro terutama
P, K, Ca, Mg dengan kandungan bahan organik yang rendah. Alternatif yang dapat
dilakukan adalah selain menambahkan pupuk anorganik juga dapat dilakukan
penambahan bahan organik seperti pupuk kompos ampas tebu. Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor yaitu dosis pupuk
kompos ampas tebu yang terdiri atas 4 taraf perlakuan yaitu tanpa pupuk kompos ampas
tebu (p0), 10 ton ha-1 pupuk kompos ampas tebu (p1), 20 ton ha-1 pupuk kompos ampas
tebu (p2) dan 30 ton ha-1 pupuk kompos ampas tebu (p3). Setiap perlakuan diulang
sebanyak 6 kali dengan demikian terdapat 24 petakan percobaan. Setiap petakan
percobaan terdiri dari 4 tanaman sampel. Untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap
variabel yang diamati lakukan Uji Anova dan Uji Lanjut Duncan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian kompos ampas tebu dengan dosis 10 ton ha-1 adalah
merupakan dosis terbaik untuk parameter bobot 100, hasil (ton ha-1 ) dan nilai indeks
panen.
Kata kunci: Kacang hijau, kompos ampas tebu

ABSTRACT
Mung bean plants belong to Family Fabaceae whichits seeds contain lots of carbohydrates
and protein. In Jambi Province, most of mung bean cultivation is applied on ultisol land.
Ultisol soil type is a poor soil containing macro nutrients, especially Phospor, Kalium,
Calcium and Magnesium with low organic matter content. To increase the productivity of
ultisol soil, an alternative that can be done is to add inorganic fertilizer. Besides, the
bagasse compostcan be applied. This study used a Randomized Block Design (RBD)
with one factor: dose of bagasse compost fertilizer consisting of 4 levels of treatment:
without bagasse compost fertilizer (p0), 10 tons ha-1 bagasse bagasse compost (p1), 20
tons ha-1 bagasse compost fertilizer (p2) and 30 tons ha-1 bagasse compost fertilizer (p3).
Each treatment was repeated 6 times so there were 24 trial maps. Each plot of the
experiment consists of 4 sample plants. Data analysis subjected to ANOVA Test and
means were analyzed with DMRT Test.The results revealed that the application of
bagasse compost at a dose of 10 tons ha-1 was the best dose for the parameters of weight
100, yield (ton ha-1) and the value of the harvest index.
Keywords: Mung bean, bagasse compost, ultisol, yield

1
Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi

70
Elly Indraswari, Yulia Alia dan Nerty Soverda

Pendahuluan tinggi, pH rata-rata < 4,50, kejenuhan Al


tinggi, miskin kandungan hara makro
Tanaman kacang hijau merupakan terutamaa P, K, Ca, Mg dan kandungan
tumbuhan yang termasuk suku polong- bahan organik yang rendah (Prasetyo
polongan (Fabaceae) ini memiliki dan Suriadikarta, 2006). Penambahan
banyak manfaat dalam kehidupan sehari- pupuk dapat membantu untuk
hari sebagai sumber bahan pangan mencukupi kebutuhan akan unsur hara.
berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Pupuk terbagi atas dua jenis yaitu
Indonesia menempati urutan ketiga pupuk organik dan anorganik. Pupuk
terpenting sebagai tanaman pangan organik adalah pupuk yang berasal dari
legum, setelah kedelai dan kacang tanah bahan-bahan alami berupa jasad renik
(Bimasri, 2014). Kandungan proteinnya yang mudah terurai di dalam tanah dan
yang tinggi membuat biji kacang hijau tidak menimbulkan kerusakan pada
dapat digunakan sebagai sumber tanah. Pupuk anorganik adalah jenis
alternatif untuk memenuhi kebutuhan pupuk kimia yang menghasilkan residu
protein selain protein hewani. Menurut berbahaya dan menyebabkan kerusakan
Lasmaria et al., (2016) kandungan zat tanah. Menurut Musnamar (2003)
dalam kacang hijau bermanfaat untuk penggunaan pupuk organik yang
mengatasi berbagai macam penyakit dipadukan dengan penggunaan pupuk
seperti beri-beri, anemia, wasir, kimia dapat meningkatkan produktivitas
gangguan hati dan lain-lain. tanaman dan pengurangan penggunaan
Produksi dan produktivitas kacang pupuk kimia, baik dilahan sawah
hijau di Indonesia masih tergolong maupun dilahan kering.
rendah. Menurut data Badan Pusat Banyak bahan alami yang dapat
Statistik bahwa produksi kacang hijau di digunakan sebagai bahan dasar pupuk
Indonesia tahun 2015 adalah sebesar organik, salah satunya yaitu ampas tebu.
271.420 ton dengan produktivitas 1,2 ton Limbah ini banyak mengandung serat
ha-1 sedangkan produksi kacang hijau di dan gabus. Marum et al., (2012)
Provinsi Jambi pada tahun yang sama melaporkan hasil samping industri gula
adalah 129 ton dengan produktivitas 1,1 di Indonesia berupa ampas (bagasse)
ton ha-1. Rata-rata daya hasil kacang sebesar 47,77 % dan masih memiliki
hijau dapat mencapai 1,5 ton ha-1 (Balai kandungan air 48-52 %. Ampas tebu
Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi- dapat diaplikasikan ke tanaman apabila
telah dilakukan proses dekomposisi
umbian, 2005). Soeprapto (1993) juga
menyatakan bahwa produksi kacang dengan bantuan bioaktivator yang bisa
hijau dapat meningkat mencapai 2,5-2,8 digunakan barasal dari Effective
ton ha-1 apabila lingkungan sekitar dalam Mikroorganism 4 (EM4). Yuliani dan
keadaan baik. Hal ini menunjukkan Nugraheni (2010) mengemukakan
bahwa masih terbuka peluang yang pembuatan pupuk organik ampas tebu
cukup besar untuk meningkatkan yang dikombinasikan dengan kotoran
produktivitas kacang hijau. sapi dan arang sekam menggunakan
Tanah yang memiliki tingkat perbandingan 3:1:1 terkandung kadar air
kesuburannya rendah mencirikan bahwa 64,23 %, C 26,5 %, N 1,4 %, rasio C/N
tanah tersebut miskin akan unsur hara 18.9, P2O5 1,7 %, K2O 1,8 %.
contohnya pada tanah ultisol. Tanah Nilai hara yang terkandung dari
ultisol memiliki tingkat kemasaman hasil penelitian Yuliani dan Nugraheni
(2010) sudah memenuhi standar kualitas

71
Jurnal Agrium 15(2), September 2018. Hlm. 70-74
ISSN 1829-9288

kompos, akan tetapi untuk hasil polong per tanaman, jumlah polong
penelitian Guntoro et al., (2003) pada berisi per tanaman, bobot 100 biji, dan
nilai K yang dihasilkan masih belum hasil per hektar. Data pengamatan yang
memenuhi nilai standar kualitas kompos. diperoleh dianalisa secara statik
Nilai Standar kualitas kompos yang di menggunakan analisa sidik ragam pada
kehendaki yaitu N minimal 0,4 %, C taraf 5%. Untuk mengetahui pengaruh
minimal 9,8 % dan maksimal 32 %, P akibat perlakuan yang dicobakan, maka
minimal 0,1 %, K minimal 0,2 dan rasio dilakukan uji lanjut DMRT taraf α = 5%.
C/N minimal 10 % dan maksimal 20 %
(Standar Nasional Indonesia, 2010).
Dengan demikian pupuk ampas tebu
Hasil dan Pembahasan
dengan kombinasi kotoran sapi dapat
digunakan dan mampu menambah unsur Perlakuan dosis ampas tebu tidak
hara yang dibutuhkan oleh tanaman. menyebabkan perubahan pada peubah
pertumbuhan tanaman kacang hijau.
Bahan dan Metode Perubahan yang terjadi pada peubah
pertumbuhan yang diamati adalah tinggi
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun tanaman dan jumlah cabang primer
Percobaan Fakultas Pertanian kacang hijau. Perubahan-perubahan
Universitas Jambi, Mendalo Indah tersebut dapat dilihat pada Tabel 1
Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten berikut.
Muaro Jambi. Pada penelitian ini Tabel 1. Perubahan-perubahan yang terjadi pada peubah-
dilakukan dengan menggunakan peubah pertumbuhan yang diamati pada pemberian
beberapa dosis kompos ampas tebu
Rancangan Acak Kelompok (RAK)
dengan satu faktor yaitu dosis pupuk Tinggi tanaman
organik kompos ampas tebu yang terdiri N Perla Tinggi NR Per
atas 4 taraf perlakuan. Setiap perlakuan o. kuan Tanaman uba
han
diulang sebanyak 6 kali dengan (%)
demikian terdapat 24 petakan percobaan. 1 p1 -
Ukuran petakan masing-masing adalah 45,50 a
200 cm x 120 cm, jumlah tanaman dalam 2 108 8
p2 49,04 a
satu petakan sebanyak 40 tanaman 3 p3 110 10
dengan jarak tanam 30 cm x 20 cm. Pada 49,94 a
setiap petak percobaan diambil 4 4 103 3
p4 46,92 a
tanaman sebagai sampel. Jarak antar Jumlah cabang primer
ulangan 100 cm dan jarak antar
1 p1 -
perlakuan dalam ulangan 50 cm. Adapun 13,99 a
perlakuan yang digunakan dalam 2 101 1
penelitian ini adalah: p0= Tanpa p2 14,07 a
3 p3 103 3
pemberian pupuk organik kompos ampas 14,35 a
tebu, p1= Pemberian pupuk organik 4 101 1
kompos ampas tebu 10-ton ha-1, p2= p4 14,12 a
Pemberian pupuk organik kompos ampas
Keterangan : Angka rata-rata pada kolom yang sama
tebu 20-ton ha-1, dan p3= Pemberian yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak
pupuk organik kompos ampas tebu 30- berbeda nyata berdasarkan uji BNT (0.05).
ton ha-1. NR = Nilai Relatif (% kontrol).

Variabel yang diamati meliputi Dari Tabel 1 diatas dapat


tinggi tanaman, jumlah cabang primer dilihat bahwa pemberian kompos
per tanaman, karbohidrat daun, jumlah ampas tebu tidak memberikan

72
Elly Indraswari, Yulia Alia dan Nerty Soverda

pengaruh nyata terhadap pertumbuhan Dari Tabel 2 diatas menunjukkan


tanaman kacang hijau. Namun bahwa perlakuan p4 (30 ton/ha
demikian perubahan yang terjadi kompos ampas tebu) memberikan hasil
menunjukkan adanya terjadi tertinggi pada hasil per hektar, bobot
peningkatan, dimana peubah tinggi 100 biji dan nilai indeks panen, yang
tanaman mengalami peningkatan yang berbeda nyata dengan perlakuan p0
berkisar antara 3 – 8 %. Sementara itu (tanpa kompos), namun tidak berbeda
peubah jumlah cabang primer juga nyata dengan perlakuan p2 dan p3 (10
penunjukkan adanya peningkatan yang ton ha-1 dan 20 ton ha-1. Perubahan
berkisar antara 1 – 3 %. yang terjadi juga menunjukkan bahwa
Akan tetapi pemberian kompos perlakuan p4 memberikan peningkatan
ampas tebu menunjukkan pengaruh lebih tinggi dibandingkan perlakuan
yang nyata terhadap komponen hasil lainnya.
dan hasil tanaman kacang hijau. Suhu udara yang optimal untuk
Pemberian kompos ampas tebu pada pertumbuhan vegetatif dan generatif
peubah jumlah polong per tanaman, pada
jumlah polong berisi per tanaman, tanaman kacang hijau berkisar
bobot 100 biji dan Indeks panen dapat antara 25-27 oC (Balai Pengkajian
dilihat pada Tabel 2 berikut. Teknologi Pertanian, 2015). Hasil
Tabel 2. Perubahan-perubahan yang terjadi pada peubah-
penelitian menunjukkan bahwa suhu
peubah komponen hasil dan hasil pada selama percobaan sudah sesuai dengan
pemberian beberapa dosis kompos ampas tebu syarat tumbuh kacang hijau yaitu rata-
No Perlak Hasil per NR Perubaha rata 27-28 oC. Suhu tersebut juga
uan hektar n (%) diduga sesuai untuk perkembangan fase
1 p1 - - generatif kacang hijau, sehingga
1,86 b
menyebabkan pemasakan polong
2 111 11
p2 2,07 ab menjadi jauh lebih cepat dimana polong
3 p3 107 7 sudah siap panen pada umur 51 HST
1,99 ab
sedangkan pada deskripsi polong siap
4 119 19 panen pada umur 60-70 HST.
p4 2,22 a
Berat 100 biji
Pembentukan polong juga
1 p1
7,30 b
- - terjadi lebih cepat yang diduga
2 102 2
diakibatkan karena pembungaan yang
p2 7,43 ab lebih awal, yang selanjutnya
3 p3
7,46 ab
102 2 mengakibatkan pembentukan biji juga
lebih cepat. Selain faktor genetik,
4 106 6
p4 7,72 a ketersediaan hara P juga memicu
Nilai indeks panen peningkatan persentase bunga menjadi
1 p1
0,359 b
- - buah/biji, membantu asimilasi sekaligus
mempercepat pemasakan buah dan
2 105 5
p2 0,377 ab mempengaruhi berat biji (Sutarwi et
3 p3 119 19 al., 2013). Hal tersebut dapat dilihat
0,427 ab
dari bobot 100 biji dengan rata-rata 100
4 138 38 biji mencapai 7,72 g yang telah
p4 0,494 a
Keterangan :Angka rata-rata pada kolom yang sama melebihi berat dari deskripsi yaitu 6.0-
yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak
berbeda nyata berdasarkan uji BNT 7.0 g per 100 biji.
(0.05). NR = Nilai Relatif (% kontrol). Upaya meningkatkan hasil panen
kacang hijau yang dilakukan dapat
dikatakan berhasil karena hasil yang

73
Jurnal Agrium 15(2), September 2018. Hlm. 70-74
ISSN 1829-9288

diperoleh yaitu rata-rata 2,22 ton ha-1 Bimasri, J. 2014. Peningkatan produksi
telah melebihi daya hasil kacang hijau tanaman kacang hijau (Vigna
Varietas Kutilang pada data deskripsi radiata L.) di tanah gambut
(1,96-ton ha-1). Disamping itu juga dari melalui pemberian pupuk N dan
nilai indeks panen dapat dilihat bahwa P. Prosiding Seminar Nasional
perlakuan p4 memberikan nilai indeks Lahan Suboptimal 613-620.
panen sebesar 0, 494 yang berbeda Guntoro, D., Purwonodan Sarwono.
nyata dengan indeks panen pada 2003. Pengaruh pemberian
perlakuan p0 yaitu sebesar 0,359. kompos bagase terhadap
pertumbuhan serapan hara dan
Kesimpulan dan Saran pertumbuhan tanaman tebu
(Saccharum officinarum L.). Bul.
Kesimpulan Agron 31(2):112-119.
Lasmaria, Y., L. Fitriani dan
1. Pupuk kompos ampas tebu dapat Seprianingsih. 2016. Pengaruh
meningkatkan hasil tanaman kacang pupuk organik terhadap
hijau. pertumbuhan kacang hijau
2. Pupuk kompos ampas tebu (Phaseolus ratiatus L.). Hal:1-7.
berpengaruh terhadap bobot 100 biji, Marum, J., D. Zulfita dan Mulyadi.
hasil perhektar dan nilai indeks 2012. Pengaruh kompos ampas
panen hasil kacang hijau. tebu terhadap pertumbuhan dan
3. Pupuk kompos ampas tebu 10, 20 hasil tanaman lobak pada tanah
dan 30ton ha-1 tidak berbeda nyata podsolid merah kuning. Program
satu sama lain, tetapi berbeda nyata Studi Agronomi Universitas
dengan tanpa pemberian kompos Tanjungpura. Hal:1-16.
ampas tebu.Saran Musnamar, E.I. 2003. Pembuatan dan
Aplikasi Pupuk Organik Padat.
Berdasarkan hasil penelitian Penebar Swadaya. Jakarta.
dapat disarankan untuk menggunakan Prasetyo, B.H. dan D.A. Suriadikarta.
pupuk kompos ampas tebu sebanyak 10- 2006. Karakteristik, potensi, dan
ton ha-1 untuk menggantikan setengah teknologi pengolahan tanah
dosis anjuran pupuk anorganik. ultisol untuk pengembangan
pertanian lahan kering di
Daftar Pustaka Indonesia. Jurnal Litbang
Pertanian 25(2):39-47.
Balai Penelitian Tanaman Kacang- Standar Nasional Indonesia. 2004.
kacangan dan Umbi-umbian. Standar Kualitas Kompos.
2005. Teknik Budidaya Kacang www.ciptakarya.pu.go.id.
Hijau. (Diakses 23 November 2017)
www.balitkabi.litbang.pertanian. Soeprapto. 1993. Bertanam Kacang
go.id. (Diakses 25 Oktober Hijau. Penebar Swadaya. Jakarta.
2017). Yuliani, F. Dan F. Nugraheni. 2010.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Pembuatan pupuk organik
2015. Bertanam Kacang Hijau. (Kompos) dari arang ampas tebu
www.nad.litbang.pertanian.go.id/ dan limbah ternak. Hal:1-11
ind/index.php/info-
teknologi/699-bertanam-kacang-
hijau. (Diakses 25 Oktober
2017).

74

Anda mungkin juga menyukai